makalah kontrasepsi b2 (repaired) (repaired)

74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai mahasiswa fakultas kedokteran yang baru memasuki tahap awal pembelajaran dibidang kedokteran banyak hal yang perlu dipelajari dan dipahami terutama hal yang menyangkut tentang Sistem Reproduksi dalam hal ini lebih spesifik pada alat kontrasepsi. Dan dengan adanya proses tutorial, maka kami diberi kesempatan untuk lebih mengenal dan berusaha memahami tentang berbagai hal yang menyangkut alat kontrasepsi dalam praktik kedokteran. Untuk itulah pada kesempatan berharga ini, kami sebagai mahasiswa berusaha untuk mencari tahu dan menggali lebih dalam tentang alat kontrasepsi dan hal lain yang menyangkut alat kontrasepsi. Pada tugas ini, kami diminta untuk menganalisa suatu kasus klinis mengenai segala hal yang bersangkutan dengan alat kontrasepsi. Yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini adalah pemberian tugas dan rasa keingintahuan kami akan berbagai hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter dalam mengambil keputusan ketika melakukan suatu praktik kedokteran. Dalam makalah ini, kasus yang kami analisa berfokus pada pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi klien. 1.2 TUJUAN 1 | Page

Upload: anumillah-arini-zidna

Post on 16-Feb-2015

99 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai mahasiswa fakultas kedokteran yang baru memasuki tahap awal

pembelajaran dibidang kedokteran banyak hal yang perlu dipelajari dan dipahami

terutama hal yang menyangkut tentang Sistem Reproduksi dalam hal ini lebih spesifik

pada alat kontrasepsi. Dan dengan adanya proses tutorial, maka kami diberi kesempatan

untuk lebih mengenal dan berusaha memahami tentang berbagai hal yang menyangkut

alat kontrasepsi dalam praktik kedokteran.

Untuk itulah pada kesempatan berharga ini, kami sebagai mahasiswa berusaha

untuk mencari tahu dan menggali lebih dalam tentang alat kontrasepsi dan hal lain yang

menyangkut alat kontrasepsi.

Pada tugas ini, kami diminta untuk menganalisa suatu kasus klinis mengenai

segala hal yang bersangkutan dengan alat kontrasepsi.

Yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini adalah pemberian tugas dan rasa

keingintahuan kami akan berbagai hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter

dalam mengambil keputusan ketika melakukan suatu praktik kedokteran. Dalam makalah

ini, kasus yang kami analisa berfokus pada pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan

kondisi klien.

1.2 TUJUAN

Meningkatkan rasa ingin tahu dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran

UPN “VETERAN” Jakarta semester 2 Blok RPS khususnya dalam menganalisa,

mengolah, dan mengambil keputusan mengenai suatu kasus klinis yang kompleks.

1.3 METODE PENGAMBILAN DATA

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode secara langsung.

Metode ini mengkaji berbagai referensi tentang alat kontrasepsi.

1 | P a g e

Page 2: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

BAB II

ISI

TUTORIAL HARI PERTAMA

2.1 KASUS

Halaman 1

Ny. Ola, P2A0, 29 tahun, datang ke klinik untuk konseling KB. Dia telah melahirkan anak 2

kali dan sampai saat ini tidak menginginkan anak lagi. Selama ini dia hanya memakai

kondom dan senggama terputus. Akan tetapi Ny. Ola tidak menginginkan menggunakan IUD

dan implant karena ketakutannya terhadap proses pemasangan. Dia juga mengaku suaminya

tidak mengizinkan untuk disteril. Dia lebih menginginkan memakai oral kontrasepsi.

Riwayat menstruasi teratur, 28 hari selama 5 hari, tidak ada riwayat operasi.

Riwayat hipertensi (-) pada dirinya dan keluarganya.

Riwayat pribadi: tidak meminum alcohol dan tidak merokok.

1. Pemeriksaan apa yang anda butuhkan untuk menunjang keinginan Ny. Ola?

Halaman 2

Pemeriksaan fisik

BB : 48 kg, TB : 160 cm

Tanda vital : T 120/80 mmHg

N 82x/min

R 18x/min

S 36,80 C

Jantung dan Paru : tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan

Pemeriksaan pelvik

Genitalia eksterna : tidak ada kelainan

Vagina : t.a.k

Cerviks : t.a.k

Uterus : anteversi dan ukuran normal

Adnexa : tidak ada kelainan

2 | P a g e

Page 3: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

1. Berdasarkan pemeriksaan fisik tersebut, kontrasepsi apa yang anda sarankan kepada

Ny. Ola yang tidak ingin hamil lagi?

Halaman 3

Ny. Ola disarankan untuk memilih kontrasepsi yang bertahan lama seperti IUD dan implant,

akan tetapi Ny. Ola menolak. Dokter memberikan kontrasepsi oral kombinasi bifasik.

1. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi hormonal?

2. Jelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik!

2.2 LEARNING PROGRESS REPORT

Terminologi

IUD

Problem

1. Mengapa dengan memakai kondom dan senggama terputus, Ny. Ola khawatir bisa

hamil lagi?

2. Mengapa Ny. Ola takut menggunakan IUD dan implant?

3. Mengapa Ny. Ola lebih memilih menggunakan oral kontrasepsi?

4. Mengapa ditanyakan riwayat menstruasi, riwayat hipertensi, riwayat pribadi, dan

riwayat operasi? Dan apa hubungannya dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi?

5. Mengapa ditanyakan/dilakukan pemeriksaan jantung, paru dan abdomen?

Hipotesis

Pemilihan alat kontrasepsi

Tidak ada kontraindikasi alat kontrasepsi

Mekanisme

1. Penggunaan Spermatisid

Penis + Kondom → koitus → ejakulasi → sperma → sperma mati

spermatisid

2. Penggunaan Kondom

Penis + Kondom → koitus → ejakulasi → sperma tertahan → sperma tidak masuk

ke uterus

3. Penggunaan IUD

IUD → mengandung Cu → Cu oksidasi ec asam → proses peradangan

3 | P a g e

Page 4: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Sperma masuk

Leukosit T

Sperma mati

4. Penggunaan KB hormonal

Estrogen Progesteron

↓ ↓

↓ LH dan FSH mengentalkan mucus serviks

↓ ↓

Mencegah pematangan sel telur mencegah sperma masuk ke uterus

5. Hipertensi sebagai kontraindikasi dari konrasepsi oral

Estrogen eksogen → efek permisif → efinefrin → vasodilatasi generalisata → TD ↑

More Info?

1. Anamnesis

o Riwayat penyakit DM, gangguan tiroid

o Masa Laktasi

2. Pemeriksaan Fisik

o BMI

o Vital sign

o Status lokalis

o Head to toe

3. Pemeriksaan Obstetrik

o Vaginal toucher

I Don’t Know

1. Apakah setiap kondom selalu ada spermatisid? Bagaimana mekanisme kerjanya?

2. Apakah DM dan gangguan tiroid menjadi kontraindikasi pengguanaan kontrasepsi

oral?

3. Penyakit yang menjadi kontaindikasi alat kontasepsi

4. Pemeriksaan apa yang dilakukan sebagai screening untuk pemilihan alat kontrasepsi?

5. Mekanisme kerja IUD dan jenis IUD

6. Jenis-jenis kondom dan cara pemakaiannya (pria dan wanita)

4 | P a g e

Page 5: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

7. Mekanisme kerja KB hormonal dan jenisnya

8. Mengapa hipertensi menjadi kontraindikasi KB hormonal?

Learning Issue

1. Kontrasepsi

Jenis-jenisnya

Prinsip kerja

Indikasi dan kontraindikasi

Efek samping

Cara pemakaian

Screening

Tingkat keberhasilan

Masa kerja

TUTORIAL HARI KEDUA

2.3 PEMBAHASAN

KONTRASEPSI

Definisi

Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan usaha-usaha

itu dapat bersifat sementara, dapat juga besifat permanen.

