makalah ket fix

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hasil dari sebuah konsepsi . Proses kehamilan tidak selalu bersifat fisiologis atau normal terkadang juga dapat bersifat patologis. Kehamilan yang bersifat patologis inilah yang terkadang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Kehamilan patologis merupakan sebuah kehamilan yang tidak normal yang di dapati berbagai masalah dalam proses kehamilan tersebut. Kehamilan patologis yang juga bisa membahayakan nyawa ibu dan janin salah satunya yaitu Kehamilan Ektopik Terganggu atau sering di sebut KET. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan suatu kelainan pada proses kehamilan dimana janin tidak berkembang didalam rongga uterus yang di karenakan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Pada proses kehamilan disebut kehamilan ektopik terganggu jika pada kehamilan tersebut di dapati berbagai masalah yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan lebih detail apa yang disebut dengan kehamilan ektopik 1

Upload: ayumi-umiya

Post on 17-Sep-2015

63 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pwqWOIEHRE

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hasil dari sebuah konsepsi . Proses kehamilan tidak selalu bersifat fisiologis atau normal terkadang juga dapat bersifat patologis. Kehamilan yang bersifat patologis inilah yang terkadang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Kehamilan patologis merupakan sebuah kehamilan yang tidak normal yang di dapati berbagai masalah dalam proses kehamilan tersebut. Kehamilan patologis yang juga bisa membahayakan nyawa ibu dan janin salah satunya yaitu Kehamilan Ektopik Terganggu atau sering di sebut KET.Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan suatu kelainan pada proses kehamilan dimana janin tidak berkembang didalam rongga uterus yang di karenakan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Pada proses kehamilan disebut kehamilan ektopik terganggu jika pada kehamilan tersebut di dapati berbagai masalah yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan lebih detail apa yang disebut dengan kehamilan ektopik terganggu dan berbagai hal yang berkaitan dengan kehamilan ektopik terganggu (KET).

1.2 Rumusan Masalah a. Apa definisi dari kehamilan ektopik terganggu ?b. Apa etiologi dari kehamilan ektopik terganggu ?c. Bagaimana patofisiologi dari kehamilan ektopik terganggu ?d. Bagaimana manifestasi klinik dari kehamilan ektopik terganggu ?e. Apa saja komplikasi yang terjadi pada kehamilan ektopik terganggu ?f. Apa saja pemeriksaan penunjang dari kehamilan ektopik terganggu ?g. Bagaimana penatalaksaan dari kehamilan ektopik terganggu ?1.3 Tujuan Masalaha. Mengetahi definisi dari kehamilan ektopik terganggu b. Mengetahi etiologi dari kehamilan ektopik terganggu c. Mengetahi patofisiologi dari kehamilan ektopik terganggu d. Mengetahi manifestasi klinik dari kehamilan ektopik terganggu e. Mengetahi komplikasi yang terjadi pada kehamilan ektopik terganggu f. Mengetahi pemeriksaan penunjang dari kehamilan ektopik terganggu g. Mengetahi penatalaksaan dari kehamilan ektopik terganggu

