makalah mata kuliah teori belajar teori edwin ray guthrie

25
Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie Disusun oleh : Aryati Kapilani 1102412042 Debby Febiola R Raranta 1102412049 Viky Arina Suryani 1102412054 Abdul Asri 1102412062 Fakultas Ilmu Pendidikan 1

Upload: abdul-asri

Post on 18-Jan-2016

729 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

Makalah Mata Kuliah Teori Belajar

Teori Edwin Ray Guthrie

Disusun oleh :

Aryati Kapilani 1102412042

Debby Febiola R Raranta 1102412049

Viky Arina Suryani 1102412054

Abdul Asri 1102412062

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

2012

1

Page 2: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami hanturkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat,dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

dengan judul “Teori Belajar Edwin Ray Guthrie” ini tepat pada waktunya, untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Belajar. Ada banyak kesulitan dalam

penyelesaian tugas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan

itu dapat kami atasi.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah

ini. Dengan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, dan mampu memberikan informasi tentang teori-teori Guthrie ini.

Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,

kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar nantinya bisa

menjadi pembelajaran yang lebih baik lagi, agar nantinya penulis dapat membuat

makalah yang lebih baik lagi.

Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 27 Maret 2013

Penyusun

2

Page 3: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

Daftar Isi

Hal

1. Judul ................................................................................................................. i

2. Kata pengantar .................................................................................................ii

3. Daftar isi .........................................................................................................iii

4. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

4.1..............................................................................................Latar belakang 1

4.2....................................................................................... Rumusan masalah 1

4.3......................................................................... Tujuan pembuatan makalah 2

5. BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

5.1............................................................................ Riwayat Edwin R Guthrie 3

5.2.................................................................................. Konsep teoretis utama 4

5.3....................................................................... Cara memutuskan kebiasaan 6

6. BAB III PENUTUP .......................................................................................12

6.1..................................................................................................... Simpulan 12

7. Daftar pustaka.................................................................................................13

8.

3

Page 4: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar

merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia.

Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang

buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan

mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan

tujuan hidup.

Belajar yang di lakukan oleh masing-masing Individu bisa di lakukan

dengan banyak gaya. Penggunaan gaya di maksudkan agar tujuan belajar dapat

tercapai dengan baik. Dalam hal ini teori juga bisa di kategorikan dalam gaya

belajar seseorang. Ada banyak teori yang berbicara tentang belajar yang salah

satunya adalah teori belajar Behavioristik.

Teori belajar behavioristic adalah teori yang memiliki konsep kunci bahwa

setiap perilaku manusia bisa di manipulasi dan di kreasikan. Tokoh-tokoh aliran

behavioristik  di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Ray

Guthrie, dan Skinner. Tapi dalam makalah ini penulis akan menjelaskan aliran

behavioristik dari Edwin R Guthrie.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan kami bahas

adalah:

a. Eksperimen apa yang dilakukan oleh Edwin Ray Guthrie untuk mendukung

teori belajarnya?

b. Bagaimana teori belajar menurut Edwin Ray Guthrie?

c. Apa Implikasi teori Guthrie terhadap pembelajaran?

1

Page 5: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

1.3. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembahaan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui eksperimen yang dilakukan oleh Edwin Ray Guthrie

dalam mendukung teori belajarnya.

b. Untuk mengetahui teori belajar menurut Edwin Ray Guthrie.

c. Untuk mengetahui implikasi dari teori Guthrie terhadap pembelajaran.

d. Untuk memenuhi tugas mata kuliah teori belajar

2

Page 6: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Riwayat Edwin Ray Guthrie

Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor

psikologi di university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya

dasarnya adalah The Psycholoy of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan

direvisi pada 1952. Gaya Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak

menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada

istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia sangat yakin bahwa teorinya

atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan dengan cara yang dapat dipahami

oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari

gagasanya dan dalam hal ini mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia

sebenarnya bukan eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan

orientasi dan eksperimental. Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu

percobaan yang terkait dengan teori belajarnya, dan kita akan mendiskusikan

percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris. Dia bahkan menggangap

teoritisi seperti Thorndine, Skinner, Hull, Pavlov dan Watson masih sangat

subyektif dan dengan menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan

dimungkinkan untuk menjelaskan semua fenomena belajar dengan menggunakan

satu prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip ini adalah:

Hukum asosiasi aristoteles karena alasan inilah kami menepatkan teori

behavioristik Guthrie dalam paradigma asosiasionistik.

