makalah aas

68
Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa tahu bagaimana gambaran penulisan skripsi yang baik dang benar juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mata pelajaran kimia analisa intrument, karena tidak bisa di pungkiri bahwa penggunaan alat atau instrument sangat banyak sekali digunakan di dunia industri baik BUMN maupun industri milik swasta atau BUMS. Maka mahasiswa seharusnya dapat menguasai juga mengoprasikan alat – alat yang biasanya digunakan untuk kepentingan analisa yaitu seperti GC, HPLC, AAS, Spektrofotometer UV, dan lain – lain. 1.2 Identifikasi Masalah Idntifikasi masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu tentang prosedur atau cara kerja penentuan suatu unsur yaitu logam – logam berat yang terkandung dalam daun teh dengan metode Spektrofotometer dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) atau yang biasa di kenal dengan Spektrofotometer Serapan Atom juga menjelaskan tentang bagian komponen – komponen alat Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) baik yang utama maupun komponen penunjang kelangsungan analisa. 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah Universitas Bandung Raya 1

Upload: rosady-agoez-ichi

Post on 14-Dec-2014

278 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa tahu bagaimana gambaran penulisan skripsi yang baik dang benar juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mata pelajaran kimia analisa intrument, karena tidak bisa di pungkiri bahwa penggunaan alat atau instrument sangat banyak sekali digunakan di dunia industri baik BUMN maupun industri milik swasta atau BUMS. Maka mahasiswa seharusnya dapat menguasai juga mengoprasikan alat – alat yang biasanya digunakan untuk kepentingan analisa yaitu seperti GC, HPLC, AAS, Spektrofotometer UV, dan lain – lain.

1.2 Identifikasi Masalah

Idntifikasi masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu tentang prosedur atau cara kerja penentuan suatu unsur yaitu logam – logam berat yang terkandung dalam daun teh dengan metode Spektrofotometer dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) atau yang biasa di kenal dengan Spektrofotometer Serapan Atom juga menjelaskan tentang bagian komponen – komponen alat Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) baik yang utama maupun komponen penunjang kelangsungan analisa.

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah Atomic

Absorption Spectrophotometric (AAS) , antara lain :

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan kompetensi yang membentuk

kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki dunia kerja.

2. Menambah wawasan tentang analisa menggunakan Atomic Absorption

Spectrophotometric (AAS) atau yang biasa di kenal dengan Spektrofotometer

Serapan Atom.

3. Menambah wawasan tentang fungsi bagian komponen utama serta komponen

penunjang Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) atau yang biasa di

kenal dengan Spektrofotometer Serapan Atom.

Universitas Bandung Raya 1

Page 2: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Teh

Teh merupakan minuman sehat yang telah dikenal sejak sekitar 5000

tahun yang lalu di negeri Cina. Pada awalnya,tertulis dalam suatu riwayat, teh

diperkenalkan oleh seorang Kaisar Cina. Ketika itu,ke dalam cawan air panas

Sang Kaisar Shen Nung yang sedang bersantai di kebun istana jatuh beberapa

pucuk daun teh. Selanjutnya Kaisar menyadari adanya perbedaan rasa pada air

tersebut. Dikisahkan setelah kejadian tersebut, ia berani merekomendasikan

bahwa teh memiliki unsur menyembuhkan beragam penyakit seperti ginjal,

demam, infeksi, dan tumor di kepala.

Resep Sang Kaisar tersebut tampaknya terlalu berlebihan. Namun, para

peneliti di bidang kesehatan kini mampu membuktikan khasiat sehat teh yang

dapat memberikan daya kekebalan tubuh untuk melawan berbagai penyakit

serta memperpanjang usia.

Teh ( Camellia sinensis ) merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan

kini telah ditanam di lebih dari 30 negara. Dari 3.000 jenis yang ada, pada

prinsipnya teh berasal dari satu jenis tanaman dengan hasil perkawinan

silangnya.

Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan

posisinya berada pada urutan kedua setelah air. Dengan perkembangannya ke

berbagai belahan dunia, teh telah menjadi bagian yang menyatu dengan tradisi

setempat. Di Beijing, Cina, para peminum teh lebih menyukai bila diaromai

dengan wangi bunga melati yang kuat dengan cara "membakar" daun teh

terlebih dahulu dengan uap panas bunga melati segar. Lain halnya dengan di

Mongolia dan Inggris, peminum teh lebih menyukai teh yang dicampur dengan

Universitas Bandung Raya 2

Page 3: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

susu sewaktu sarapan pagi. Dan bagi sebagian besar orang Indonesia, teh

bukanlah minuman yang asing karena telah menjadi bagian dari budayanya.

Teh merupakan functional food mengingat khasiat dan potensi yang

terkandung di dalam teh dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan merupakan

sumber zat gizi. Mengingat biaya kesehatan yang melambung tinggi dalam

krisis ekonomi yang belum juga berangsur pulih serta harga obat-obatan yang

sudah tak terjangkau lagi oleh kocek rakyat biasa, maka obat pun sekarang dapat

disetarakan dengan barang mewah.

Dengan demikian, mempertahankan kesehatan merupakan sesuatu yang

sangat berharga dan tak ternilai. Dalam upaya menjaga kesehatan tersebut,

perilaku hidup sehat menjadi begitu penting untuk dilakukan.  

2.2 Jenis Teh

Pada dasarnya, teh diproses menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh hitam,

teh oolong, dan teh putih. Lebih dari tiga perempat teh dunia diolah menjadi teh

hitam, salah satu jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia.

Cara pengolahannya, daun dirajang dan dijemur dibawah panas matahari

sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan

tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberikan cita

rasa yang khas. Dalam bahasa Tionghoa dan bahasa-bahasa yang secara kultural

dipengaruhi teh hitam sebagai teh merah.

2.2.1 Teh Hijau

Teh hijau adalah jenis teh tertua yang amat disukai terutama di Jepang

dan Cina. Pada pembuatannya, daun teh sedikit mengalami proses pengolahan,

yaitu hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat

dipertahankan.

Universitas Bandung Raya 3

Page 4: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Jenis-jenis teh hijau yang umum:

Gyokuro

Teh terpilih dari daun teh kelas atas yang disebut Tencha. Teh dinamakan

Gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun dilindungi

dari terpaan sinar matahari sehingga mempunyai aroma yang sangat harum.

Matcha

Teh hijau berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai untuk

upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum sehingga digunakan

sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai jenis kue tradisional

Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.

Sencha

Teh hijau yang biasa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan

terpapar sinar matahari.

Genmaicha

Teh jenis bancha dengan campuran butiran beras yang belum disosoh (genmai)

yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi butiran beras

yang setengah gosong.

Kabusecha

Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari terpaan

sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit lebih lembut

dibandingkan dengan teh sencha.

Universitas Bandung Raya 4

Page 5: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Bancha

Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua kali antara musim panas dan

musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun teh

sencha dan aromanya tidak begitu harum.

Hōjicha

Teh yang digongseng di atas penggorengan atau di dalam oven.

Kukicha

Teh berkualitas rendah dari daun teh bercampur tangkai daun teh.

2.2.2 Teh Olong

Teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh

hijau. Umumnya teh oolong diproduksi dan dikonsumsi di Cina, Taiwan, dan

India. Pada teh oolong, dengan adanya proses fermentasi, terdapat cita rasa dan

karakteristik tersendiri.

2.2.3 Teh Putih

Teh putih dalam pengolahannya tidak melalui proses oksidasi. Saat

dipohon, daun teh juga terlindung dari sinar matahari agar tidak menghasilkan

klorofil atau zat hijau daun. Karena diproduksi lebih sedikit, harganya lebih

besar.

2.3 Kandungan Bahan Aktif Dalam Teh

Teh mengandung komponen volatile sebanyak 404 macam dalam teh

hitam dan sekitar 230 macam dalam teh hijau. Komponen volatile tersebut

berperan dalam memberikan cita rasa yang khas pada teh.

Universitas Bandung Raya 5

Page 6: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Komponen aktif yang terkandung dalam teh, baik yang volatile maupun

yang nonvolatile antara lain sebagai berikut.