BAB IIPEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kehamilan Ektopik TergangguKehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali di endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007)Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008)Ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri.Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis eseorang.Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi selain kavum uteri, seperti ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga abdomen.Istilah kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan dimana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.Tempat-tempat implantsi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi paling sering), itsmust, fibriae, pars intersisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdoment, serviks, dan ligamentum cardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tuba maupun secara interkolumnar.Pada keadaan yang pertama zigot melekat pada ujung datau sisi jonjot endosalping yang relative sedikit mendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian di reabsorbsi.Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua jonjot.Zigot yang telah ternidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai desidua, yang disebut pseudokapsul.Vili korialis dengan mudah menembus endosalping dan mencapai lapisan miosalping dengan merusak intregitas pembuluh darah di tempat tersebut.Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang, dan erkembangannya tersebut di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan banyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas.Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopik juga mengalami hipertrofi akibat pengaruh hormone estrogen dan progesterone, sehingga tanda-tanda kehamilan seperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan.Endometrium pun berubah menjadi desidua, meskipun tanpa trofoblast.Sel-sel epitel enddometrium menjadi hipertrofik, hiperkromatik, intinya menjadi lobular, dan sitoplasmanya bervakuol.Perubahan seluler demikiaan disebut reaksi Arias-Stella.Karena tempat implantasi pada kehamilanektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan, suatu saat kehamilan ektopik tersebut akan terkompromi. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah : 1) hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi, 2) abortus ke dalam lumen tuba, dan 3) rupture dinding tuba. Abortus ke dalam lumen tuba lebih sering terjadi pada kehamillan pars ampularis sedangkan ruptur lebih sering terjadi pada kehamilan pars isthmica. Pada abortus tuba, bila pelepasan hasil konsepsi tidak sempurna atau tuntas, maka perdarahan terjadi sedikit demi sedikit, terbentuklah mola kruenta. Tuba akan membesar dan kebiruan (hematosalping), dan darah akan mengalir melalui ostium tuba ke dalam rongga abdomen hingga berkumpul di kavum douglas dan membentuk gemmatokel-retrouterina. Pada kehamilan di pars isthmica, umumnya ruptur tuba terjadi lebih awal, karena pars isthmica adalah bagian tuba yang paling sempit. Pada kehamilan di pars interstitialis ruptur menjadi lebih lambat (8-16 minggu ) karena lokassi tersebut berada di dalam cavum uteri yang lebih akomodatif, sehingga sering kali kehamilan pars interstitialis disangka sebagai kehamilan intrauterine biasa. Perdarahan yag terjadi pada kehamilan pars interstitialis cepat berakibat fatal karena suplai darah berasal dari arteri uterine dan ovarika. Oleh sebab itu kehamilan pars interstitialis merupakan kehamilan ektopik dengan angka mortalitas tertinggi. Kerusakan yang melibatkan kavum uteri cukup besar sehingga histerektomi pun diindikasikan. Ruptur, baik pada kehamilan fibriae, ampulla, isthmus maupun pars intertitialis, dapat terjadi secara spontan maupun akibat trauma ringan, seperti koitus dan pemeriksaan vaginal. Bila setelah ruptur janin terekspulsi ke luar lumen tuba, masih terbungkus selaput amnion dan dengan plasenta yang masih utuh, maka kehamilan dapat berlanjut di rongga abdomen. Untuk memenuhi kebutuhan janin plasenta dari tuba akan meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya, seperti uterus, usus, ligament. 2.1.2 Lokasi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Berdasarkan lokasi terjadinya kehamilan ektopik terganggu :1. tuba fallopi ( 80 % )a) ujung fimbriale tuba fallopi ( 17 % )b) Ampula tubae ( 55 % )c) Isthmus tuba fallopi (25 %)d) Pars interstitialis tuba fallopi ( 2 % )2. Ovarium ( indung telur )3. Rongga abdomen atau perut4. Serviks ( leher Rahim )2.2 Etiologi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Kehamilan ektopik pada dasarnya disebabkan segala hal yang menghambat perjalanan zigot menuju kavum uteri.1. Factor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain : riwayat operasi tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat operasi non-ginekologis seperti apendiktomi, pajanan terhadap diethylstilbestrol, salpingitis isthmica nodosum (penonjolan-penonjolan kecil di dalam lumen tuba yang menyerupai divertikula), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Hal-hal tersebuts secara umum dapat menyebabkan perlengketan intra maupun ekstraluminal pada tuba, sehingga menghambat perjalanan zigot menuju kaum uteri. 2. Selain itu ada pula factor-faktor fungsional yaitu perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan factor hormonal dan defek fase luteal. Dalam hal ini gerakan peristaltis tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri.3. Dikatakan juga bahwa meningkatnya usia ibu akan diiringi dengan penurunamn aktivitas mioelektrik tuba. Teknik-teknik reproduktif seperti gamete infrafalopian transfer dan fertilisaasi in vtro juga sering menyebabkan implantasi ekstrauterin. Ligasi tuba yang tidak sempurna mengakibatkan sperma untuk melewati bagian tuba yang sempit, namun ovum yang telah dibuahi sering kali tidak dapat melewati bagian tersebut. Alat kontrasepsi dalam rahim selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik. 4. Namun ternyata hanya AKDR yang mengandung progesterone yang meningkatkan frekwensi kehamilan ektopik. AKDR tanpa progesterone tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik, tetapi bila terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR, besar kemungkinan kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik. Menurut Sujiyatini (2009) kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor risiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah :a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur. b. Riwayat operasi tuba c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang d. Kehamilan ektopik sebelumya e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD f. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom g. Bekas radang pada tuba menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi,gerakan ovum ke uterus terlambat h. Opersai plastik pada tuba i. Abortus buatan2.3 Patofisiologi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah di buahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri.Padasuatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu.sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008). Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini :1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan keujung distal ( fimbria ) dan ke rongga abdomen . abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk kerongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena di batasi oleh tekanan dari dinding tuba.2. Kemungkinan rupture dinding tuba kedalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.3. Factor abortus kedalam lumen tuba .rupture dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak sampai menimbulkan syok dan kematian.

