makalah kerukunan antar umat beragama

23
MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kerukunan antar umat beragama, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.

Upload: m-wildan

Post on 09-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Kerukunan Antar Umat Beragam

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

KATA PENGANTARSegala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.

Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Makalah Kerukunan

Antar Umat Beragama ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Agama sebagai sistem

kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam

sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah

yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial,

politik, ekonomi dan budaya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kerukunan antar umat beragama,

yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan

dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran

kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Makassar. Saya sadar bahwa

Page 2: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing

saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Makassar, 27 Oktober 2011

Penyusun

ABSTRAKKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

1. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh AlamA. Makna Agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut

menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang mencitakan

kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua

mahluk Allah pada umumnya.

B. Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam

Salah satu bentuk kerahmatan Allah pada ajaran islam adalah :

Islam menghargai dan menghormati manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non

muslim.

Islam memberikan kebebasan pada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh

ALLAH secara bertanggung jawab.

2.Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial.A. Pandangan Agama Islam Terhadap Umat Non Islam

Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagi agamanya disebut kafir atau

non islam. Mereka yang terdiri dari orang-orang musrik yang menyembah berhala di sebut orang

watsani. Orang kafir yang mengganggu, menyakiti dan memusuhi orang Islam di sebut kafir harbi,

dan orang kafir yang hidup rukun dengan orang Islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah orang

Page 3: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

kafir yang memerangi orang Islam dan boleh diperangi oleh orang Islam. Kafir dzimmi adalah orang

kafir yang mengikat perjanjian atau yang menjadi tanggungan orang Islam untuk menjaga

keselamatan atau keamanannya.

B. Tanggung Jawab Sosial Umat Islam

Bentuk tanggung jawab sosial ummat islam meliputi berbagai aspek kehidupan di antaranya

adalah :

1.Menjalin silaturahmi dengan tetangga,

2. Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan,

C. Amar Ma’ruf Dan Nahi MungkarAmar ma’ruf dan nahi mungkar artinya memerintahkan orang lain untuk berbuat baik dan mencegah

perbuatan jahat. Bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar yang bersistem diantaranya adalah:

Mendirikkan mesjid, Menyelenggarkan pengajian, dll.

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB II PEMBAHASAN

A. Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia

B. Kendala-Kendala

C. Solusi

Page 4: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

D. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam

E. Ukhuwah Islamiyah Dan Ukhuwah Insaniyah

F. Kebersamaan Ummat Beragama Dalam Kehidupan Sosial

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif

yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu

tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring

dengan berlangsungnya reformasi.

Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umat

beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan kendala tersebut warga

Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula

solusi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut. Dari berbagai pihak telah sepakat untuk

mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai

golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi agama yang banyak berperan aktif dalam

masyarakat.

Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan

beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.

B. Rumusan Masalaha) Kendala apa yang menjadi permasalahan dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia?

b) Bagaimana masyarakat menghadapi permasalahan/kendala dalam mencapai kerukunan antar umat

beragama di Indonesia?

Page 5: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

c) Apakah Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam?

d) Bagaimana Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial?

C. TujuanPenulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama kami dan untuk

menambah wawasan para pembaca tentang kerukunan antar umat beragama serta permasalahan yang

di hadapi. Semoga Bermanfaat.

D. Manfaat Kerukunan Antar Umat BeragamaUmat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor

pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan Negara.

Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat beragama dapat

memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan

berbangsa.

"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan

sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya dalam Pertemuan Besar Umat

Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di Jakarta, Rabu.

Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan

Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia pada dasarnya telah

mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang

bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.

Menurut dia, kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama tidak bersifat

imun melainkan terkait dan terpengaruh dinamika sosial yang terus berkembang. "Karena itu upaya

memelihara kerukunan harus dilakukan secara komprehensif, terus-menerus, tidak boleh berhenti,"

katanya.

Page 6: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan

berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna

mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan. Ia juga mengutip perspektif

pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus

digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu

maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas

agama," katanya.

Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan

masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu bisa menjadi ancaman serius bagi

integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar.

"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untuk dihapuskan. Supaya

bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan baik dan benar," katanya. Ia

menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran

guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.

"Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi karena tidak

sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain. Terputusnya jalinan informasi antar

pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka- prasangka yang mengarah pada terbentuknya

penilaian negatif," katanya.

Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D Situmorang, OFM. Cap

mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan salah satu cara untuk membangun

persaudaraan antar- umat beragama.

Menurut dia, tema dialog antar-umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah theologis,

ritus dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih ke masalah- masalah kemanusiaan. "Dalam

hal kebangsaan, sebaiknya dialog difokuskan ke moralitas, etika dan nilai spiritual," katanya. Ia juga

menambahkan, supaya efektif dialog antar-umat beragama mesti "sepi" dari latar belakang agama

Page 7: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

yang eksklusif dan kehendak untuk mendominasi pihak lain. "Sebab untuk itu butuh relasi harmonis

tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan. Yang harus dibangun adalah persaudaraan

yang saling menghargai tanpa kehendak untuk mendominasi dan eksklusif," katanya.

Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S Tanuwibowo, agenda agama-

agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi

pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan

bersama dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya

diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.

BAB IIPEMBAHASANKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMAA. Kerukunan Antar Umat Beragama di IndonesiaKerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di Tengah perbedaan.

Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan berdampingan dalam

bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan kerukunan hidup umat beragama yang harus

bersifat Dinamis, Humanis dan Demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada masyarakat

dikalangan bawah sehingga, kerukunan tersebut tidak hanya dapat dirasakan/dinikmati oleh

kalangan-kalangan atas/orang kaya saja. Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan

dianggap dapat memecahkan semua masalah. Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan

manusia.

Mungkin faktor yang paling penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti dan tujuan hidup.

Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi

lainnya, termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan

pengertian yang mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain

sangat penting.

Page 8: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa hanya agama kita sendiri saja yang

paling benar, maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan sesuatu

pandangan yang optimis. Namun ketika kontak-kontak antaragama sering kali terjadi sejak tahun

1950-an, maka muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran keagamaan. Orang tidak lagi

bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai muncul pengakuan positif atas

kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong terjadinya saling pengertian.

Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan menganggap agama selain

agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain,

maka sekarang kita lebih mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.

B. Kendala-Kendala1. Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini,

khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance)

sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak

langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif.

Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu

saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama

sama-sama menjaga jarak satu sama lain.

Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain

bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak

langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara

beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.

2. Kepentingan Politik

Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mncapai tujuan

sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di

antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan

Page 9: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian

kita pun hampir memetik buahnya.

Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan

bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan

“bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini,

kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir

bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-

Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun

sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan

memanfaatkannya.

3. Sikap Fanatisme

Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang. Bahkan akhir-

akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat

dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang

menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya

diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam

adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin

selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim, menurut perspektif

aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.

Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing sekte atau aliran

dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-

sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada

banyak pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda-

beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja, dalam agama Kristen juga ada

kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama

gereja adalah mengajak mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang

berada “di luar” untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung

Page 10: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan saling mengandalkan

pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang

berlebihan.

Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut adalah akar dari permasalahan

yang menyebabkan konflik sekejap maupun berkepanjangan.

C. Solusi1. Dialog Antar Pemeluk Agama

Sejarah perjumpaan agama-agama yang menggunakan kerangka politik secara tipikal hampir

keseluruhannya dipenuhi pergumulan, konflik dan pertarungan. Karena itulah dalam perkembangan

ilmu sejarah dalam beberapa dasawarsa terakhir, sejarah yang berpusat pada politik yang kemudian

disebut sebagai “sejarah konvensional” dikembangkan dengan mencakup bidang-bidang kehidupan

sosial-budaya lainnya, sehingga memunculkan apa yang disebut sebagai “sejarah baru” (new

history). Sejarah model mutakhir ini lazim disebut sebagai “sejarah sosial” (social history) sebagai

bandingan dari “sejarah politik” (political history). Penerapan sejarah sosial dalam perjumpaan

Kristen dan Islam di Indonesia akan sangat relevan, karena ia akan dapat mengungkapkan sisi-sisi

lain hubungan para penganut kedua agama ini di luar bidang politik, yang sangat boleh jadi

berlangsung dalam saling pengertian dan kedamaian, yang pada gilirannya mewujudkan kehidupan

bersama secara damai (peaceful co-existence) di antara para pemeluk agama yang berbeda.

