makalah jadi propolis

Upload: mishep-astari

Post on 11-Jul-2015

829 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi, maka pengolahan resin yang berasal dari lebah pun menjadi lebih unggul yaitu diproses menjadi propolis yang memiliki banyak keunggulan, yaitu sebagai obat mata, obat anti ketombe, dan lainnya. Propolis adalah campuran sejumlah lilin lebah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari tanaman, terutama dari bunga dan kuncup daun. Lebah membawa resin pelindung bunga dan tunas daun dengan menggunakan rahang mereka dan membawanya ke sarang dalam bentuk seperti pelet serbuk sari pada kaki belakang lebah. Propolis dapat dikomersialisasikan menjadi produk yang bernilai dengan harga penjualan yang terjangkau. Penggunaan propolis dapat mengurangi kemungkinan infeksi pada anak-anak dan pertumbuhan bakteri dalam jaringan hewan mati, sehingga masyarakat senang menggunakan produk propolis, Selain dari harga yang terjangkau, manfaat dari propolis itu sendiri sangat efektif bagi penyakit dan juga bentuk kemasannya yang mudah dibawa kemana saja.

B. Tujuan Kegiatan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui proses pembuatan propolis hingga pemasaran yang dilakukan.

1

II.

PROSES PRODUKSI

A. Bahan Baku Propolis diolah dapat digunakan dalam bentuk bongkahan, atau mungkin dibekukan dan dipatahkan atau butiran bubuk halus. Potongan besar propolis murni dapat dikunyah, tetapi hanya dapat dikonsumsi dalam jumlah kecil, karena dapat menyebabkan gangguan perut. Potongan kecil dan bubuk dapat dikemas dalam kapsul atau dicampur dengan makanan atau minuman. Persyaratan dasar untuk pengolahan skala kecil adalah botol kapasitas besar yang dapat tertutup rapat, skala (lebih sensitif jika bekerja dengan jumlah yang lebih kecil) dan saringan (kertas filter khusus, beberapa lapisan kain katun yang bersih atau bola kapas). Sebuah kulkas atau freezer dibutuhkan, tetapi tidak penting. Sebuah sumber panas diperlukan untuk menguapkan pelarut tetapi lebih baik menggunakan peralatan distilasi, pengering vakum atau pembekuan kering.

B. Teknologi Produksi 1. Cairan Ekstrak Sebagian besar penggunaan propolis secara komersial didasarkan pada persiapan yang dibuat dari cairan ekstrak primer. Bahan baku jarang sesuai untuk dimasukkan langsung dalam produk akhir. Demikian pula, dalam penggunakan skala yang paling pribadi atau kecil, propolis mentah biasanya mengalami perlakuan dengan pelarut dan hanya digunakan ekstrak yang dihasilkan. Berbagai jenis pelarut organik dapat digunakan, tetapi hanya sedikit yang tidak beracun dan dapat digunakan dengan aman untuk aplikasi internal dan eksternal pada manusia dan hewan. Yang paling umum digunakan adalah etanol. Seorang apoteker berpengetahuan atau apotik kosmetik dapat memilih beberapa pelarut non-toksik lainnya untuk aplikasi khusus. Sebagai contoh, pengurangan atau penghapusan pelarut diperlukan dan (pada skala industri) oleh lyophilization, (pengeringan beku) atau distilasi vakum, serta (dalam skala kecil produksi) oleh penguapan atau distilasi. Aditif dan tablet Propolis atau ekstrak yang dapat diambil dengan, atau digunakan sebagai aditif untuk persiapan obat, dietetik dan kosmetik lainnya. Ekstrak etanol dapat langsung 2

dicampur dengan sejumlah besar makanan, obat-obatan atau kosmetik. Ekstrak cair (air) atau glikol jarang digunakan. Pasta ekstrak propolis dengan mudah dapat dimasukkan dalam tablet atau permen (pemanis). Injeksi Untuk tujuan percobaan pada hewan, ekstrak istimewa dari propolis disuntikkan secara subkutan atau intramuskular. Hasil menunjukkan positif dan nantinya injeksi ekstrak bagi manusia menjadi layak untuk dilakukan.

2. Metode Ekstraksi Terdapat beberapa metode ekstraksi dasar yang dapat divariasikan dengan menggunakan pelarut yang berbeda. Pemilihan pelarut tergantung pada penggunaan akhir dari ekstrak dan kelayakan teknis. Bahan yang paling aktif sepertinya akan larut dalam propilen glikol dan etanol. Sedikit bahan adalah merupakan bahan yang larut dalam air, tetapi bahkan ekstrak air menunjukkan setidaknya beberapa efek bakterisida dan fungisida, serta sifat penyembuhan luka. Ekstrak aseton telah digunakan untuk produksi shampoo dan lotion. Bahan kimia tertentu atau kelompok kimia dan efek biologisnya lebih mudah dipahami, ekstrak lebih baik dan lebih spesifik, dan dapat disiapkan untuk aplikasi sejenis yang spesifik. Aksi antimikroba ekstrak alkohol dipengaruhi oleh metode ekstraksi, misalnya durasi periode perendaman atau jumlah pemanasan Konsentrasi alkohol yang digunakan dan sifat pengadukan selama ekstraksi tampaknya kurang berpengaruh (Obreg6n dan Rojas, 1990). Debuyser (1984) melaporan bahwa ekstraksi dengan larutan 70% alkohol merupakan yang paling aktif, tanpa menyebutkan apa jenis aktivitas yang dimaksud. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin lama propolis yang direndam dalam alkohol, semakin banyak bahan yang dapat dilarutkan. Namun, perendaman lebih dari dua atau tiga minggu tidak meningkatkan tingkat ekstraksi. Dalam literatur ilmiah dan non-ilmiah sejenis, metode untuk menentukan konsentrasi ekstrak propolis tidak selalu spesifik. Sebuah metode ilmiah harus mempertimbangkan rasio berat kering materi terlarut dengan berat pelarut (A) atau menghitung ppm (bagian per juta) dari bahan aktif. Namun, cara yang lebih praktis adalah menggunakan rasio (berat) dari keseluruhan propolis yang ditambahkan ke dalam pelarut dengan berat pelarut (B). Metode yang terakhir ini tentu kurang tepat, 3

