luka bakar

52
PENANGANAN KEDARURATAN PENANGANAN KEDARURATAN LUKA BAKAR LUKA BAKAR EMS 119 JAKARTA TRAINING CENTER 1

Upload: daenk-ahyar

Post on 01-Feb-2016

256 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

luka bakar

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Bakar

PENANGANAN PENANGANAN KEDARURATAN LUKA BAKARKEDARURATAN LUKA BAKAR

EMS 119 JAKARTA TRAINING CENTER

11

Page 2: Luka Bakar

Definisi :Definisi :

Luka bakar adalah suatu trauma Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.yang lebih dalam.

Luka bakar (combustio, burn) merupakan kerusakan jaringan tubuh terutama kulit yang disebabkan karena trauma panas, listrik, kimia,radiasi, petir serta suhu dingin yang

ekstrim.

22

Page 3: Luka Bakar

EtiologiKontak langsung- Air panas- Uap panas- Benda panas/besi pijar- Api- Bahan kimia (air keras, asam sulfat pekat dll)- Listrik dan halilintar

Kontak tidak langsung Sinar matahari, sinar x, sinar UV

3

Page 4: Luka Bakar

KENAPA LUKA BAKAR KARENA LISTRIK DIWASPADAI ?

• Arus yang masuk ke tubuh melalui cairan ( darah atau plasma ), kerusakan bisa lokal atau sistemik kerusakan pembuluh darah (tunika intima), gangguan sirkulasi di bagian distal yang bersifaf progresif.

• Kerusakan jaringn yang lambat tidak bisa dipastikan karena terjadi krusakan sistem pembuluh darah ( trombosis, oclusi kapiler ) sepanjang yang dialiri listrik.

4

Page 5: Luka Bakar

•Lisirik menyebabkan ledakan trauma fisik yang lain.

• Arus listrik menyebabkan kerusakan jaringan lab mioglobin (+)

• Listrik menyebabkan gangguan jantung seperti aritmia

5

Page 6: Luka Bakar

FASE PADA LUKA BAKAR

* Fase awal / akut - Trauma inhalasi - Gangguan mekanisme bernafas - Gangguan sirkulasi (Syok hipovolemik)

* Fase sub akut - SIRS (systemic Inflamantory Respons Syndrome)

*Fase lanjut - Penutupan luka 6

Page 7: Luka Bakar

TRAUMA INHALASI. Masalah :

- Pada luka bakar daerah wajah disertai bulu hidung terbakar bisa

dipastikan adanya trauma inhalasi yang menyebabkan distress

pernafasan eritema, udema, hipersekresi saluran nafas.

- Disrupsi epitel mukosa ( mengandung fibrin ) bercampur dengan

sekret yang kental sumbatan total.

- Udema masif saluran nafas atas 24 jam pertama angka

kematian tinggi.

7

Page 8: Luka Bakar

Kegawatan yang timbul : - Gawat darurat napas, berupa obstruksi saluran napas sampai dengan gagal napas.

Tindakan : - Airway manajement. - Observasi fungsi napas dan hemodinamik. - Ventilasi supportif bila diperlukan.

8

Page 9: Luka Bakar

DISARANKAN DILAKUKAN SEJAK DINI

TRACHEOSTOMI

9

Page 10: Luka Bakar

10

Page 11: Luka Bakar

11

Page 12: Luka Bakar

12

Page 13: Luka Bakar

13

Page 14: Luka Bakar

GANGGUAN MEKANISME BERNAFAS

• Luka bakar bagian dada yang circle mengganggu ekspansi paru volume inspirasi menurun oksigen ke sistemik

• Gangguan ekspansi juga bisa disebabkan oleh Fr tulang-tulang iga

14

Page 15: Luka Bakar

GANGGUAN SIRKULASI

Masalah:

Cedera termis gangguan permeabilitas kapiler sel-sel epitel tunika intima membulat pembesaran jarak interseluler plasma, cairan, elektrolit keruang intersitiel cairan ke intersitiel transport oksigen ke jaringan

gangguan perfusi ( Syok )

15

Page 16: Luka Bakar

Gangguan sirkulasi ke hepar fungsi hepar terganggu peningkatan serum transaminase (SGOT, SGPT), peningkatan GD.

Gangguan sirkulasi ke Pencernaan iskemia mukosa, gangguan Integritas mukosa (perdarahan ), translokasi bakteri.

