makalah akuntansi manajemen

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah studi Akuntansi Manajemen, selain itu penulis juga ingin dapat lebih mempelajari definisi serta aspek penting dalam Sistem Produksi Just In Time dan juga memahami penerapan Sistem Produksi Just In Time dalam perusahaan. Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya apabila memperhatikan faktor-faktor penentu diantaranya waktu, mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu faktor penentu, yaitu waktu menjadi faktor penting yang mempengaruhi keunggulan daya saing, perusahaan yang ingin unggul dari faktor waktu maka harus dapat melayani permintaan konsumennya tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep - konsep JIT. JIT dapat dikembangkan dan diterapkan pada semua aktivitas perusahaan dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu dengan

Upload: winjoe-gaw

Post on 13-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

manjemen

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah studi Akuntansi

Manajemen, selain itu penulis juga ingin dapat lebih mempelajari definisi serta aspek

penting dalam Sistem Produksi Just In Time dan juga memahami penerapan Sistem

Produksi Just In Time dalam perusahaan.

Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya apabila

memperhatikan faktor-faktor penentu diantaranya waktu, mutu, biaya, dan sumber

daya manusia. Salah satu faktor penentu, yaitu waktu menjadi faktor penting yang

mempengaruhi keunggulan daya saing, perusahaan yang ingin unggul dari faktor

waktu maka harus dapat melayani permintaan konsumennya tepat waktu, mengurangi

waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengefisienkan waktu untuk

aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan

dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep -

konsep JIT. JIT dapat dikembangkan dan diterapkan pada semua aktivitas perusahaan

dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu dengan cara desain dan pengembangan,

pengadaan, pemanufakturan, pemasaran, distribusi, dan pelayanan konsumen.

Namun, dalam praktiknya, JIT banyak diterapkan untuk pengadaan (pembelian) dan

pemanufakturan.

Strategi ini harus fleksibel, waktu pakai produknya singkat, serta mampu

memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering lead

time). Oleh karena itulah saat ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang

manufacture dan assembling menggunakan sistem Just In Time. Just In Time

memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system

tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan

yang dilakukan dari system tradisional serta bagaimana cara kerja Just In Time dan

penerapannya dalam produksi yang dilakukan perusahaan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini, untuk dapat memahami bagaimana cara

kerja sistem produksi Just In Time, cara menerapkan sistem Just In Time untuk

produksi serta tujuan yang utama yang ingin dicapai dari sistem produksi Just In

Time, manfaat Just In Time, penerapan Just In Time dalam produksi dan pembelian.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Just In Time

Bagi sebagian orang masih merasa asing dengan istilah Just In Time ( JIT ).

Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan

kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan

menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga

perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai

kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan

memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada

saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan

kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.

Terdapat banyak definisi dan deskripsi dari JIT, diantaranya :

JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus

berdasarkan pada penghapusan segala bentuk waste (The Technology Transfer

Council of Australia, 1987).

JIT adalah suatu sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan biaya

produksi dengan membuat dan mendistribusikan barang dalam jenis, kuantitas, waktu

dan tempat yang tepat dengan menggunakan fasilitas, peralatan, dan sumber daya

manusia seminimum mungkin (NSW Science and Technology Council, 1985).

JIT adalah suatu sistem produksi yang merubah kompleksitas manajemen

manufaktur dengan kesederhanaan (Schonberger, 1984).

JIT adalah suatu filosofi manufaktur yang berusaha untuk memproduksi suatu

produk dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan menghasilkan kesalahan

seminimum mungkin (Hall, 1987). 

Latar Belakang Timbulnya JIT

Sistem Just In Time berkembang di negara Jepang karena adanya keprihatinan

industri-industri di Jepang. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang memiliki

sumber daya alam yang terbatas, ketergantungan pada energi dan bahan baku import,

dan keadaan geografisnya yang kurang menguntungkan (80% bagian negara terdiri

dari pegunungan). Hal ini menjadikan para produsen Jepang mempunyai posisi yang

kurang menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing dari negara-negara barat. Oleh

karena itu, Jepang melakukan berbagai macam usaha untuk menghasilkan produk

yang bermutu tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan negara

lain sehingga produk Jepang menjadi sangat kompetitif dengan produk lain di dunia

internasional.