Klasifikasi

1. Kontasepsi Alami

o Koitus Interuptus

o Metode Laktasi Amenore (MLA)

o Pantang Berkala

2. Kontrasepsi Non-alami

o Hormonal:

Secara oral atau berupa pil: progestin atau kombinasi

IUD (AKDR) hormonal: progestasert dan levonorgestrel.

5 | P a g e

Non-hormonal: Koitus Interuptus, Kondom, Pantang Berkala, Amenore Laktasi, IUD non-hormonal, Kontrasepsi Mantap

Hormonal : IUD hormonal, Pil (kombinasi, progestin), Implan, Suntik (Kombinasi. progestin)

Page 6: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Implant.

Suntik: progestin suntik dan injeksi medroksiprogesteron asetat atau

astradiol sipionat.

o Non hormonal

IUD non-hormonal: cooper T 380A.

Kondom: pria dan wanita

Spermatisida

Kontrasepsi mantap

- Wanita: tubektomi

- Pria : vasektomi

A. KONTRASEPSI ALAMI

1. Koitus interuptus

Pengertian

Koitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga

berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)

dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. Cara ini merupakan cara kontrasepsi

yang tertua dan mungkin masih banyak digunakan cara ini sampai sekarang

walaupun banyak yang mengalami kegagalan.

Mekanisme Kerja

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak

masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan

kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi

kemungkinan air mani mencapai rahim.

Efektifitas

Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan

konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan

kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

Manfaat

Koitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun

nonkontrasepsi.

- Manfaat kontrasepsi

6 | P a g e

Page 7: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

1. Alamiah

2. Efektif bila dilakukan dengan benar

3. Tidak mengganggu produksi ASI

4. Tidak ada efek samping

5. Tidak membutuhkan biaya

6. Tidak memerlukan persiapan khusus

7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain

8. Dapat digunakan setiap waktu.

- Manfaat non kontrasepsi

1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi

2. Menanamkan sifat saling pengertian

3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB

Keterbatasan

Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:

a) Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan

tumpahan sperma selama senggama

b) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme)

c) Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah

interupsi coitus

d) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

e) Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

Penilaian Klien

Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi koitus

interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan

penjelasan baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi

pengguna kontrasepsi ini adalah:

Coitus Interuptus

Sesuai untuk Tidak sesuai untuk

Suami yang tidak mempunyai masalah

dengan interupsi pra orgasmik.

Suami dengan ejakulasi dini.

7 | P a g e

Page 8: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Pasangan yang tidak mau metode

kontrasepsi lain.

Suami yang tidak dapat mengontrol

interupsi pra orgasmik.

Suami yang ingin berpartisipasi aktif

dalam keluarga berencana.

Suami dengan kelainan fisik/psikologis.

Pasangan yang memerlukan kontrasepsi

segera.

Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.

Pasangan yang memerlukan metode

sementara, sambil menunggu metode lain.

Pasangan yang tidak komunikatif.

Pasangan yang membutuhkan metode

pendukung.

Pasangan yang tidak bersedia melakukan

senggama terputus.

Pasangan yang melakukan hubungan

seksual tidak teratur.

Menyukai senggama yang dapat dilakukan

kapan saja/tanpa rencana.

Cara Koitus Interuptus

a. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun

kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan

dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.

b. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan

kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan

sperma dari ejakulasi sebelumnya.

c. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari

vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.

d. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.

e. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.

f. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

2. Amenorea laktasi

Sepanjang sejarah para wanita mengetahui bahwa kemungkinan untuk

menjadi hamil lebih kecil apabila mereka terus menyusui anaknya setelah

melahirkan. Maka, memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah

kehamilan, metode ini disebut dengan Metode Amenore Laktasi (MLA).

Pengertian

8 | P a g e

Page 9: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan

pemberian ASI pada bayinya. MLA akan tetap mempunyai efek kontrasepstif

apabila:

Menyusukan secara penuh (eksklusif)

Belum haid

Usia bayi kurang dari 6 bulan

Efektif hingga 6 bulan

Bila ingin tetap belum ingin hamil,kombinasikan dengan metode

kontrasepsi lain setelah bayi berusia 6 bulan

Mekanisme Kerja

• Sekresi GnRH yang tidak teratur menganggu pelepasan hormon

FSH(follicle stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone)untuk

menghasilkan sel telur dan menyiapkan endometrium.

• Penghisapan ASI yang intensif secara berulang kali akan menekan

sekresi hormon GnRH (gonadotrophin releasing hormone) yang

mengatur kesuburan.

• Rendahnya kadar hormon FSH dan LH menekan perkembangan folikel

di ovarium dan menekan ovulasi

Keuntungan kontrasepstif

• Cukup efektif dalam mencegah kehamilan (1-2 kehamilan per 100

wanita di 6 bulan pertama penggunaan)

• Bila segera menyusukan secara eksklusif maka efek kontraseptif akan

segera pula bekerja efektif

• Tidak mengganggu proses sanggama

• Tidak ada efek samping sistemik

• Tidak perlu dilakukan pengawasan medis

• Tidak perlu pasokan ulangan,cukup dengan selalu memberikan ASI

secara eksklusif bagi bayinya

Keuntungan Non Kontraseptif

1) Bagi anak:

• Imunisasi pasif dan perlindungan terhadap berbagai penyakit

infeksi lainnya

• Sumber nutrisi terbaik bagi bayi

9 | P a g e

Page 10: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

• Mengurangi terkenanya kontaminasi dalam air,susu atau

formula lain,atau pada peralatan

2) Bagi Ibu:

• Mengeratkan hubungan psikologis ibu-anak

• Mengurangi risiko anemia

• Keterbatasan sangat tergantung dengan motivasi pengguna bila

memang ingin menggunakan MLA sebagai metode kontrasepsi

(pemberian ASI Eksklusif)

• Untuk kondisi atau alasan tertentu mungkin sulit untuk

dilaksanakan. Tingkat efektivitasnya sangat tergantung tingkat

esklusifitas menyusukan bayi (hingga usia 6 bulan atau mulai

mendapat menstruasi)

• Tidak melindungi pengguna dari PMS

Indikasi

• Wanita yang Menyusukan bayinya secara eksklusif(memberikan ASI

secara penuh tanpa suplementasi lainnya)

• Belum mendapat haid sejak melahirkan bayinya

• Menyusukan secara eksklusif sejak bayi lahir hingga bayi berusia 6

bulan

Kontraindikasi

Setelah beberapa bulan amenorea, klien mulai mendapat haid

Tidak menyusukan secara eksklusif

Bayi telah berusia diatas 6 bulan

Ibu bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam dalam sehari

Edukasi Klien

Memberikan ASI (secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan

(sekitar 6-10 kali/hari)

Memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh

lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian)

Jangan gantikan jadwal pemberian ASI dengan makanan/cairan lain

Jika frekuensi menyusukan kurang dari 6-10 kali perhari atau atau bayi

tidur semalaman tanpa menyusu (mendapatASI), maka MLA kurang

dapat diandalkan untuk metode kontrasepsi

10 | P a g e

Page 11: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

3. P antang B erkala ( rhythm method )

Cara ini diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann

Knaus dari Jerman, cara ini sering juga disebut cara Ogino-Knaus. Mereka bertitik

tolak dari hasil penyelidikan seorang wanita hanya dapat hamil selama beberapa

hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa subur yang juga disebut fase ovulasi

mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Dan setelah

masa itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.

Untuk penggunaan kontrasepsi ini biasanya dokter meminta pasien untuk

melakukan observasi siklus haidnya terlebih dahulu sekurangnya 6 bulan atau 1

tahun. Dan dalam metode pantang berkala ini, ada beberapa metode yang

digunakan diantaranya:

a) Metode Irama Kalender

Berpatokan dengan masa ovulasi.

