makalah kiman bismillah

44
MAKALAH KIMIA ANALISA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II DOSEN PEMBIMBING : Lina Elfita, M.Si., Apt PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: bustamimoeh

Post on 16-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

dsd

TRANSCRIPT

MAKALAH KIMIA ANALISAIDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IIDOSEN PEMBIMBING : Lina Elfita, M.Si., Apt

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTANama KelompokFarmasi A 20141. Anis Fitriani 111410200000012. Ridho Faiqyl Layali111410200000023. Novita Sari111410200000034. M. Sunnihaq Al-Faaz111410200000045. Nelly Nailul Hikmah 111410200000056. Zakiyyah Hamida Hasibuan111410200000067. ST. Ramdiyah Akil111410200000078. Khairul Fadli Akbar111410200000089. Khoirun Nisa1114102000000910. Putri Nuzulia Matany1114102000001011. Amajida Hasyyati1114102000001112. Ayu Rahmawati1114102000001413. Nurjihan Fahira1114102000001514. Risyda Afdhilati1114102000001615. Muhammad Firmansyah1114102000001716. Suhelmi1114102000001817. Deki Yanto1114102000001918. Fauziah Aziriani1114102000002019. Anis Khoirunnisa1114102000002120. Nehta Estania Zahra1114102000003421. Tengku Maulana Ramzi1114102000008

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wbSegala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Identifikasi Kation Golongan II dengan tepat waktu. Pada makalah ini akan dijabarkan beberapa hal mengenai kation sub golongan II yang terbagi menjadi tembaga dan arsenik, dan juga reaksi umum maupun spesifik dari kation golongan II. Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menjadi salah satu sarana untuk mempermudah mempelajari kimia analisa.Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami ibu Lina Elfita, M.Si., Apt yang telah memberi arahan dan membimbing kami dalam proses belajar mengajar. Kami juga berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat menyusun makalah yang selanjutnya dengan lebih baik lagi. Semoga dari makalah ini kita mendapat hikmah dan makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua. AamiinWassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, 16 Maret 2015Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....3Daftar Isi .....4

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang..51.2 Rumusan Masalah .,.51.3 Tujuan Penulisan .5

BAB II PEMBAHASAN2.1 Kation Sub Golongan II bagian Tembaga ..62.1.1 Merkurium (II) ..62.1.2 Bismut ...72.1.3 Tembaga 92.1.4 Kadmium .162.2 Kation subgolongan II arsenic ..182.2.1 Arsenik (III) .192.2.2 Arsenik (V) ..212.2.3 Stibium (III) .242..2.4 Stibium (V) .252.2.5 Timah (II) 282.2.6 Timah (IV) ..28

2.3 Tabel Reaksi Umum dan Spesifik Kation Golongan II29BAB III PENUTUPKesimpulan .........35

DAFTAR PUSTAKA......36

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangKimia analisa merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari pemisahan, identifikasi senyawa kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif secara eksperimental. Kimia analisa merupakan studi yang penting dalam ilmu farmasi. Obat-obatan tidak lepas dengan bahan kimia, karena bahan kimia dicampur dengan komposisi yang tepat menjadikan obat yang berkhasiat menyembuhkan penyakit. Kimia analisa dibutuhkan dalam ilmu farmasi untuk menganalisa suatu komposisi yang terkandung pada obat-obatan untuk membuktikan suatu obat itu benar mengandung komposisi yang tepat dan benar. Banyak obat-obatan palsu yang beredar di pasaran, ahli farmasi yang berperan untuk menganalisa obat-obatan untuk mencegah terjadinya kesalahan. Tidak hanya obat-obatan, makanan seperti bakso, mie yang mengandung bahan kimia harus diidentifikasi supaya terhindar dari bahan kimia yang tidak aman dikonsumsi.Dengan daripada itu diatas, makalah ini membahas analisis kualitatif zat kususnya untuk kation golongan II. Untuk kation golongan II dibagi menjadi dua subgolongan, yaitu subgolongan tembaga dan subgolongan arsenic. Dalam membedakanya akan diterakan reaksi spesifik umum untuk membedakan golongan dengan reaksi spesifik untuk jenis kationya.1.2 Rumusan MasalahUntuk mengetahui kation golongan II beserta reaksi spesifiknya.1.3 TujuanUntuk mengetahui kation golongan II beserta reaksi spesifiknya

BAB IIPEMBAHASANBerdasarkan kelarutannya di dalam amonium polisulfida, golongan kation ke dua dibagi menjadi dua sub golongan, tembaga dan arsenic. Tembaga tidak larut dalam amonium polisulfida sedangkan subgolongan arsenic larut2.1 KATION SUB GOLONGAN II BAGIAN TEMBAGA2.1.1 MERKURIUM IIReaksi ion merkuri (II) dapat dipelajari dengan larutan merkurium (II) nitrat encer 0,05M1. Hidrogen sulfida : Akan ada endapan putih merkurium (II) klorosulfida karena adanya HCl encer.3Hg2+ +2Cl- +2H2S Hg3S2Cl2 + 4H+Apabila ditambahkan H2S akan membentuk endapan hitam merkuri (II) sulfidaHg3S2Cl2 + H2S 3HgS + 2H+ +2Cl-2. Larutan amonia : endapan putih dengan komposisi tercampur. Garam yang tercipta akan bersublimasi pada tekanan atmosfer seperti garam merkuri lainnya.2Hg2+ +NO3- + 4NH3 +H2O HgO.Hg(NH2)NO3 +3NH4+

3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-kecoklatan dengan komposisi yang berbeda. Tetapi jika ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris endapan akan berubah menjadi kuning.Hg2+ + 2OH- HgO + H2O(endapan kuning)4. Kalium iodida bila ditambahkan perlahan pada larutan : endapan merah merkuri (II) iodidaHg2+ + 2I- HgI2 (endapan merah)

5. Kalium sianida (RACUN) : Tak menimbulkan perubahan dalam larutan encer

6. Timah (II) Klorida : endapan putih seperti sutera apabila ditambahkan dalam jumlah sedang.2Hg2+ +Sn2+ + 2Cl- Hg2Cl2 +Sn4+Apabila ditambahkan dalam jumlah yang lebih banyak maka Hg2Cl2akan direduksi lebih lanjut dan terbentuk endapan hitam merkuriumHg2Cl2 + Sn2+ 2Hg + Sn4+ +2Cl- Uji bercak dengan adanya anilina : teteskan larutan uji diatas kertas saring lalu ditambahkan setetes larutan timah (II) klorida dan setetes anilina maka akan terbentuk noda coklat atau hitam dari logam merkuri. Anilina akan menyesuaikan pH yang sesuai.7. Lembaran atau uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya.Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg caranya dengan meneteskan merkurium (I) nitrat diatas permukaan tembaga yang mengkilap. Lalu membilasnya dan menggosok-gosokan dengan kain kering. Kita akan mendapatkan bercak keperak-perakan yang mengkilap. Dengan memanaskannya lagi bercak itu dalam nyala bunsen, merkurium menguap dan permukaan tembaga yang merah nampak lagi.2.1.2 BISMUTBismut adalah logam putih yang kemerahan, kristalin, dan getas. Titik leburnya mencapai 271,5OC1. Hidrogen Sulfida membentuk endapan hitam 2Bi3+ + 3 H2S Bi2S3 + 6 H+2. Larutan Amonia membentuk garam basa putihBi3+ + NO3- + 2 NH3 + 2 H2O Bi(OH)2 NO3 + 2 NH4+3. Natrium Hidroksida membentuk endapan putih Bismut (III) hidroksidaBi3+ + 3OH- Bi(OH)34. Kalium Iodida membentuk endapan hitam Bismut (III) IodidaBi3+ + 3I- BiI35. Kaliumsianida (RACUN): endapan putih, bismuth hidroksida. Reaksi ini adalah suatu hidrolisisa Bi3+ + 3H2O + 3CN-Bi Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan (perbedaan pada ion kadmium)