2.2. Konsep Teoretis Utama

Satu Hukum Belajar

Sebagian besar teori belajar dapat dianggap sebagai usaha untuk

menentukan kaidah yang mengatur terjadinya asosiasi antara stimuli dan respons.

Guthrie (1952) berpendapat bahwa kaidah yang dikemukakan oleh para teoretis

seperti Thorndike dan Pavlov adalah terlalu ruwet dan tak perlu, dan sebagai

3

Page 7: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

penggantinya dia mengusulkan satu hukum belajar, law of contiguity (hukum

kontiguitas), yang dinyatakan bahwa “Kombinasi stimuli yang menggiringi suatu

gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadianya berulang.

Pada publikasi terakhirnya sebelum dia meninggal, Guthrie (1959)

merevisi hukum kontiguitasnya menjadi, “Apa-apa yang dilihat akan menjadi

sinyal untuk apa-apa yang dilakukan”. Alasannya karena terdapat berbagai

macam stimuli yang dihadapi oleh organisme pada satu waktu tertentu dan

organisme tidak mungkin membentuk asosiasi dengan semua stimuli itu.

Organisme hanya akan memproses secara efektif pada sebagian kecil dari stimuli

yang dihadapinya, dan selanjutnya proporsi inilah yang akan diasosiasikan

dengan respons.

Belajar Satu Percobaan

Prinsip one-trial learning (belajar satu percobaan) dari Guthrie (1942)

menolak hukum frekuensi sebagai prinsip belajar: “Suatu pola stimulus

mendapatkan kekuatan asosiatif penuh pada saat pertama kali dipasangkan

dengan satu respons”. Jadi menurut Guthrie, belajar adalah hasil dari kontiguitas

antara satu pola stimuli dengan satu respons, dan belajar akan lengkap (asosiasi

penuh) hanya setelah penyandingan antara stimuli dan respons.

Stimuli yang Dihasilkan oleh Gerakan

Meskipun Guthrie menekankan keyakinannya pada hukum kontiguitas di

sepanjang karirnya, dia menganggap akan keliru jika kita menganggap asosiasi

yang dipelajari sebagaian hanya asosiasi antara stimuli lingkungan dengan

prilaku nyata. Misalnya, kejadian di lingkungan dan responsnya terkadang

dipisahkan oleh satu interval waktu, dan karenanya sulit untuk menganggap

keduanya sebagai kejadian yang bersamaan.

Guthrie selanjutnya mengatasi problem tersebut dengan mengemukakan

adanya movement-product stimuli (stimuli yang dihasilkan oleh gerakan), yakni

disebabkan oleh gerakan tubuh. Contohnya, ketika mendengar telepon berdering

4

Page 8: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

kita berdiri dan berjalan mendekati pesawat telepon. Sebelum kita sampai ke

pesawat telepon, suara deringan tersebut sudah tidak lagi bertindak sebagai

stimulus. Kita tetap bergerak karena ada stimuli dari gerakan kita sendiri menuju

pesawat telepon.

Latihan Meningkatkan Performa

Untuk menjawab pertanyaan ini, Guthrie membedakan antara act

(tindakan) dengan movement (gerakan). Gerakan adalah kontraksi otot; tindakan

terdiri dari berbagai macam gerakan. Tidakan biasanya didefinisikan dalam term

apa- apa yang dicapainya, yakni perubahan apa yang mereka lakukan dalam

lingkungan. Sebagai contoh tindakan, Guthrie menyebut misalnya mengetik

surat, makan pagi, dll.

Adapun untuk belajar tindakan membutuhkan praktik latihan. Belajar

bertindak, yang berbeda dari gerakan, jelas membutuhkan praktik sebab ia

mengharuskan gerakan yang tepat telah diasosiasikan dengan petunjuknya.

Bahkan menurut Guthrie, tindakan sederhana seperti memegang raket

membutuhkan beberapa gerakan berbeda sesuai jarak dan arah posisi subjek itu.

Untuk itulah diperlukan sebuah latihan, karena dengan menguasai sebuah

tindakan tidak menjamin pada saat waktu, jarak, dan posisi yang berbeda

tindakan itu masih dapat dilakukan.

