makalah klh kelahiran

84
MAKALAH KELAHIRAN (FERTILITAS) Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kependudukan Lingkungan Hidup Tahun Akademik 2014-2015 Disusun Oleh : Lugina Fitriani Khaerunnisa 170803130003 Dinny Silviani 170803130016 Rd. Firman Prawira 170803110029 Dosen Pembimbing : Drs. H. Herry Suharyadi, M.Si 1

Upload: lugina-fitriani-khaerunnisa

Post on 16-Jan-2016

147 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Kependudukan dan Lingkungan Hidup Semester III

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah KLH Kelahiran

MAKALAH

KELAHIRAN (FERTILITAS)

Dibuat untuk

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kependudukan Lingkungan Hidup

Tahun Akademik 2014-2015

Disusun Oleh :

Lugina Fitriani Khaerunnisa 170803130003

Dinny Silviani 170803130016

Rd. Firman Prawira 170803110029

Dosen Pembimbing :

Drs. H. Herry Suharyadi, M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN

1

Page 2: Makalah KLH Kelahiran

Kata Pengantar

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan ridho-Nya,

kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisi data tentang Kelahiran (Fertilisasi). Makalah ini disusun

dalam rangka pengerjaan tugas yang diberikan oleh dosen Studi Kependudukan

Lingkungan Hidup.

Makalah ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan, do’a dan saran yang

terlibat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Dosen Studi Kependudukan Lingkungan Hidup.

2. Orang tua kami yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta dan

do’a.

3. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan kami terima. Kami berharap

makalah ini dapat memenuhi tugas kami dan bermanfaat untuk kita semua.

Bandung, Oktober 2014

Penulis

i

2

Page 3: Makalah KLH Kelahiran

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang ...................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................. 2

Tujuan ................................................................................... 3

BAB II Pembahasan

Pengertian Kelahiran (Fertilitas) .......................................... 4

Konsep terkait Kelahiran (Fertilitas) ................................... 6

Ukuran – ukuran Kelahiran (Fertilitas) ................................ 8

Faktor yang mempengaruhi Kelahiran (Fertilitas) ............... 15

Grafik Survey Kelahiran di Indonesia .................................. 27

Strategi Pengentasan Meningkatnya Kelahiran (Fertilitas) .. 39

Dampak Meningkatnya Jumlah Kelahiran bagi Indonesia ... 42

BAB III Penutup

Kesimpulan .......................................................................... 47

Komentar .............................................................................. 48

Saran ..................................................................................... 49

Daftar Pustaka .................................................................................. 50

3

Page 4: Makalah KLH Kelahiran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Fertilitas merupakan kajian yang menarik untuk di bahas, karena

dari fertilitas inilah pemerintah dapat menentukan tindakan

pembangunan untuk masa yang akan datang dengan

memperhitungkan angka kelahiran yang terjadi di Indonesia secara

berkala, entah diperhitungkan per tahun, per 10 tahun, bahkan lebih

dari hitungan-hitungan tersebut dan mempersentasekan tingkat

kelahiran secara berkala tersebut.

Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia

pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan.

Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh

setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependudukan di

berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam hal

kuantitas atau jumlah penduduk dan kualitas penduduknya. Data

tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui

melalui beberapa cara, diantaranya melalui metode sensus, registrasi,

dan survei penduduk.

Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk

yang besar dan distribusi yang tidak merata. Hal itu dilengkapi dengan

masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka

4

Page 5: Makalah KLH Kelahiran

mortalitas yang relatif tinggi. Kondisi ini dianggap tidak menguntungkan

dari sisi pembangunan ekonomi.. Hal itu diperkuat dengan kenyataan

bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga penduduk lebih

diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan. Apalagi

kualitas di bidang pendidikan di beberapa daerah masih relatif sangat

rendah sehingga pemerintah cukup kesulitan untuk memberdayakan

sumber daya manusia yang ada.

Pada awalnya masalah fertilitas lebih dipandang sebagai

masalah kependudukan, dan treatment terhadapnya dilakukan dalam

rangka untuk mencapai sasaran kuantitatif. Hal ini sangat jelas dari

target atau sasaran di awal program keluarga berencana dilaksanakan

di Indonesia yaitu menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi

separuhnya sebelum tahun 2000. Oleh karena itu, Indonesia sedang

terus-menerus meningkatkan keberhasilan program Keluarga

Berencana guna mengurangi peningkatan jumlah kelahiran di

Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan kami angkat yaitu

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Kelahiran (Fertilitas)?

2. Konsep terkait Kelahiran (Fertilitas)?

3. Ukuran – ukuran Kelahiran (Fertilitas)?

5

Page 6: Makalah KLH Kelahiran

4. Faktor yang mempengaruhi Kelahiran (Fertilitas)?

5. Grafik Survey Kelahiran (Fertilitas) di Indonesia?

6. Strategi Pengentasan Meningkatnya Kelahiran (Fertilitas) di

Indonesia?

7. Dampak dari Meningkatnya Kelahiran (Fertilitas) bagi Indonesia?

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian kelahiran (fertilitas).

2. Mengetahui konsep terkait kelahiran (fertilitas).

3. Mengetahui ukuran-ukuran kelahiran (fertilitas).

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kelahiran (fertilitas).

5. Mengetahui grafik survey kelahiran (fertilitas) di Indonesia

6. Mengetahui strategi pengentasan meningkatnya kelahiran

(fertilitas)

7. Mengetahui dampak meningkatnya kelahiran (fertilitas) bagi

Indonesia.

6

Page 7: Makalah KLH Kelahiran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Kelahiran (Fertilitas)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil

reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita

yang menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Kelahiran yang

dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, dengan kata lain

bayi yang dilahirkan harus menunjukkan tanda-tanda hidup meskipun

ketika dilahirkan bayi tersebut hanya menghirup udara sekian detik

saja tetapi bayi itu bisa dikatakan lahir karena sudah terlepas dari

kandungan ibunya.

Menurut Kamus Kesehatan Fertilitas adalah kemampuan alami

untuk memberikan keturunan. Sebagai ukuran, tingkat fertilitas adalah

jumlah anak lahir per pasangan, orang, atau populasi. Fertilitas bersifat

nyata, bukan potensi, sehingga berbeda dengan fekunditas, yang

7

Page 8: Makalah KLH Kelahiran

didefinisikan sebagai potensi untuk bereproduksi. Kurangnya

fekunditas disebut sterilitas. Fertilitas tergantung pada faktor gizi,

perilaku seksual, budaya, naluri, endokrinologi, waktu, ekonomi, cara

hidup, dan emosi.

Ada istilah lain yang berkaitan dengan Fertilitas yakni

Fekunditas. Fekunditas merupakan jumlah sel telur yang dihasilkan

oleh wanita per tahun jadi dapat diartikan sebagai potensi fisik yang

dimiliki wanita untuk melahirkan anak. Fekunditas adalah lawan kata

dari Sterilitas yang berarti ketidakmampuan untuk berkembangbiak

secara kawin atau secara singkatnya dikatakan mandul. Selain

Sterilitas lawan dari Fekunditas antara lain infekunditas dan/atau

infertilitas fisiologis. Istilah yang memiliki arti sama dengan Fertilitas

adalah Natalitas hanya saja dalam hal ruang lingkup agak sedikit

berbeda. Fertilitas hanya mencakup peranan kelahiran pada

perubahan penduduk sedangkan Natalitas mencakup peranan

kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Istilah fertilitas sering disebut dengan kelahiran hidup, yaitu

terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-

tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung

berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan Paritas merupakan jumlah

anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada

tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati yang di dalam

demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Adanya

8

Page 9: Makalah KLH Kelahiran

fenomena lahir mati ini tercatat dalam pencatatan sipil. Pencatatan

lahir mati merupakan pencatatan yang diatur dalam Pasal 33 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 dan Pasal 66 Peraturan Presiden

Nomor 25 Tahun 2008, yang berisi sebagai berikut :

a. Setiap peristiwa lahir mati wajib dilaporkan oleh penduduk kepada

Instansi Pelaksana paling lambat 30 hari kerja sejak lahir mati,

untuk diterbitkan Surat Keterangan Lahir Mati;

b. Pelaporan peristiwa lahir mati bagi penduduk WNI melalui

desa/kelurahan, sedangkan bagi orang asing pelaporan dilakukan

ke Instansi Pelaksana;

c. Pejabat yang berwenang menandatangani Surat Keterangan Lahir

Mati untuk orang asing adalah Kepala Instansi Pelaksana,

sedangkan untuk penduduk WNI adalah Kepala Desa/Lurah.

Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi

dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada

petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua

wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita atau

pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekitar satu atau dua persen

saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun

tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika

wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.

2.2 Konsep Terkait Kelahiran (Fertilitas)

9

Page 10: Makalah KLH Kelahiran

Dalam buku Dasar-dasar Demografi terbitan FE UI, dijelaskan

konsep-konsep penting yang harus dipegang dalam mengkaji

fenomena fertilitas, diantaranya:

1. Lahir hidup (Life Birth), menurut WHO, Lahir Hidup (Life Birth)

adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan

lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-

tanda kehidupan, misalnya bernafas, jantung terdeteksi berdenyut,

adanya, gerakan-gerakan otot yang aktif.

2. Lahir mati (Still Birth) adalah kelahiran seorang bayi dari

kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti yang diutarakan pada

fenomena fertilitas yang pertama. Artinya bayi dalam kondisi lahir

mati adalah bayi yang sebelum dilahirkan sudah tidak memiliki

tanda kehidupan.

3. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur

kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus yaitu disengaja

(induced) dan tidak disengaja (spontaneus). Abortus yang

disengaja mungkin lebih sering kita kenal dengan istilah aborsi

namun seringkali aborsi ini bukan atas dasar anjuran dari dokter

melainkan orangtua sang bayi yang tidak menginginkan kelahiran

10

Page 11: Makalah KLH Kelahiran

anaknya dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang

mengandung bayi di luar pernikahan yang sah, sedangkan yang

tidak disengaja lebih sering kita kenal dengan istilah keguguran

yang dipicu oleh beberapa faktor misalnya kelelahan, faktor gen,

organ dalam sang ibu yang tidak baik, dan faktor-faktor lain yang

biasanya lebih mempengaruhi mental dan fisik sang ibu dan bayi.

4. Masa reproduksi (Childbearing age) adalah masa dimana

perempuan melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49

tahun). Dalam usia ini sel telur dalam rahim perempuan masih aktif

diproduksi sehingga memungkinkan untuk melahirkan seorang bayi

ketika terjadi pembuahan sangat relative besar.

Namun, Tim Kompre Angkatan 51 memiliki konsep yang agak

berbeda terkait kematian bayi, yakni :

Kematian bayi intra uterin (di dalam kandungan ibu), terdiri dari:

1. Abortus   yaitu kematian janin  menjelang dan sampai pada

kandungan berumur 16 minggu.

2. Immatur  yaitu kematian janin antara umur kandungan di

atas 16 minggu sampai 28 minggu.

3. Prematur yaitu kematian janin di dalam kandungan pada

umur kandungan di atas 28 minggu sampai waktu lahir

11

Page 12: Makalah KLH Kelahiran

Kematian bayi extra uterin (di luar kandungan ibu), terdiri dari:

1. Lahir mati (still birth) adalah jika bayi yang lahir setelah

cukup masanya, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan

2. Kematian baru lahir (neonatal death) atau kematian endogen

adalah kematian sebelum bayi berumur 1 bulan yang

biasanya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa bayi

sejak lahir.

3. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) adalah

kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1

tahun yang biasanya disebabkan oleh faktor-faktor yang

berkaitan dengan lingkungan luar.

2.3Ukuran – Ukuran Kelahiran

1. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada

suatu tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun.

Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara

langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk

secara keseluruhan.

CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar

12

Rounded Receangle : CBR = BP

x k P = P0+P1

2

Page 13: Makalah KLH Kelahiran

B = Jumlah kelahiran

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

k = Bilangan konstan (1.000)

P0 = Jumlah penduduk awal tahun

P1 = Jumlah penduduk akhir tahun

Kelemahan dalam perhitungan CBR yaitu tidak memisahkan

antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan baik yang

masih kanak-kanak ataupun yang telah berumur 50 tahun ke atas.

Jadi angka yang dihasilkan  sangat kasar. Sedangkan  kelebihan

dalam penggunaan ukuran CBR adalah perhitungannya sederhana,

karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang

dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah

kelahiran (lahir hidup) per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun)

pada tahun tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar masih terlalu kasar

karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada

penyebutnya sudah tidak menggunakan jumlah penduduk pada

pertengahan tahun lagi, tetapi jumlah penduduk wanita

pertengahan tahun umur 15-49 tahun.

13

Rounded Recceangle : GFR = BP f

x k

Page 14: Makalah KLH Kelahiran

GFR = General Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas Umum

B = Jumlah kelahiran

Pf (15-49) = Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada

pertengahan tahun

k = Bilangan konstanta yang bernilai 1.000

Kelemahan dari penggunaan ukuran GFR adalah ukuran ini

tidak membedakan kelompok umur, sehingga wanita yang berumur

40 tahun dianggap mempunyai resiko melahirkan yang sama besar

dengan wanita yang berumur 25 tahun. Namun kelebihan dari

penggunaan ukuran ini ialah ukuran ini lebih cermat daripada CBR

karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau

sebagai penduduk yang “exposed to risk”.

3. Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

Menurut Mantra (2000:34), umur merupakan karakteristik

penduduk yang dirasa penting dikarenakan struktur umur tersebut

dapat sangat mempengaruhi perilaku demografi yang meliputi

jumlah, pertambahan, dan mobilitas penduduk, maupun sosial

ekonomi rumah tangga yang meliputi tingkat pendidikan, angkatan

kerja, pembentukan, dan perkembangan keluarga. Usia-usia muda

14

Page 15: Makalah KLH Kelahiran

sangat berpengaruh terhadap jumlah dan pertambahan penduduk

melalui fertilitas.

Diantara kelompok wanita reproduksi (15-49 tahun) terdapat

variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat

fertilitas wanita pada tiap-tiap kelompok umur. Dengan mengetahui

angka-angka ini dapat pula dilakukan perbandingan fertilitas antar

penduduk dari daerah yang berbeda.

ASFRi = Age Specific Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas menurut

Umur

Bi  = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i

Pfi  = Jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun

k = Angka konstanta bernilai 1.000

Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa

masalah atau kekurangan (terkait dengan SDM) sebagai berikut :

1. Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban

pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas

kesehatan ketimbang aspek intelektual.

2.  Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin

meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan

15

ASFRi = BiP fi

 x k

Page 16: Makalah KLH Kelahiran

menunjukan korelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan

penduduknya.

3.  Jika ASFR 20-24 terus meningkat maka akan berdampak

kepada investasi SDM yang semakin menurun.

Kelebihan dari penggunaan ukuran ASFR antara lain :

1. Ukuran lebih cermat dari GFR karena sudah membagi penduduk

yang “exposed to risk” ke dalam berbagai kelompok umur.

2.  Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisa perbedaan

fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita.

3.  Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas.

4.  ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas

dan reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).

Namun dalam pengukuran ASFR masih terdapat beberapa

kelemahan diantaranya yaitu:

1. Ukuran ini membutuhkan data yang terperinci yaitu banyaknya

kelahiran untuk tiap kelompok umur sedangkan data tersebut

belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama negara yang

sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali

mendapatkan ukuran ASFR.

2.  Tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita

umur 15-49 tahun.

16

Page 17: Makalah KLH Kelahiran

3. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific

Fertility Rate).

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk

mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan

seorang istri menambah kelahiran tergantung pada jumlah anak

yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat

kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga umur

anak yang masih hidup.

4. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific

Fertility Rate)

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk

mengukur tinggi-rendahnya fertilitas suatu negara. Seorang wanita

dalam menambah kelahiran memiliki kemungkinan yang

bergantung pada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Hal ini

disebabkan karena wanita tersebut kemungkinan menggunakan

alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan umur

anaknya yang masih hidup.

17

BOSFR = B0i

P f x k

Page 18: Makalah KLH Kelahiran

BOSFR = Birth Order Specific Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas

menurut Urutan Kelahiran

B0i = Jumlah kelahiran urutan ke i pada tahun tertentu

Pf (15-49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun pada

pertengahan tahun

k = angka konstanta bernilai 1000

5. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate)

Tingkat Fertilitas Total merupakan rata-rata jumlah anak yang

dilahirkan seorang wanita sampai masa akhir reproduksinya,

dengan catatan :

a. tidak ada wanita yang meninggal sebelum mengakhiri masa

reproduksi.

b. tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode

tertentu.