6. Natriumtetrahidroksostanat(II)Dalam larutan dingin, ia mereduksi ion bismuth(III) menjadi logam bismuth yang memisah dalam bentuk endapan hitam. Mula-mula natrium hidroksida yang ada dalam reagensia, bereaksi dengan ion bismuth(III) (a, lihatreaksi 3), lalu bismuth(III) hidroksida ini direduksi oleh ion tetrahidroksostanat(II), dimana terbentuk logam bismuth dan ion heksahidroksostanat(II) (b)(a)2Bi(OH) 2Bi + (b)Reagensia harus baru saja dibuat, dan uji ini dilaksanakan dalam keadaan dingin. Reagensia perlahan-lahan teruarai oleh disproporsionasi, dimana logam timah terbentuk sebagai endapan hitam:2[Sn(OH)] Sn + [Sn(OH)] + 2OH7. AirBila suatu bismuth dituang kedalam air yang banyak, akan dihasilkan suatu endapan putih garam basa yang bersangkutan, yang larut dalam asam mineral encer, tetapi tak larut dalam asam tartarat (perbedaan dari stibium) dan dalam hidroksida alkali (perbedaan dari timah)8. Dinatrium hydrogen fosfatEndapan hanya sedikit larut dalam asam mineral encer (perbedaan dari ion-ion merkurium(II), timbel(II), tembaga(II) dankadmium). Dinatrium hydrogen arsenat bereaksi secara analog; hasilnya adalah endapan bismuth arsenat yang putih: BiAsO + 9. ReagensiapirogalolBila ditambahkan dengan sedikit berlebihan kepada larutan ion bismuth yang sedikit asam dan panas; endapan kuning bismuth pirogalat:Bi + CH(OH) BiAsO +

10. Reagensia sinkonina-kalium iodide (1%): pewarnaan atau endapan merah-jingga dalam larutan asam encer (cinchonine)Uji diatas kertas saring: basahkan selembar kertas reaksi-tetesdengan reagensia dan bubuhkan setetes larutan uji yang sedikitasamitu di atasnya. Dan diperoleh bercak merah-jingga..11. Tiourea (10%)Kompleks dengan ion bismuth(III) yang berwarnakuningkuat, denganadanyaasamnitratencer. Ujiinibolehdilakukan di ataskertasreaksi-tetes, di ataslempeng-bercak, ataudalamtabung-ujimikro.Kepekaan: 6 g. bataskonsentrasi: 1 dalam 3 x 10. Ion-ion merkurium(I), perak(I), stibium(III), besi(III) dankromatmengganggudankarenanyatakbolehada.12. 8-hidroksikuinolina (5%) dan kalium iodide (6M) dalam suasana asamEndapan merah8-hidroksikuinolina-tetraiodobismutat + HBiI Jika ion halide yang lain takada, reaksi ini adalah khas untuk bismuth.2.1.3 TEMBAGATembaga Cu(Ar=63,54) adalah logam merah muda yang lunak, dapat di tempa,dan liat.tembaga melebur pada 1038oc. Karena potensial elektrode standarnya positif,(+0,34V untuk pasangan Cu+/Cu2+), tembaga tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Asam nitrat yang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga:3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- +2NO +4H2O (reaksi tembaga dengan asam nitrat)Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga:Cu +2H2SO4Cu2+ +SO42- +SO2 +2H2OAda 2 deret senyawa tembaga . senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga(I) oksida Cu2O yang merah,dan mengandung ion tembaga(I),Cu+. Senyawa-senyawa ini tak berwarna,kebanyakan garam tembaga (I) tak larut dalam air,prilakunya mirip perilaku senyawa perak (I).mereka mudah di oksidakan menjadi senyawa tembaga(II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida,CuO, hitam. Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru,baik dalam betuk hidrat,padat,maupun dalam larutan air. Dalam praktek,hanya ion tembaga (II) yang penting,maka hanya reaksi ion tembaga(II) akan di uraikan disiniReaksi-reaksi ion tembaga (II) Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai larutan tembaga (II) sulfat.1. Hidrogen sulfida (bentuk gas atau larutan air jenuh)Terbentuk endapan hitam, tembaga (II) sulfida:Cu2+ + H2S CuS + 2H+Larutan harus asam (1M dalam asam klorida) untuk memperoleh endapan kristalin yang udah disaring. Tanpa adanya asam, atau dalam larutan yang hanya sedikit sekali asam,diperoleh endapan koloid yang hitam kecoklatan.Endapan tak larut dalam asam sulfat encer (1M) mendidih (perbedaan dari kadmium), dalam natrium hidroksida,natrium sulfida,amonium sulfida, dan hanya sedikit sekali larut dalam polisulfida.Asam nitrat pekat, panas, melarutkan tembaga (II) sulfida, dengan meninggalkan belerang sebagai endapan putih:3CuS +8HNO33 Cu2+ +6NO-3 + 3S +2NO +2H2OBila di didihkan lebih lama, belerang akan dioksidasikan menjadi asam sulfat dan kita memperoleh larutan yang jernih dan berearna biru:S +2HNO3 2H+ + SO2-4 + 2NOKalium sianida (RACUN) melarutkan endapan,pada mana terbentuk ion tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna dan terbentuk ion disulfida:2CuS + 8CN- 2[Cu(CN)4)3- + S22-Bila dalam keadaan basah dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga (II) sulfat:CuS + 2O2 CuSO42. Larutan AmoniaLarutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa):2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+larut dalam reagensia berlebihan, dimana terjadi warna biru tua yang disebabkan karena terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II) :Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-Jika larutan tersebut mengandung garam amonium (larutan tersebut sangat asam dan amonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak), pengendapan tidak akan terjadi sama sekali, tetapi warna biru pada larutan tersebut langsung terbentuk. Reaksi ini adalah ciri khas ion tembaga(II), dengan tidak adanya nikel.3. Natrium HidroksidaNatrium hidroksida dalam larutan dingin:endapan biru tembaga(II) hidroksida:Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 Endapan tidak akan larut pada reagensia yang berlebihan.Bila dipanaskan, endapan akan diubah menjadi tembaga(II) oksida hitam oleh dehidratasi:Cu(OH)2 CuO + H2ODengan adanya asam tartarat atau asam sitrat di dalam larutan tersebut, tembaga(II) hidroksida tidak diendapkan oleh larutan basa alkali, tetapi larutan tersebut berubah warna menjadi berwarna biru. Jika larutan basa diolah dengan zat-zat pereduksi tertentu, seperti hidroksilamina, hidrazina, glukosa, dan asetaldehida, maka tembaga(I) hidroksida yang kuning mengendap dari larutan yang hangat, kemudian diubah menjadi tembaga(I) oksida merah, Cu2O dengan pendidihan. Larutan garam tembaga(II) yang bersifat basa, yang mengandung asam tartarat, biasa dikenal sebagai larutan Fehling; larutan tersebut mengandung ion kompleks [Cu(COO.CHO)]2-

