makalah ocd

42
LAPORAN KASUS MODUL ORGAN: MENTAL EMOSIONAL KELOMPOK VI PASIEN MENGALAMI KECELAKAAN TETAPI TERTAWA TERBAHAK - BAHAK Heidi Angelika Anggaria 030.09.109 Luzelia Marta Sequeira Saldanha 030.10.163 M Agung Pratama Yudha 030.10.164 Muhammad Hafizh Muttaqin 030.10.165 Muhammad Reza Adriyan 030.10.166 Nadya Zahra 030.10.201 Nanda Soraya 030.10.202 Ni Kadek Sri Rahayu Wijayanti 030.10.204 Runy Octavianty Pongsitanan 030.10.242 Ryan Fernandi 030.10.243 Sally Kartika 030.10.244 Ully Amri Suharyati 030.10.274 Vanessa Modi Alverina 030.10.275

Upload: heidiangelika

Post on 17-Feb-2016

133 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ME

TRANSCRIPT

Page 1: makalah OCD

LAPORAN KASUS

MODUL ORGAN: MENTAL EMOSIONAL

KELOMPOK VI

PASIEN MENGALAMI KECELAKAAN TETAPI TERTAWA TERBAHAK - BAHAK

Heidi Angelika Anggaria 030.09.109

Luzelia Marta Sequeira Saldanha 030.10.163

M Agung Pratama Yudha 030.10.164

Muhammad Hafizh Muttaqin 030.10.165

Muhammad Reza Adriyan 030.10.166

Nadya Zahra 030.10.201

Nanda Soraya 030.10.202

Ni Kadek Sri Rahayu Wijayanti 030.10.204

Runy Octavianty Pongsitanan 030.10.242

Ryan Fernandi 030.10.243

Sally Kartika 030.10.244

Ully Amri Suharyati 030.10.274

Vanessa Modi Alverina 030.10.275

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 10 MEI 2013

Page 2: makalah OCD

DAFTAR ISI

Daftar Isi ………………………………………………………………………… 1

BAB I : Pendahuluan ……………………………………………………. 2

BAB II : Laporan Kasus ………………………………………………….. 3

BAB III : Pembahasan …………………………………………………….. 5

A. Informasi Pasien ……………………………………………… 5

B. Pengkajian Masalah …………………………………………... 6

C. Pemeriksaan Fisik ………………………………………………. 8

D. Pemeriksaan Diagnostik Lanjutan …...........…………………. . 9

E. Ringkasan Penemuan ………………………………………… . 9

F. Diagnosis …………………………………………….……….. 10

G. Diagnosis Banding ……………………………………………... 10

H. Psikopatologis Kasus………………………………………….. 11

I. Rencana Penatalaksanaan …………..………………………… 13

J. Prognosis …………………………………………...………… 14

BAB IV : Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 15

1. Gangguan Obseseif Kompulsif………………………………. 15

2. Neurofarmakologi ……………..…………………………… 20

3. Kriteria Diagnosis (OCD dan Intoksikasi Kanabis, Amfetamin, Kokain) 21

4. Psikoterapi …………………………………………..….. 24

5. Pasal 127 UU no. 35 tahun 2009 : Penyalahgunaan Narkotika…… 25

BAB V : Kesimpulan …………………………………………………….. 27

Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 28

1

Page 3: makalah OCD

BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi kasus kedua Modul Organ Mental Emosional berjudul “Pasien Mengalami

Kecelakaan Tetapi Tertawa Terbahak-bahak” terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama

dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul 10.00 – 12.00 WIB diketuai oleh Nanda Soraya

dan sekretaris Ryan Fernandi , serta tutor Prof. DR. Dr. A. Prayitno, Sp.KJ, bertempat di Ruang

708B lantai 7 Fakultas Kedokteran Trisakti. Lalu dilanjutkan dengan diskusi sesi kedua yang

jatuh pada hari Senin, 6 Mei 2013 pukul 13.00 – 15.00 WIB dengan diketuai oleh Nanda Soraya

dan sekretaris Runy Octavianty Pongsitanan, yang juga ditutorkan oleh Prof. DR. Dr. A.

Prayitno, Sp.KJ, bertempat di Ruang 708B lantai 7 Fakultas Kedokteran Trisakti.

Berikut merupakan soal serta pembahasan yang mencakup; anamnesis, status mental,

pemeriksaan fisik, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, hingga kepada prognosis pasien

tersebut dijabarkan secara sistematis.

2

Page 4: makalah OCD

BAB II

LAPORAN KASUS

Skenario 1

Tn. Ganda, 25 tahun dimasukkan ke UGD RSU Trisakti dengan diantar oleh polisi setelah

mengendarai sepeda motornya menabrak pohon. Ia jatuh, dengan akibat hematoma pada kepala

daerah pelipis kiri, tetapi tidak pingsan. Di kamar tunggu ia banyak bicara, marah – marah,

tertawa terbahak – bahak, gelisah, tremor kecil dan berkeringat banyak. Penampilan dan status

gizi pasien baik.

