makalah blingking arrow
DESCRIPTION
Rangkaian DigitalTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam praktikum Rangkaian Digital, para praktikan tidak hanya
dituntut untuk menguasai segala teori yang berkaitan dengan elektronika
digital dan juga dituntut untuk mengetahui fungsi dari komponen –
komponen serta alat – alat bantu yang digunakan , namun dalam
Praktikum Rangkaian Digital dituntut pula kemampuan para praktikan
dalam menyusun atau merangkai suatu komponen elektronika sehingga
menjadi suatu rangkaian.
Dengan kemampuan menyusun atau merangkai komponen
elektronika inilah para praktikan diharapkan mampu untuk dapat
membuktikan teori yang telah dipelajari dalam modul mata kuliah
Rangkaian Digital ataupun dari buku-buku referensi yang berkaitan
dengan sistem digital ke dalam aplikasi rangkaian Elektronika.
Latar belakang dari pemilihan proyek Blingking Arrow yaitu karena
telah sesuai dengan teori maupun materi praktikum yang telah penulis
pelajari selama ini yaitu tentang Synchronous Counter. Juga melihat
manfaat atau kegunaan alat ini yang mungkin sangat membantu dalam
kehidupan sehari-hari terutama yang memiliki minat terhadap elektronika,
Blingking Arrow merupakan suatu rangkaian elektronika yang
bekerja dengan menggunakan IC CMOS 4093 yang bersifat yang bersifat
NAND Schmitt Triggers dan IC 4520 yang bersifat Binary Counter.
Komponen pada Rangkaian Blingking Arrow ini cukup sulit.
Adapun bahan – bahan yang digunakan juga mudah untuk di dapatkan
seperti IC TTL, IC CMOS, resistor, kapasitor, dan komponen – komponen
lainnya.
1
2
1.2 PEMBATASAN MAKALAH
Pembahasan pada makalah ini akan membahas seputar cara kerja,
analisa rangkaian baik secara blog diagram maupun secara lebih spesifik.
IC CMOS yang penulis gunakan dalam proyek penulis adalah IC CMOS
4093 yang bersifat NAND Schmitt Triggers dan IC 4520 yang bersifat
Binary Counter.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini adalah berupa keterangan dari alat yang dibuat yang
merupakan dasar dari aplikasi yang lebih bagus. Alatnya akan berfungsi di
masyarakat.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut :
o Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang pengaplikasian
dari alat Blingking Arrow.
o Memberikan pengetahuan dasar dari komponen-komponen yang
digunakan dalam rangkaian Blingking Arrow.
o Memberikan pengetahuan dasar bagi penulis sebelum melakukan
presentasi proyek yang akan di laksanakan.
o Sebagai syarat kelulusan praktikum sistem digital dan untuk
mengetahui cara kerja dari Blingking Arrow.
Makalah ini penulis buat berdasarkan proyek rangkaian Blingking
Arrow yang telah sukses penulis buat. Disini penulis terangkan dari mulai
cara pembuatan layout hingga cara kerja rangkaian tersebut, baik secara
blok diagram maupun secara detail. Yang akan penulis bahas dalam bab III
nanti, tentang analisa rangkaian .
3
1.4 METODE PENULISAN
Adapun metode atau cara yang penulis lakukan untuk memperoleh
data-data di dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut :
Penulis mengamati langsung rangkaian proyek yang telah jadi untuk
dianalisa:
o Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian Blingking Arrow,
hingga di peroleh gambaran awal dari prinsip kerja dari rangkaian
Blingking Arrow.
o Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung
mengenai cara kerja Blingking Arrow setelah dirangkai menjadi alat
peraga. Pengamatan yang dilakukan selama menjalani praktikum.
o Studi Pustaka, yaitu mengambil data dari beberapa sumber buku dan
website untuk menjadi acuan dalam penulisan. para penyusun melakukan
pengumpulan data dengan cara membaca dari buku-buku referensi dan
modul bantu praktikum Sistem Digital 1.
o Konsultasi, yaitu mendiskusikan dan bertanya bagaimana cara pembuatan
layout alat dan makalah kepada narasumber yang bersangkutan dengan
membuatan Blingking Arrow.
