makalah ibuprofen

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibuprofen, turunan asam propionat fenil, berfungsi sebagai anti-inflamasi non-steroid, analgesik, dan antipiretik. Dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Kelarutan sangat buruk dalam air dan penyerapan dalam oral terbatas, yang mengarah ke masalah bioekuivalen. Dengan demikian, pelepasan yang diinginkan adalah penyerapan ibuprofen yang cepat, yaitu prasyarat untuk onset of action cepat. Bioavailabilitas obat tergantung pada kelarutan dan atau laju disolusi, dan tingkatan pelepasan untuk menentukan awal aktivitas terapeutik. Oleh karena itu, obat yang sulit larut dalam air seperti ibuprofen memiliki karakteristik biovaibilitas yang rendah karen penyerapan yang kurang, yang menjadi perhatian dalam dunia industri farmasi. Beberapa cara dapat meningkatkan kelarutan obat yang sulit larut dalam air, salah satunya adalah metode freeze-drying dan mikroemulsi. Freeze-drying, biasa dikenal juga dengan lyophilization adalah proses dehidrasi yang membuat material/zat aktif mudah dalam transportasi dan penyimpanan. Freeze-drying bekerja dengan membekukan material dan mengurangi tekanan sekitar untuk membebaskan air es yang ada dalam material untuk langsung mensublimasi dari fase padat ke fase gas, memberikan obat cepat larut bila kontak dengan air. Beberapa cara untuk meningkatkan kelarutan dan bioavaibilitas obat adalah dengan 1

Upload: adithya-putra-hanum

Post on 01-Jan-2016

1.090 views

Category:

Documents


59 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ibuprofen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibuprofen, turunan asam propionat fenil, berfungsi sebagai anti-inflamasi non-steroid,

analgesik, dan antipiretik. Dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Kelarutan sangat buruk dalam air

dan penyerapan dalam oral terbatas, yang mengarah ke masalah bioekuivalen. Dengan

demikian, pelepasan yang diinginkan adalah penyerapan ibuprofen yang cepat, yaitu

prasyarat untuk onset of action cepat.

Bioavailabilitas obat tergantung pada kelarutan dan atau laju disolusi, dan tingkatan

pelepasan untuk menentukan awal aktivitas terapeutik. Oleh karena itu, obat yang sulit larut

dalam air seperti ibuprofen memiliki karakteristik biovaibilitas yang rendah karen penyerapan

yang kurang, yang menjadi perhatian dalam dunia industri farmasi. Beberapa cara dapat

meningkatkan kelarutan obat yang sulit larut dalam air, salah satunya adalah metode freeze-

drying dan mikroemulsi.

Freeze-drying, biasa dikenal juga dengan lyophilization adalah proses dehidrasi yang

membuat material/zat aktif mudah dalam transportasi dan penyimpanan. Freeze-drying

bekerja dengan membekukan material dan mengurangi tekanan sekitar untuk membebaskan

air es yang ada dalam material untuk langsung mensublimasi dari fase padat ke fase gas,

memberikan obat cepat larut bila kontak dengan air. Beberapa cara untuk meningkatkan

kelarutan dan bioavaibilitas obat adalah dengan metode freeze-drying dan mikroemulsi.

Mikroemulsi mampu melindungi obat terhadap oksidasi, hidrolisis enzimatik dan

meningkatkan kelarutan obat yang tentunya akan meningkatkan bioavaibilita. Formulasi

mikroemulsi membuat bioavaibilitas dan konsentrasi plasma obat lebih di reproduksi yang

tentunya sangat penting dalam mengatasi efek samping yang cukup serius. Freeze-drying

mempercepat ibuprofen untuk larut dalam air dengan menggunakan beberapa bahan

tambahan.