Jepang mengembangkan suatu inovasi terhadap pemborosan dalam hal bahan

baku, tempat, tenaga kerja, waktu serta biaya. Harga tanah yang mahal akibat lahan

yang sempit tidak memungkinkan untuk membangun tempat penyimpanan persediaan

sehingga mendorong perusahaan untuk merancang tata letak pabrik dan arus bahan

menjadi seefektif mungkin. Dari keterbatasan inilah Just In Time berkembang.

Pendekatan Just In Timedikembangkan oleh Mr. Taiichi Ohno (mantan wakil

presiden Toyota Motor Company di Jepang) bersama rekannya di pertengahan 1970.

PengembanganJust In Time di Jepang adalah untuk menghindari atau mengeliminasi

pemborosan, menghindari produk-produk rusak atau cacat dengan menghasilkan

produk yang bermutu tinggi, mengeliminasi pengerjaan ulang dan penumpukan

persediaan.

Keberhasilan Just In Time pada Toyota Motor Company menarik perhatian

perusahaan lain di Jepang. Toyota telah memperoleh pengakuan dunia industri

tentang keberhasilannya mengurangi inventory sampai pada tingkat minimum

(orientasi zero inventory). Sejak saat penerapan sistem Just In Time terbukti

manfaatnya semakin bertambah banyak perusahaan-perusahaan di Jepang yang ikut

menerapkan sistem Just In Time. KonsepJust In Time ini kemudian meluas di luar

Jepang yaitu Ford, Chrysler, General Motor, Hawlett Packard merupakan contoh

perusahaan-perusahaan besar yang telah menerapkan sistem Just In Time. Tempat

makan siap saji seperti McDonald’s telah belajar sistem manufaktur Just In

Time seperti Toyota, dengan menerapkan sistem Just In Time baru yang disebut

dengan “Made For You”. Dimana tujuan dari sistem Just In Time tersebut adalah

melayani setiap konsumen dengan makanan yang sesegar mungkin dalam waktu 90

detik. Sampai saat ini, sistem Just In Time terus berkembang dan diterapkan bukan

saja pada perusahaan-perusahaan manufaktur, tetapi juga dikembangkan oleh

perusahaan kecil (Ristono, 2010).

2.2 Tujuan JIT

Tujuan Strategis JIT adalah untuk meningkatkan laba serta memperbaiki

posisi bersaing perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya,

peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman.

2.3 Tujuan Utama JIT

Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:

Zero Defect (tidak ada barang yang rusak).

Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up).

Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot).

Zero Handling (tidak ada penanganan).

Zero Queues (tidak ada antrian).

Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin).

Zero Lead Time (tidak ada lead time).

2.4 Manfaat JIT

JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga

merupakan sistem - sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan

aktivitas. Manfaat JIT antara lain :

- Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.

- Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi

- Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi

kesalahan pada sumbernya.

- Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.

- Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.

- Layout pabrik yang lebih baik.

- Pengendalian kualitas dalam proses.

2.5 Aspek Pokok JIT

Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara

terus - menerus untuk merespon perubahan dengan meminimalisasi pemborosan.

Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:

~ Menghilangkan semua aktifitas atau sumber- sumber yang tidak memberikan nilai

tambah terhadap produk atau jasa.

~ Komitmen terhadap kualitas prima.

~ Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.

~ Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas

aktivitas yang memberikan nilai tambah.

2.6 PENERAPAN JIT

Just In Time diterapkan di bidang fungsional perusahaan, diantaranya adalah

Just In Time Pembelian dan Just In Time Produksi.

JIT Pembelian

Pembelian JIT adalah sistem pembelian barang berdasarkan permintaan

sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi,

dan berharga murah. JIT pembelian mengharuskan adanya sistem penjadwalan

pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan

segera untuk memenuhi permintaan konsumen atau penggunaan produksi.

Di Jepang dan USA, sistem JIT pembelian telah lama dan banyak digunakan

dalam praktik industri yang produknya cepat rusak misalnya dalam industri

pembuatan makanan jajanan (basah), bunga segar, ikan segar. Namun sekarang, di

negara tersebut JIT pembelian banyak diterapkan juga dalam berbagai bidang industri

lainnya. 

JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas

pembelian dengan cara:

> Mengurangi jumlah pemasok.

> Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.

> Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan.

> Mengeliminasi atau mengurangi aktivitas dan biaya yang tidak bernilai tambah.

> Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu.

Penerapan JIT pembelian mempengaruhi sistem penentuan biaya dengan cara-

cara sebagai berikut:

Keterlacakan langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.

Perubahan “cost pools” untuk mengumpulkan biaya.

Mengubah dasar pengalokasian biaya penanganan bahan (barang).

Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara

individual.

