makalah akuntansi syariah

35
AKUNTANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF, METODOLOGI, TEORI, DAN PRAKTIK NAMA KELOMPOK : ANNISA RATNA RIMADHANI (A1C013008) DIAN PUTRI NIKITA (A1C013024) HESTU NUGROHO (A1C013038) NURUL HIDAYATI (A1C01300) SEBA MUNA ALIA (A1C013136)

Upload: hestu-nugroho

Post on 12-Jul-2016

175 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Akuntansi Syraiah oleh Hestu Nugroho

TRANSCRIPT

Page 1: makalah AKUNTANSI SYARIAH

AKUNTANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF, METODOLOGI, TEORI, DAN PRAKTIK

NAMA KELOMPOK :

ANNISA RATNA RIMADHANI (A1C013008)

DIAN PUTRI NIKITA (A1C013024)

HESTU NUGROHO (A1C013038)

NURUL HIDAYATI (A1C01300)

SEBA MUNA ALIA (A1C013136)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MATARAM

2014

Page 2: makalah AKUNTANSI SYARIAH

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Akuntansi Syariah dalam Perspektif,

Metodologi, Teori, dan Praktik”. 

Penulis ucapkan terimakasih kepada pihak – pihak terkait yang membantu pengerjaan

makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

kearah kesempurnaan.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.

Mataram, 10 Oktober 2014

Penulis

Page 3: makalah AKUNTANSI SYARIAH

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

BAB.I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1 Akuntansi Syariah dalam Perspektif Islam dan Konvensional..................................

2.2 Akuntansi Syariah dalam Metodologi.......................................................................

2.3 Akuntansi Syariah dalam Teori.................................................................................

2.4Akuntansi Syariah dalam Praktik................................................................................

BAB III. PENUTUP .............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: makalah AKUNTANSI SYARIAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada beberapa perusahaan dan lembaga keuangan, pembukuan dalam akuntansi merupakan

salah satu faktor penting dalam menjalankan kegiatannya. Dari segi metodologi, teori, maupun

penerapan yang digunakan pun tidak jauh berbeda dengan metodologi pada perusahaan

akuntansi yang menerapkan akuntansi konvensional. Dewasa ini, beberapa perusahaan dan

lembaga keuangan di Indonesia sudah mulai menerapkan sistem berbasis syariah. Di Indonesia

sendiri sudah mulai menerapkan akuntansi berbasis syariah. Untuk itu penulis akan menjelaskan

ssecara rinci tentang akuntansi syariah dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud akuntansi syariah dalam perspektif Islam dan konvensional?

2. Apakah yang dimaksud akuntansi syariah dalam metodologi Islam?

3. Apakah yang dimaksud akuntansi syariah dalam teori Islam?

4. Bagaimanakah penerapan akuntansi syariah dalam praktiknya?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi syariah dalam perspektif Islam dan

konvensional.

2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi syariah dalam metodologi Islam.

3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi syariah dalam teori Islam.

4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi syariah dalam praktiknya.

Page 5: makalah AKUNTANSI SYARIAH

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Syariah dalam Perspektif Islam dan Konvensional

Dikatakan oleh Hendriksen & Van Breda (1992) bahwa tujuan utama dari teori akuntansi

ini adalah memberikan satu set prinsip yang diturunkan secara logis untuk dijadikan sebagai

referensi dalam menilai dan mengembangkan praktik akuntansi.

Tabel prinsip filosofis dan konsep dasar teori akuntansi syariah

No Prinsip Filosofis Konsep Dasar1

2

3

4

Humanis

Emansipatoris

Transendental

Teleologikal

       Instrumental       Socio-economic       Critical       Justice       All-inclusive       Rational-intuitive       Ethical       Holistic Welfare

Konsep dasar socio-economic mengindikasikan bahwa teori Akuntansi Syariah tidak

membatasi wacana yang dimilikinya pada transaksi-transaksi ekonomi saya, tetapi juga

mencakup “transaksi-transaksi sosial”. “Transaksi sosial” di sini meliputi “transaksi” yang

menyangkut aspek sosial, mental dan spiritual dari sumberdaya yang dimiliki oleh entitas bisnis

(Cf. Mathews 1993).

Dari derivasi prinsip filosofis emansipatoris, kita mendapatkan konsep dasar critical dan

justice. Konsep dasar critical memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teori Akuntansi

syariah tidak bersifat dogmatis dan eksklusif. Sikap kritis mengindikasikan bahwa kita dapat

menilai secara rasional kelemahan dan kekuatan akuntansi yang lebih baik dari penilai kritis ini

dapat dibangun teori akuntansi yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagai contoh misalnya, kita

dapat melihat bahwa teori akuntansi modern memiliki kelehaman pada aspek penekanan

ekonomi (materi) yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan efek pada tersingkirnya (atau

tertindasnya) aspek-aspek non-materi (non-ekonomi). Aspek yang tersingkir atau tertindas ini,

dengan menggunakan konsep dasar critical, diangkat atau dibebaskan memposisikan aspek

materi (lihat Triyuwono 2000b). Jadi kalau kita lihat, posisi aspek materi dan non-materi pada

Page 6: makalah AKUNTANSI SYARIAH

teori akuntansi modern didudukkan pada posisi yang tidak adil. Oleh karena itu, dengan konsep

dasar justice, aspek-aspek penting dalam akuntansi akan didudukkan secara adil.

Kemudian berikutnya adalah prinsip filosofis transendental. Dari prinsip ini kita akan

mendapatkan konsepd asar all-inclusive dan rational-intuitive. Konsep dasar all-inclusive

memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teori Akuntansi Syariah bersifat terbuka. Artinya,

tidak menutup kemungkinan teori Akuntansi Syariah akan mengadopsi konsep-konsep dari

akuntansi modern, sepanjang konsep tersebut selaras dengan nilai-nilai Islam. Secara implisit,

konsep ini mengarahkan kita pada pemikiran bahwa substansi lebih penting daripada bentuk.