4. Kalium IodidaKalium iodida: mengendapkan tembaga(I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod):2Cu2+ + 5I- 2Cui + I3-Dengan menambahkan natrium tiosulfat berlebihan pada larutan, ion tri-iodida direduksi menjadi ion iodida yang tidak berwarna, dan warna yang putih dari endapan menjadi terlihat. Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat:I3- + S2O32- 3I- + S4O62-Reaksi ini biasa dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara iodometri.5. Kalium SianidaKalium sianida (Racun): apabila ditambahkan dengan sedikit sekali, mula-mula akan terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida:Cu2+ + 2CN- Cu(CN)2 Endapan tersebut akan dengan cepat terurai dan menjadi tembaga(I) sianida putih dan sianogen (Gas yang sangat beracun)2Cu(CN)2 2CuCN + (CN)2 Dalam reagensia yang berlebih, endapan akan telarut dan membentuk kompleks tetrasianokuparat(I) yang tidak berwarna:CuCN + 3CN- [Cu(CN)4]3-Kompleks tetrasianokuparata(I) ini begitu stabil (konsentrasi ion tembaga(I) begitu rendah) sehingga hidrogen sulfida tidak dapat mengendapkan tembaga(I) sulfida dari larutan ini.

6. Kalium heksasianoferat (II)Kalium heksasianoferat(II): terbentuk endapan coklat-kemerahan, yaitu tembaga heksasianoferat(II) dalam suasana netral atau asam:2Cu2+ + [Fe(CN)6]4- Cu2[Fe(CN)6] Endapan yang larut dalam larutan amonia, akan membentuk ion tembaga tetraamina berwarna biru tua:Cu2[Fe(CN)6] + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2- + [Fe(CN)6]4-Natrium hidroksida akan menguraikan endapan, dan membentuk endapan tembaga(II) hidroksida yang biru:Cu[Fe(CN)6] + 4OH- 2Cu(OH)2 + [Fe(CN)6]4-7. Kalium tiosianatKalium tiosianat: membentuk endapan hitam tembaga(II) tiosianat:Cu2+ + 2SCN- Cu(SCN)2 Endapan akan terurai secara perlahan, kemudian membentuk tembaga(I) tiosianat putih, dan terbentuk tiosianogen:2Cu(SCN)2 2CuSCN + (SCN)2 Tiosianogen ini akan terturai dengan cepat bila berada dalam larutan air.Tembaga(II) tiosianat dapat segera diubah menjadi tembaga(I) tiosianat dengan menambahkan zat pereduksi yang sesuai. Larutan jenuh belerang dioksida merupakan reagensia yang paling sesuai:2Cu(SCN)2 + SO2 + 2H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+

8. BesiJika sepotong paku besi bersih atau mata pisu lipat dicelupkan ke dalam larutan suatu garam tembaga, maka kita akan memperoleh endapan berwana merah dari tembaga pada benda tersebut:Cu2+ + Fe Fe2+ + CuDan sejumlah besi yang ekuivalen akan melarut.Potensial elektrode tembaga (sistem tembaga-tembaga(II)) lebih positif dibandingkan potensial elektrode besi (sistem besi-besi(II)).9. -Benzoinoksima (Kupron, 5% dalam alkohol)C6H5.CHOH.C(=NOH)C6H5 Jika direaksikan maka akan terbentuk endapan hijau Tembaga (II) benzoinoksima (Cu(C14H11O2N) yang tidak larut dalam ammonia encer. Pengendapatan tersebut dapat dicegah dengan menambahkan natrium kalium tartrat (10%).Garam ammonium yang berjumlah banyak mengganggu dan harus dihilangkan dengan menguapkan dan memanaskannya sampai berwarna merah-pijar.residu ini dilarutkan dalam asam klorida encer.10. Salisilaldoksima (1%)Jika direaksikan akan membentuk endapan kuning-kehijauan tembaga salisiladoksima Cu(C7H6O2N)2 dalam larutan asam asetat. Namun dari reaksi tersebut juga menghasilkan paladium Pd(C7H6O2N)2 dan logam emas dalam larutan asam asetat, zat-zat ini tidak boleh ada.Letakkan setetes larutan uji yang telah di netralkan, kemudian asamkan dengan asam asetat dalam tabung uji mikrob dan tambahkan satu tetes reagensia.

11. Asam rubeanat (ditio-oksamida)Jika direaksikan akan terbentuk endapan hitam tembaga rubeanat Cu[C(=NH)S]2 dari larutan amoniakal atau yang sedikit asam. Pada kondisi yang serupa, ion nikel dan kobalt menghasilkan masing-masing endapan biru dan coklat. Tembaga bisa di deteksi dengan metode pemisahan secara kapiler diatas kertas saring. Tidak boleh mengandung merkurium (I)karena memberi noda hitam dengan ammonia. Taruh setetes larutan uji yang netral diatas kertas reaksi-tetes, pegang diatas uap ammonia dan tambah setetes reagensia.12. Amonium tetratiosianatomerkurat (II){(NH4)2[Hg(SCN)4]}Jika direaksikan akan terbentuk endapan Kristal berwarna lembayung-tua dengan adanya ion zink atau cadmium. Kobalt dan nikel mengganggu karena menghasilkan endapan-endapan hijau atau biru dari tetratiosianatomerkurat(II) yang bersangkutan. Gangguan dari besi (III) dapat dicegah dengan melakukan pengendapan ini disertai alkali fluoride atau oksalat. 13. Uji KatalitikGaram besi (III) bereaksi dengan tiosulfat menurut persamaan berikut:a. Fe3+ + 2S2O32- [Fe(S2O3)2]-b. [Fe(S2O3)2]- + Fe3+ 2Fe2+ + S4O62-Reaksi a cukup cepat, reaksi b lambat, tetapi sangat dipercepat oleh runutan tembaga. Reaksi boleh dipakai untuk mendeteksi ion tembaga yang jumlahnya ssangat sedikit. Taruh larutan uji dan setetes air suling. Tambahkan masing-masing 1 tetes besi (III) tiosianat (0,05M) dan 3 tetes natrium tiosulfat (0,5M). Warna dari larutan yang bebas tembaga itu hilang sempurna dalam 1,5-2 menit.

