makalah mpkt fungsi otak

21
I. Fungsi Otak A. Tiga Serangkai Otak Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih. Berdasarkan penelitiannya, Paul D. MacLean, seorang ahli neorusains asal Amerika, mencetuskan sebuah konsep yang disebut Tiga Serangkai Otak (The Triune Brain/Three-layered Brain). Otak manusia telah melalui tahapan evolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan otak (MacLean: 1990). Ketiga lapisan penyusun otak adalah R-Complex, Limbic System, dan Neo Cortex. Masing-masing lapisan memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi fungsi satu sama lain dalam menentukan perilaku suatu individu. 1. R-Complex R-Complex merupakan lapisan pertama dan tertua dalam proses evoulsi otak. R-Complex terdiri dari batang otak dan cerebellum. R-Complex sering disebut juga sebagai otak reptile karena memiliki fungsi yang dominan pada hewan jenis reptile. Bagian R-Complex mengatur gerakan-gerakan involunter dari manusia yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya, beberapa diantaranya adalah gerak jantung, peredaran darah, reproduksi, dan bernafas. R-Complex bekerja secara autopilot atau otomatis. Otak ini akan

Upload: triana-yusman

Post on 06-Feb-2016

135 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

abc

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah MPKT Fungsi Otak

I. Fungsi Otak

A. Tiga Serangkai Otak

Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih.

Berdasarkan penelitiannya, Paul D. MacLean, seorang ahli neorusains asal

Amerika, mencetuskan sebuah konsep yang disebut Tiga Serangkai Otak (The

Triune Brain/Three-layered Brain). Otak manusia telah melalui tahapan evolusi

dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan otak (MacLean: 1990).

Ketiga lapisan penyusun otak adalah R-Complex, Limbic System, dan Neo Cortex.

Masing-masing lapisan memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi

fungsi satu sama lain dalam menentukan perilaku suatu individu.

1. R-Complex

R-Complex merupakan lapisan pertama dan tertua dalam proses

evoulsi otak. R-Complex terdiri dari batang otak dan cerebellum. R-

Complex sering disebut juga sebagai otak reptile karena memiliki fungsi

yang dominan pada hewan jenis reptile.

Bagian R-Complex mengatur gerakan-gerakan involunter dari

manusia yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya, beberapa

diantaranya adalah gerak jantung, peredaran darah, reproduksi, dan

bernafas. R-Complex bekerja secara autopilot atau otomatis. Otak ini

akan melaksanakan fungsinya tanpa harus diperintah atau berpikir.

Selain mengatur tentang gerakan involunter, R-Complex juga mengatur

perilaku pertahanan diri atau “Fight or Flight” behavior.

Kerusakan pada bagian R-Complex dapat berakibat fatal bagi

kelansungan hidup seseorang. Dengan ilmu medis yang ada sekarang

dapat diketahui apakah batang otak seseorang masih bekerja atau tidak.

Oleh karena itu alih-alih memeriksa apakah jantung seseorang masih

berdetak atau tidak, tenaga medis akan memeriksa fungsi batang otak

untuk menentukan apakah seseorang masih hidup atau tidak.

2. Limbic System

Lapisan otak kedua yang terbentuk dalam tahapan evolusi otak

manusia adalah sistem limbik atau otak Paleomammalia. Bagian ini

Page 2: Makalah MPKT Fungsi Otak

memegang peranan penting dalam mengatur emosi, motivasi, kebiasaan,

proses pembelajaran, dan pembentukan memori. Sistem limbik terdiri

dari dua struktur penting, yaitu amygdala dan hippocampus.

a. Amygdala

Amygdala pada suatu organisme memiliki fungsi untuk mengenali

situasi. Amygdala akan berusaha mengenali situasi apakah sesuatu

berbahaya atau tidak, apakah sesuatu penting atau tidak. Amygdala

akan merespon keadaan-keadaan atau situasi-situasi tertentu dengan

cara melepaskan senyawa-senyawa kimia yang disebut hormon

untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, tubuh akan bereaksi

terhadap keadaan yang sedang dihadapi.