Konsep dasar rational-intuitive mengindikasikan bahwa secara epistemologi, konstruksi

teori Akuntansi Syariah memadukan kekuatan rasional dan intuisi manusia. Konsep ini tentunya

sangat berbeda dengan konsep teori-tori modern. Teori-teori modern (termasuk akuntansi)

mendudukkan rasio pada posisi sentral dan sebaliknya menyingkirkan intuisi dalam proses

konstruksi teori. Intuisi, bagi proponen teori modern, berada di luar domain ilmu pengetahuan

yang rasional. Oleh karena itu, intuisi manusia tidak dapat dilibatkan dalam konstruksi ilmu

pengetahuan. Namun dalam kenyataannya, intuisi manusia memiliki kekuatan yang sangat besar

dalam melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam masyarakat. Intuisi inilah sebetulnya

merupakan instrumen ajaib yang dapat melahirkan inovasi-inovasi yang tidak pernah terpikirkan

sebelumnya. Jadi bukan suatu hal yang aneh, bila dalam konstruksi teori Akuntansi Syariah,

intuisi merupakan instrumen yang sangat penting yang kemudian disinergikan dengan instrumen

rasional manusia.

Selanjutnya dari pinsip filosofis teleologikal kita mendapatkan konsep dasar ethnical dan

holistic. Ethical merupakan konsep dasar yang dihasilkan dari konsekuensi logis keinginan

kembali ke Tuhan dalam keadaan tenang dan suci. Untuk kembali ke Tuhan dengan jiwa yang

tenang dan suci, maka seseorang harus mengikuti hukum-hukum-Nya (Sunnatullah) yang

mengatur baik-buruk, benar-salah, adil-zholim. Singkatnya, teori Akuntansi Syariah dibangun

berdasarkan nilai-nilai etika Islam. Konsekuensi dari penggunaan nilai-nilai etika Islam dalam

konstruksi Akuntansi Syariah adalah diakuinya bahwa kesejahteraan yang menjadi salah satu

aspek Akuntansi Syariah tidak terbatas pada kesejahteraan materi saja, tetapi juga kesejahteraan

non-materi. Jadi yang dimaksud dengan kesejahteraan di sini adalah kesejahteraan yang utuh

(holistic welfare). Ini tentu sangat berbeda dengan teori akuntansi modern. Teori akuntansi

modern hanya berorientasi pada kesejahteraan materi.

Page 7: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Konsep dasar yang telah dijelaskan di atas ini akan menjadi referensi bagi kita yang akan

mengonstruksi teori akuntansi modern. Konsep dasar ini akan menghasilkan bentuk teori

akuntansi yang berbeda dengan teori akuntansi modern. Dan pada gilirannya, akan menghasilkan

bentuk praktik akuntansi yang berbeda dengan akuntansi modern saat ini.

2.2 Akuntansi Syariah dalam Metodologi

Metodologi yang biasa digunakan untuk perumusan suatu teori akuntansi, pada dasarnya

adalah metodologi deskriptif. Dengan kata lain menurut pandangan ini, teori akuntansi

merupakan suatu usaha coba-coba untuk membenarkan apa yang tersusun melalui praktik

akuntansi. Suatu teori seperti ini dinamakan Akuntansi Deskriptif atau suatu Teori Akuntansi

Deskriptif. Pendekatan teori akuntansi deskriptif telah dikecam oleh para pendukung metodologi

normatif yang melahirkan teori akuntansi normatif. Teori akuntansi normatif berusaha

membenarkan apa yang seharusnya benar, daripada membenarkan apa yang benar.

Perbedaan antara dua orientasi tersebut, yakni : Kesatu, disebut Akuntansi Operasionil.

Akuntansi Operaisonal diarahkan pada penyajian informasi yang berguna bagi keputusan

manajemen dan investor, khususnya keputusan yang menyangkut alokasi sumberdaya. Kedua,

disebut Akuntansi Hak Pemilikan, diarahkan pada penyesuaian hak milik para pemegang saham

dan pihak lain yang berpekentingan baik yang berada di dalam ataupun di luar suatu organisasi

agar dapat mencapai suatu keadilan dalam bagian hasial atau keuntungan operasi.

Diantara teori akuntansi yang termasuk dalam kelompok pendekatan normative ada

beberapa studi yang dilakukan di antaranya dilakukan oleh Moonitz, Sprouse dan Moonitz, The

American Accounting Association’s A Statement of Basic Accounting Theory, teori karya

Edwards dan Bell, serta The Study by Chambers. Suatu review yang baik mengenai metodologi

deskriptif dan normative serta teori-teori yang dihasilkan, ditemukan oleh Mc Donald dan The

AAA’s Statement on Accounting Theory and Theory Acceptancen. Sekalipun tidak ada suatu

teor akuntansi yang komprehensip, namun ada berbagai teori akuntansi dalam kategori cukup

baik. Hal ini diakibatkan karena pemakaian pendekatan yang berbeda. Beberapa pendekatan

tradisionil ini telah dapat diterima lebih tinggi dibanding pendekatan baru.

Page 8: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Beberapa pendekatan tradisionil adalah:

1. Non-teoritis, praktis atau pragmatis (tak formil)

2. Teoritis

3. Deduktif

4. Induktif

5. Etis

6. Sosiologis

7. Ekonomis

8. Memilih-milih dari berbagai sumber

Pendekatan Non-Teoritis

Pendekatan non-teoritis adalah suatu pendekatan pragmatis (atau praktis) atau suatu

pendekatan otoriter. Pendekatan pragmatis adalah pembentukan suatu teori yang berciri khas

sesuai dengan praktik senyatanya, dan pembentukan teori tersebut mempunyai kegunaan ditinjau

dari segi cara penyelesaiannya yang praktis sebagaimana yang diusulkan. Pendekatan otoriter

adalah perumusan suatu teori akuntansi, yang umumnya digunakan oleh organisasi professional,

dengan menerbitkan pernyataan sebagai peraturan praktik akuntansi.

