makalah abses otak

28
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABSES OTAK Dosen Pembimbing : Ilkafah S. Kep. Ners Disususn Oleh : 1. Aprillia Khusni Syafila (10.02.01.0699) 2. Awaliyatuz Zahro Indah. A (10.02.01.0702) 3. Gurit Angga Wicaksono (10.02.01.0711) 4. Heri Dedy Prasetya (10.02.01.0712) 5. Nita Dwi Palasari (10.02.01.0725) 6. Sendiko Adi (10.02.01.0731) 1

Upload: rs

Post on 17-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Abses otak

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Abses otak

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABSES OTAK

Dosen Pembimbing :

Ilkafah S. Kep. Ners

Disususn Oleh :

1. Aprillia Khusni Syafila (10.02.01.0699)

2. Awaliyatuz Zahro Indah. A (10.02.01.0702)

3. Gurit Angga Wicaksono (10.02.01.0711)

4. Heri Dedy Prasetya (10.02.01.0712)

5. Nita Dwi Palasari (10.02.01.0725)

6. Sendiko Adi (10.02.01.0731)

7. Sri Fitrianingsih (10.02.01.0732)

8. Taswirul Bariroh (10.02.01.0735)

Kelas 4C S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LAMONGAN

TAHUN AKADEMIK 2011/2012

1

Page 2: Makalah Abses otak

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul

”Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abses Otak” yang mana makalah

ini sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Sistem Neurobehavior,

Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:

1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1

KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.

3. Ilkafah S.Kep.Ns selaku dosen Mata Kuliah Sistem Neurobehavior.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah

ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang

dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, April 2012

Penyusun

2

Page 3: Makalah Abses otak

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pathway Abses Otak.............................................................................3

2.2 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abses Otak ........................4

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .........................................................................................16

3.2. Saran ...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Abses otak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus

infeksi disekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau

secara langsungseperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi

oleh penyebaranhematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering

pada pertemuan substansiaalba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum

biasanya berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu. abses

otak bersifat soliter atau multipel. Yangmultipel biasanya ditemukan pada

penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kananke kiri akan menyebabkan

darah sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia.

Polisitemia ini memudahkan terjadinya trombo-emboli.

Dua pertiga abses otak adalah soliter, hanya sepertiga abses otak

adalah multipel.Pada tahap awal abses otak terjadi reaksi radang yang

difus pada jaringan otak denganinfiltrasi lekosit disertai udem,

perlunakan dan kongesti jaringan otak, kadang-kadangdisertai bintik

perdarahan. Setelah beberapa hari sampai beberapa minggu terjadi nekrosisdan

penca i ran pada pusa t l es i seh ingga membentuk sua tu rongga

abses . As t rog l ia , fibroblas dan makrofag mengelilingi jaringan yang

nekrotik. Mula-mula abses tidak  berbatas tegas tetapi lama kelamaan

dengan fibrosis yang progresif terbentuk kapsuld e n g a n d i n d i n g

y a n g k o n s e n t r i s . T e b a l k a p s u l a n t a r a b e b e r a p a m i l i m e t e r

s a m p a i  beberapa sentimeter. Beberapa ahli membagi perubahan

patologi abses otak dalam 4stadium yaitu :

1 . S t a d i u m s e r e b r i t i s d i n i

2 . S t a d i u m s e r e b r i t i s l a n j u t

3 .S tad ium pembentukan kapsu l d in i

4 .S tad ium pembentukan kapsu l l an ju t

4

Page 5: Makalah Abses otak

Infeks i j a r ingan fas ia l , selulitis orbita, sinusitis etmoidalis, amputasi

meningoensefalokel nasal dan abses apikal dental dapat menyebabkan abses

otak yang berlokasi pada lobus frontalis.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pathway dari abses otak ?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan abses otak ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pathway/ perjalanan penyakit dari abses otak.

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan abses otak

5

Page 6: Makalah Abses otak

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pathway Abses Otak

6

Faktor predisposisi : Fokal infeksi seperti ISPA,OMP,sinusitis paralisis,mastoiditis,trauma tembus kepala,pasca operasi kepala. Hematogen. TOF.