karena pelarutan tidak lengkap dari propolis, dan konsentrasi final sehingga sangat tergantung pada metode ekstraksi, pelarut dan kualitas propolis tersebut. Jadi, untuk standardisasi, selain konsentrasi, diperlukan deskripsi mengenai pelarut, suhu dan durasi ekstraksi. Namun, metode praktis (B) menghasilkan bahan kurang aktif untuk konsentrasi yang sama ditentukan menurut ukuran konsentrasi ilmiah (A). Standardisasi juga memerlukan parameter terukur untuk control, sebagai contoh senyawa yang stabil tertentu yang diambil dalam proporsi yang sama dengan konsentrasi total bahan aktif. Suatu standardisasi kuantitatif diperlukan untuk komersialisasi nantinya dari propolis dan ekstraknya. Lima dan sepuluh persen larutan menggunakan metode kedua (B) yaitu rasio total berat propolis dengan berat pelarut, yang paling sering digunakan dalam produksi skala kecil. Namun, berat alkohol diasumsikan sama dengan air, yaitu 1 ml alkohol diasumsikan untuk menimbang 1 g. Berat etanol absolut diperkiraan kurang dari 20% dari volume air yang sama. Perbedaan berat juga dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam konsentrasi bahan aktif. Untungnya, ketepatan dosis dari propolis umumnya tidak penting. Namun, komersialisasi mengharuskan penggunaan nilai ukuran yang tepat. Belum terdapat keseragaman dalam aplikasi kosmetik, karena banyak resep didasarkan pada ekstrak propolis pasta dan lainnya pada cairan ekstrak pada berbagai konsentrasi. Namun pada aplikasi dalam kosmetik, mengandung tidak lebih dari 1% ekstrak propolis pilihan yang artinya paling sedikit terdapat 0,05% sampai 0,06% bahan aktif. Beberapa metode ekstraksi untuk penggunaan propolis secara komersial akan dijelaskan di bawah ini. Pelarut tambahan mungkin digunakan untuk mengekstrak komponen khusus. Obat dan proses teknologi makanan atau studi yang hampir selalu dilakukan adalah dengan menggunakan etanol atau aqueous extracts. Ekstrak glikol merupakan bahan yang praktis untuk aplikasi kosmetik, karena meningkatkan kelarutan dalam emulsi berbasis air.

3. Preuaration untuk ekstraksi Persiapan propolis dengan membuang kotoran kasar dan lilin yang berlebihan. Kemudian, dipecah-pecah menjadi potongan-potongan kecil atau ditumbuk sampai menjadi bubuk halus. Jika propolis terlalu liat untuk dipatahkan, maka propolis harus disimpan terlebih dahulu dalam lemari es atau freezer selama beberapa jam. 4

Alternatif lainnya adalah dengan menarik potongan menjadi lembaran tipis atau strip untuk meningkatkan permukaan kontak antara propolis dan alcohol guna pelarutan. Pilihan pelarut yang benar sangat penting jika produk akan digunakan untuk konsumsi manusia. Biasanya, hanya etanol atau glikol yang digunakan. Alkohol lain dapat digunakan hanya jika interaksi fisiologis internal dan eksternalnya telah diketahui dengan pasti dan aman. Pada denaturasi, rubbing atau metil alkohol tidak boleh digunakan. Jika ekstrak dimaksudkan hanya untuk aplikasi eksternal, maka alkohol dapat digunakan, namun negara-negara yang berbeda menggunakan bahan kimia yang berbeda untuk membuat alkohol murni yang lezat untuk minum atau untuk konsumsi internal. Demikian pula, terdapat berbagai jenis alkohol terdenaturasi untuk tujuan yang agar bahan kimia yang digunakan untuk denaturasi itu kompatibel dengan penggunaan akhir yang direncanakan. Bahan kimia yang ditambahkan ke alkohol terdenaturasi dapat berinteraksi negatif dengan bahan lain sehingga mengurangi manfaatnya dan dapat menyebabkan iritasi, luka bakar atau bahkan keracunan. Terdapat kecelakaan fatal yang disebabkan oleh ekstrak propolis yang dibuat dengan menggunakan alkohol tidak sesuai. Untuk sejumlah besar tahapan persiapan yang ditujukan untuk penggunaan internal, gin, rum, cachasa, arak, dapat digunakan cairan distilasi lokal. Cairan ini biasanya mengandung kurang dari 70% alkohol, tetapi untuk keperluan rumah tangga, propolis dapat memberikan hasil yang dapat diterima. Namun, untuk produk komersial berkualitas tinggi, terutama untuk kosmetik atau obat-obatan, kualitas laboratorium tingkat tinggi atau minuman alkohol (etanol) harus digunakan. Etanol 70% telah memberikan hasil terbaik dalam beberapa penelitian yang menguji ekstrak propolis untuk mengetahui efek bakterisida dan fungisidanya. Alkohol dengan konsentrasi yang berbeda mengekstrak senyawa yang berbeda dan mempengaruhi kelarutan ekstrak kering. Dengan demikian, ekstrak dibuat dengan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi, sehingga ketika dikeringkan, secara dominan larut dalam pelarut organik dan minyak. Tetapi, ekstrak kering dari ekstraksi dengan konsentrasi etanol yang sangat rendah jauh lebih larut dalam air. Sosnowski (1984) dalam permohonan patennya menjelaskan bahwa filtrat ekstrak kering yang terbuat dari 10-25% alkohol merupakan ekstrak kering yang benar-benar larut dalam air. 5

Pada beberapa negar, hukum khusus berlaku untuk pembuatan produk yang mengandung alkohol.. Untuk produksi dan penggunaan di dalam rumah, sebagian besar negara tidak memerlukan izin khusus.

