makalah kmb gbs - copy (2)

23
GIULLAIN BARE SYNDROME ( GBS ) A. Pengertian Sindrom Guillain-Bare (Guillain-Bare Syndrome/GBS) merupakan sindrom klinis yang ditunjukkan oleh onset (awitan) akut dari gejala-gejala yang mengenai saraf tepi dan kranial. Proses penyakit mencangkup demielinisasi dan degenerasi selaput mielin dari saraf tepi dan kranial (Sylvia A.Price dan Lorraine M. Wilson, 1995). GBS merupakan sindrom klinik yang penyebabnya tidak diketahui yang menyangkut saraf tepi dan kranial (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G., 2002). Guillain-Barre Syndrome adala acute idiopathic polyneuritis (Dorland, 2011). Dapat disimpulkan GBS ialah sindrom klinis yang ditandai dengan serangan akut saraf tepi dan kranial. B. Etiologi Etiologi tidak diketahui dengan pasti namun para ahli menyebutkan ada beberapa faktor penyebabnya yaitu: 1. Respon alergi atau autoimun 2. Adanya infeksi disaluran pernafasan dan saluran gastrointestinal 3. Infeksi virus primer 4. Reaksi imun atau sebuah kombinasi proses imun C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari guillain bare syndrome adalah : 1. Gejala dikembangkan selama hari sampai beberapa minggu. 2. Gejala-gejala mempengaruhi kedua sisi tubuh Anda secara merata. 3. Mati rasa dan kesemutan. 4. Otot-otot pada setiap sisi wajah Anda dipengaruhi. 5. Anda mulai pulih 2 sampai 4 minggu setelah gejala telah stabil. 1

Upload: roselii-firda-ratma-pratiwi

Post on 03-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

GIULLAIN BARE SYNDROME ( GBS )

A. Pengertian

Sindrom Guillain-Bare (Guillain-Bare Syndrome/GBS) merupakan sindrom klinis yang ditunjukkan oleh onset (awitan) akut dari gejala-gejala yang mengenai saraf tepi dan kranial. Proses penyakit mencangkup demielinisasi dan degenerasi selaput mielin dari saraf tepi dan kranial (Sylvia A.Price dan Lorraine M. Wilson, 1995).

GBS merupakan sindrom klinik yang penyebabnya tidak diketahui yang menyangkut saraf tepi dan kranial (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G., 2002). Guillain-Barre Syndrome adala acute idiopathic polyneuritis (Dorland, 2011).

Dapat disimpulkan GBS ialah sindrom klinis yang ditandai dengan serangan akut saraf tepi dan kranial.

B. Etiologi

Etiologi tidak diketahui dengan pasti namun para ahli menyebutkan ada beberapa faktor penyebabnya yaitu:1. Respon alergi atau autoimun 2. Adanya infeksi disaluran pernafasan dan saluran gastrointestinal3. Infeksi virus primer 4. Reaksi imun atau sebuah kombinasi proses imun

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari guillain bare syndrome adalah :1. Gejala dikembangkan selama hari sampai beberapa minggu.2. Gejala-gejala mempengaruhi kedua sisi tubuh Anda secara merata.3. Mati rasa dan kesemutan.4. Otot-otot pada setiap sisi wajah Anda dipengaruhi.5. Anda mulai pulih 2 sampai 4 minggu setelah gejala telah stabil.6. Anda tidak memiliki demam saat gejala pertama dimulai

D. Manifestasi Klinis

1. Gejala-gajala neurologis awal adalah Parestesia(kesemutan kebas) dan kelemahan otot-otot tungkai yang dapat berkembang ke otot-otot ektremitas atas. Trunkus dan otot-otot wajah kelamahan otot dengan cepat dapat di ikuti oleh paralisis komplit.

1

Page 2: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

2. Saraf kranial seringkali terkena,menyebabkan paralis okular,fasial, dan otot-otot orofaringel,menyebabkan kesulitan berbicara,mengunyah dan menelan

3. Disfungsi autonomik seringkali terjadi dalam bentuk aktivitas berlebihan atau dalam aktivitas sistem saraf simpatis atau parasimpatis. Kondisi ini ditunjukan oleh gangguan irama,frekuensi jantung,perubahan tekanan darah dan berbagai gangguan vasomotor.