Anemia sel sabit

Invasi bakteri/ mikroorganisme patogen pada permukaan otak

Reaksi inflamasi / infeksi

Abses otakProses fagositisis Perubahan struktur korteks sensori & motorik

Resiko tinggi penyebaran infeksiMenembus barier dalam

otak

hipertermi

Merangsang hipotalamus dalam menghasilkan

prostaglandin

Sekresi zat pirogen

Ikut dalam

sirkulasi CSS

Terserap CSS

Difusi jaringan otak dg infiltrasi

leukosit

Resiko tinggi trauma

Ketidak seimbangan koordinasi motorik

kejang

Lepasnya muatan listrik dalam otak

Merangsang pusat muntah di otak

pusing

Menghentikan aliran darah arteri / vena dlm otak

Gangguan

rasa nyaman nyeri

TIK meningkat

Terjadi penekanan cerebral

Odem jaringan

Penurunan proses interpretasi informasi

Perubahan persepsi sensori

Perubahan perfusi jaringan otak

Pertukaran gas pd tingkat seluler terganggu

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Mual,muntah

Hipoksia jaringan otak

Mempengaruhui N. Glossopharyngeal

Mempengaruhi refleks menelan / disfagia

Page 7: Makalah Abses otak

1.2. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Abses Otak

1.2.1 Pengkajian

1. Biodata

Meliputi nama, jenis kelamin (laki-laki lebih sering terkena), umur (anak lebih

rentan tekena 90% pada usia 1 bln- 5 tahun), alamat, agama, bahasa yang

dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,

no. register, tanggal MRS, diagnosa medis).

2. Keluhan Utama

Biasanya yang sering menjadi keluhan utama klien adalah nyeri kepala, pusing

demam.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri kepala,badanya panas terkadang

hingga disertai kejang, kepalanya pusing dan tanda-tanda neurologik fokal

yang bervariasi :

1.     Lobus frontalis : mengantuk, tidak ada perhatian, hambatan dalam

mengambil keputusan,angguan intelegensi.

2.     Lobus temporalis : tidak mampu menyebut objek, tidak mampu membaca,

menulis atau, mengerti kata-kata; hemianopia.

3.    Lobus parietalis : gangguan sensasi posisi dan persepsi stereognostik,

hemianopia homonim, disfasia, akalkulia, agrafia. Serebelum sakit kepala

suboksipital, leher kaku, gangguan koordinasi, nistagmus, tremor

intensional.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Tanyakan apakah dahulu pasien pernah penderita ISPA,otitis media purulenta,

mastoiditis, sinusitis paralisis,trauma tembus kepala,pasca operasi kepala.

Hematogen. TOF. Anemia sel sabit.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

7

Page 8: Makalah Abses otak

Tanyakan apakah keluarga dari klien ada yang mempunyai riwayat penyakit

anemia sel sabit.

6. Riwayat psiko, sosio, spritual

Gelisah, khawatir, hubungan dengan orang lain terganggu, gangguan sensasi

dan persepsi stereognostik. Pada dewasa mengalami Ansietas karena

kurangnya pengetahuan tentang penyakit. Tingkah laku yang agresif. Pada

dewasa mengalami keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan spiritual . Anak-

anak riwayat spiritual belum bisa terkaji.

7. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : bisa mulai dari stupor, delirium dan letargi.

TTV

- TD : Meningkat

- Nadi : Takikardi

- Suhu : Hipertermi

- RR : Takipnea

Body Of System

Pernafasan B1 ( breath )

Peningkatan kerja pernapasan pada fase awal.

Kardiovaskular B2 ( Blood )

TD meningkat, tekanan nadi berat (berhubungan dengan peningkatan

TIK dan pengaruh pada pusat vasomotor), takikardia, disritmia (pada

fase akut) seperti disritmia sinus.

Persyarafan B3 ( Brain )

Afasia, mata (ukuran/ reaksi pupil) ; unisokor atau tidak berespon

terhadap cahaya (peningkatan TIK), nistagmus (bola mata bergerak-

gerak terus menerus (gangguan pada lobus temporal).

Olfaktorius (I) : Adanya halusinasi penciuman

Optikus (II) : Gangguan dalam penglihatan seperti diplobia

8

Page 9: Makalah Abses otak

Occulomotorius (III),Trochlearis (IV), Abducens (VI) : unisokor

atau tidak berespon terhadap cahaya, nistagmus (bola mata

bergerak-gerak terus menerus.

Trigeminus (V) , Facialis (VII): Terjadi perubahan pada fungsi

motorik dan sensori,terjadi ptosis kelopak mata.

