makalah anklin

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam tubuh manusia xenobiotik umumnya memberikan pengaruh pada sistem dan fungsi normal tubuh. Pengaruh bisa sesuatu yang diharapkan, seperti efek terapetik obat, yaitu efek untuk penyembuhan penyakit atau menghilangkan gejala penyakit. Namun, dapat pula pengaruh yang berupa sesuatu yang tidak diharapkan, seperti efek samping atau toksik. Melalui proses metabolisme dan proses ekskresi tubuh, xenobiotik mampu menghilangkan semua pengaruh yang timbul. Telah lama diketahui bahwa karena sifatnya yang suka lemak, maka banyak xenobiotik tidak akan dikeluarkan dari tubuh bila tidak didahului proses perubahan struktur kimia melalui metabolisme. Dan karena manusia semakin sering terkena berbagai senyawa kimia yang asing (xenobiotik) antara lain, obat-obatan, bahan adiktif makanan, polutan, dll. Maka pengetahuan tentang cara menanggulangi xenobiotik pada tingkat seluler merupakan salah satu aspek pentingdalam mempelajari bagaimana mengatasi ancaman kimia tersebut. 1.2. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan hati ? b. Apa itu xenobiotik ? 1

Upload: rizki-duratul

Post on 16-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Pengertian Xenobiotik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam tubuh manusia xenobiotik umumnya memberikan pengaruh pada sistem dan fungsi normal tubuh. Pengaruh bisa sesuatu yang diharapkan, seperti efek terapetik obat, yaitu efek untuk penyembuhan penyakit atau menghilangkan gejala penyakit. Namun, dapat pula pengaruh yang berupa sesuatu yang tidak diharapkan, seperti efek samping atau toksik. Melalui proses metabolisme dan proses ekskresi tubuh, xenobiotik mampu menghilangkan semua pengaruh yang timbul. Telah lama diketahui bahwa karena sifatnya yang suka lemak, maka banyak xenobiotik tidak akan dikeluarkan dari tubuh bila tidak didahului proses perubahan struktur kimia melalui metabolisme. Dan karena manusia semakin sering terkena berbagai senyawa kimia yang asing (xenobiotik) antara lain, obat-obatan, bahan adiktif makanan, polutan, dll. Maka pengetahuan tentang cara menanggulangi xenobiotik pada tingkat seluler merupakan salah satu aspek pentingdalam mempelajari bagaimana mengatasi ancaman kimia tersebut.1.2. Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan hati ?

b. Apa itu xenobiotik ?

c. Bagaimana fungsi hati dalam metabolisme xenabiotik dan analisisnya ?

d. Bagaimana Metode Analisis Fungsi hati ?1.3. Tujuana. Untuk mengetahui fungsi hati

b. Mengetahui proses metabolisme xenobiotik

c. mengetahui metode analis fungsi hati

BAB II

ISI2.1.HatiHati merupakan organ di dalam tubuh manusia yang terbesar dan mempunyai berat antara 1000-1800 gram, berwarna coklat yang terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas tepatnya di bawah diafragma, sejajar di sampingnya kirinya terletak organ limpa(syaifuddin,2000).

Organ hati hampir sebagian besar terlindungi oleh iga-iga, terbagi atas dua bagian besar yaitu lobus kiri dan kanan dan satu bagian kecil di tengah yang dikenal sebagai lobus asesorius, dengan permukaan atas berbentuk cembung, ujung kanan bawah runcing, serta permukaan bawah berlekuk dan di bagian belakang bawahnya terdapat organ empedu. Sel sel hati akan menghasilkan bilirubin dan serum serum yang digunakan sebagai pemantau fungsi hati.2.2. Fungsi HatiFungsi hati utama adalah detoksifikasi bahan bahan yang berbahaya dari tubuh termasuk obat obatan yang diminum, selaiin itu juga sebagai penghasil bahan utama zat warna bilirubin yang merupakan salah satu komponen pembentuk garam garam empedu untuk metabolisme lunak (pearce,1995)

Ambang normal Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase( SGOT), Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) dan bilirubin berturut turut adalah 14-50 UL, 21-72 UL, dan 0,2-1,3 mg/dl. Bila kadar ketiganya naik, menandakan kerusakan hati (setiawati,2010)2.3. Pengertian Xenobiotik

Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan, insektisida, zatkimia tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainya.

2.4. Kepentingan Xenobiotik Dalam MetabolismeXenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga jika masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut. Organ yang paling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi xenobiotik melalui empedu dan urine.2.5.Metabolisme Xenobiotik

Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase, yaitu :1) Fase 1 (Fase Hidroksilasi)Fase ini mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif oleh enzim Monooksidase atau Sitokrom P450. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

RH + + NADPH ROH + + NADPEnzim sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum Endoplasma, yangmerupakan hemoprotein seperti Hemoglobin. Fungsi enzim ini adalah sebagaikatalisator perubahan Hidrogen (H) pada xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH). Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat mutagenik atau karsinogenik.

