makalah logam berat kadmium

17

Click here to load reader

Upload: fafahjieee

Post on 02-Jul-2015

5.037 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Logam Berat Kadmium

PENCEMARAN AIR YANG DISEBABKAN OLEH

LOGAM BERAT KADMIUM (Cd)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap dari bibir kita ini selain ucapan puji dan syukur kepada Allah

Subhana wa Ta‟ala, karena atas berkat rahmat dan hidaya-Nya lah sehingga makalah ini dapat

terselasaikan.

Salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallalhu „Alaih Wasallam,

yang jadi panutan kita dan suri tauladan

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas makalah epidemiologi lingkungan. Adapun

judul dari makalah yaitu “Pencemaran Air Oleh Logam Berat Kadmium”. Disamping untuk

pemenuhan tugas makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber bahan bacaan yang mampu

direlisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan dalam

makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Makassar, 10 Mei 2010

Penyusun

Page 2: MAKALAH Logam Berat Kadmium

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai

sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup

besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak

untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di

luar batas 200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut

perairan internasional di luar batas landas kontinen. Nampak bahwa kepentingan

pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan

daripada potensi sumberdaya perairan laut. Perkembangan IPTEK memacu terjadinya

pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang

diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila

tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi

kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu

dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan

analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama Cd. Pencemaran logam-logam

tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di

dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga

membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup

walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai

perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat,

logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan

terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama

dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia

Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius untuk

ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Sejak kasus

merkuri di Minamata Jepang pada 1953, pencemaran logam berat semakin sering terjadi

dan semakin banyak dilaporkan. Agen Lingkungan Amerika Serikat (EPA) melaporkan,

Page 3: MAKALAH Logam Berat Kadmium

terdapat 13 elemen logam berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya

arsenik (As), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd). Logam berat sendiri

sebenarnya merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan setiap makhluk hidup,

namun beberapa di antaranya (dalam kadar tertentu) bersifat racun. Di alam, unsur ini

biasanya terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi (terikat dengan zat padat) serta

terdapat sebagai bentuk ionik. Dampak dari pencemaran logam berat ini sering

dilaporkan.

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan akan

dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan, adsorbsi, dan

absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Pada saat buangan limbah

industri masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan dalam

sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen meningkat.

Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan,

pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan

tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena adanya anion karbonat

hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984). Logam berat mempunyai sifat yang mudah

mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen

sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibanding dalam air (Hutagalung,

1991).

B. TUJUAN

a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kadmium(Cd).

b. Untuk mengetahui sifat dan kegunaan Kadmium(Cd).

c. Untuk mengetahui sumber-sumber dan bahan polutan dari Kadmium(Cd).

d. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan Kadmium (Cd).

e. Untuk mengetahui dampak kesehatan pada masyarakat yang mengkonsumsi air

sumur yang tercemar kadmium (Cd), dengan menganalisis kasus yang terjadi di

Gresik.

Page 4: MAKALAH Logam Berat Kadmium

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DARI KADMIUM

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan

sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono,

1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama

dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat

ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa,

logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994).

Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup.

Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses

alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan

dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah

industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam

sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini

yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang

toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam

berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh

organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.

Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis

kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam

tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,

Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi

manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya

racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses

metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai

penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya

adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.

Page 5: MAKALAH Logam Berat Kadmium

Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table

berkala dengan konigurasi elekron [Kr] 4d105s2. unsur ini bernomor atom 48,

mempunyai bobot atom 112,41 g/mol dan densitas 8,65 g/cm3. Titik didih dan titik

lelehnya berturutturut 765oC dan 320,9oC. Kadmiun merupakan racun bagi tubuh

manusia. Waktu paruhnya 30 tahun dan terakumulasi pada ginjal, sehingga ginjal

mengalami disfungsi kadmium yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar

diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya sejumlah kecil berasal dari air minum

dan polusi udara. Pemasukan Cd melalui makanan adalah 10 – 40 μg/hari, sedikitnya

50% diserap oleh tubuh. Rekomendasi pemasukan Cd menurut gabungan FAO/WHO

dengan batas toleransi tiap minggunya adalah 420 μg untuk orang dewasa dengan berat

badan 60 kg. Pemasukan Cd rata-rata pada tubuh manusia ialah 10 – 20 % dari batas

yang telah direkomendasikan. Unsur Cd dapat mengurangi jerapan ion-ion hara karena

daya afinitas yang tinggi dari logam berat tersebut pada kompleks pertukaran kation. Di

alam Cd bersenyawa dengan belerang (S) sebagai greennocckite (CdS) yang ditemui

bersamaan dengan senyawa spalerite (ZnS). Kadmium merupakan logam lunak (ductile)

berwarna putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3). Di

perairan Cd akan mengendap karena senyawa sulfitnya sukar larut.