I.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematik penulisan dalam makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab
yang bertujuan agar pembaca dapat memahami dan mengerti isi dari
laporan ini, yang terdiri dari :
o BAB I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang Penggunaan dan Aplikasi
perangkat elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya
dalam teknologi sekarang ini. Serta penulis juga akan menjelaskan tentang
tujuan dalam pembuatan proyek yang berjudul “Blingking Arrow”.
4
o BAB II Landasan Teori
Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian
proyek, komponen-komponen dan alat yang digunakan, dan kerangka
terbentuknya proyek “Blingking Arrow“ ini.
o BAB III Analisa Rangkaian
Dalam analisa rangkaian, penulis akan menjelaskan dan menganalisa
rangkaian baik secara blok maupun secara detail, sehingga dalam
penggunaannya akan semakin jelas dan mudah dimengerti.
o BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang
akan penulis presentasikan.
o BAB V Penutup
Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran-saran dari apa yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
- DAFTAR PUSTAKA
Pada lembar ini memuat sumber – sumber bacaan yang di gunakan
penulis dalam membantu proses pembuatan makalah. Selain berupa buku
– buku, dapat pula berupa jurnal, buletin, majalah, hasil penulisan,
ensiklopedia, website, dan lain – lain.
- LAMPIRAN
Pada lembar ini, berisi lampiran – lampiran data yang sekiranya
perlu di lampirkan dalam makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN RANGKAIAN DIGITAL
Rangkaian Digital adalah suatu rangkaian Digital dan
Analog Digital dan Analog Sistem digital merupakan bentuk sampling dari
sytemanalog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner
(Hexa). Besarnya nilai suatu sistem digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah
bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi sistem
digital. Contoh kasus ada sistem digital dengan lebar 1 byte (8 bit). maka
nilai-nilai yang dapat dikenali oleh sistem adalah bilangan bulat dari 0 –
255 ( 256 nilai : 2 pangkat 8 ).
2.2 Teori Komponen
Dalam rangkaian alat yang penulis buat, penulis menggunakan
komponen elektronika yang terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Komponen Aktif
2. Komponen Pasif
2.2.1 Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus,
misalnya Transistor, Thyristor, LDR (Light Dependent Resistor), NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature
Coefficient).
5
6
1. TRANSISTOR
Pengertian Dasar Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang termasuk dalam
golongan komponen aktif yaitu kompenen elektronika yang dalam
pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan
tersendiri.
Transistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penguat arus dan juga sebagai saklar elekronik.
Transistor berasal dari perkataan tranfer dan resistor yang artinya
perpindahan atau perubahan perlawanan. Semikonduktor dapat di dop
untuk mendapatkan kristal npn danpnp, kristal seperti ini disebut tarnsistor
junction. Daerah n mempunyai banyak sekali elektron pita konduksi dan
daerah p mempunyai banyak sekali hole (lubang). Oleh karena itu
transistor junction disebut transistor bipolar.
Transistor terdiri dari dua jenis yaitu NPN dan PNP.
Transistor memiliki dua jenis yaitu transistor bipolar dan transistor
unipolar :
o Transistor bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan
kutub atau memiliki dua buah kutub yaitu kutub positif dan kutub
negatif.
o Transistor Unipolar adalah transistor yang memiliki satu buah
persambungan kutub.
Kegunaan Transistor
Transistor dapat dipakai untuk bebagai keperluan misalnya :
a) Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut
penyearah
b) Menguatkan arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau
tegangan bolak balik.
7
c) Menjangkitkan getaran listrik, dinamai oscilator. Rangkaian oscillator
banyak ditemui pada rangkaian elektronika.
d) Mencampur arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang
berlainan (permodulasian)
e) Saklar elektronik , tujuannya agar saklar tidak cepat putus.
Transistor biasa terdiri dari tiga buah kaki yangmasing-masing
diberi nama emitor, basis, kolektor.