Pemakian kegunaan atau faedah sebagai suatu kriteria pemilihan prinsip akuntansi

menghubungkan pembentukan teori akuntansi pada praktik akuntansi, yang dapat menjelaskan

kekuranggairahan yang disebabkan oleh pendekatan pragmatis. Kita boleh juga memikirkan

pendekatan pragmatis sambil memasukan suatu teori rekening. Pendekatan ini, yang bertumpu

pada suatu rasionalisasi tata buku berpasangan, dimuat dalam Fra Luca Paciolo’s Summa de

Aritmetica Gemoetical Proportioni et Proportinalita, diterbitkan di Venice pada tahun 1494.

Walaupun the Summa merupakan suatu review buku teknologi matematis yang berlaku waktu

itu, namun memasukkan 36 bab pendek mengenai tata buku, yang disebut De Computis et

Scripturis (of Reckonings and Writing).

Teori pendekatan rekening merasionalkan pemilihan teknik akuntansi atas dasar

persamaan akuntansi, yakni persamaan neraca dan persamaan keuntungan akuntansi. Persamaan

neraca biasanya dinyatakan sebagai:

Aktiva = Utang + Modal Pemilik

Persamaan keuntungan akuntansi biasanya dinyatakan sebagai:

Page 9: makalah AKUNTANSI SYARIAH

KEUNTUNGAN AKUNTANSI = PENGHASILAN - BIAYA

Dua persamaan menurut teori pendekatan rekening ini mengarahkan pada pengembangan

dua posisi yakni satu posisi yang berorientasi pada neraca dan satu posisi yang berorientasi pada

keuntungan. Bagaimanapun juga, teori pendekatan rekening seperti pendekatan pragmatis dan

otoriter.

Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang digunakan dalam membentuk teori yang

dimulai dari dalil-dalil dasar dan tindakan-tindakan dasar untuk mendapatkan kesimpulan logis

tentang pokok persoalan yang sedang dipertimbangkan.

Pendekatan ini berjalan dari umum (dalil dasar tentang lingkungan akuntansi) kekhusus

(pertama ke prinsip akuntansi, dan kedua pada teknik akuntansi). Apabila pada saat ini kita

beranggapan, bahwa dalil dasar tentang lingkungan akuntansi terdiri dari tujuan dan pernyataan,

maka langkah yang digunakan bagi pendekatan deduktif akan meliputi sebagai berikut:

1. Menetapkan “tujuan” laporan keuangan

2. Memilih “aksioma” akuntansi

3. Memperoleh “prinsip” akutnansi

4. Mengembangkan “teknik” akuntansi.

Oleh karena itu, menurut teori akuntansi yang diperoleh secara deduktif, teknik ini

berkaitan dengan prinsip dan aksioma serta tujuan menurut suatu cara yang sedemikian rupa

sehingga apabila prinsip dan oksioma serta tujuannya benar, maka tekniknya pun harus menjadi

benar. Struktur teoritis akuntansi ditetapkan menurut rangkaian tujuan, aksioma, prinsip, teknik

yang bertumpu pada suatu perumusan tepat terhadap suatu teori yang dihasilkan. Menurut

Popper, pengujian teori deduktif dapat dilaksanakan sepanjang empat hal: Pertama ada

perbandingan logis diantara kesimpulan itu sendiri, sehingga konsistensi intern sistem teruji.

Kedua, ada pemeriksaan bentuk logis teori dengan maksud menentukan apakah teori tersebut

berkarakter sebagai suatu teori empiris ataukah teori ilmiah, dan ataukah merupakan suatu teori

yang bersifat mengulang-ulang saja tanpa memberi penjelasan tambahan. Ketiga, ada

perbandingan dengan teori lain, terutama dengan maksud menentukan apakah teori akan

membuat suatu kemajuan ilmu pengetahuan yang berarti akan mempertahankan dan meneruskan

Page 10: makalah AKUNTANSI SYARIAH

berbagai pengujian kita, dan akhirnya, ada pengujian teori melalui penerapan empiris beberapa

kesimpulan yang dapat diperolehnya darinya.

Langkah terakhir diperlukan untuk menentukan bagaimana teori memenuhi tuntutan

praktik.

Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif terhadap pembentukan suatu teori dimulai dari pengamatan dan

pengukuran dan menuju kearah kesimpulan yang digeneralisir. Apabila diterapkan pada

akuntansi, maka pendekatan induktif dimulai dari pengamatan informasi keuangan perusahaan,

dan hasilnya untuk disimpulkan, atas dasar hubungan kejadian, kesimpulan dan prinsip

akuntansi. Penjelasan-penjelasan deduktif dikatakan berjalan dari khusus kearah umum.

Pendekatan induktif pada suatu teori melibatkan empat tahap:

1. Pengamatan, dan pencatatan seluruh pengamatan

2. Analisis dan pengklasifikasian pengamatan tersebut untuk mencari hubungan yang

berulangkali yakni hubungan yang sama dan serupa

3. Pengambilan generalisasi dan prinsip akuntansi induktif dari pengamatan tersebut yang

menggambarkan hubungan yang berulang kali terjadi

4. Pengujian generalisasi

Tidak seperti halnya dengan masalah pengambilan secara deduksi, kebenaran atau

kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lain tetapi harus dibuktikan secara empiris. Demikian

pula, dapat dikatakan bahwa dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif

menunjukkan teknik akuntansi khusus yang memiliki probabilitas hampir tinggi.