Pada manusia, amygdala tidak hanya untuk mengenali situasi,

tetapi juga untuk memahami ekspresi dan emosi orang yang sedang

dihadapinya. Dengan pemahaman ini seseorang dapat memberikan

respon yang tepat terhadap emosi yang diberikan.

Kerusakan pada bagian amygdala dapat menyebabkan buta afektif

atau ketidakmampuan menangkap emosi. Hal ini disebabkan hilang

atau berkurangnya fungsi amygdala dalam mengerti emosi yang

diberikan lawan bicara seseorang sehingga menyebabkan salah

persepsi terhadap emosi tersebut. Buta afektif dapat berpengaruh

buruk dalam hubungan interpersonal seseorang.

b. Hippocampus

Hippocampus merupakan bagian yang memiliki peran khusus

dalam pembentukan ingatan jangka panjang. Hippocampus berfungsi

untuk membentuk ingatan mengenai fakta-fakta yang dialami dan

didapat suatu individu walaupun hanya mengalami sekali saja. Oleh

karena itu bagian ini memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran.

3. Neo Cortex

Neo Cortex atau otak Neomammalian merupakan lapisan terakhir

yang dihasilkan oleh proses evolusi otak. Neo Cortex merupakan lapisan

Page 3: Makalah MPKT Fungsi Otak

teratas yang menyelubungi otak. Bagian otak ini hanya dimiliki oleh

mamalia dan hanya mamalia kelas tinggi (primata dan lumba-lumba)

yang memiliki neo cortex dengan ukuran yang sangat besar. Berbeda

dengan amygdala yang bekerja dengan sistem intuitif dan primitif, neo

cortex bekerja dengan sistem analitis yang lebih canggih sehingga sering

disebut sebagai otak berpikir atau otak logika. Neo cortex pada manusia

memberikan kemampuan untuk berpikir abstrak, transendens, dan tidak

terbatas pada hal-hal yang dialami saat ini saja.

Ketiga serangkai otak tidak bekerja secara terpisah, melaikan bekerja secara

bersama-sama dan saling berkaitan satu sama lain. Tiga lapisan otak bekerja

layaknya suatu komputer biologis (MacLean: 1990). Secara konseptual, hubungan

ketiga bagian otak memiliki sistem kerja sebagai berikut: R-Complex memberikan

respon terhadap ransangan yang didapatkan dari panca indera. Respon ini

kemudian diteruskan kepada sistem limbik untuk menentukan perasaan terhadap

rangsangan tersebut. Dari respon perasaan yang muncul, neo cortex berperan

untuk menentukan tindakan apa yang diambil oleh suatu individu.

B. Dua Hemisfer Otak

Kemampuan berpikir manusia merupakan hasil kontribusi dari bagian terluar

Cerebral Cortex. Cerebral cortex milik manusia memiliki ketebalan dua kali li[at

dari mamalia lainnya sehingga memiliki fungsi yang lebih kompleks. Secara

fisiologis, otak manusia terbagi menjadi dua hemisfer yang mengendalikan tubuh

secara silang. Bagian otak kanan mengendalikan hemisfer tubuh bagian kiri dan

begitu juga sebaliknya.

Penelitian tentang kedua belahan otak ini kemudian berlanjut hingga pada

tahun 1960, seorang ahli neuropsikologi dan neurobiologi bernama Roger

Wolcott Sperry mencetuskan bahwa selain mengatur hemisfer tubuh yang

berbeda, kedua hemisfer otak juga memiliki fungsi yang berbeda. Sperry pada

kala itu sedang meneliti tentang epilepsi dan cara mengurangi efeknya pada

manusia. Beliau menemukan bahwa dengan memotong sebagian dari corpus

Page 4: Makalah MPKT Fungsi Otak

collosum (struktur penghubung dua hemisfer otak) efek kejang epilepsi pada

pasien dapat berkurang. Namun terdapat efek samping yang terjadi pada pasien

yang diteliti. Beberapa pasien yang diobati dengan metode ini mengalami

penurunan kemampuan berbicara dan kehilangan sebagian kemampuan dalam

mengenali objek. Dari temuannya ini lah, Sperry mencetuskan bahwa kedua

hemisfer otak memiliki fungsi yang berbeda.