Simbol Transistor:
C
B C E
E B
Gambar 2.1 Transistor PNP
C
B C E
E B
Gambar 2.2.Transistor NPN
Transistor unipolar adalah JFET (Field Effect Transisitor) yang
terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFEET kanal N, MOSFEET
kanal P.
2. THYRISTOR
P N P
N P N
8
Thyristor termasuk jenis semikonduktor. Kata Thyristor diambil
dari bahasa yunani yang berarti pintu. Fungsi utama Thyristor adalah
sebagai saklar. Thyristor yang sering dipakai ada tiga, yaitu SCR, DIAC,
dan TRIAC.
Simbol Thyristor :
Gambar 2.3.Simbol Thyristor
Bentuk Fisik Thyristor :
Gambar 2.4.Bentuk Fisik Thyristor
SCR kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR berfungsi
sebagai saklar arus searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction
PNP dan NPN.Untuk memudahkan analisa, SCR dapat digambarkan
sebagai dua transistor yang NPN dan PNP yang dirangkai sebagai berikut :
9
Gambar 2.5.Struktur SCR
SCR mempunyai 3 kaki yaitu Anoda (A), Katoda(K) dan Gate (G).
Dalam kondisi normal Antara Anoda dan Katoda tidak menghantar seperti
dioda biasa. Anoda dan Katoda akan terhubung setelah pada Gate diberi
trigger minimal sebesar 0.6Volt lebih positif dari Katoda.SCR akan tetap
menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas. SCR akan kembali
ke kondisi tidak menghantar setelah Masukan tegangan pada Anoda
dilepas.
DIAC kepanjangan dari DIode Alternating Current. DIAC tersusun
dari dua buah dioda PN dan NP yang disusun berlawanan
arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang relatif tinggi untuk
dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya dipakai
untuk memberi trigger pada TRIAC.
TRIAC kepanjangan dari TRIode Alternating Current. TRIAC
dapat digambarkan seperti SCRyang disusun bolak-balik. TRIAC dapat
melewatkan arus bolak-balik. Dalam pemakaiannyaTRIAC digunakan
sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt). TRIAC bisa juga
disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger
pada TRIAC dibutuhkan DIAC sebagai pengatur level tegangan yang
masuk.
10
3. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai
resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah
sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu
mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan
demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang
diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai
resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak
atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor
cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu
taman.
Gambar 2.6 LDR (Light Dependent Resistor)
4. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive
Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya
berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC,
nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan,
nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua
komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau
temperatur daerah di sekelilingnya.
Gambar 2.7 NTC dan PTC
11
Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di atas.
2.2.2 Komponen Pasif
Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus
tersendiri, misalnya Dioda, Resistor, Kapasitor, IC (Integrated Circuit),
Potensiometer, Trimpot. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan
fungsi dan tujuan dari komponen-komponen elektronika yang
bersangkutan dengan alat yang penulis buat yaitu “ Blingking Arrow“.
Pada rangkaian Blingking Arrow ada banyak komponen – komponen
yang diperlukan untuk mendukung kinerja Blingking Arrow tersebut agar
dapat berfungsi secara sempurna sebagai mestinya. Komponen komponen
tersebut akan penulis sebutkan dan jelaskan satu persatu fungsi dan cara
kerjanya dalam pembahasan kali ini, yaitu :
1. IC 4094
IC 4094 adalah IC Shift Register yang berfungsi untuk memasukan
data secara seri dan mengoutput data secara pararel. Pada IC ini memiliki
konfigurasi pin seperti gambar dibawah ini :
12
Gambar 2.8 PIN IC 4094
13
Cara kerja Shift Register
Data masuk secara serial melalui D (1). Pada IC ini data input akan
disimpan setelah terjadi clock dan semua data telah tersimpan maka Pin
OE (Output Enable) bekerja untuk mengaktifkan Output Seri maupun
Output Pararel. Logika 1 untuk enable dan logika 0 untuk disable. QP0-7
adalah Output Pararel sedangkan QS1-2 Output Seri dari shift register ini.