2) Fase 2 (Fase Konjugasi)Ditandai dengan adanya konjugasi oleh asam glukoronat, sulfat, asetat,glutathion, asam amino atau metilasi.Fase konjugasi merupakan fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimiatertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewatempedu maupun urine.

a. Glukuronidasi: proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat, dengan enzim glukuronil transferase dimana Bilirubin UDP glukoronat sebagai donor glukoronil dan enzim glukoronil transferase. Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah: asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat,meprobamat, fenol dan senyawa steroid.b. Sulfasi: proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim sulfotransferase. Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol.

c. Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan biasadisingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksidhidrolase. Konjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik).

d. Reaksi lain: Asetilasi, Untuk reaksi transfer gugus asetil dari Asetil-KoA kesenyawa asing. Mis. INH (obat TBC). Metilasi, beberapa xenobiotik akan mengalami metilasi oleh enzim metil transferase, dengan memakai S-adonosil metionin.Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah initidak semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme xenobiotik mencakup efek:

1) Farmakologik(bersifat aktif didalam tubuh tanpa metabolisme sebelumya),

2) Imunologik (molekul kecil yang tidak dengan sendirinya merangsang sintesis antibodi tetapi akan bergabung dengan antibodi begitu unsur terbentuk, kemudian antibodi dapat merusak sel yang mengganggu proses biokimiawi seluler yang normal)

3) Karsinogenik (zat kimia yang memerlukan aktivasi enzim monooksigenase dalam retikulum endoplasma).

4) Toksik (beberapa xenobiotik yang memberikan efek sitotoksisitas/cederasel yang bisa cukup berat bisa mengakibatkan kematian sel).Aktivitas enzim Xenobiotik dipengaruhi oleh: 1) Spesies, jadi misalnya toksisitas atau karsinogenisitas yang mungkin terdapat pada xenobiotik tidak dapat diekstra polasi secara bebas dari suatu spesies lainnya ,

2) Genetik, karena adanya beberapa berbedaanyang signifikan pada aktivitas enzim antar individu menurut umur dan seks/ jenis kelamin.

3) Asupan berbagai xenobiotik seperti Phenobarbital, PCB dpt menginduksi enzim. Metabolit xenobiotik tertentu dapat menghambat atau menstimulasi aktivitas enzim yang memetabolisasi xenobiotik.2.6.Sifat Sitokrom P4501

a. Terlibat dalam metabolisme sejumlah besar xenobiotik dan juga senyawa endogenus seperti steroid.

b. Merupakan hemoprotein.

c. Sering memperlihatkan spesifisitas substrat yang luas.

d. Mengkatalisis reaksi yang mencakup pengenalan sebuah atom oksigen pada substrat dan satu atom pada air.

e. Produk hidrolisisnya bersifat lebih larut air daripada substrat lifofiliknya.

f. Hati mengandung jumlah sitokorm P450 terbanyak, tetapi juga ditemukan dalamsebagian besar jaringan.

g. Terletak dalam retikulum edoplasmik halus/dalam mitokondria (enzim-enzim stereogenik).

h. Pada beberapa keadaan, produknya bersifat mutagenik / karsinogenik.

i. Sebagian besar memiliki massa molekul 55kDa.

j. Banyak yang bersifat dapat dirangsang.

k. Beberapa memperlihatkan polimorfisme, yang dapat menyebabkan metabolismeobat yang atipik2.7. Metabolisme Xenobiotik Obat

Pada metabolisme obat, pada obat yang sudah aktif akan mengalami proses metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat aktif menjadi inaktif, sedang pada obat yang belum aktif mengalami metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat inaktif menjadi aktif.

Berikut beberapa reaksi obat yang penting akibat bentuk mutan atau polimorfik dari enzim atau protein.

2.8. Respon Metabolisme Xenobiotik

Respon metabolisme xenobiotik dapat menguntungkan karena metabolit yang dihasilkan menjadi zat yang polar sehingga dapat diekskresi keluar tubuh. Respon metabolisme xenobiotik dapat merugikan karena: berikatan dengan makromolekul dan menyebabkan cidera sel, berikatan dengan makromolekul menjadi hapten dan merangsang pembentukan antibodi dan menyebakan reaksi hipersensitivitas yang berakibat cidera sel, dan berikatan dengan makromolekul menjadi zat mutan yang menyebakan timbulnya sel kanker.2.9.Sistem Detoksifikasi Xenobiotik