Dimana jika siklus menstruasi teratur 28 hari setelah observasi,

umumnya ovulasi terjadi 14 hari ± 2-3hari sebelum terjadinya

menstruasi selanjutnya.

Contoh : jika seorang wanita dengan HPHT tanggal 14 Juni

2012 maka bisa dikatakan ovulasinya terjadi pada tanggal 31

Mei 2012 dan masa hidup sperma dalam uterus dari tanggal 28-

30 Mei 2012 dan masa hidup ovum dari tanggal 1-3 Juni 2012.

Jadi masa suburnya tanggal 28 Mei 2012 sampai 3 Juni 2012.

Sedangkan untuk wanita dengan siklus tridak teratur masa subu

ditentukan dengan metode perhitungan daur haid terpendek

dikurang 18 hari (-18) dan daur terpendk dikurang 11 hari (-11).

Contoh : jika seorang wanita pernah haid dengan siklus

terpendeknya setelah observasi 28 hari maka 28-18=10. Siklus

terpanjangnya 30 hari maka 30-11=19, dengan demikian masa

suburnya tanggal 10 sampai tanggal 19.

Sehingga untuk menghidari konsepsi, koitus diharus dihindari

sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam) sebelum terjadinya ovulasi

dan 3 hari setelah terjadinya ovulasi. Untuk siklus tidak teratur

angka yang didapat adalah waktu yang dipantang untuk koitus.

b) Metode Irama Suhu

11 | P a g e

Page 12: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Berpatokan pada perubahan suhu basal. Biasanya sebelum ovulasi

terjadi peningkatan suhu terjadi sekitar 0,4 F (0,2 C) dan setelah

ovulasi suhu basal akan menetap tinggi sampai haid terjadi lagi.

Memilik angka kegagalan 2 %

Prinsip penggunaan:

1) Untuk mendapatkan efektifitas tinggi hindari koitus saat

terjadi peningkatan sampai jauh setelah terjadi

peningkatan suhu.

2) Wanita tersebut tidak boleh berhubungna sejak haid

pertama sampai hari ke-3 peningkatan suhu.

3) Pengukuran dilakukan pagi hari setiap sesudah haid

sampai haid berikutnya dengan termometer yang ditaruh

pada rektum selama 5 menit.

c) Metode Irama Mukus Serviks

Berpatokan pada perubahan mukus ada serviks. Saat akan terjadi

ovulasi vagina akan terasa lebih basah dan lembab sedangkan setelah

terjadi ovulasi vagina akan terasa kering. Ini merupakan akibat adanya

rangsangan dari estrogen sesaat sebelum terjadinya ovulasi ke kelenjar

bartolin yang membuat konsistensi mukus menjadi lebih jernih, licin

dan elastis. Setelah ovulasi karena prosgesteron yang tinggi membuat

mukus menjadi lebih kental dan vagina lebih kering.

Wanita tersebut dilarang berhubungan sejak awal haid sampai 4

hari setelah timbulnya mukus licin. Angka kegagalan 3 %.

d) Metode Simtotermal

Merupakan perpaduan dari metode suhu, mukus dan kalender.

Kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk

ditentukan, ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 (dalam siklus normal 28

hari) atau kurang lebih 2 hari sebelum haid yang akan datang. Pada wanita yang

haidnya tidak teratur sulit sekali untuk di tentukan waktu ovulasinya untuk

perhitungan. Untuk penggunaan kalender ini baiknya jika wanita tersebut

mempunyai catatan haidnya selama bulan bahkan lebih baik lagi sampai 1 tahun.

B. KONTRASEPSI NON-ALAMI

Kontrasepsi non-alami dibedakan menjadi kontrasepsi hormonal dan non-hormonal.

12 | P a g e

Page 13: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

1. Kontrasepsi Hormonal

Yang termasuk ke dalam kontrasepsi hormonal diantaranya adalah

kontasepsi oral (pil kombinasi dan progestin), IUD hormonal, implant, suntik

(kombinasi dan progestin).

a) Kontrasepsi Oral

Klasifikasi

1. Kontrasepsi Estrogen Plus Progestin

Kontrasepsi estrogen plus progestin adalah kombinasi suatu zat

estrogen dan bahan progestasional.

Mekanisme kerja dari kontrasepsi ini yaitu:

o Supresi ovulasi yang sangat efektif.

o Blokade penetrasi sperma oleh mukus serviks.

o Penghambat implantasi di endometrium.

o Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur

dengan sendirinya akan terganggu pula.

Dosis, dosis terendah diukur berdasarkan kemampuannya untuk

mencegah breakthrough bleeding.

o Estrogen: biasanya 20 sampai 35 µg etinil estradiol.

o Progestin, ada 2 cara:

a. dosis progestin tetap sepanjang siklus (monofasik).

b. dosis progestin dan estrogen bervariasi sepanjang siklus

(bifasik dan trifasik).

Pil fasik berguna untuk mengurangi jumlah progestin total

persiklus tanpa mengorbankan efektivitas atau kontrol siklus.

Jenisnya ada 3 macam, yaitu:

Monofastik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif E/P dalam dosis yang sama,

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mgandung hormon aktif E/P dengan 2 dosis yang beda,

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

13 | P a g e

Page 14: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif E/P dengan 3 dosis yang beda,

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Kontrasepsi Oral (Pil Kombinasi)

Pengertian

Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik

estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan

cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung

telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH.

Mekanisme Kerja

Efek terpenting yaitu mencegah ovulasi dengan menekan

gonadotropin-releasing factors menghambat LH dan FSH.

• Estrogen:

Menghambat ovulasi dengan menekan gonadotropin.

Menghambat implantasi dengan mengubah pematangan

endometrium.

Mempercepat transportasi ovum

• Progesteron:

Terbentuk mukus yang kental, sedikit, selular dan

menghambat perjalanan sperma.

Menghambat kapasitasi sperma.

Menyebabkan endometrium kurang layak untuk

implantasi.

Menghambat ovulasi

Gambar 6.Macam – macampilKontrasepsi

(Sumber : http://www.dechacare.com)

14 | P a g e

Page 15: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Efektivitas

Efektifitasnya tinggi, kehamilan terjadi pada 0,1–5/100 wanita

Keuntungan

o Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk

menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan

metroragia,

o Menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan anemia yang

berkaitan dengan menstruasi,

o Mencegah kanker ovarium dan kanker endometrium, dan

o Frekuensi koitus tidak perlu diatur.

Kerugian

o Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui

o Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual (IMS)

o Harus diminum setiap hari

o Perlu resep dokter

o Mahal

o Ada interaksi dengan beberapa jenis obat

Indikasi

o Ingin kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

o Anemia karena menoragia

o Siklus haid tidak teratur

o Diabetes Mellitus tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah,

mata, dan saraf

o Tiroid, PID, endometritis, tumor ovarium jinak, varises vena

Kontraindikasi absolute pil kombinasi

o Tromboplebitis atau tromboemboli.

o Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.

o Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.

o Diketahui atau diduga karsinoma mammae.

o Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.

o Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.

15 | P a g e

Page 16: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

o Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui

penyebabnya

o Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.

o Diketahui atau diduga hamil.

o Gangguan fungsi hati.

o Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau

produk lain yang mengandung estrogen.

Kontraindikasi relative pil kombinasi

o Sakit kepala (migrain).

o Disfungsi jantung atau ginjal.

o Diabetes gestasional atau pre diabetes.

o Hipertensi.

o Depresi.

o Varises

o Umur lebih 35 tahun, perokok berat

o Fase akut mononukleosis.

o Penyakit sickle cell.

o Asma.

o Kolestasis selama kehamilan.

o Hepatitis atau mononucleosis tahun lalu.

o Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit

rheumatic yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM

sebelum usia 50 tahun.

o Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui,

sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang

terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu

menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan

zat lemak serta protein dalam ASI, karena itu untuk ibu

menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung

progestin, yang tidakmempengaruhi pembentukan ASI.