Mengurangi biaya adminidtrasi system akuntansi

JIT Produksi

Produksi JIT adalah sistem produksi berdasar tarikan permintaan sehingga

produk dapat diproduksi tepat waktu , tepat jumlah, bermutu tinggi dan berbiaya

rendah. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:

Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses.

Mengurangi atau meniadakan “lead time.”

Mengurangi atau menidakan “setup.”

Menyederhanakan pengolahan produk.

Perusahaan yang menggunakan JIT produksi menyatakan bahwa mereka

secara signifikan dapat mengurangi aktivitas - aktivitas tidak bernilai tambah dan

meningkatkan efisiensi secara besar - besaran.

Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi

biaya manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:

Meningkatkan keterlacakan langsung sejumlah biaya.

Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak

langsung.

Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja

dan overhead pabrik secara individual.

Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets.”

2.7 Keunggulan dan Kelemahan Sistem JIT

Keunggulan dari metode ini adalah dapat mengurangi biaya tenaga kerja,

persediaan, risiko kerusakan, dan peningkatan kualitas produk. Keunggulan tersebut

seiring dengan adanya Total Quality Management dalam penerapan sistem JIT

sehingga risiko kerusakan dapat ditekan dan kerugian akibat retur barang rusak oleh

pelanggan dapat dikurangi karena Total Quality Management juga menitikberatkan

pada peningkatan kualitas dari produk. Selain itu, biaya tenaga kerja dapat ditekan

karena jumlah persediaan diusahakan menjadi seminim mungkin sehingga tenaga

kerja yang dibutuhkan dalam mengawasi tidak perlu dalam jumlah yang banyak.

Biaya penyimpanan juga dapat ditekan hingga seminimal mungkin akibat dari

persediaan yang disimpan juga sedikit.

Kelemahan dari metode ini adalah sulit mencari pemasok, biaya pengiriman

tinggi, kesulitan menghadapi perubahan permintaan, tuntutan sumber daya manusia

yang multifungsi, dan perlengkapan teknologi yang membutuhkan biaya besar.

Dalam JIT pemasok merupakan faktor penting dalam persediaan di mana selain

berpengaruh terhadap penyediaan persediaan stok juga berpengaruh dalam harga dari

persediaan yang akan dibeli.

BAB III

PENERAPAN JIT DALAM PERUSAHAAN

Penerapan Just In Time Pada PT Astra Honda Motor

PT Astra Honda Motor telah menggunakan JIT untuk operasi perusahaan

sejak tahun 1980. Bayangkan jika perusahaan otomotif besar seperti PT AHM yang

memiliki biaya produksi yang tinggi, daerah pemasaran yang luas, dan konsumen

yang banyak, tidak dengan menggunakan Sistem JIT, maka akan terjadi banyak

pemborosan. PT AHM dapat menerapkan Sistem JIT lebih maksimal karena dibantu

dengan adanya perkembangan teknologi informasi disetiap jalur yang akan

melakukan proses perencanaan, produksi, pemasaran, dan pengawasan. 

Sasaran implementasi JIT yang dilakukan PT AHM yaitu:

Persediaan

Sasaran utama dalam penerapan Sistem JIT adalah untuk meminimalisasi

persediaan. Dengan adanya persediaan maka akan dibutuhkannya pengeluaran berupa

biaya penyimpanan. PT. AHM telah berhasil untuk meminimalisasi persediaan yang

dimiliki. Kelebihan produksi tidak akan terjadi karena produksi dilakukan

berdasarkan permintaan dari pembeli atau pemasok bukan berdasarkan permintaan

yang diantisipasi. Produksi yang dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari

bagian pemasaran yang menggunakan Enterprise Resource Plannning (ERP) sehingga

didapatkan data yang tepat mengenai berapa banyak produk yang akan diproduksi

untuk periode selanjutnya dimana setiap hasil produksi langsung disalurkan ke

pemasok sehingga meminimalisasi bahkan meniadakan jumlah hasil produksi yang

tertahan di gudang persediaan barang jadi dan tentunya akan mengatasi pemborosan.

Apabila terjadi kelebihan produksi maka tentunya kita akan mengeluarkan biaya

penyimpanan dan biaya antisipasi jika barang tersebut ternyata tidak laku dijual

kemudian mengalami kerusakan karena terlalu lama disimpan di gudang. Pesanan

untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online sedangkan pemesanan sepeda

motor dilakukan melalui faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT AHM akan

memasok bahan baku dari vendor yang dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku

sampai maka akan langsung diproses dan setelah jadi maka akan langsung dikirimkan

ke main dealer. Hal ini terbukti sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over

produksi.