TFR = Total Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas Total

ASFR = Age Specific Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas

menurut Umur

6. Angka Reproduksi Bruto (Gross Reproduction Rate)

18

TFR = 5 x ∑ASFR

Page 19: Makalah KLH Kelahiran

Angka Reproduksi Bruto adalah angka yang menunjukkan rata-rata

jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita

selama masa hidupnya dengan mengikuti pola fertilitas dan

mortalitas yang sama dengan ibunya, tetapi tidak memperhitungkan

unsur kematian.

Menggunakan TFR dengan rasio jenis kelamin pada saat lahir,

dengan ketentuan sebagai berikut :

GRR = Gross Reproduction Rate atau Tingkat Fertilitas Total

TFR = Total Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas Total

Menggunakan ASFR bagi perempuan dengan ketentua sebagai

berikut :

GRR = Gross Reproduction Rate atau Angka Reproduksi

Bruto

ASFRfi = Angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan

pada kelompok umur i

7. Angka Reproduksi Netto (Net Reproduction Rate)

19

GRR = Jmlkelahiran bayiwanita

Jml kelahiranbayilaki−lakidanwanita x TFR

GRR = 5 x ∑ ASFRfi

Page 20: Makalah KLH Kelahiran

Angka Reproduksi Netto adalah angka yang menunjukkan rata-rata

jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita

selama hidupnya dan akan tetap hidup sampai dapat menggantikan

kedudukan ibunya, dengan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas

yang sama seperti ibunya. Berbeda dengan Gross Reproduction

Rate, Net Reproduction Rate justru memperhitungkan unsur

kematian.

2.4Faktor yang Mempengaruhi Kelahiran (Fertilitas)

Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan menentukan

fertilitas baik yang berupa faktor demografi maupun faktor non-

demografi. Yang berupa faktor demografi diantaranya adalah struktur

umur, umur perkawinan, lama perkawinan, paritas, distrupsi

perkawinan dan proporsi yang kawin sedangkan faktor non-demografi

dapat berupa faktor sosial, ekonomi maupun psikologi.

Beberapa faktor yang lebih detail yang mempengaruhi kelahiran

antara lain sebagai berikut :

a. Kebijakan pro-natalis dan anti-natalis dari pemerintah

b. Tingkat aborsi

c. Struktur usia dan jenis kelamin yang ada

d. Kepercayaan dari segi sosial dan keagamaan yang dikhususkan

pada penggunaan alat kontrasepsi

e. Tingkat buta aksara terutama pada para wanita

20

Page 21: Makalah KLH Kelahiran

f. Kemakmuran secara ekonomi

g. Tingkat kemiskinan

h. Angka kematian bayi

i. Urbanisasi

j. Homoseksualitas

k. Usia pernikahan

l. Usia pensiun dan kebijakan pemerintah mengenai hal tersebut

m.Konflik

1. Teori Sosiologi tentang Fertilitas (Davis dan Blake: Variabel

Antara)

Kajian tentang fertilitas pada dasarnya bermula dari disiplin

sosiologi. Sebelum disiplin lain membahas secara sistematis

tentang fertilitas, kajian sosiologis tentang fertilitas sudah lebih

dahulu dimulai. Sudah amat lama kependudukan menjadi salah

satu sub-bidang sosiologi. Sebagian besar analisa kependudukan

(selain demografi formal) sesungguhnya merupakan analisis

sosiologis. Davis and Blake (1956), Freedman (1962), Hawthorne

(1970) telah mengembangkan berbagai kerangka teoritis tentang

perilaku fertilitas yang pada hakekatnya bersifat sosiologis.

Dalam tulisannya yang berjudul “The Social structure and

fertility: an analytic framework (1956)”2 Kingsley Davis dan Judith

Blake melakukan analisis sosiologis tentang fertilitas. Davis and

21

Page 22: Makalah KLH Kelahiran

Blake mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

melalui apa yang disebut sebagai “variabel antara” (intermediate

variables).

Menurut Davis dan Blake faktor-faktor sosial, ekonomi dan

budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui “variabel

antara”. Ada 11 variabel antara yang mempengaruhi fertilitas, yang

masing-masing dikelompokkan dalam tiga tahap proses reproduksi

sebagai berikut:

1. Intermediate Variables Of Fertilitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin

(intercouse variables) adalah :

a.    Faktor-faktor yang mengatur tidak terjadinya hubungan

kelamin:

1.   Umur mulai hubungan kelamin

2.   Selibat permanen yaitu proporsi wanita yang tidak

pernah mengadakan hubungan kelamin

3.   Lamanya masa reproduksi sesudah atau diantara masa

hubungan kelamin:

a) Bila kehidupan suami istri cerai atau pisah

b) Bila kehidupan suami istri berakhir karena suami

meninggal dunia

b.   Faktor-faktor yang mengatur terjadinya hubungan kelamin

1.   Abstinensi sukarela

22

Page 23: Makalah KLH Kelahiran

2.   Berpantang karena terpaksa (oleh impotensi, sakit, pisah

sementara)

3.    Frekuensi hubungan seksual

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konsepsi

(conception variables) :

1.    Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang tidak disengaja

2.    Menggunakan atau tidak menggunakan metode

kontrasepsi:

a)       Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan

kimia

b)       Menggunakan cara-cara lain

3.    Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang disengaja (sterilisasi, subinsisi, obat-obatan dan

sebagainya)

d.   Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran

dengan selamat (gestation variables) :

1.    Mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang

tidak disengaja

2.    Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja

2. Teori Ekonomi tentang Fertilitas

23

Page 24: Makalah KLH Kelahiran

Pandangan bahwa faktor-faktor ekonomi mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap fertilitas bukanlah suatu hal yang

baru. Dasar pemikiran utama dari teori ‘transisi demografis’ yang

sudah terkenal luas adalah bahwa sejalan dengan diadakannya

pembangunan sosial-ekonomi, maka fertilitas lebih merupakan

suatu proses ekonomis dari pada proses biologis.

Berbagai metode pengendalian fertilitas seperti penundaan

perkawinan, senggama terputus dan kontrasepsi dapat digunakan

oleh pasangan suami istri yang tidak menginginkan mempunyai

keluarga besar, dengan anggapan bahwa mempunyai banyak

anak berarti memikul beban ekonomis dan menghambat

peningkatan kesejahteraan sosial dan material. Bahkan sejak awal

pertengahan abad ini, sudah diterima secara umum bahwa hal

inilah yang menyebabkan penurunan fertilitas di Eropa Barat dan

Utara dalam abad 19. Leibenstein dapat dikatakan sebagai peletak

dasar dari apa yang dikenal dengan “teori ekonomi tentang

fertilitas”. Menurut Leibenstein tujuan teori ekonomi fertilitas

adalah:

“untuk merumuskan suatu teori yang menjelaskan faktor-faktor

yang menentukan jumlah kelahiran anak yang dinginkan per

keluarga. Tentunya, besarnya juga tergantung pada berapa

banyak kelahiran yang dapat bertahan hidup (survive). Tekanan

yang utama adalah bahwa cara bertingkah laku itu sesuai dengan

24

Page 25: Makalah KLH Kelahiran

yang dikehendaki apabila orang melaksanakan perhitungan-

perhitungan kasar mengenai jumlah kelahiran anak yang

dinginkannya. Dan perhitungan perhitungan yang demikian ini

tergantung pada keseimbangan antara kepuasan atau kegunaan

(utility) yang diperoleh dari biaya tambahan kelahiran anak, baik

berupa uang maupun psikis. Ada tiga macam tipe kegunaan yaitu

(a) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu ‘barang

konsumsi’ misalnya sebagai sumber hiburan bagi orang tua; (b)

kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu sarana

produksi, yakni, dalam beberapa hal tertentu anak diharapkan

untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan menambah

pendapatan keluarga; dan (c) kegunaan yang diperoleh dari anak

sebagai sumber ketentraman, baik pada hari tua maupun

sebaliknya”.

Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek

kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah

memberikan kepuasan, dapat memberikan balas jasa ekonomi

atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan

sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan.

Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya

dari mempunyai anak tersebut. Biaya memiliki tambahan seorang

anak dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya tidak

langsung. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya yang

25

Page 26: Makalah KLH Kelahiran

dikeluarkan dalam memelihara anak seperti memenuhi kebutuhan

sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri sendiri. Yang

dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang

karena adanya tambahan seoarang anak. Misalnya, seoarang ibu

tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat anak, kehilangan

penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas

orang tua yang mempunyai tanggungan keluarga besar

(Leibenstein, 1958).

Menurut Leibenstein, apabila ada kenaikan pendapatan maka

aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua menginginkan anak

dengan kualitas yang baik. Berarti sangat memungkinkan adannya

kenaikan biaya sesuai keperluan anak tersebut. Pengembangan

lebih lanjut tentang ekonomi fertiitas dilakukan oleh Gary S. Becker

dengan artikelnya yang cukup terkenal yaitu “An Economic

Analysis of Fertility”.

Menurut Becker anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat

dianggap sebagai barang konsumsi (a consumption good,

consumer’s durable) yang memberikan suatu kepuasan (utility)

tertentu bagi orang tua. Bagi banyak orang tua, anak merupakan

sumber pendapatan dan kepuasan (satisfaction). Secara ekonomi

fertilitas dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki

anak dan selera. Meningkatnya pendapatan (income) dapat

meningkatkan permintaan terhadap anak.

26

Page 27: Makalah KLH Kelahiran

Karya Becker kemudian berkembang terus antara lain dengan

terbitanya buku A Treatise on the Family. Perkembangan

selanjutnya analisis ekonomi fertilitas tersebut kemudian

membentuk teori baru yang disebut sebagai ekonomi rumah

tangga (household economics). Analisis ekonomi fertilitas yang

dilakukan oleh Becker kemudian diikuti pula oleh beberapa ahli

lain seperti Paul T. Schultz, Mark Nerlove, Robert J. Willis dan

sebagainya. Dalam tulisannya yang berjudul Economic growth and

population: Perspective of the new home economics6 Nerlove

mengemukakan:

“Ekonomi rumah tangga terdiri dari empat unsur utama, yaitu (a)

suatu fungsi kegunaan. Yang dimaksud kegunaan disini bukanlah

dalam arti komoditi fisik melainkan berbagai kepuasan yang

dihasilkan rumah tangga; (b) suatu teknologi produksi rumah

tangga; (c) suatu lingkungan pasar tenaga kerja yang

menyediakan sarana untuk merubah sumber-sumber daya rumah

tangga menjadi komoditi pasar; dan (d) sejumlah keterbatasan

sumber-sumber daya rumah tangga yang terdiri dari harta warisan

dan waktu yang tersedia bagi setiap anggota rumah tangga untuk

melakukan produksi rumah tangga dan kegiatankegiatan pasar.

Waktu yang tersedia dapat berbeda-beda kualitasnya, dan dalam

hal ini tentunya termasuk juga sumberdaya manusia (human

capital) yang diwariskan dan investasi sumberdaya manusia

27

Page 28: Makalah KLH Kelahiran

dilakukan oleh suatu generasi baik untuk kepentingan tingkah laku

generasi-generasi yang akan datang maupun untuk kepentingan

tingkah laku sendiri”

Dalam analisis ekonomi fertilitas dibahas mengapa permintaan

akan anak berkurang bila pendapatan meningkat dan apa yang

menyebabkan harga pelayanan anak berkaitan dengan pelayanan

komoditi lainnya meningkat jika pendapatan meningkat. New

household economics berpendapat bahwa orang tua mulai lebih

menyukai anak-anak yang berkualitas lebih tinggi dalam jumlah

yang hanya sedikit sehingga “harga beli” meningkat dan bila

pendapatan dan pendidikan meningkat maka semakin banyak

waktu (khususnya waktu untuk ibu) yang digunakan untuk

merawat anak. Dengan kata lain anak yang mereka miliki dengan

kualitas terbaik akan bernilai lebih mahal dibandingkan anak

lainnya yang tidak memiliki kualitas sebaik itu.

Di dalam setiap kasus, semua pendekatan ekonomi melihat

fertilitas sebagai hasil dari suatu keputusan rasional yang

didasarkan atas usaha untuk memaksimalkan fungsi utility

ekonomis yang cukup rumit yang tergantung pada biaya langsung

dan tidak langsung, keterbatasan sumberdaya, selera. Topik-topik

yang dibahas dalam ekonomi fertilitas antara berkaitan dengan

pilihan-pilihan ekonomi seseorang dalam menentukan fertilitas dari

segi kuantitas maupun kualitas sang anak. Pertimbangan ekonomi

28

Page 29: Makalah KLH Kelahiran

dalam menentukan fertilitas terkait dengan income, biaya langsung

maupun biaya tidak langsung, selera, modernisasi dan

sebagainya.

Sejalan dengan apa yang telah dikemukakan Becker, Bulatao

menulis tentang konsep demand for children dan supply of

children. Konsep demand for children dan supply of children

dikemukakan dalam kaitan menganalisis economic determinan

factors dari fertilitas. Bulatao mengartikan konsep demand for

children sebagai jumlah anak yang dinginkan. Termasuk dalam

pengertian jumlah adalah jenis kelamin anak, kualitas, waktu

memliki anak dan sebagainya.

Konsep demand for children diukur melalui pertanyaan survei

tentang “jumlah keluarga yang ideal atau diharapkan atau

diinginkan”. Pertanyaannya, apakah konsep demand for children

berlaku di negara berkembang? Apakah pasangan di negara

berkembang dapat memformulasikan jumlah anak yang

dinginkan? Menurut Bulato, jika pasangan tidak dapat

memformulasikan jumlah anak yang dinginkan secara tegas maka

digunakan konsep latent demand di mana jumlah anak yang

dinginkan akan disebut oleh setiap pasangan ketika mereka

ditanya.

Menurut Bulatao, modernisasi berpengaruh terhadap demand

for children dalam kaitan membuat latent demand menjadi efektif.

29

Page 30: Makalah KLH Kelahiran

Menurut Bulatao, demand for children dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti biaya anak, pendapatan keluarga dan selera. Dalam

artikel tersebut Bulatao membahas masing-masing faktor tersebut

dari mulai biaya yang dibutuhkan anak, pendapatan orangtua, dan

selera keluarga secara lebih detail. Termasuk didalamnya dibahas

apakah anak bagi keluarga di negara berkembang merupakan “net

supplier“ atau tidak. Sedang supply of children diartikan sebagai

banyaknya anak yang bertahan hidup dari suatu pasangan jika

mereka tidak berpisah atau bercerai pada suatu batas tertentu.

Supply tergantung pada banyaknya kelahiran dan kesempatan

untuk bertahan hidup. Supply of children berkaitan dengan konsep

kelahiran alami (natural fertility).

Menurut Bongart dan Menken fertilitas alami dapat

diidentifikasi melalui lima hal utama, yaitu:

a.    Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum

infecundibality)

b.    Waktu menunggu untuk konsepsi (waiting time to conception)

c.    Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)

d.   Sterilisasi permanen (permanent sterility)

e.    Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)

Analisis ekonomi tentang fertilitas juga dikemukakan oleh

Richard A. Easterlin. Menurut Easterlin permintaan akan anak

sebagian ditentukan oleh karakteristik latar belakang individu

30

Page 31: Makalah KLH Kelahiran

seperti agama, pendidikan, tempat tinggal, jenis atau tipe keluarga

dan sebagainya. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan

sikap fertilitas yang dilatarbelakangi oleh karakteristik diatas.

Easterlin juga mengemukakan perlunya menambah seperangkat

determinan ketiga di samping dua determinan lainnya --permintaan

anak dan biaya regulasi fertilitas--, yaitu mengenai pembentukan

kemampuan potensial dari anak. Hal ini pada gilirannya tergantung

pada fertilitas alami (natural fertility) dan kemungkinan seorang

bayi dapat tetap hidup hingga dewasa.

Fertilitas alami sebagian tergantung pada faktor-faktor

fisiologis atau biologis, dan sebagian lainnya tergantung pada

praktek-praktek budaya. Apabila pendapatan meningkat maka

terjadilah perubahan “suplai” anak karena perbaikan gizi,

kesehatan dan faktor-faktor biologis lainnya. Demikian pula

perubahan permintaan disebabkan oleh perubahan pendapatan,

harga dan “selera”. Pada suatu saat tertentu, kemampuan suplai

dalam suatu masyarakat bisa melebihi permintaan atau

sebaliknya.