Efek Samping

a. Efek karena kelebihan estrogen

16 | P a g e

Page 17: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

- Rasa mual

- Retensi cairan

- Sakit kepala

- Nyeri pada mamma

- Fluor albus

b. Efek karena kelebihan progesteron

- Perdarahan tidak teratur

- Bertambahnya nafsu makan & berat badan

- Akne

- Alopesia

- Mamma mengecil

- Fluor albus

- Hipomenorea

c.Efek sampingan yang berat

- Tromboemboli

- Tromboflebitis

- Emboli paru-paru

- Trombosis otak

Cara pemakaian

Pil diminum setiap hari secara teratur, pil pertama diminum

pada hari ke lima siklus haid, dianjurkan agar meminum pil pada

waktu yang sama, contoh : pagi hari (setelah bangun tidur). Bila satu

pil lupa diminum, telan segera setelah ingat. Jika lupa 2 pil berturut-

turut, minum 2 pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu

biasanya pada hari berikut, dan gunakan alat kontrasepsi lain (contoh :

kondom).

Kemasan pil kombinasi

1. Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada

setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai

gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu

pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.

17 | P a g e

Page 18: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

2. Kemasan 21 hari. Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung

hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan

(mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan

mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus

memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah

menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau

tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus

memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan

benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal

walaupun haid tidak terjadi.

Komplikasi

Efek metabolik

o Meningkatkan trigliserida dan kolesterol total.

o Menurunkan toleransi glukosa.

o Meningkatkan pembentukan berbagai globulin oleh hati

Efek kardiovaskuler

o Tromboembolisme: resiko trombosis vena dalam dan

embolisme paru. Terbentuk lesi-lesi khas di tunika intima

dan tunika media pembuluh darah pada trombus oklusif,

terjadi akselerasi agregasi trombosit dan aktivitas

antitrombin III plasma serta aktivator plasminogen endotel

menurun. Yang paling beresiko wanita dengan mutasi faktor

V Leiden dan mereka yang mengalami defisiensi protein C

dan S.Faktor predisposisi yang meningkatkan yaitu

hipertensi, obese, diabetes, merokok, gaya hidup yang tidak

banyak aktivitas fisik. Resiko menurun cepat setelah

kontrasepsi dihentikan atau dengan pengurangan atau

penurunan kadar estrogen.

o Stroke dan trombosis arteri: jarang terjadi, resiko meningkat

pada wanita yang merokok.

o Hipertensi: akibat respon progestin.

o Infark miokardium: resiko pada wanita merokok.

18 | P a g e

Page 19: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Penyakit Hati: penyakit kandung empedu pada wanita yang

rentan.

Nyeri kepala migrain: peningkatan resiko stroke trombotik dan

hemoragik.

Neoplasia: hiperplasia dan kanker hati, adenoma hipofisis,

kanker serviks, kanker payudara.

Pada reproduksi: Amenore pasca pil, cacat bawaan.

Lainnya: Mukorea Serviks, hiperpigmentasi, mioma uteri,

pertambahan berat badan, depresi.

Kontrasepsi Progestasional

Kontrasepsi progestasional adalah pil yang hanya mengandung

progestin 350 μg atau kurang yang diminum setiap hari.

Mekanisme Kerja

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di

ovarium (tidak bgitu kuat).

Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga

implantasi lebih sulit.

Mengentalkan lendir serviks sehingga mnghambat penetrasi

sperma.

Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma

terganggu.

Dosis dan Pemberian

Kemasan dengan isi 35 pil: 300 μg levonogestrel / 350 μg

noretindron.

Kemasan dengan isi 28 pil: 75 μg norgestrel.

Diminum setiap hari dan harus diminum pada waktu yang sama

atau hampir sama setiap harinya.

Kelebihan

Sangat efektif bila digunakan secara benar.

Tidak mengganggu hubungan seks.

Tidak mempengaruhi ASI.

Kesuburan cepat kembali.

Nyaman dan mudah digunakan.

Sedikit efek samping.

19 | P a g e

Page 20: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Dapat dihentikan setiap saat.

Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.

Menurunkan anemia.

Mencegah kanker endometrium.

Melindungi penyakit radang panggul.

Tidak meningkatkan pembekuan darah.Kurang meningkatkan

nyeri kepala, depresi

Kekurangan

Peningkatan insiden kehamilan ektopik.

Perdarahan uterus yang tidak teratur jelas jelas menjadi

kekurangan dan berupa amenore, spotting, breakthrough

bleeding.

Amenore atau menoragi dalam waktu yang lama.

Kista ovarium fungsional.

Kontraindikasi

Wanita berumur dengan perdarahan uterus yang tidak jelas.

Riwayat kehamilan ektopik terganggu.

Riwayat kista ovarium fungsional

Kontrasepsi pasca senggama

Pil Sekuensial

Namun pil sekuensial ini tidak seefektif pil kombinasi dan

juga jarang di edarkan di Indonesia.

Mekanisme Kerja

Dengan dosis estrogen yang lebih tinggi daripada dosis

estrogen dalam pil kombinasi, pil sekuensial bekerja dengan

menghambat terjadinya ovulasi dan juga implantasi.

Cara Pemakaian

Minum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk

14-16 hari, disusul dengan pil yang mengandung estrogen dan

progesteron untuk 5-7 hari.

Efektivitas

20 | P a g e

Page 21: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Tingkat kehamilan teoritis dan pemakaian masing-masing 0,5

dan 1,4 per 100 wanita.

Morning after pill

Merupakan pil yang berisi estrogen yang diberikan setelah

melakukan koitus yang tidak terlindungi (tidak menggunakan

kondom atau alat kontrsepsi lain). Pil ini digunakan paling lama

72 jam setelah terjadi hubungan seksual tanpa kontrasepsi atau

metode kontrasepsi yang digunakan gagal, misalnya terjadi

kebocoran pada kondom.

Kerugian

Mual muntah (karena tinggi estrogen).

Kehamilan yang sudah terjadi tidak terganggu

b) IUD Hormonal

IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat

kontrasepsi yang terbuat dari plastik (tembaga) yang bekerja dengan cara

merubah keadaan lingkungan/ suasana dalam rahim. IUD memiliki 2 jenis,

yaitu IUD hormonal dan IUD non-hormonal.

Jenis-jenis IUD hormonal

1) Progestasert-T = Alza T

• Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor

warna hitam

• Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan

65mcg progesteron per hari

• Daya kerja :18 bulan

2) LNG-20

• Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan

20mcg per hari

21 | P a g e

Page 22: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

• Angka kegagalan sangat rendah: <0,5/100/tahun

• Penghentian pemakaian karena persoalan perdarahan

>dibandingkan IUD lainnya (25% amenore / perdarahan haid

sangat sedikit)

• Dapat dipakai 5 thn

Cara Pemasangan

1. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran &

posisi uterus

2. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi pelvik

3. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik

4. Spekulumà servik ditampilkan, servik dijepit dengan cunan servik

5. Masukkan sonde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan

uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum

6. Tentukan arah ante atau retroversi uterus

7. Jika sonde masuk kurang dari 5 cmatau kavum uteri terlalu sempit,

insersi AKDR jangan dilakukan

8. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui

kanalis servikalis

9. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar

tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke

dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi

oleh AKDR

10. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR

ditinggalkan 2-3cm

Mekanisme kerja

• Teori reaksi radang nonspesifik dengan serbukan leukosit

• Teori reaksi benda asing yang membentuk sejumlah besar sel-sel

makrofag pada permukaan mukosa rahim yang menelan sperma /

ovum

• Teori perubahan hormonal dengan meningkatnya kadar

prostaglandin intrauterine

• Teori efek mekanik menimbulkan kontraksi rahim yang

menghalangi jlnnya sperma

22 | P a g e

Page 23: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

• Teori perubahan sekresi biokimia & enzimatik karbonik-

anhidrase & alkali fosfatase dalam uterus à tembaga

Efektivitas

o Angka keh amilan dengan IUD à 1,5-3 / 100 wanita pada tahun

pertama

o Faktor yang mempengaruhi angka kehamilan à jenis IUD; ukuran,

besar, & luasnya permukaan IUD; umur akseptor; lama pemakaian;

kurang teratur kontrol

Indikasi

Usia reproduktif, nullipara

Ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Ibu menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan & tidak menyusui