B. SIFAT DAN KEGUNAAN KADMIUM (Cd)

a. Sifat

Sifat Fisik

a. Logam berwarna putih keperakan

b. Mengkilat

c. Lunak/Mudah ditempa dan ditarik

d. Titik lebur rendah

Sifat Kimia

a. Cd tidak larut dalam basa

b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd

c. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter

d. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P

e. Cd adalah logam yang cukup aktif

Page 6: MAKALAH Logam Berat Kadmium

f. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO

g. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi

h. CdI2 larut dalam alcohol

b. Kegunaan

Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain

pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar.

Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara

mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada

yang sampai 170 ppm.

C. SUMBER-SUMBER KADMIUM (Cd)

Menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan berasal dari:

1)Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.

2)Air bilasan dari elektroplating.

3)Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta air

limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

4)Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd sebagai

bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses korosi

dalam kurun waktu 4-12 tahun.

5)Pupuk phosfat dan endapan sampah

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah

terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak terlepas

dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat logam Cd yang akumulatif pada suatu

jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium dalam air juga berasal dari pembuangan industri

dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan sebagai pigmen pada keramik, dalam

penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali.

Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara

mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada

yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas

yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan

bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.

Page 7: MAKALAH Logam Berat Kadmium

D. DAMPAK PENCEMARAN KADMIUM (Cd)

Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah

timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan

keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan

penyakit “itai-itai”. Gejalanya ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa

organ tubuh menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan

sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta

merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.

Jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama, cadmium dapat menghambat

kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram,

anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan

kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan

meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada,

nafas sesak (pendek), batuk – batuk, dan lemah.

Keracunan kronis terjadi bila memakan Cadmium (Cd) dalam waktu yang lama.

Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronis seperti:

a. keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu gejala

proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan sakit dimana

terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat kencing manis atau

diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam

amino dalam urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus

ginjal.

b. Cadmium (Cd) kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler yaitu kegagalan

sirkulasi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah maupun tekanan darah yang

meningkat (hipertensi). Hal tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal

terhadap cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan

Cadmium (Cd) krosik.

Page 8: MAKALAH Logam Berat Kadmium

c. Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang umumnya

diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya

keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan nama

osteomalasea atau penyakit Itai-iatai . Kekurangan kalsium dapat menyebabkan

osteoporosis sehingga orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi membungkuk.

E. PENANGGULANGAN PENCEMARAN KADMIUM DALAM AIR

Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan

menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses

pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta

beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis

dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan

permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme

akuatik (perairan).Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam

istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi

alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat

di lingkungan perairan tersebut. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk

dikembangkan dan diterapkan, karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses

kimiawi.

Penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme terdiri atas

dua mekanisme yang melibatkan proses aktif uptake (biosorpsi) dan pasif uptake

(bioakumulasi).

1. Proses aktif uptake

Proses ini juga dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini secara

simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan sianobakteria,

dan/atau akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan

pada proses metabolisme dan ekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari

energi yang terkandung dan sensitivitasnya terhadap parameter yang berbeda seperti pH,

suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lainnya.

Namun demikian, proses ini dapat pula dihambat oleh suhu rendah, tidak

tersedianya sumber energi dan penghambat metabolisme sel. Peristiwa ini seperti

Page 9: MAKALAH Logam Berat Kadmium

ditunjukkan oleh akumulasi kadmium pada dinding sel Ankistrodesmus dan Chlorella

vulgaris yang mencapai sekitar 80 derajat dari total akumulasinya di dalam sel,

sedangkan arsenik yang berikatan dengan dinding sel Chlorella vulgaris rata-rata 26

persen.