Skenario 2

Sejak remaja, Tn Ganda sudah merokok dan kadang – kadang minum alkohol tetapi tidak pernah

mabok. Sejak satu tahun lalu ia morokok ganja terutama pada malam hari libur. Pada

pemeriksaan fisik: Tekanan darah : 150/70mmHg, Frekuensi Nadi : 120 x/menit, Suhu : 36,5˚C,

pupil melebar, konjungtiva merah. Ia masih dapaat bekerja biasa dan tidak ada masalah dalam

pergaulan sosialnya.

Skenario 3

1. Pemeriksaan Status Mental

Terdapat dipersonalisasi dan derealisasi, tetapi waham dan halusinasi tidak ada.

2. Pemeriksaan diagnostic lanjut

Pemeriksaan Fisik Umum : dalam batas normal

Pemeriksaan Neurologis : tanpa deficit neurologis

EKG : normal.

Pemeriksaan radiologi kepala : tidak ada kelainan

Laboratorium darah dan urine: normal, kecuali tetrahidrokanabiol positif.

3

Page 5: makalah OCD

Skenario 4

Perkembangan masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang berarti, hanya ia mengeluh

dididik oleh ayahnya “terlalu keras dan disiplin”. Setelah menginjak dewasa, ia menunjukkan ciri

kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berpikir berulang – ulang.

Ia tahu bahwa pikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi akibatnya ia

menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak.

Kadang – kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya.

Skenario 5

Pasien belum pernsh berobat ke psikiater, tapi beberapa kali berobat ke dokter umum dan

diberikan “obat penenang dan obat tidur” dengan tujuan agar lebih tenang dan tidur lebih

nyenyak.

4

Page 6: makalah OCD

BAB III

PEMBAHASAN

A. INFORMASI LENGKAP PASIEN

IDENTITAS PASIEN:

Nama : Tn. Ganda

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Pria

Pendidikan : -

Agama : -

Suku Bangsa : -

Pekerjaan : -

Status Pernikahan : -

Datang diantar oleh : Polisi

ANAMNESIS

Riwayat Psikiatri

Dari anamnesis didapatkan :

Keluhaan Utama:

Pasien mengalami kecelakaan, tetapi tertawa terbahak-bahak

Riwayat Gangguan Sekarang:

Pasien mengendarai sepeda motor dan menabrak pohon, berakibat hematoma

pada kepala daerah pelipis kiri

Tidak pingsan

Pasien banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak

Gelisah

5

Page 7: makalah OCD

Tremor kecil dan berkeringat banyak

Riwayat Gangguan Dahulu:

Pasien belum pernah berobat ke psikiater, tapi beberapa kali berobat ke dokter

umum dan diberikan”obat penenang dan obat tidur”dengan tujuan agar tidur

nyenyak

Riwayat Kehidupan Pribadi:

Perkembangan masa kanak-kanak dan remaja tidak ada kelainan, ia hanya

menegeluh dididik ayahnya’terlalu keras dan disiplin’

Sejak remaja pasien merokok dan minum alkohol tapi tidak pernah mabuk

Menginjak dewasa ia menunjukan ciri kepribadian yang sering bimbang

Ia juga mengaku selalu tepat waktu, tertib, dan sering berfikir berulang-ulang

Ia tahu fikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi

akibatnya ia menjadi gelisah

Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur nyenyak

Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya

Ia tidak ada masalah dalam pergaulan sosialnya dan masih dapat bejerja biasa

Sejak 1 tahun yang lalu pasien merokok ganja terutama pada malam hari libur

Adapun anamnesis tambahan pada kasus ini, antara lain :

1. Bagaimana kondisi pasien sejak gejala timbul sampai sekarang?apakah semakin

buruk?

2. Apakah ada gejala lain yang timbul? Sakit kepala, mual muntah,dll?

3. Apakah pasien sering mendengar suara-suara aneh?

4. Apakah pasien masih mengingat tentang dirinya? orang tuanya, saudara terdekatnya?

5. Apakah pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya?

6. Seberapa sering pasien mengkonsumsi alkohol dan ganja? dan berapa banyak?

7. Apa nama obat yang sering dikonsumsi pasien agar tidurnya lebih nyenyak?

6

Page 8: makalah OCD

B. P ENGKAJIAN MASALAH

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Masalah Pengkajian Masalah

Tuan Ganda berusia 25 tahun, dimasukkan ke

UGD RSU Trisakti dengan diantar oleh polisi

setelah mengendarai sepeda motornya yang

menabrak pohon

Dimasukkan ke UGD → bisa saja dalam keadaan gawat darurat

Diantar oleh polisi → bisa terlibat masalah hukum

Mengendarai sepeda motor lalu menabrak

pohon → bisa terjadi trauma kepala yang

menyebabkan gangguan organik akibat

kecelakaan atau akibat konsumsi alkohol, zat

psikoaktif yang mengakibatkan kecelakaan

Akibat terjatuh mengalami hematoma pada

kepala daerah pelipis kiri, tetapi tidak pingsan

Hematom pada daerah pelipis kiri → dapat mengakibatkan gangguan proses bicara motoris (afasia motorik) karena kerusakan pada daerah broca atau bisa mengakibatkan gangguan mental organik