2. IC 4093
IC 4093 terdiri dari gerbang NAND ini di gunakan pada rangkaian
ini adalah IC4093, IC tersebut berjenis CMOS. IC CMOS banyak di
gunakan pada instrumen-intsrumen elektronika karena dilihat dari
keunggulan teknologinya dibanding dengan jenis IC lainnya. IC CMOS
4093 ini merupakan penyulut Schmitt gerbang NAND yang mempunyai 2
inputan jalan masukan.
Gambar 2.9 PIN IC 4093
IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC
CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua
IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri 4 gerbang NAND 2
masukan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan,
14
sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu
kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok
dipakai pada peralatan elektronika yang memnggunakan battere.
Sedangkan kekurangan IC CMOS tidak tahan muatan-muatan statis
sehingga IC jenis ini memerlukan penanganan yang lebih hati=hati IC
jenis lain.
Kelebihan IC TTL ialah lebih tahan terhadap gangguan luar seperti
muatan statis hanya saja IC TTL ini membutuhkan daya yang relative
besar sehingga kurang cocok dipakai pada peralatan yang memakai battery
sebagai catu daya level penyakrar IC CMOS merupakan fungsi dari
tegangan satuan.
Makin tinggi satuan tegangannya maka akan semakin besar
tegangan yang memisahklan antara keadaan 1 dan 0 , ini merupakan
keuntungan tersendiri karena rangkaiannya menjadi tahan terhadap
tegangan level tinggi.
3. Resistor
Resistor adalah sutu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arus dan tegangan listrik.
Sifat resistor dapat berbeda-beda yaitu :
a. Untuk membangkitkan panas
b. Untuk memberikan selisih tegangan (beda potensial).
c. Untuk menentukan bentuk fisis
Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
- Resistor tetap
- Resistor variabel
Pada rangkaian lampu flip-flop menggunakan dua jenis resistor yaitu
resistor tetap dan resistor variabel, jadi penulis akan membahas tentang
kedua resistor tersebut.
15
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap.
Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt,
¼ watt, ½ watt, dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan
dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.
Simbol Resistor Tetap:
Gambar 2.10 Simbol Resistor Tetap
Bentuk fisik resistor tetap:
Gambar 2.11 Fisik Resistor Tetap
Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang
memiliki 4 buah gelang dan 5 buah gelang seperti pada gambar diatas,
tetapi untuk cara perhitungannya sama saja.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau
dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut
yang berupa gelang warna.
16
Tabel 1 : Kode Warna Resistor (6 Gelang Warna)
Keterangan :
17
- Gelang ke 1 dan 2 menunjukkan angka.
- Gelang ke 3 menunjukkan faktor pengali.
- Gelang ke 4 menunjukkan toleransi.
Gambar 2.12 Tabel Warna Resistor.
Karakteristik resistor.
Menurut karakteristik utamanya resistor dibagi 2 yaitu:
1. Resistansinya.
2. Rating dayanya.
Pertimbangan untuk memilih resistor
1. Ukuran fisiknya
2. Bentuknya
3. Cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian
4. Nilai resistansinya
5. Dissipasi dayanya
18
6. Kemampuan menangani beban lebih
7. Keandalan
8. Perubahan resistansi terhadap frekuensi dan terhadap tegangan yang
jatuh
9. Ketahanan sebagai beban
10. Pengaruh kondisi dan lingkungannya
Noise dalam resistor karbon terdiri dari
o Noise thermal
o Noise arus
4. Resistor Variabel
A. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering
digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon.
Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang
telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika
masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari
kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah
jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini,
potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun
lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar.
Gambar 2.13 Fisik Potensiometer
19
Gambar di atas adalah potensiometer yang terbuat dari bahan
karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi
menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan
secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah
putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara
logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan
logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan
resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh
ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya.
Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol
atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah
potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang
tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka
potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer
linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan
badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal
dari potensiometer.
B. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang
telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai
resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara
mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang
muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah
nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul
keluar.