Beberapa penulis akuntansi bersandar kepada pengamatan praktik akuntansi dalam

mengusulkan suatu kerangka teori akutnasi. Tujuan yang mendasari sebagian besar para pemikir

ini adalah merasionalisasikan praktik akuntansi untuk menarik kesimpulan secara teoritis serta

abstrak. Pembelaan terbaik terhadap pendekatan induktif diberikan oleh usaha Ijiri yang

menggeneralisir tujuan yang implisit dalam praktik akuntansi yang berlaku dan mempertahankan

pemakaian harga pokok histories. Ijiri menyatakan: Bentuk pemikiran induktif untuk mencapai

tujuan yang implisit dalam perilaku suatu sistem yang ada tidak bermaksud untuk

mempertahankan status quo. Tujuan penggunaannya adalah untuk menyoroti di mana perubahan-

Page 11: makalah AKUNTANSI SYARIAH

perubahan itu sangat diperlukan dan dimana perubahan itu dimungkinkan terjadi. Perubahan

memberi kesan sebagai suatu kesempatan lebih baik untuk dilaksanakan secara sungguh-

sungguh. Pengandaian tujuan kedalam model-model normatif atau tujuan yang dilanjutkan dalam

pembahasan kebijaksanaan semata-mata sering kali dinyatakan atas dasar keyakinan dan

preferensi seseorang, daripada berdasarkan penyelidikan induktif terhadap sistem yang ada. Ini

kemungkinan dapat menjadi alasan yang lebih penting mengapa demikan banyak model normatif

atau usul kebijaksanaan normatif tidak dilaksanakan dalam praktik. Perumusan dalil sering kali

dilakukan dengan pemikiran induktif, dalil umum dirumuskan melalui suatu proses induktif,

sementara prinsip dan teknik diperoleh melalui suatu proses deduktif. Itu menegaskan bahwa

logika induktif dapat mensyaratkan pemikiran atau logika induktif.

Pendekatan Etis

Inti dasar pendekatan etis adalah terdiri atas konsep-konsep keadilan, kejujuran, dan

kebenaran serta kewajaran. Para akuntan menganggap konsep tersebut mempunyai arti yang

sama. Sebaliknya, hanya merasakan bahwa justive dan fairness sebagai norma etis, dan

memandang truth sebagai suatu pernyataan nilai. Konsep “fairness” (kewajaran). Kewajaran

sebagai suatu norma dasar yang dipergunakan untuk penilaian norma lain, karena merupakan

satu-satunya yang menunjukkan “pertimbangan etis”.

Spavek satu langkah lebih maju dalam rangka menegaskan keunggulan konsep

kewajaran: Suatu pembahasan tentang aktiva, utang, penghasilan, dan biaya belumlah saatnya

dan tidak gunanya sebelum menentukan prinsip dasar yang akan menghasilkan suatu penyajian

data yang wajar dalam bentuk akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kewajaran akuntansi

dan laporan ini harus ada dan untuk masyarakat, dan masyarakat tersebut mewakili berbagai

golongan masyarakat kita.

Apapun pengertian yang dikandungnya, kewajaran telah menjadi salah satu dari tujuan

dasar akuntansi. The Committeee on Auditing Procedures menunjuk kriteria “kewajaran

penyajian” sebagai (1) kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, (2)

keterungkapan, (3) konsisten, (4) dapat dipertimbangkan. Dalam sebuah laporan pemeriksaan

tanpa kualifikasi, auditor tidak hanya menyatakan bahwa telah sesuai dengan prinsip akuntansi

yang diterima umum dan norma pemeriksaan yang telah diterima umum akan tetapi juga

menyatakan suatu pendapat dengan kata “menyajikan secara wajar”. Kewajaran merupakan

Page 12: makalah AKUNTANSI SYARIAH

suatu tujuan yang diperlukan sekali dalam pembentukan suatu teori akuntansi apabila apa pun

yang dipaksakan pada dasarnya dapat dibuktikan secara logis atau secara empiris dan apabila

dioperasionalkan melalui suatu definisi yang memadai dan melalui pengenalan sifat-sifatnya.

Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis perumusan suatu teori akuntansi menekankan pengaruh sosial

terhadap teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekata etis yang memusatkan

pada suatu konsep kewajaran yang lebih luas, yakni kesejahteraan sosial. Menurut pendekatan

sosiologis suatu prinsip atau teknik akuntansi tertentu akan dinilai akseptasinya atas dasar

pengaruh pelaporannya terhadap seluruh golongan masyarakat.

Penerapan pendekatan sosiologis yang tepat terhadap pembentukan teori akuntansi

kemungkinan sulit diketemukan. Oleh karena adanya kesulitan-kesulitan dan penentuan

informasi yang diperlukan rakyat tersebut yang membuat pertimbangan kesejahteraan.

Pendekatan sosiologis dalam perumusan teori akuntansi telah membantu evolusi suatu cabang

akuntansi baru, yang disebut Akuntansi Sosioekonomi. Tujuan utama sosioekonomi adalah

mendorong badan usaha berfungsi dalam suatu sistem pasar bebas untuk

mempertangggungjawabkan aktivitas produksinya sendiri terhadap lingkungan sosial melalui

pengukuran, internalisasi dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ekonomi terhadap suatu teori akuntansi menitikberatkan pengendalian

perilaku indikator makro ekonomi yang diakibatkan oleh pemakaian berbagai teknik akuntansi.

Sementara pendekatan etis memfokuskan pada suatu konsep “kewajaran” dan pendekatan

sosiologis memfokuskan pada suatu konsep “kesejahteraan sosial”, pendekatan ekonomi

memfokuskan pada suatu konsep “kesejahteraan ekonomi umum”. Kriteria umum yang

digunakan oleh pendekatan makro ekonomi adalah (1) kebijaksanaan dan teknik akuntansi harus

mencerminkan “realitas ekonomi”, dan (2) pemilihan teknik akuntansi harus tergantung kepada

“konsekuensi ekonomi”. “Realitas ekonomi” dan “konsekuensi ekonomi” merupakan istilah

yang telah sekali untuk digunakan di dalam menunjukkan keuntungan pendekatan makro

ekonomi.

Page 13: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Pemerintah memperjuangkan pemakaian metode penanggulangan atas dasar alasan

bahwa metode tersebut memperlemah pengaruh insenti suatu alat kebijaksanaan fiskal. Oleh

karena itu, dalam rangka penentuan norma akuntansi, pertimbangan-pertumbangan yang

dinyatakan oleh pendekatan ekonomi lebih bersifat ekonomis daripada operasional.