Easterlin berpendapat bahwa bagi negara-negara

berpendapatan rendah permintaan mungkin bisa sangat tinggi

tetapi suplainya rendah, karena terdapat pengekangan biologis

terhadap kesuburan. Hal ini menimbulkan suatu permintaan

“berlebihan” (excess demand) dan juga menimbulkan sejumlah

31

Page 32: Makalah KLH Kelahiran

besar orang yang benar-benar tidak menjalankan praktek-praktek

pembatasan keluarga. Di pihak lain, pada tingkat pendapatan yang

tinggi, permintaan adalah rendah sedangkan kemampuan

suplainya tinggi, maka akan menimbulkan suplai “berlebihan” (over

supply) dan meluasnya praktek keluarga berencana. John C.

Caldwell juga melakukan analisis fertilitas dengan pendekatan

ekonomi sosiologis.

Tesis fundamentalnya adalah bahwa tingkah laku fertilitas

dalam masyarakat pra-tradisional dan pasca-transisional itu dilihat

dari segi ekonomi bersifat rasional dalam kaitannya dengan tujuan

ekonomi yang telah ditetapkan dalam masyarakat, dan dalam arti

luas dipengaruhi juga oleh faktor-faktor biologis dan psikologis.

Teori Caldwell menekankan pada pentingnya peranan

keluarga dalam arus kekayaan netto (net wealth flows) antar

generasi dan juga perbedaan yang tajam pada regim demografis

pra-transisi dan pasca-transisi. Caldwell mengatakan bahwa “sifat

hubungan ekonomi dalam keluarga” menentukan kestabilan atau

ketidak-stabilan penduduk. Jadi pendekatannya lebih menekankan

pada dikenakannya tingkah laku fertilitas terhadap individu oleh

suatu kelompok keluarga yang lebih besar bahkan jika tidak satu

wilayah sekalipun daripada oleh norma-norma yang sudah

diterima masyarakat. Seperti yang diamati oleh Caldwell, di dalam

keluarga selalu terdapat tingkat eksploitasi yang besar oleh suatu

32

Page 33: Makalah KLH Kelahiran

kelompok atau generasi terhadap kelompok atau generasi lainnya,

sehingga jarang dilakukan usaha pemaksimalan manfaat antar

individu.

2.5. Grafik Survey Kelahiran di Indonesia

Grafik survei kelahiran membahas mengenai pencatatan

kelahiran yang tidak akan pernah terlepas dari tingkat kepemilikan akta

kelahiran. Menurut laporan SUSENAS 2001 hanya sekitar 40% anak-

anak di Indonesia yang berusia di bawah lima tahun yang tercatat

kelahirannya dan memiliki akta kelahiran. Bahkan di era 80-90an para

orangtua yang baru melahirkan anak dengan sengaja mengubah

tanggal lahir yang sebenarnya, entah itu dimajukan atau dimundurkan

dari tanggal asli kelahiran sang anak. Tak tanggung-tanggung para

orangtua memajukan atau memundurkan tanggalnya tidak lagi dalam

hitungan minggu melainkan dalam hitungan tahun. Tidak hanya dalam

ukuran waktu kelahiran, bukan tidak mungkin seorang bayi memiliki

dua akta kelahiran dengan nama yang berbeda dan salah satunya

belum dihanguskan oleh orangtuanya. Hal ini terjadi karena tidak

adanya kesadaran dari masyarakat yang bersangkutan bahwa hal

yang diperbuatnya adalah salah dan membingungkan pemerintah, tak

hanya pihak masyarakat tetapi pihak pemerintah daerah yang

mengurusi akta kelahiran tersebut bisa dikatakan terlalu menunda-

nunda pengurusan akta kelahiran sehingga salah satu akta yang

33

Page 34: Makalah KLH Kelahiran

seharusnya dihanguskan atau dibatalkan masih tersimpan dan tercatat

sebagai warga negara aktif dan masih hidup.

Meskipun ada masyarakat yang ternyata memiliki akta kelahiran

ganda dengan nama berbeda, tetapi sayangnya angka kepemilikan

akta kelahiran yang rendah ini menempatkan Indonesia dalam

kelompok negara-negara di dunia yang terendah dalam pencatatan

kelahiran. Secara universal, akta kelahiran adalah dokumen resmi

yang dikeluarkan oleh negara yang membuktikan adanya identitas

seorang anak. Maka beberapa anak yang tidak tercatat kelahirannya

dalam dokumen negara bahkan hingga tidak memiliki akta kelahiran

dapat disebut sebagai non existent individual, dengan kata lain anak

tersebut tidak memperoleh hak-hak perlindungan yang justru sangat

diperlukan dalam anggota masyarakat.

Data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Administrasi

Kependudukan mencantumkan bahwa prosentase kepemilikan akta

kelahiran per Desember 2007 diperkirakan hanya dimiliki oleh sekitar

60% anak yang berusia di bawah lima tahun. Partisipasi masyarakat

yang kurang peduli terhadap pentingnya akta kelahiran bagi sang anak

adalah sebagai berikut :

a. Mekanisme pelayanan yang terkonsentrasi di kabupaten/kota

dengan jarak tempuh yang jauh sehingga biaya transportasi yang

harus dikeluarkan oleh masyarakat yang jauh dari pusat

pemerintahan daerah cukup mahal sedangkan masyarakat

34

Page 35: Makalah KLH Kelahiran

pedesaan tidak memiliki cukup biaya untuk pergi ke pusat

pemerintahan daerah dan khawatir untuk meninggalkan rutinitas

sehari-harinya di desa meskipun hanya terhitung hari saja.

b. Keterlambatan pelaporan kelahiran bayi bahkan sampai satu tahun

lebih menyebabkan harus adanya siding di pengadilan dan

masalah biaya di pengadilan pun lagi-lagi menjadi masalah yang

relatif besar bagi masyarakat sehingga menimbulkan faktor

keengganan pada masyarakat yang bersangkutan untuk mengurus

akta kelahiran anaknya lebih lanjut lagi dan menyelesaikannya.

Dalam kurun waktu per dua tahun atau per tiga tahun sebenarnya

telah dilakukan Konferensi Regional Asia Pasifik tentang Pencatatan

Kelahiran Universal atau biasa dikenal dengan istilah Asia Pasific

Conference on Universal Birth Registration karena persoalan

pencatatan kelahiran telah mendapatkan perhatian yang cukup

signifikan. Dalam Konferensi tersebut masing-masing negara

mengirimkan delegasinya yang merupakan perwakilan dari pengambil

kebijakan pencatatan kelahiran tingkat nasional, pelaksana unsur

legislatif, dan masyarakat. Tanpa pencatatan kelahiran maka penilaian

terhadap HAM tidak mungkin dapat dilakukan terutama dalam hal

kepemilikan identitas berdasarkan Pasal 7 Konvensi Hak Anak bahwa

seorang anak harus dicatatkan segera identitasnya setelah

kelahirannya dan atas hal itulah sang anak memiliki hak atas nama,

35

Page 36: Makalah KLH Kelahiran

hak status kewarganegaraan, dan hak untuk mengetahui orangtuanya

dan dirawat oleh orangtuanya.

Berikut grafik prosentase angka kelahiran di Indonesia pada

tahun 2004-2013

Sumber : Statistik Indonesia (BPS) Tahun 2014

36

Page 37: Makalah KLH Kelahiran

Grafik Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Indonesia pada Tahun 2004-2013

Sumber : Statistik Indonesia (BPS) tahun 2014

37

Page 38: Makalah KLH Kelahiran

Grafik Angka Kelahiran menurut kelompok umur ibu pada Tahun

1971-2010

Kualitas kehidupan seseorang dapat diukur dari kesejahteraannya

selama ia hidup dan salah satu cara untuk mengukur kesejahteraan

penduduk suatu negara adalah dengan menggunakan PQLI atau

Physical Quality of Life Index yang diperkenalkan oleh Moris yang

38

Page 39: Makalah KLH Kelahiran

mengukurnya melalui tiga indikasi antara lain rata-rata harapan hidup

sesudah umur satu tahun, rata-rata jumlah kematian bayi, dan rata-

rata prosentase buta dan melek huruf.