1.2 Tujuan

Dapat memahami pembuatan mikrokapsul dengan menggunakan metode freeze-

drying

1

Page 2: Makalah Ibuprofen

Mengetahui sifat bahan aktif dan bahan tambahan yang akan digunakan

Membuat formulasi yang sesuai dengan metode freeze-drying

Mengetahui cara memperbaiki waktu paruh dan kelarutan yang sesuai

1.3 Rumusan Masalah

Mikrokapsul metode freeze-drying

Sifat fisika-kimia bahan aktif

Kelarutan bahan aktif

Pengertian bahan aktif dan bahan tambahan

2

Page 3: Makalah Ibuprofen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Mikroenkapsulasi

Mikroenkapsulasi adalah proses fisik dimana bahan aktif (bahan inti), seperti partikel

padatan, tetesan air ataupun gas, dikemas dalam bahan sekunder (dinding), berupa lapisan

film tipis. Proses ini digunakan untuk melindungi suatu zat agar tetap tersimpan dalam

keadaan baik dan untuk melepaskan zat tersebut pada kondisi tertentu saat digunakan. Ide

dasar mikroenkapsulasi berasal dari sel, yaitu permeabilitas selektif membran sel

memberikan perlindungan terhadap inti sel dari kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan

berperan dalam pengaturan metabolisme sel. Mikroenkapsulasi yang berkembang saat ini

menggunakan prinsip yang sama untuk melindungi bahan aktif dari kondisi lingkungan yang

tidak mendukung.

Proses mikroenkapsulasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu metode kimia,

metode fisikokimia dan mekanik. Metode kimia meliputi polimerisasi antar permukaan,

polimerisasi in situ, dan insolubilisasi. Metode fisikokimia meliputi pemisahan fase dari

larutan air, pemisahan fase dari pelarut organik, kompleks emulsi dan powder bed.

Sedangkan yang termasuk dalam metode mekanik adalah penyalutan suspensi udara atau

metode wurster, penyemprot kering, penyalutan hampa udara dan aerosol elektrostatik.

(Bartkowiak, 2001)

Gambar. Wujud mikrokapsul dalam mikrosop elektron.

3

Page 4: Makalah Ibuprofen

Pada umumnya mikroenkapsulasi dengan metode pemisahan fase terjadi melalui tiga

tahap dalam suatu pengadukan yang sinambung (Bakan, 1986), yaitu:

a. Tahap pembentukan fase kimia yang tidak saling bercampur yaitu fase

cairan pembawa, fase bahan inti dan fase bahan penyalut.

b. Penempelan penyalut pada permukaan inti yang terjadi jika polimer diadsorbsikan

pada antar permukaan yang terbentuk antara materi inti dan pembawa/air.

c. Tahap pengerasan dinding mikrokapsul.

2.2 Metode Freeze-drying

Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metoda pengeringan yang

mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk

produk-produk yang sensitif terhadap panas. Pengeringan beku merupakan proses

pengeluaran air dalam keadaan beku dari suatu produk melalui cara sublimasi, yang

dilakukan pada suhu dan tekanan rendah (Fajri 2002).

Proses pembekuan pada pengeringan beku akan menentukan hasil akhir produk yang

dikeringkan. Pembekuan lambat akan menyebabkan terbentuknya kristal es yang besar yang

tersususn pada ruang antar sel dengan ukuran pori-pori yang besar dan ukuran pori yang

dihasilkan akan berbanding lurus dengan suhu yang digunakan pada proses pembekuan

(Heldman dan Singh, 1981).

Fennema (1964) menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi laju pembekuan

bahan pangan, yaitu; (1) beda suhu antara produk dengan medium pendingin, (2) cara pindah

panas ke dalam produk dan di dalam produk, (3) ukuran, bentuk dan tipe kemasan, (4) ukuran

, bentuk dan sifat termofisik bahan yang dibekukan.

Liapis dan Bruttini (1995) mengatakan bahwa proses pengeringan beku

melibatkan tiga tahap berikut :

a. Tahap pembekuan; pada tahap ini bahan pangan atau larutan didinginkan

hingga suhu di mana seluruh bahan menjadi beku.

b. Tahap pengeringan utama; di sini air dan pelarut dalam keadaan beku dikeluarkan

secara sublimasi. Dalam hal ini tekanan ruang harus kurang atau mendekati

tekanan uap kesetimbangan air di bahan baku. Karena bahan pangan atau larutan

4

Page 5: Makalah Ibuprofen

bukan air murni tapi merupakan campuran 18 bersama komponen-komponen

lain, maka pembekuan harus dibawah 0°C dan biasanya di bawah -10°C atau

lebih rendah, untuk tekanan kira-kira 2 mmHg atau lebih kecil. Tahap utama ini

berakhir bila semua air beku telah tersublim.

c. Tahap pengeringan sekunder; tahap ini mencakup pengeluaran uap air hasil

sublimasi atau air terikat yang ada di lapisan kering. Tahap pengeringan sekunder

dimulai segera setelah tahap pengeringan utama berakhir.