Auditorius (VIII) : pada umumnya tidak terjadi gangguan

Glossopharyngeal (IX) : kehilangan sensasi pengecapan,menelan.

Vagus (X) : menurunan sensai perasa

Assessoryus (XI) : parastesia terjadi kekakuan pada daerah leher

dan punggung (bila persarafannya terkena).

Hypoglosus (XII): pada umumnya juga tidak terjadi gangguan.

Perkemihan B4 ( Bladder )

Adanya inkontinensia atau retensi urin

Pencernaan B5 ( Bowel )

Penurunan BB, muntah,mual, anoreksia dan kesulitan menelan,

membran mukosa kering.

Muskuloskeletal / integumen B6 ( Bone )

Turgor kulit jelek , tonus otot menurun.

Fungsional Gordon

Aktivitas Dan Istirahat

Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Keterbatasan yang ditimbulkan oleh

kondisinya.

Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter,

kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak, hipotonia.

Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis, beberapa

penyakit jantung congenital(abses otak)

9

Page 10: Makalah Abses otak

Tanda : tekanan darah menigkat, nadi meningkat, tekanan nadi berat

(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada pusat

vasomotor).

Eliminasi

Tanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi

Makan/Cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan.Kesulitan menelan (pada periode akut).

Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.

Hygiene

Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada

periode akut).

Neurosensori

Gejala :Sakit kepala (mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya

berat). Parestesia, terasa kaku pada semua persarafan yang terkena,

kehilangan sensasi (kerusakan pda saraf kranial). Gangguan dalam

penglihatan, seperti diplobia(pada fase awal dari beberapa infeksi).Adanya

halusinasi penciuman atau sentuhan

Tanda : Afasia/ kesulitan dalam berkomunikasi. Mata (ukuran atau reaksi

pupil): tidak berespon terhadap tekanan cahaya (peningkatan TIK),

nistagmus (bola mata bergerak terus menerus). Ptosis (kelopak mata atas

jatuh). Karakteristik fasial, perubahan pada fungsi motorik dan sensori(saraf

cranial V dan VII yang terkena). Kejang umum atau local

Nyeri Dan Kenyamana

Gejala : Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, frontal) mungkin akan

diperburuk oleh dengan ketegangan, leher/punggung kaku, nyeri pada

gerakan okuler, fotosensitivitas, sakit, tenggorokan nyeri.

Tanda : Tampak terus terjaga, prilaku distraksi atau gelisah, menangis,

mengadu, mengeluh.

Pernafasan

Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru.

Tanda : Peningkatan kerja pernafasan(episode awal)

Perubahan mental (retalgi sampai koma) dan gelisah

10

Page 11: Makalah Abses otak

Keamanan

Gejala : Adanya riwayat infeksi saluran nafas atas/infeksi lain, meliputi :

mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi,infelksi pelvis, abdomen atau

kulit, fungsi lumbal,pembedahan, fraktur pada tengkorak atau cidera kepala,

anemia sel sabit.

Gangguan penglihatan atau pendengaran

Tanda: Suhu meningkat, diaforesi, menggigil. Adanya ras, purpura

menyeluruh, perdarahan subkutan.

Pemeriksaan laboratorium

Analisa CSS dari pungsi lumbal

Tekanan meningkat, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, dan

glukosa normal.

CTScan

Dapat membantu melokalisasi lesi,melihat ukuran atau letak ventrikel,

hematom daerah cerebral, hemoragik/ tumor.

EEG

Mungkin terlihat gelobang lambat secara focal atau voltasenya meningkat

Arteriografi

Mengidentifikasi letak abses lobus temporal, abses serebral posterior.

Pemeriksaan kadar leukosit meningkat

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

NO Data Etiologi Masalah1. Ds : Pasien mengeluh

badannya terasa panas

Do :

- Badan teraba

hangat

- TTV:

TD:130/100 mmHg

Proses infeksi pada otak

Hipertermi

11

Page 12: Makalah Abses otak

RR:28 x/menit

N: 115 x/menit

T: 40ᵒC

Leukosit meningkat :

13.000 / µL (mm3)

2. Ds : Pasien mengeluh

kepalanya pusing dan

sulit untuk

berkonsentarasi.