Setelah mengalami abortus & tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Perokok

Gemuk ataupun kurus

Kontraindikasi

• Kehamilan

• Peradangan panggul

• Perdarahan uterus abnormal

• Karsinoma organ panggul

• Malformasi rahim

• Mioma uteri

• Dismenorea berat

• Stenosis kanalis serviks

• Anemi berat dan gangguan pembekuan darah

• Penyakit jantung rematik

Waktu pemasangan

o Sedang haid

o Pasca persalinan

o Pasca keguguran

o Masa interval (setelah masa ovulasi)

23 | P a g e

Page 24: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

o Sewaktu SC

o After morning : dilakukan koitus, IUD dipasang 72 jam kemudian

à sblm implantasi

Komplikasi

a) Infeksi

b) Perforasi

– Kontraksi uterus à AKDR terdorong menembus dind

uterus à rongga perut. Perhatikan benang !

– IUD tertutup à berlubang à ileus

– IUD dengan Cu à perlekatan dengan organ dalam perut

c) Kehamilan dengan IUD insitu

– ≠ cacat pada bayi à terletak antar selaput ketuban dan

dinding rahim

– Jika benang masih terlihat lebih baik dikeluarkan à abortus

– Jika menggunakan IUD tanpa logam dan benang tidak

terlihat à teruskan kehamilan

d) Nyeri dan mulas. Umumnya hilang sampai beberapa minggu

setelah pemasangan

e) Perdarahan à diberikan obat

f) Keputihan. Mungkin disebabkan reaksi organ genitalia terhadap

benda asing à bulan-bulan p1

g) Dismenorea

h) Disparenia

i) Ekspulsi

Faktor IUD. Jarang terjadi pada IUD tertutup, ukuran besar

Waktu pemasangan. Biasanya pada bulan p1 pasca partus

Faktor akseptor. Umur, paritas, kelainan alat genitalia

(inkompentesi serviks, uterus), kanalis serviks terbuka

Efek Samping

• Perdarahan

• Rasa nyeri dan kejang di perut

• Gangguan pada suami

• Ekspulsi (pengeluaran sendiri) :

24 | P a g e

Page 25: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

– Umur dan paritas : umur dan paritas↓ à ekspulsi

– Lama pemakaian : paling sering 3 bulan pertama setelah

pemasangan

– Jenis dan ukuran

– Psikis : motilitas uterus

c) Implant

Definisi

•Memasukkan atau mencangkokkan (jaringan, bahan radioaktif, inert) ke

dalam jar utuh atau rongga tubuh. (Dorland)

• Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah

dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih

pendek dan pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung

hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan

(BKKBN, 2006).

Profil

• Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jadena, indoplant, dan

implanon.

•Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.

• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.

• Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut.

• Aman dipakai pada masa laktasi.

Jenis-jenis Implan

1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi 36 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira

40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3-keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg

levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Mekanisme Kerja

Pada kapsul implant yang mengandung levonorgestrel, hormon

yang terdapat dalam kapsul implant bekerja secara difusi melalui membran

dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi

25 | P a g e

Page 26: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah

ovulasi. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 85µg perhari

selama 6-8hari pertama, kemudian menurun 50µg/hari dan bertahap

menurun sampai 25-30µg/hari untuk beberapa tahun berikutnya.

Dengan konsep kerja yang ditimbulkan:

- Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.

- Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi

spermatozoa. 

- Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat

nidasi.

Efektifitas

Sangat efektif. Angka kegagalan norplant 0,2-1 per 100 wanita

pertahun dalam lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan

kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan

Daya guna tinggi, perlindungan jangka

panjang (sampai 5 tahun)

Perlu pembedahan minor untuk insersi dan

pengeluaran

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat

setelah pencabutan

Efektivitas menurun bila konsumsi obat TB

(rifampisin) atau obat epilepsi (barbiturate,

fenitoin)

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam Nyeri payudara

26 | P a g e

Page 27: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Bebas dari pengaruh estrogen Peningkatan/penurunan berat badan

Perdarahan yang terjadi lebih ringan Tidak memberi efek protektif terhadap IMS

maupun AIDS

Resiko kehamilan ektopik < pemakaian

AKDR

Nyeri kepala, mual

Tidak mengganggu kegiatan senggama Kadang ditemukan gangguan pola haid

(amenore, hipermenorea, spotting)Tidak mengganggu ASI

Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada

keluhan

Indikasi dan Kontraindikasi

Waktu Pemasangan

Waktu yang paling baik untuk pemasangan implant adalah sewaktu

haid berlangsung pada hari ke-2 sampai ke-7 atau masa pra-ovulasi

dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.

Menyusui antara 6 minggu-6 bulan

27 | P a g e

Page 28: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Apabila klien sudah menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinya, penggantian dilakukan pada jadwal kunjungan

kontrasepsi selanjutnya dan diyakini klien tidak hamil.

Apabila sebelumnya klien menggunakan kontasepsi suntik, implant

diberikan pada jadwal kontrasepsi tersebut diberikan.

Apabila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontasepsi

nonhormonal kecuali AKDR/IUD, maka insersi dapat dilakukan

kapan saja asalkan klien diyakini tidak hamil.

Apabila kontrasepsi yang digunakan sebelumnya adalah

AKDR/IUD, maka insersi dilkukan pada hari ke-7 siklus haid dan

diyakini bahwa klien tidak hamil, selain itu klien dan pasangannya

juga tidak boleh berhubungan seksual atau dapat berhubungan

seksual dengan menggunakan kontrasepsi lain, e.g. kondom, selama

7 hari.

Edukasi untuk klien

Daerah insersi harus dijaga bersih dan kering selama 48 jam

pertama untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka insisi.

Mungkin terjadi rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah

insisi

Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi

Apabila timbul tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau

bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke

klinik

Efek Samping

Amenore

Spotting ringan

Infeksi pada daerah insersi

Berat badan naik/turun

Sakit kepala, nyeri payudara

Masa Kerja

Norplant → 5 tahun

Implanon → 3 tahun

Jadena dan Indoplant → 3 tahun

28 | P a g e

Page 29: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

d) Kontrasepsi Suntik

Definisi

Kontrasepsi yang diberikan kepada wanita yang mendapat suntikan

periodik untuk mencegah kehamilan.

Jenis-Jenis Komtrasepsi Suntik

1. Kontrasepsi Progestin, yaitu kontrasepsi suntik yang hanya

mengandung progestin

a. Depo Medroksiprogesteron Asetat

Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan

dengan cara di suntik intramuskular, diberikan di daerah bokong.

b. Depo Noretisteron Enantat

Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2

bulan dengan cara disuntik intramuskular.

2. Kontrasepsi Kombinasi

a. Depo estrogen-progesteron

Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat,

diberikan secara intramuscular setiap sebulan sekali.

b. Selain itu ada juga kontrasepsi suntik kombinasi yang terdiri atas

50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang

diberkan injeksi intramuscular sebulan sekali.

Mekanisme Kerja

Menghambat ovulasi dan menekan proliferasi endometrium.

3 – 4 hari pasca injeksi, kadar estradiol mencapai puncaknya

selama 10-14 hari.