Grafik Harapan Hidup menurut jenis kelamin di Indonesia Tahun

2011

Grafik angka kelahiran kasar dan angka kematian kasar 1950-

2050

39

Page 40: Makalah KLH Kelahiran

Jumlah Penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus Tahun

1971-2010

40

1971 1980 1990 2000 20100

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

Jml. Penduduk

Jml. Penduduk

Page 41: Makalah KLH Kelahiran

Pencatatan kelahiran diatur dalam Pasal 27 s.d. Pasal 32 UU

Nomor 23 Tahun 2006 dan Pasal 51 s.d. Pasal 65 PP Nomor 25

Tahun 2008, yang berisi :

a. Ruang lingkup pencatatan kelahiran meliputi pencatatan kelahiran

di Indonesia, pencatatan kelahiran di atas kapal laut atau pesawat

terbang, dan pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu;

b. Pencatatan kelahiran di Indonesia :

1) Pencatatan peristiwa kelahiran di Indonesia memperhatikan hal-

hal sebagai berikut : a) tempat domisili Ibunya bagi penduduk

WNI; b) di luar tempat domisili Ibunya bagi penduduk WNI; c)

tempat domisili Ibunya bagi penduduk orang asing; d) di luar

domisili Ibunya bagi penduduk orang asing; e) orang asing yang

memiliki izin kunjungan; f) anak yang tidak diketahui asal-usulnya

atau keberadaan orangtuanya;

2) Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai Kutipan Akta

Perkawinan/Akta Nikah orangtua, pencatatan dilakukan dengan

mencantumkan nama ibu (nama ayah tidak bisa dicantumkan

karena tidak ada Akta Perkawinannya);

3) Setiap kelahiran di Indonesia wajib dilaporkan oleh penduduk

kepada Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana paling

lambat 60 hari kerja sejak kelahiran;

4) Bagi penduduk WNI pelaporan dilakukan melalui desa/kelurahan

dengan membawa persyaratan yang ditentukan, Kepala

41

Page 42: Makalah KLH Kelahiran

Desa/Lurah menandatangani Formulir Surat Keterangan

Kelahiran, selanjutnya diteruskan ke UPTD Instansi Pelaksana

untuk dicatat dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan

Kutipan Akta Kelahiran oleh Pejabat Pencatatan Sipil. Tapi jika

UPTD tidak ada di Kecamatan tersebut, maka Formulir Surat

Keterangan Kelahiran tersebut diteruskan ke kecamatan dan

dilanjutkan ke Instansi Pelaksana untuk dilakukan pencatatan

sipil.

Bagi orang asing pelaporan dilakukan langsung ke Instansi

Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana, dengan membawa

persyaratan yang ditentukan, selanjutnya Pejabat Pencatatan

Sipil mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan Menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran;

5) Untuk pencatatan kelahiran bayi WNI di luar domisili Ibunya,

pelaporannya tidak melalui desa/kelurahan dan kecamatan tetapi

langsung ke Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana

dan persyaratannya cukup Surat Kelahiran dari

dokter/bidan/penolong kelahiran dan menunjukkan KTP

Ibu/Bapaknya dii Instansi Pelaksana, selanjutnya Pejabat

Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran;

6) Pencatatan kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asal-

usulnya atau keberadaan orangtuanya, didasarkan pada laporan

42

Page 43: Makalah KLH Kelahiran

orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan

dari Kepolisian, berdasarkan laporan tersebut Pejabat

Pencatatan Sipil mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran, salanjutnya Kutipan Akta

Kelahiran tidak diberikan kepada pelapor tetapi disimpan oleh

Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana diserahkan

kepada yang bersangkutan setelah dewasa yaitu setelah

berumur 18 tahun;

c. Pencatatan kelahiran di Luar Wilayah RI :

1) Kelahiran WNI di luar wilayah RI wajib dicatatkan pada instansi

yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan kepada

Perwakilan RI;

2) Apabila negara setempat tidak menyelenggarakan pencatatan

kelahiran bagi orang asing termasuk WNI yang berada di negara

tersebut, pelaporan dilakukan di Perwakilan RI. Berdasarkan

laporan tersebut Pejabat Konsuler pada Perwakilan RI mencatat

pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran;

3) Apabila yang bersangkutan telah kembali ke Indonesia hasil

pencatatan di luar wilayah RI tersebut wajib dilaporkan kepada

Instansi Pelaksana dalam hal ini Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil paling lambat 30 hari kerja sejak yang

bersangkutan kembali ke Indonesia. Dalam hal ini Instansi

43

Page 44: Makalah KLH Kelahiran

Pelaksana tidak mencatat dalam Register Akta dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran tetapi hanya melakukan perekaman data

penduduk dalam Database Kependudukan;

d. Pencatatan kelahiran di atas Kapal Laut atau Pesawat Terbang :

1) Pencatatan kelahiran WNI di atas kapal laut atau pesawat

terbang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi

Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana di tempat tujuan atau

tempat singgah berdasarkan keterangan kelahiran dari nahkoda

kapal laut atau kapten pesawat terbang;

2) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah berada di wilayah

NKRI, kelahiran dilaporkan kepada Instansi Pelaksana atau

UPTD Instansi Pelaksana setempat untuk dicatat dalam Register

Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Dalam hal

ini Nahkoda Kapal Laut/Kapten Pesawat Terbang menerbitkan

Surat Keterangan Kelahiran. Selanjutnya dalam pemberian

pelayanan penerbitan Akta Kelahiran berlaku ketentuan

pencatatan kelahiran di luar domisili Ibunya;

3) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah berada di luar

wilayah RI, kelahiran dilaporkan kepada negara tempat tujuan

atau tempat singgah. Dalam kaitan ini diberlakukan ketentuan

yang sama dengan pencatatan kelahiran di luar wilayah RI.

e. Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu :

44

Page 45: Makalah KLH Kelahiran

1) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 hari kerja

sampai dengan 1 (satu) tahun sejak tanggal kelahiran,

pencatatan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan

Kepala Instansi Pelaksana setempat;

2) Pencatatan kelahiran yang malampaui batas waktu 1 (satu)

tahun dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri.

Pemerintah dalam permasalahan masa transisi memberlakukan

UU Nomor 23 Tahun 2006 dan Menteri Dalam Negeri telah

mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain :

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 474.1/1274/SJ, pada tanggal

11 Juni 2008, perihal Dispensasi Pelayanan Pencatatan Kelahiran

Dalam Masa Transisi berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006, yang ditujukan kepada Bupati/Walikota seluruh Indonesia.

Dalam surat ini tercantum bahwa Penduduk WNI yang lahir

sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 akan

diberikan dispensasi pelayanan tanpa adanya penetapan

pengadilan, tetapi dalam implementasinya dilakukan dengan

penerbitan Peraturan Bupati/Walikota sebagai landasan hukum dan

45

Page 46: Makalah KLH Kelahiran

berlaku dengan batas selama 1 (satu) tahun sejak berlakunya

Peraturan Bupati/Walikota;

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 474.1/3827/MD, pada tanggal

11 September 2008, perihal Dispensasi Pelayanan Pencatatan

Kelahiran Dalam Masa Transisi berlakunya Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2006, yang ditujukan kepada Bupati/Walikota seluruh

Indonesia.dalam surat ini tercantum bahwa pemerintah

kabupaten/kota yang belum melaksanakan program dispensasi

diminta untuk segera melaksanakan dengan berpedoman pada

surat sebelumnya dan harus berakhir pada tahun 2010.

2.6. Strategi Pengentasan Meningkatnya Kelahiran

Kelahiran di Indonesia yang menurut data per tahun semakin

meningkat pertumbuhannya membutuhkan pembatas agar jumlah

penduduk Negara Indonesia dapat terprediksi dan disesuaikan dengan

jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Cara untuk mengatasinya

adalah dengan lebih memprioritaskan program Keluarga Berencana

(KB) dan menunda masa perkawinan terlebih lagi di usia-usia muda.

Mungkin bagi setiap individu hal seperti ini adalah hal yang sepele dan

merasa bahwa dia tidak memberikan pengaruh besar terhadap

perubahan lingkungan sekitarnya. Tetapi semakin banyak individu

46

Page 47: Makalah KLH Kelahiran

yang berfikiran seperti ini justru akan membuat pengaruh yang sudah

jelas besar menjadi semakin besar.