Berpijak pada urgensi dan kegunaan penelitian ini, maka upaya rasional, penentuan

kebenaran hakekat dan eksistensi akuntansi tersebut perlu diteliti dengan metode penelitian yang

tepat. Ketepatan metode penelitian tersebut akan tercermin pada tahap-tahap penelitian yang

dilalui.

Buku ini ditulis untuk menemukan rasionalitas dan kebenaran hakikat, pengetahuan dan

praktik akuntansi, maka kajian teori kritis akan digunakan, yang penerapannya dilakukan melalui

dua tahapan, yaitu: tahap deskriptif dan tahap evaluatif / kritik. Kedua tahap kajian ini masing-

masing menggunakan metode yang berbeda, sesuai dengan esensi permasalahan penelitian ini.

a)      Tahap deskriptif

Tahap deskriptif adalah tahap penyajian data yang didasarkan pada perubahan-perubahan

yang terjadi dalam masyarakat. Tahap deskriptif adalah tahap untuk mengetahui hakikat sesuatu.

Untuk itu, kajian selanjutnya akan dikombinasikan dengan kerangka dasar filsafat ilmu. Ontologi

menyangkut tentang hakikat apa yang dikaji atau science of being qua being”. Epistimologi

adalah berkaitan dengan bagaimana cara ilmu pengetahuan melakukan pengkajian dan menyusun

tubuh pengetahuannya atau studi filsafat yang membahas ruang lingkup dan batas-batas

pengetauan. Metodologi digunakan untuk menguji metode-metode yang digunakan atau yang

akan digunakan untuk menghasilkan pengetahuan yang valid. Sementara aksiologi adalah tiang

penyangga filsafat ilmu yang berkaitan dengan kegunaan ilmu yang telah tersusun itu

dipergunakan atau theory of value.

Berdasarkan tiga sisi tersebut selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap esensi ilmu

pengetahuan. Akuntansi akan memberikan informasi yang sangat dibutuhkan manajemen dalam

melaksanakan fungsi-fungsinya, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Fungsi-fungsi tersebut merupakan fenomena yang akan menjadi kajian keilmuan

terutama yang berkaitan dengan hakikat dari sudut pandang syari’ah Islam.

b)      Tahap evaluatif

Metode yang digunakan pada tahap evaluatif adalah metode analitik kritis-rasional.

Metode ini diterapkan mengingat pada tahap ini dilakukan upaya membandingkan konsep

Page 14: makalah AKUNTANSI SYARIAH

akuntansi Barat dengan konsep Akuntansi Syariah. Seperti halnya dalam upaya mengkaji atau

membangun teori sosial, termasuk teori akuntansi, maka proses berfikir analisis: kritis dan

rasional sangat dituntut. Dalam penelitian akuntansi pendekatan kritis (critical studies)

merupakan salah satu pendekatan yang disarankan untuk diterapkan. Banyak istilah yang

disarankan, sebagaimana diungkapkan oleh Lodh, bahwa: “There are many labels for ‘critical

accounting’ or ‘critical studies in accounting research”. Sebagai contoh, Macintosh

menggunakan istilah critical accounting movement, Cooper & Hopper menggunakan istilah

critical accounting walaupun sebelumnya mereka menggunakan istilah critical studies.

Sementara Neimark and Tinker memakai istilah critical accounting literature. Kemudian

Laughlin menggunakan istilah critical theory yang digunakan untuk memaknai istilah critical

sosial theory khususnya teori kritis yang berasal dari German.

Istilah-istilah yang disampaikan di atas, mengandung perbedaan terminology jika akan

diterapkan pada kajian teori akuntansi dan penelitian akuntansi. Melalui pendekatan critical

theory kita akan melihat suatu teori itu bukan saja terletak pada upaya menempatkan ideologi

sebagai ‘bentuk pemikiran’ akan tetapi juga akan mencoba mengkaji tentang bagaimana kondisi

sosial, seperti sistem akuntansi yang dikembangkan oleh kaum kapitals, terpenuhinya kepuasan

kebutuhan hidup, dan kebebasan diri dari kondisi sosial masyarakat yang rentan.

c)      Metode pengumpulan data

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, maka data yang

digunakan adalah berupa pernyataan-pernyataan ahli yang relevan. Dengan demikian teknik

pengambilan sampel data adalah dengan purposive sampling/data, yang selanjutnya didukung

dengan teknik analisis is (content analysis). Teknik ini menurut Bogdan dan Biklen (1982) yang

dikutip Syafi’ie dimaksudkan untuk pengambilan sampel internal (internal sampling). Internal

sampling yaitu keputusan yang diambil begitu peneliti memiliki suatu pikiran umum tentang

jumlah dokumen serta macamnya yang akan dikaji, dengan siapa akan berbicara dan kapan akan

melakukan observasi.

Penggalian data primer mula-mula dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat yang

berkaitan dengan istilah perhitungan (hisab), keseimbangan, pertanggungjawaban, kemudian

membuat outline dalam rangka menentukan ayat-ayat yang secara langsung berkaitan dengan

ayat-ayat yang tidak secara langsung mengungkap tentang hisab, yang dalam penggaliannya

menggunakan teknik dokumentasi murni. Sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder

Page 15: makalah AKUNTANSI SYARIAH

dilakukan dengan mencari pokok-pokok pikiran yang ditulis oleh pemikir atau ilmuwan yang

telah ditulis dalam rangka menemukan esensi tentang konsep akuntansi. Dalam penelitian

kualitatif, pada tahap analisis setidak-tidaknya ada tiga komponen pokok yang harus disadari

oleh peneliti, yaitu : data reduction, data display dan conclusion drawing (Miles & Huberman,

1984: Sutopo, 1988). Tiga komponen tersebut saling berhubungan dengan dan saling

mendukung. Sehubungan dengan permasalahan akuntansi maka Gaffikin menyarankan empat

tahapan yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metodologi analisis. Keempat

tahapan tersebut adalah: logical, environmental, ideological, dan linguistic. Masing-masing

tahapan tersebut saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, keberhasilan

konstruksi teori ini akan menemukan kecocokan kriteria pada semua bidang.