Gangguan sirkulasi ke renal produksi urin menurun.Hipoksi parenkim ginjal Stimulan dilepaskan hormon ADH produksi urin menurun

16

Page 17: Luka Bakar

Gangguan sirkulasi ke otot pemecahan glikoprotein proses akhir katabolisme ini adalah NO modulator sepsis

Gangguan perfusi ke sel Perubahan integritas sel gangguan metabolisme anaerob asam laktat asidosis.

17

Page 18: Luka Bakar

Kegawatan yang timbul :Gawat darurat sirkulasiCardiac output menurun

Tindakan :Resusitasi cairan dan asupan cairan intra

parenteral.Pemantauan fluid balance.

18

Page 19: Luka Bakar

FATOFISIOLOGI TRAUMA LUKA BAKAR

▲ TEK.HIDROSTATIK KAPILER CIDERA

▼ TEK.. OSMOTIK KOLOID KAPILER

VASCULER HP MELEBIHI COP

EDEMA UMUM

KERUSKAN KAPILER

▲ AFTERLOAD JANTUNG

RESPONS STRESS

▲ EPINEFRIN & NOREPINEFRIN

VASOKONSTRIKSI SELEKTIF

▲ TAHANAN PERIFER

▲ PERMEABILITAS KAPILER

HEMOKONSENTRASI

HILANG PROTEIN & PLASMA KE DLM

SPASIUM INTERSTISIAL

▼ VOL.DARAH YG BERSIRKULASI

▼ CURAH JANTUNG

EDEMA LUKA

19

Page 20: Luka Bakar

TRAUMA LUKA BAKAR Penanganan atau resusitasi cairan yang tidak tepat

Splangnikus (hati dan saluran cerna )

Disrupsi mukosa saluran cerna

Fungsi barriermenurun

PeningkatanTrnslokasi

bakteri

Infeksi sistemik

Cerebral / otak

Gangguan autoregulasi

Penurunan fungsi

Ensefalopati

Ginjal

IskemiTubulus

ginjal

NecrosesTubulus

ginjal

Gagal ginjal akut

Jantung

Iskemia miokard

Penurunan Kerja

jantung

Gagal jantung

Paru

Penurunan difusi

ARDS

Daerah perifer /distal

Pemecahan Glikoprotein

Di otot

Peningkatan produksi NO(Nitrit Oxyde)

Modulator sepsis

Sepsis

Sirkulasi Dikulit

menurun

Fungsi barrier menurun

Penurunan imun

MudahInfeksiSystemic Inflammantory

Response Syndrome / SIRS

Tubuh tidak mampu bertahan

Multi-Sistem Organ DysfunctionSyndrome / MODS

Prognose jelek

Kematian

20

Page 21: Luka Bakar

STRESS ULCER PADA LUKA BAKAR 65% LB dg luas >35% mengalami erosi usus dan 74% berkembang menjadi stress ulcer. Trauma LB stress faktor agresi dan faktor defensi Faktor defens yang menurun : ggn epitel, prod musin , ggn microsirkulasi. Rangsang syaraf parasimpati akibat LB ( asam lambung , pepsin ) Iskemia mukosa usus akibat ggn sirkulasi fungsi barier mukosa translokasi bakteri. Pemberian Nutrisi Enteral Dini lebih baik dari pada memuasakan Obat yang digunakan : H2 reseptor, antasid, Inhibice H-katpase, surklafat.

21

Page 22: Luka Bakar

Penentuan derajat/kedalaman luka bakarPenentuan derajat/kedalaman luka bakar

KedalamanKedalaman Jaringan yg Jaringan yg terkenaterkena KarakteristikKarakteristik NyeriNyeri PenyembuhanPenyembuhan

Derajat IDerajat I(Parsial-(Parsial-supervisial)supervisial)

Epitel Epitel minimal, minimal, epidermisepidermis

KeringKering, tdk , tdk ada lepuh, ada lepuh, merah merah muda,pucatmuda,pucat

Sangat nyeriSangat nyeri 5-10 hari5-10 hari

Derajat IIDerajat II(Parsial-Dangkal)(Parsial-Dangkal)

Epidermis, Epidermis, Minimal Minimal dermisdermis

Lembab,merah Lembab,merah muda, muda, lepuh,lepuh,pucatpucat

Nyeri pada Nyeri pada ujung saraf ujung saraf yang tidak yang tidak matimati

Sekitar 21 hariSekitar 21 hari

Derajat IIDerajat II(Parsial-ermal (Parsial-ermal Dalam)Dalam)