14. Uji Keringa. Uji Pipa-tiup Bila senyawa tembaga dipanaskan dengan karbonat alkali di atas arang, logam tembaga akan diperoleh warna merah tetapi tidak terlihat oksidab. Uji Manik BoraksMenghasilkan warna hijau selagi panas dan biru ketika dingin sehabis dipanaskan dalam nyala oksidasi, merah dalam nyala reduksic. Uji NyalaMenghasilkan warna hijau terutama pada halida, misalnya dengan membasahkan dengan asam klorida pekat sebelum dipanaskan.

2.1.4 KADMIUM(II)Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium membentuk ion bivalen yang tidak berwarna. Dapat melarut dengan lambat jika dilarutkan dalam asam encer dan melepaskan gas hidrogen:Cd + 2H+Cd2+ + H2Reaksi ion Kadmium(II)Dapat dipelajari dengan mudah dalam dalam senyawa Kadmium sulfat( CdSO4)1. Dengan hidrogen sulfida (gas atau air dalam larutan) akan membentuk endapan berwarna kuning kadmium sulfida:Cd2+ + H2S CdS + 2H+Reaksi diatas dapat balik jika menggunakan asam dengan konsentrasi diatas 0,5M, sehingga pengendapan tidak berjalan sempurna. Yang membedakan ion kadmium dengan tembaga adalah endapan ini tidak larut dalam kalium sianida(KCN).2. Dengan larutan amonia tetes demi tetes akan membentuk endapan putih kadmium(II)hidroksida:Cd2+ + 2NH3 + 2H2O Cd(OH)2 + 2NH4+Apabila reagensia ini ditambahkan berlebih maka endapan akan larut dan menjadi kompleks yang tidak berwarna.3. Dengan Natrium hidroksida akan terbantuk endapan berwarna putih kadmiun(II)hidroksida:Cd2++ 2OH- Cd(OH)2Endapan ini tidak larut dalam reagensia yang berlebihan akan tetapi akan larut dengan asan encer sehingga menggeser kesetimbangan kekiri4. Dengan Kalium sianida(racun) akan membentuk endapan putih kadmium sianida dalam penambahan yang perlahan-lahan, karena jika reagensia ini ditambahkan berlebihan maka endapan akan larut:Cd2+ + 2CN- Cd(CN)25. Dengan kalium tiosianattidak akan terbentuk endapan(yang membedakan dengan ion tembaga).6. Dengan kalium iodidatidak membentuk endapan (perbadaan dari ion tembaga).7. Dengan Dinitro-p-difenil karbazida (0,1%) akan membentuk produk yang berwarna coklat dengan tambahan kadmium hidroksida, akan berubah menjadi biru kehijauan jika ditambahkan formaldehida.8. 4-Nitronaftalena-diazoamino-azo-benzena dengan larutan uji kadmium hidroksida akan membentuk zat berwarna merah.9. Uji keringa. Uji pipa tiup, semua senyawa kadmium bila dipanaskan dengan alkali karbonat diatas arang akan menghasilkan kerak berwarna coklatkadmium oksida CdO.b. Uji pipa, garam kadmium direduksi dengan natrium oksalat menjadi unsurnya yang biasanya diperoleh sebagai cermin logam, dikelilingi sedikit kadmium oksida coklat.

2.2 Kation Sub Golongan II bagian ARSENIK2.2.1 ARSENIK (III)Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas dan memiliki kilap logam. Saat dipanaskan arsenik bersublimasi dan menimbulkan bau seperti bawang putih, ketika dipanaskan dalam aliran udara yang bebas arsenik terbakar dengan nyala biru menghasilkan asap putih arsenik (III) oksida, As 4 O6 semua senyawa arsenik beracun. Arsenik tidak larut dalam asam klorida , dan asam sulfat encer tapi larut dengan mudah dalam asam nitrat encer , menghasilkan ion arsenit. Didalam asam nitrat pekat atau dalam larutan natrium hipoklorit membentuk arsenat. As + 4H+ + NO3- As3+ + NO + 2H2O3As + 5HNO3(pekat) + 2H2O 3AsO43- + 5NO + 9H+2As + 5Ocl- + 3H2O 2AsO43- + 5Cl- + 6H+ Reaksi-reaksi ion Arsenik (III)1. Hidrogen sulfida : endapan kuning arsenik (III) sulfida :2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+Larutan harus sangat bersifat asam, jka tak terdapat cukup asam, hanya akan terlihat larutan berwarna kuning. Karena terbentuknya koloid As2O3. Endapan tidak larut dalam asam klorida pekat, tetapi larut dalam asam nitrat pekat panas:3As2S3 + 26HNO3 + 8H2O 6AsO43- + 9SO42- + 42H+ + 26NO Endapan juga larut dengan mudah dalam larutan hidroksida alkali dan amonia:As2S3 + 6OH- AsO33- + AsS33- + 3H2OAmonium sulfida juga melarutkan endapan:As2S3 + 3S2- 2AsS33-2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral AsO33- + 3Ag+ Ag3AsO Endapan larut baik dalam asam nitrat (a) maupun amonia (b) :Ag3AsO3 + 3H+ H3AsO3 + 3Ag+(a)g3AsO3 + 6 NH3 3{Ag(NH3)2}+ + AsO3-3(b)3. Campuran magnesia (larutan yang mengandung MgCl2, NH4Cl, dan sedikit NH3). Tidak ada endapan . Hasil serupa akan diperoleh dengan reagensia magnesium nitrat (larutan yang mengandung Mg(NO3)2, NH4NO3, dan sedikit NH3).4. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele), yang dirumuskan berbeda-beda sebagai CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2. xH2O, dari larutan netral. Endapan larut dalam asam, dan juga dalam larutan amonia yang membentuk larutan biru. Endapan larut dalam larutan natrium hidroksida, ketika dididihkan , tembaga (I) oksida mengendap.5. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan warna :AsO33- + I-3 + H2O AsO3-4 + 3I- + 2H+Reaksi ini dapat balik,dan akan mencapai kesetimbangan.6. Larutan timah (II) klorida dan asam klorida pekat (uji bettendorff). Beberapa tetes larutan arsenit ditambahkan pada 2 ml asam klorida pekat dan 0,5 ml larutan timah (II) klorida jenuh, dan larutan dipanaskan perlahan-lahan larutan menjadi coklat tua dan akhirnya hitam,disebabkan oleh memisahnya arsenik unsur : 2As3+ + 3Sn2+ 2As 3Sn4+