2.3 Akuntansi Syariah dalam Teori

Pada saat kita mngkaji ilmu atau teori akuntansi syari’ah tidak dapat ditinggalkan

kerangka teori akuntansi konvensional. Sehubungan dengan hal tersebut, secara konvensional

ada banyak teori yang berkaitan dengan pembahasan kekayaan pemilik.

1. Teori pemilikan (Proprietary Theory)

Teori ini menyatakan bahwa akuntansi terjadi karena bentukan dari persamaan dasar

sebagai berikut:

ASETS - LIABILITIES = MODAL

Artinya modal adalah sama dengan harta dikurangi utang. Dalam hal ini, pemilik adalah

pusat perhatian. Aktiva dianggap dimiliki oleh pemilik dan kewajiban / utang adalah kewajiban

pemilik. Tanpa memandang mengenai perlakuan utang, pemilikan dipandang sebagai nilai bersih

kesatuan usaha kepada pemilik. Pada saat perusahaan didirikan, nilai tersebut akan sama dengan

investasi pemilik. Selama hidup perusahaan, akan terus sama dengan investasi awal dan

tambahan investasi serta akumulasi laba bersih di atas jumlah yang diambil oleh pemilik. Inilah

yang kemudian disebut dengan konsep kekayaan. Teori ini berpendapat bahwa pendapatan

adalah kenaikan atas hak pemilik, sedangkan biaya adalah penurunan. Dengan demikian laba

bersih akan secara langsung menjadi hak pemilik dan mencerminkan kenaikan kekayaan pemilik

dan karena laba adalah kenaikan kekayaan, maka segera pula ditambahkan kepada modal

pemilik.

Page 16: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Pajak perseroan diperlukan secara dengan agen dari pemegang saham yang menganggap

bahwa perseroan adalah agen dari pemegang saham dalam pembayaran pajak yang nyata-nyata

pajak penghasilan dari pemegang saham. Konsep laba komprehensip ini didasarkan pada

proprierty theory karena laba bersih berisi semua unsur yang mempengaruhi pemilikan selama

satuan periode terkecuali pembagian dividen dan tansaksi modal. Teori ini lebih menekankan

pada hakikat perubahan terhadap pemilikan dan klasifikasinya dalam neraca. Teori ini

merupakan teori akuntansi yang paling kunoi, dan banyak konsep akuntansi yang dikembangkan

dari teori ini.

2. Teori kekayaan (Entity Theory)

Teori ini menganggap bahwa perusahaan memiliki eksistensi yang terpisah. Pemisahan

ini terjadi pada kepentingan pemiliki dan pemegang ekuitas yang lain. Pendiri dan pemilik

perusahaan tidak perlu diidentifikasikan dengan eksistensi perusahaab. Teori ini didasarkan pada

persamaan:

ASETS = EQUITIES

Ekuitas pada dasarnya adalah utang ditambah dengan hak pemegang saham. Elemen yang

ada pada sisi kanan kadang-kadang disebut sebagai kewajiban, tetapi sebenarnya merupakan

pemilikan dengan hak yang berbeda terhadap perusahaan. Apa bedanya utang dan hak pemegang

saham. Perbedaan utama antara utang dan hak pemegang saham berkait dengan penilaian atas

hak kreditor yang dapat ditentukan secara terpisah bila perusahaan bubar, sedangkan hak para

pemegang saham diukur dengan penilaian aktiva mula-mula yang ditanamkan ditambah dengan

laba yang diinvestasikan kembali dan revaluasi yang terjadi sesudahnya. Namun demikian hak

untuk menerima pembayaran dividen dan bagian dari aktiva bersih pada saat likuidasi adalah hak

sebagai pemegang hak pemilikan dan bukan sebagai pemilik atas aktiva tertentu. Teori ini

memandang utang adalah kewajiban khusus dari perusahaan dan aktiva mencerminkan hak

perusahaan untuk menerima barang, jasa atau manfaat yang lain.

3. Fund Theory

Berbeda dengan teori proprietry, teori fund melepaskan hubungan personal yang dianut

oleh teori proprietory dan personalisasi perusahaan sebagai kesatuan ekonomi yang dibuat sah

Page 17: makalah AKUNTANSI SYARIAH

pada entity theory. Fund theory menggantinya dengan kesatuan kegiatan yang orientasi kegiatan

sebagai landasan akuntansi.

AKTIVA = PEMBATASAN AKTIVA

Aktiva mencerminkan prospek jasa bagi unit operasional. Utang merupakan pembatasan

terhadap aktiva khusus ataupun aktiva secara umum. Modal yang ditanamkan merupakan

pembatasan yang legal ataupun financial terhadap penggunaan aktiva, sehingga modal yang

ditanamkan harus dijaga keberadaannya, bila tidak terdapat likuidasi sebagian ataupun secara

keseluruhan. Dengan demikian, dalam teori ini semua ekuitas mencerminkan pembatasan yang

dilakukan secara legal, kontrak, manajerial, dan finansial. Konsep ini bermanfaat sekali bagi

perusahaan yang tidak mencari laba. Seperti lembaga pemerintah, universitas, rumah sakit,

lembaga sosial.

Ada suatu perubahan luar biasa dalam kancah bidan ilmu akuntansi untuk

beberapa decade belakangan ini. Sebelum tahun 1970-an ada anggapan tentang akuntansi sebagai

ilmu pengetahuan dan praktik yang bebas dari nilai (value free) sudah mulai digoyang

keberadaannya.