1. polyphenols

2. methylxanthines

3. asam amino

4. peptida

5. komponen organik lain

6. tannic acids

7. vitamin C

8. vitamin E

9. vitamin K

10. ß-carotene

11. kalium

12. magnesium

13. mangan

14. fluor

15. zinc

16. selenium

17. copper

18. iron

19. calcium

20. caffein

2.4 Zat Kimia Alami Dalam Teh

2.4.1 Polifenol

Polifenol merupakan senyawa yang tersedia secara alami pada teh yang

bertanggungjawab terhadap ketajaman rasa dan aroma yang unik. Disamping

itu, polifenol memiliki potensi anyioksidan yang demikian kuat. Kandungan

Universitas Bandung Raya 6

Page 7: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

polifenol dalam daun teh berkisar antara 23-35 % BK. Tinggi rendahnya

kandungan kimia dalam teh termasuk polifenol sangat dipengaruhi oleh jenis

klon, variasi, musim, kesuburan tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun,

intensitas sinar matahari yang diterimanya dan faktor-faktor pendukung lainnya.

Kandungan polifenol dalam tanaman teh Camellia sinensis varietas

assamica lebih tinggi bila dibandingkan dengan Camellia sinensis varietas

sinensis. Alasan inilah yang menjadi sandaran mengapa teh Indonesia yang

sebagian besar berbahan baku Camellia sinensis varietas assamica lebih

potensial daripada teh Jepang atau China yang berbahan baku Camellia

sinensis varietas sinensis.

Di antara sejumlah polifenol yang tersedia dalam teh katejkin

merupakan senyawa yang paling banyak mnyita perhatian. Sejumlah riset kini

menyatakan bahwa katekin merupakan senyawa yang paling berperan dalam

efek kesehatan yang diterbitkan oleh teh, baik itu teh hitam, teh hijau maupun

teh oolong. Katekin yang umum dijumpai dalam teh terdiri atas C (Katekin), EC

(Epikatekin), EGC (Epikatekin galat) dan EGCG (Epigalokatekin galat).

Polifenol teh termasuk kelas flavanol dengan komponen C15 dan

turunan-turunannya tersusun atas dua inti fenolik yang berhubungan dengan tiga

unit karbon. Struktur flavanol katekin mengandung dua atom karbon asimetrik.

Polifenol teh dapat dengan mudah diekstrak dengan pelarut organik maupun

dengan air melalui proses penyeduhan. Katekin teh mengalami banyak

perubahan kimia seperti oksidasi, epimerisasi serta terdegradasi selama proses

pengolahan dan penyeduhan.

2.4.2 Theaflavin dan Thearubigin

Selama proses oksimatis (oksidasi enzimatis) teh hitam, sebagian besar

katekin yang merupakan underbow polifenol diubah menjadi theaflavin dan

Universitas Bandung Raya 7

Page 8: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

thearubigin atas jasa baik enzin polifenol oksidase dan oksigen. Dibandingkan

dengan katekin, popularitas theaflavin dan thearubigin belum begitu dikenal

luas. Hal ini dikarenakan baesra publikasi tentang teh yang berasl dari Jepang

dan China yang notabene adalah produsen teh hijau. Secara teoritis, teh hijau

tidak mengandung theaflavin dan thearubigin. Pada proses pengolahan teh

hijau, enzim polifenol oksidase diinaktivasi dengan bantuan panas. Sebaiknya,

pada proses pengolahan teh hitam, enzim polifenol dioksidasi untuk

menghasilkan theaflavin dan thearubigin.

Bersama-sama dengan kafein, theaflavin memberi kesan segar dalam

seduhan teh. Rasio antara theaflavin dan kafein pada kondisi tertentu dapat

menghasilkan seduhan teh yang sangat segar. Namun demikian, dalam kondisi

dingin kedua senyawa tersebut akan menyebabkan creaming down suatu

keadaan dimana seduhan teh terlihat keruh. Meski adanya creaming down

tersebut tidak sedap dipandang mata, namun hal tersebut merupakan pertanda

bahwa seduhan teh tersebut mempunyai kualitas teh yang baik. Thearubigin

yang jumlahnya jauh lebih tinggi baik dibandingkan dengan theaflavin maupun

kafein keberadaannya jarang disebut-sebut sebagai penentu kualitas rsa seduhan

teh. Keberadaan thearubigin lebih ditekankan pada perannya terhadap warna

seduhan. Thearubigin merupakan senyawa alami dalam teh hitam yang

memberikan warna merah kecokelatan. Sedangkan theaflavin sendiri

memberikan warna kuning kemerahan. Komposisi theaflavin, thearubigin dan

kafein dalam creaming down dapat dilihat pada table berikut.

2.4.3 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan kalori meski jumlah yang dihasilkannnya tidak

setinggi lemak. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu,

beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat (dietary fiber) yang berguna

bagi pencernaan. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan pangan nabati

termasuk teh dalam bentuk gula sederhana, heksosa, pentosa maupun

Universitas Bandung Raya 8

Page 9: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

karbohidrat dengan berat molekul tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan

lignin.

Daun teh mengandung karbohidrat baik dalam bentuk sederhana

maupun komplek. Meski peran karbohidrat dalam pengolahan teh hitam belum

diketahui secara pasti, namun sejumlah publikasi terkini menduga bahwa

karbohidrat bereaksi dengan asam-asam amino pada suhu tinggi membentuk

aldehid tidak jenuh dan menghasilkan aroma semacam bunga, buah madu dan

sebagainya. Kandungan dan jenis karbohidrat yang terdapat dalam teh dapat

dilihat pada table berikut.

Kandungan Jenis Karbohidrat dalam Teh

Jenis Karbohidrat Jumlah (%)

Total karbohidrat 1.30

Pektin 0.05

Total gula 2.20

Fruktosa 0.60

Glukosa 0.51

Meso-Inositol 0.15

Sukrosa 0.48

Maltosa 0.03

Rafinosa 0.10

Kelompok karbohidrat yang perannya tidak boleh dipandang sebelah

mata adalah pektin. Senyawa ini disebut-sebut dapat menentukan sifat baik

dalam teh hitam karena dua hal. Pertama, pektin akan terurai menjadi asam

pektat dan metal alkohol dengan bantuan enzim pektin metal esterase. Metil

alkohol ini selanjutnya menguap, namun sebagian akan berubah menjadi ester-

ester dengan asam organik yang ada menghasilkan aroma khas. Kedua, asam

pektan dalam suasana asam akan membentuk gel. Gel ini akan membuat dan

Universitas Bandung Raya 9

Page 10: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

mempertahankan bentuk keritingnya setelah digiling. Selanjutnya gel ini akan

membentuk lapisan di permukaan teh. Dengan demikian akan ikut

mengendalikan proses oksimatis. Pada pengeringan lapisan gel akan mongering

membentuk lapisan mengkilat yang seering dissebut dengan istilah bloom dari

teh.

2.4.4 Lemak

Hampir semua bahan pangan mengandung lemak dan minyak. Dalam

tanaman, lemak disintetis dari suatu molekul gliserol dengan tiga molekul asam

lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses

respirasi. Proses pembentukkan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak,

kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak.

Berbeda dengan senyawa kimia lainnnya, kandungan lemak ternyata

lebih tinggi pada daun bagian tua. Semakin tua daun, maka kandungan

lemaknya makin tinggi. Kandungan lemak dalam teh dapat dilihat pada table di

bawah ini.

Kandungan Lemak dalam Daun

Komponen Jumlah (mg/g berat kering)

Pucuk 36

Daun pertama 40

Daun kedua 60

Daun ketiga 67

Daun keempat 72

Batang muda 30

Rata-rata 52

Universitas Bandung Raya 10

Page 11: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

2.4.5 Karotenoid

Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning,

oranye, merah orange, serta larut dalam minyak. Karotenoid terdapat dalam

kloroplas (0.5%) bersama-sama dengan klorofil (9.3%), terutama pada bagian

permukaan atas daun, dekat dengan dinding sel-sel palisade. Seperti halnya

lemak, ternyata semakin tua daun teh maka kandungan karotenoidnya semakin

tinggi.