2.4 Manifestasi Klinis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Beberapa gejala dan tanda yang di dapatkan pada kehamilan ektopik, yang harus di waspadai :1. Tanpa gejala 5%2. Nyeri abdomen 90-100%3. Amenorea 75-90%4. Perdarahan pervagina 50-80%5. Riwayat infertilitas6. Penggunaan kontrasepsi7. Riwayat kehamilan ektopik8. Nyeri tekan abdomen/adneksa 75-95%9. Teraba masa 50%10. Demam 5-10%

Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda ; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda twergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau rupture tuba , tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervagina merupakan tanda penting kedua kehamilan ektopik terganggu.Hal ini menujukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan di tandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

2.6 Komplikasi yang terjadi pada Kehamilan Ektopik Terganggu Komplikasi yang dapat terjadi yaitu (Sujiyatini dkk, 2009): a. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan indikasi operasi. b. Infeksi c. Sterilitas d. Pecahnya tuba fallopi e. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya f. Embrio2.7 Pemeriksaan Penunjang Kehamilan Ektopik TergangguPemeriksaan penunjang (Sujiyatini dkk, 2009) a. Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila baru terganggu b. Dilatasi kuretase c. Kuldosintesis yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah di dalam cavum douglasi terdapat darah. Teknik kuldosintesis : (1) Baringkan pasien pada posisi litotomi (2) Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptic (3) Pasang speculum dan jepit bibir belakang porsio dengan cunam serviks. Lakukan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak. (4) Suntikan jarum spinal no.18 ke cavum douglasi dan lakukan pengisapan dengan semprit 10 ml. (5) Bila pada penghisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau berupa bekuan kecil yang merupakan tanda hematokel retrouterina. d. Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus e. Laparoskopi atau laparotomi sebagai pendekatan diagnosis terakhir.2.8 Penatalaksaan Dari Kehamilan Ektopik TergangguSeorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi baik dan tenang, memiliki 3 pilihan, yaitu penatalaksanaan ekspektasi (expectant managemen ) penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.1. Penatalaksanaan ekspektasi Penatalaksaan ekspektasi di dasarkan pada fakta bahwa sekitar 75% pasien dengan kehamilan ektopik akan mengalami penurunan kadar hCG. Pada penatalaksanaan ekspektasi, kehamilan ektopik dini dengan kadar hCGyang stabil atau cenderung turun diobservasi ketat. Oleh sebab itu, tidak semua pasien dengan kehamilan ektopik dapat menjalani penatalaksanaan seperti ini. Penatalaksanaan ekspektasi dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Kehamilan ektopik dengan kadar hCG yang menurun, 2. Kehamilan tuba, 3. Tidak ada perdarahan intraabdominal atau ruptur, dan 4. Diameter massa ektopik tidak melebihi 3.5 cm. Sumber lain menyebutkan bahwa kadar hCG awal kurang dari 1000 mIU/mL, dan diameter massa ektopik tidak melebihi 3.0. dikatakan bahwa penatalaksanaan ekspektasi ini efektif pada 47-82% kehamilan tuba. 2. Penatalaksaan medis Pada penatalaksanaan medis digunakan obat-obatan yang dapat merusak integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. Kandidat-kandidat penerima tatalaksana medis harus memiliki syarat-syarat berikut ini : keadaan hemodinamik yang stabil, bebas nyeri perut bawah, tidak ada aktivitas jantung janin, tidak ada cairan bebas dalam ronga abdomen dan kavum douglas, harus teratur menjalani