2.3 Bahan Aktif

Ibuprofen

Sebuah hablur putih atau hampir putih, kristal bubuk atau kristal berwarna. M.p. 75 °

sampai 78 °. praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam aseton, dalam

diklorometana, dan dalam metil alkohol, larut dalam larutan encer hidroksida alkali dan

karbonat (Ph. Eur. 6.2).

Sebuah hablur putih atau hampir menyerupai putih bubuk kristal memiliki bau yang

sedikit khas. Praktis tidak larut dalam air; sangat larut dalam alkohol, dalam aseton, dalam

kloroform, dan dalam metil alkohol, sedikit larut dalam etil asetat. Simpan dalam kedap udara

(USP 31).

Ibuprofen diserap dari saluran penceraan dan konsentrasi plasma obat puncaknya

adalah 1-2 jam setelah dikonsumsi. Ibuprofen juga bisa diserap pada penggunaan rektal. Juga

ada pada penggunaan topikal, penyerapan pada kulit dari gel sekitar 5% dari dosis oral.

Terikat pada protein plasma dan memiliki waktu paruh sekitar 2 jam. Hal ini cepat

diekskresikan dalam urin sebagai hasil metabolit dan konjugasi. Sekitar 1% diekskresikan

dalam urin sebagai ibuprofen yang tidak berubah dan sekitar 14% sebagai ibuprofen yang

terkonjugasi.

Memiliki efek yang sedikit dalam saluran pencernaan dari pada obat antinflamasi

non-steroid lainnya, walaupun begitu dapat menyebabkan dispepsia, mual dan muntah,

pendarahan saluran cerna serta tukak lambung.

5

Page 6: Makalah Ibuprofen

2.4 Bahan Tambahan

Gelatin

Sebuah protein murni diperoleh baik secara parsial hidrolisis asam (tipe A), dengan

hidrolisis basa parsial (tipe B), atau dengan hidrolisis enzimatik kolagen dari hewan

(termasuk ikan dan unggas), tetapi juga dapat menjadi campuran dari berbagai jenis.

Hidrolisis menyebabkan pembentuk gel dan non-gel nilai produk. Nilai pembentuk gel

dicirikan oleh kekuatan gel (nilai Bloom). Hal ini tidak cocok untuk digunakan parenteral

atau untuk keperluan khusus lainnya. Sebuah padat coklat kekuningan agak kuning atau

cahaya, biasanya terjadi sebagai lembar tembus, cabik, bubuk, atau butiran. Nilai gel gelatin

membengkak dalam air dingin dan pemanasan memberikan solusi koloid yang pada

pendinginan selanjutnya membentuk lebih atau perusahaan kurang gel. Gelatin praktis tidak

larut dalam organik umum pelarut. Gelatin yang berbeda membentuk larutan air yang

bervariasi dalam kejelasan dan warna. Sebuah solusi 1% dalam air pada sekitar 55 ° memiliki

pH 3,8-7,6. Melindungi dari panas dan kelembaban. (Ph Eur. 6.2).

Gelatin digunakan dalam penyusunan pasta, pastiles, supositoria, tablet, dan keras dan

lunak kerang kapsul. Hal ini juga digunakan untuk mikroenkapsulasi obat-obatan dan bahan

industri lainnya. Telah digunakan sebagai kendaraan untuk suntikan: pencair Pitkin, yang

terdiri dari gelatin, glukosa, dan asam asetat, telah digunakan dalam bentuk modifikasi untuk

heparin sementara dihidrolisis gelatintelah digunakan untuk corticotropin.

Sorbitol

RM : C66H14O6

B BM : 182,17

Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih rasa manis.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol,

metanol dan asam asetat.

K Konsentrasi : 20 – 35%

Khasihat : Pemanis.

Stabilitas : Dapat bercampur dengan kebanyakan bahan tambahan, stabil di

udara, keadaan dingin dan asam basa encer.

6

Page 7: Makalah Ibuprofen

O OTT : Ion logam divalent dan trivalent dalam asam kuat dan suasana basa.

P Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.

Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol, adalah suatu gula alkohol yang

dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol diperoleh dari reduksi glukosa, mengubah

gugus aldehid menjadi gugus hidroksil, sehingga dinamakan gula alkohol.