Tidak pingsan → tidak ada gangguan pada

formatio reticularis

Di kamar tunggu ia banyak bicara, marah –

marah, tertawa terbahak – bahak, gelisah,

tremor kecil dan berkeringat banyak

Banyak bicara → gangguan psikomotor (stereotipik)

Marah – marah, tertawa terbahak – bahak, gelisah → gangguan emosional (agresi, euphoria, anxietas, afek yang labil)

Tremor kecil dan berkeringat banyak → bisa

karena kegelisahan

RIWAYAT GANGGUAN DAHULU

Masalah Pengkajian Masalah

Belum pernah berobat ke psikiater Belum pernah diobati secara holistik dan tepat

oleh psikiater

Beberapa kali berobat pada dokter umum dan Hanya diberikan terapi psikofarmaka untuk

7

Page 9: makalah OCD

diberikan obat penenang dan obat tidur mengurangi gelisah dan gangguan tidur saja

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Masalah Pengkajian Masalah

Pada masa kanak dan remaja dididik oleh

ayahnya terlalu keras dan disiplin. Setelah

dewasa menunjukkan ciri kepribadian yang

sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan

sering berpikir berulang – ulang. Ia tahu bahwa

pikiran tersebut tidak rasional dan ingin

menghilangkannya, tetapi akibatnya ia menjadi

gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu

lima kali agar tidur lebih nyenyak

Merupakan ciri – ciri gangguan obsesif

kompulsif dan gangguan kepribadian

anankastik

Sejak remaja, Tuan Ganda sudah merokok dan

kadang – kadang minum alkohol tapi tidak

pernah mabok, sejak 1 tahun yang lalu ia

merokok ganja terutama pada malam hari libur

Sejak remaja sudah merokok dan minum alkohol → bisa terdapat gangguan mental dan perilaku akibat tembakau serta alkohol

1 tahun lalu merokok ganja → bisa terjadi

gangguan mental dan perilaku akibat

kanabinoida

Kadang merasa sedih karena pekerjaannya Adanya gangguan atau problem pada

psikososialnya

STATUS MENTAL

Masalah Pengkajian Masalah

Terdapat depersonalisasi dan derealisasi, tetapi

waham dan halusinasi tidak ada

Depersonalisasi → merasa dirinya berubah dan merupakan tanda intoksikasi ganja

Derealisasi → merasa lingkungannya berubah dan merupakan tanda intoksikasi ganja

Tidak ada waham dan halusinasi → dosis ganja

8

Page 10: makalah OCD

yang dikonsumsi tidak besar

C. PEMERIKSAAN FISIK

Masalah Pengkajian Makalah

TD 150/70 mmHg, frekuensi nadi 120x/mPupil melebarKonjungtiva merah

TD 150/70 mmHg → hipertensi grade INadi 120x/m → takikardiaPupil melebar → midriasisKonjungtiva merah → pelebaran pembuluh

darah sclera

Tremor kecil, berkeringat banyak, gelisah,

emosi labil, takikardi, konjungitva merah

Tanda dan gejala intoksikasi ganja (kanabis)

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN

Tidak adanya kelainan pada pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologis, dan

pemeriksaan radiologi kepala menunjukkan bahwa kecelakaan yang baru terjadi hanya terbatas

hematoma pelipis kirinya saja, tidak mengganggu fungsi otaknya, sehingga dapat dikatakan

bahwa gangguan mental pada pasien ini tidak disebabkan karena kecelakaan tersebut.

Pemeriksaan EKG normal juga menunjukkan tidak adanya kelainan pada jantung pasien.

Pemeriksaan darah dan urin yang normal, kecuali ditemukannya tetrahidrokanabinol

membuktikan adanya pemakaian ganja sebelum kecelakaan terjadi, yang kemungkinan besar

merupakan penyebab terjadinya gangguan mental pada pasien ini.