2.2.2 ARSENIK (V)Reaksi-reaksi ion arsenat Larutan dinatrium hydrogen arsenat Na2HAsO4.7H2, 0,1 M dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung sedikit asam klorida encer.1. Hidrogen sulfida : tak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika aliran gas diteruskan, campuran arsenic (III) sulfida, As2S3,dan belerang mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.AsO3-4 + H2s AsO33- + S + H2O2AsO3-3 + 3H2S + 6H+ As2S3 6H2O2. Larutan perak nitrat : endapan merah-kecoklatan,perak arsenat Ag3AsO4,dari larutan netral (perbedaan dari arsenit dan fosfat,yang menghasilkan endapan-endapan kuning). Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia, tetapi tak larutan dalam asam asetat.AsO3-4 + 3Ag+ Ag3AsO4 Reaksi ini dapat sebagai uji yang peka terhadap Arsenik secara berikut:Uji ini hanya dapat dipakai, bila tak ada ion-ion kromat, heksa sianoferat (II) dan (III), yang juga member garam-garam perak yang berwarna tak larut dalam asam asetat. 3. Campuran Magnesia: endapan kristalin putih Magnesium amonium arsenat Mg (NH4)AsO4.6H2O, dari larutan netral atau amoniakal (perbedaan dari arsenik):AsO43- + Mg2+ + NH+4 MgNH4AsO4 Untuk beberaoa tujuan (misalnya mendeteksi arsenat dengan adanya fosfat),lebih baik dipakai reagenensia magnesium nitrat (larutan yang mengandung Mg(NO3)2,NH4Cl,dan sedikit NH3).Ketika endapan putih ini diolah dengan larutan perak nitrat yang mengandung beberapa tetes asam asetat,terbentuknya perak arsenat merah (perbedaan dari fosfat) :MgNH4AsO4 + 3 Ag+ Ag3AsO4 + Mg2+ + NH+44. Larutan amonium molibdat: bila reagensia ini dan asam nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada larutan suatu arsenat, kita memperoleh endapan kristalin berwarna kuning, yaitu amonium arsenomolibdat, (NH4)3 AsMo12O40, dengan mendidihkan (perbedaan dari arsenit, yang tak memberi endapan, dan dengan fosfat yang menghasilkan endapan dalam keadaan dingin atau dengan memanaskan perlahan-lahan).5. Larutan Kalium Iodida: jika ada serta asam klorida pekat, iod akan diendapkan. Dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau karbon tertraklorida, zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod. Reaksi ini dapat dipakai untuk mendeteksi arsenat dengan adanya arsenit: zat-zat pengoksid tidak boleh ada : AsO3-4 + 2H+ + 2I- AsO3-3 + I2 H2O6. Larutan uranil asetat : endapan seperti gelatin berwarna kuning muda, uranil amonium arsenat UO2(NH4)AsO4.xH2O, dengan adanya ammonium asetat berlebih. Endapan larut dalam asam mineral, tetapi tak larut dalam asam asetat. Bila pengendapan dilakukan dari larutan suatu arsenat yang panas, endapan akan diperoleh dalam bentuk granul (butiran kasar). AsO3-4 + UO2+2 + NH+2 UO2NH4AsO4 2.2.3 STIBIUM IIIStibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur pada 630oC. Stibium tak larut dalam asam klorida, dan dalam asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang panas ia melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium(III):2Sb + 3H2SO4 + 6H+ 2Sb3+ + 3SO2 + 6H2OAir raja melarutkan stibium, pada mana terbentuk ion stibium(III):Sb + HNO3 + 3HCl Sb 3+ + 3Cl- + NO + 2H2OSenyawa-senyawa stibium(III) mudah dilarutkan dalam asam, pada mana ion Sb3+ adalah yang stabil. Jika larutan dijadikan basa, atau konsentrasi ion hidrogen dikurangi dengan pengenceran, terjadilah hidrolisis pada mana ion-ion antimonil, SbO+ terbentuk:Sb3+ + H2O SbO+ + 2H+Senyawa-senyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-. Ciri-ciri khasnya adalah serupa dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.Reaksi-reaksi ion stibium (III). Larutan 0,2M stibium(III) klorida, SbCl3, dapat dipakai umtuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan ini dapat dibuat dengan melarutkan stibium (III) klorida padat atau stibium (III) oksida, Sb2)3, dalam asam klorida encer.

1. Hidrogen sulfida: endapan merah jingga stibium trisulfida, Sb2S3, dari larutan-larutan yang terlalu asam. Endapan larut dalam asam klorida pekat panas (perbedaan dan metode pemisahan dari arsenik(III) sulfida dan merkurium(II) sulfida), dalam amonium polisulfida (membentuk tioantimenat), dan dalam larutan hidroksida alkali (membentuk antimonit dantiontimenit).2Sb3+ + 3H2S Sb2S5 6H+Sb2S3 +6HCl 2Sb3++6Cl- + 3H2SSb2S3+ 4S22- 2SbS43- + S32-2Sb2S3 + 4OH- SbO2- + 3SbS2- + 2H2ODengan mengasamkan larutan tioantimonat dengan asam klorida,mula-mula stibium pentasulfida diendapkan,tetapi biasanya terurai sebagian menjadi sulfida dan belerang:2SbS43- + 6H+ Sb2S5 + 3H2SSb2S5 Sb2S3 + 2SPengasaman campuran antimonit-tioantimonit menghasilkan endapan trisulfida:SbO2- +3SbS2- + 4H+ 2Sb2S3 + 2H2O2. Air: bila larutan dituangkan ke dalam air, terbentuk endapan putih antimonil klorida, SbOCl, yang larut dalam asam klorida dan dalam larutan tartrat (perbedaan dari bismut). Dengan air yang berlebihan dihasilkan oksida terhidrasi Sb2O3.xH2O.3.larutan natrium hidroksida atau amonia: endapan putih stibium(III) oksida terhidrasi Sb2O3.xH2O, yang larut dalam larutan basa alkali yang pekat (5M) membentuk antimonit.2Sb3+ + 6OH- Sb2O3 + 3H2OSb2O3 + 2OH- 2SbO2- + H2O4. zink: dihasilkan endapan hitam,yaitu stibium.jika larutam stibium kloridaitu dituang di atas lembaran tipis platinum dan sekeping logam zinkditaruh diatas lembaran itu., terbentuk noda hitam stibium di atas platinum ; noda (atau endapan ) itu harus dilarutkan dalam sedikit asam nitrat encer panas, dan hydrogen sulfide dialirkan ke dalam lautan setelah diencerkan; maka kita akan memperoleh endapan jingga, stibium trisulfida.2Sb3+ + 3Zn 2Sb + 3Zn2+Sedikitstibuna SbH3,mungkin dilepaskan, bilazink yang dipakai; makalebihbaikdipakaitimah.2Sb3+ + 3Sn 2Sb + 3Sn2+5. Kawat besi: endapan hitam stibium. Ini dapat dipastikan dengan cara yang diuraikan pada reaksi zink2Sb3+ + 3Fe 2Sb + 3 Fe2+6. Larutan kalium iodida: warna menjadi merah karena pembentukan garam kompleks.Sb3+ + 6I- [Sb6]3-7. reagensi aradomina-B (atau tetraetilrodamina)Pewarna lembayung atau biru dengan stibium kuinkuevalen (bervalensi 5). Stibium tervalentak memberi respons terhadap uji ini, maka harus dioksidakan dengan kalium atau natrium nitrit dengan disertai asam klorida pekat. Dalam golongan IIB, SbCl3 selalu membentuk bersama-sama SnCl4,,bila endapan diolah dengan asam klorida: dengan mengoksidasikan Sb (III) menjadi Sb (V) dengan sedikit nitrat padat, kita dapat menemukan suatu cara yang baik untuk menguji Sb, meskipun ada Sn dalam jumlah yang jauh lebih banyak . merkurium, emas, talium, molibdat, vanadate, dan tungstate dalam larutan memberi reaksi-reaksi warna yang serupa.8. Reagensia asam fosfomolibdat (H3[PMo12O40]):Biru molybdenum dihasilkan oleh garam-garam stibium(III). Dari ion-ion dalam golongan II, hanya timah (II) yang mengganggup ada uji ini. Larutan uji boleh terdiri dari lrutann yang telah disaring, yang diperoleh dengan mengolah endapan golongan IIB dengan asam klorida: disini stibium terdapat sebagai Sb3+dan timah sebagai Sn4+, yang tak mempunyai pengaruh terhadap reagensia.