4. Metode 1: Ethanol Extracted Propolis (EEP) - metode paling sederhana untuk ekstraksi propolis Pertama harus diputuskan konsentrasi yang tepat dari ekstrak yang diinginkan. Konsentrasi awal propolis untuk diekstraksi tidak boleh melebihi 30%, karena ekstraksi akan menjadi kurang efisien atau kurang lengkap pada konsentrasi yang lebih tinggi. Kuantitas propolis yang benar ditimbang dan volume alkohol yang tepat diukur. Hal ini akan memudahkan dalam menimbang alkohol dalam jumlah yang benar karena alkohol jauh lebih ringan daripada air. Specific gravity etanol murni adalah 0,794 dibandingkan dengan 1,00 untuk air. Untuk penyederhanaan, seseorang dapat berasumsi bahwa satu liter alkohol 100% memmiliki berat 800 g, 11 dari alkohol 70% kira-kira 860 g, 11 dari alkohol 50% sekitar 900 g, dan sebagainya. Alkohol dan pelarut lainnya memiliki specific gravity yang berbeda dan ukuran kuantitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembobotan propolis dan pelarut merupakan metode yang disukai. Alkohol dan propolis dituangkan ke dalam kontainer, bagian atas disegel dan dikocok sebentar. Pengocokan diulang sebanyak satu atau dua kali sehari,selain itu menyimpannya di tempat gelap dan hangat selama setidaknya tiga hari. Untuk mencapai hasil terbaik, propolis harus diekstraksi untuk satu atau dua minggu. Perendaman selama lebih dari satu minggu, menurut beberapa penulis, dan selama dua minggu, tidak memberikan manfaat tambahan. Beberapa produsen merebus campuran alkohol dan propolis selama delapan jam untuk melarutkan semua resin. Jika propolis mengandung lilin, sebagian besar akan terlarutkan dengan pemanasan atau harus dihilangkan sebelum ekstraksi. Untuk produk berkualitas tinggi, pemanasan harus dihindari. Setelah satu atau dua minggu, cairan disaring menggunakan kain bersih dan sangat halus, filter kertas atau bola kapas. Kain dapat dilipat menjadi beberapa lapisan untuk meningkatkan efektivitas. Filtrasi kedua mungkin menguntungkan dan jika ekstrak dapat didinginkan sampai kurang dari 40C tetapi tidak beku, selama beberapa jam atau sehari sampai tahap filtrasi, hasil yang lebih baik dapat tercapai. 6

Filter juga harus didinginkan sebelum digunakan. Sisa-sisa penyaringan pertama dapat dicuci atau direndam dalam alkohol lagi. Filtrat harus berupa cairan bening, bebas dari partikel dan berwarna coklat gelap atau agak kemerahan. Propolis harus dijaga tetap bersih, disimpan di tempat gelap, serta botol kedap udara. Jika botol berwarna gelap tidak tersedia, botol-botol harus disimpan di tempat gelap dan dingin atau dibungkus dengan kertas, kain atau jerami, untuk menjaga produk dari cahaya.

Bahan untuk ekstrak 10% : Propolis Alcohol 1 part 9 parts or 100 g 900 g or 1 kg 9 kg

Bahan untuk ekstrak 5% : Propolis Alcohol 1 part 19 parts or 100 g 1900 g or 1 kg 19 kg

Dikarenakan

pelarut

relatif

mahal,

harus

ada

pertimbangan

untuk

mempersiapkan ekstrak pertama lebih terkonsentrasi ( 20.0%

< 20.0%

28

Iodine number Tabel 4. Standar mutu Sumber : RSFSR, 1977

> 35.0

Salah satu cara mudah untuk determinasi kualitas, terutama kualitas rendah seperti cacat adalah dengan homogenitas produk yang mengandung ekstrak propolis. Tanpa peralatan yang baik, emulsi yang baik dan stabil sulit untuk didapatkan. Pencampuran emulsi dengan tangan cenderung stabil hanya untuk jangka waktu yang singkat. Pemisahan setelah penyimpanan singkat tidak dapat diterima konsumen dan juga mempengaruhi kinerja produk. Jadi perlakuan khusus harus dilakukan untuk memastikan kompatibilitas metode ekstraksi dan bahan-bahan dari produk akhir. Pengemulsi yang cocok dan teknik pencampuran yang lebih baik, yaitu kecepatan yang lebih tinggi, waktu yang lebih lama, suhu hangat dan urutan pencampuran yang berbeda harus ditentukan dengan pengujian.

H. Produk Turunan Ointments Ointments, terdiri dari : 1. Simple Vaseline-based ointment Terbuat dari propolis yang terdiri dari ekstrak konsentrasi etanol 96% dari 10% propolis (method) kemudian mengurangi cairan sebanyak 30% dari konten beratnya. Ektrak tersebut dicampur dengan Vaselin dalm jumlah yang sedikit. Percampuran dilakukan sekali saja hingga semua menjadi homogen atau terelmulsi dengan baik lalu dapat ditambahkan vaselin dengan perlahan. Jiak tidak tercampur dengan baik maka ektrak propolis akan memisah dan meninggalkan sisa yang kotor pada krimnya. Gunakan emulsifier atau mikser elektrik untuk mempermudah

pencampuran. Ektrak propolis dapat memperbaiki 10% dari berat akhir ointment. 10% dari lanolin dapat juga dilelehkan dengan vaselin mengikuti prosedur yang sama.

29

2. Simple ointment based on vaseline or animal fat Krim ini dapat digunakan dalam aplikasi pemotongan. Vaselin dilelehkan hingga mencapai titik didih, dingin hingga 50-60oC, lalu ditambahkan propolis, dipanaskan pada suhu 70-80oC, diaduk selama 10 menit dan ditutup hingga 10 menit. Kemudian disaring menggunakan layer dari kaos yang tipis .