Sejauh ini masyarakat belum paham betul dengan dua kebijakan

di atas meskipun mereka sebenarnya sudah mengetahui tentang

kebijakan yang pemerintah berlakukan. Karena cukup sulit maka

pemerintah pun harus menyiapkan penyeimbang tingkat kelahiran

yang semakin tidak terkontrol tiap tahunnya dengan cara :

a. Penambahan dan penciptaan lapangan pekerjaan

Tidak sembarang pemerintah menyiapkan lapangan

pekerjaan. Penciptaan lapangan pekerjaan ini harus disesuaikan

dengan kualitas yang dimiliki penduduk Indonesia, apakah lebih

cenderung di bidang industri, perkantoran, lapangan, politik, pasar,

atau bidang lain yang benar-benar mendukung dari lahan Indonesia

sampai kualitas sumber daya manusianya. Penambahan dan

penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya taraf hidup

masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan bahwa ketika

keluarga memiliki banyak anak maka keluarga tersebut akan

banyak rejekinya. Di samping itu pula diharapkan akan

meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir

dalam bidang kependudukan.

b. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan

Pendidikan merupakan proses pengembangan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap seseorang yang dilaksanakan secara

47

Page 48: Makalah KLH Kelahiran

terencana sehingga diperoleh berbagai perubahan-perubahan

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di suatu wilayah.

Masyarakat sekitaran perkotaan telah mengerti betul tentang

pendidikan yang harus dilampaui oleh seluruh individu dalam

keluarga, bahkan di pedesaan pun sudah cukup mengerti akan

pentingnya pendidikan. Hanya saja di pedesaan belum sepenuhnya

terfasilitasi dengan baik. Mungkin keinginan para penduduk

pedesaan untuk bersekolah amat sangat tinggi untuk melanjutkan

kehidupan mereka kelak, namun fasilitas gedung sekolah dan

sarana prasarana yang seharusnya ada di beberapa daerah ini

masih belum memadai seolah-olah ada kesenjangan sosial antara

perkotaan dan pedesaan. Masyarakat pedesaan pada akhirnya

berfikiran bahwa pemerintah lebih mementingkan potensi yang ada

di perkotaan karena mungkin memandang dari materi yang dimiliki,

padahal bukan hal yang tidak mungkin potensi yang dimiliki

masyarakat pedesaan lebih menonjol hanya karena tidak diasah

dan tidak difasilitasi akhirnya potensi mereka stuck dalam satu titik.

Seharusnya fasilitas di bidang pendidikan disamaratakan agar

potensi yang akan dikembangkan pun seimbang. Dengan semakin

sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak

terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela

turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.

48

Page 49: Makalah KLH Kelahiran

Berbicara tentang hubungan tingkat pendidikan dengan

fertilitas, Bollen Kenneth AJ dan Glanville Stecklov (2002:27)

mengatakan bahwa tingkat pendidikan antara laki-laki dan wanita

merupakan prediktor yang kuat terhadap permanent income dan

fertilitas. Berdasarkan hal tersebut, tingkat pendidikan berkolerasi

positif terhadap income namun berkolerasi negative terhadap

fertilitas. Menurut Balk dalam buku Bollen Kenneth AJ dan Glanville

Stecklov (2002:36) bila tingkat pendidikan laki-laki lebih kuat

dibandingkan tingkat pendidikan perempuan maka dapat dipastikan

kekuatan penguasaan dalam rumah tangga akan lebih besar

sehingga pada akhirnya pasangan tersebut memiliki kemampuan

untuk mengatur kelahiran. Sebaliknya jika pendidikan wanita lebih

besar dibandingkan pendidikan laki-laki maka yang terjadi adalah

autonomi wanita untuk mengontrol kelahiran akan lebih tinggi

dibandingkan laki-laki.

c. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi

Transmigrasi untuk mengurangi kepadatan penduduk dapat

digunakan dalam hal pemindahan kerja yang sesuai dengan

potensi yang dimiliki penduduk. Transmigrasi merupakan bentuk

migrasi yang direncanakan, diseleksi dari penduduk di pulau yang

padat ke pulau yang penduduknya jarang.. Transmigrasi adalah

satu bentuk migrasi internal di Indonesia, yaitu perpindahan

49

Page 50: Makalah KLH Kelahiran

penduduk dari tempat tinggal permanen di Jawa ke luar pulau

Jawa. Karena pulau Jawa termasuk pulau dengan tingkat kelahiran

tertinggi sehingga jumlah penduduknya bisa dibilang padat.

Program ini dimulai pada masa Hindia Belanda dengan nama

kolonisasi. Pada tahun 1905 dengan daerah tujuan Lampung terjadi

pertama kali pemindahan penduduk dari Jawa Tengah. Dan setelah

Indonesia merdeka (1946), nama program ini berubah menjadi

transmigrasi. Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah

yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu

menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah

penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Istilah transmigrasi tidak hanya dikenakan pada migrasi yang

disponsori pemerintah, tetapi juga migrasi atas inisiatif sendiri.

Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh informasi

keberhasilan migran terdahulu. Kekuatan sentripetal migran dapat

menarik penduduk dari daerah asal untuk bermigrasi. Dalam hal ini

transmigran pionir memegang peranan penting dalam

meningkatnya jumlah transmigran swakarsa (transmigrasi atas

swadaya sendiri). Karena selain mendapat informasi keberhasilan,

migran baru juga ditampung dan dicukupi kebutuhan makannya

oleh migran lama, dan dibantu untuk memperoleh sebidang tanah

pertanian (jual beli).

d. Meningkatkan produksi dan pencairan sumber makanan

50

Page 51: Makalah KLH Kelahiran

Banyak lahan pertanian yang berubah menjadi gedung-

gedung pencakar langit terutama di daerah perkotaan. Ini

menyebabkan lahan sumber makanan semakin berkurang, apalagi

lahan persawahan yang secara umum adalah bahan makanan

pokok penduduk Indonesia. Jika lahannya berkurang maka bahan

makanannya pun berkurang, belum lagi kemunculan makanan-

makanan cepat saji yang semakin marak di lidah penduduk

Indonesia di daerah perkotaan membuat bahan pokok makanan

semakin tersingkirkan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan

swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah

lainnya.

2.7. Dampak Meningkatnya Kelahiran bagi Indonesia

Meningkatnya tingkat kelahiran di negara Indonesia sudah

barang tentu berdampak terhadap berbagai hal, antara lain :

1. Kurangnya lapangan pekerjaan. Semakin meningkat jumlah

manusia dari tahun ke tahun maka kebutuhan lapangan pekerjaan

pun akan semakin meningkat. Sementara sumber daya manusia

yang ada kualitasnya semakin menurun karena masyarakat

Indonesia lebih mendahulukan kuantitas dibandingkan kualitas.

Sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak di era modernisasi ini

membuat setiap individu harus memutar otak lebih cepat untuk

menghidupi keluarganya, bahkan bukan hal yang tidak mungkin

51

Page 52: Makalah KLH Kelahiran

terjadinya berbagai kejahatan karena keterpaksaan keadaan.

Sementara pembangunan lapangan pekerjaan terkadang tidak

sesuai dengan kebutuhan orang-orang sekitar pembangunan

lapangan pekerjaan tersebut. Tak jarang sebuah lapangan

pekerjaan dalam bidang A justru orang-orang yang ada di sekitar

wilayahnya tidak meminati sama sekali hingga pada akhirnya

orang-orang luar wilayahlah yang masuk ke wilayah tersebut dan

menggantikan posisi orang-orang asli yang ada di suatu daerah.

Hal ini menyebabkan hilangnya keaslian dan kekhasan penduduk

suatu daerah. Karena dirasa tidak cocok dan tidak ada pekerjaan

yang sesuai kemampuannya, pada akhirnya beberapa individu

memilih untuk migrasi ke wilayah lain demi mendapatkan

pekerjaan yang benar-benar ia minati.

2. Kemiskinan. Negara Indonesia memiliki pembangunan yang luar

biasa yang hanya terpusat pada satu pulau, pulau Jawa. Dengan

kata lain, penduduk asli di wilayah luar pulau Jawa merasa

terasingkan dengan pemusatan globalisasi tersebut dan seperti

sudah menjadi hal yang wajar bahwa penduduk yang tidak hidup

di wilayah perkotaan tidak akan memiliki kekayaan lebih untuk

menghidupi keluarganya. Namun jika pembangunan dilakukan

secara merata pun dikhawatirkan akan menimbulkan kesenjangan

sosial, ketika sebagian orang dalam suatu wilayah tersebut tidak

mampu mengikuti perkembangan yang secara paksa dibuat untuk

52

Page 53: Makalah KLH Kelahiran

memajukan negara. Hal ini inilah yang membuat pertumbuhan

ekonomi di negara Indonesia amat sangat lambat untuk

menambah kenaikannya. Banyaknya pertumbuhan di Indonesia

membuat pengelolaan pemerintah terhadap perekonomian negara

Indonesia pun akan terhambat dan sulit diretaskan.