Detoksifikasi Xenobiotik akan menghancurkan zat-zat kimia dan logam berbahaya dari makanan,minuman,dan udara. Sistem ini juga menetralkan bahan-bahanyang berbahaya yang diproduksi dalam tubuh. Selama proses detoksifikasi,yang manaterdiri dari tipe reaksi enzimatik yang rumit,tubuh akan melakukan metabolisme ataumengubah bahan-bahan toksid menjadi bentuk yang kurang berbahaya (tahap I) dan bila perlu mengubahnya menjadi zat yang larut dalam air (tahap II). Bentuk ini merupakan syarat sebelum tubuh dapat mengancurkannya. Sumber Toksin yang dikendalikan oleh sistem Detoksifikasi Xenobiotik yaitu yang berasal dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Toksin dari lingkungan meliputi kebiasaan merokok, produk tembakau, obat-obatan tertentu, efek samping pembakaran daging yang di bakar/panggang, pestisida, pewarna makanan. Sumber Toksin dari dalam tubuh yaitu androgen, estrogen, steroid, asam empedu,dan bahan selular lainnya.Sebagai organ tubuh yang memiliki banyak fungsi penting, seperti menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan merombak nutrisi menjadi energi, hati memang sepatutnya selalu kita perhatikan. Dalam pemeriksaan fungsi hati, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan.

a.SGOT

SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloacetic transaminase. Beberapa laboratorium sering juga memakai istilah AST (aspartate aminotransferase). SGOT merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal, dan otot-otot rangka.

Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal dan rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT. Pada kasus seperti alkoholik, radang pancreas, malaria, infeksi lever stadium akhir, adanya penyumbatan pada saluran empedu, kerusakan otot jantung, orang-orang yang selalu mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotik dan obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi, bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita hepatitis.

Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya.

b. SGPT

SGPT adalah singkatan dari serum glutamic pyruvic transaminase, sering juga disebut dengan istilah ALT (alanin aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai kerusakan hati dibandingkan SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan lever kronis dan hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3 kali lebih besar dari nilai normal.

c.Bilirubin

Pada pemeriksaan rutin, biasanya yang diperiksa adalah bilirubin total dan bilirubin direk. Adajuga istilah bilirubin indirek yaitu selisih bilirubin total dengan bilirubin direk. Bilirubin merupakan suatu pigmen atau zat warna yang berwarna kuning, hasil metabolisme dari penguraian hemoglobin (Hb) di dalam darah.

Pada penyakit hati yang menahun (kronis), dapat terjadi peningkatan kadar bilirubin total yang tentunya juga diiringi peningkatan bilirubin indirek atau bilirubin direk. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan produksi bilirubin atau akibat adanya penyumbatan pada kandung empedu sebagai orgam tubuh yang menyalurkan bilirubin ke dalam usus. Akibat penumpukan bilirubin ini, wajah, badan dan urin akan berwarna kuning.

d. Gamma GT

Gamma GT (glutamil tranferase) merupakan enzim hati yang sangat peka terhadap penyakit hepatitis dan alkoholik. Kadarnya yang tinggi bisa bertahan beberapa lama pasca penyembuhan hepatitis.

e.Alkali Fosfatase

Fosfatase alkali merupakan enzim hati yang dapat masuk ke saluran empedu. Kandung empedu terletak persis di bawah hati atau lever. Meningkatnya kadar fosfatase alkali terjadi apabila ada hambatan pada saluran empedu. Hambatan pada saluran empedu dapat disebabkan adanya batu empedu atau penyempitan pada saluran empedu.

f. Cholinesterase

Umunya kadar cholinesterase menurun pada kerusakan parenkim hati seperti hepatitis kronis dan adanya lemak dalam hati. Pemeriksaan ini sering dipakai sebagai pemeriksaan tunggal pada pasien yang mengalami keracunan hati akibat obat-obatan (termasuk keracunan insektisida).

g. Protein Total (rasio albumin/globulin)

Protein dalam darah yang penting terdiri dari protein albumin dan globulin. Albumin sepenuhnya diproduksi di hati, sedangkan globulin hanya sebagian yang diproduksi di hati, sisanya diproduksi oleh system kekebalan dalam tubuh. Albumin dan globulin merupakan suatu zat yang sangat berguna dalam sistem kekebalan tubuh. Perubahan kadar keduanya bisa menunjukkan adanya gangguan pada organ hati atau juga bisa pada organ tubuh lainnya misalnya ginjal.Pada pemeriksaan laboratorium, penting untuk menilai kadar protein total, kadar globulin dan kadar albumin. Pada penyakit-penyakit hati, kadar protein bisa meninggi dan bisa juga menurun. Begitu pula kadar albumin dan globulin. Sebagai contoh, jika terjadi infeksi pada hati yang baru diketahui kira-kira dalam tiga bulan terakhir, dapat terjadi peningkatan kadar globulin dan penurunan kadar albumin.