2.4.6 Mineral

Sebagian besar bahan pangan yaitu sekitar 96 % terdiri atas bahan

organik dan air. Sisanya berupa unsur-unsur mineral. Meski tidak sepopuler

senyawa kimia lainnya, keberadaan mineral dalam teh tidak dapat dipandang

sebelah mata. Tinggi rendahnya kandungan senyawa mineral sangat tergantung

pada iklim, kesuburan tanah dan kondisi kesehatan tanaman. Dalam tanaman

yang sama, ternyata masing-masing bagian tanaman pun mempunyai

kandungan mineral yang berbeda. Kandungan mineral pada tanaman dapat

dilihat pada table di bawah ini.

Konsentrasi Mineral dalam Tanaman Teh ( per gram berat kering)

Mineral Daun muda Daun tua Batang muda Kulit tipis Akar

Al (µg) 400 5813 541 497 1643

B (µg) 19 18 12 6 6

Ba (µg) 11 49 28 25 20

Ca (µg) 3.70 11 2.70 3.00 1.90

Cd (µg) 0.10 0.02 0.20 0.05 0.20

Co (µg) 2.30 3.40 8.50 3.90 7.40

Cr (µg) 1.00 2.00 1.30 0.20 0.90

Cu (µg) 127 66 136 42 31

Universitas Bandung Raya 11

Page 12: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Fe (µg) 89 138 302 164 295

Mineral Daun muda Daun tua Batang muda Kulit tipis Akar

K (mg) 21.50 12.40 10.00 5.50 8.30

Mg (mg) 1.90 1.70 0.90 0.60 1.40

Mn (mg) 174 489 177 128 88

N (mg) 41.50 32.00 13.70 10.40 10.60

Na (µg) 27 8 177 51 107

Ni (µg) 14 13 16 1.90 14

P (mg) 3.30 1.00 0.70 0.30 0.40

Pb (µg) 3.10 14.50 3.10 1.60 4.90

Si (µg) 90 260 297 123 486

Sr (µg) 9.60 33.50 19 13.50 9.60

Zn (µg) 34 17.50 20.50 22.50 42.50

2.4.7 Magnesium

Peranan magnesium dalam kehidupan manusia adalah sangat penting.

Fungsi magnesium dalam tubuh adalah untuk membantu proses pencernan

protein. Magnesium mampu memelihara kesehatan otot serta system jaringan

penghubung. Sebenarnya dengan menikmati satu cangkir teh, kebutuhan akan

magnesium untuk satu hari telah terpenuhi. Beberapa publikasi terkini

menyatakan bahwa magnesium dalam teh dapat pula berfungsi dalam reaksi

seluler, mengatur elektrolit tubuh, hormone reseptor, metabolisme vitamin D,

serta berperan aktif dalam pembentukkan tulang. Sumber lain menyatakan

bahwa magnesium terlibat dalam 300 macam enzim metabolit dalam tubuh.

Penelitian terdahulu menegaskan bahwa teh dapat mengganggu

penyerapan. Penelitian-penelitian tersebut juga menyatakan bahwa penggunaan

mineral seperti zat besi, berpotensi meningkatkan resiko anemia dan kesehatan

Universitas Bandung Raya 12

Page 13: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

tubuh lainnya. Namun demikian, kini penelitian-penelitian diatas sudah tidak

relevan lagi.

2.4.8 Fluoride

Baik teh hijau maupun teh hitam merupakan simber fluoride yang sangat

baik. Fluoride merupakan senyawa yang berfungsi mememlihara kesehatan gigi.

Kandungan fluoride dalam teh berkisar antara 1.32 sampai dengan 4.18 ppm

(part per million). Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa teh dapat

mereduksi proses kerusakan gigi. Kenyataan ini kemudian dihubungkan dengan

keberadaan fluoride yang terdapat dalam teh.

2.4.9 Alumunium

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa asupan alumunium yang

berlebih dapat menimbulkan kerusakan otak dan otot yang cukup serius.

Sejumlah peneliti telah berhasil mengidentifikasi bahwa keberadaan alumunium

dalam tah berada dalam bentuk yang kompek. Penelitian yang melibatkan

hewan coba menunjukkan bahwa pengkonsumsian alumunium dengan frekuensi

yang relatif rapat ternyata tidak terbukti menyebabkan akumulasi alumunium

dalam tubuh. Hal ini membuktikan bahwa alumunium dalam teh tidak

menyebabkan efek buruk bagi kesehatan tubuh.

2.4.10 Natrium

Fungsi natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnnya

kandungan cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh

menurun. Meski jumlahnya tidak signifikan, natrium dalam teh setidaknya

dapat membantu menyediakan kebutuhan tubuh akan natrium.

2.4.11 Kalium

Universitas Bandung Raya 13

Page 14: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Fungsi kalium bagi tubuh adalah untuk menjaga tekanan osmotik dalam

cairan intraseluler. Seperti halnya natrium, kalium mudah sekali diserap oleh

tubuh. Tidak kurang dari 90% kalium dapat dicerna dan diserap oleh usus kecil.

Selain itu, kalium juga berfungsi menyampaikan pesan saraf otot

(neouromuscular).

2.4.12 Vitamin

Kandungan senyawa kimia dalam teh bervariasi tergantung pada jenis

dan tempat dimana teh tersebut tumbuh termasuk di dalamnya adalah vitamin

C. satu gram teh hijau mengandung rata-rata 2 mg vitamin C. Kandungannya

dalam teh hitam hanya sekitar 0.2 mg. Meski kandungan vitamin C-nya relatif

rendah, teh hitam menjadi pilihan utama di Asia Tengah, Eropa dam Amerika.

Namun demikian, teh tidak saja mengandung vitamin C tapi juga mengandung

vitamin B 2 , vitamin D, vitamin K, dan karotenoid.

2.5 Manfaat Teh

2.5.1 Menurunkan Resiko Penyakit Kanker

Berbagai hasil studi menunjukan konsumsi teh berperan dalam

menurunkan risiko penyakit kanker. Senyawa polyphenol dalam teh mampu

memberikan perlindungan terhadap zat karsinogenik. EGCg yang terdapat

dalam teh hijau merupakan senyawa aktif yang berperan dalam mencegah

terjadinya kanker.

Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa tingkat kematian

akibat kanker penduduk yang mendiami daerah produsen utama teh hijau amat

sedikit. Suatu studi lainnya di Jepang melaporkan bahwa catechin dapat

membunuh Helicobacter pylori, yaitu bakteri pemicu kanker lambung.

Universitas Bandung Raya 14

Page 15: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Suatu studi di Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American

Journal of Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap lebih dari 35.000 wanita

pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki khasiat melawan kanker.

Hasil studi tersebut menyimpulkan mereka yang mengkonsumsi sekurangnya 2

cangkir teh hitam sehari akan berkurang risikonya terkena kanker kandung

kemih sebanyak 40%, dan 68% pada penyakit kanker saluran pencernaan bila

dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi teh.

Berikut ini adalah teori yang berkembang bahwa teh memiliki

kemampuan sebagai pencegah penyakit kanker.

1. Senyawa antioksidan dalam teh mencegah terjadinya kerusakan DNA oleh

radikal bebas.

2. Polyphenol mencegah terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali

sehingga mampu memperlambat perkembangan kanker.

3. Polyphenol tertentu mungkin menghancurkan sel-sel kanker dengan tanpa

merusak sel-sel sehat di sekitarnya.

2.5.2 Menurunkan Resiko Terjadinya Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida darah,

tekanan darah, faktor homestatik, oksidatif stress, dan lain-lain. Beberapa studi

menunjukkan bahwa teh memiliki khasiat menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah.