2.2.4STIBIUM VIon stibium(V) diturunkan dari oksida atmosfer Sb2O5. Dalam asam, oksida ini akan melarut dengan membentuk kation stibium(V), Sb5+:Sb2O5 + 10H 2Sb5+ + 5H2OJadi dalam larutan asam, ion yang terdapat di dalamnya adalah ion Sb5+.Di lain pihak, dalam alkali-alkali, ion antimonat SbO43- yang terbentuk adalah:Sb2O5 + 3OH- 2SbO43- + 3H+Jadi, dalam suasana basa yang terdapat dalam larutan tersebut adalah SbO43-. SbO43- adalah rumus yang telah disederhanakan dari komposisi ion antimonat; sebenarnya ia berada dalam bentuk terhidrasi, yang dinamakan heksahidroksoantimonat(V). Pembentukannya dari Sb2O5 dengan alkali dapat digambarkan dengan reaksi:Sb2O5 + 2OH- + 5H2O 2[Sb(OH)6]-Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, suatu larutan kalium heksahidroksoantimonat K[Sb(OH)6] 0,2M, dapat digunakan. Sebagai alternatif, stibium pentoksida Sb2O5 dapat dilarutkan kedalam asam klorida pekat.

1. Hidrogen sulfida:membentuk endapan merah-jingga stibium pentasulfida, Sb2S3, dalam larutan dengan kadar keasaman sedang. Endapan ini akan larut dalam larutan amonium sulfida (menghasilkan tioantimonat), dalam larutan hidroksida alkali, dan asam klorida pekat dengan pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang. Garam-tio ini terurai oleh asam, dimana pentasulfida diendapkan.2Sb5+ + 5H2S Sb2S5 + 10H+Sb2S5 + 3S2- 2SbS43-Sb2S5 + 6OH- SbSO33- + SbS43- + 3H2OSb2S5 + 6H+ 2Sb3+ + 2S + 3H2S 2SbS43- + 6H+ Sb2S5 + 3H2S SbSO33- + SbS43- + 6H+ Sb2S5 + 3H2OPerhatikan bahwa ion tioantimonat SbSO33- adalah turunan dari ion antimonat SbO43- (tidak ada hubungan apapun dengan ion sulfit SO32-).2. Air: membentuk endapan putih garam-garam basa dengan komposisi yang bermacam-macam; hingga akhirnya membentuk asam antimonat:Sb5+ + 4H2O H3SbO4 + 5H+Endapan melarut dalam asam maupun basa-basa alkali (tetapi tidak dalam karbonat-karbonat logam alkali).H3SbO4 + 5H+ Sb5+ + 4H2OH3SbO4 + 3OH- SbO43- + 3H2O3. Larutan kalium iodida: dalam larutan yang bersifat asam, iod akan memisah:Sb5+ + 2I- Sb3+ + I2Jika ion Sb5+ terdapat berlebihan dalam larutan, kristal-kristal iod akan memisah dan mengapung di atas permukaan larutan tersebut. Bila dipanaskan, maka muncul uap lembayung iod yang khas. Jika reagensia yang ditambahkan berlebihan, maka akan terbentuk ion-ion tri-iodida coklat, yang menapis warna kuning dari ion heksaiodoantimonat(III):Sb5+ + 2I- [SbI6]3- + I3-4. Zink atau timah: membentuk endapan hitam stibium denga adanya asam klorida:2Sb5+ + 5Zn 2Sb + 5Zn2+2Sb5+ + 5Sn 2Sb + 5Sn2+Sedikit stibina (SbH3) ikut dihasilkan dengan zink.5. Reagensia Rodamida-B: dapat dilihat senyawa-senyawa stibium(III) pada bagian III.15, reaksi 7. Dalam hal ini tidak diperlukan oksidasi pendahuluan.

2.2.5 TIMAH (II)Timah adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena berubah meja disuatu modifikasi alotropi yang berlainan. Yang dapat meleleh pada suhu 231,8oC. Logam ini larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengan membentuk garam-garam timah (II) (stano):Sn + 2H+ Sn2+ + H2Asam nitrat encer melarutkan timah dengan lambat tanpa pelepesan gas apapun, dan terbentuk ion-ion imah (II) dan amonium: 4Sn + 10H+ + NO3- 4Sn2+ + NH4+ + 3H2OTimah dapat bivalen dan tetravalent dalam senyawa-senyawanya. Senyawa timah(II), atau stano, biasanya tak berwarna. Dalam larutan asam, ion-ion timah(II) Sn+ yang terdapat, sedangkan dalam larutan basa, kita dapatkan ion-ion tetrahidroksostanat(II) atau ion stanit [Sn(OH)4]2-. Kedua ion ini mudah berubah satu sama lain.Sn4+ + 4OH-[Sn(OH)4]2-.Ion timah(II) merupakan zat periduksi yang kuat.Senyawa-senyawa timah(IV) adalah stabil. Dalam larutan airnya, senyawa-senyawa ini bisa terdapat sebagai ion timah (IV), Sn4+, atau sebagai ion heksahidroksostanat(IV) atau sederhana nya stanat [Sn(OH)6]2. Ion ion ini juga membentuk system kesetimbangan:Sn4+ + 6OH- [Sn(OH)6]2Dalam larutan asam, kesetimbangan bergeser kearah kiri, sedang dalam suasana basa keetimangan bergeser kekanan.