Sorbitol digunakan sebagai pemanis buatan pada produk permen bebas gula dan sirup

obat batuk. Zat ini juga dikenal sebagai pemanis yang memiliki nilai gizi karena mengandung

energi sebanyak 2,6 kkal per gram. Selain digunakan sebagai pemanis pengganti gula,

sorbitol juga digunakan sebagai obat pencahar non stimulan. Sorbitol bekerja dengan cara

menarik air menuju usus besar, sehingga merangsang pergerakan usus.  

(FI IV hal. 756, Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 hal. 679)

R

Formaldehid

(Dirjen POM.1979)

Nama Resmi : FORMALDEHID

Nama Lain : Formalin

RM / BM : C2H4O / 30,03

Pemerian : Cairan tidak berwarna, uap dapat  mengeluarkan air

mata, baunya sangat merangsang selaput lendir hidung

dan tenggorokan.

Kelarutan : dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95 %).

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

sebaiknya pada suhu diatas 20oC.

Formaldehid adalah suatu zat kimia yang mengandung unsur-unsur (elemen) karbon,

hidrogen dan oksigen. Mempunyai formula kimia HCHO, sedangkan berat molekulnya (berat

massanya) 30,03 g/mol. Dalam keadaan normal berbentuk gas (titik didihnya -19,3oC).

Formaldehid berbau sangat keras dan irritan. Biasanya dijual dalam bentuk cairan yang terdiri

dari formaldehid 37% -73% dalam air,  dan metanol 0,5% – 15% untuk mencegah

pembentukan polimer. Bisa juga dijual dalam bentuk puyer atau tablet yaitu dalam bentuk

paraformaldehid, yang mengandung 91% atau lebih formaldehid. Beratnya dalam bentuk gas

hampir sama dengan udara yaitu 1,03 kali berat udara.

7

Page 8: Makalah Ibuprofen

Paraffin Liquid

(Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6 hlm. 445, FI IV hlm. 652)

Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak

berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingin

dan berbau ketika dipanaskan.

Kelarutan : Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air.

Larut dalam jenis minyak lemak hangat.

Stabilitas : Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.

Khasiat : Laksativ (pencahar)

Dosis : Emulsi oral : 15 – 45 ml sehari (DI 88 hlm. 1630)

HLB Butuh : 10 – 12 (M/A). 5 – 6 (A/M)

OTT : Dengan oksidator kuat.

Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk.

Paraffin liquid adalah minyak putih yang banyak digunakan untuk pembuatan kosmetik dan/

atau untuk tujuan medis. Namun para ahli tidak mengajurkan menggunakan untuk jangka

waktu yang lama.

Glycine

Hal ini diperoleh dengan penyulingan, pemutihan, hidrogenasi, dan deodorisasi

minyak kedelai. Ini terutama terdiri dari trigliserida asam palmitat stearat dan dan merupakan

putih atau hampir putih massa atau bubuk yang meleleh yang jelas, cairan kuning pucat

ketika dipanaskan. Praktis tidak larut dalam air, sangat sedikit larut dalam alkohol; bebas

larut dalam diklorometana, dalam roh minyak setelah pemanas, dan toluena. Lindungi dari

cahaya (Ph Eur. 6.2).

Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dan terdapat pada skleroprotein.

Pada tahun 1820 Braconnot menemukan glisin dari hasil hidrolisis gelatin.

Lesitin

Lesitin merupakan suatu protein yang dapat membentuk emulsi yang terbuat dari

jaringan protein hewan (Kinsela, 1979). Sifat fungsional lesitin dapat membentuk film atau

8

Page 9: Makalah Ibuprofen

lapisan tipis dan gel yang cukup baik selain fungsinya sebagai penstabil atau emulsifier.

Fungsi lain lesitin lainnya adalah sebagai antioksidan (Winarno, 1988).

Carboxymetil selulosa (CMC)

CMC (carboxymethyl cellulose) dapat berfungsi sebagai penguat dari dinding

mikrokapsul. Bahan kimia seperti formaldehida, benzoat, flourida, senyawa sulfit dan borak

dapat ditambahkan ke dalam bahan pangan berlemak dengan tujuan untuk mempertahankan

atau menghambat pertumbuhan mikroba. Pemakaian antiseptik tersebut dalam bahan pangan

perlu mendapat perhatian khusus karena dapat meracuni atau mempengaruhi metabolisme

tubuh bahkan dapat menimbulkan kanker dari akulmulasinya (Bartkowiak, 2001).