terapi, harus menggunakan kontrasepssi yang efektif selam 3-4 bulan pascaterapi, tidak memiliki penyakiy-enyakit penyerta, sedang tidak menyusui, tidak ada kehamilan intrauteri yang koeksis, memiliki fungsi ginjal, hepar, dan profil darah yang normal, serta tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate. 3. Penatalaksaan Bedah Penatalaksaan bedah dapat dilakukan pada pasien-pasien degan kehamilan tuba yang belum terganggi maupun yang sudah terganggu.Tentu saja pada kehamilan ektopik tergangg, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin.Pada dasarnya ada 2 macam pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu pembedahan konservatif, dimana integritas tuba dipertahankan, dan pembedahan radikal, dimana salpingektomidilakukan.Pembedahan konservatif mencakup 2 teknik yang kita kenal sebagai salpingektomi dan salpingotomi.Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut di atas dapat dilakukam melalui laparotomi maupun laparoskopi.Namun bila pasien jatuh ke dalam syok atau tidak stabil, maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian A. Identitas Klien a. Nama: Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/Klinik atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.b. Umur :Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dantindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa penyakit/kelainantersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia produktif25 - 45 tahun (Prawiroharjo S, 1999 ; 251).c. Alamat: Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakahdekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalampemeriksaan kehamilan.d. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akanmemudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentanggejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.e. Status pernikahan,Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali klien mengalamikehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidakada hubungannya dengan kehamilan.f. Pekerjaan,Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehinggamemungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.B. Keluhan UtamaNyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahanselain itu klien ammeorrhoe.

C. Riwayat penyakit sekarangAwalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahanpervagina :1. Kadang disertai muntah2. Keadaan umum klien lemah dan adanya syok3. Terkumpulnya darah di rongga perut :a. Menegakkan dinding perut nyerib. Dapat juga menyebabkan nyeri hebat hingga klien pingsan 4. Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi syok hipovolemikD. Riwayat penyakit masa laluMencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis,addresitis menyebabkan perlengkapan endosalping,Tuba menyempit / membantu.Endometritis endometritis tidak baik bagian nidasi.E. Status obstetri ginekologi1. Usia perkawinan, sering terjadi pada usia produktif 25 45 tahun,berdampak bagipsikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.2. Riwayat persalinan yang lalu,Apakah klien melakukan proses persalinan di petugas kesehatanatau di dukun3. Grade multi4. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.5. Adanya keluhan haid,keluarnya darah haid dan bau yangmenyengat. Kemungkinan adanya infeksi.

F. Riwayat kesehatan keluarga1. Hal yang perlu dikaji kesehatan suami2. Suami mengalami infeksi system urogenetalia, dapat menular padaistri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.

G. Riwayat PsikososialTindakan salpingektomi menyebabkan infertile.Mengalami gangguankonsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan.