Gambar 2.14 Potensiometer Geser
20
Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas
(tengah). Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat
potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun
saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada
potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan
secara linier.
C. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan
karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya
saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2,
yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan
perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk
perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat
memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
Gambar 2.15 Trimpot (Tripotensiometer)
5. Dioda
Dioda (PN Junction) adalah semikonduktor yang hanya dapat
menghantarkan arus listrik dan tegangna padasatu arah saja.
Dioda hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus tegangan yang besar hanya satu
arah. Dioda ini bias digunakan untk menyearahkan arus dan tegangan.
21
Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, mislnya
dioda tipe 1N4001 ada dua jenis aitu 1A/0 V dn 1A/100V
Symbol dioda hubungan :
DIODE
Gambar 2.16 Dioda hubungan
Dioda Pemncar Cahaya / LED ( Ligh Emiting Diode )
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8
V dengan arus sebesar 1,5 mA. LED ni banyak digunakan sebagai lampu
indkator dan peraga (display).
Symbol LED :
Gambar 2.17 LED
2.3 Langkah – Langkah Pembuatan Blingking Arrow
Dalam pembuatan rangkaian blingking arrow diperlukan langkah –
langkah dalam pembuatannya, yaitu penulis akan membahasnya dalam
pembahasan kali ini.
22
2.3.1 Merancang Lay Out
Dalam pembuatan suatu rangkaian,pertama yang harus kita lakukan
adalah kita harus merancang sebuah layoutnya lebih dahulu disebuah
kertas, yang dalam hal ini kita akan merancang layout untuk rangkaian
blingking arrow.
Cara pembuatan atau merancang layout kita harus melihat dahulu
bentuk asli atau gambar rangkaian blingking arrow,dengan melihat gambar
rangkaian barulah setelah kita teliti dan enemukan ide bagaimana agar
layout dapat terlihat bagus dan sempurna kita dapat merancang sebuah
layout pada kertas dan sebaiknya menggunakan kertas milimeter block.
Setelah layout selesai kita rancang dan kita buat diatas kertas
milimeter block, sekarang kita harus meneliti dan memeriksa seteliti
mungkin layout yang kita buat. Kita harus mencocokkkan dengan gambar
rangkaian blingking arrow aslinya, kita perhatikan satu persatu komponen
apakah sudah benar semua letaknya atau belum apakah komponennya
tidak terbalik dalam peletakan kaki-kakinya.
Kemudian kita juga harus memperhatikan jalur-jalur yang kita
rancang apakah suah benar atau masih ada jalur yang salah tujuannya.
Perancangan layout ini merupakan langkah yang paling penting
dalam pembuatan suatu rangkaian, karena akan menentukan hasil akhir
dari rangkaian yang kita buat. Jika kita benar-benar teliti dan sudah benar
benar yakin layout yang kita rancang sudah benar maka ada kemungkinan
hasil akhirnya baik.
Mengapa setelah kita yakin layout benar tetapi penulis masih
mengatakan hasil akhirnya mungkin baik,karena masih ada lagi satu
langkah yang sangat menentukan hasil akhir suatu rangkaian yaitu pada
saat pemasangan komponen komponen pendukungnya karena ada
komponen yang tidak boleh terbalik dalam penempatan kaki-kakinya.
2.3.2 Memindahkan Rancangan Layout Ke Papan PCB
23
Setelah kita yakin bahwa layout yang kita buat sudah benar maka
kita tempelkan rancangan yang kita buat di kertas milimeter block tersebut
diatas papan pcb. Akan tetapi kita menempelkan jangan secara permanent
melainkan cukup di ujung-ujung sudut kertas milimeter block tersebut,
karena nantinya kita akan melepasnya.
Setelah kita tempelkan dan benar-benar rapih lalu skarang kita
siapkan sebuah bor pcb dan menggunakan mata bor dengan ukuran
0,5mm. Lalu kita bor pcb yang telah kita tempelkan rancangan layout tadi
yaitu tepat pada gambar lingkaran-lingkaran kecil yang berfungsi untuk
penempatan kaki-kaki komponen.