Untuk mendesain suatu proses pengolahan limbah yang mengandung ion logam

berat dengan melibatkan sianobakteria relatif mudah dilakukan. Proses pertama,

sianobakteria pilihan dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air

yang tercemar ion logam berat tersebut. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka

waktu tertentu yang ditujukan agar sianobakteria berinteraksi dengan ion logam berat,

selanjutnya biomassa sianobakteria ini dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa

sianobakteria yang terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali

atau kemudian dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan sianobakteria untuk menanggulangi

pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat menarik dilakukan, baik oleh

masyarakat, pemerintah maupun industri. Karena, sianobakteria merupakan organisme

selular yang mudah dijumpai, mempunyai spektrum habitat sangat luas, dapat tumbuh

dengan cepat dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk hidup, mudah

dibudidayakan dalam sistem akuakultur.

2. Proses pasif uptake

Proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben.

Mekanisme passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara

pertukaran ion di mana ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat; dan

kedua adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus

fungsional seperti karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil secara

bolak balik dan cepat. Sebagai contoh adalah pada Sargassum sp. dan Eklonia sp. di

mana Cr(6) mengalami reaksi reduksi pada pH rendah menjadi Cr(3) dan Cr(3) di-

remove melalui proses pertukaran kation.

Page 10: MAKALAH Logam Berat Kadmium

BAB III

ANALISIS DATA KASUS PENCEMARAN AIR

Studi Kasus : “Pengaruh Pencemaran Kadmium Pada Air Sumur Untuk Minum dan

Memasak Terhadap Kesehatan Wanita Di Desa Kecamatan Driyorejo, Gresik

Dekripsi Kasus

Efek kronis dari kadmium adalah menurunkan aktifitas antioksidan, seperti asam

askorbat, vitamin E, sehingga terjadi penurunan konsentrasi peroksida lemak dalam darah.

Sungai Kali Tengah merupakan drainase alam yang mengalir di desa Bambe dan

bermuara di sungai Surabaya, daerah ini merupakan tempat pembuangan limbah industri di

sekitarnya. Di sekitar sungai Kali Tengah terdapat lebih dari 139 industri, dan lebih dari

separuhnya merupakan industri yang mengolah dan memproduksi bahan logam berat yang

sangat berpotensi menghasilkan limbah logam kadmium (Cd).

Dari kenyataan di atas, pencemaran yang terjadi di badan air sungai Kali Tengah oleh

cadmium sangat berpotensi mencemari sumur-sumur di desa Bambe kecamatan Driyorejo

Gresik; dan tentu saja hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan penduduk yang

mengkonsumsi air sumur tersebut.

Penelitian dilakukan pada wanita (berumur 16-75 tahun, tidak bekerja di industri, tinggal

di desa terpapar paling sedikit 3 tahun dan mengkonsumsi air sumur) dengan maksud paparan

kadmium hanya terjadi melalui konsumsi air sumur. Sebagai kontrol dipilih responden dari desa

Randegansari (desa yang tidak terpapar).

Pemeriksaan kadar kadmium dilakukan pada air sungai Kali Tengah yang diduga sebagai

penyebab pencemaran air sumur di desa Bambe dan air sumur yang dikonsumsi wanita yang

dijadikan responden. Pemeriksaan kadar kadmium darah, kadar hemoglobin, proteinuria dan

keluhan subyektif pada wanita yang berumur 16 – 75 tahun, tidak bekerja di industri, lama

tinggal di desa tersebut 3 tahun dan mengkonsumsi air sumur.

Selain itu juga dilakukan wawancara untuk mengetahui keluhan subyektif karena logam

kadmium yang meliputi : keluhan sakit waktu kencing, air kencing keruh, keluhan nyeri pada

persendian /tulang, keluhan nyeri pada otot, keluhan sering pusing, keluhan mata kunang-

kunang, keluhan kulit kering dan gatal.

Page 11: MAKALAH Logam Berat Kadmium

A. Tabulasi Data

1. Kadar Kadmium Dalam Darah

Tabel 1. Hubungan anatara Kadar Kadmium dalam Darah Wanita dengan Wanita

yang Mengalami Keluhan di Desa Bambe dan Randeganasari

Keluhan

Kadar Kadmium dalam Darah Wanita

Desa Bambe

(44,7 µg/l)

Desa Randegansari

(126,03 µg/l)

Sakit Waktu kencing

Air kencing keruh

Nyeri sendi/ tulang

Nyeri otot

Sering pusing

Mata kunang-kunang

Kulit kering/ gatal

5

16

9

16

16

11

3

2

10

7

10

11

8

2

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kadar cadmium dalam darah wanita di desa

Bambe yang mengalami keluhan subyektif terbanyak adalah air kencing keruh, nyeri

otot, dan sering pusing yaitu sebanyak 16 orang, dan wanita yang mengalami keluhan

paling sedikit yaitu kulit kering/gatal sebanyak 3 orang. Sedangkan cadmium dalam

darah wanita di desa Randegansari, keluhan terbanyak yaitu sering pusing yaitu ada 11

orang dan yang paling sdikit keluhannya di desa Randegansari yaitu keluhan sakit waktu

kencing dan kulit kering/ gatal sebanyak 2 orang.

Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari setiap keluhan wanita, lebih

banyak wanita di desa Bambe mengalami keluhan subyektif dari pada wanita di desa

Randegansari. Hal ini disebabkan oleh wanita di desa Bambe mengkonsumsi air sumur

Page 12: MAKALAH Logam Berat Kadmium

yang mengandung cadmium. Sedangkan wanita di desa Randegansari tidak

mengkonsumsi air sumur sebab desa tersebut tidak terpapar oleh logam cadmium.

Selain itu, jumlah kadar cadmium dalam darah wanita sangat mempengaruhi

keluhan-keluhan yang dialami oleh wanita yang ada pada kedua desa tersebut. Kadar

cadmium dalam darah wanita di desa Bambe lebih tinggi (447,77 µg/l) dari pada kadar

cadmium di desa Randegansari (126,03 µg/l), karena masyarakat di desa Bambe

mengkonsumsi air sumur yang tercemar cadmium yang berasal dari sungai Kali Tengah,

sedangkan sumur di desa Randegansari tidak tercemar cadmium itu sebabnya jumlah

wanita yang mengalami keluhan subyektif di desa Bambe lebih banyak dari pada di desa

Randegansari. Sungai kali tengah tercemar oleh cadmium yang berasal dari industry-

industri yang ada disekitarnya.

2. Air Sumur

Grafik 1. Hubungan Antara Kadar Kadmium Dalam Air Sumur dengan Wanita

yang Mengalami Keluhan di Desa Bambe dan Randeganasari

Dari grafik di atas, diketahui bahwa berdasarkan kadar cadmium dalam air sumur

di desa Bambe wanita yang mengalami keluhan subyektif paling banyak yaitu air

kencing keruh, nyeri otot, dan sering pusing sebanyak 16 orang dan hanya 3 orang yang

mengalami keluhan kulit kering/gatal akibat logam kadmium. Sedangkan pada desa

Page 13: MAKALAH Logam Berat Kadmium

Randegansari paling banyak ada 11 wanita yang mengalami keluhan sering pusing, dan

hanya ada 2 wanita yang mengalami keluhan sakit waktunkencing dan kulit kering/ gatal.

Pembahasan

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa dari setiap keluhan wanita, lebih

banyak wanita di desa Bambe mengalami keluhan subyektif dari pada wanita di desa

Randegansari. Hal ini disebabkan oleh wanita di desa Bambe mengkonsumsi air sumur

yang mengandung cadmium. Sedangkan wanita di desa Randegansari tidak

mengkonsumsi air sumur sebab desa tersebut tidak terpapar oleh logam cadmium. Dan

terlihat bahwa jumlah cadmium pada air sumur yang ada di desa bambe lebih tinggi

(46,73 µg/l) dari pada yang ada di desa Randegansari (7,93 µg/l).

Tingginya kadar cadmium dalam air sumur yang ada di desa Bambe disebabkan

oleh rendahnya kualitas air sungai Kali Tengah sehingga mencemari sumur yang ada di

desa Bambe. Sebab sungai Kali Tengah yang ada di Gresik ini dijadikan sebagai tempat

pembuangan air limbah yang berasal dari 139 industri yang ada di sekitar kali tengah.

Menurut Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gresik Nomor: 104 tahun 1989

tentang peruntukan air sungai di kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, yang menyatakan

bahwa badan air sungai Kali Tengah termaksud golongan C yang digunakan untuk

pertanian dan perikanan.

B. Grafik

Berdasarkan grafik di bawah ini, dari kedua desa yang diteliti, di desa Bambe ada 13

wanita (34 %) positif proteinuria. Lebih sedikit dibandingkan di desa Randegansari yaitu

hanya 10 wanita (10 %) dari 30 wanita yang diteliti.

Page 14: MAKALAH Logam Berat Kadmium

Grafik 2. Proteinuria Wanita di Desa Bambe dan Randegansari

Pembahasan

Berdasarkan garafik di atas, wanita yang positif proteinuria di desa Bambe lebih

banyak dari pada di Desa Randegansari. Hal ini dikarenakan rata-rata kadar kadmium darah

wanita desa Bambe lebih besar dari pada rata-rata kadar kadmium darah wanita desa

Randegansari, konsekuensi dari kenyataan ini adalah tingkat kerusakan sel glomerulus pada

ginjal wanita desa Bambe lebih besar dari pada wanita Randegansari.