H. Pola aktivitas sehari hari1.Pola nutrisiPada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalahNausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul dirongga abdomen.2.EliminasiPada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasiitu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obatnyeri, adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehinggatidak ada rangsangan dalam pengeluaran faeces.Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.3.Personal hygieneLuka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untukmelakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.4.Pola aktivitas (istirahat tidur)Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibathematikei retropertonial menumpuk pada cavum Douglasi.I. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi masalah fisik yang dapat mempengaruhi kehamilan1. Tanda tanda vital0. Tekanan darah. : 110/80 menit 0. Nadi.: 660. Pernapasan.: 17 0. Suhu.: 35,6 oc1. Pemeriksaan Persistem 1. Sistem ReproduksiAnamnese :Payudara Inspeksi : payudara simetisputing susu : menonjolColustrum : tidakHyperpigmentasi areola mamae : yaTidak ada payudara palsu / mamae abran Palpasi : tidak ada benjolan

Abdomen Inspeksi : tidak ada luka bekas operasiAda strie gravidarum lividaeAda strie gravidarum albican Palpasi : Pemeriksaan Leopold 1-41. Leopold I : 2. Leopold II : 3. Leopold III: 4. Leopold IV : TBJ: Mengukur TFU : Auskultasi :

Genetalia : Inspeksi : Ada keputihan Tidak ada perdarahan Palpasi: Ada bendungan pada kandung kemih Tidak ada odem 1. Sistem PernapasanAnamnese : pasien tidak mengalami sesak nafas, RR:17x/menitHidung: Inspeksi: Bersih tidak ada lendirTidak ada epistaksis

Mulut Inspeksi : mukosa bibir keringTidak ada bercak putih Tidak ada stomatitis Gigi goyangGigi tanggal : 4Leher Inspeksi : Tidak ada kloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularisTidak ada pembesaran kelanjar tiroid

Faring : Inspeksi : tidak ada odem

Area dada: Inspeksi : tidak ada penggunan otot bantu nafas Palpasi : tidak ada benjolanTidak ada nyeri tekan

Auskultasi : suara nafas vesikuler

1. Cardiovaskuler Dan LimfeAnamnesa: pasien mudah lelah dan sering pusing

Wajah Inspeksi : Wajah tidak pucat Mata : konjungtiva merah muda , sklera putih

Leher Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis Palpasi : Tidak ada pembesaran Vena jugularis

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dada Inspeksi: tidak ada pulsasi dada Palpasi : - Perkusi : - Auskultasi: -

Ekstrimitas Atas Inspeksi : tidak ada siarnosis Palpasi : perfusi ( hangat, kering)

Ekstrimitas Bawah Inspeksi : - Palpasi : -

Genetalia eksterna Inspeksi :-

1. Persyarafan

1. Perkemihan-Eliminasi UriAnamnesa:

Genetalia eksterna Inspeksi : Palpasi :

1. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi Anamnesa :

Mulut: Inspeksi : Palpasi :

1. Sistem Muskuloskeletal & IntegumenAnamnese : 6. Postur. 6. Tinggi dan berat badan. 6. Pengukuran pelviks. Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.Distansia Spinarum :.............................cmDistansia Cristarum:..............................cmCojugata Eksterna :..............................cmLingkar Panggul:....................................cm

1. Sistem Endokrin Anamnesa :

Pemeriksaan fisik : Kepala : Inspeksi:

Leher Inspeksi : Palpasi :

1. Persepsi sensori : 1. Pendengaran (telinga kiri dan kanan): Anamnesa :

Inspeksi : Palpasi :

B. Penglihatan (mata kiri dan kanan): Anamnesa :

Inspeksi :

1. Nyeri AkutNS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)Nyeri Akut

DEFINITION:Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diprediksi dan berlangsung < 6 bulan