Studi Zutphen di Belanda yang dilakukan terhadap usia lanjut

melaporkan bahwa intake flavonoid dari teh (61%), sayuran (10%), dan buah-

buahan (13%) secara bermakna berbanding terbalik dengan tingkat kematian

akibat penyakit jantung dan stroke. Hasil serupa juga diperoleh dari studi

prospektif selama 25 tahun di 7 negara yang berpartisipasi dengan melibatkan

Universitas Bandung Raya 15

Page 16: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

jumlah sampel sebanyak 12.763 orang. Kesimpulannya: Intake flavonoid yang

tinggi berkaitan erat dengan rendahnya tingkat kematian akibat penyakit

jantung. Demikian pula pada studi dengan menggunakan hewan coba tikus yang

diberi catechin teh hijau menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi

kolesterol darah dan tekanan darah.

Mekanisme pencegahan teh terhadap penyakit kardiovaskular terdapat

pada kemampuannya menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat

penggumpalan sel-sel platelet sehingga mencegah terjadinya penyumbatan

pembuluh darah. Polyphenol teh (catechin dan theaflavin) juga merupakan

antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal

bebas. Teroksidasinya kolesterol tersebut diduga berperan penting dalam proses

atehrogenesis yaitu proses awal pembentukan plaque pada dinding arteri.

2.5.3 Menurunkan Berat Badan

Studi terbaru yang dilakukan terhadap potensi teh adalah peranannya

membantu menurunkan berat badan seperti dilaporkan dalam American Journal

of Clinical Nutrition, 1999 . Penelitian tersebut dilakukan oleh Institute of

Physiology, University of Fribourg, Switzerland, yang melibatkan 10 orang

sebagai sampel. Para peneliti melakukan pengukuran 24 jam energi expenditure

pada subjek yang diberi kafein (50 mg), ekstrak teh hijau (50 mg kafein dan 90

mg EGCg), serta placebo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak teh hijau secara bermakna meningkatkan 4% energi expenditure bila

dibandingkan placebo. Dari penelitian tersebut, teh hijau diketahui mempunyai

potensi sebagai tehrmogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran

kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan.

Hasil studi ini menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam

program penurunan berat badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi

kalori (diet).

Universitas Bandung Raya 16

Page 17: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

2.5.4 Mencegah Osteoporosis

Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan salah satu masalah

yang dihadapi wanita pascamenopause manakala telah terhentinya produksi

hormon estrogen, pemicu pertumbuhan tulang. Osteoporosis menyebabkan

massa tulang menyusut dan mudah patah.

Studi terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa kebiasaan

minum teh secara teratur dapat mempertahankan keutuhan tulang dan mencegah

terjadinya osteoporosis. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam American

Journal of Clinical Nutrition edisi April 2000 dengan melibatkan jumlah

sampel wanita berusia 65 hingga 76 tahun sebanyak 1.200 orang di Cambridge,

Inggris. Kesimpulan yang diambil adalah wanita yang mengkonsumsi teh

ternyata memiliki ukuran kerapatan mineral tulang (Bone Mineral

Density/BMD) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak minum teh secara

bermakna.

Senyawa aktif yang terkandung di dalam teh berperan menyerupai

hormon esterogen lemah yang membantu melindungi tulang terhadap proses

kerapuhan (osteoporosis).

2.5.5 Sumber Mineral

Teh ternyata menyimpan potensi sebagai sumber mineral tubuh yang

penting dalam berbagai proses metabolisme. Kandungan mineral tersebut

muncul baik berupa makro maupun trace mineral. Keduanya sangat diperlukan

sebagai nutrisi bagi tubuh sehingga kecukupan dalam makanan sehari-hari perlu

diperhatikan.

Magnesium yang terkandung dalam jumlah yang cukup banyak dalam

teh penting dalam peranannya pada reaksi seluler. Selain itu, magnesium terlibat

dalam 300 macam enzim dalam metabolisme tubuh, di samping berperan Universitas Bandung Raya 17

Page 18: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

sebagai pengatur elektrolit tubuh, hormon receptor, metabolisme vitamin D, dan

pembentukan tulang. Teh berpotensi sebagai sumber magnesium bagi tubuh.

Kalium yang merupakan mineral utama dalam menjaga keseimbangan

elektrolit tubuh turut berperan pula dalam metabolisme energi, transportasi

membran, dan mempertahankan permeabilitas sel. Selain itu, kalium berfungsi

dalam menyampaikan pesan syaraf otot ( neuromuscular ). Teh memiliki

banyak kandungan mineral ini.

Fluor telah diketahui banyak terdapat dalam teh dan fungsinya penting

dalam mempertahankan dan menguatkan gigi agar terhindar dari karies. Studi

laboratorium di Jepang menemukan bahwa teh membantu mencegah

pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan

gusi.

Natrium juga terkandung di dalam teh sebagai salah satu mineral utama.

Seperti halnya kalium, fungsi natrium dalam tubuh berperan erat dalam

mengatur keseimbangan elektrolit.

Kalsium merupakan mineral penting dalam proses pembentukan tulang.

Mineral ini diduga turut berperan dalam memperbaiki tulang para konsumen

teh.

Seng penting peranannya dalam proses metabolisme tubuh dan berperan

erat dalam pertumbuhan dan perkembangan, sintesis vitamin A, sistem immune

tubuh dan pembentukan enzim pemunah radikal bebas. Kandungan seng yang

cukup tinggi merupakan salah salah satu keunggulan teh.

Mangan merupakan ko-enzim berbagai metallo enzim dan juga sebagai

enzim aktivator. Metallo enzim tersebut (MnSOD) berperan penting dalam

menghancurkan radikal bebas. Konsentrasinya yang relatif tinggi mampu

menyumbang 10% kebutuhan tubuh. Universitas Bandung Raya 18

Page 19: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Cu semakin penting peranannya dalam berbagai metabolisme tubuh dan

salah satu fungsinya sebagai pemusnah radikal bebas. Mengingat peranannya

sebagai enzim antioksidan tersebut, kandungan Cu dalam teh berpotensi

menurunkan peluang terkena penyakit degenaratif.

Trace mineral lain yang terkandung dalam teh adalah selenium yang

merupakan salah satu mineral yang berperan dalam pembentukan enzim

antioksidan _ glutation peroxidase. Selain itu, selenium juga sangat erat

hubungannya dengan metabolisme yodium.

2.6 Kekahatan Unsur Hara Pada Tanaman Teh Di Indonesia

Kekahatan (Deficiency) unsur hara sering juga disebut nutrient disorder

oleh para pakar penyakit tanaman (Murder dan de Silva 1959). Di pertanaman

teh sangat sering dan mudah didapatkan adanya gejala kekahatan salah satu atau

secara bersamaan beberapa unsur hara, namun demikian belum semua pekebun

telah mampu dengan mudah mengenalinya.

Timbulnya gejala kekahatan suatu unsur hara merupakan peringatan

bagi para pekebun, bahwa di blok kebun tersebut telah terjadi suatu tingkat

ketersediaan unsur di dalam tanahnya mencapai tingkat yang minimum. Dengan

keadaan yang minimum maka jelas bahwa sebelum unsur hara tesebut

ditingkatkan kadarnya didalam tanah atau tanaman produksi teh tidak akan

meningkat sesuai dengan harapan.

2.6.1 Kahat Nitrogen (N)

Kahat N terlihat nyata pada daun muda / pucuk dengan warna kuning

pucat (fale) merata diseluruh lembar daun dan tangkai daun, serta bagian cabang

termuda. Kahat N dapat segera menyebabkan tumbuhnya pucuk burung (banji)

sehingga produksi pucuk sangat menurun.

Universitas Bandung Raya 19

Page 20: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Kahat N < 2.90 %

2.6.2 Kahat Posfor (P)

Kahat P terlihat nyata pada daun tua / terutama dipermukaan bidang

daun petik dan daun kepel (fish leaves). Warna daun tua dari keseluruhan perdu

berkesan hijau tua gelap (not shyny) dan pertumbuhan pucuk baru sangat

berkurang. Gejala kekahatan hara P nampak pada daun dengan warna violet,

karena sel daging daunnya rusak (necrosis) berbentuk membulat / tidak teratur.