Penurunan kadar estradiol menyebabkan perdarahan lucut 10-20

hari setelah penyuntikan.

Mencegah ovulasi.

Kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing

hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi.

Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan

tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan

29 | P a g e

Page 30: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi

pelepasan (FSH) dan (LH).

Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan

mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan-

perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari

serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga

menyulitkan penetrasi spermatozoa. 

Membuat endometrium menjadi kurang layak/baik untuk

implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi

perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan

sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari

ovum yang telah dibuahi.

Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba

fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi

ovum (telur) melalui tuba.

Kelebihan

Sangat efektif

Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui

Efek samping sangat kecil

Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

Sangat cocok pada wanita yang mempunyai cukup anak

Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun

Kekurangan

Terlambat pemulihan kesuburan

Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan

Efektivitas

Pada suntikan kombinasi efektifitasnya 1 - 4 kehamilan per 1000

perempuan sebelum tahun pertama penggunaan, sedangkan suntikan

progestin 3 kehamilan per 1000 perempuan per tahun asal penyuntikannya

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kegagalan yang

terjadi pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan untuk datang pada

jadwal suntikan yang telah di tentukan atau teknik penyuntikan yang salah.

Injeksinya harus benar-benar intragluteal.

Cara penggunaan

30 | P a g e

Page 31: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Kontrasepsi suntikan progestin jenis DMPA di berikan setiap 3 bulan

dengan cara di suntik intramuskular dalam di daerah glutea. Apabila suntikan

di berikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan

tidak bekerja segera dan tidak efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.

Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat diberikan setiap 8 minggu.

Sedangkan untuk suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan

intramuskular dalam dan datang kembali setiap 4 minggu. Suntikan ulang

diberikan hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan.

Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal

saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

Indikasi

Usia reproduksi

Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi

Menyusui

Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Setelah abortus atau keguguran

Tidak banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

Perokok.

Kontraindikasi

Gangguan tromboflebitis vena dalam/gangguan tromboembolus.

Penyakit serebrovaskular/arteri koroner.

Karsinoma payudara.

Karsinoma endometrium/dicurigai neoplasia dependen-estrogen.

Perdarahan genitalia dengan sebab tidak jelas.

Ikterus kolestatik pada kehamilan atau setelah pakai KB.

Adenoma/karsinoma hati.

Diketahui/dicurigai hamil.

Efek Samping

Gangguan Haid.

Berat badan bertambah.

Mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut.

31 | P a g e

Page 32: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan

dapat menurunkan kepadatan tulang, menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido.

Waktu mulai menggunakan

Suntikan pertama diberikan pada/dalam waktu 7 hari pertama siklus

haid.

Bila suntikan pertama diberkan setelah lewat 7 hari pertama siklus

haid maka klien tidak boleh berhubungan seksual atau menggunakan

kontrasepsi lain ketika akan berhubungan seksual selama 7 hari.

Apabila sebelumnya pasien menggunakan AKDR/IUD ataupun

kontrasepsi nonhormonal, maka pemberian kontrasepsi suntik harus

menunggu datangnya haid dan pemberiannya diberikan pada hari ke

1-7 siklus haid, dan AKDR/IUD harus dicabut.

Edukasi Klien

Apabila klien tidak haid selama 2 bulan atau lebih, maka harus

dilakukan cek kehamilan

Klien harus diberi penjelasan mengenai efek samping yang mungkin

terjadi

2. Kontrasepsi Non-hormonal

a) Kondom

Kondom Pada Pria

Definisi

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari

berbagai bahan, seperti karet, plastic atau bahan alami yang dipasang di

penis saat berhubungan seksual.

Profil

o Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah

IMS termasuk HIV/AIDS

o Efektif bila dipakai dengan baik dan benar

o Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS

o Tipe kondom terdiri atas kondom biasa, kondom berkontur,

kondom beraroma, dan kondom tidak beraroma

32 | P a g e

Page 33: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Mekanisme Kerja

Kondom bekerja sebagai alat kontrasepsi dengan mencegah sperma

masuk ke dalam uterus melaui penampungan sperma diujung karet yang

dipasang pada penis, sehingga sperma tidak bertemu dengan ovum.

Kelebihan

o Mencegah kehamilan.

o Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat

hubungan seks.

o Dapat diandalkan.

o Relatif murah.

o Sederhana, ringan, disposable.

o Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau follow-up.

o Reversibel.

o Pria ikut secara aktif dalam program KB.

Kekurangan

o Angka kegagalan relatif tinggi.

o Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan

seks guna memasang kondom.

o Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada

setiap senggama.

Cara penggunaan

Membuka bungkus kondom jangan di tengah karena dapat ikut

merobek karet kondom yang ada di dalamnya. Sobek pada bagian

pinggir saja dengan penuh kehati-hatian. Bila sobek, buang dan

beli lagi yang baru.

Pakai kondom saat burung yang laki-laki sedang kondisi tegang

maksimal. Sebaiknya memasang kondom dibantu yang perempuan

agar kondisi rangsangan dapat terus berlanjut.

33 | P a g e

Page 34: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Berikan ruang yang cukup pada ujung penis pria tanpa udara.

Jangan dipakaikan semua agar ada ruang untuk udara yang

mungkin timbul serta cairan pria yang mungkin dapat keluar secara

tiba-tiba. Pakaikan seperti memakai kaos kaki yang ujungnya

disisakan.

Memakaikan kondom dengan cara menggulung lipatannya, bukan

dengan cara dipanjangkan dulu baru dipakaikan.

Jangan dioleskan atau dikenakan pada cairan berminyak karena

dapat merusak bahan karet sehingga kondom dapat jebol sewaktu-

waktu tanpa diduga.

Jika kondom robek segera hentikan hubungan seks dan ganti

dengan yang baru dan bersih.

Buang kondom bekas yang sudah anda pakai ke tempat sampah

yang jauh dari jangkauan anak-anak agar kuman dan bibit penyakit

menular seksual yang mungkin saja ada tidak menulari anggota

keluarga anda. Ikat kondom agar sperma tidak tumpah kemana-

mana.

Beli kondom jangan yang bajakan atau tiruan, karena bisa saja

kualitasnya tidak baik yang nantinya hanya akan merugikan anda

dan pasangan anda.

34 | P a g e

Page 35: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Indikasi

a. Penyakit genitalia.

b. Sensitivitas penis terhadap sekret vagina.

c. Ejakulasi prematur

Kontraindikasi

a. Pria dengan ereksi yang tidak baik.

b. Riwayat syok septik.

c. Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual

Efektivitas

Cukup efektif, dengan angka kegagalan yaitu 2-12 kehamilan per

100 perempuan per tahun.

Kondom Pada Wanita

Mekanisme Kerja

35 | P a g e

Page 36: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Kondom pada wanita bekerja sebagai alat kontrasepsi dengan

mencegah sperma masuk ke dalam uterus melaui penampungan sperma

diujung inner ring yang terletak dekat serviks, sehingga sperma tidak

bertemu dengan ovum.

Kelebihan

o Mencegah kehamilan.

o Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan

seks.

o Dapat diandalkan.

o Relatif murah.

o Sederhana, ringan, disposable.

o Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau follow-up.

o Reversibel.

Kekurangan

o Angka kegagalan relatif tinggi.

o Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada

setiap senggama.

Indikasi

Vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan.

Ingin kontrsepsi yang bersifat sementara

Ingin kontrasepsi yang hanya digunakan saat berhubungan seksual

Beresiko tinggi terkena IMS

Kontraindikasi

Alergi terhadap bahan dasar kondom

Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

Tidak ingin repot dengan persiapan saat akan berhubungan seksual

Cara Penggunaan

1. Buka bungkusan kondom, dalam membukanya harus hati-hati dan

jangan gunakan benda tajam karena dikhawatirkan dapat merusak

kondom

36 | P a g e

Page 37: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

2. Perhatikan pada kondom wanita terdapat dua buah ring, yaitu outer

ring dan inner ring.