Kemudian setelah selesai kita bor semua lubang untuk kita kaki-kaki
komponen tersebut dan yakin tidak ada satupun yang terlewatkan. Maka
sekarang kita harus melepas kertas milimeter block bergambar layout
tesebut dari papan pcb.
Setelah kita melepas kertas tersebut maka diatas pcb hanya akan
tampak lubang-lubang kecil yang kita bor tadi. Sekarang pada sisi pcb
yang ada tembaganya, gambar sekeliling tiap lubang lubang bor tadi
dengan menggunakan rugos lingkaran dan usahakan jangan sampai ada
yang terlewat. Lingkaran-lingkaran kecil ini nantinya sebagai tempat timah
solder.
Jika sudah semua lubang bor kita lingkarkan dengan rugos
lingkaran,maka sekarang hubungan antara lingkaran-lingkaran kecil
tersebut dengan menggunakan rugos garis atau dengan sebuah spidol
permanent. Tetapi kiat harus menghubungkan lingkaran-lingkaran tersebut
dengan melihat hasil rancangan layout tadi agar kita tidak salah
menghubungkan jalur-jalurnya. Karena., jika salah menghubungkan jalur
jalurnya maka rangkaian tidak akan berfungsi.
Jika layout di papan pcb telah selesai kita buat maka sekarang kita
harus melarutkan tembaga yang tidak terkena gambar yaitu dengan larutan
zat kimia yang bernama ferriclorit. Dalam menggunakan ferriclorit kita
harus melarutkannya dengan air mendidih agar tembaga pada papan pcb
juga cepat larut.
24
Tehnik melarutkan tembaga pada papan pcb ini sering disebut
dengan nama acing. Caranya melarutkan tembaganya, masukkan pcb yang
telah kita gambar layout blingking arrow tadi ke dalam larutan mendidih
ferri clorit, agar tembaga dapat cepat hilang maka kita harus mengayun-
ayunkan tempat larutannya secara teratur.
Ketika mengayun-ayunkan larutan kita harus juga melihat juga
meneliti apakah tembaga sudah larut atau belum agar bagian tembaga yang
bergambar tidak ikut terlarut.
Setelah kita yakin bahwa tembaga yang tidak tergambar telah larut
semuany barulah tehnik mengacing ini dapat dikatakan selesai. Lalu kita
angkat papan pcb dari larutan mendidih ferriclorit dan kita bilas dengan air
bersih yang juga harus mendidih agar ferriclorit tidak ada yang
menempel.Setelah kita bilas lalu harus cepat-cepat kita keringkan dengan
kain kering, tujuannya agar tembaga tidak cepat karatan.
Sampai disini maka langkah-langkah perancangan telah selesai kita
laksanakan, yang kemudian kita melakukan langkah pemasangan
komponen yang akan penulis bahas dalam pembahasan berikut ini.
2.3.3 Memasang Komponen Pada Papan PCB
Dalam pemasangan komponen komponen pada papan pcb kita harus
memiliki ketelitian yang tinggi agar tidak ada komponen yang terbalik.
Langkah dalam pemasangan komponen adalah pertama pasanglah
komponen yang mudah dipasang dahulu yaitu komponen memiliki sifat
non polar dengan kata lain komponen ini tidak memiliki kutub positif
maupun kutub negatif artinya dalam pemasangannya bebas antara kedua
kakinya tanpa harus kuatir akan terbalik.
Selanjutnya yang sebaiknya kita pasang adalah resistor karena
komponen ini juga bebas dalam penempatan kaki kakinya tanpa harus
kuatir terbalik. Akan tetapi pemasangan resistor ini juga harus memiliki
ketelitian yang tinggi karena resistor yang satu dengan resistor yang lain
memiliki nilai hambatan yang berbeda.Cara melihat nilai hambatannya
yaitu dengan melihat kode-kode warna yang tertera pada badan resistor
25
tersebut dengan cara perhitungannya telah diterangkan pada pembahasaan
resistor diatas, akan tetapi jika kita kurang yakin atau kita ingin
meyakinkan nilai hambatannya secara pasti maka kita dapat menggunakan
multitester untuk mengukurnya.