3. Simple oil-based ointment Lilin lebah dilelehkan pada air mandi, diaduk secara perlahan pada lanolin yang telah meleleh dan campurkan dengan baik. Ketika percampuran sudah dingin maka dapat dicampurkan dengan mentega. Pencampuran yang terbaik dari ekstrak propolis adalah dengan sejumlah kecil mentega dan penambahan campuran sekali pada suhu dingin sekitar 400C.

Oral and nasal spray D dan G. Barral (1992) merekomendasikan untuk mempersiapkan 2 hingga

10% solution dari propolispada glikol propilen. Untuk flavour, ekstrak dari herbal pada glikol atau etanol dapat difiltrasi. Dua ekstrak alkohol dicampur dengan menggunakan sejumlah kecil dari ekstrak tanaman, melalui rasa. Solution dari alkohol dapat terdilusi lebih jauh sebelum proses pembotolan dalam mesin spray yang berukuran kecil. Glikol lebih dipilih dari etanol pada resep ini karena evaporasinya lebih lambat setelah penerapan. Sebuah penyebab tentang penggunaan yang sangat berlebihan dari eksesiv glikol berdasarkan spray yang sebaiknya dimasukkan dalam label (lihat metode 3 untuk alasan).

Suntan lotion Memilih suntan lotion dan menambahkan ekstrak propolis-glikol untuk

memperbaiki 2-5% pada berat kering propolis.

Sirup atau madu propolis Untuk sirup diambil secara oral menggunakan propolis di dalam ekstrak etanol

dan mencampurnya dengan glukosa/fruktosa (contohnya madu atau sirup gula

30

invert). Sebuah pencampuran gula dapat bekerja lebih baik daripada sirup yang dibuat dari gula mandiri. Alkoholnya dapat bersifat preservatif. Mencampur ekstrak propolis dengan madu yang terdilusi dapat bekerja lebih baik, ketika komplemen mereka dapat memberikan fungsi satu sama lainnya. Untuk menemukan ekstrak soluble air dengan semua nilai yang akurat dari bahan bahn propolis akan menjadikan yang terbaik. Satu dari metode yang telah diungkapkan dapat digunakan (7-10). Ekstrak propolis juga dapat dicampur dengan madu yang tidak terdilusi. Untuk membuat pencampuran atau emulsifikasi menjadi lebih mudah, hanya dengan mengambil sedikit madu dan mengekstraknya. Pencampuran yang dilakukan sekali hingga homogen.

Tablet propolis Formula dasar ini dapat digunakan serbuk yang tidak terkorporasi, dimana gula

dapat diganti dengan itu, tetapi 10 hingga 20% kontennya dapat dilindungi. Sedikit tablet yang dibungkus dengan lem atau barrier yang sejenisnya, madu memiliki manfaat karena struktur higroskopiknya yang terbentuk secara alami. Untuk memlindungi dari infeksi dan inflamasi terhadap mulut dan tenggorokan, setelah ekstraksi pada gigi, satu pil dapat dengan mudah melarutkan ke dalam mulut sekitar 3 hingga 4 kali per harinya. Ukuran dari pil tidak begitu penting, sejak dosis yang tepat dari propolis itulah yang dibuthkan dan penting.

Shampoo propolis Sampo propolis dapat digunakan sebagai sampo anti ketombe. Ekstrak propolis

disiapkan dari alkohol yang terdilusi (lebih sedikit dari 25%) atau glikol, dapat dicampurkan dengan banyak sampo yang telah tersedia. Ketika dicampur dengan alkohol, bergantung pada gel agennya, beberapa sampo banyak kehilangan viskositasnya. Melarutkan sodium klorin pada 20 bagian air, menyaring larutan dan

menambahkan asam laktik. Fase minyak dicaelah itu, campur setelah memanaskan comperlan di dalam air bersuhu 40oC. Pertama, tambahkan Texapon dan kemudian minyak ke dalam comperlan. Campur secara perlahan untuk menghindari bentuk yang terlalu berbusa. Setelah itu, ekstrak propolis juga ditambahkan ke dalam dua 31

likuid yaitu yaitu fase minyak dan air yang dapat menjadi satu dan volum naik menjadi 100 bagian pada air. Hasilnya adalah sampo berwarna coklat dengan aroma yang menyenangkan dan dapat dimasukkan ke dalam botol gelap hingga 12 bulan.

Lotion anti ketombe 10% ekstrak propolis disiapkan mengikuti metode 1 dan cairan dikurangi untuk

menyediakan 50% ekstrak propolis dari berat keringnya. Campur ekstrak propolis dengan 37 bagian etanol dan laurylasulphate dengan 57 bagian air hujan yang telah direbus. Kemudin campur dua cairan secara bersamaan. Jika ekstrak propolis terdiri dari paling sedikit 50% berat keringnya, mendekati kalkulasinya dapat menghindari pengurangan cairan dan penambahan dari beberapa cairan, contohnya penambahan bagian dari 10% EEP dan hanya 32 bagian dari etanol. Selain itu, konsentrasi dari ekstrak propolis tidak penting selama terdiri dari paling sedikit 0,5% berat propolis. Konten alkohol losionnya sebaiknya sekitar 45% dari volumnya.

Pasta gigi Propolis dapat diekstrak dengan etanol atau alternative lain yaitu glikol. Borax

dapat digunakan sebagai emulsifier, tetapi membahayakan mengonsumsi borax dalam jumlah yang cukup besar dan inclusion pada produk boleh jadi dapat digunakan secara ilegal di USA dan negara lainnya. Sekali lagi komponen yang dapat dicampurkan adalah komponen yang sebaiknya dikemas sebaik mungkin. Cepuk pada sikat gigi lebih dipilih, tetapi jika konsumen dapat menerima alternativ pengemasan lain dapat menjadi botol yang memiliki tekanan yang lembut dengan semprotan yang dapat ditutup.