1. Belahan Otak Kiri

Sistem pendidikan pada umumnya lebih menitikberatkan pada

kemampuan otak kiri, sehingga kecerdasan otak kiri seringkali dikaitkan

dengan keberhasilan seseorang. Otak kiri memiliki spesialisasi dalam

menghadapi masalah sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika,

penalaran, dan operasi rutin (Sousa: 2003). Orang-orang yang memiliki otak

kiri yang kuat cenderung berpikir secara sistematis dan taat pada aturan.

2. Belahan Otak Kanan

Belahan otak kanan memiliki sifat bebas dan terlepas dari aturan, sehingga

seringkali dikaitkan dengan kreativitas. Otak kanan bersifat heuristic, sangat

bebas, dan melompat-lompat. Otak kanan berperan dalam menghadapi

masalah holistic, abstrak, bahasa tubuh, pencerahan, dan operasi baru (Sousa:

2003). Otak kanan bertanggung jawab atas kecerdasan emosional dan ingatan

jangka panjang.

Dalam proses keratif, otak kanan berperan dalam menciptakan ide-ide baru.

Namun, karena sifatnya yang bebas dan tidak taat aturan, seingkali ide-ide

tersebut sulit direalisasikan. Dalam proses mewujudkan ide tersebut, diperlukan

otak kiri yang lebih teratur dan taat peraturan. Oleh karena itu, kreativitas dapat

dikatakan sebagai hasil kerja sama kedua belahan otak.

C. Peta Otak

Teori perbedaan fungsi kedua hemisfer otak bertahan cukup lama hingga

ditemukannya beberapa fakta terbaru mengenai fungsi otak. Studi terbaru

membuktikan bahwa tidak ada perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan.

Page 5: Makalah MPKT Fungsi Otak

Dalam studi kemampuan berbahasa diteliti mengenai bagian otak yang aktif pada

manusia ketika menggunakan kemampuan berbahasa. Hasil yang didapat adalah

97% dari subjek aktif pada bagian otak kiri ketika menggunakan kemampuan

berbahasa. Akan tetapi 19% dari subjek yang merupakan orang kidal mengalami

keaktifan di hemisfer kanan otaknya, dan 68% dari subjek yang kidal mengalami

keaktifan di kedua belahan otaknya secara bersamaan. Hal ini membuktikan

bahwa kemampuan berbahasa tidak termonopoli di bagian otak kiri.

Fungsi otak tidak terbagi berdasarkan hemisfer otaknya, melainkan

berdasarkan sisi aktifnya. Kedua belahan otak bekerja secara bersamaan dalam

mengolah informasi dan menghasilkan ide.

Gambar 1. Peta Fungsi Otak Berdasarkan Sisi Aktif

(Sumber: http://www.dana.org/uploadedImages/Images/neuroanatomy_large.jpg)

Page 6: Makalah MPKT Fungsi Otak

II. Jenis Kecerdasan

Perilaku manusia diregulasi oleh otak, hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil

penelitian yang menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara perilaku

seseorang dengan aktifitas otaknya. Dari premis tersebut, kecerdasan seseorang

menjadi sesuatu yang diperbincangkan pada awal abad kedua puluh. Adanya

pengaruh kecerdasan dengan perilaku yang menghasilkan keberhasilan seseorang

menarik perhatian banyak ilmuwan. Secara umum kecerdasan dibagi menjadi tiga

bagian yang terdiri dari kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

spiritual.