Cara mengukur hambatan dengan menggunakan multitester adalah
arahkan range selector knob pada bagian daerah yang diberi lambang ohm
(Ω). Dan untuk melihat pada meter covernya maka kita lihat scale yang
berada pada bagian paling atas.
Dalam rangkaian intercom yang penulis buat ini penulis
menggunakan sebuah resistor dengan nilai hambatan 1M yaitu dengan
kode warna (Cokelat, Hitam, Hijau, dan Emas) dan menggunakan dua
buah resistor dengan nilai hambatan 1 Kohm yaitu dengan kode warna
(Cokelat, Hitam, Merah, dan Emas).
Setelah kita mengetahui nilai resistansi dari masing-masing resistor
yang akan kita gunakan dan kita telah yakin kemudian barulah kita bisa
memasang resistor tersebut pada letaknya masing-masing dan kita solder
dengan timah. Perlu diketahui juga bahwa dalam menyolder komponen
hendaknya jangan terlalu lama, karena jika terlalu lama komponen terkena
panas solder maka komponen tersebut besar kemungkinan akan rusak.
Semua komponen kini telah selesai terpasang, lalu sekarang kita
pasang kabel-kabel kcil yang akan digunakan untuk menghubungkan jack
banana dan juga sebagai penghubung saklar. Dan sekarang dua buah
rangkaian blingking arrow telah benar-benar selesai dibuat dan tiba saat
pengetesan rangkaian yaitu penulis akan menjelaskannya pada bab IV
(cara pengoperasian alat) nanti.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Analisa secara blok diagram untuk “blingking arrow “ ini dibagi
menjadi empat bagian yaitu : aktivator, input ( Potensiometer ), Ic /
penguat dan Output ( LED ). Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut dibawah ini :
3.1.1 AKTIVATOR
Aktivator atau sama dengan power supply yang berfungsi untuk
memberi tegangan pada rangkaian elektronika pada rangkaian ini
membutuhkan suber tegangan sebesar 12 V untuk mengoperasikannya.
26
INPUTPEMUTARAN
PROSES
IC 4093
IC 4520
OUTPUTNYALA
Gambar 3.1 Rangkaian Secara Blok Diagram
AKTIVATOR
MEDIA INPUTPOTENSIOMETER
MEDIA OUTPUTLEDIC 4094
27
3.1.2 INPUTAN
Pada Rangkaian Blingking Arrow ini sebagai inputan adalah
Potensiometer berfungsi sebagai perubahan nilai resistansinya berdasarkan
perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik
memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari
resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran
pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya
berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.
3.1.3 PROSES
Pusat proses alat ini terdiri dari IC 4094 adalah IC Shift Register
yang berfungsi untuk memasukan data secara seri dan mengoutput data
secara pararel. Cara kerja Shift Register.
Data masuk secara serial melalui D (1). Pada IC ini data input akan
disimpan setelah terjadi clock dan semua data telah tersimpan maka Pin
OE (Output Enable) bekerja untuk mengaktifkan Output Seri maupun
Output Pararel.
IC 4093 terdiri dari gerbang NAND ini di gunakan pada rangkaian
ini adalah IC4093, IC tersebut berjenis CMOS. IC CMOS banyak di
gunakan pada instrumen-intsrumen elektronika karena dilihat dari
keunggulan teknologinya dibanding dengan jenis IC lainnya.
IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC
CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua
IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri 4 gerbang NAND 2
masukan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan,
sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu
kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok
dipakai pada peralatan elektronika yang memnggunakan battere.
28
3.1.4 OUTPUT
Jika proses tegangan dari inputan sudah terkena aliran dan sudah
melewati proses dari semua komponen maka outputnya adalah LED ( Ligh
Emiting Diode ) akan mengeluarkan cahaya secara menyeluruh.