Reaksi-reaksi ion timah(II) larutan timah(II) klorida, SnCl2,2H2O, 0,25M dipakai untuk mempelajari rekasi-reaksi ini. Larutan harus mengandung sedikitnya 4 persen asam klorida bebas (10 ml HCL pekat per liter)1. Hydrogen sulfida. Endapan coklat timah (II) sulfide, SnS, dan larutan yang tak terlalu asam. Endapan larut dalam asam klorida pekat (perbedaan dari arsenic (III) sulfide dan merkurium (II) sulfide); juga larut dalam [9NH4)2SX] kuning, tetapi tidak dalam larutan ammonium-sulfida [9NH4)2S] yang tak berwarna, dengan membentuk tiostanat. Jika larutan ammonium tiostanat ini diolah dengan asam akan menghasilkan endapan kuning timah (IV) sulfide, SnS2

Sn2+ + H2S SnS + 2H+SnS + S22- SnS33- SnS32-+ 2H SnS2 + H2STimah (II) sulfide tak larut alam larutan basa alkali; maka jika larutan kalium hidroksida yang digunakan untuk memisahkan GolonganIIA dan Golongan IIB, timah harus dioksidasikan ke keadaan kuadrivalennya dulu dengan hydrogen peroksida, sebelum diendapkan dengan hydrogen sulfide.2. Larutan Natrium HidroksidaTerbentuk Endapan putih Timah (II) HidroksidaSn2+ + 2OH- Sn(OH)2 3. Larutan Merkuri (II) KloridaTerbentuk Endapan putih Merkuri (I) Klorida atau KalomelSn2+ + Hg2Cl2 Hg2Cl2+ Sn4+ + 2Cl- 4. Larutan Bismut Nitrat dan natrium hidroksidaTerbentuk Endapan hitam logam bismut2Bi(OH)3+ 3[Sn(OH)4]2- 2Bi + 3[Sn(OH)6]2-

5. Zink Logam Timah mirip karet busa yang mengendap dan menempel pada zink.2Sb3+ +3Sn 2Sb + 3Sn2+

6. Uji dimetilglioksima-besi (III) kloridaJika ada sedikit saja besi (II) yang dihasilkan dari reduksi ion timah (II) akan terjadi warna merah tua yang ditimbulkan oleh kompleks besi (II) dimetilglioksima.

7. Reagensia kakotilena (cacotheline, turunan nitro dari brusina, C12H21O7N3 Pewarnaan lembayung dengan garam-garam stano. Larutan untuk menguji haruslah asam (HCL 2M), timah harus direduksi apabila sebelumnya dalam keadaan kuadrivalen dengan Al atau Mg lalu disaring. Reaksi ini tidak selektif tetapi cukup peka. Reaksi ini dapat dapat dipakai dalam analisis endapan Gol II, karena ion besi (II) tidak memiliki pengaruh dalam reaksi ini.Jenuhi beberapa kertas reaksi-tetes dengan reagenesia lalu tambahkan setetes larutan uji sebelum kertas tersebut kering. Sebuah bercak lembayung, yang dikelilingi oleh suatu zona yang kurang begitu kuat warnanya, muncul diatas kertas yang kuning tersebut.

8. Ragensia hijau diaziana (zat warna yang terbentuk oleh reaksi kopling antara safranina terazotisasi dengan dimetilanilina)Timah(II) klorida mereduksi hijau diazina yang berwarna biru menjadi safranina yang berwarna merah, maka perubahan warna adalah biru lembayung merah. Reagensia ini berguna untuk menguji terhadap timah dalam campuran sulfide-sulfida dari stibium dan timah, yang diperoleh pada analisis kualitatif rutin. Larutan sulfide-sulfida itu dalam asam klorida direduksi dengan kawat besi, bubuk alumunium atau magnesium, dan setetes larutan yang telah direduksi ini dipakai untuk uji.Campurkan 1 tetes larutan uji di atas lempeng bercak dengan 1 ml reagensia. Warna berubah dari biru menjadi lembayung atau merah. Dianjurkan untuk melakukan uji blanko.Kepekaan: 2 g Sn. Batas konsentrasi: 1 dalam 250.000.Reagensia terdiri dari larutan air hijau diazina 0,01persen.9. Reagensia 4-metil-1,2-dimerkaptobenzena (atau ditiol)Endapan merah bila dipanaskan dengan garam-garam timah(II) dalam larutan asam. Zat-zat yang berikut mengganggu; perak, timbel, merkurium, cadmium, arsenic dan stibium (endapan kuning); tembaga, nikel, kobalt (endapan hitam); bismuth (endapan merah); zat-zat organic koloid (kanji, dan sebagainya); fosfat dan nitrit. Konsentrasi asam klorida dari larutan tak boleh melampui 15 persen.Taruh 2 tetes larutan uji, asamkan dengan asam klorida encer, dalam sebuah krus mikro dan tambahkan 3 tetes reagensia. Panaskan (jangan diatas 60C): terbentuk warna atau endapan merah.Batas konsentrasi: 1 dalam 500.000.Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,2 g 4-metil-1,2-dimerkaptobenzena dalam 100 ml larutan natrium hidroksida 1 persen, dan menambahkan 0,3-0,5 g asam tioglikolat. Reagensia harus dibuang jika terbentuk endapan putih sulfide itu.

2.2.5 TIMAH (IV)Reaksi ion timah (iv)1. Hidrogen Sulfida, terbentuk endapan kuning timah (IV) sulfideSn4+ + 2 H2S SnS2 + 4 H+2. Larutan NaOH , endapan putih seperti gelatin yaitu timah (IV) hidroksida Sn4+ + 4 OH- SnS2 + 4 H+3. Larutan merkurium (II) klorida, tidak ada endapan4. Logam besi , mereduksi ion timah (IV) menjadi timah (II)Sn4+ + Fe Fe2+ + Sn2+

NOKATIONPERLAKUANREAKSIPERUBAHAN

1.Cu2++ H2SCu2+ + H2S CuS + 2H+

Endapan hitam, tembaga (II) sulfide

2.+ Larutan Amonia NH32Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+

Endapan biru tembaga sulfat

3.+ Larutan NaOHCu2+ + 2OH- Cu(OH)2

Endapan Biru Tembaga (II) Hidroksida

Endapan dipanaskanCu(OH)2 CuO + H2O

Tembaga (II) Oksida warna Hitam

4.+ Larutan KI2Cu2+ + 5I- 2Cui + I3-

Endapan Putih Tembaga (I) Iodida, tetapi larutan warna kecoklatan karena terbentuk ion-triodida

+ Natrium tiosulfat pada I3-I3- + S2O32- 3I- + S4O62-

I3- tereduksi menjadi I- larutan tidak berwarna

5.+Kalium Sianida KCNCu2+ + 2CN- Cu(CN)2

Endapan Kuning Tembaga (II) Sianida

Endapan Terurai2Cu(CN)2 2CuCN + (CN)2

Endapan Putih Tembaga (I) Sianida dan gas Sianogen

6.+Kalium Heksasianoferat (II)2Cu2+ + [Fe(CN)6]4- Cu2[Fe(CN)6]

Endapan Coklat Kemerahan Tembaga (II) Heksasianoferat dlm suasana asam atau netral

Endapan +Larutan NH3Cu2[Fe(CN)6] + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2- + [Fe(CN)6]4-

Ion Tembaga tetraamina warna biru tua

Endapan +Larutan NaOHCu[Fe(CN)6] + 4OH- 2Cu(OH)2 + [Fe(CN)6]4-

Endapan Biru Tembaga (II) Hidroksida

7.+Kalium Tiosianat KSCNCu2+ + 2SCN- Cu(SCN)2 Endapan hitam Tembaga(II) Tiosianat