Keberadaan proteinuria pada urine menunjukkan adanya disfungi tubular ginjal. Hasil

analisis statistik keberadaan proteinuria pada urine wanita desa Bambe dan Randegansari

menunjukkan ada perbedaan, di mana urine wanita desa Bambe lebih banyak mengandung

proteinuria dari pada urine wanita desa Randegansari.

Hal ini dikarenakan rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Bambe lebih besar

dari pada rata-rata kadar kadmium darah wanita desa Randegansari, konsekuensi dari

kenyataan ini adalah tingkat kerusakan sel glomerulus pada ginjal wanita desa Bambe lebih

besar dari pada wanita Randegansari. Nilai proteinuria bagi orang yang normal negatif.

Page 15: MAKALAH Logam Berat Kadmium

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table

berkala dengan konigurasi elekron [Kr] 4d105s2.Kadmiun merupakan racun bagi

tubuh manusia.

Sifat Kadmium bisa berupa fisik maupun kimia. Kadmium telah digunakan secara

meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam,

pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar.

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang

sudah terkontaminasi oleh logam berat.

Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan

menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk

proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange

resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon

aktif, electrodialysis dan reverse osmosis.

Jumlah kadar cadmium dalam darah wanita sangat mempengaruhi keluhan-

keluhan yang dialami oleh wanita yang ada pada kedua desa tersebut.

Wanita yang positif proteinuria di desa Bambe lebih banyak dari pada di Desa

Randegansari. Hal ini dikarenakan rata-rata kadar kadmium darah wanita desa

Bambe lebih besar dari pada rata-rata kadar kadmium darah wanita desa

Randegansari

C. SARAN

1. Kepada Pemerintah, selalu melakukan pemeriksaan berkala terhadap sumber air

terutama yang berada di sekitar industri.

Page 16: MAKALAH Logam Berat Kadmium

2. Kepada Masyarakat, untuk melakukan pengolahan pada air yang akan dikonsumsi

agar air benar-benar layak untuk dikonsumsi dan tidak tercemar oleh bahan kimia

logam, khususnya kadmium.

3. Kepada Pihak Industri, untuk mengolah terlebih dahulu limbah-limbah cair yang

mengadung bahan kimia logam agar air limbah yang akan di buang ke lingkungan

tidak akan mencemari lingkungan dan merusak kualitas air yang ada di sekitarnya.

Page 17: MAKALAH Logam Berat Kadmium

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kadmium (Cd). [online] SMK NEGERI 3 MADIUN.Blog.spot

Anonim. 2010. Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal,Cadmium,dan

Tembaga) Di Perairan.[online] (http://www.duniakimiakita.co.cc)

Atdjas,Dorce. 2008. Dampak kadar Cadmium (Cd) dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis)

Didaerah tambak muara karang telukT jakarta terhadap kesehatan manusia. Mahasiswa

program pascasarjana ITS Fakultas Teknologi Kelautan Jurusan Teknik dan Menejemen Pantai

Caton & wilkinson. Kimia anorganik dasar.jakarta: erlangga

Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal(Pb) dan Kadmium(Cd) Pada Sayur-sayuran.

Falsafah Sain (PSL 702) Program Pascasarjana / S3 / Institut Pertanian Bogor

Indarto, Anita Wijaya. 2008. Study Kandungan Logam Berat Kadmium(Cd) Pada Kerang Hijau

(Perna Viridis) Di Selat Madura. Published by Intertide Ecological Community-Laboratoriom of

Ecology 2008 Department of Biology Institute of Technolgy Sepuluh Nopember

Purnomo, Dony. 2009. Logam Berat Sebagai Penyumbang Pencemaran Air Laut.[online] Dony

Purnomo.blog.spot

Rahman,Aditya. 2006. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa

Jenis Krustasea Di Pantai Batakan dan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

BIOSCIENTIAE Volume 3, Nomor 2, Juli 2006, Halaman 93-101

Sutrisno, Budiyono. 2004. Pengaruh Pencemaran Kadmium Pada Air Sumur Untuk Minum Dan

Memasak Terhadap Kesehatan Wanita Di Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Gresik. Kesehatan

Lingkungan IndonesiaVol.3 No.1 Oktober 2004