Anaesthetic propolis paste Aplikasi utama dari pasta adalah pada dokter gigi. Propolis mendukung untuk

memberikan pasta yang anastetik dan dampak yang bersifat regeneratif. Hal ini juga berkontribusi terhadap antimikrobial dan perlengkapan analgesik. Ekstrak propolis dapat dicampurkan dengan krim benzocaine yang telah siap dibuat berkisar 30%

32

hingga 50% dari cairan propolis-etanol. Pasta ini secara umum tidak terdiri dari air. Propolis dapat ditambahkan busa dengan persentasi yang tinggi dari ekstrak alkohol. Cairan propolis dapat disiapkan dari konsentrasi yang benar. Untuk tujuan ekstrak asli disiapkan 10 hingga 30% konsentrasi propolis yang dievaporasi hingga 50% konsentrasi dapat dicapai. Lelehan lilin lebahn dan mencampurnya dengan petroleum di dalam air, melanutkan dengan pengadukan selama pendinginan dan pencampuran secara lambat pada lanolin, ketika dicampurkan pada saat dingin 40oC, memulai dengan pengadukan secara cepat ketika mencampur di dalam ekstrak propolis, diikuti dengan penambahan inggridien lainnya.

Krim Ekstrak propolis dapat dicampurkan dengan krim. Moisturise, rejuvvenating

atau krim yang curative dapat dirubah dengan menambahkan 1 hingga 5 % (berat kering) ekstrak propolis, banyak persiapan komersial yang terdiri dari sedikit dari pada ini. Beberapa ektrak meminta emulsifier dan lainnya dicampur secara langsung tergantung juga dengan formulasi dasar dari krimnya. Antibakterial, antifungal, menstimulasi dari propolis dapat dengan mudah diterima oleh kulit wajah . Ekstrak krim pharametik dapat digunakan oleh manusia dan hewan.

Masker wajah 1.Masker wajah Mencampur gliserol dan ekstrak propolis . Mencampur dengan filler dan

petyume. Etrak tanaman lain yang menguntungkan pada alkohol juga dapat ditambahkan dalam jumlah yang sedikit. 2. Masker Wajah Untuk Kulit Berminyak Ektrak propolis disini dapat disiapkan dengan etanol yang telah terdilusi (sedikitnya 25%) atau glikol, sehingga lebih seperti cairan air, atau satu dari formulasi bubuk yang digunakan. Air mawar dapat disiapkan dengan beberapa tetes minyak ke dalam air atau menyiapkan infusi teh dingin dari beberapa daun bunga mawar ke air yang bersih.

33

Micro-encapsulation Beberapa pengarang mendeskripsikan enkapsulasi ekstrak alkohol sebagai

mekanisme untuk diperpanjang, pelepasan secara lambat.. Mikro-enkapsulasi propolis dapat juga digunakan pada makanan sebagai preservatif melindungi dari bakteri.

Pengujian kualitas aktivitas antioksidan Tes rumahan yang sederhana yang disarankan oleh Canadian bee newslater

(CHRA, 1988) :Untuk mengetahui apakah propolismu masih aktiv , letakkan setengh sendok teh dari propolis ke dalam secangkir susu segar yang kecil dan biarkan susu berada di dalam ruangan dengan suhu ruang selama empat hari. Jika susu masih segar setelah empat hari berarti propolismu masih bagus.

34

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Propolis adalah campuran sejumlah lilin lebah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari tanaman, terutama dari bunga dan kuncup daun. Dikarenakan sulit untuk mengamati lebah pada saat mencari makan, maka sumber-sumber resin umumnya tidak diketahui secara tepat. Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lebah membawa resin pelindung bunga dan tunas daun dengan menggunakan rahang mereka dan membawanya ke sarang dalam bentuk seperti pelet serbuk sari pada kaki belakang lebah. Penggunaan propolis dapat mengurangi kemungkinan infeksi pada anak-anak dan pertumbuhan bakteri dalam jaringan hewan mati. Komposisi propolis tergantung pada jenis tanaman yang dapat diakses oleh lebah. Propolis mengubah warna, bau dan karakteristik obat, menurut sumber dan musim dalam setahun. Metode yang digunakan dalam pembuatan propolis yaitu cairan ekstrak, metode ekstraksi, Oil extracted propolis (OEP), Pasta Propolis , Ekstrak Propolis Kering Air-larut, ekstrak etanol bubuk kering Free-flowing, bubuk propolis nonhigroskopis Water soluble derivatives (WSD) , penetration untuk ekstraksi, dan ekstraksi cepat. Produk turunan yang dihasilkan dari propolis adalah masker wajah, krim, sampo anti ketombe, mikro-enkapsul, lotion ketombe, pasta gigi, anastheutic propolis pasta, tablet propolis, serta sirup propolis. Selama 20 tahun belakangan ini produksi propolis menurun dan berdasarkan pengalaman pasar, persaingan dalam penjualan propolis relatif menurun.

B. Saran Diperlukan penetapan standar mutu bagi setiap negara sehingga ekspor propolis dapat dilaksanakan, dan dikembangkan terus teknologi produksi propolis karena propolis dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain itu perlu juga diciptakan pasar yang kompetitif dan bervariasi dalam pemasaran propolis ini.