4. Mungkin terjadi nyeri hebat,menetap pada punggung dan betis tungkai5. Seringkali terjadi kehilangan indera posisi dan hilang atau takada refleksion

tendon6. Perubahan sensoris ditunjukkan oleh perentesia7. Kebanyakan pada pasien mengalami penyembuhan sempurna selama beberapa

bulan sampai tahun;sekitar 10% mengalami kekacauan residual

E. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis GBS sangat bergantung pada :1. Riwayat penyakit dan perkembangan gejala – gejala klinik. 2. Tidak ada satu pemeriksaan pun yang dapat memastikan GBS. Pemeriksaan tersebut

hanya menyingkirkan gangguan.3. Lumbal fungsi dapat menunjukan kadar protein normal pada awalnya dengan

kenaikan pada minggu ke – 4 sampai ke – 6. Cairan spinal memperlihatkan adanya peningkatan konsentrasi protein dengan menghitung jumlah sel normal.

4. Pemeriksaan konduksi saraf mencatat transmisi impuls sepanjang serabut saraf. Pengujian elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi saraf.

5. Sekitar 25% orang dengan penyakit ini mempunyai antibodi baik terhadap citimegalovirus atau virus Epstein-Barr. Telah ditunjukan bahwa suatu perubahan respon imun pada antigen saraf tepi dapat menunjang perkembangan gangguan.

6. Uji fungsi pulmonal dapat dilakukan jika GBS terduga, sehingga dapat ditetepkan nilai dasar untuk perbandingan sebagai kemajuan penyakit. Penurunan kapasitas fungsi pulmonal dapat menunjukan kebutuhan akan ventilasi mekanik.

7. Tes fungsi saraf. Ada dua jenis tes fungsi saraf yaitu elektromiografi dan kecepatan konduksi saraf.

a. Elektromiografi membaca aktivitas listrik dalam otot Anda untuk menentukan apakah kelemahan Anda disebabkan oleh kerusakan otot atau kerusakan saraf.

b. Studi konduksi saraf menilai bagaimana saraf dan otot menanggapi rangsangan listrik kecil. Jika Anda memiliki GBS, hasilnya mungkin menunjukkan melambatnya fungsi saraf, yang biasanya menunjukkan bahwa kerusakan pada (meliputi selubung mielin dari saraf perifer telah terjadi. Pengujian elektrofisiologis diperlihatkan dalam bentuk lambatnya laju konduksi saraf

2

Page 3: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

F. Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama merawat klien GBS adalah memberikan pemeliharaan fungsi sistem tubuh,dengan cepat mengatasi krisis-krisis yang mengancam jiwa. Mencegah infeksi dan komplikasi imobilitas serta memberikan dukungan psikologis untuk klien dan keluarga.

GBS dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan klien diatasi di unit perawatan intensif. Klien yang mengalami masalah pernafasan yang memerlukan ventilator,kadang- kadang untuk perode yang lama. Plasmaferesis( perubahan plasma) yang menyebabkan reduksi antibiotik ke dalam sirkulasi semntara,yang dapat digunakan pada serangan berat dan dapat membatasi keadaan yang memburuk pada klien dan demielinisasi. Diperlukan pemantauan EKG kontinue,untuk kemungkinan adanya perubahan kecepatan atau ritme jantung. Disaritmia jantung disebabkan keadaan abnormal otonom yang diobati denagan propanolol untuk mencegah takikardi dan hipertensi. Atropin dapat diberikan untuk menghindari episode brakikardia selama penghisapan endotrakeal dan terapi fisik.

G. Patofisiologis

Akson bermielin mengonduksi impuls saraf lebih cepat dibanding akson tidak bermielin. Sepanjang perjalanan serabut bermielin terjadi gangguan dalam selaput (nodus Ranvier ) tempat kontak langsung antara membran sel akson dengan cairan ekstraselular. Membran sangat permeabel pada nodus tersebut sehingga konduksi menjadi baik.

Gerakan ion – ion masuk dan keluar akson dapat terjadi dengan cepat dan banyak pada nodus Ranvier , sehingga impuls saraf sepanjang serabut bermielin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain ( konduksi seltatori ) dengan cukup kuat. Kehilangan selaput mielin pada GBS membuat konduksi saltatori tidak mungkin terjadi dan transmisi impuls saraf batalkan.