Bagian daun yang telah mati berubah warna dari violet ke cokelat tua dan

mengering. Pada tingkat gejala yang lanjut, daun tua mulai rontok dan

berukuran kecil-kecil di banding dengan ukuran normalitas.

Kahat P < 0.14 %

2.6.3 Kahat Kalium (K)

Kahat K terlihat nyata pada daun tua di dalam lapisan daun penyangga.

Pada gejala awal terutamam pada perdu berdaun lebar, cabang-cabang

tumbuhnya mengecil dan cenderung tidak melebar, banyak ditumbuhi jamur

yang berwarna putih. Gejala yang jelas tampak pada daun tua, yang mengalami

kematian daging daun sekeliling tepinya dan berubah warnanya menjadi abu-

abu keputihan seperti abu rokok. Perdu yang menunjukkan kahak K mengalami

hambatan dalam pertumbuhan pucuk, sehingga disamping jumlahnya kurang

juga bentuknya menyusut. Pada gejala yang sangat lanjut hampir semua daun

rontok, sehingga perdu tampak berdaun penyanggga dan sangat tipis.

Kahat K < 1.0 %

2.6.4 Kahat Magnesium (Mg)

Universitas Bandung Raya 20

Page 21: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Kahat Mg terlihat nyata pada daun tua di dalam lapisan daun penyangga

bagian bawah. Sel-sel klorofil dan daun tua mengalami kehilangan warna hijau

dan hanya meninggalkan bagian fikosianin yang berwarna kuning. Kehilangan

sel-sel klorofil dan di dalam daging daun terjadi diantara urat-urat daun dengan

arah dari bagian dalam ke tepi daun. Gejala dini kahat Mg adalah berupa

pengerasan daging daun, diikuti pertumbuhan keatas (cembung). Apabila daun

tersebut diremas dengan tangan, timbul suara seperti meremas daun kering.

Kahat Mg pada tingkat lanjut ditunjukkkan oleh rontoknya daun tua, terutama

apabila terjadi goncangan perdu, baik oleh angina maupun pemetikan.

Kahat Mg < 0.20 %

2.6.5 Kahat Sulfur (S)

Kahat S terlihat jelas baikpada daun muda maupun daun tua yang

berupa klorosis merata di seluruh lembar daun. Klorosis tersebut berpola

bintik-bintik bulat kekuningan, sehingga secara sepintas polanya seperti warna

kulit harimau Jawa (tutul). Pada daun yang paling muda, gejala kekahatan S

sering dikacaukan dengan gejalak kekahatan N, tetapi pengamatan yang lebih

cermat menunjukkan daun bergejala kahat S berwarna lebih pucat keputihan.

Gejala Kekahatan S pada tingkat lanjut ditunjukkan oleh pertumbuhan ujung

tanaman yang terhenti dan sebagian daun tuanya rontok.

Kahat S < 0.25 %

2.6.6 Kahat Seng (Zn)

Kahat Zn terlihat jelas pada pupuk yang tumbuh mengecil, lembaran

daun membelok kesamping dan ukuran lembaran daun kedua sisinya asimetris,

tetapi daun bergelombang, ruas cabang diantara daun memendek, dan daun juga

menipis. Didalam bagian daun juga terdapat gejala klorosis yang merata

diseluruh lembaran daun berpola bintik-bintik halus. Universitas Bandung Raya 21

Page 22: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Gejala kahat Zn pada tingkat lanjut adalah pucuk nampak pucat, membentuk

roset dan pertumbuhannnya terhenti.

Kahat Zn < 20 ppm

Universitas Bandung Raya 22

Page 23: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

BAB III

Ruang Lingkup Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)

3.1 Definisi Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas. Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum

Universitas Bandung Raya 23

Page 24: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang iperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehinggaelektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

3.2 Bagian – Bagian Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)

Universitas Bandung Raya 24

Page 25: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

3.2.1 Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bias digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur Lampu

2. Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.

Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.

3.2.2 Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,

Universitas Bandung Raya 25

Page 26: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.

3.2.3 Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting.

3.2.4 Kompresor

Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakan tombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi

Universitas Bandung Raya 26

Page 27: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap.

3.2.5 Burner

Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas, dengan konsentrasi.

3.2.6 Buangan pada AAS

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.

Universitas Bandung Raya 27

Page 28: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

3.2.7 Monokromator

Untuk meneruskan panjang gelombang emisi dari lampu katoda berongga yang diadsorbsi paling kuat oleh atom di dalam nyala api (panjang gelombang maksimum) dan menahan garis-garis emisi lain dari lampu katoda berongga yang tidak digunakan dalam analisis.

3.2.8 Detektor

Untuk mengamati atau mendeteksi datangnya berkas sinar dari sistem monokromator dan mengubah energi sinar yang masuk menjadi energi listrik yang sebanding.

3.2.9 Amplifier

Untuk menggerakkan sistem elektronik digital atau mengerakkan pada rekorder.

3.2.10 Recorder

Sebagai alat pencatat hasil analisa pada alat Absorption Spectrophotometric (AAS).

3.2.11 Spray Chember (Ruang Penyemprot)

Untuk membuat campuran yang homogen dari gas oksigen plus bahan bakar plus aerosol yang mengandung larutan contoh, yaitu sebelum campuran ini menjadi burnennya.

3.2.12 Nebulizer (Ruang Pengabut)

Universitas Bandung Raya 28

Page 29: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Untuk mengubah larutan yang diisap melalui pipa kapiler menjadi aerosol (kabut atau butiran-butiran cairan halus).

3.3 Sistem Atomisasi

3.3.1 Sistem Atomisasi Nyala

Setiap alat spektrometri atom akan mencakup dua komponen utama sistem introduksi sampel dan sumber (source) atomisasi. Untuk kebanyakan instrumen sumber atomisasi ini adalah nyala dan sampel di introduksikan dalarn bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasanya dihasilkan oleh Nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray). Ada banyak variasi nyala yang telah diapakai bertahun-tahun untuk spektrometri atom. Namun demikian. yang saat ini menonjol dan dipakai secara luas untuk pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida- asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi analisis yang sesuai untuk kebanyakan ana!it (unsur yang dianalisis) dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode emisi, absorbsi dan juga fluoresensi.

a. Nyala udara-asetilenBiasanya menjadi pilihan untuk analisis menggunakan AAS,. temperarur nyala-nya yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan.

b. Nitrous oksida-asetilenDianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan temperatur nyala yang dihasilkan relative tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V danW.

Proses atomisasi adalah proses pengubahan sample dalam bentuk larutan menjadi spesies atom dalam nyala. Proses atomisasi ini akan berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi atom analit dalam larutan dan sinyal yang diperoleh pada detektor dan dengan demikian sangat berpengaruh terhadap sensitivitas analisis. Secara ideal fungsi dari sistem atomisasi (source) adalah :

a. Mengubah sembarang jenis sampel menjadi uap atom fasa gas dengan sedikit perlakuan atau tanpa perIakuan awal.

b. Melakukan seperti pada point (1) untuk semua elemen (unsur) dalam sampel pada semua level konsentrasi.

c. Agar diperoleh kondisi operasi yang identik untuk setiap elemen dan sampel.

Universitas Bandung Raya 29

Page 30: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

d. Mendapatkan sinyal analitik sebagai fungsi sederhana dari konsentrasi tiap-tiap elemen. yakni agar gangguan(interfererisi) dan penganih matriks (media) sampel menjadi minimal.

e. Memberikan analisis yang teliti (precise) dan tepat (accurate).f. Mendapatkan harga beli, perawatan dan pengoperasian yang murah.g. Memudahkan operasi.

3.3.2 Sistem Atomisasi Dengan Elektrothermal (Tungku)

Sistem nyala api ini lebih dikenal dengan nama GFAAS. GFAAS dapat mengatasi kelemahan dari sistem nyala seperti, sensitivitas, jumlah sampel dan penyiapan sampel. Ada tiga tahap atomisasi dengan tungku yaitu:

a. Tahap pengeringan atau penguapan larutan.b. Tahap pengabuan atau penghilangan senyawa-senyawa organik.c. Tahap atomisasi.