DEFINING CHARACTERISTICS Perubahan selera makan Perubahan tekanan darah Perubahan frekuensi jantung Perubahan frekuensi pernapasan Laporan isyarat Diaforesis Perilaku distraksi(mis.berjalan mondar mandir,mencari orang lain dan atau aktivitas lain) Mengekspresikan perilaku(mis.gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah) Masker wajah(mis.mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis) Perilaku berjaga-jaga/melindungi area nyeri Fokus menyempit(mis.gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan intereaksi dengan orang dan lingkungan) Indikasi nyeri yang dapat diamati Perubahan posisi untuk menghindari nyeri Sikap tubuh melindungi Dilatasi pupil Fokus pada diri sendiri Gangguan tidur Melaporkan nyeri secara verbal

RELATED FACTORS:Agens cedera (mis, biologis, zat kimia, fisik, psikologi)

B. INTERVENSI NIC NOC

INTERVENSIAKTIVITASOUTCOMEINDICATOR

Manajemen Nyeri

Def : Mengurangi Nyeri atau menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima oleh pasien Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, kekuatan nyeri dan faktor presipitasi. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, terutama dalam ketidakmampuan komunikasi secara efektif. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien dan menyampaikan penerimaan dari respon pasien terhadap nyeri. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau meliputi individu atau riwayat keluarga mengenai nyeri kronis atau menghasilkan ketidaknyamanan, seperti kesesuaian. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi Nyeri seperti ( suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan). Kurangi faktor presipitasi atau peningkatan pengalaman nyeri seperti ( ketakutan, kelelahan, sifat membosankan, dan ketiadaan pengetahuan ). Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal) untuk memudahkan menghilangkan nyeri seperti kesesuaian. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahatLevel Nyeri

Def :Kekuatan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan.

Nyeri berkurang atau hilang : 4Pasien dapat identifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan nyeri :3Menggambarkaan rasa nyaman dari orang lain selama mengalami nyeri : 3

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahanNS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

DEFINITION:Kondisi individu yang beresiko mengalami dehidrasi vaskuler, selular atau interselular.

RISK FACTORS:Obyektif : Penyimpangan yang mempengaruhi akses untuk pemasukan atau absorbs cairan ( misalnya imobilitas fisik) Kehilangan yang berlebihan melalui rute normal ( misalnya diare ) Usia ekstrem ( BBL atau lansia) Berat badan ekstream ( kurang atau lebih) Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan ( misalnya status hipermetabolik ) Defisiensi pengetahuan b.d Volume cairan Kehilangan cairan melalui rute yang tidak normal ( misalnya selang kateter menetap ) Obat ( diuretic)

DIAGNOSISClientDiagnosticStatement:Ns. Diagnosis (Specify):Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

Related to:Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

B. Intervensi NIC NOC

INTERVENSIAKTIVITASOUTCOMEINDICATOR

Manajemen cairanDef :Meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi akibat kadar cairan yang abnormalatau di luar harapan. Timbang bb dan monitor setiap hari Catat intake dan output Monitoring status hidrasi ( membrane mukosa, nadi,tekanan darah ) Monitor LAB ( BUN, hematocrit, osmolalitas urine ) Monitor ststus hemdinamikMonitor TTV Monitor overload/etensi Monitor BB sebelum dan sesudah dialysis Monitor masukan cairan dan kalori Beri terapi IV Monitor status nutrisi) Beri cairan Beri intake oral Beri transfuse darah jika sesuai Monitor elektrolit Nasehati tanda dan gejala kelebihan cairankeseimbangan CairanDef :Keseimbangan cairan dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh.

Frekuensi nadi 20 x per menitRR : 19x/menit Keseimbangan cairan : 4

3. Infeksi, Resiko

NS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)Infeksi, Resiko

DEFINITION:Beresiko terhadap invasi organisme pathogen.

RISK FACTORS: Penyakit kronis Penekanan system imun Ketidakadekuatan imunitas dapatan Pertahanan primer tidak adekuat ( mis : kulit luka, trauma jaringan, penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh, perubahan pH sekresi, dan gangguan peristaltis) Pertahanan lapis ke dua yang tidak memadai ( mis : Hb turun, leukositopenia, dan supresi respons inflamasi ) Peningkaan pemajanan lingkungan terhadap pathogen Pengetahuan yang kurang untuk menghindari pajanan pathogen. Prosedur invasive Malnutrisi Agens farmasi ( mis : obat imunosupresan ) Pecah ketuban Kerusakan jaringan Trauma.