2.10. Metode AnalisisMetode analisis digunakan untuk mencari hasil pengukuran fungsi hati. Pada analisis ini digunakan beberapa cara seperti:

1) Pengambilan darah sebanyak 10 cc kedalam botol kecil berbahan gelas, kemudian darha tersebut diambil kira-kira 10 mL dalam tabung reaksi.

2) Tabung reaksi tersebut dmasukkan ke alat sentrifuse untuk dilakukan pemisahan sampel dengan memutar switch ke arah waktu 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm.

3) Setelah 10 menit sampel darah yang telah terpisah dapat diambil serumnya (bagian teratas dari plasma darah yang telah mengendap) dan siap digunakan untuk menentukan nilai konsentrasi fungsi hati4) Metode SGPT dan SGOT: Empat bagian reagen 1 campur dengan satu baagian reagen 2 (monoreagen). Setelah itu masukkan 1 mL monoreagen kedalam tabung reaksi, inkubasi pada suhu 37C, lalu tambhakan serum sampel sebanyak 0,1 mL. Kocok dan inkubasi dalam waterbath pada suhu 37C selama 1 menit. Kemudian baca konsentrasi sampel dengan photometer pada panjang gelombang 340 nm, k20 dan faktor 1745. Photometer secara otomatis mengulangi pembacaan kedua, ketiga, dan terakhir. Hasil bacaan yang digunakan adalah yang terakhir. Nilai absorbansi serum normal yang diuji harus sesuai dengan quality control internal yang direkomendasikan oleh serum normal yang digunakan, dengan satuan Unit/liter.Alat-alat yang digunakan dalam metode analisis ini antara lain ialah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, waterbath, photometer, sentrifuge, inkubator, kuvet.

Gambar 1: alat fotometerPrinsip kerja dari alat fotometer ialah sejumlah tertentu larutan logam disemprotkan ke dalam nyala. Pelarut kemudian akan menguap meninggalkan serbuk garam halus yang kemudian diatomkan. Intensitas emisi radiasi yang dipancarkan oleh unsur itu mempunyai hubungan dengan konsentrasi dari unsur tersebut. Atom - atom akan mengalami eksitasi bila mernyerap energi. Energi tersebut akan dipancarkan ketika atom tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar sehingga detektor dapat mendeteksi energi yang terpancar tersebut.Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer, yang membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari gelombang lain. Penggunaan fotometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan laboratorium klinis.Tabel Nilai Normal dalam Pemeriksaan Fungsi Hati

Sari, Wening. 2008. Care Yourself : Hepatitis. Jakarta : Penebar PlusBAB IIIPENUTUP3.1. Kesimpulan1. Fungsi hati adalah detoksifikasi bahan bahan yang berbahaya dari tubuh termasuk obat obatan yang diminum, selaiin itu juga sebagai penghasil bahan utama zat warna bilirubin yang merupakan salah satu komponen pembentuk garam garam empedu untuk metabolisme lunak.

2. Kepentingan xenobiotik dalam metabolisme adalah xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga jika masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut3. Parameter fungsi hati anatara lain bilirubin, SGOT, SGPT, Gamma GT, alkalifosfatase, kolinesterase.

4. Metode analisis SGOT dan SGPT adalah salah satu metode analisis untuk mengetahui fungsi hati dalam metabolisme xenobiotik

3.2. Saran

Sebaiknya analisis klinik pemeriksaan fungsi hati khususnya dalam metabolisme xenobiotik dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ada

DAFTAR PUSTAKA

Carrol, Jill. Photometry Lab. Adapted from a photometry package. Evan Hardy Collegiate. Saskatoon

Bastiansyah, eko. 2008. Panduan lengkap : membaca hasil tes Kesehatan. Jakarta : penebar Plus

Colby.1992. Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma.Jakarta:EGC

Ferris, Clifford D. 1980. Guide to Medical Laboratory Instruments. Boston : Littl, A Brown and Company

Harjasasmita.1996. Ikhtisar Biokimia Dasar B .Jakarta: FKUI

Murray,Robert K.Mayes,Peter A.Dkk.1999. Biokimia Harper. Jakarta:EGC

Pearce, Evelyn.1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Poedjiadi, Supriyanti.2007. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung:UI Press

Ratih, setiawati. 2010. My Healthy Life Trio Herbal. Jakarta : trubus swadaya.

Sari, Wening. 2008. Care Yourself : Hepatitis. Jakarta : Penebar Plus

Syaifuddin.2000. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika

Toha.2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung:AlfabetaWirahadikusumah.1985. Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung: ITB13

_1234567891.unknown

_1234567892.unknown

_1234567890.unknown