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail
Pada saat Rangkaian mendapatkan sumber tegangan 12 V dari Power
Supply, maka LED pada rangkaian akan menyala, maka clock pada IC
4093 Schmitt Triggers ini akan bekerja terus menerus dan memberikan
detak pulsa pada IC 45920 dan IC 4094, pada IC 45920 ( Dual 4-Bit
Binary Counter ) akan mengcounter detak pulsa outputnya ke IC 4093 dan
setelah itu akan memberikan detak pulsa ke IC 4094 ( 8 Stage Shift And
Storage Bus Register With 3-State Output ) setelah IC sudah menerima
dan menyimpan data secara seri dan ouput data secara pararel, setelah
terjadi clock pada IC shift register ini data akan masuk terus menerus dan
digunakan untuk mengaktifkan output secar seri dan pararel. Lalu untuk
mengubah resistansi tegangan menggunakan Potensiometer dengan cara
memutar gagang yang muncul keluar untuk mengubah tegangan dan
mengatur pencahayaan pada LED ( Ligh Emiting Diode ) dan mengatur
cara kerja LED tersebut.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah – Langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini akan dikenalkan tentang bagaimana cara
mengoperasikan rangkaian blingking arrow yang telah penulis buat. Agar
lebih mudah untuk menerangkan bagaimana cara kerja rangkaian yang
penulis buat, maka penulis akan menerangkannya dengan melihat gambar
cover atas dari intercom tersebut, seperti di bawah ini:
Untuk mempermudah, penulis menyajikan cara pengoperasian
rangkaian blingking arrow secara sistematis seperti di bawah ini :
1. Hubungkan arus positif dengan tegangan 12V catu daya pada jack
banana positif rangkaian.
2. Hubungkan ground catu daya pada jack banana ground negative
rangkaian.
3. Selanjutnya Nyalakan Power Supply.
4. Pada saat Power Supply dinyalakan maka Rangkaian Blingking Arrow
menerima suber tegangan 12 Volt maka LED pada Rangakaian ini
akan langsung menyala.
5. Selanjutnya jika ingin merubah resistansi cahaya pada LED,
menggunakan Potensiometer dengan memutar poros pada ujungnya.
6. Pada saat potensiometer di ubah arah putarannya maka lampu LED
pada rangkaian ini akan semakin cepat arah pergantina lampunya.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Blingking Arrow adalah sebuah rangkaian yang dimana
sebagian besar komponen outputnya adalah LED, dimana detak pulsa
input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, 45920 ( Dual 4-
Bit Binary Counter ) dan 4094 ( 8 Stage Shift And Storage Bus Register
With 3-State Output ) lalu untuk mengubah resitansi pencahayan pada
LED di butuhkan Potensiometer dengan memutar ujung porosnya, lalu
untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen
penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari
penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa
percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti
kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Kemudian
pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen
yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada
komponen adalah lebih utama kaki – IC kaki komponen transistor dan
dioda led Jangan sampai terbalik. Yang perlu diperhatikan lagi adalah
tentukan arah kecepatan jalannya LED dengan memutar Potensiometer
karena komponen ini mudah terbakar dan rusak. Ini semua adalah hal yang
membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam
kesalahan kesalahan seperti hal ini.
30
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum dan Data Pengamatan praktikum Sistem Digital
http://www.blogtyo.com/2011/03/komponen-aktif-dan-pasif.html
http://id.wikipedia.org
http://pemogramanvb.blogspot.com/2010/12/penjelasan-tentang-gerbang-
logika.html
http://www.unhas.ac.id/elektro/elda/?p=78
http://eldas-smkn7.blogspot.com/2011/10/dioda.html
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-jenis-
transistor.html
http://faricha-ariefzh.blogspot.com/2012/05/blog-post.html
http://www.meriwardana.com/2011/11/prinsip-kerja-transistor-
transistor.html
http://doktertech.blogspot.com/2010/12/kapasitor-dan-elektrolit-
kondensator.html
http://m-edukasi.net/online/2007/resistor/jenisresistor.htm
http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/transistor.html
31
LAMPIRAN
Lay Out Rangkaian Pada Papan PCB
32
Skematik Rangkain Blingking Arrow
33