Gum Arab

Gum arab yang tidak larut dalam minyak dan juga tidak larut pada pelarut organik

memiliki sifat yang unik, larut dalam air pada konsentrasi 40 - 50 % (Gliksman,1969).

9

Page 10: Makalah Ibuprofen

BAB III

METODOLOGI

3.1 Mikroenkapsulasi Freeze-drying Ibuprofen

Sekitar 2% b/v larutan gelatin dalam air disiapkan terlebih dahulu dengan cara

merendam gelatin dalam air sampai hidrasi lengkap. Gelatin yang terhidrasi diaduk

menggunakan pengaduk sampai solusi yang jelas diperoleh. Bobot yang berbeda glisin dan

sorbitol yang ditambahkan ke dalam larutan gelatin sambil diaduk sampai benar-benar

dibubarkan. Glycine (digunakan untuk mencegah penyusutan tablet selama manufaktur) dan

sorbitol (digunakan untuk menanamkan kristalinitas, kekerasan, dan elegan untuk tablet)

adalah bahan terkenal dan diterima digunakan dalam menyiapkan tablet freeze-dry.

Persentase eksipien digunakan dioptimalkan selama proses formulasi untuk menghasilkan

tablet yang kuat dan elegan yang dapat dilakukan dengan mudah. Sejumlah serbuk ibuprofen

(10% b / v) kemudian disebarkan di larutan gelatin, glisin, dan sorbitol. Salah satu suspensi

yang dihasilkan dituangkan ke masing-masing kantong kemasan blister tablet untuk

menghasilkan ibuprofen dosis 100 mg dalam setiap tabletnya. Setiap kemasan blister tablet,

masing-masing berisi 10 tablet, kemudian dipindahkan ke freezer pada -22 ° C dan disimpan

dalam freezer selama 24 jam. Tablet beku ditempatkan dalam lyophilizer selama 24 jam

menggunakan Novalyphe-NL 500 Freeze Dryer (Savant Instrumen, Holbrook, NY) dengan

suhu kondensor -52 ° C dan tekanan 7 × 10-2 mbar. Para LTs disimpan dalam desikator

selama kalsium klorida (0% kelembaban relatif) pada suhu kamar sampai digunakan lebih

lanjut. Empat kemasan blister berisi total 40 tablet diproduksi dalam menjalankan setiap.

Delapan tablet dipilih secara acak (dua dari masing-masing pack) diuji untuk keseragaman

kandungan obat. Isi obat rata-rata% ditemukan menjadi 94,1% ± 1,20.

3.2 Karakteristik Mikrokapsul

Karakteristik mikrokapsul yang dilakukan uji meliputi pemeriksaan morfologi,

distribusi ukuran partikel, kandungan ibuprofen dalam mikrokapsul, dan profil pelepasan

ibuprofen dari mikrokapsul.

10

Page 11: Makalah Ibuprofen

3.2.1 Morfologi Mikrokapsul

Pemeriksaan morfologi mikrokapsul dan serbuk ibuprofen dilakukan dengan

menggunakan mikroskop elektron. Sampel mikrokapsul dan serbuk ibuprofen dilapisi "emas"

sesuai dengan prosedur standar untuk pengukuran menggunakan mikroskop elektron.

3.2.2 Distribusi Ukuran Partikel

Penentuan distribusi ukuran partikel delakukan dengan cara menggunakan pengayak

bertingkat otomatis dengan menggunakan pengayak bertingkat otomatis dengan diameter

lubang yang berbeda-beda (315, 400, 500, 680, dan 710 mikronmeter). Mikrokapsul dari tiap

fraksi dikumpulkan dan ditimbang kemudian ditentukan presentase bobot tiap fraksi terhadap

bobot total mikrokapsul yang diperoleh.

3.2.3 Uji Disolusi Ibuprofen dari Mikrokapsul

Pengujian dilakukan dengan alat disolusi tipe 2 (dayung). Mikrokapsul yang setara

dengan 100mg ibuprofen ditempatkan pada labu disolusi dalam medium simulasi cairan usus

yaitu dapar fosfat pH 72 pada suhu 37oC dengan kecepatan putar 100rpm selama 24 jam

pengamatan. Uji pelepasan juga dilakukan dalam medium simulasi cairan lambung, yaitu

pada larutan HCl pH 1,2 selama 2 jam. Kadar ibuprofen diukur dengan sprektofotometer UV

pada panjang gelombang max 223nm.