A. Kecerdasan Intelektual

Konsep mengenai intelegensi didasari pada teori Darwin mengenai survival of

the fittest yang berpandangan bahwa spesies yang dapat bertahan adalah spesies

yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Dari pemikiran ini para ahli

menyimpulkan bahwa manusia yang unggul adalah manusia yang dapat

beradaptasi dengan lebih baik. Oleh karena itu penelitian mengenai kemampuan

intelegensi seseorang dan metode pengukurannya mulai dilakukan.

Secara umum kecerdasan intelektual adalah kemampuan untuk menggunakan

kognisi (penalaran) guna menyelesaikan permasalahan dan beradaptasi dengan

lingkungan. Menurut King dalam bukunya The Science of Psychology,

intelegensi adalah kemampuan multiguna untuk melaksanakan perintah kognitif,

menyelesaikan masalah, dan untuk belajar dari pengalaman.

Pengukuran intelegensi pertama kali dilakukan pada masa Perang Dunia I.

Pengukuran intelegensi dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat guna

merekrut tentara-tentara terpilih untuk menjalankan misi-misi tertentu. Intelegensi

manusia diukur menggunakan suatu skala yang disebut Intelligence Quotient atau

IQ.

Pada tahun 1904, Charles Spearman, psikolog asal Inggris, mencetuskan

sebuah konsep yang disebut sebagai kecerdasan tunggal atau the G Factor.

Spearman melakukan beberapa tes mental kepada beberapa subjek untuk

mengetahui tingkat kecerdasan orang tersebut. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa subjek yang memiliki perforam baik dalam suatu tes kognitif akan

Page 7: Makalah MPKT Fungsi Otak

memiliki performa yang baik di dalam tes yang lain. Begitu juga sebaliknya. Dari

penelitian ini, Spearman menyimpulkan bahwa manusia memiliki kecerdasan

tunggal yaitu kemampuan kognitif umum yang dapat diukur dan dinilai.

Kecerdasan tunggal ini sering kali disebut sebagai kemampuan analitikal.

Permasalahan yang muncul di masyarakat adalah mengapa seseorang yang

memiliki kemampuan analitikal tinggi masih mengalami kegagalan di dalam

kegiatan bermasyarakat. Louis L. Thurstone pada tahun 1938 mencetuskan teori

mengenai tujuh kemampuan mental dasar atau primary mental abilities.

Thurstone membagi kecerdasan intelegensi menjadi 7 kemampuan mental dasar,

yaitu kemampuan verbal, penalaran, kemampuan numeric, kelancaran berkata-

kata, mengasosiasikan memosi, visualisasi spasial, dna kecepatan perseptual.

Teori mengenai kemampuan mental dasar kemudian dikembangkan oleh

Howard Gardner, seorang ilmuwan dari Harvard, menjadi sebuah teori yang

dikenal dengan nama Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence). Gardner

dalam bukunya yang berjudul Frame of Mind membagi kecerdasan intelektual

menjadi delapan macam yang didasarkan pada kemampuan yang dihargai dalam

berbagai budaya yang ada di dunia. Gardner membagi kecerdasan intelektual

menjadi visual-spasial, verbal-linguistik, kinestetik, logika-matematika, inter

personal, musical, intra personal dan naturalistik.

Sedikit berlawanan dengan teori Gardner, Robert Sternberg berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan intelegensi adalah aktivitas mental yang bertujuan

unutk beradaptasi dengan lingkungan yang relevan dengan kehidupan seseorang.