B. Intervensi NIC NOC

INTERVENSIAKTIVITASOUTCOMEINDICATOR

Control infeksiDef :Meminimalkan transmisi agents yang infeksius Bersihkan lingkungan secara tepat setelah di gunakan oleh pasien Ganti peralatan perawatan pasien setiap selesai tindakan Batasi jumlah pengunjung Ajarkan tekhnik mencuci tangan yang benar untuk menjaga kesehatan individu Gunakan sabun antimikrobakterial untuk mencuci tangan Anjurkan pengunjung untuk cuci tangan sebelum dan sesudah meninggalkan ruangan pasien Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Lakukan universal precautions Gunakan sarung tangan steril Lakukan teknik perawatan aseptic pada semua jalur IV Lakukan teknik perawatan yang tepat Tingkatkan asupan nutrisi Anjurkan asupan cairan Anjurkan istirahat Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian terapi antibiotic Ajarkan pasien dan keluarga tentng tanda dan gejala infeksi Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana mencegah infeksiControl infeksi

Pasien dapat menerangkan cara-cara penyebaaran : 3 Pasien dpat menjelaskan tanda dan gejala : 3 Pasien dpat menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi : 4

4. Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan teoriNS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan teori

DEFINITION:Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topic tertentu

DEFINING CHARACTERISTICSSubyektif Mengungkapkan masalah secara verbalObyektif Tidak mengikuti instruksi yang di berikan secara akurat Performa uji tidak akurat Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan ( mis : histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis )

B. Intervensi

NIC NOC

INTERVENSIAKTIVITASOUTCOMEINDICATOR

Intervensi krisisDef :Penggunaan konseling jangka pendek untuk membantu pasien beradaptasi dengan krisis dan liasil bagian dari fungsi atau lebih baik dari tahap kritis Tentukan apakah pasien ada resiko bagi keamanan dirinya atau orang lain Inisiatif pencegahan yang di perlukan untuk melndungi pasien atau orang lain terhadap resiko kerusakan fisik Dorong pasien mengekspresikan prasaan dengan cara non dekstruktif Banu pasien mengidentifikasi pencetus dan krisis alat gerak Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan personal dan kemampuan yang dapat di gunakan dalam mengatasi krisis Bantu pasien mengembangkan koping baru dan ketrampilan masalah sesuai keperluanKnowledge disease procsess

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelakan dengan benar Pasien dan keluargamampu menjelaskan kembali ap yang di jelaskan perawat/ tim kesehatan linnya

BAB IVPENUTUP 4.1 Kesimpulan Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008)Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi selain kavum uteri, seperti ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga abdomen.Istilah kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan dimana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.

4.2 Saran Pada makalah ini penulis telah menjelaskan kepada pembaca pengertian dari Kehamilan Ektopik Terganggu mulai definisi, tanda gejala, patofisiologi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kehamilan ektopik terganggu.Dari penjelasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca untuk menjaga kesehatan agar senantiasa terhindar dari Kehamilan Ektopik Terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

http://alanksurau.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-ibu-dengan-kehamilan_14.htmlhttp://alanksurau.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-ibu-dengan-kehamilan_14.htmlhttps://munahasrini.wordpress.com/2012/03/16/askep-dengan-kehamilan-ektopik/http://ratnayusfhii.blogspot.com/2012/12/makalah-kehamilan-ektopik-terganggu_17.htmlhttp://yuliasafwati.blogspot.com/2013/12/makalah-kehamilan-ektopik-terganggu-ket.html

http://alwadey12.drupalgardens.com/content/proses-terjadinya-kehamilan-ektopik-tergangguhttp://dannysatriyo.blogspot.com/2012/12/kehamilan-ektopik-terganggu-ket.html39