Hampir bisa dipastikan, perjumpaan Kristen dan Islam (dan juga agama-agama lain) akan terus

meningkat di masa-masa datang. Sejalan dengan peningkatan globalisasi, revolusi teknologi

komunikasi dan transportasi, kita akan menyaksikan gelombang perjumpaan agama-agama dalam

skala intensitas yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dengan begitu, hampir tidak ada lagi suatu

komunitas umat beragama yang bisa hidup eksklusif, terpisah dari lingkungan komunitas umat-umat

beragama lainnya. Satu contoh kasus dapat diambil: seperti dengan meyakinkan dibuktikan Eck

(2002), Amerika Serikat, yang mungkin oleh sebagian orang dipandang sebagai sebuah “negara

Kristen,” telah berubah menjadi negara yang secara keagamaan paling beragam. Saya kira,

Indonesia, dalam batas tertentu, juga mengalami kecenderungan yang sama. Dalam pandangan saya,

Page 11: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

sebagian besar perjumpaan di antara agama-agama itu, khususnya agama yang mengalami konflik,

bersifat damai. Dalam waktu-waktu tertentu ketika terjadi perubahan-perubahan politik dan sosial

yang cepat, yang memunculkan krisis pertikaian dan konflik sangat boleh jadi meningkat

intensitasnya. Tetapi hal ini seyogyanya tidak mengaburkan perspektif kita, bahwa kedamaian lebih

sering menjadi feature utama. Kedamaian dalam perjumpaan itu, hemat saya, banyak bersumber dari

pertukaran (exchanges) dalam lapangan sosio-kultural atau bidang-bidang yang secara longgar dapat

disebut sebagai “non-agama.”

Bahkan terjadi juga pertukaran yang semakin intensif menyangkut gagasan-gagasan keagamaan

melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan baik pada tingkat domestik di Indonesia maupun

pada tingkat internasional; ini jelas memperkuat perjumpaan secara damai tersebut. Melalui berbagai

pertukaran semacam ini terjadi penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya, kehidupan

berdampingan secara damai.

2. Bersikap Optimis

Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap terbuka, saling pengertian

dan saling menghargai antaragama, saya kira kita tidak perlu bersikap pesimis. Sebaliknya, kita perlu

dan seharusnya mengembangkan optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa depan

dialog.Paling tidak ada tiga hal yang dapat membuat kita bersikap optimis.

Pertama, pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama, termasuk juga dialog antaragama,

semakin merebak dan berkembang di berbagai universitas, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain di berbagai perguruan tinggi agama, IAIN dan Seminari misalnya, di universitas umum seperti

Universitas Gajah Mada, juga telah didirikan Pusat Studi Agama-agama dan Lintas Budaya.

Meskipun baru seumur jagung, hal itu bisa menjadi pertanda dan sekaligus harapan bagi

pengembangan paham keagamaan yang lebih toleran dan pada akhirnya lebih manusiawi. Juga

bermunculan lembaga-lembaga kajian agama, seperti Interfidei dan FKBA di Yogyakarta, yang

memberikan sumbangan dalam menumbuhkembangkan paham pluralisme agama dan kerukunan

antarpenganutnya.

Page 12: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Kedua, para pemimpin masing-masing agama semakin sadar akan perlunya perspektif baru dalam

melihat hubungan antar-agama. Mereka seringkali mengadakan pertemuan, baik secara reguler

maupun insidentil untuk menjalin hubungan yang lebih erat dan memecahkan berbagai problem

keagamaan yang tengah dihadapi bangsa kita dewasa ini. Kesadaran semacam ini seharusnya tidak

hanya dimiliki oleh para pemimpin agama, tetapi juga oleh para penganut agama sampai ke akar

rumput sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara pemimpin agama dan umat atau jemaatnya. Kita

lebih mementingkan bangunan-bangunan fisik peribadatan dan menambah kuantitas pengikut, tetapi

kurang menekankan kedalaman (intensity) keberagamaan serta kualitas mereka dalam memahami

dan mengamalkan ajaran agama.

Ketiga, masyarakat kita sebenarnya semakin dewasa dalam menanggapi isu-isu atau provokasi-

provokasi. Mereka tidak lagi mudah disulut dan diadu-domba serta dimanfaatkan, baik oleh pribadi

maupun kelompok demi target dan tujuan politik tertentu. Meskipun berkali-kali masjid dan gereja

diledakkan, tetapi semakin teruji bahwa masyarakat kita sudah bisa membedakan mana wilayah

agama dan mana wilayah politik. Ini merupakan ujian bagi agama autentik (authentic religion) dan

penganutnya. Adalah tugas kita bersama, yakni pemerintah, para pemimpin agama, dan masyarakat

untuk mengingatkan para aktor politik di negeri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen

politik dan tidak lagi menebar teror untuk mengadu domba antarpenganut agama.

Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka

setidaknya kita para pemeluk agama masih mempunyai harapan untuk dapat berkomunikasi dengan

baik dan pada gilirannya bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai

lawan.

D. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam1. Makna agama Islam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut

menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran yang menciptakan

kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan ummat manusia pada sebagai penerima

amanah allah yang dapat menjalagkan amanah tersebut secara benar dan kaffah.

Page 13: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Agama islam adalah agama yang allah turunkan sejak manusia pertama, nabi pertama yaitu nabi

adam as. Agama islam itu kemudian allah turunkan secara berkisenambungan pada para nabi dan

rasul rasulnya. Aknir proses penurunan agama islam itu baru menjadi pada masa kerasulan nabi

Muhammad pada awal abad ke-v11 masehi. Islam sbagai nama agama yang allah turunkan belum

dinyatakan secara eksplisit pada masa kerasulan sebelum nabi Muhammad saw. Tetapi makna yang

substansi ajaranya secara implicit memiliki persamaan yang dapat dipahami yang dapat dipahami

dari penyataan sikap para rasul. Sebagaimana firman allah dalam surah al- baqarah ayat 132 yang

artinya:

"hai anak anakku (kata Ibrahim )sesungguhnya allah telah memilih agama ini bagimu maka

janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam." (Q S al-baqarah 132)

Ajaran agama islam memiliki karakteristik sbb:

1. sesuai dengan fitrah manusia

2. ajarannya sempurna

3. kebenarannya mutlak

4. mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan

5. fleksibel dan ringan

6. berlaku scara universal

7. sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya

8. inti ajarannya adalah tauhid

9. menciptakan rahmat, kasih syang Allah terhadap mahluknya

2. makna ukhuwah insyaniah

Fungsi sebagai rahmat llah telah dijelaskan dalam al-quran surah al anbiya ‘ ayat 107 yang artinya:

‘’dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam’’(QS al-

anbiya ‘ayat 107)"

Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran islam sbb:

1. Islam memberikan kebebasan pada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan Allah

Page 14: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

2. Islam menghargai dan menghormati manusiasebagai hamba allah, baik mereka muslim maupun

non muslim

3. Islam mengatur pemamfaatan alam secara baik dan professional

4. Islam menghormati kondisi spesifk indifidu manusia dan memberikan pelakuan yang spesifik pula.

E. Ukhuwah Islamiyah Dan Ukhuwah Insaniyah1. makna ukhuwah islamiyah

kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati daan empati antara dua orang atau

lebih. Persaudaraan sesame muslim berarti saling menghargai dan saling menghormati relativitas

masing masing sebagai sifat dasar kemanusiaan, seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi

penghalang untuk saling membantu atau menolong karena diantara mereka terkait oleh satu

keyakinan dan dan jalan hidup, yaitu islam.sebagaimana disebutkan dalam al quran surat alhujarat

ayat 10: yang artinya:

‘’sesungguhnya orang orang mukmin adalah bersaudara, karna itu damaikanlah antara kedua”

2. makna ukhuwah insaniyah

konsep sesama persaudaran manusia (ukhuwah insaniyah) di landasi ajaran bahwa semua ummat

manusia adalah makhluk Allah. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam al-quran surah al-maidah

ayat 48.

Dalam praktek keterangan yang sering timbul antar ummat beragama dengan pemerintahan

disebabkan oleh:

1. Sifat dari masing masing agama yang mengandung tugas dakwa atau misi

2. Kekurangan pengetahuan pemeluk agama akan agamanya atau sendiri atau agama pihak

lain

3. Para pemwluk agamma tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan

memandang renda agama lain.