Unsur-unsur yang dapat dianalsis dengan menggunakan GFAAS adalah sama dengan unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan sistem nyala. Beberapa unsur yang sama sekali tidak dapat dianalisis dengan GFAAS adalah tungsten, Hf, Nd, Ho, La, Lu, Os, Br, Re, Sc, Ta, U, W, Y dan Zr, hal ini disebabkan karena unsur tersebut dapat bereaksi dengan graphit. Petunjuk praktis penggunaan GFAAS :

a. Jangan menggunakan media klorida, lebih baik gunakan nitrat Sulfat dan fosfat bagus untuk pelarut sampel, biasanya setelah sample ditempatkan dalam tungku.

b. Gunakan cara adisi sehingga bila sampel ada interferensi dapat terjadi pada sampel dan standard.

Universitas Bandung Raya 30

Page 31: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

BAB IV

PROSEDUR

4.1 Persiapan Contoh Daun Teh

4.1.1 Tujuan

Mempersiapkan contoh yang representative untuk dianalisa

4.1.2 Dasar Teori

Contoh yang akan dianalisa harus bersih dari zat-zat lain karena itu contoh

yang diterima dari peminta perlu diamati. Bagian-bagian tanaman yang

tidak diperlukan dibuang.

4.1.3 Alat-alat

1. Pengering listrik

2. Kantong-kantong dari kain

3. Mesin giling dari tipe ”Hammemill” dari baja tahan karat berayakan

dengan mesh 1 mm

4. Gunting

5. Botol-botol contoh

4.1.4 Cara kerja

1. Contoh, apabila berdebu, dilap dengan kain kering dan bersih.

Kemudian dimasukkan ke dalam kantong-kantong kain kelambu.

Nomor contoh ikut dimasukkan pula.

2. Dikeringkan di dalam pengering listrik pada suhu 800C selama 5 jam

dan didinginkan di udara. (kadar air adalah 5-7%)

3. Digiling dengan mesin giling yang berayakan mesh 1 mm.

4. Masukkan ±15 gram contoh ke dalam botol plastik dan dinomori

lengkap yaitu nomor laboratorium dengan tanggal masuk diikuti huruf

T (teh) dan huruf K (kina).

Universitas Bandung Raya 31

Page 32: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

4.1.5 Catatan

Contoh daun teh (P+1) sering sangat sedikit dan tidak mungkin digiling

dengan mesin giling. Contoh tersebut dihaluskan di dalam lumping

porselen kecil dan tidak perlu diayak.

4.2 Destruksi Dengan H2SO4 – H2O2

4.2.1 Tujuan

Menghancurkan dan melarutkan bahan penyusun tanaman.

4.2.2 Dasar Teori

Bahan tanaman didestruksi dengan H2SO4 dan H2O2. Oksidasi dengan

H2O2 di dalam lingkungan asam menyebabkan terbentuknya senyawa

peroksimonosulfat (H2SO5). Zat tersebut terjadi sebagai hasil reaksi H2O2

dengan H2SO4 dan merupakan pereaksi terkenal untuk memasukkan

gugusan-gugusan beroksigen ke dalam berbagai macam molekul-molekul

organis. Disertai sifat dehidrasi yang kuat dari H2SO4, reaksi-reaksi ini

mengakibatkan bahan-bahan organis dihancurkan sampai pecahan-

pecahan kecil yang cepat menguap dari lingkunangannya. H2O2

ditambahkan ke dalam campuran bahan tanaman yang telah diperarang

oleh H2SO4 sampai dicapai suatu cairan tak berwarna. Agar semua

nitrogen terjamin semua telah terkonfersi, penambahan H2O2 dilanjutkan

sampai seluruh bahan-bahan organis terdestruksi. Secara itu, karbon

dijadikan CO2, hidrogen dan oksigen dijadikan H2O, nitrogen terikat

sebagai NH3, fosfor dan besi masing-masing dikonfersi menjadi PO43- dan

Fe3+.

Dari destruksi ini dapat ditetapkan unsur-unsur sebagai berikut : N, P, K,

Ca, Mg, Fe, Al, dan Zn. Na dapat pula ditetapkan apabila diperlukan.

Universitas Bandung Raya 32

Page 33: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

4.2.3 Alat-Alat

1. Pemanas listrik dengan suhu maksimal, paling rendah 2700C. Suhu

tersebut dapat diukur dengan memasukkan termometer ke dalam labu

kyeldhal berisi H2SO4 pekat.

2. Labu kyeldhal 100 mL

3. Ruang asam

4.2.4 Pereaksi

1. H2SO4 pekat p.a ; bj = 1.84

2. H2O2 p.a 30%

4.2.5 Cara kerja

1. Timbang 0.5000 g contoh halus, yang telah dikeringkan selama 4 jam

pada suhu 1050C dan masukkan ke dalam labu kyeldhal.

2. Tamabhkan 2.5 mL H2SO4 pekat (lihat A) melalui leher labu, agar

contoh yang melekat pada leher labu terbawa. Goyangkan, agar contoh

dan cairan tercampur rata hingga semua diperarang.

Untuk menangkap nitrat, contoh ini dibiarkan 1 malam. (lihat B)

3. Tambahkan 2 mL H2O2 30% tetes demi tetes (untuk menghindari

pembuihan) sambil digoyangkan.

4. Panaskan labu ± 45 menit sambil sewaktu-waktu digoyangkan, agar

tidak ada bahan yang melekat pada gelas, pemanasan dimulai pada

suhu rendah dan berangsur-angsur dinaikan sampai suhu 2500C.

5. Angkat labu dari pemanasan dan didinginkan ± 10 menit.

Sesudah dingin tambahkan 1 mL H2O2 dan panaskan lagi selama 15

menit. Agar penggunaan pamanas listrik seefisien mungkin,

laksanakan pemanasan dengan setengah jumlah labu-labu, sedangkan

yang lain ditambah H2O2.

Universitas Bandung Raya 33

Page 34: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

6. Perlakuan, memanaskan-mendinginkan dan menambah H2O2

dilakukan berulang-ulang hingga cairan destrukasi jernih atau tidak

berwarna lagi.

7. Pemanasan dilanjutkan selama 15 menit pada suhu 2700C agar H2O2

didekomposisi. (lihat C)

8. Setelah dingin, tambahkan sekaligus ± 30 mL air demi. Goyangkan

dan didihkan destruat ini sampai dengan endapan terlarut. Pindahkan

secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 mL. Dinginkan sampai suhu

kamar dan penuhkan dengan air demi sampai tanda garis. Kemudian

kocok hingga serba sama. Destruat tersebut dinamakan destruat induk

(1).

9. Penetapan blanko dilakukan dengan 1.90 mL H2SO4 pekat dan

dikerjakan sesuai dengan cara kerja di atas, hanya tanpa contoh daun

(lihat D). Perhatikan bahwa penambahan H2O2 disamakan dengan

contoh-contohnya.

4.2.6 Catatan

A. Penambahan H2SO4 pekat dapat dilakukan dengan mudah apabila

dipakai pipet otomatis (dispenser).

B. Membiarkan contoh 1 malam bertujuan agar, apabila contoh

mengandung nitrat, maka sebagian nitrat tersebut dikonfersi menjadi

NH3.

C. H2O2 membentuk kompleks-kompleks dengan unsur logam dan dapat

mengganggu pada penetapan P dan Mn.

D. Telah diselidiki bahwa untuk mendestruksi 0.5 g daun teh diperlikan

0.6 mL H2SO4 pekat. Sisa H2SO4 sesudah didestruksi ialah rata-rata

1.25 mL per 50 mL larutan. Maka standar-standar untuk menetapkan

unsur masing-masing dilarutkan air demi yang mengandung 2.5 mL

H2SO4 pekat per 100 mL air demi.

Universitas Bandung Raya 34

Page 35: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

4.3 Penetapan Kandungan Magnesium, Kalsium dan Kalium

4.3.1 Tujuan

Penetapan kandungan magnesium, kalsium dan kalium di dalam tanaman

dari destruat H2SO4-H2O2.