Pada era informasi dan globalisasi dalam bidang akuntansi ada upaya harmonisasi

praktik-praktik akuntansi. Praktik akuntansi di setiap negara dianggap menyulitkan dalam

menafsirkan laporan keuangan, atau praktik akuntansi yang ebragam itu tidak dapat

diperbandingkan (uncomparable). Kasus ini mengundang reaksi banyak kalangan, sehingga

muncullah pandangan-pandangan yang bersifat pro dan kontra. Mereka yang berpandangan

kontra mengecam bahwa tindakan untuk melakukan harmonisasi merupakan tindakan pelecehan

terhadap nilai-nilai lokal. Mereka justru melihat bahwa sebetulnya lingkungan (non value-free).

Bahkan ada yang mengatakan akuntansi adalah “anak” yang lahir budaya setempat (lokal).

Pandangan kedua, memang secara eksplisit menolak pandangan pertama yang bersifat

fungsionalis dan positivistic, kalau ditelusuri ke belakang akar pemikiranya berasal dari August

Comte.

Berpijak dari kasus di atas, usaha untuk mencari bentuk akuntansi yang berwajah

humanis, emansipatori, transendental, dan teologikal merupakan upaya yang niscaya. Akuntansi

syariah, menurut Iwan Triyuwono dan Gaffikin dikatakan, merupakan salah satu upaya

mendokontyksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis dan sarat nilai. Tujuan

diciptakannya akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis,

Page 18: makalah AKUNTANSI SYARIAH

emansipatoris, transendental, dan teologikal. Dengan cara demikian, realitas alternatif

diharapkan akan dapat membangkitkan kesadaran diri secara penuh akan kepatuhan dan

ketundukan seseorang kepada kuasa Allah. Berkaitan dengan persoalan perubahan teori

ekuntansi, maka akuntansi akan berubah ke paradigma baru yang sejauh ini belum jelas lagi.

Dalam konteks demikian, Takatera dalam pengantarnya menyajikan dua strategi pengkajian

hakikat akuntansi sebagai berikut:

1. Jika studi akuntansi deskriptif berkembang dalam suasana terisolasi dari strategi

intelektual untuk mengubah akuntansi sekarang, hal ini akan membenarkan akuntansi

yang dulu dan sekarang bukan menginterpretasikannya. Sebaliknya jika studi akuntansi

normatif dikembangkan dalam suasana terisolir tanpa memperdulikan masyarakat dan

masalah organisasi di mana akuntansi dipraktikkan, maka hal ini akan berakibat

kegagalan percobaan sebab tidak akan berakibat kegagalan percobaan sebab tidak akan

diterima oleh masyarakat kendatipun jika ini dapat menjelaskan ‘akuntansi untuk apa

yang tidak boleh’. Kemudian adalah penting menggabungkan studi akuntansi deskriptif

dengan studi akuntansi normatif untuk memberikan pemahaman baru tentang apa

akuntansi dulu, apa akuntansi sekarang dan menciptakan apa akuntansi di masa yang

akan datang.

2. Jika akuntansi yang dimaksud adalah akuntansi “what should be” sebagai kelanjutan dari

akuntansi “what it is”, dengan jalan yang tidak akan pernah berhenti, kita tidak akan

dapat membentuk akuntnasi “what it is” walaupun kita dapat menawarkan interpretasi

baru, terhadap apa akuntansi “what it was” dan apa akuntansi sekarang (what it is).

Strategi untuk membuat isu sekarang jelas harus berhadap dengan crita akuntansi yang

akan datang, yaitu menciptakan akuntansi “what should be”. Sebagai ganti dari “what it

is” di bidang yang kita hentikan keberadaannya.

2.4 Akuntansi Syariah dalam Praktik

Kemunculan dan perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia yang

sangat fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi-diskusi serius lebih lanjut, mulai dari produk

atau jasa yang ditawarkan, pola manajemen lembaga, sampai kepada pola akuntasinya.

Menariknya akuntansi untuk dibahas, tentu karena adanya beberapa alasan. Pertama: akuntansi

selama ini dikenal sebagai alat komunikasi, atau sering diistilahkan sebagai bahasa bisnis.

Page 19: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Kedua: akuntansi sering diperdebatkan apakah ia netral atau tidak. Ketiga, akuntansi sangat

dipengaruhi oleh lingkungan (politik, ekonomi, budaya) di mana ia dikembangkan; dan

Keempat, akuntansi mempunyai peran sangat penting, karena apa yang dihasilkannya, bisa

menjadi sumber atau dasar legitimasi sebuah keputusan penting dan menentukan.

Pada tatanan teknis operasional, akuntansi syariah adalah instrumen yang digunakan

untuk menyediakan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain dari pada itu, kita mendapatkan hal pokok lain

dalam ibadah Islam. Menurut Qadharwi ditegaskan: …..bagian ibadah Islam yang pokok itu,

adalah satu ibadah khusus yang istimewa, yang pada kenyataannya merupakan bagian dari

sistem keuangan dan ekonomi dalam pandangan Islam otulah ibadah zakat. Dalam bagian dosa

besar yang diharamkan dengan pengharaman yang sangat kuat, kita menemukan dosa besar

agama, yang tergolong ‘tulang belikat” sistem ekonomi bagi sebagian besar umat manusia, baik

dahulu maupun sekarang. Itulah riba di mana Rasulullah SAW telah melaknati para pemakannya,

pemberinya, penulisnya, dan kedua saksinya.

Dengan demikian jelas, bahwa upaya kita menemukan format teori maupun praktif

ekonomi (manajemen dan akuntansi Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai sesuatu yang

integral. Sebagai turunan dari uraian di atas, barangkali uraian tentang keputusan ekonomi yang

dihasilkan oleh akuntansi syariah adalah bercirikan sebagai berikut:

1. Menggunakan nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi

2. Memberikan arah pada, atau menstimulasi timbulnya, perilaku etis

3. Bersikap adil terhadap semua pihak,

4. Menyeimbangkan sifat egoistic dengan altruistik, dan

5. Mempunyai kepedulian terhadap lingkungan

Berdasarkan landasan dan ciri-ciri tersebut di atas, maka diharapkan akuntansi syariah

akan mempunyai bentuk yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan akuntansi konvensional.