3

Page 4: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

PATHWAY

4

Faktor-faktor predisposisi terjadi 2-3 minggu sebelum onset, meliputi ISPA, inf.gastrointestinal, dan tindakan bedah saraf

Selaput mielin hilang akibat dari respons alergi, autoimun, hipoksemia, toksik kimia, dan insufisiensi vaskuler

Proses demielinisasi

Paralisis pd okuler,wajah dan otot orofaring,

kesulitan bicara, mengunyah, dan

menelan

Gangguan fungsi saraf perifer dan kranial

Konduksi saltatori tidak terjadi dan tidak ada trasmisi impuls saraf

Gangguan fungsi saraf kranial : III, IV, V, VI,

VII, VIII, IX,X

Gangguan saraf perifer dan neuromuskular

4. Resti defisit cairan tubuh5. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan tonus otot seluruh tubuh,

perubahan estetika wajah

Parestesia (kesemutan) dan kelemahan otot

kaki, yg dpt berkembang ke ekstremitas atas,

batang tubuh, dan otot wajah

Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan

Disfungsi otonom

Paralis lengkap, otot pernapasan terkena,

mengakibatkan insufisiensi pernapasan

Kurang bereaksinya sistem saraf simpatis

dan parasimpatis, perubahan sensori

Kelemahan fisik umum, paralisis otot wajah

Resti gagal pernapasan (ARDS), penurunan kemampuan batuk, peningkatan sekresi

mukus

Gangguan frekuensi jantung dan ritme, perubahan tekanan

darah (hipertensi transien, hipotensi

ortostatik), dan gangguan vasomotor

Penurunan curah jantung ke ginjal

Penurunan curah jantung ke otak dan

jantung

3. Resti penurunan perfusi perifer

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

6. Gangguan pemenuhan ADL7. Kerusakan mobilitas fisik8. Gangguan konsep diri

Sekresi mukus masuk lebih kebawah jalan

napas

Anuria

Penurunan filtrasi glomerulus

Gagal ginjal akut

9. Kecemasan keluarga

1. Ketidakefektifan pola napas

Gagal fungsi pernapasan

Koma

Kematian

Gawat kardiovaskuler

Resti infeksi saluran napas bawah dan

parenkim paru

Pneumonia

Prognosis penyakit kurang baik

Page 5: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Pendidikan paisen dan pertimbangan perawatan di rumah

1. Banyak pasien GBS mengalami pemulihan yan sempurna dalam beberapa minggu atau bulan

2. Pasien-pasien yang pernah mengalami paralisis total atau lama mungkin membantukan beberapa tipe rehabilitasi yang dilakukan terus setelah keluar dari rumah sakit

3. Program yang luas bergantung pada pengkajian yang dibutuhkandibuat oleh anggota tim kesehatan

4. Alternatif program yang komprehensif bagi paisen jika dikurangi adalah penting dan dukungan social dibatasi untuk program dirumah terhadap terpi fisik dan okupasi

5. Fase pemulihan mungkin lama dan akan membutuhkan kesabaran serta keterlibatan pihak pasien dan keluarga untuk mengembalikan kemampuan sebelumnya

6. Awitan akut dan perkembangan yang dramatic dari gejala-gejala yang ada tidak dapat dilakukan penyelesaiannya denagn tiba-tiba dalam mengubah fungsi-fungsi

7. Kelompok-kelompok GBS menawarkan kedua informasi dan berinteraksi dengan kelompok yang dapat membantu selam fase pemulihan

5

Page 6: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

  Identitas klien : meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, status

  Keluhan utama : kelumpuhan dan kelemahan

  Riwayat keperawatan : sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya

yang dilakukan selama menderita penyakit.

2.      Pemeriksaan Fisik

  B1 (Breathing)

Kesulitan bernafas / sesak, pernafasan abdomen, apneu, menurunnya kapasitas vital /

paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.

  B2 (Bleeding)

Hipotensi / hipertensi, takikardi / bradikardi, wajah kemerahan.

  B3 (Brain)

Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas sensasi nyeri turun, perubahan

ketajaman penglihatan, ganggua keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun),

fluktuasi suhu badan.

  B4 (Bladder)

Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih.

  B5 ( Bowel)

Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot abdomen, peristaltic usus turun,

konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.