Endapan + Larutan Belerang dioksida SO22Cu(SCN)2 + SO2 + 2H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+

Endapan Putih Tembaga (I) Tiosianat

8.+Besi padatCu2+ + Fe Fe2+ + Cu

Endapan merah menempel pada besi padat yg dicelup dlm larutan Cu

9.+ -Benzoinoksima (Kupron, 5% dalam alkohol)Endapan hijau Tembaga (II) Benzoinoksima (Cu(C14H11O2N)

10.+Salisilaldoksima(1%)Endapan kuning-kehijauan tembaga salisiladoksima Cu(C7H6O2N)2 dalam larutan asam asetat

11.+ Asam rubeanat (ditio-oksamida)

Endapan hitam tembaga rubeanat Cu[C(=NH)S]2

12.+ Amonium tetratiosianatomerkurat (II)

Endapan Kristal berwarna lembayung-tua

13.As3++ H2S2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+

Endapan kuning Arsenik (III) Sulfida

+ Larutan Perak Nitrat AgNO3AsO33- + 3Ag+ Ag3AsO

Endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral

14.+ campuran magnesiaTidak ada endapan

15.+ Larutan Tembaga SulfatEndapan Hijau Tembaga Arsenit (hijau Scheele)

16.+ Kalium tri-iodidaOksidasi ion arsenit, warna hilang

17.+Larutan Timah (II) Klorida2As3+ + 3Sn2+ 2As 3Sn4+

Larutan menjadi cokelat tua dan akhirnya hitam

18.As5++ H2SAsO3-4 + H2s AsO33- + S + H2O

Tidak terjadi endapan

19.+ AgNO3AsO3-4 + 3Ag+ Ag3AsO4 Endapan merah-kecoklatan,perak arsenat

20.+ campuran magnesiaAsO43- + Mg2+ + NH+4 MgNH4AsO4

Endapan kristalin putih Magnesium Amonium Arsenat

21.+amoniumEndapan kristalin warna kuning

22.+ Kalium IodidaAsO3-4 + 2H+ + 2I- AsO3-3 + I2 + H2O

Dari endapan yg dikocok mucul warna ungu papi ungu

23.+ Larutan uranil asetatAsO3-4 + UO2+2 + NH+2 UO2NH4AsO4

Endapan seperti gelatin berwarna kuning muda,

24.Cd2++ H2SCd2+ + H2S CdS + 2H+

Endapan kuning

25.+ larutan amonia Cd2+ + 2NH3 + 2H2O Cd(OH)2 + 2NH4+Endapan Putih

26+NaOHCd2++ 2OH- Cd(OH)2

Tidak larut, kesetimbangan ke kiri

27.+ Kalium sianida(racun)Cd2+ + 2CN- Cd(CN)2

Tidak membentuk endapan

28.+ kalium tiosianatTidak membentuk endapan

29.kalium iodidaTidak membentuk endapan

30.Sn2++H2SSn2+ + H2SSnS + 2H+

Endapan coklat timah (II) sulfide

31.+NaOHSn2+ + 2OH- Sn(OH)2

Terbentuk Endapan putih Timah (II) Hidroksida

32.+Merkuri Klorida Hg2Cl2Sn2+ + Hg2Cl2 Hg2Cl2+ Sn4+ + 2Cl-

Endapan putih Merkuri (I) Klorida atau Kalomel

33.+ Bismut nitrat2Bi(OH)3+ 3[Sn(OH)4]2- 2Bi + 3[Sn(OH)6]2-

Endapan hitam pada benda logam

34.Merkurium (II)+Larutan H2S3Hg2+ +2Cl- +2H2S Hg3S2Cl2 + 4H+

Endapan putih merkurium (II) klorosulfida

35.+ Larutan amonia2Hg2+ +NO3- + 4NH3 +H2O HgO.Hg(NH2)NO3 +3NH4+

Endapan putih dengan komposisi tercampur

36.+ NaOHHg2+ + 2OH- HgO + H2O

endapan merah-kecoklatan

37.

+ KIHg2+ + 2I- HgI2

endapan merah merkuri (II) iodida

38.+Kalium SianidaTidak menimbulkan endapan

39.+ Timah (II) KloridaHg2Cl2 + Sn2+ 2Hg + Sn4+ +2Cl-

endapan putih seperti sutera

40.Sb5++ H2S 2Sb5+ + 5H2S Sb2S5 + 10H+

endapan merah-jingga stibium pentasulfida

41.+ airSb5+ + 4H2O H3SbO4 + 5H+Endapan putih garam

42.+Larutan KISb5+ + 2I- Sb3+ + I2

terbentuk ion-ion tri-iodida coklat

+Zink atau timah:2Sb5+ + 5Zn 2Sb + 5Zn2+

endapan hitam

43.Bi3++H2S2Bi3+ + 3 H2S Bi2S3 + 6 H+

Endapan hitam

44.+ NH3Bi3+ + NO3- + 2 NH3 + 2 H2O Bi(OH)2 NO3 + 2 NH4+

membentuk garam basa putih

45.+NaOHBi3+ + 3OH- Bi(OH)3

endapan putih Bismut (III) hidroksida

46.+KIBi3+ + 3I- BiI3endapan hitam Bismut (III) Iodida

47.Sb3++ H2S2Sb3+ + 3H2S Sb2S5 6H+

endapan merah jingga

48.+ airterbentuk endapan putih antimonil klorida

49.+NaOH2Sb3+ + 6OH- Sb2O3 + 3H2Oendapan putih stibium(III) oksida

50.+ zink2Sb3+ + 3Zn 2Sb + 3Zn2+endapan hitam

51.+ Kalium IodidaSb3+ + 6I- [Sb6]3-Warna larutan jadi merah

52.Sn4++H2SSn4+ + 2 H2S SnS2 + 4 H+Endapan kuning timah (IV) sulfida

53.+ Larutan NaOHSn4+ + 4 OH- SnS2 + 4 H+

endapan putih seperti gelatin yaitu timah (IV) hidroksida

54.+merkurium (II) kloridatidak ada endapan

55.Semua Gol.II+HCLTidak Mengendap

2.1 TABEL REAKSI UMUM DAN SPESIFIK KATION GOLONGAN II

BAB IIIPENUTUPKesimpulanBerdasarkan kelarutannya di dalam amonium polisulfida, golongan kation ke dua dibagi menjadi dua sub golongan, tembaga dan arsenic. Unsur yang termasuk dalam sub golongan tembaga diantaranya Merkurium II, Bismut III, Tembaga II, dan Cadmium II. Subgolongan tembaga akan tidak larut pada ammonium polisulfida. Sedangkan Subgolongan Arsenik akan larut pada ammonium polisulfida seperti Arsenik III, Arsenik V, Stibium III, Stibium V, Timah II, dan Timah IV. Kation Golongan 2 akan mengendap tidak sempurna pada HCl, dan akan membentuk endapan dengan berbagai warna bila direaksikan dengan H2S.

DAFTAR PUSTAKAVogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta: Kalman Media Pustaka21