Waktu Siklus

PT AHM berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih efisien karena

proses produksi dilakukan dalam satu lot. PT AHM memproduksi 1 unit motor dalam

waktu 13 menit. Produksi dilakukan dengan mesin sehingga tenaga manusia dialihkan

untuk mengawasi dan menganalisis jalannya produksi. Sistem JIT telah memangkas

waktu tunggu dan membuat setiap aliran produk menjadi lebih efisien Waktu

menunggu terjadi akibat pengaruh kecepatan produksi yang ditentukan misalnya oleh

kuota produksi suatu mesin. Pada PT AHM produksi dilaksanakan dengan seefisien

mungkin dan waktu menunggu bahkan tidak ada. Untuk memproduksi satu unit

produk hanya membutuhkan waktu 13 menit. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan

teknologi yang dipakai PT AHM dalam proses produksi. Kemudian dapat disalurkan

langsung ke main dealer sesuai dengan pesanan. Maka dengan dukungan teknologi

dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan menimbulkan waktu menunnggu

karena semua rangkaian produksi berdasarkan perhitungan yang tepat. Semakin

tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka semakin kecil pula waktu

menunggu untuk suatu produk mengalami proses selanjutnya, begitupun sebaliknya.

Perbaikan yang berkesinambungan

PT. AHM bisa berkembang dengan pesat karena adanya perbaikan yang

berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian dengan

mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari Cognos. Pengambilan keputusan

atas laporan perkembangan yang berasal dari database akan lebih mudah karena telah

terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para pengambil keputusan. Pemantauan

terjadinya barang cacat dan sejauh mana tahapan produksi yang telah dilalui oleh

bahan baku akan lebih mudah terpantau karena setiap bahan baku telah terpasang Bar

Code Text. Sistem komputerisasi yang dimiliki PT AHM akan dapat mendeteksi

barang cacat sehingga akan segera dilakukan perbaikan terhadap penyebab terjadinya

barang cacat dan barang cacat tersebut tidak akan melewati tahapan selanjutnya

sehingga tidak ada barang cacat yang akan melewati tahapan selanjutnya. Adanya

produk gagal atau barang cacat adalah salah satu bentuk pemborosan terbesar yang

dilakukan oleh perusahaan manufaktur.

Apabila barang cacat diketahui terlebih dahulu maka kerugian yang lebih

besar dapat dihindari dengan menghentikan produksi dan menemukan penyebabnya

serta mencari solusi yang tepat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangat

besar apabila barang cacat tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai

ke tangan konsumen dan baru diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau

perusahaan harus menarik/mengganti produk tersebut sehingga dapat dibayangkan

besarnya kerugian yang akan dialami, belum lagi citra produk kita di mata konsumen

akan merosot dan akan menurunkan permintaan.

Penghapusan pemborosan

Penghapusan pemborosan dapat dilakukan karena PT AHM telah memenuhi

kondisi sebagai berikut:

Produksi tidak menyisakan persediaan.

Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada.

Minimalisasi biaya terhadap barang cacat.

Beban kerja yang seimbang dan merata.

Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas buruk.

Ternyata tidak selamanya JIT berdampak positif. Penerapan JIT pada perusahaan

manufaktur juga akan menimbulkan dampak negatif apabila:

Pengiriman bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses produksi

Kinerja manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan tertinggi masih

berorientasi pada Total Quantity Manufacture.

Sistem TI sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi mengalami

kerusakan atau di hack.

Setiap pengambilan keputusan atas perkembangan perusahaan akan memiliki

dua dampak yang berbeda dan akan menimbulkan opportunity cost. Yang paling

penting dalam penerapan JIT adalah penggunaan persediaan seefisien mungkin dan

menghindari pemborosan.

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dari makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan

kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan

menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga

perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai

kehendak konsumen tepat waktu.

Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:

Zero Defect (tidak ada barang yang rusak).

Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up).

Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot).

Zero Handling (tidak ada penanganan).

Zero Queues (tidak ada antrian).

Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin).

Zero Lead Time (tidak ada lead time).

IV.2 Saran

Berdasarkan informasi yang kami peroleh mengenai sistem Just In Time diketahui

bahwa sistem JIT ( Just In Time ) memiliki keunggulan dalam penghematan waktu

dan biaya dalam memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen Perusahaan

sebaiknya mengambil keputusan untuk menggunakan Sistem JIT ( Just In Time )

dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.