  B6 (Bone)

Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera / injuri fraktur tulang, hemiplegi, paraplegi.

a. Anamnesis

Keluhan utama pasien

Rasa lemas seluruh badan dan disertai adanya rasa nyeri

Paraestasia jari kaki s/d tungkai

Progresive weakness > 1 Ekstremitas  

Hilangnya refleks tendon

6

Page 7: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Pendukung

Weakness berkembang cepat dalam 4 minggu

Gangguan sensory Ringan

Wajah nampak lelah meliputi otot-otot bibir terkesan bengkak

Tachicardi, cardiac arytmia, Tekanan Darah labil

Tidak ada demam

b. Inspeksi

Tampak kelelahan pada wajah

Otot-otot bibir terkesan bengkak

Kemungkinan adanya atropi

Kemungkinan adanya tropic change

c. Palpasi

Nyeri tekan pada otot

d. Auskultasi

Breathsound terdengar cepat

Tekanan darah labil (selalu berubah-ubah)

Tachicardy, Cardiac arythmia

Hyperventilasi

3. Pemeriksaan Fungsi Gerak  Dasar

Aktif : Kekuatan otot

Pasif : Lingkup Gerak Sendi, endfeel

Diagnosa keperawatan

7

Page 8: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

1. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan kelemahan progresif cepat otot- otot pernafasan dan ancaman gagal pernafasan.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran.

3. Resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung.

4. Resiko tinggi defisit cairan dan hipovolemik.5. Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

ketidakmampuan mengunyah dan menelan makanan.6. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,

penurunan kekuatan otot, dan penurunan kesadaran.7. Gangguan persepsi sensorik yang berhubungan dengan kerusakan penerimaan

rangsang sensorik, transmisi sensorik, dan integrasi sensori.8. Koping individu dan keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis

penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif, perubahan aktual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan.

9. Cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk.

Intervensi Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan progresif cepat otot-otot pernapasan dan ancaman gagal pernapasan

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan pola napas kembali efektif.

Kriteria Hasil : Secara subjektif sesak napas (-), RR 16-20x/mnt. Tidak menggunakan otot bantu napas, gerakan dada normal.

Intervensi RasionalisasiKaji fungsi paru, adanya bunyi napas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori

Menjadi bahan parameter monitoring serangan gagal napas dan menjadi data dasar intervensi selanjutnya

Evaluasi keluhan sesak napas baik secara verbal dan nonverbal

Tanda dan gejala meliputi adanya kesukaran bernapas saat berbicara, pernapasan dangkal dan irreguler, menggunakan otot-otot aksesoris, takikardia, dan perubahan pola napas

Beri ventilasi mekanik Ventilasi mekanik jika pengkajian sesuai kapasitas vital, klien memperlihatkan perkembangan kearah kemunduran, yang mengindikasi kearah memburuknya kekuatan otot-otot pernapasan

Lakukan pemeriksaan kapasitas vital Kapasitas vital klien dipantau lebih sering

8

Page 9: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

pernapasan dan dengan interval yang teratur dalam penambahan kecepatan pernapasan dan kualitas pernapasan, sehingga pernapasan yang tidak efektif dapat diantisipasi. Penurunan kapasitas vital dihubungkan dengan kelemahan otot-otot yang digunakan saat menelan, sehingga hal ini menyebabkan kesukaran saat batuk dan menelan, dan adanya indikasi memburuknya fungsi pernapasan

Kolaborasi :Pemberian humidifikasi oksigen 3l/mnt

Membantu pemenuhan oksigen yang sangat diperlukan tubuh dengan kondisi laju metabolisme sedang meningkat

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan jalan napas kembali efektif

Kriteria hasil : Secara subjektif sesak napas (-), RR 16-20x/mnt, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, retraksi ICS (-), ronkhi (-/-), mengi (-/-), dapat mendemonstrasikan cara batuuk efektif

Intervensi RasionalisasiKaji fungsi paru, adanya bunyi napas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori, warna, dan kekentalan sputum

Memantau dan mengatasi komplikasi potensial. Pengkajian fungsi pernapasan dengan interval yang teratur adalah penting karena pernapasan yang tidak efektif dan adanya kegagalan, karena adanya kelemahan atau paralisis pada otot-otot intercostal dan diafragma yang berkembang dengan cepat

Atur posisi fowler dan semifowler Peninggian kepala tempat tidur memudahkan pernapasan, meningkatkan ekspansi dada, dan meningkatkan batuk lebih efektif

Ajarkan cara batuk efektif Klien berada pada risiko tinggi bila tidak dapat batuk dengan efektif untuk membersihkan jalan napas dan mengalami kesulitan dalam menelan, yang dapat menyebabkan aspirasi saliva dan mencetuskan gagal napas akut