Sifat Penguatan

Apa yang menggantikan kekuatan dalam teori Guthrie? Pada poin ini

Gutrie menggunakan isu yang dibahas Thorndike, ketika satu respons

menimbulkan keadaan yang memuaskan, maka selanjutnya terulangnya respons

akan meningkat. Guthrie menganggap hukum efek tidak dibutuhkan. Menurut

Guthrie, reinformance (penguatan) hanyalah aransemen mekanis, yang dianggap

dapat dijelaskan dengan hukum belajaranya.

Gutrie menganggap, penguatan mengubah kondisi yang menstimulasi, dan

karenanya mencegah terjadinya nonlearning. Misalnya, dalam kotak teka teki,

5

Page 9: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

hal yang dilakukan hewan sebelum menerima satu penguat adalah menggerakkan

satu tuas atau menarik cincin, yang membuatanya bisa keluar dari kotak itu, dan

seterusnya. Oleh karena itulah, Guthrie dan Horton mengatakan, menurut

pendapat mereka tindakan yang dilakukan oleh kucing itu akan selalu sama,

karena kucing itu menganggap itulah caranya membebaskan diri dari kotak. Oleh

karena itu, tidak memungkinkan adanya respons baru yang dihubungkan dengan

kotak tersebut.

Lupa

Menurut Guthrie, lupa disebabkan oleh munculnya respons alternatif dalam

satu pola stimulus. Setelah pola stimulus menghasilkan respons alternatif, pola

stimulus itu kemudian akan cenderung menghasilkan respons baru. Jadi menurut

Guthrie, lupa pasti melibatkan proses belajar baru. Ini adalah bentuk retroactive

inhibition (hambatan retroaktif) yang ekstrem, yakni fakta bahwa proses belajar

lama diintervensi oleh proses belajar baru.

Untuk menunjukkan hambatan retroaktif, contohnya sebagai berikut:

Seseorang yang belajar tugas A dan kemudian belajar tugas B lalu diuji untuk

tugas A. satu orang lainnya belajar tugas A, tetapi tidak belajar tugas B, dan

kemudian diuji pada tugas A. secara umum akan ditemukan bahwa orang

pertama mengingat tugas A lebih sedikit ketimbang orang kedua. Jadi, tampak

bahwa mempelajari hal baru (tugas B) telah mencampuri retensi dari apa yang

dipelajari sebelumnya (tugas A).

Guthrie menerima bentuk hambatan retroaktif ektrim ini. Pendapatnya

adalah bahwa setiap kali mempelajari hal yang baru, maka proses itu akan

menghambat sesuatu yang lama. Dengan kata lain, lupa disebabkan oleh

intervensi. Tak ada intervensi, maka lupa tidak akan terjadi.

2.3. Cara Memutuskan Kebiasaan

Kebiasaan dalam teori Guthrie ini didefinisikan sebagai sebuah respon

yang diasosiasikan dengan beberapa stimuli yang berbeda. Untuk menghentikan

6

Page 10: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

kebiasaan yang inappropriate ( tidak sesuai ) maka kebiasaan itu perlu diputus.

Untuk itu, perlu memutus pula hubungan antara asosiasi dengan 'cues' yang

memunculkan stimuli (rangsangan) dan respons. Ada tiga metode yang

ditawarkan oleh Gutrhrie untuk memutuskan kebiasaan yaitu metode ambang

pintu ( threshold methode ), metode yang kaku ( fatigue methode), dan metode

respons tandingan (incompatable respons methode).

Ringkasan Tiga Metode memutus Kebiasaan:

Metode Karakteristik Contoh

Ambang Batas

(threshold)

1.      Mengenalkan

stimuli dengan

kekuatan yang

lemah. Secara

perlahan

meningkatkan

kekuatan stimuli,

tetapi menjaganya

dibawah respons

batas minimal.

Memasang pelana kuda :

mulai dengan selimut

yang ringan , kemudian

selimut yang lebih berat,

baru kemudian pelana

kuda.

Metode fatigue

(kelelahan)

" mengeluarkan " semua

respons dalam

menghadirkan stimuli.

Melemparkan pelana

diatas kuda dan menaiki

kuda samapai kuda

meringkik, menendang,

dan berusaha sekuat

tenaga untuk melempar

orang yang menaikinya.

(joki) : pelana dan joki

menjadi stimulus untuk

berjalan dan berlari

7

Page 11: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

dengan tenang.