Sebab melalui ciri-ciri tersebut tercermin sesuatu yang sarat akan tanggung jawaban, nilai-nilai

sosial dan jelas. Sebab disadari bahwa pada tatanan yang lebih teknis, yaitu dalam bentuk

laporan keuangan, akuntansi syariah masih mencari bentuk. Di dalam tesis ini, bentuk konkrit

Page 20: makalah AKUNTANSI SYARIAH

akuntansi syariah secara utuh belum dapat ditampilkan, sebab untuk sampai pada tataran praktik

dan bentuk laporan keuangan yang utuh memerlukan dukungan teori yang lengkap dan kuat.

Memang harus diakui, tidak banyak pemikir yang memiliki kepedulian mengembangkan

akuntansi berdasarkan nilai-nilai Islam. Beberapa pemikir yang dapat dicontohkan disini

misalnya: Gambling dan Karim (1991); Baydoun dan Willet (1994). Menurut penilaian

Gambling dan Karim, bahwa pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk membangun

akuntansi (kebanyakan) adalah dengan pendekatan.

Persamaan dan perbedaan lembaga keuangan syari’ah dan konvensional

Meskipun lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan konvensional memiliki

banyak perbedaan, namun tidak menutup kemungkinan tentang persamaannya. Persamaan

lembaga keuangan syari’ah dengan konvensional meliputi: (1) teknis penerimaan uang; (2)

mekanisme transfer; (3) teknologi computer yang digunakan; (4) syarat-syarat umum

memperoleh pembiayaan seperti KT, NPWP, proposal dan lain sebagainya.

Perbedaan lembaga keuangan syariah dengan konvensional meliputi: pertama, aspek akad

(transaksi) dan legalitas; Setiap lembaga keuangan syariah keuangan dalam lembaga keuangan

syariah, baik dalamhal barang, praktisi transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi

ketentauan lembaga keuangan syariah, seperti rukun dan syaratnya. Kedua, bisnis dan usaha

yang dibiayai; terdapat saringan kehalalan, kemanfaatan dan kemaslahatan. Untuk menentukan

kehahalan, kemafaatan dan kemaslahatan dapat diidentifikasi melalui pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

a.       Apakah objek pembiayaan halal atau haram?

b.      Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat?

c.       Apakah proyek berkaitan dengan pebuatan mesum / asusila?

d.      Apakah protek berkaitan dengan perjudian?

e.       Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata illegal atau berorientasi pada pengembangan

senjata pembunuh massal?

f.       Apakah proyek dapat merugikan syi’ar Islam, baik secara langsung atau tidak langsung?

Pertanyaan-pertanyaan di atas tidak bersifat absolute. Artinya pertanyaan-pertanyaan

tersebut bisa saja bertambah seiring dengan perkembangan jaman yang ada. Hal lain yang harus

ditunjukkan oleh LKS adalah lingkungan kerja (corporate culture) yang berbeda dengan LKK.

Page 21: makalah AKUNTANSI SYARIAH

Lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah dalam hal etika, misalnya: (a) amanah (dapat

dipercaya); (b) shiddiq (benar); (c) fathonah (cerdas dan professional); (d) tabligh (mampu

melaksanakan tugas secara team-work di mana informasi merata di seluruh fungsional

organisasi.

Lingkungan kerja dan corporate culture adalah cara berpakaian dan bertingkah laku,

misalnya rapa, sopan dan menutup aurat, lemah lembut, akhlaq yang baik menghadapi nasabah,

membudayakan senyum (bagian dari shadaqah), struktur organisasi, keharusan adanya Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional Lembaga Keuangan Syariah dan

produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Untuk memperjelas perbedaan LKS

dan LLK dibicarakan pada pembahasan selanjutnya. Dari uraian diatas tampak bahwa lembaga

keuangan syariah memiliki karakter yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional pada

umumnya, meskipun ada kesamaan dalam hal-hal tertentu.

Page 22: makalah AKUNTANSI SYARIAH

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tidak menutup kemungkinan teori akuntansi syari’ah akan mengadopsi konsep-konsep

dari akuntansi modern sepanjang konsep tersebut selaras dengan nilai-nilai Islam. Secara

Implisit, konsep ini mengarahkan kita kepada pemikiran bahwa substansi lebih penting daripada

bentuk. Akuntansi Syari’ah adalah diakuinya bahwa kesejahteraan yang menjadi salah satu

aspek. Akuntansi Syari’ah tidak terbatas pada kesejahteraan materi saja, tetapi juga kesejahteraan

non-materi. Jadi, yang dimaksud dengan kesejahteraan disini adalah kesejahteraan yang utuh

(holistic welfare). Ini tentu sangat berbeda dengan teori akuntansi modern. Teori akuntansi

modern hanya berorientasi pada kesejahteraan materi.

Dari segi metodologi, akuntansi memiliki dua metodologi yang biasa digunakan untuk

perumusan suatu teori akuntansi, yaitu Teori Akuntansi Deskriptif dan Teori Akuntansi

Normatif.

Ada banyak teori yang berkaitan dengan akuntansi syari’ah yaitu teori kepemilikan, teori

kekayaan , dan fund theory.

Dalam prakteknya, kemunculan dan perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia

yang sangat fenomenal memncing diskusi lebih lanjut mulai dari produk atau jasa yang

ditawarkan, pola manajemen lembaga, sampai kepada pola akuntansinya.

Page 23: makalah AKUNTANSI SYARIAH

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Muhammad, M.Ag.,Pengantar Akuntansi Syari’ah. Salemba Empat, Jakarta, 2002.

_________________, Pengantar Akuntansi Syari’ah Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Triyuwono Iwan, Perspektif, Metolodologi dan Teori Akuntansi Syari’ah, Raja Granfindo Persada, Jakarta, 2006.

http://alkspoliban.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=71:akuntansi-syariah-

vs-akuntansi-konvensional&catid=46:artikel&Itemid=116