Do :

-Nilai AGD tidak

normal (PO2 : < 80-

95 mmHg, PCO2 :

>35-45 mmHg,

HCO-3 : < 21-

26mmHg, PH

darah : <7,35 - 7,45,

SO2 : < 90-100

mmHg)

- Pasien mengalami

penurunan kesadaran,

diam, tidak banyak

bergerak

Tekanan perfusi

serebral < 60 mmHg

Hipoksia jaringan

otak

Perubahan perfusi

jaringan serebral

3 Ds : Pasien mengeluh

kapalanya terasa nyeri

Do :

- Skala nyeri 7

- Nyeri semakin

bertambah bila

Peningkatan TIK. Gangguan rasa nyaman nyeri

12

Page 13: Makalah Abses otak

digunakan untuk

batuk,menjan ,dls

- Dan nyeri sedikit

berkurang bila

digunakan untuk tidur

dengan bantal tinggi

- Pasien tampak

menyeringai kesakitan

- Pasien tampak gelisah

- Tekanan intrakranial >

15 mmHg

Dari analisa diatas dapat diperoleh diagnosa keperawatan antara lain :

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada otak.

2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan hipoksia jaringan otak.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK.

2.3.3 Rencana Keperawatan

Dx 1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada otak.

No Dx

Tujuan & KH Intervensi Rasional

1 Tujuan :

Setelah dilakukan

tidakan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

diharapkan demam

klien menurun.

KH:

1.Observasi suhu, N,

TD, RR tiap 2-3 jam

1.Sebagai pengawasan

terhadap adanya

perubahan keadaan umum

pasien sehingga dapat

diakukan penanganan dan

perawatan secara cepat dan

tepat

2.Kaji sejauh mana

pengetahuan keluarga

2.Mengetahui kebutuhan

infomasi dari pasien dan

13

Page 14: Makalah Abses otak

-Tanda-tanda vital

dalam batas normal

• TD : 110/80

mmHg-

120/90 mmHg

• RR : 16-24

x/menit

• T : 36,5 0C -

37,5 0 C

• N : 60-100

x/menit

- - Leukosit dalam

batas normal

5000 / µL (mm3)

-11.000/ µL

(mm3)

dan pasien tentang

hypertermia

keluarga mengenai

perawatan pasien dengan

hypertemia

3.Jelaskan upaya –

upaya untuk

mengatasi hypertermia

dan bantu

klien/keluarga dlm

upaya tersebut:

Tirah baring dan

kurangi aktifitas

Banyak minum

Pakaian tipis dan

menyerap keringat

Ganti pakaian,

seprei bila basah

Lingkungan tenang,

sirkulasi cukup

3.Upaya – upaya tersebut

dapat membantu

menurunkan suhu tubuh

pasien serta meningkatkan

kenyamanan pasien

5.Anjurkan klien/klg

untuk melaporkan bila

tubuh terasa panas dan

keluhan lain

5.Penanganan perawatan

dan pengobatan yang tepat

diperlukan untuk

megurangi keluhan dan

gejala penyakit pasien

sehingga kebutuhan pasien

akan kenyamanan

terpenuhi.

6.Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian obatan

antipiretik dan

antibiotik

6.obat antipiretik akan

membantu menurunkan

suhu tubuh klien dan

antibiotik akan membantu

mengatasi proses infeksi

14

Page 15: Makalah Abses otak

6.Kolaborasi dengan

petugas lab dalam

mengobservasi kadar

leukosit

6.Penurunan kadar leukosit

menandakan perbaikan

proses infeksi.

Dx 2 perubahan perfusi jaringan b/d hipoksia jaringan otak

No

Dx

Tujuan & KH Intervensi Rasional

2 Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x 24 jam

diharapkan perfusi jaringan

pasien adekuat.

Dengan KH :

TTV dalam batas normal

-TD: 110/80-120/90 mmHg

Nadi: 60-100 x/menit

RR: 16-24 x/menit

Suhu :36,5-37,5 Oc

- AGD dalam batas normal :

PO2 : 80-95 mmHg, PCO2 :

35-45 mmHg, HCO-3 : 21-26

mmHg, PH darah : 7,35 -

7,45, SO2 : 90-100 mmHg)

-Kesadaran normal

-Tekanan perfusi serebral 60-

100 mmHg

1.Monitor status

neurologi setiap 2

jam: tingkat

kesadaran, pupil,

refleks,

kemampuan

motorik.