Metode respons

tandingan

(incompatable Respons

Methode)

Memasangkan stimulus

(S1) yang menyebaabkan

perilaku tidak sesuai

(inapropiate) dengan

stimulus (S2) yang

memunculkan respons-

respons yang sesuai

(apropiate), perilaku yang

sesuai diasosiasikan

dengan stimulus (S2).

Untuk menghentikan

menghindar dan takut

berlebihan, dengan

memasangkan ketakutan

pada suatu objek ( seperti

harimau mainan ) dengan

sebuah stimulus yang

memunculkan perasaan

hangat dan penuh kasih

saying., seperti gambar

seorang ibu.

Berbeda dengan reinforcemen yang tidak terlalu berperan dalam proses

belajar , hukuman (punishment) mempunyai pengaruh penting mengubah

perilaku seseorang. punishment jika diberikan secara tepat dalam menghadirkan

sebuah stimulus yang memunculkan perilaku inappropriate, dapat menyebabkan

subyek melakukan sesuatu yang berbeda. Guthrie menjelaskan dengan

mengambil contoh seorang gadis yang setiap kali pulang sekolah selalau

meletakkan tas dan sepatu disembarang tempat setiap hari . kemudian sang ibu

memerintahkan anaknya untuk mengambil tas dan kaos kakinya dilantai

kemudian keluar rumah dan kembali masuk rumah serta langsung meletakkan

pada tempatnya. Setelah tindakan itu berkali-kali dilakukan setiap anaknya

pulang sekolah dan meletakkan tas dan kaos kaki sembarangan akhirnya

perilaku  meletakkan tas dan kaos kaki pada tempatnya diasosiasikan dengan

harus keluar rumah dan masuk kembali ke dalam rumah. 

Salah satu eksperimen yang dilakukan oleh Gutrie untuk mendukung teori

kontiguitas adalah percobaannya dengan kucing yang dimasukkan ke dalam

kotak puzel. Kemudian kucing tersebut berusaha keluar. Kotak dilengkapi

dengan alat yang bila disentuh dapat membuka kotak puzel tersebut. Selain itu

8

Page 12: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

kotak tersebut juga dilengkapi dengan alat yang dapat merekam gerakan-gerakan

kucing dalam kotak. Alat tersebut menujukan bahwa kucing telah belajar

mengulang gerakan-gerakan sama yang di asosiasikan dengan gerakan-gerakan

sebelumnya. Ketika dia dapat keluar dari kotak tersebut.

Membelokkan Kebiasaan

Ada perbedaan antara memutus kebiasaan dengan membelokkan kebiasaan.

Membelokkan kebiasaan dilakukan dengan menghindari petujnjuk yang

menimbulkan perilaku yang tak diinginkan. Jika anda mengumpulkan sejumlah

besar pola perilaku tak efektif atau menyebabkan kecemasan, hal terbaik yang

bisa dilakukan adalah meningkatkan situasi itu. Guthrie menyarankan agar anda

pergi kesuatu lingkungan baru yang memberi anda kesegaran baru karena anda

tidak punya banyak asosiasi dengan lingkungan baru itu. Pergi kelingkungan

baru akan membuat anda legah dan bisa mengembangkan pola perilaku yang

baru. Tetapi ini hanyalah pelarian parsial karena banyak stimuli yang

menyebabkan perilaku yang tak diinginkan adalah stimuli internal anda, dan anda

karenanya akan membawa stimuli itu ke lingkungan yang baru. Juga stimuli

dalam lingkungan baru yang identik atau mirip dengan stimuli di lingkungan

lama akan cenderung menimbulkan respon yang sebelumnya di kaitkan

dengannya.

Hukuman

Guthrie mengatakan efektivitas punishment (hukuman) ditentukan oleh apa

penyebab tindakan yang dilakukan oleh organisme yang dihukum itu. Hukuman

bekerja baik bukan karena rasa sakit yang dialami oleh individu terhukum, tetapi

karena hukuman mengubah cara individu merespons stimuli tertentu. Hukuman

akan efektif jika menghasilkan respons baru terhadap stimuli yang sama.

Hukuman berhasil mengubah perilaku yang tidak diinginkan karena

hukuman menimbulkan perilaku yang tidak kompitabel dengan perilaku yang

dihukum. Hukuman akan gagal jika perilaku yang disebabkan oleh hukuman

9

Page 13: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

selaras dengan perilaku yang dihukum. Misalnya, anda punya seekor anjing yang

suka mengejar-ngejar mobil dan anda ingin menghentikan kebiasaannya. Gutrie

menyarankan, anda mengendarai mobil dan biarkan anjing mengejarnya. Saat

anjing berlari disisi mobil pelankan kendaraan anda dan tamparlah moncong si

anjing.