11

Page 12: Makalah Ibuprofen

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Contoh-contoh Formulasi

Formula

Zat

Perbandingan dalam (%) b/v

1 2 3 4 Karakteristik

Ibuprofen

10 10 10 10Pemerian : Sebuah hablur

putih atau hampir

menyerupai putih bubuk

kristal memiliki bau yang

sedikit khas. Praktis tidak

larut dalam air; sangat

larut dalam alkohol,

dalam aseton, dalam

kloroform, dan dalam

metil alkohol, sedikit

larut dalam etil asetat.

Simpan dalam kedap

udara

Gelatin

1 1 1,5 1,5 Pemerian : Gelatin

praktis tidak larut dalam

organik umum pelarut.

Gelatin yang berbeda

membentuk larutan air

yang bervariasi dalam

kejelasan dan warna.

Sebuah solusi 1% dalam

12

Page 13: Makalah Ibuprofen

air pada sekitar 55 °

memiliki pH 3,8-7,6.

Melindungi dari panas

dan kelembaban

Sorbitol

1 - - 1 Sorbitol yang dikenal

juga sebagai glusitol,

adalah suatu gula alkohol

yang dimetabolisme

lambat di dalam tubuh.

Sorbitol diperoleh dari

reduksi glukosa,

mengubah gugus aldehid

menjadi gugus hidroksil,

sehingga dinamakan gula

alkohol.

Parafin cair

- - 10 - Pemerian : Transparan,

tidak berwarna, cairan

kental, tidak

berfluoresensi, tidak

berasa dan tidak berbau

ketika dingin dan berbau

ketika dipanaskan.

Kelarutan : Praktis tidak

larut etanol 95%, gliserin

dan air.

Larut dalam jenis minyak

lemak hangat.

Formaldehid - - 5 - Pemerian : Cairan tidak

berwarna, uap dapat

mengeluarkan air mata,

baunya sangat

merangsang selaput

13

Page 14: Makalah Ibuprofen

lendir hidung dan

tenggorokan.

Kelarutan : dapat

dicampur dengan air dan

dengan etanol (95 %).

Glycine 1 - 1 1 Glisin adalah asam amino

yang paling sederhana

dan terdapat pada

skleroprotein. Pada tahun

1820 Braconnot

menemukan glisin dari

hasil hidrolisis gelatin.

CMC - 10 - - CMC (carboxymethyl

cellulose) dapat berfungsi

sebagai penguat dari

dinding mikrokapsul.

Bahan kimia seperti

formaldehida, benzoat,

flourida, senyawa sulfit

dan borak dapat

ditambahkan ke dalam

bahan pangan berlemak

dengan tujuan untuk

mempertahankan atau

menghambat

pertumbuhan mikroba.

Gum Arab - 3 - - Gum arab yang tidak

larut dalam minyak dan

juga tidak larut pada

pelarut organik memiliki

sifat yang unik, larut

dalam air pada

konsentrasi 40 - 50 %

14

Page 15: Makalah Ibuprofen

(Gliksman,1969).

Lesitin - 5 - - Lesitin merupakan suatu

protein yang dapat

membentuk emulsi yang

terbuat dari jaringan

protein hewan (Kinsela,

1979). Sifat fungsional

lesitin dapat membentuk

film atau lapisan tipis dan

gel yang cukup baik

selain fungsinya sebagai

penstabil atau emulsifier.

Fungsi lain lesitin lainnya

adalah sebagai

antioksidan (Winarno,

1988).

Pada formulasi 1: Pada formulasi ini menggunakan sorbitol dengan glisin 1 : 1 yang dapat

memberi kekuatan pada tablet dan memberikan bentuk yang baik serta memberi kesan

elegan.

Pada formulasi 2 : Pada formulasi ini gelatin dan gum arab akan bekerja bersama untuk

mengemulsi si ibuprofen, yang kemudian menggunakan asam amino lesitin serta tambahan

CMC.

Pada formulasi 3 : Pada formulasi ini, mikrokapsul terbentuk karena emulsifikasi gelatin

ketika memasuki fase organik. Penambahan formaldehid tersebut akan menyebabkan

terjadinya pengerasan pada mikrokapsul karena terjadi reaksi antara formaldehid dan gelatin.