3. Pendidikan rendah. Meskipun semakin banyak generasi yang

bermunculan setiap tahunnya bukan berarti tingkat pendidikan

secara otomatis meningkat. Justru dengan banyaknya jumlah anak

yang lahir maka fasilitas gedung sekolah, sarana, dan prasarana

lain yang dibutuhkan dunia pendidikan harus semakin bertambah

dan diperbaharui. Namun masyarakat Indonesia belum

sepenuhnya bisa mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang

dijalankan oleh pemerintah. Belum lagi dengan adanya Kurikulum

2013 yang memiliki sistem membuat siswa/i lebih aktif

dibandingkan pengajar. Ada kelebihan dan kekurangannya di balik

kebijakan yang diberlakukan pemerintah baru-baru ini, antara lain

siswa/i akan lebih terlatih untuk belajar dan memahami sendiri

setiap pembelajaran yang ada tanpa harus dicekoki oleh pengajar

melainkan hanya diberi arahan oleh pengajar bagaimana cara

memahaminya, tetapi di sisi lain setiap siswa/i yang belum bisa

beradaptasi untuk belajar dengan sistem seperti justru akan

kesulitan mengikuti pembelajaran semudah apapun materi yang

disampaikan. Maka pemerintah pun seharusnya memperhitungkan

53

Page 54: Makalah KLH Kelahiran

segal aspek dalam menjalankan suatu kebijakan, apalagi ini

sangat berkaitan dengan kualitas generasi Indonesia.

4. Lahan berkurang. Pembangunan yang sedang dijalankan oleh

pemerintah memiliki kelebihan tersendiri untuk mengurangi angka

pengangguran namun sayangnya lahan yang dipakai untuk

pembangunan adalah lahan untuk bertempat tinggal dan bercocok

tanam. Secara otomatis akan mengurangi harapan hidup

seseorang karena kebutuhan primer mereka terjajah oleh orang

lain yang mencari keuntungan semata.

5. Banyaknya polusi yang disebabkan limbah dari rumah tangga,

pabrik, industri, perusahaan, peternakan, dan lain-lain. Limbah

telah menjadi masalah pemerintah sejak lama. Proses

penanggulangannya bisa terbilang sulit karena tidak adanya

peralatan yang memadai yang mampu menanggulangi limbah

tersebut secara langsung dan bersamaan, jika pun ada limbah-

limbah yang tertanggulangi hanya sekitar 10%-15% saja

sedangkan limbah yang muncul lagi di saat yang bersamaan bisa

mencapai 50%-60%, jelas saja limbah yang dihasilkan lebih

banyak dibandingkan yang ditanggulangi pemerintah.

6. Pengangguran meningkat karena lapangan pekerjaan yang

dibutuhkan mungkin tidak sesuai atau masih kurang karena

pembangunan yang dilaksanakan tidak seimbang dengan

54

Page 55: Makalah KLH Kelahiran

kelahiran yang semakin meningkat. Sehingga persaingan dalam

bidang pekerjaan semakin meningkat.

7. Angka kesehatan masyarakat menurun karena kurangnya

perhatian dari pemerintah maupun masyarakat sendiri terutama

bagi masyarakat-masyarakat yang berada di sekitar lingkungan

pedesaan dan padat penduduk.

8. Sulitnya ketersediaan pangan karena pemerintah melaksanakan

pembangunan di atas tanah yang menghasilkan bahan makanan

pokok bagi masyarakat, sehingga masyarakat beralih ke makanan

instan yang belum tentu terjamin keaslian dan kehigienisannya

bahkan tak jarang masyarakat banyak yang teracuni dan

terkontaminasi oleh makanan-makanan siap saji.

9. Kebijakan yang semakin kompleks. Berbagai masalah yang

datang di sekitar masyarakat karena kebijakan pemerintah dan

semakin timbul pro-kontra di antara masyarakat sendiri akan hal

tersebut justru membuat pemerintah harus lebih banyak membuat

kebijakan baru untuk menetralkan permasalahan di masyarakat.

55

Page 56: Makalah KLH Kelahiran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang

wanita atau sekelompok wanita yang menyangkut banyaknya bayi

yang lahir hidup. Konsep dari fertilitas antara lain lahir hidup, lahir

mati, abortus, dan masa reproduksi. Fertilitas memiliki cara tersendiri

untuk mengukur kelahiran baik secara tahunan atau perhitungan yaitu

Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate), Tingkat Fertilitas Umum

(General Fertility Rate), Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific

Fertility Rate), Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran (Birth Order

Specific Fertility Rate), Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate),

Angka Reproduksi Bruto (Gross Reproduction Rate), Angka

Reproduksi Netto (Net Reproduction Rate). Faktor-faktor yang

56

Page 57: Makalah KLH Kelahiran

mempengaruhi kelahiran meliputi faktor demografi dan faktor non-

demografi yang diuraikan melalui Teori Sosiologi dan Teori Ekonomi

dan dicatat melalui Pencatatan Kelahiran mengacu pada Pasal 27

sampai dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 dan

Pasal 51 sampai dengan Pasal 65 Nomor 25 Tahun 2008, serta

pengeluaran kebijakan Menteri Dalam Negeri dalam masa transisi

kependudukan. Fertilitas digunakan untuk memperhitungkan angka

kelahiran yang terjadi di Indonesia maupun di negara lain agar negara

yang bersangkutan dapat memprediksi kualitas dan kuantitas yang

kelak akan dimiliki oleh negara tersebut.

3.2. Komentar

Masalah fertilitas di Indonesia telah menjadi topic pembicaraan

pemerintah sejak lama. Dari mulai penanggulangan tingkat kelahiran

yang semakin meningkat setiap tahunnya dngan memberlakukan

sistem Keluarga Berencana (KB) hingga sosialisasi mendalam

sekaligus pencatatan yang merata bi berbagai wilayah untuk

mendeteksi tingkat pertumbuhan penduduk per wilayah. Berbagai

strategi telah dilakukan untuk menanggulangi peningkatan kuantitas

penduduk di Indonesia namun strategi yang dimutakhirkan tersebut

justru berdampak pada kemunculan masalah lain yang lebih kompleks

dan membutuhkan strategi lain untuk menanggulangi kemunculan

masalah tersebut.

57

Page 58: Makalah KLH Kelahiran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat

mengetahui tentang pentingnya membatasi angka kelahiran di setiap

keluarga. Dengan kata lain setiap keluarga harus mengacu pada

kebijakan pemerintah tentang penekanan angka kelahiran yang

semakin membludak. Masyarakat harus mulai beranggapan bahwa

memiliki anak satu adalah kurang, memiliki anak dua adalah cukup,

dan memiliki anak melebihi jumlah dua orang adalah berlebihan. Jika

setiap masyarakat telah beranggapan demikian, maka masalah

kenaikan jumlah penduduk akan sangat mudah diretaskan. Namun

sayangnya masyarakat masih memandang alot tentang pemahaman-

pemahaman tersebut.

3.3 Saran

Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini kami dapat lebih

mengetahui tentang segala aspek yang mencakup Kependudukan

dan Lingkungan Hidup, khususnya dalam hal Fertilitas. Kami juga

berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari Dosen

Pembimbing maupun para pembaca makalah ini agar ke depannya

kami memiliki acuan untuk membuat makalah yang lebih baik lagi

serta menjadi pribadi yang jauh lebih profesional lagi.

58

Page 59: Makalah KLH Kelahiran

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Arief, Dr (1994). Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Salatiga: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Davis, Kingsley & Judith Blake (1974). Struktur Sosial dan Fertilitas.

Yogyakarta: Lembaga Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Hartono, Andry, Dr (2002). Kamus Kesehatan Inggris-Indonesia.

Surabaya: Penerbit EGC.

59

Page 60: Makalah KLH Kelahiran

Soemartono, Triyuni, Hj, Dr, Ir, MM & Hendrastuti, Sri, SH, MM (2011).

Administrasi Kependudukan Berbasis Registrasi. Jakarta: Yayasan Bina

Profesi Mandiri.

http://www.academia.edu

http://fertilitas.blogspot.com/2012/10/fertilitas.html

60