35

DAFTAR PUSTAKA

Apimondia 1975a. A valuable product of beekeeping: propolis. Researches and views on its composition, properties and therapeutic value. Apimondia Publishing House, Bucharest, Rumania, 167 pp. Apimondia 1978 A remarkable hive product: propolis. Apimondia Publishing House, Bucharest, 250 pp. Asis, M. 1989. [Propolis: the purple gold of honeybees.] Centro de Informaci6n y Documentaci6n Agropecuano, Havana, Cuba, 255 pp. Bankova, V. and 7 others. 1988. [On the chemical composition of some propolis fractions with antiviral action.] Acta Microbiologica Bulgarica, 23: 52-57 Bankova, V. and 4 others. 1991. A study on the origin of Bulgarian propolis. Apiacta, 26(1): 13-17 Bankova, V., Dyulgerov, A., Popov, S., Evstatieva, L. Kuleva L., Purb 0. and Zamjansan, Z. 1992. Propolis produced in Bulgaria and Mongolia: Phenolic compounds and plant origin. Apidologie, 23 :79-85 Bankova, V. Dyalgerov, A., Popov, S. and Marekov, N.L. 1987. [A GC/MS study of the propolis phenolic constituents.] Z. f. Naturforschung, 42:147-151 Barral, G. and D. 1992. Propolis ointment with Vaseline. Pers. communication. Benkova, M., Boroskova', Z., Dubaj, J. and Sze'chenyi, S. 1989. The immunomodulative effect of propolis preparations on guinea pigs with experimental ascaridosis. Helminthologia 26(2): 163-172 Bonomi, A., Marletto F. and Bianchi, M. 1976. [Use of propolis in the food of laying hens.] Revista di Avicultura, 45 (4): 43-55 Canadian Honeybee Research Association (CHRA), 1988. The propolis trap. CHRA, B.C. Newsletter, June, 2-3 Chernyak, N.F. 1973. On synergistic effect of propolis and some anti-bacterial drugs. Antibiotiki, 18 : 259-261 Contari, G. 1987. [Process for the propolis extract preparation]. Apicolt. Mod., 78 :147-150 Cuellar Cuellar, A. and Rojas Hernandez, N.M. 1987. [Chemical components of Cuban propolis, 1.] Revista Cubana de Farmacologia, 21(3): 365-372 Cue llar Cue llar, A., Rojas Hernandez, N.M. and Martinez Perez, J. 1990. p[New antimicrobial structure from propolis collected in Cuba.] Revista Cubana de Farmacia, 24 (1): 51-58

36

Debuyser, E. 1984. La propolis. These pour dipl6me de docteur en Pharmacie. Fac. Pharmacie, Univ. Nantes, France, 34 pp. Dimov, V., Ivanovska, N., Bankova, V. and Popov, 5. 1992. Immunomodulatory action of propolis: IV. Prophylactic activity against Gram-negative infections and adjuvant effect of the water-soluble derivative. Vaccine, 12 (V): 1-7 Dimov, V., Ivanovska, N., Manolova, N., Bankova, V., Nikolov N. and Popov, 5. 1991. Immunomodulatory action of propolis: Influence on anti-infectious protection and macrophage function. Apidologie, 22:155-162 Donadieu, Y. 1979. La propolis. Editions Maloine, Paris. Dubaj, J. and 7 others. 1988. [Agent for the regeneration of damaged tissue containing pantothenic acid, zinc, and extract of propolis.] Czech Patent No. CS 253 424, 13 pp. Dubovsky, I. and 6 others. 1988. [Propolis-stabilized vitamin C.] Hungarian Patent No. HU 46 849, 8 pp. Filho, O.M. and Carvalho, A.C.P. de. 1990. Application of propolis to dental sockets and skin wounds. Journal of Nihon University School of Dentistry, 32(1): 4-13 Franco, T.T. and Kurebayashi, A.K. 1986. [Isolation of the main active constituents of propolis by two-dimensional paper chromatography and spectrophotometry]. Revista do Inst. Adolfo Lutz, 46 (1/2): 81-86 Gabrys, J. and 4 others 1986. Free amino acids in bee hive products (propolis) as identified and quantified by gas-liquid chromatography. Pharmac. Research Communications 18 (6): 513-518 Gafar, J., Sacalus, A., David, E. and David, N. 1986. [Treatment of simple pulp gangrene with the apitherapy product "Propolis'.] Stomatologie, 33(2): 115-117 Gasparri, F. 1983. [Beekeeping and cosmetics. Elements for an evaluation of the use of honey and propolis in cosmetics, criteria for the choice of their application and qualitative analysis methods for the original material and the final product.] Italy, Proc. Conf. Erboristeria e Cosmetico, Bologna. Erboristeria Domani - Quaderni, 3035 Ghisalberti, E.L. 1979. Propolis: a review. Bee World, 60 (2): 59-84 Giurgea, R. and 4 others. 1987. Biochemical effects of standardized propolis extract (SPE) and of silymarin on the liver of ethyl alcohol intoxicated rats. Agressologie, 28(8): 831-832. Gorbatenko, A.G. 1971. [Treatment of ulcer patients with a 30% alcohol solution of propolis.] Vrach. Delo, 3: 22-24 Grange, J.M. and Davey, R.W. 1990. Antibacterial lproperties of propolis (bee glue). J. Roy. Soc. Medicine, London, U.K. 83(3): 159-160

37

Grange, J.M. 1990. Honey and propolis as possible promotors of the healing of ulcers in leprosy (reply letter, comment). Lepr. Rev. 61(2): 195. Greenaway, W., Scaysbrook, T. and Whatley, F.R. 1988. ~omposition of propolis of Oxfordshire, lU.K. and its relation to poplar bud exudate. Zeitschrift fur Naturforschung, C 43: 301-304 Greenaway, W., May, J., Scaysbrook, T. and Whatley, F.R. 1990a. Identification by gas chromatography - mass spectrometry of 150 compounds in propolis. Zeitschrift fu~r Naturforschung, C, 46:111-121 Greenaway, W., Scaysbrook, T. and Whatley, F.R. 1990b. The composition and plant origins of propolis: a report of work at Oxford. Bee World, 71:107-118 Grohmann, F. and Spitznagel, H.U. 1988. Processing your propolis the right way. Canadian Honeybee Research Association of British Columbia Newsletter, August : 5-6 Gubicza, A. and Molnar, P. 1987. [Propolis in the rearing of calves.] Magyar Mezo~gazdasa'g, 42(17): 14 Gueorguieva, E. and Vassilev, V. 1990. Traitement de l'ulce're par la propolis. Revue fran~aise d'apiculture, 499: 394-397 Hausen, B.M., Wollenweber, E., Senff, H. and Post, B. 1987. Propolis allergy. (I). Origin, properties, usage and literature review. Contact Dermatitis, 17:163-170 Hausen, B.M. and Wollenweber, E. 1988. Propolis allergy: (III) Sensitization studies with minor constituents. Contact Dermatitis, 19: 296-303 Hill, R. 1977. Propolis, the natural antibiotic. Thorsons, Wellingborough, U.K. Holderna, E. and Kedzia, F. 1987. Investigations upon the combined action of propolis and antimycotic drugs on Candida albicans. Herba Polonica, 33(2): 145-151 Hollands, I., Miyares, C., Sigarroa, A. and Perez, A. 1984. [Efficacy of propolis against infection by intestinal Eimeria in rabbits.] Revista Cubana de Ciencias Veterinarias, 15(2): 157-163 Hollands, I., Miyares, C. and Sigarroa, A. 1988. [Comparative analysis of the action of propolis, sulphaquinoxaline and sulphamethazine in rabbits with coccidiosis.] Rivista Cubana de Ciencias Veterinarias, 19(2): 99-104 Hollands, I., Miyares, C. and Pimienta, R. 1988. [Quality ;control of Propolisina (alcoholic extract of propolis) used as a coccidiostat, by means of a biological method.] Revista Cubana de Ciencias Veterinarias, 19(4): 319-326 Inoue, H. 1988. [Propolis, its chemical constituents and biological activity.] Honeybee Science, 9(3): 115-126 Jolly, V.G. 1977. Propolis violin varnish. Strad, 88: 713-719