4.3.2 Dasar Teori

Kandungan magnesium dan kalsium ditetapkan dengan cara atom-

absorpsispektrofotometris. Gangguan utama pada cara ini adalah

terbentuknya senyawaan antara magnesium (kalsium) dengan fosfat,

alumunium dan sebagainya. Di dalam nyala senyawaan tersebut mantap

oleh panas sehingga Mg dan Ca sebagian terikat dan tidak dapat

didisosiasi. Untuk menggantikan Mg dan Ca di dalam senyawaan-

senyawaan ini ditambahkan larutan berlebih.

4.3.3 Alat-alat

Atom-absorpsispektrofotometer tipe Varian techtron AA6, dengan bahan

bakar asetilen/udara.

4.3.4 Pereaksi

1. Larutan lantan nitrat : dilarutkan 12.6 g La(NO3)3.6H2O atau 10.69 g

LaCl3 dengan ± 800 mL air demi labu ukur 1 L. Tambahkan 1 mL HCl

37% dan penuhkan sampai tanda garis dengan air demi. Larutan ini

mengandung 4000 ppm La.

2. Larutan baku induk Mg 500 ppm + Ca 5000 ppm.

Dilarutkan 5.0674 g MgSO4.7H2O dan 12.4860 g CaCO3 dengan

sesedikit mungkin air demi dalam labu ukur 1 L. Tambahkan tetes

demi tetes HCl pekat sampai CaCO3 terlarut (diperlukan 20 mL HCl).

Penuhkan dengan air demi sampai tanda garis.

3. Deretan larutan baku Mg 0 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ; 50 ppm.

Ca 0 ; 100 ; 200 ; 300 ; 400 ; 500 ppm

Universitas Bandung Raya 35

Page 36: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Pipet ke dalam labu ukur 100 ml 0 ; 2 ; 4 ; 6 ; 8; 10 mL larutan baku

induk. Tambah ± 60 mL air demi, sambil diaduk, tambahkan 2.5 mL

H2SO4. Setelah dingin, penuhkan dengan air demi sampai tanda garis.

Masukkan deretan baku ini ke dalam botol plastik dan apabila tidak

diperlukan disimpan di tempat yang gelap dan dingin.

4.3.5 Cara Kerja

1. Pipet ke dalam tabung-tabung reaksi masing-masing 1 mL deretan

larutan baku Mg + Ca dan 1 mL destruat 1. Tambahkan 9 mL larutan

lantan nitrat dan campur hingga serba sama.

2. Nyala distabilkan dengan cara membiarkan paling sedikit 15 menit

sambil menyedot air demi.

3. Pengukuran dilaksanakan pada 285.2 nm untuk Mg dan 422.7 nm.

4. Kabutkan larutan baku Mg + Ca 0 ppm sambil mengatur skala

indikator menunjukkan nol.

5. Ukur larutan baku tertinggi dan indikator diatur hingga mencapai skala

± 90 mL. Varian techtron AA6 dilengkapi dengan “slitburner” yang

dapat diputar. Kepekaannya dapat diatur pula oleh pemutaran

pembakar itu.

6. Bersihkan atomizer atau pembakar oleh air demi.

7. Ulangi 4, 5, dan 6 sampai pembacaan mantap.

8. Ukur berturut-turut deretan larutan baku Mg + Ca dan setelah itu

larutan-larutan contoh. Periksa setiap 5 pengukuran contoh apakah

pembacaan tetap mantap dengan mengulangi 4, 5, dan 6, apabila perlu

atur kembali.

9. Sudah selesai, kabutkan air demi paling sedikit 15 menit untuk

membersihkan sistem atomizer pembakar.

4.3.6 Perhitungan (per 100 terhadap BK dengan ketelitian 2 desimal)

Universitas Bandung Raya 36

Page 37: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

% Mg = 0.01 x ppm pengukuran % Ca = 0.01 x ppm pengukuran

BAB V

DATA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Perhitungan

Penetapan Kadar K pada daun teh

Tanggal percobaan : 26 Agustus 2009

a. Deret Baku Standar K

b. Kurva Standar Kalium

0 50 100 150 200 250 3000.00000.10000.20000.30000.40000.50000.60000.7000

f(x) = 0.00252000000000001 x

Kurva Kalium

mg/L

Absorban

Universitas Bandung Raya 37

Sampel ID Absorban Concentration (%)

CAL ZERO 0.0000 0.00STANDAR 1 0.1260 50.00STANDAR 2 0.2520 100.00STANDAR 3 0.3780 150.00STANDAR 4 0.5040 200.00STANDAR 5 0.6300 250.00

Page 38: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Persamaan RegresiY=bx+a

Dimana, Y = Absorbanb = slopex = konsentrasi (mg/L)a = intercept (dianggap 0)

Konsentrasi sampel:Y = bx + aY = 0.002x + 0Y = 0.002x, maka

x=Yb

x=0.00270.002

= 1,36 mg/L

c. Konsentrasi sampel

Kode sampel Absorban Konsentrasi (%)Blanko 0.0000 0.002009-T-1702 0.0027 1.082009-T-1703 0.0027 1.072009-T-1704 0.0023 0.912009-T-1705 0.0020 0.812009-T-1706 0.0024 0.942009-T-1707 0.0024 0.972009-T-1708 0.0022 0.872009-T-1709 0.0021 0.832009-T-1710 0.0018 0.732009-T-1711 0.0022 0.862009-T-1712 0.0017 0.662009-T-1713 0.0019 0.762009-T-1714 0.0022 0.892009-T-1715 0.0022 0.862009-T-1716 0.0022 0.882009-T-1717 0.0019 0.772009-T-1718 0.0019 0.762009-T-1719 0.0025 1.002009-T-1720 0.0022 0.862009-T-1721 0.0026 1.05Kontrol 0.0047 1.852009-T-1710 0.0018 0.702009-T-1720 0.0022 0.86

Penetapan Kadar Mg pada daun teh

Universitas Bandung Raya 38

Page 39: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Tanggal percobaan : 26 Agustus 2009

a. Deret Baku Standar Mg

Sampel ID Concentration (%) %RSDCAL ZERO 0.00 1.1STANDAR 1 10.00 1.1STANDAR 2 20.00 0.5STANDAR 3 30.00 0.2STANDAR 4 40.00 0.9STANDAR 5 50.00 0.3

b. Kurva Standar

0 10 20 30 40 50 600.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

f(x) = 0.00464 x

Kurva Mg

Concentration

Absorban

Persamaan RegresiY=bx+a

Dimana, Y = Absorbanb = slopex = konsentrasi (mg/L)a = intercept (dianggap 0)

Konsentrasi sampel:Y = bx + aY = 0.004x + 0Y = 0.004x, maka

x=Yb

x=0.001020.004

Universitas Bandung Raya 39

Page 40: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

= 0.26 mg/L

c. Konsentrasi sampel

Kode sampel Absorban Konsentrasi (%)Blanko 0.00000 0.002009-T-1702 0.00102 0.222009-T-1703 0.00176 0.382009-T-1704 0.00172 0.372009-T-1705 0.00111 0.242009-T-1706 0.00088 0.192009-T-1707 0.00167 0.362009-T-1708 0.00162 0.352009-T-1709 0.00176 0.382009-T-1710 0.00200 0.432009-T-1711 0.00190 0.412009-T-1712 0.00200 0.432009-T-1713 0.00172 0.372009-T-1714 0.00162 0.352009-T-1715 0.00158 0.342009-T-1716 0.00148 0.322009-T-1717 0.00167 0.362009-T-1718 0.00176 0.382009-T-1719 0.00107 0.232009-T-1720 0.00125 0.272009-T-1721 0.00125 0.27Kontrol 0.00097 0.212009-T-1710 0.00195 0.422009-T-1720 0.00121 0.26