Dari beberapa formulasi yang tersedia, formulasi kami adalah menurut kami yang terbaik

karena akan membentuk tablet yang sangat baik dari formulasi lain, dengan gelatin 2%

diharapkan dapat membentuk bentuk tablet yang baik dan elegan.

15

Page 16: Makalah Ibuprofen

Kami menunjukkan bahwa mikroenkapsulasi ibuprofen terbuat dari bahan banyak

digunakan, aman, eksipien larut dalam air adalah layak untuk meningkatkan kelarutan dan

meningkatkan laju disolusi ibuprofen. Karena teknologi untuk skala produksi pembuatan

sekarang tersedia, kami rasa bahwa formulasi yang kami kembangkan ini layak untuk

memudahkan industrialisasi, up scaling, dan manufaktur. Hasil yang diperoleh dikaitkan

dengan pembentukan amorf obat dalam matriks terliofilisasi berpori dan mungkin

pengurangan dari ukuran partikel obat.

16

Page 17: Makalah Ibuprofen

BAB V

KESIMPULAN

Faktor yang mempengaruhi karakteristik mikrokapsul adalah seperti kecepatan

pengadukan,perbandingan konsentrasi gelatin dengan ibuprofen dan waktu pengerasan

mikrokapsul. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mikroenkapsulasi adalah antara lain

sifat fisika-kimia bahan aktif dan tambahan, medium mikroenkapsulasi, metode

mikroenkapsulasi sifat dan struktur dinding mikrokapsul dan kondisi dari penggunaan

mikrokapsul. Hasil penelitian yang kami buat adalah mikrokapsul Ibuprofen freeze-dry.

Pengeringan beku telah dikenal dan diakui sebagai metode pengeringan yang dapat

memberikan mutu hasil pengeringan paling baik dibandingkan dengan metode pengeringan

lainnya (Liapis dan Bruttini, 1995). Proses pengeringan beku terdiri dari tiga tahap, yaitu

tahap pembekuan, tahap pengeringan primer dan tahap pengeringan sekunder (Liapis dan

Bruttini, 1995). Keunggulan produk hasil pengeringan beku antara lain adalah mempunyai

struktur yang tidak mengkerut sehingga memungkinkan rehidrasi yang cepat, retensi flavor

tinggi karena pengeringan berlangsung pada suhu rendah, daya hidup, dan rekonstitusi sel-sel

hidup pada produk kering beku tetap tinggi.

Ibuprofen memiliki waktu paruh biologis yang pendek yaitu lebih kurang dua jam

sehingga perlu digunakan berulangkali dalam sehari. Dalam bentuk tablet, pada umumnya

digunakan dengan dosis 200 mg sampai 800 mg, tiga sampai empat kali sehari. Hal ini yang

menyebabkan ibuprofen sesuai untuk diformulasikan dalam sediaan lepas lambat

17

Page 18: Makalah Ibuprofen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi Keempat. Jakarta : Depkes RI. Ditjen POM.

Bakan JA dan JL Anderson. 1978. Micoencapsulation. The Theory and Practise

of Industrial Pharmacy 1978; 2nd edition; 384.

Liapis, A. I., and R. Bruttini. 1995. Freeze Drying, p. 309-343. In arun S.

Mujumdar (ed). Handbook of Industrial Drying. Marcel Dekker. Inc.

New York.

Martindale. (2009). Martindale – The Complete Drug Reference. - 36th Edition ed.

Pharmaceutical Press.

Journal :

Mohammad M. N*, dkk. 2013. Formulation and Evaluation of a Flash Ibuprofen Emulsified

Tablet Using Freeze-Drying Technique. Department of Pharmaceutics, College of Pharmacy,

The University of Umm Al-Qura, Holy Mekkah. KSA.

Lannie Hadisoewignyo dan Achmad Fudholi. 2007. Studi pelepasan in vitro ibuprofen dari

matriks xanthan gum yang dikombinasikan dengan suatu crosslinking agent.

Yogaswara Ghema. 2008. Mikroenkapsulasi Minyak Ikan Dari Hasil Samping Industri

Penepungan Ikan Lemuru (Sardiniella Lemuru) Dengan Metode Pengeringan Beku (Freeze

Drying.

18