E. RINGKASAN TEMUAN

Pasien Tn. Ganda, 25 tahun diantar oleh polisi setelah sepeda motor yang dikendarainya

menabrak pohon. Terdapat hematoma pada kepala daerah pelipis kiri akibat terjatuh. Selama

di kamar tunggu pasien banyak bicara, marah – marah, tertawa terbahak – bahak, gelisah,

tremor kecil dan berkeringat banyak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah dan

frekuensi nadi meningkat, pupil melebar dan konjungtiva merah. Sejak remaja pasien sudah

merokok dan kadang minum alcohol tetapi tidak pernah mabok. Setahun lalu pasien mulai

9

Page 11: makalah OCD

merokok ganja. Pada pemeriksaan status mental didapatkan dipersonalisasi dan derealisasi.

Pada pemeriksaan laboratorium darah dan urin ditemukan tetrahidrokanabiol positif.

Perkembangan masa kanak dan remaja tidak ada kelainan kecuali pasien mengeluh ayahnya

mendidiknya terlalu keras dan disiplin. Memasuki usia dewasa pasien menunjukkan ciri

kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berpikir berulang –

ulang. Pasien tahu bahwa pikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya tetapi

akibatnya pasien menjadi gelisah. Mengunci pintu lima kali supaya dapat tidur dengan

nyenyak. Kadang – kadang pasien merasa sedih karena pekerjaan. Belum pernah berobat ke

psikiater tetapi sudah beberapa kali berobat ke dokter umum dan diberikan obat penenang

dan obat tidur agar pasien lebih tenang dan tidur nyenyak.

F. DIAGNOSIS

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan psikiatris dan status mental serta pemeriksaan diagnostik lanjutan (pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan Neurologi, EKG, radiologi kepala dan laboratorium darah dan urin), diagnosis kerja kelompok kami adalah Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Kanabinoida serta gangguan obesesif kompulsif, karena sudah memenuhi kriteria diagnostik Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Kanabinoida dan gangguan obsesif kompulsif dari edisi keempat revisi Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR). 1

Diagnosis multiaksial dapat dituliskan sebagai berikut:

Aksis I : F12 Gangguan mental dan Perilaku akibat penggunaan Kanabinoida

Aksis II : F42 Gangguan Obsesif Kompulsif

Aksis III : S00-T98 Cedera, keracunan dan akibat kausa eksternal (terdapat hematom di kepala)

Aksis IV : Masalah Pekerjaan

Aksis V : GAF = 55 (gejala sedang, disabilitas sedang)

G. DIAGNOSIS BANDING a. Kelainan Mental Organik Akibat Amfetamin2

Gejala-gejala Intoksikasi Amfetamin atau Agen yang Kerjanya Serupa dengan Simpatomimetik adalah selain yang ada pada sindrom intoksikasi termasuk berkelahi,

10

Page 12: makalah OCD

kekuasaan, terlampau waspada, agitasi psikomotor, tahikardia, dilatasi pupil, tekanan darah meningkat, berkeringat atau menggigil, mual atau muntah

AMFETAMIN2

Amfetamin merangsang pelepasan neurotransmitter, norepinefrin, dan dopamine dari otak dan sistem saraf simpatis (terminal saraf tepi). Amfetamin menyebabkan euphoria dan kesiagaan tetapi juga mengakibatkan tidak dapat tidur, gelisah, tremor, dan iritabilitas. Pemakaian terus menerus dari amfetamin dapat mengakibatkan masalah-masalah kardiovaskuler (peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, palpitasi, aritmia jantung). Waktu paruh dari amfetamin

bervariasi dari 4-30 jam. Amfetamin dieksresikan lebih cepat pada urin yang asam dari pada urin yang basa. Efek samping penggunaan amfetamin adalah gelisah, insomnia, takikardia, hipertensi, palpitasi jantung, mulut terasa kering, anoreksia, berat badan turun, diare atau konstipasi, impotensi.

b. Kelainan Mental Organik Akibat KokainGejala-gejala Intoksikasi Kokain, selain yang ada pada sindrom intoksikasi, termasuk euphoria berkelahi, merasa berkuasa, terlampau waspada, agitasi psikomotor, takikardia, dilatasi pupil, tekanan darah meningkat, berkeringat atau menggigil, mual atau muntah, halusinasi visual, atau taktil.

KOKAIN 3

Sifat Farmakologi :

- Vasokonstriktor poten- Absorbsinya lambat waktu paruh 1 jam setelah pemberian per oral atau nasal- Dosis : Rendah : menurunkan denyut jantung, Sedang : meningkatkan denyut jantung dan

tekanan darah

Indikasi Klinik :

Digunakan sebagai anestesi topical, terutama untuk hidung dan tenggorokan

Toksisitas Dosis Toksik Kokain :

Menimbulkan perangsangan SSP (iritabilitas, psikosis, kejang) diikuti oleh depresi pernapasan; potensi kuat menimbulkan penyalahgunaan (ketergantungan psikologis)