3. Pegang inner ring dengan ibu jari dan jari lainnya pada sisi inner

ring, kemudian tekan inner ring, sehingga bentuk inner ring menjadi

lonjong.

4. Atur posisi yang nyaman untuk memasang kondom. Posisi dapat

berdiri, jongkok, atau berbaring

37 | P a g e

Page 38: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

5. Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu

inner masuk ke dalam vagina gunakan jari telunjuk untuk menekan

inner ring lebih jauh ke dalam vagina.

6. Setelah koitus, keluarkan kondom dengan hati-hati dengan memutar

kondom bagian outterr ring untuk menjaga agar sperma yang

tertampung dalam kondom tidak keluar.

b) Spematisida

Definisi

Bahan kimia digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.

Bahan aktifnya berupa nonoksinol 9 atau oktosinol 9.

Durasi efektivitas maksimum biasanya lebih dari 1 jam. Pencucian

vagina harus dihindari selama paling sedikit 6 jam setelah berhubungan

kelamin. Terdiri atas 2 komponen yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan

spermatozoa dan vehikulum yang non aktif dan diperlukan untuk membuat

tablet atau cream/ jelly. Yang paling baik berupa busa.

Mekanisme  Kerja

o Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.

38 | P a g e

Page 39: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

o Memperlambat motilitas sperma.

o Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Pilihan

o Aerosol (busa) akan efektif setelah

dimasukkan (insersi).

Aerosol dianjurkan

bila spermisida digunakan sebagai

pilihan pertama atau

metode kontrasepsi lain tidak sesuai

dengan kondisi klien.

Cara penggunaan:

Sebelum digunakan, kocok

tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan kontainer dengan posisi ke

atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk mengisi

busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan

posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik

aplikator, pastikan untuk Spermisida aerosol (busa) dimasukkan

dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan

seksual.

o Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan

disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah

dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.

o Jenis spermisida jelli biasanya digunakan bersamaan

dengan diafragma.

Cara penggunaan krim dan jelly:

Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli

dengan inserter

Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan

aplikator dan atau mengoles di atas penis.

Krim atau jeli biasanya digunakan dengan diafragma atau

kap serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom.

Masukkan spermisida 10-15menit sebelum melakukan

hubungan seksual.

39 | P a g e

Page 40: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke

dalam vagina mendekatiserviks. Pegang aplikator dan dorong

sampai krim atau jeli keluar.

Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera

dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan.

Cara penggunaan suppositoria:

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka

kemasan.

Lepaskan tablet vagina atausuppositoria dari kemasan.

Sambil berbaring, masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina.

Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.

Manfaat kontrasepsi:

Efektif seketika (busa dan krim).

Tidak mengganggu produksi ASI.

Sebagai pendukung metode lain.

Tidak mengganggu kesehatan klien.

Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Mudah digunakan.

Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Lubrikasi mungkin meningkatkan kenikmatan.

Tidak mempengaruhi future fertility

Manfaat non kontrasepsi:

Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular

seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Keterbatasan

Efektiviatas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per

tahun pertama).

Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.

40 | P a g e

Page 41: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap

melakukan hubungan seksual.

Pengguna harus menunggu 10-15 menit

setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukanhubungan

seksual.

Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.

Spermisida akan jauh lebih efektif, bila

menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom, cervical cap,

diafragma).

Efek Samping

Alergi Jarang terjadi bila ada kita adakan penanganan efek samping

Efek samping dan Masalah Penanganan

Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis dan IMS. jika

penyebab spermisida, alihkan ke spermisida

lainya dengan komposisi kimia berbeda atau

bantuan klien memilih metode lain.

Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida,

alihkan ke spermisida lainya dengan

kompisisi kimia berbeda atau bantuan klien

memilih metode lain.

Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan

bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak

ada perubahan, sarankan

menggunakan spermisida jenis lain atau

bantu memilih metode kontrasepsi lain.

Kegagalan tablet tidak larut Pilih spermisida lain dengan komposisi

bahan kimia berbeda atau bantu memilih

metode kontrasepsi lain.

c) AKDR/IUD non-hormonal

Jenis-jenis

AKDR CuT-380A

41 | P a g e

Page 42: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T

diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)

AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA-T (Schering)

Mekanisme Kerja

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii

Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri

AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk

fertilisasi

Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba Fallopii.

Immobilisasi spermatozoa saat melewati kavum uteri.

Gangguan/terlepasnya blastokis yang berimplantasi pada endometrium,

sehingga memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam

uterus

Sedangkan pada AKDR yang mengandung Cu, memiliki mekanisme

kerja sebagai berikut:

o Antagonisme kationik yang spesifik terhadap Zn terdapat

dalam enzim karbonik anhidrase yaitu

salah satu enzim traktus genitalia wanita

dimana Cu menghambat reaksi karbonik

anhidrase sehingga tidak memungkinkan

terjadinya implantasi; juga menghambat

aktivitas alkali phosphatase.

o Mengganggu pengambilan estrogen endogen oleh mukosa

rahim dan jumlah DNA dalam sel endometrium.

o Mengganggu metabolisme glikogen.

Keuntungan

Tidak mempengaruhi hubungan seksual

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI pada ibu yang

memberikan ASI eksklusif

42 | P a g e

Page 43: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Dapat digunakan sampai menopause

Membantu mencegah kehamilan ektopik

Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

Kerugian

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Memerlukan prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik dalam

pemasangannya

Butuh tenaga medis yang ahli

Menimbulkan nyeri dan spotting segera setelah pemasangan AKDR

Indikasi

Usia reproduktif

Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

Menyusui dan menginginkan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

Resiko rendah dari IMS

Tidak disiplin dalam meminum pil KB

Kontraindikasi

Sedang hamil/dicurigai hamil

Perdarahan vagina yang belum diketahui penyebabnya

Menderita IMS

Menderita Penyakit Radang Panggul (PRP)

Kanker alat genital

Cavum uteri kurang dari 5 cm

Efektivitas

Sangat efektif, dengan angka kegagalan 0,6-0,8 kehamilan/100

perempuan dalam 1 tahun pertama.

Waktu Pemasangan

Sewaktu haid yang sedang berlangsung.

Pemasangan AKDR dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-

hari terakhir haid. Keuntungannya:

1. Pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada waktu itu agak

terbuka dan lembek.

2. Rasa nyeri tidak seberapa keras.

43 | P a g e

Page 44: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

3. Pendarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak

seberapa dirasakan.

4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang sedang

hamil tidak ada

Sewaktu postpartum.

Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:

1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada

wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.

2. Secara langsung (direct insertion) yaitu AKDR dipasang dalam

masa tiga bulan setelah partus atau abortus.

3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang

sesudah masa tiga bulan setelah partus atau abortus.

Sewaktu postbortum.

Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena

dari segi fisiologis dan psikologis waktu itu adalah paling ideal. Tetapi

septik abortion merupakan kontraindikasi

Beberapa hari setelah haid berakhir.

Dalam hal yang terakhir ini wanita yang bersangkutan dilarang

untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan

AKDR dilakukan sebaiknya diperlihatkan kepada akseptor bentuk

AKDR yang dipasang dan bagaimana AKDR terletak dalam uterus

setelah terpasang.

Efek Samping

Amenorea

Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

d) Kontrasepsi Mantap (Kontap)

Kontap dapat dilakukan pada pria dan wanita. Pada pria kontrasepsi

mantap berupa vasektomi, sedangkan pada wanita kontrasepsi mantap berupa

tubektomi.

Vasektomi

Definisi

44 | P a g e

Page 45: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Pengangkatan ductus (vas) deferens, atau sebagian darinya

secara bedah, dilakukan untuk menghasilkan infertilitas atau

bersamaan dengan prostatektomi.