38

Jolly, V.G. 1978. Propolis varnish for violins. Bee World, 59 (4): 158-161 Kedzia, A. 1986. [Effect of ethanol extract of propolis (EEP) on anaerobic bacteria.] Herba Polonica, 32(1): 53-58 Kedzia, B, and Holderna, E. 1986. [Investigations on the combined action of antibiotics and propolis on Staphylococcus aureus.] Herba Polonica, 32(3/4): 187-195 Kedzia, B., Iwaszkiewicz, J. and Geppert, B. 1988. [Pharmacological investigations on ethanolic extract of propolis.] Herba Polonica, 34(4): 243-253 Knig, B. and Dustmann, J.H. 1985. Fortschritte der Celler Untersuchungen zur antivirotischen Aktivita~t von Propolis. Apidologie, 16 (3): 228-230 Km.g, B. 1988. (News about propolis: Anti-tumor effect and allergies from caffeic acid derivates). Heilkunst, 101(10): 453-456 La Torre, A., Guccione, M. and Imbroglini G. 1990. (Preliminary observations on the action of propolis based preparations against Botrvtis cinerea Pers. on Strawberries. Apicoltura, 6:169-177 Lejeune, B. and 5 others 1984. [Propolis: extracts and uses in shampoos and lotions.] Parfums, Cosmetiques, Aromes, (56): 65-68 Lejeune, B., Pourrat, A. and Dehmouche, H. 1988. Propolis utilisation en

dermocosmetologie. Parfums, Cosmetiques, Aromes, 8~2: 73-77 Makarov, F.D. 1972. (Propolis treatment of ulcer disease and pyloroduodenitis). Vrach. Delo, 4: 93-96 Maksimova-Todorova, V. and 7 others. 1985. [Antiviral effects of some fractions isolated from propolis.] Acta Microbiologica Bulgarica 17: 79-85 Meresta, L. and Meresta, T. 1985/1986. Antibacterial activity of flavonoid compounds of propolis, occurring in flora in Poland. Bulletin of the Veterinary Institute in Pulawy, 28-29(1-4): 61-63 Meresta, T. and Meresta, L. 1988. [Sensitivity of Bacillas larvae to an extract of propolis in vitro.] Medycyna Weterynayjna, 44(3): 169-170 Meresta, L., Meresta, T., Burdzinski, J. and Chmurzunski, P.1989. [Treatment of mastitis in cows using an extract of propolis.] Medycyna Weterynaryjna, 45(7): 392-3905 Milena, L., Leifertova, I. and Baloun, I. 1989. [Fungistatic effect of propolis.] Folia Pharm. Univ. Carol, 13: 29-44 Millet-Clerc, J., Simeray, J., Michel, D. and Chaumont, J.P. 1986. (Antifungal properties of propolis against fungi causing mycoses). Bulletin de Ia Socie'te' Fran~aise de Mycologie Me'dicale, 15(2): 517-521.

39

Millet-Clerc, J., Michel, D., Simeray, J. and Chaumont, J.P. 1987. [Preliminary study of the antifungal properties of propolis compared with some commercial products.] Plantes Me'dicinales et Phytothe'rapie, 21(1): 3-7 Mizuno, M., linuma, M. and Kato, H. 1987. [Useful ingredients and biological activity of propolis.] Fragrance Journal, 15(2): 20-28 Mizuno, M. 1989a. [Propolis- or its extract-containing resin compositions.] Japanese Patent No. JP Ol 245 058 [89 245 058], 5 pp. Mizuno, M. 1989b. [Food packaging materials containing propolis[as a preservative].] Japanese Patent No. JP Ol 243 974 [89 243 974], 5 pp. Mlagan, V. and Sulimanovic, D. 1982. Action of propolis solutions on Bacillus larvae. Apiacta, 17:16-20 Mucsi, I. and 4 others. 1989. [Drug for treating muscle hypoplasia in piglets, based on propolis extract and vitamins.] Hungarian Patent No. HU 49 809, 13 pp. Munoz, L.G. 1989. Prevention of legs' affections in ovines using propolis. Apiacta 24(3: 8081 Nagy, M. and S others 1989. Constituents of propolis of Czechoslovak origin. V. Chemical Papers, 42 (5): 691-696 Neumann, D., Go~tze, G. and Binus, W. 1986. [Clinical study of the testing of the inhibition of plaque and gingivitis by propolis.] Stomatologie der DDR, 3612): 677-681 Nikolov, N., Marekov, N., Bankova, V., Popov, S., Ignatova, R. and Vladimirova, I. 1987. Method for the preparation of a water-soluble derivative of propolis. BuIg. Patent AppI. 79903/28,05 Obreg6n Fuentes, A.M. and Rojas Herna'ndez, N. 1990. [Antimicrobial action of alcoholic extracts of propolis.] Revists Cubana de Farmacia, 24(1): 34-44 (Es) Ochi, T. 1981. A new method to collect propolis. Honeybee Science, 2 (1): 16 Okonenko, L.B. 1988, [Salmonella infections and propolis.] Zdravookhr. kaz. 1: 55-57 Okonenko, L.B. 1986. [Propolis as an inhibitor of lipid free-radical oxidation in salmonellosis.], Voprosy Meditsinskoi Khimii, 32(3): 45-48 Olarin, T., Palos, E. and Olarin, A.I. 1989. Treatment of giardiosis [Giardia infection] with propolis tincture. Proc. 31st Intern. Congr. Apic. Warsaw, Poland, August 1987: 470473 Omar, M.O.M. 1989. Some characteristics of propolis from Upper Egypt. Proceedings of the Fourth International Conference on Apiculture in Tropical Climates, Cairo, Egypt, 610 November 1988, 88-92 Papay, V. and 3 others 1987. Chemical and pharmacological study of propolis from various locations. Acta Pharmac. Hung., 57:143-151