H. PSIKOPATOLOGIS KASUS

11

Page 13: makalah OCD

12

Tn. Ganda, 25 tahun

Didikan ayah yang “keras dan disiplin” sejak kecil

Obsessive – Compulsive Disorder

Sering bimbang

Selalu tepat waktu

Tertib

Sering berfikir berulang

Mengunci pintu 5x sebelum tidurSadar bahwa pikirannya tidak

rasional dan berusaha menghilangkannya

Depresi

Konsumsi ganjaKonsumsi alkohol

Masalah pekerjaan

Banyak bicara

Marah – marah

Tertawa

terbahak – bahak

Gelisah

Tremor kecil

Berkeringat banyak

Intoksikasi cannabis

Derealisasi

Depersonalisasi

Pupil midriasis

Takikardi

Kongjungtiva merah

Page 14: makalah OCD

I. RENCANA PENATALAKSANAAN

Rawat Inap dengan tujuan untuk rehabilitasi dari penggunaan zat psikoaktif, selain itu diperlukan

juga terapi suportif berupa psikoterapi individual, keluarga dan kelompok. Pada pasien ini juga

dibutuhkan psikofarmaka untuk terapi gangguan obsesif kompulsif yang diderita pasien, berikut

adalah terapi pada gangguan obsesif kompulsif:

PSIKOFARMAKA4,5

1. clomipramine

dimulai dengan dosis 25 sampai 50 mg sebelum tidur dan dapat ditingkatkan dengan

peningkatan 25 mg sehari tiap 2 sampai 3 hari, sampai dosis maksimum 250 mg

sehari atau tampaknya efek samping yang membatasi dosis (sedasi, hipotensi,

disfungsi seksual,dll)

2. SSRI

Fluoxetine digunakan dengan dosis sampai 80 mg sehari untuk mencapai manfaat

terapeutik (toleransi lebih baik dibandingkan dengan clomipramine). Kadang disertai

dengan gejala overstimulasi, kegelisahan, nyeri kepala, insomnia, mual dan efek

samping gastrointestinal.

PSIKOTERAPI

Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir

sama dengan gangguan kecemasan lainnya.

Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam

pemberian treatment berbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD

pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap.

Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD

mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan

kebiasaan-kebiasaannya itu.

13

Page 15: makalah OCD

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada

individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres

muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.

J. PROGNOSIS

Prognosis pada pasien ini masih dapat dikatakan baik karena secara umum tidak menimbulkan kematian. Akan tetapi, penggunaan kanabis dalam jangka panjang, meningkatkan resiko penyakit respiratorik kronik dan kanker paru. Selain itu, dalam beberapa laporan menunjukkan bahwa penggunaan kanabis dalam jangka panjang menyebabkan atrofi serebri, kerentanan terhadap kejang, kerusakan kromosom, defek lahir, reaktivitas imun terganggu, perubahan konsentrasi testosteron, dan disregulasi siklus menstruasi.

Pada pasien ini juga terdapat gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Perjalanan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Tetapi biasanya pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif sering menyadari penderitaan mereka dan mereka mencari terapi mereka sendiri.

14

Page 16: makalah OCD

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

1. Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder /OCD)6

1.1 Definisi

Penyakit Obsesif Kompulsif ditandai dengan adanya  obsesi dan  kompulsi.

Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan

mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau

paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.

Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi

dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang

sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat

mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-

kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh

repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang

(kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.

Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran

menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan

dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.

1.2 Penyebab

Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan

bentuk karakteristik kepribadian seseorang, Pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-

kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal

kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan

kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku

tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara

berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

15

Page 17: makalah OCD

Kemungkinan Penyebab Obsesif Kompulsif adalah :

1. Genetik - (Keturunan) - Memiliki anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit

ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder). Masalah neurologi

dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD.

2. Organik - Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga

adalah salah satu penyebab OCD. 

3. Kepribadian - Individu yang mempunya kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat

gangguan OCD. Ciri-ciri individu yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan

mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit

bekerja sama dan tidak mudah mengalah. 

4. Pengalaman Masa Lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara

seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.

5. Konflik – Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang

berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan

diri.

6. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan

sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala

yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau

berkeinginan untuk membunuh bayinya.

Berikut adalah individu yang berisiko menderita OCD:

Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan

atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih

dapat diperhitungkan) 

Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan

singulum. 

Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi 

Riwayat gangguan kecemasan 

Depresi 

Individu yang mengalami gangguan seksual

1.3 Ciri – Ciri Obsesif Kompulsif

16

Page 18: makalah OCD

Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan

tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2

minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau

didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa

perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.

2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan

dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau

kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi

stres yang dirasakannya. 

4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus

dalam beberapa kali setiap harinya. 

5. Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan

menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu

fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain. 

6. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti

mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.