Lakukan fisioterapi dada;vibrasi dada Terapi fisik dada membantu meningkatkan batuk lebih efektif

Penuhi hidrasi via oral seperti minum air Pemenuhan cairan dapat mengencerkan

9

Page 10: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

putih dan pertahankan intake cairan 2500ml/hari

mukus yang kental dan dapat membantu pemenuhan cairan yang banyak keluar dari tubuh

Lakukan pengisapan lendir di jalan napas Pengisapan mungkin diperlukan untuk mempertahankan kepatenan jalan napas menjadi bersih

3. Risiko gangguan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mengunyah dan menelan makanan

Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil : Setelah dirawat selama 3 hari klien tidak terjadi komplikasi

akibat penurunan asupan nutrisi

Intervensi RasionalisasiKaji kemampuan klien dalam pemenuhan nutrisi oral

Perhatian yang diberikan untuk nutrisi yang adekuat dan pencegahan kelemahan otot karena kurang makanan

Monitor komplikasi akibat paralisis akibat insufisiensi aktivitas parasimpatis

Ilius paralisis dapat disebabkan oleh insufisiensi aktivitas parasimpatis. Dalam kejadian ini, makanan melalui intravena dipertimbangkan diberikan oleh dokter dan perawat memantau bising usus sampai terdengar

Berikan nutrisi via NGT Jika klien tidak mampu menelan, makanan diberikan melalui selang lambung

Berikan nutrisi via oral bila paralisis menelan berkurang

Bila klien dapat menelan, makanan melalui oral diberikan perlahan-lahan dan sangat hati-hati

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan otot, penurunan kesadaran

Intervensi RasionalisasiKaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik

Merupakan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya

Dekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan klien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari

Bila pemulihan mulai untuk dilakukan, klien dapat mengalami hipotensi ortostatik(dari disfungsi otonom) dan kemungkinan meja tempat tidur untuk menolong mereka mengambil posisi duduk tegak

10

Page 11: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Hindari faktor yang memungkinkan terjadinya trauma pada saat klien melakukan mobilisasi

Individu paralisis mempunyai kemungkinan mengalami kompresi neuropati, paling sering saraf ulnar dan peritoneal. Bantalan dapat ditempatkan disiku dan kepala fibula untuk mencegah terjadinya masalah ini

Sokong ekstremitas yang mengalami paralisis

Ekstremitas paralisis disokong dengan posisi fungsional dan memberikan latihan rentang gerak secara pasif paling sedikit dua kali sehari

Monitor komplikasi gangguan mobilitas fisik

Deteksi awal trombosis vena profunda dan dekubitus sehingga dengan penemuan yang cepat penanganan lebih mudah dilaksanakan

Kolaborasi dengan tim fisioterapis Kolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk mencegah deformitas kontraktur dengan menggunakan pengubahan posisi yang hati-hati dan latihan rentang gerak

5. Cemas berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah intervensi kecemasan hilang atau berkurang

Kriteria hasil : Mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab yang memengaruhinya, dan menyatakan cemas berkurang

Intervensi RasionalisasiBantu klien untuk mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut

Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya

Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, dampingi klien, dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak

Reaksi verbal atau nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerjasama, dan mungkin memperlambat penyembuhan.

Mulai untuk melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

Mengurangi rasa eksternal yang tidak perlu

11

Page 12: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Tingkatkan kontrol sensasi klien Kontrol sensasi klien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan klien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahanan diri), yang positif, membanatu latihan relaksasi. Latihan teknik-teknik pengalihan, dan memberikan respon balik yang positif

Orientasi klien terhadap prosedur rutin dalam aktivitas yang diharapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan kecemasannya

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekawatiran yang tidak diekspresikan

Memberikan privacy untuk klien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas, dan membentuk perilaku adaptasi.Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih klien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi

6. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromoskular, penurunan kekuatan otot,penurunan kesadaran.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tin dakan mobilitas pasien meningkat atau teradaptasi.

Kriteria hasil : Peningkatan kemampuan dan tidak terjadi trombosis vena profunda dan emboli paru merupakan ancaman pasien yang tidak mampu menggerakkan ekstremitas, dekubitus tidak terjadi.