40

Pectihacker, H. and Huettinger, E. 1986. [Harvesting propolis with high pressure air.] Bienenvater, 107 (5): 160-161 Petri, G., Lemberkovics, E. and Foldvari, M. 1988. Examination of differences between propolis (bee glue) produced from different floral environments. In Flavours and Fragrances: a world perspective (eds. Lawrence, B.M., Mookherjee, B.D., Willis, B.J.). Elsevier Sci. PubI., Amsterdam, 439-446 Popravko, S.A. 1977. [Chemical composition of propolis and its standardization.] Pchelovodstvo, 97 (8): 21-23 Proserpio, G. and Martelli, A. 1982a. Propolis: Its use in cosmetics. Part I. Il Prodotto Chimico, 9:15-21 Proserpio, G. and Martelli, A. 1982b. Propolis: Its use in cosmetics. Part II. II Prodotto Chimico, 10: 25-30 Przybylaski, J. and Scheller, 5. 1985. [Early results in treatment of Legg-Calve-Perthes illness with intra-articular injections of aqueous solutions of propolis.] Zeitschrift fur Orethopa~due, 123(2): 163-167 Rojas Herna'ndez, N.M. and Cue'tara Bernal, K. de la. 1990. [Antibiotic effect of propolis against strains of Staphylococcus aureus of human clinical origin.] Revista Cubana de Farmacia, 24(1): 45-50 Ross, P.B. 1990. The effects of propolis fractions on cells in tissue culture. M.Phil. Thesis, University of Wales College of Cardiff, U.K. xii + 193 pp. RSFSR 1977. (Standard for propolis). RST RSFSR :317-77 Sangalli, A. 1990. La propoli. L'Ape Nostra Amica, 12 (4): 16-25 Savina, K.A. and Romanov, F.T. 1956. Propolis as a medicinal remedy. Pchelovodstvo 33(8): 59-60 Scheller, S. and 6 others. 1989a. The ability of ethanolic extract of propolis EEP to protect mice against gamma irradiation. Zeitschrift fur Naturforschung, C, 44:1049-1052 Scheller, S. and 5 others. 1989c. [Immunization trials in two cases of alveolitis fibroticans with decreasing conductivity of the immune system: effect of ethanol extract of propolis (EEP), Esberitox N. and a calcium-magnesium preparation.] Heilkunst, 102(6): 249-255 Scheller, S. and 7 others 1989d. Trace elements in propolis and in its ethanolic extract (EEP) as determined by neutron activation analysis. Z. f. Naturf., 44:170-172

Scheller, S. and 4 others. 1990. Free radical scavenging by ethanol extract of propolis. Int. J. Radiation Biol. 57(3): 461-465

41

Sosnowski, Z.M. 1984. Method for extracting propolis and water soluble dry propolis powder obtained thereby and cosmetic and pharmaceutical preparations containing same. European Patent Application, No.0 109 993, 25 pp. Spitznagel, H.U. 1988. Processing your propolis the right way. Newsl. Can. Hon. Bee Res. Assoc., (Aug.): 5-6 Tikhonov, A.I., Mamontova, IN.S. 1987 [Production and study of a lyophilized phenolic polysaccharide preparation from propolis.] Farmatsevtichnii Zhurnal 3: 67-68 Tikhonov, A.I., Salo, D.P., Pryakhin, O.R. and Gritsenko, V.1. 1978. Standardization of propolis. Pharmaceutical Chem. J., 11(12): 1694-1699 Vakikonina, T.V., Duslikova, E.S. and Bodrova, R.N. 1975. Detection of the adulteration of propolis. USSR patent No.474 325 Valdes, G., Rojas, N.M. and Morales, C. 1987. [Preliminary test of the action of propolis extract on Candida albicans.] Ciencia y te'cnica en la Agricultura, Apicultura, 3: 4149 Walker, P. and Crane, E. 1987. Constituents of propolis. Apidologie, 18(4): 327-334 Wollenweber, E. and 4 others 1987. A novel caffeic acid derivative and other constituents of Populus bud excretion and propolis (bee-glue). Z. f. Naturf., 42:1030-1034 Yanishlieva, N. and Marinova, E. 1986. [Application of a new method registering propolis components with anti-oxidative effects.] Khranitelnopromishlena Nauka, 2 (3): 45-50 Zommer-Urbanska, S., Gniazdowski, R. and Bojarowicz, H. 1989. Working out the technology of propolis unguentum and its application in vas-motor catarrh treatment. Proc. 31st Intern. Congr. Apic., Warsaw, Poland, August 1987: 488-492

Zwaenepoel, C. 1984. Honey: facts and folklore. Alberta Beekeepers' Association, Edmonton, Canada, 24 pp.

42