Berbagai perilaku gangguan yang sering terjadi:

Membersihkan atau mencuci tangan 

Memeriksa atau mengecek 

Menyusun 

Mengkoleksi atau menimbun barang 

Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif) 

Takut terkontaminasi penyakit/kuman 

Takut membahayakan orang lain 

Takut salah 

Takut dianggap tidak sopan 

Perlu ketepatan atau simetri 

17

Page 19: makalah OCD

Bingung atau keraguan yang berlebihan. 

Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)

Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif

tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku

kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara

berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering

mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.

1.4 Penatalaksanaan

Psikoterapi.

Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir

sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk

disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku)

dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal.

Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti

sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi

bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah

kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh

praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.

Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam

pemberian treatment berbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD

pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap.

Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD

mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan

kebiasaan-kebiasaannya itu.

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada

individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres

muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.

Farmakologi 4

18

Page 20: makalah OCD

Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan

dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter

atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah

melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang

merugikan.

Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti Selective serotonin reuptake

inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini

adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro), paroxetine (Paxil),

dan citalopram (Celexa).

Trisiklik (Tricyclics)

Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan

lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai

dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan,

mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan

isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau

anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol),

obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah

tinggi.

2. NEUROFARMAKOLOGI7

Komponen utama dari kanabis adalah A9-TCH; tetapi, tanaman kanabis mengandung lebih

dari 400 zat kimia, yang kira-kira 60 buah di antaranya secara kimiawi berhubungan dengan A9-

19

Page 21: makalah OCD

TC11. Pada manusia, A9-TCH secara cepat dikonversi menjadi 11-hidroksi-A9-TCH, suatu

metabolit yang aktif di dalam sistem saraf pusat.

Suatu reseptor spesifik untuk kanabinol telah diidentifikasi, diklon (cloned), dan

dikarakterisasi. Reseptornya adalah anggota dari keluarga reseptor yang berkaitan dengan protein

G. Reseptor kanabinoid diikat dengan protein G inhibitor (Gi), yang berikatan dengan adenilil

siklase di daiam pola menginhibisi. Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi yang

tertinggi di ganglia basalis. hipokampus, dan serebelum. dengan konsentrasi yang lebih rendah di

korteks serebral. Reseptor tidak ditemukan di batang otak. suatu kenyataan yang konsisten

dengan efek kanabis yang minimal pada fungsi pernapasan dan jantung. Penelitian pada binatang

telah menemukan bahwa kanabinoid mempengaruhi neuron monoamin dan gamma-aminobutyric

acid (GABA). Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa binatang tidak menggunakan

kanabinoid dengan sendirinya, seperti yang mereka lakukan dengan zat yang disalahgunakan

lainnya. Selain itu. suatu perdebatan tentang apakah kanabinoid menstimulasi yang disebut pusat

kesenangan, (reward centers) di otak, seperti neuron dopaminergik dari area tegmental ventralis.

Tetapi, toleransi terhadap kanabis memang terjadi, dan ketergantungan fisikologi adalah tidak

kuat. Gejala putus ka nabis pada manusia adalah terbatas sampai peningkatan ringan dalam

iritabilitas, kegelisahan, insomnia, anoreksia, dan mual ringan; semua gejala tersebut ditemukan

hanya jika seseorang menghentikan kanabis dosis tinggi secara mendadak.

Jika kanabis digunakan seperti rokok (smoked), efek euforik tampak dalam beberapa mehit,

mencapai puncak dalam kira-kira 30 menit, dan bcr-langsung dua sampai cmpat jam. Beberapa

efek motorik dan kognitif berlangsung selama 5 sampai 12 jam. Kanabis juga dapat digunakan

peroral jika disiapkan dalam makanan, seperti brownies dan cakes. Kira-kira harus digunakan

dua sampai tiga kali lebih banyak kanabis yang digunakan peroral untuk sama kuatnya dengan

20

Page 22: makalah OCD

kanabis yang digunakan melalui inhalasi asapnya. Banyak variabel yang mempengaruhi sifat

psikoaktif dari kanabis, termasuk potensi penggunaan kanabis, jalur pemberian, teknik mengisap,

efek pirolisis dari kandungan kanabinoid, dosis, lingkungan. pengalaman masa lalu pemakai,

harapan pemakai, dan kerentanan biologis unik dari pemakai terhadap efek kanabinoid.

3. KRITERIA DIAGNOSIS (OCD dan Intoksikasi Kanabis, Amfetamin, Kokain)

3.1 Kriteria diagnosis DSM IV-TR Obsesif-Kompulsif

A. Salah satu obsesi atau kompulsi

Obsesi seperti yang di definisikam oleh (1),(2),(3),dan(4)

1. Pikiran,impuls atau bayangan yang berulang dan menetap yang di alami, pada suatu

saat selama gangguan, dirasakan menganggu dan tidak sesuai dan menyebabkan

kecemasaan dan penderitaan yang jelas

2. Pikiran,impuls atau bayangan tidak hanya kekhawatiran berlebihan tentang masalah

kehidupan yang nyata

3. Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran,impuls atau bayangan

tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain

4. Orang menyadari bahwa pikiran,impuls atau bayangan obsesional adalah hasil dari

pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran).