Tindakan yang dilakukan pada kedua vas deferens pria, yang

menyebabkan yang bersangkutan tidak menyebabkan

kehamilan

Mekanisme Kerja

Testis menghasilkan sperma à Vasektomi (pengangkatan duktus vas

deferens) à sperma tidak bisa disalurkan keluar karena duktusnya

telah diangkatàbenar-benar steril jika telah mengalami 8-12 kali

ejakulasi

Indikasi

Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi adalah

bahwa pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan

pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada

dirinya

Kontraindikasi

Sebetulnya tidak ada kontraindikasi untuk vasektomi, tapi jika

ada kelainan lokal atau umum yg dpt menganggu sembuhnya luka

operasi, kelainan harus disembuhkan

Keuntungan

o Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental

o Tidak mengganggu libido seksualitas

o Dapat dikerjakan secara poliklinis

Kegagalan

45 | P a g e

Page 46: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

o Rekanalisasi spontan

o Gagal mengenai & memotong vas deferens

o Tidak diketahui adanya anomaly dari vas deferens, misalnya

ada dua vas deferens disebelah kanan/kiri

o Koitus dilakukan sebelum vesikula seminalisnya betul-betul

kosong (jika telah mengalami 8-12 ejakulasi atau selama 3

bulan) jika tidak maka dapat terjadi konsepsi, untuk

mengantisipasi hal tersebut maka jika ingin melakukan koitus

sebelum 3 bulan maka koitus dilakukan dengan kontrasepsi lain

Komplikasi

o Infeksi pada sayatan

o Rasa nyeri/sakit

o Terjadi hematom karena perdarahan kapiler, epididymitis &

terbentuknya granuloma

Teknik Pengerjaan

o Awalnya kulit skrotum dibersihkan di daerah yang akan

dioperasi. Kemudian dilakukan anestesi lokal dengan larutan

xilokain. Anestesia dilakukan di kulit skrotum dan jaringan

sekitarnya di bagian atas, dan pd jaringan di sekitar vas

deferens

o Vas dicari dan setelah ditentukan lokalisasinya, dipegang

sedekat mungkin di bawah kulit skrotum. Setelah itu dilakukan

sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 sampai 1 cm di dekat

tempat vas deferens.

o Setelah vas kelihatan, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan

(harus diyakinkan betul, bahwa memang vas yang dikeluarkan

itu), vas dipotong sepanjang 1 sampai 2 cm dan kedua

ujungnya diikat. Setelah itu kulit dijahit, tindakan diulangi pada

sebelah lainnya

o Seorang yang telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan

betul2 steril jika dia telah mengalami 8 sampai 12 ejakulasi

setelah vasektomi. Oleh karena itu yg bersangkutan dianjurkan

pada koitus memakai cara kontrasepsi lain

46 | P a g e

Page 47: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

o Komplikasi vasektomi: infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit,

terjadinya hematoma oleh karena perdarahan kapilar,

epididimitis, terbentuknya granuloma

o Kegagalan bisa terjadi karena: terjadi rekanalisasi spontan,

gagal mengenal dan memotong vas deferens, tidak mengetahui

adanya anomali vas deferens.

TubektomiDefinisi

Adalah salah satu metode kontrasepsi secara bedah sukarela

untuk mencegah kehamilan dengan menghentikan kesuburan seorang

wanita.

Mekanisme Kerja

Dengan mengoklusi tuba Fallopii (mengikat dan memotong

atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan

ovum.

Keuntungan

Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Tidak bergantung pada faktor senggama

Tidak mempengaruhi proses menyusui

Mengurangi resiko kanker ovarium

Kekurangan

Klien dapat menyesal dikemudian hari

Tidak melindungi diri dari IMS

47 | P a g e

Page 48: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Adanya rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka waktu

pendek

Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih

Indikasi

Usia > 26 tahun

Paritas > 2

Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya

Pada kehamilannya dapat menimbulkan resiko kesehatan yang

serius.

Kontraindikasi

Hamil atau dicurigai hamil

Pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

Infeksi sistemik atau pelvic yang akut

Waktu Pelaksanaan Tubektomi

Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara

rasional klien tersebut tidak hamil

Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase

proliferasi)

Pascapersalinan

o Minilaparoskopi: dalam waktu 2 hari atau setelah 6

minggu atau 12 minggu

o Laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien

pascapersalinan

Pascakeguguran

o Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak

ada bukti infeksi pelvic (untuk minilaparoskopi dan

laparoskopi)

o Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak

ada bukti infeksi pelvic (untuk minilaparoskopi saja)

Pelaksanaan Tubektomi

Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba

Minilaporotomi

48 | P a g e

Page 49: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Sayatan dibuat di garis tengah di atas simfisis sepanjang 3

cm sampai menembus peritoneum. Untuk mencapai tuba

dimasukkan alat khusus (elevator uterus) ke dalam cavum uteri.

Laparoskopi

Mula-mula dipasang cunam serviks pada bibir depan

porsio uteri, dengan maksud supaya kelak dapat menggerakkan

uterus jika hal itu diperlukan pada waktu laparoskopi. Dibuat

sayatan kulit di bawah pusat sepanjang lebih 1 cm, kemudian di

tempat luka dilakukan pungsi sampai rongga peritoneum dengan

jarum khusus (jarum Veres). Melalui jarum dibuat

pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2 sebanyak 1 sampai

3 liter dengan kecepatan kira-kira 1 liter per menit.

Setelah pneumoperitoneum dirasa cukup, jarum Veres

dikeluarkan dan sebagai gantinya dimasukkan troikar (dengan

tabungnya). Sesudah itu troikar diangkat dan dimasukkan

laparoskop melalui tabung. Untuk memudahkan pengliatan uterus

pasien diletakan dalam posisi Trendelenburg dan uterus digerakan

melalui cunam serviks pada porsio uteri. Kemudian dengan cunam

yang masuk dalam rongga peritoneum bersama-sama dengan

laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan penutupan tuba dengsn

kauterisasi, atau dengan memasang pada tuba cincin Yoon atau

cincin Falope atau Clip Hulka.

Cara Penutupan Tuba

Prosedur Irving

Prosedur ini merupakan proses yang paling kecil

kegagalanya. Prosedur ini berupa pemutusan tuba fallopii dan

pemisahan tuba bagian medial dari mesosalphing secukupnya

sehingga membentuk suatu segmen medial tuba. Puntung distal

dari segmen tuba proksimal ditanam di dalam suatu terowongan

di miometrium, sedangkan ujung distal di tanam di mesosalphing.

Prosedur Pomeroy

49 | P a g e

Page 50: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Pada metode ini pemisahan tuba yang paling sederhana

dan efektif. Untuk mengikat lengkung tuba harus digunakan

catgut polos, karena dasar ini adalah absorsi cepat ligasi dan

kemudian pemisahan ujung-ujung tuba yang terpotong.

Prosedur Parkland

Dikembangkan pada tahun 1960-an dan dirancang untuk

menghindari aproksimasi ujung-ujung tuba fallopii yang dipotong

seperti pada prosedur Pomeroy. Dibuat sebuah insisi kecil di

dinding abdomen infraumbilikus. Tuba fallopii didentifikasi

dengan menjepit bagian tengah dengan sebuah klem Babcock dan

memastikanya melalui identifikasi langsung fimbriae di bagian

distal.

50 | P a g e

Page 51: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

Prosedur Madlener

Prosedur ini serupa dengan operasi pomeroy, teapi

lengkung tuba dihancurkan dan diligasi dengan benang yang tidak

dapat diserap dan tidak dilakukan reseksi. Prosedur ini tidak

dianjurkan karena angka kehamilan atau kegagalanya mencapai

7%.

51 | P a g e

Page 52: Makalah Kontrasepsi B2 (Repaired) (Repaired)

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A. Newman, Kamus Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC, 2002.

Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2009

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2010

52 | P a g e