Intervensi RasionalKaji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan mobilias fisik

Merupakan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya

Dekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan pasien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari

Bila pemulihan mulai untuk dilakukan, pasien dapat mengalami hipotensi ortostatik (dari disfungsi otonom) dan kemungkinan membutuhkan meja tempt tidur untuk menolong mereka mengambil posisi duduk tegak

Hindari factor yang memungkinkan terjadinya trauma pada saat pasien melakukan mobilisasi

Individu paralisis mengalami kemugkinan untuk mengalami kompresi neuropati, paling sering sarafulnar dan peritoneal. Bantalan dapat diletakkan disiku dan kepala fibula untuk mencegah terjadinya masalah ini

12

Page 13: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Sokong ekstremitas yang mengalami paralisis Ekstremitas paralisis disokong dengan posisi fungsional dan memberikan latihan rentang gerak secara pasif paling sedikit dua kalisehari

Monitor komlikasi gangguan mobilitas fisik Deteksi awal thrombosis vena profunda dan dekubitus sehingga dengan penemuan yang cepat penanganan lebih mudah dilaksanakan

Kolaborasi dengan tim fisioterapi Kolborasi dengan ahli terapi fisik untuk mencegah deformitas kontraktur dengan menggunakan pengubahan posisi yang hati-hati dan latihan rentang gerak

7. Cemas berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi kecemasan hilang atau berkurang.

Kriteria hasil : Mengenal perasaannya,dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, menanyakan cemas berkuran

Intervensi RasionalBantu pasien mengekspesikan perasaan marah, kehilangan dan takut

Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya

Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, didampingi psien dan melakuan tindakan bila perilaku merusak

Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan asa marah, menurunkan kerja sama an mungkin memperlambat penyembuhan

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

Mengurangi rangsangan ekstermal yang tidak perlu

Tingkatkan control dan sensai pasien Kontrol sensasi pasien (dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan teknik-teknik pengalihan dan memberikan renpons baik yang positif

13

Page 14: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Orintasikan pasien terhadap rutin dan aktivitas yang diharapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapakan kecemasananya

Dapat menghilangkan ketenangan terhadap kekhawatikan yang tidak diekspresikan

Beri privasi pasien untuk pasien dan orang terdekat

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan membentuk perilaku adaptasi.Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi

8. Koping individu dan keluarga tidak efektif yabg berhubungan dengan prognosis penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif, perubahan actual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah intervensi harga diri pasien meningkat.

Kriteria hasil : Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negative.

Intervensi RasionalisaiKaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan

Menentukan bantuan untuk individu dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi

Identifikasi arti kehilangan atau difungsi pada pasien

Beberapa pasien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sementara pasien yang lain mempunyai kesulitan mengenal dan mengatur kekurangan

Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan termasuk permusuhan dan kemarahan

Menunjukkan penerimaan, membantu pasien untuk mengenal dan mulai menyesuaikan denga perasaan tersebut

Catat ketika pasien menyatakan pertanyaan pengakuan terhadap penolakan tubuh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan ingin mati

Mendukung penolakan terhadap bgian tubuh atau perasaan negative terhadap gambaran tubuh dankemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan emosional

14

Page 15: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Ingatkan kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa masih daoat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengonrol sisi yang sehat

Membantu pasien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Membiarkan pasien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru

Bantu dan anjutkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengendalikan lebih dari satu area kehidupan

Anjurkan orang terdekat unuk mengijinkan pasien melakukan sebanyak-banyaknya hal-hal untuk dirinya

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembangan harga diri serta proses rehabilitasi

Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi

Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang

Dukung penggunaan alat-alat yang dapat membantu adaptasie pasien seperti tongkat, alat bantu jalan, tas panjang untuk kateter

Meningkatkan kemandirian unuk membantu pemenuhan kebutuhan fisik dan menunjukkan posisi untuk lebih aktif dalam kegiata social

Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi, letargi dan menarik diri

Dapat mengindikasiakan terjadinya depresi umumnya terjadi sebagai pengaruh dari stroke, ketika intervensi dan evaluasi lebih lanjut diperlukan

Kolaborasi : Rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan

15

Page 16: Makalah Kmb Gbs - Copy (2)

Daftar pustaka

Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol. 1 & Vol.

2,Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare

Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal Bedah, Elly Nurchmah dan Ratna S.

Sudarsono

Keperawatan Medikal Bedah : Pendekatan Sistem Neurologik, Monica Ester DA

16