Penetapan Kadar Zn pada daun teh

Tanggal percobaan : 26 Agustus 2009

a. Deret Standar Zn

Sampel ID Concentration (mg/L) %RSDCAL ZERO 0.000 18.5STANDAR 1 0.200 0.2

Universitas Bandung Raya 40

Page 41: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

STANDAR 2 0.400 0.1STANDAR 3 0.60 0.8STANDAR 4 0.800 0.5STANDAR 5 1.000 0.3

b. Kurva Standar

0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.60000.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

f(x) = 1.85288123031313 x

Kurva Zn

Concentration

Ab-

sorb

an

Persamaan RegresiY=bx+a

Dimana, Y = Absorbanb = slopex = konsentrasi (mg/L)a = intercept (dianggap 0)

Konsentrasi sampel:Y = bx + aY = 1.852x + 0Y = 1.852x, maka

x=Yb

Universitas Bandung Raya 41

Page 42: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

x=5.93671.852

= 3.21 mg/L

c. Konsentrasi sampel

Kode sampel Absorban konsentrasi (mg/L)Blanko 0.00000 0.002009-T-1702 5.93670 11.002009-T-1703 6.04464 11.202009-T-1704 5.06239 9.382009-T-1705 6.90816 12.802009-T-1706 5.18112 9.602009-T-1707 5.26208 9.752009-T-1708 5.29446 9.812009-T-1709 5.39700 10.002009-T-1710 5.45097 10.102009-T-1711 5.99067 11.102009-T-1712 13.4925 25.002009-T-1713 12.8449 23.802009-T-1714 4.98683 9.242009-T-1715 6.69228 12.402009-T-1716 7.23198 13.402009-T-1717 7.55580 14.002009-T-1718 5.28366 9.792009-T-1719 4.57126 8.472009-T-1720 4.66301 8.642009-T-1721 4.81952 8.93Kontrol 5.39160 9.992009-T-1710 4.71158 8.732009-T-1720 8.36535 15.50

5.2 Pembahasan

Pada percobaan di atas bahwa sample yang di analisa tidak tunggal tapi beberapa sample juga dalam penentuan nilai dari larutan baku sekunder untuk membuat perbandingan dengan samplenya harus dengan hati – hati dan teliti sekali sebab itu salah satu hal penting yang membuat keakurasian suatu analisa dalam AAS.

Universitas Bandung Raya 42

Page 43: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Selain itu pembuatan blanko yang tepat dan akurat juga berperan penting sama pentingnya ketika pembuatan larutan baku sekunder.

5.2.1 Gangguan Pada analisa AAS

Gangguan – gangguan pada AAS ada tiga bagian yaitu :

a. Gangguan Spectralb. Gangguan Kimiac. Gangguan Fisika

5.2.1.1 Gangguan Spectral

Penyebab : faktor matriks sample dan faktor kimia. Faktor matriks sample dapat berupa pengendapan unsure yang dianalisa, Penyebab : hidrolisis ion-ion logam dalam air dan reaksi dg anion lain.Pencegahan: mengasamkan larutan (mencegah hidrolisa). Jumlah cuplikan dan standar yang mencapai nyala tidak sama Penyebab : perbedaan sifat-sifat fisik larutan cuplikan dan standar.

5.2.1.2 Gangguan Kimia

a. Disosiasi Tak Sempurna Dari Senyawa - Senyawa Pembentukan senyawa refraktori, seperti : kalsium fosfat, senyawa-senyawa fosfat, silikat, aluminat, dan oksida-oksida dari logam alkali tanah dan Mg. Contoh : analisis logam kalsium, jika terdapat silikat dalam larutan maka akan terjadi: CaO + MO.SiO2 CaO(SiO2)x + hasil reaksi lainnya.

Penanggulangan:a. Penggunaan nyala yang lebih tinggi suhunya.b. Penambahan unsur pembebas (releasing agent).

Contoh: Sr dan La, akan mengikat fosfat. Ekstraksi unsur pengganggu atau unsur yang akan dianalisa.

b. Ionisasi Atom - Atom Di Dalam NyalaPenanggulangannya yaitu degan menambahkan zat-zat yang memiliki

potensial ionisasi lebih rendah dari zat yang dianalisa dalam jumlah yang cukup besar, baik dalam cuplikan maupun larutan standar.

c. Penyerapan Non AtomicPenyebabnya yaitu konsentrasi cuplikan tinggi,suhu nyala kurang

tinggi, panjang gelombang molekul berimpit dengan puncak atau garis serapan atom unsur yang dianalisa.

Universitas Bandung Raya 43

Page 44: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

Penanggulangan:a. Bekerja pada panjang gelombang yang lebih tinggi.b. Dengan menggunakan nyala yang suhunya lebih tinggi.c. Mengukur besarnya penyerapan non atomic.

Koreksi terhadap adanya penyerapan non atomic dapat dilakukan dengan cara :a. Absorban cuplikan diukur seperti biasa dengan menggunakan lampu hollow

katoda.b. Dilakukan lagi pengukuran absorban pada pjg gelombang yang sama tetapi

menggunakan sinar lampu hydrogen, sehingga yang diukur adalah absorban non atomic.

c. Absorban atomic = selisih hasil pengukuran 1 dan 2.

2.2.1.3 Gangguan Fisikaa. gangguan berupa perbedaan sifat fisika dari larutan sampel dan standar,

contohnya perbedaan kekentalan yang mengakibatkan perbedaan laju nebulisasi.

b. Efek ini dihilangkan dengan memakai pelarut organik, pelarut organik mempercepat penyemprotan (kekentalannya rendah), mudah menguap, mengurangi penurunan suhu nyala.

5.3 Keunggulan dan kekurangan AAS

5.3.1 Keunggulan AASa. Memiliki kepekaan yang tinggi karena dapat mengukur kadar logam

sehingga konsentrasi sangat kecil.b. Memiliki selektifitas yang tinggi karena dapat menentukan beberapa

unsur sekaligus dalam suatu larutan sampel tanpa perlu pemisahan.c. Ketepatannya cukup baik dimana meskipun syarat yang diperlukannya

sederhana akan tetapi hasil pengukuran yang diperoleh cukup teliti sehingga dapat menjadi dasar pembuatan kurva kalibrasi.

5.3.2 Kekurangan AASa. Dibutuhkan suatu lampu katoda berongga sebagai sumber nyala untuk

setiap unsur.b. Ditemukan adanya beberapa gangguan yaitu : gangguan spektral, kimia

dan fisika.

Universitas Bandung Raya 44

Page 45: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

a. AAS adalah alat yang dapat digunakan untuk menganalisa kandungan logam berat antara lain : Pb, Cd, Cu, Cr, Fe, Zn, Mn, Ni dan lain-lain, baik berupa sampel Padat, Cair, Gas Makanan dan Tanaman.

b. Dari persamaan regresi, diperoleh harga X dari hasil perhitungan yang mendekati nilai X pada hasil percobaan.

c. AAS dapat menganalisa dengan cepat,Ketelitiannya sampai tingkat rumit

d. Tidak memerlukan pemisahan pendahuluan terlebih dahulu.e. Semaki tinggi konsentrasi, maka nilai adsorbansi akan semakin tinggi

juga.f. Dalam metode spektrofotometer serapan atom, prinsip kerja yang

dilakukan adalah dengan cara penyinaran sample yang akan diuji dengan menggunaka alat spektrofotometer.

Universitas Bandung Raya 45

Page 46: Makalah AAS

Kimia Instrument Atomic Absorption Spectroscopy Pada Daun Teh

DAFTAR PUSTAKA

Darmono, 1995, Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, UI Press Jakarta.

Gani, A. A., 1997, Studi Penentuan Kadar Timbal (Pb) dalam Rambut, UNEJ,Jember.

Gosner K. L., 1971, Guide to Identification of Marine and EstuarineInvertebrates, Wiley Interscience, a Division of John Wiley and Sons,INC.New York.

Purwati, Sri, 2001, Analisa Protein dalam Kupang, UNEJ, Jember.

Supranto J, 1992, Tehnik Sampling, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutanto, Haris, 2002, Profil Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Seng (Zn) dalam Daging Kupang Beras (Tellina versicolor), UNEJ, Jember.

www.google.co.id/spektrofotometerserapanatom

www.wikipedia.org/atomicabsorptionspectroscopy

Universitas Bandung Raya 46