Dorongan

Drives (dorongan) fisiologis merupakan apa yang oleh Guthrie dikatakan

maintaining stimuli (stimuli yang mempertahankan) yang menjaga organisme

tetap aktif sampai tujuan tercapai. Misalnya, rasa lapar menghasilkan stimuli

internal yang terus ada sampai makanan dikonsumsi. Ketika makan diperoleh,

maintaining stimuli akan hilang, dan karenanya kondisi yang menstimulasi telah

berubah.

Disini Guthrie kembali menjelaskan bahwa kebiasaan menggunakan

alkohol dan narkoba dengan cara serupa. Misalnya, seorang merasakan

ketegangan atau gelisah. Dalam kasus ini ketegangan dan kegelisahan itulah yang

menjadi maintaining stimuli. Karenanya, ketika di lain waktu orang merasa

tegang dan gelisah, dia akan cenderung minum lagi. Secara bertahap dorongan

untuk memakai narkoba atau minuman keras akan muncul diberbagai situasi dan

berubah menjadi kecanduan.

Niat

Respons yang dikondisikan ke maintaining stimuli dinamakan intentions

(niat). Respons tersebut dinamakan niat karena maintaining stimuli dari dorongan

biasanya berlangsung selama periode waktu tertentu (sampai dorongan

berkurang). 

Gambarannya, ketika seseorang lapar dan ada roti di dalam kantor, dia

akan memakannya. Tetapi jika dia lupa membawa bekal makan siang, dia akan

berdiri dari kursi, mengenakan jaket, mencari restoran, dsb. Perilaku yang dipicu

10

Page 14: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

oleh maintaining stimuli inilah yang tampak purposive atau intensional

(diniatkan).

Transfer Training

Gutrhrie dalam hal ini kurang terlalu berharap. Karena pada dasarnya

seseorang akan menunjukkan respons yang sesuai dengan stimuli jika pada

kondisi yang sama. Guthrie selalu mengatakan pada mahasiswa universitasnya,

jika anda ingin mendapat manfaat terbesar dari studi anda, anda harus berlatih

dalam situasi yang persis sama-dalam kursi yang sama-di mana anda akan diuji.

Jika anda belajar sesuatu di kamar, tidak ada jaminan pengetahuan yang

diperoleh disitu akan ditransfer ke kelas.

Saran Guthrie adalah selalu mempraktikkan perilaku yang persis sama

yang akan diminta kita lakukan nanti, selain itu, kita harus melatihnya dalam

kondisi yang persis sama dengan kondisi ketika nanti kita diuji. Gagasan

mengenai pemahaman, wawasan dan pemikiran hanya sedikit, atau tidak ada

maknanya bagi Guthrie. Satu-satunya hukum belajar adalah hukum kontiguitas,

yang menyatakan bahwa ketika dua kejadian terjadi bersamaan, keduanya akan

dipelajari.

11

Page 15: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

BAB III

Penutup

Simpulan

Hukum belajar yang dikemukakan oleh Guthrie adalah hukum

kontiguitas (law of contiguity). Gutrie menganggap, penguatan mengubah

kondisi yang menstimulasi, dan karenanya mencegah terjadinya nonlearning.

Hukuman berhasil mengubah perilaku yang tidak diinginkan karena hukuman

menimbulkan perilaku yang tidak kompitabel dengan perilaku yang dihukum.

Hukuman akan gagal jika perilaku yang disebabkan oleh hukuman selaras

dengan perilaku yang dihukum. Seperti halnya Thorndike, Guthrie

menyarankan proses pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni

menyatakan respons apa yang harus dibuat untuk stimuli. Dia menyarankan

lingkungan belajar yang akan memunculkan respons yang diinginkan bersama

dengan adanya stimuli yang akan diletakkan padanya. Jadi motivasi dianggap

tidak terlalu penting, yang diperlukan adalah siswa mesti merespons dengan

tepat dalam kehadiran stimuli tertentu.

12

Page 16: Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Teori Edwin Ray Guthrie

Daftar Pustaka

Hergenhanh, B. R.,Olson, Matthew H..(2008). Theories of Learning.

Media Grafika: Jakarta.

13