Kompulsi seperti yang didefinisikam (1) dan (2)

1. Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan,mengurutkan memeriksa) atau tindakan

mental (misalnya, berdoa,menghitung,mengulangi kata-kata dalam hati) yang di

rasakannya mendorong untuk melakukan sebagai respon terhadap suatu obsesi, atau

menurut dengan aturan yang harus di patuhi secara kaku

2. Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau mengurangi

penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan, akan tetapi,

perilaku atau tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan acara yang realistik

dengan apa yang mereka maksudkan atau menetralkan atau mencegah atau secara

jelas berlebihan

21

Page 23: makalah OCD

B. Pada suatu waktu selama perjalanan gangguan, orang menyadari bahwa obsesi atau

kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan

C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas, menghabiskan waktu (lebih

dari 1 jam sehari) atau secra bermakna menganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan

(atau akademik) atau kegiatan atau hubungan sosial yang biasanya.

D. Jika terdapat gangguan aksis 1 lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya

(misalnya, preokupasi dengan makanan yang terdapat pada gangguan makan: mencabut

rambut yang terdapat pada trikotilomania: perhatian pada penampilan yang terdapat pada

gangguan dismorfik tubuh. Preokupasi dengan zat yang terdapat pada suatu gangguan

penggunaan zat, preokupasi dengan menderita suatu penyakit serius yang terdapat pada

hipokondriasis, preokupasi dengan dorongan atau fantasi seksual yang terdapat pada

parafilia, atau perenungan bersalah yang terdapat pada gangguan Depresi Mayor)

E. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (misalnya

penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum.

3.2 Kriteria diagnosis DSM IV-TR Intoksikasi Kanabis :

a. Baru saja menggunakan kanabis

b. Perilaku amladaptif atau perubahan psikologis yang secara klinis bermakna (misalnya:

gangguan koordinasi motorik,euforia,kecemasan,sensasi waktu menjadi lambat,gangguan

pertimbangan,penarikan diri dari sosial) yang berkembang selama, atau sesasaat setelah

menggunakan kanabis

c. Dua atau lebih tanda berikut ini, berkembang dalam 2 jam penggunaan kanabis :

1. Injeksi konjungtiva

2. Peningkatan nafsu makan

3. Mulut kering

4. Takikardi

d. Gejala tidak disebabkan oleh suatu kondisi medis umum dari tidak lebih baik dijelaskan

oleh gangguan mental lainnya

3.3 Kriteria diagnostik untuk Intoksikasi Amfetamin

22

Page 24: makalah OCD

A. Pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan (misalnya: methylphenldate) yang

belum lama terjadl.

B. Perllaku maladaptlf atau perubahan perllaku yang barmakna secara klinls (mlsalnya,

euforia atau penumpulan afektif; perubahan sosiabilitas; kewaspadaan berlebihan;

kepekaan Interpersonal; kecemasan, ketegangan, atau kamarahan; perilaku stereotipik;

gangguan pertimbangan atau gangguan fungsi soslal atau pekerjaan) yang berkembang

selama, atau segera setelah, pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan

C. Dua (atau lebih) hal berikut, berkembang selama. atau segera sesudah, pemakaian

amfetamin atau zat yang berhubungan

(1) takikardia atau bradikardia

(2) dilatasi pupil

(3) penlnggian atau penurunan tekanan darah

(4) berkeringat atau menggigil

(5) mual atau muntah

(6) tanda-tanda penurunan berat badan

(7) agitasi atau retardasi psikomoior

(8) kelemahan otot, depresl pernapasan, nyeri dada. atau aritmia jantung

(9) konfusi, kejang. diskinesia, distonia, atau koma.

D. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh

gangguan mental lain

sebutkan jika dengan gangguan persepsi

3.4 Kriteria Diagnostik untuk Intoksikasi Kokain

A. Pemakaian kokain yang belum lama

B. Perilaku maladaptif atau perubahan perilaku yang bermakna secara klinis (misalnya,

euforia atau penumpulan afektif; perubahan sosiabilitas; kewaspadaan berlebihan;

kepekaan Interpersonal; kecemasan, ketegangan, atau kamarahan; perilaku stereotipik;

23

Page 25: makalah OCD

gangguan pertimbangan atau gangguan fungsi soslal atau pekerjaan) yang berkembang

selama, atau segera setelah, pemakaian amfetamin atau zat yang berhubungan

C. Dua (atau lebih) tanda berikut, berkembang selama. atau segera sesudah, pemakaian

kokain

(1) takikardia atau bradikardia

(2) dilatasi pupil

(3) peninggian atau penurunan tekanan darah

(4) berkeringat atau menggigil

(5) mual atau muntah

(6) tanda-tanda penurunan berat badan

(7) agitasi atau retardasi psikomotor

(8) kelemahan otot, depresl pernapasan, nyeri dada. atau aritmia jantung

(9) konfusi, kejang. disklnesla, distonia, atau koma

D. Gejala bukan karena kondisi medis umum clan tidak dapat lebih baik diterangkan oleh

gangguan mental lain.