1.tanda dari iritasi

terjadi akibat

peradangan dan

mengakibatkan

peningkatan TIK

2. Observasi tanda

vital tiap 4 jam

2. normalnya auto

regulasi

mempertahankan

aliran darah ke

otak yang stabil

kehilangan auto

regulasi dapat

mengikuti

vaskularisasi

serebral local dan

menyeluruh

3.Pertahankan

posisi netral

3. posisi yang

miring pada salah

satu sisi akan

menekan vena

15

Page 16: Makalah Abses otak

jugularis dan

menghambat

aliran darah ke

otak.

4. Kolaborasi

dengan dokter

dalam

melakukan

pengukuran

tekanan perfusi

serebral

4.Penurunan

tekanan perfusi

serebral

menandakan

menurunnya aliran

darah ke otak

5. Kolaborasi

dengan petugas

lab dalam

mengobservasi

AGD

5.Terjadinya

hipoksia jaringan

akan

mempengaruhi

nilai kenormalan

AGD

6.Kolaborasi dalam

pemberian diuretik

osmotik, steroid,

oksigen, antibiotik

6.Mengurangi

edema serebral,

memenuhi

kebutuhan

oksigenasi,

menghilangkan

faktor penyebab.

Dx 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK.

No

Dx

Tujuan & KH Intervensi Rasional

1 Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

1.Teliti keluhan nyeri:

intensitas, karakteristik,

lokasi, lamanya, faktor yang

1.Nyeri merupakan

pengalaman

subjektif dan harus

16

Page 17: Makalah Abses otak

keperawatan selama

2 x 24 jam

diharapkan nyeri

berkurang/ hilang.

KH :

-wajah klien tampak

rileks dan tampak

tenang

-Skala nyeri < 3

-TTV dalam batas

normal

• TD: 110/80-120/90

mmHg

• Nadi: 60-100

x/menit

• RR: 16-24 x/menit

• Suhu :36,5-37,5 Oc

- Tekanan

intrakranial 5

mmHg - 15

mmHg

memperburuk dan

meredakan

dijelaskan oleh

pasien. Identifikasi

karakteristik nyeri

dan faktor yang

berhubungan

merupakan suatu hal

yang amat penting

untuk memilih

intervensi yang

cocok dan untuk

mengevaluasi

keefektifan dari

terapi yang

diberikan

2.Observasi adanya tanda-

tanda nyeri non verbal

seperti ekspresi wajah,

gelisah, menangis/meringis,

perubahan tanda vital dan

ukur skala nyeri klien.

2.Merupakan

indikator/derajat

nyeri yang tidak

langsung yang

dialami

3.Instruksikan

pasien/keluarga untuk

melaporkan nyeri dengan

segera jika nyeri timbul

3.Pengenalan segera

meningkatkan

intervensi dini dan

dapat mengurangi

beratnya serangan

4.Berikan kompres dingin

pada kepala

4.Meningkatkan

rasa nyaman dengan

menurunkan

vasodilatasi.

5.Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat

analgesik dan pengkuran

5.Analgesik akan

menurunkan nyeri.

Tingginya TIK akan

17

Page 18: Makalah Abses otak

TIK memperberat nyeri,

sehingga hrus

diturunkan

BAB III

PENUTUP

18

Page 19: Makalah Abses otak

3.1. Kesimpulan

Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus

infeksi disekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau

secara langsungseperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi

oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering

pada pertemuan substansiaalba dan grisea.

Biasanya yang sering menjadi keluhan utama klien yang terkena abses

otak adalah nyeri kepala, pusing, demam.Dan pada tanda-tanda vitalnya terjadi

peningkatan pada suhu, tekanan darah,nadi, dan pada pernafasannya. Diagnosa

keperawatan yang muncul yaitu:

- Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada otak.

- Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan hipoksia jaringan otak.

- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK

3.2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih

banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang, dan kami juga berharap,

setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui bagaimana atau

tindakan apasaja yang harus kita berikan kepada klien dengan abses otak agar

kembali pada keadaan semula dan kebutuhan dasar manusianya pun bisa tepenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Makalah Abses otak

Carpenito, LJ (2000) Diagnosa Keperawatan, Edisi 8 EGC Jakarta

Dongoes, ME (2001) Rencana asuhan keperawatan, Edisi III, EGC Jakarta

Robbins, (1999) Dasar patologi penyakit, Edisi 5 EGC Jakarta

20