4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam dalam

kehidupan masayarakat

5. Kecurigaan masing masing akan kejujuran pihak lain, baik intern ummat, beragama

Page 15: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

maupun antara ummat beragama dengan pemerintah

6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat

Dalam pembinaan ummat beragama, para pemimpin dan tokoh dalam mempunyai peranan yang

besar, yaitu:

1. Menerjemahkan nilai nilai dan norma norma agama dalam masyarakat

2. Menerjemahkan gagasan pembangunan kedalam bahasa yang di mengerti masyarakat

3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide ide dan cara cara yang di lakukan

untuk tugasnyanya pembangunan

4. Mendorong pembangunan dan membimbing masyarakat dan ummat beragama untuk serta dalam

usaha

F. Kebersamaan Ummat Beragama Dalam Kehidupan Sosial1. pandangan agama islam terhadap ummat non Islam

Dari segi kaidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai agamanya di sebut kafir atau

non islam . Kata kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau menerima atau menolak menaati

aturan allah yang diwujudkan kepada manusia melalui ajaran islam.

Ketika rasulullah mulai menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat arab, sebagian dari mereka

ada yang mau menerima ajaran tersebut dan sebagianya lagi menolak orang yang menolak ajakan

rasulullah saw tersebut di sebut juga kafir. Mereka terdiri dari orang orang musrik yang menyembah

berhala di sebut orang watsani, dan orang orang ahli kitab baik orang yahudi maupun orang nasrani.

2. Tanggung jawab sosial ummat Islam

Ummat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan allah dalam kehidupan ini. Bentuk tanggung

jawab sosial ummat islam meliputi berbagai aspek kehidupan , di antaranya adalah:

1. Menjalin silaturahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah menjadikan sebuah kebaikan

seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu indicator keimanan

Page 16: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

2. Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalm bentuk zakat maupun

yang sunnah dalam bentuk sedekah.

3. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziyah bila ada anggota masyarakat yang

meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di kuburnya.

4. Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan

5. Penyusunan system sosial yang efektif dan efesien untuk membangun masyarakat, baik mental

spiritual maupun fisik materialnya.

3. amar ma’ruf dan nahi munkar

Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat baik dan mencegah

perbuatan jahat. Disamping system dan saran pendukung, amar ma’ruf dan nahi munkar memerlukan

juga kebijakan dalam bertindak. Karna itu rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu:

1. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu,

2. Menggunakan lisan, dan

3. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak mmemungkinkan.

Bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar yang bersistem diantaranya adalah:

1. Mendirikan mesjid

2. Menyelenggarakan pengajian

3. Mendirikan lembaga wakaf

4. Mendirikan lembaga pendidikan islam

5. Mendirikan lembaga keuangan atau perbangkan syariah

6. Mendirikan media massa islam, Koran, radio, tv dan lain lain

7. Mendirikan panti rehabilitasi anak anak nakal

8. Mendirikan pesantren

9. Menyelenggarakan kajian-kajian islam

10. Membuat jaringan informasi social

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

Page 17: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan berbagai macam bahasan mengenai

kerukunan antar umat beragama, yaitu : Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan

umat antar beragama ada beberapa sebab, antara lain;

1. Rendahnya Sikap Toleransi

2. Kepentingan Politik dan

3. Sikap Fanatisme

Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar Pemeluk Agama dan

menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.

DAFTAR PUSTAKAAbdurrahim, Muhammad, imanuddin, kuliah tauhid, (Jakarta: Yayasan Sari Insan)

http://cippad.usc.edu/ai/themes/cfm/culture_b

http://www.tugasku4u.com/2013/02/makalah-kerukunan-antar-umat-beragama.html

Dr. Ali Masrur, M.Ag.,2004,Problem dan Prospek Dialog Antaragama. Artikel. cfm

Koran bali post cetak 29/12/2003.

Ansari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the West: Encounter and Dialogue,

Islamabad & Washington DC., Islamic Research Institute, International Islamic University & Center

for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University

Koran bali post cetak 29/12/2003/. Hlm 3

Dr. Ali Masrur, M.Ag.Problem dan Prospek Dialog Antaragama. Artikel.

Ansari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the West: Encounter and Dialogue,

Islamabad & Washington DC., Islamic Research Institute, International Islamic University & Center

for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University. Hlm 57-58

Page 18: Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Dr. Ali Masrur, M.Ag. Op. Cit.

Ash-Shiddiqieqy, Hasbi TM, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1997.

Al-Faruqi, Ismail. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilan, Cet. III, Mizan :

Bandung, 2001.

Cuolson, N.J. A. History Of Islamic Law. Edinburg : Edinburg University, Press. 1964.

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah Dan syirkah (Bandung : al-Ma’arif,

1987.