Sternberg berpendapat bahwa beberapa macam intelgensi yang diajukan Gardner

lebih menjurus kepada bakat seseorang, bukan kecerdasan intelegensi secara

umum. Sternberg membagi kecerdasan intelektual menjadi tiga macam, yaitu

analitikal (kemampuan memecahkan masalah), praktikal (kemampuan

beradaptasi), dan kreatif (kemampuan menggunakan pengalaman dan kemampuan

untuk mengatasi hal baru). Teori ini dikenal dengan nama Triarchic Theory of

Intelligence atau Trias Intelegensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelegensi antara lain:

a. Umur

Page 8: Makalah MPKT Fungsi Otak

Seiring bertambahnya usia, IQ berubah mengikuti individu tersebut. Hal

ini bisa disebabkan karena masih terlalu muda untuk mengerti soal tes IQ,

atau sudah terlalu tua sehingga mengalami kepikunan atai kesulitan

berpikir.

b. Genetik

Tingkat kecerdasan orang tua berpengaruh terhadap kecerdasan

keturunan-keturunannya.

c. Lingkungan

Lingkungan tempat tumbuh seseirang berpengaruh dengan kecerdasan

intelegensinya. Lingkungan yang berisi orang-orang yang mengutamakan

logika dibanding takhayul akan menghasilkan orang-orang yang lebih

mampu berpikir logis.

d. Intervensi

Beberapa proyek pemerintah, terutama pemerintah Amerika Serikat untuk

meningkatkan kecerdasan orang-orang berpengaruh terhadap IQ

seseorang. Seseorang yang diberi asupan obat-obatan peningkat

kemampuan otak akan memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding orang

yang tidak mendapat treatment apapun.

e. Musik

Pelajaran music pada masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang besar

terhadap perkembangan kecerdasan seseorang.

f. Anatomi Otak

Rasio otak dengan berat badan, ukuran, bentuk, ketebalan korteks, laju

darah ke otak, hormon yang sedang bekerja, metabolisme glukosa di otak

dan ukuran serta bentuk lobus frontal berpengaruh terhadap kemampuan

orang tersebut untuk berpikir.

g. Kesehatan

Kondisi kesehatan seseorang ketika mengambil tes IQ berpengaruh

terhadap hasil yang diperoleh.

h. Pendidikan

Page 9: Makalah MPKT Fungsi Otak

Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, cenderung semakin tinggi

IQ nya

i. Seks

Perbedaan antara jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap nilai IQ

seseorang.

j. Ras dan Etnik

B. Kecerdasan Emosional

Secara umum, orang-orang yang memiliki intelegensi yang tinggi lah yang

disebut sebagai orang cerdas. Kemampuan kognitif yang tinggi ini yang dianggap

membuahkan keberhasilan bagi seseorang. Pada praktiknya banyak ditemui

orang-orang yang cerdas mengalami kegagalan. Didasari pada fenomena ini, Peter

Salovey dan John D. Mayer mengajukan teori mengenai kecerdasan emosional

dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Emotional Intelligence yang diterbitkan

pada tahun 1990. Di dalam artikelnya, Salovey dan Mayer mengajukan definisi

kecerdasan emosional sebagai suatu set dari kecerdasan sosial yang terdiri dair

kemampuan untuk memonitor perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain,

membedakannya, dan menggunakan informasi yang didapat untuk membimbing

seseorang dalam berpikir dan melakukan sesuatu.

Terdapat beberapa model mengenai kecerdasan emosional, yaitu ability

model, trait model,dan ability-trait model. Ability model adalah model kecerdasan

emosional yang didasari oleh kemampuannya dalam hal-hal terkait emosi. Model

ini dipopulerkan oleh Peter Alovey dan John D. Mayer. Salovey dan Mayer

membagi kecerdasan emosional menjadi 4 tipe kemampuan, yaitu mengenali

emosi, menggunakan emosi, memahami emosi, dan mengatur emosi. Kecerdasan

emosional model kemampuan dapat diukur dengan Mayer-Salovey-Caruso

Emotional Intelligence Test (MSCEIT), sebuah tes kecerdasan emosional yang

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pada tes IQ yang sesuai dengan setiap cabang

kecerdasan emosional.