Sebutkan jika: dengan gangguan persepsi

4. PSIKOTERAPI

Pengertian

Psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk

menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.

Jenis-jenis psikoterapi

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka psikoterapi dibagi atas:

1. Psikoterapi suportif

Yang memiliki tujuan untuk mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi

yang ada, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik, dan

perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

24

Page 26: makalah OCD

2. Psikoterapi reedukatif

Tujuannya adalah mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu dan

membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.

3. Psikoterapi rekonstruktif

Memiliki tujuan untuk dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk

mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

5. PASAL 127 UU NO 35 TAHUN 2009 MENGENAI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Setiap penyalahguna:

a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun.

b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua ) tahun.

c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

Dalam hal penyalahgunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti

sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, orang yang melakukannya wajib menjalani rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial.

Penggolongan 3 tingkat narkotika:

A. Narkotika Golongan I

Narkotika yang sangat berbahaya daya adiktifnya sangat tinggi dan hanya untuk pengembangan

ilmu pengatahuan saja. Contoh: Ganja, Heroin, Kokain, dan Opium

B. Narkotika Golongan II

Memiliki daya adiktif yang kuat, tetapi berguna dalam ilmu pengobatan dan terapi. Contoh:

Morfin, Benzetidin, Betametadol dan Petidin.

C. Narkotika Golongan III

Memiliki daya adiktif yang kurang begitu kuat dan potensi ketergantungannya ringan sehingga banyak

digunaka untuk terapi dalam ranah medis. Contoh: Codein, Metadon, dan Naltrexon.

25

Page 27: makalah OCD

26

Page 28: makalah OCD

BAB V

KESIMPULAN

Pasien, Tn. Ganda, 25 tahun dengan keluhan utama mengalami kecelakaan tetapi tertawa

terbahak – bahak. Pasien diantar polisi setelah menabrak pohon saat mengenderai motornya.

Setelah kecelakaan tersebut selama diruang tunggu pasien banyak bicara, marah – marah, tertawa

terbahak – bahak, gelisah tremor kecil dan berkeringat banyak. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan tekanan darah dan frekuensi nadi meningkat serta pupil melebar dan konjungtiva

merah, gejala – gejala ini dicurigai sebagai akibat dari penggunaan zat psikoaktif. Setelah

dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin ditemukan tetrahidrokanabiol positif dimana

ini mendukung kecurigaan gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif jenis

kanabinoidea. Selain itu juga pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh dididik oleh ayahnya

terlalu keras dan disiplin dan setelah menginjak dewasa ia menunjukkan ciri kepridaan yang

bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berfikir berulang – ulang. Sebelum tidur ia selalu

mengunci pintu lima kali agar bisa tidur nyenyak dan kadang merasa sedih karena masalah

pekerjaan. Ciri kepribadian yang ditunjukkan pasien dicurigai sebagai gangguan obsesif

kompulsif.

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan psikiatris dan status mental serta pemeriksaan diagnostik

lanjutan (pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan Neurologi, EKG, radiologi kepala dan

laboratorium darah dan urin), diagnosis kerja kelompok kami adalah Gangguan Mental dan

Perilaku akibat Penggunaan Kanabinoida serta gangguan obesesif kompulsif, karena sudah

memenuhi kriteria diagnostik Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Kanabinoida

dan gangguan obsesif kompulsif dari edisi keempat revisi Diagnostik dan Statistik Manual of

Mental Disorders (DSM-IV-TR).

Prognosis pada pasien ini masih dapat dikatakan baik karena secara umum tidak

menimbulkan kematian.

27

Page 29: makalah OCD

DAFTAR PUSTAKA

1. American Psychiatry Association. Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorders, 4 th ed

(DSM-IV). 1994.

2. Kee, Joyce L. and Hayes, Evelyn R. Farmakologi (Pendekatan Proses Keperawatan). 1st

ed. Jakarta : ECG. 1996. P.1963. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Kumpulan Kuliah Farmakologi. 2nd ed. Jakarta : ECG. 2008. p.5954. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 3rd ed. Jakarta : Nuh Jaya;

2007.p.47

5. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2002

6. Sadock BJ, Sadock VA. Buku ajar psikiatri klinis. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2012. p.227-32

7. Kaplan, Harol I, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri: Ilmu pengetahuan perilaku psikiatri

klinis jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara; 2010. p.640-45

28