Trait Model adlah model kecerdasan emosional yang dipopulerkan oleh

Kontantinos Vasilis Petrides. Petrides mendefinisikan kecerdasan emosional

Page 10: Makalah MPKT Fungsi Otak

sebagai persepsi atas kemampuan emosional dari diri sendiri. Kecerdasan

emosional trait model dapat diukur menggunakan Swinburne University

Emotional Intelligence Test (SUEIT) dan Trait Emotional Intelligence

Questionnaire (TEIQue). SUEIT berbentuk self-report dan TEIQue berbentuk

kuisioner yang diisi oleh kerabat dari yang bersangkutan. Tujuan dari

dilakukannya dua test ini adalah untuk mengtahui kemampuan emosional dari

seseorang dan membandingkannya dengan pendapat orang lain.

Model ketiga adalah Model Goleman yang merupakan kombinasi dari kedua

model kecerdasan emosional diatas. Daniel Goleman mempepulerkan kecerdasan

emosional melalui bukunya yang berjudul Emotional Intelligence: Why It can

Matter More Than IQ yang diterbitkan pada tahun 1996 dan dalam buku What

Makes A Leade yang diterbitkan pada tahun 1998. Goleman berpendapat bahwa

kecerdasan emosional adalah kompetensi serta kemampuan seseorang yang

berpengaruh terhadap performanya sebagai seorang pemimpin. Goleman

membagi kecerdasan emosional menjadi lima macam, yaitu:

Memahami emosi diri sendiri

Mengendalikan emosi diri sendiri

Memotivasi diri sendiri

Mengenali emosi orang laing

Menjalin hubungan dengan orang lain

Kecerdasan emosional model Goleman dapat diukur dengan Emotional and

Social Competency Inventory (ESCI) dan The Emotional Intelligence Appraisal

(EIA). ESCI merupakan bentuk pengembangan dari ECI, metode penilaian yang

dikembangkan oleh Goleman dan Boyatzis.

C. Kecerdasan Spiritual

Cassirer (1944) dalam bukunya yang berjudul An Essay on Man menjelaskan

bagaimana sejak pertama kali menjejakkan kakinya dibumi, manusia dengan

instingnya memiliki kecenderungan untuk mencari sesuatu yang lebih besar dari

dirinya. Menusia memiliki kemampuan untuk berpikir transendental.

Page 11: Makalah MPKT Fungsi Otak

Kecenderungan ini menenujukkan selain sebagai mahluk individual dan mahluk

sosial, pada dasarnya manusia juga merupakan mahluk spiritual. Kecerdasan

spiritual erat kaitannya dengan keagamaan, tetapi tidak identik dengan

keberagamaannya. Bisa saja seseorang yang beragama memiliki kecerdasan

spiritual yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Penekanan dalam konsep

kecerdasan spiritual lebih pada titik spiritual, bukan agama.

\Robert Emmons mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai penggunaan

informasi spiritual untuk memfasilitasi pemecahan masalah sehari-hari dan

pencapaian tujuan. Cindy Wiggleswort mendefinisikan kecerdasan spiritual

sebagai kemampuan untuk bertindak secara bijak dengan menjaga kedamaian diri

tanpa terpengaruh keadaan. Wigglesworth membagi SQ menjadi 21 kompetensi

dasar yang dibagi menjadi 4 quadran, yaitu kesadaran ego, kesadaran universal,

penguasaan ego, dan penguasaan rohani/sosial.

Frances Vaughan mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai sesuatu yang

berkaitan dengan kehidupan pikiran dan jiwa, dan hubungannya dengan dunia.

David B. King mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai suatu set kemampuan

mental adaptif yang berlandaskan aspek non-material dan transenden dari realita

yang berkontribusi terhadap kesadaran, inegrasi, dan aplikasi aspek non-material

dan transenden seseorang yang mengarah ke hasil seperti refleksi eksistensial

yang mendalam, pendalaman maksan, pengakuan diri, dan penguasaan mental

spiritual. King membagi kecerdasan spiritual menjadi empat kemampuan utama,

yaitu berpikir kritis tentang eksistensi, produksi makna personal, kesadaran

transcendental, dan kesadaran tingkat tinggi.

Kecerdasan spiritual dapat diukur dengan berbagai macam tes. Beberapa

diantaranya adalah Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI-24) yang

dikembangkan oleh David King dan Teressa L. DeCicco, SQ21 yang

dikembangkan oleh Wiggleswort, dan Scale for Spiritual Intellingece yang

dikembangkan oleh Vineeth V. Kumar dan Mahju Mehta.

Page 12: Makalah MPKT Fungsi Otak

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, H. (1983). Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York: Basic

Books.

Spearman, C. (1904). "General intelligence," objectively determined and measured. American

Journal of Psychology 15, 201-293.

Sternberg, R. J. (1985). Beyond IQ: A Triarchic Theory of Intelligence. Cambridge: Cambridge

University Press.

Thurstone, L.L. (1938). Primary mental abilities. Chicago: University of Chicago Press.

Goleman, Daniel (1996). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Bantam

Books.

Salovey, Peter; Mayer, John; Caruso, David (2004), "Emotional Intelligence: Theory, Findings,

and Implications", Psychological Inquiry: 197–215

Goleman, Daniel (1998), What Makes a Leader?, Harvard Business Review

Salovey, P., & Mayer, J. (1990). Emotional intelligence. Imagination, cognition, and personality,

9(3), 185-211.

Goleman, D. (n.d.). Emotional intelligence. Diakses melalui

http ://danielgoleman.info/topics/emotional-intelligence /

Cherry, Kendra. (n.d.). Theories of Intelligence. Diakses melalui

http :// psychology.about.com/od/cognitivepsychology/p/intelligence.htm

Cherry, Kendra. (n.d). 7 Myths About the Brain. Diakses melalui

http:// psychology.about.com/od/biopsychology/a/myths-about-the-brain.htm

Cherry, Kendra. (n.d.). What Is Emotional Intelligence?. Diakses melalui

http:// psychology.about.com/od/personalitydevelopment/a/emotionalintell.htm

Ananya, Mandal. (2014). The Human Brain. Diakses melalui

http:// www.news-medical.net/health/The-Human-Brain.aspx

Ananya, Mandal. (2014). Human Brain Structure. Diakses melalui http:// www.news-

medical.net/health/Human-Brain-Structure.aspx

Ananya, Mandal. (2013). Language and the Human Brain. Diakses melalui http:// www.news-

medical.net/health/Language-and-the-Human-Brain.aspx

Anonim. (n.d). What are the regions of the brain and what do they do?. Diakses melalui

http:// askabiologist.asu.edu/what-your-brain-doing

Page 13: Makalah MPKT Fungsi Otak

Anonim. (n.d.) Parts of the Brain and Their Functions. Diakses melalui http://www.md-

health.com/parts-of-the-brain-and-function.html

King, David B. (2008). A Viable Model of Spiritual Intelligence. Diakses melalui

http:// www.davidbking.net/spiritualintelligence/model.htm

King, David B. (2008). The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI-24). Diakses

melalui http:// www.davidbking.net/spiritualintelligence/sisri.htm

Wigglesworth, Cindy. (2006). Why Spiritual Intelligence Is Essential to Mature Leadership.

Diakses melalui

http:// www.godisaserialentrepreneur.com/uploads/2/8/4/4/2844368/spiritual-intelligence-

n-mature-leadership.pdf

Wigglesworth, Cindy. (2002). Spiritual Intelligence and Why It Matters. Diakses melalui

http://www.godisaserialentrepreneur.com/uploads/2/8/4/4/2844368/spiritual_intelligence

__ emotional_intelligence_2011.pdf

Wigglesworth, Cindy. (2012). Spiritual Intelligence: Living as Your Higher Self. Diakses

melalui http:// www.huffingtonpost.com/cindy-wigglesworth/spiritual-

intelligence_b_1752145.html

Vaughan, Frances. (2002). What Is Spiritual Intelligence?. Diakses melalui

http:// www.francesvaughan.com/files/Spiritualintell.pdf