Seluruh Seluruh epidermis, epidermis, sebagian sebagian dermisdermis

Kering, Kering, pucat,berlilinpucat,berlilin

Nyeri pada Nyeri pada ujung saraf ujung saraf yang tidak yang tidak matimati

LamaLama

Derajat IIIDerajat III(Seluruh lapisan)(Seluruh lapisan)

Seluruh Seluruh epidermis, epidermis, dermis, dermis, lapisan lapisan dalamnya: dalamnya: sub sub kutan,otot, kutan,otot, tulangtulang

Kasar, Kasar, avaskuler,kuniavaskuler,kuning pucat s/d ng pucat s/d coklat hanguscoklat hangus

Sedikit nyeri Sedikit nyeri s/d tidak s/d tidak terasa nyeriterasa nyeri

Tidak Tidak beregenerasi beregenerasi sendiri, sendiri, memerlukan memerlukan pencangkokkanpencangkokkan

22

Page 23: Luka Bakar

Derajat luka bakar

•LB 1- Terbatas pada

superfisial epidermis- Kulit kering hiperemik- Tidak dijumpai bulla- Nyeri karena ujung

syaraf teriritasi- Penyembuhan

spontan 5-10 hari

23

Page 24: Luka Bakar

LB IILB IIa. LB II dangkal- Kerusakan mengenai

bagian superfisial dermis

- Apendises (folikel rambut,kelenjar keringat, kelenjar sebacea) utuh

- Penyembuhan spontan 10-14 hari

24

Page 25: Luka Bakar

b. LB II dalam

- Kerusakan hampir mengenai hampir seluruh permukaan dermis

- Tidak ada bulla karena kerusakan lebih dalam

- Apendises kulit sebagian masih utuh

- Penyembuhan lama, biasanya lebih dari 1 bulan

25

Page 26: Luka Bakar

LB III- Kerusakan kulit lebih

dalam (dermis, sub cutis, fascia, tulang)

- Apendises rusak- Berwarna abu-abu

sampai hitam- Terletak lebih rendah

dari kulit sekitar- Tidak nyeri karena

ujung saraf rusak- Penyembuhan lama

karena tidak ada proses epitelisasi

26

Page 27: Luka Bakar

FASE-FASE LUKA BAKARFASE-FASE LUKA BAKAR

1.1. Fase akutFase akut- Disebut fase syokDisebut fase syok- Bersifat life threateningBersifat life threatening- Ancaman ABCAncaman ABC- Observasi ketatObservasi ketat- Lakukan resusitasiLakukan resusitasi- GAngguan yang terjadi berdampak sistemikGAngguan yang terjadi berdampak sistemik

2727

Page 28: Luka Bakar

b. Fase sub akutb. Fase sub akut

- Setelah fase syok berakhir- Setelah fase syok berakhir

- Persoalan: inflamasi dan infeksi, problem Persoalan: inflamasi dan infeksi, problem penutupan luka, hipermetabolismepenutupan luka, hipermetabolisme

- Waspadai adanya SIRS, MODS, MOFWaspadai adanya SIRS, MODS, MOF

2828

Page 29: Luka Bakar

c. Fase lanjutc. Fase lanjut

- Setelah fase sub akut teratasi- Setelah fase sub akut teratasi

- Terjadi maturasi parutTerjadi maturasi parut

- Pemulihanorgan fungsionalPemulihanorgan fungsional

- Penyulit berupa keloid, parut hipertropik, Penyulit berupa keloid, parut hipertropik, gangguan pigmentasi, deformitas dan gangguan pigmentasi, deformitas dan kontrakturkontraktur

2929

Page 30: Luka Bakar

Perhitungan luas luka bakarPerhitungan luas luka bakar

3030

Page 31: Luka Bakar

Perubahan patologik Perubahan patologik sistemiksistemik

Tergantung dari luas luka dan kedalaman Tergantung dari luas luka dan kedalaman lukaluka

> 25 % TBSA berefek sistemik> 25 % TBSA berefek sistemik

3131

Page 32: Luka Bakar

1. Cardiovasculer1. Cardiovasculer

Segera setelah tjd LB Segera setelah tjd LB dilepaskanlah substansi dilepaskanlah substansi vasoaktivevasoaktive

↓↓

Peningkatan permeabilitas Peningkatan permeabilitas capilercapiler

↓↓

Plasma bocor:Plasma bocor:-Oedema-Oedema

-Hematocrit meningkat-Hematocrit meningkat

-Relative hipovolemia-Relative hipovolemia

-Penurunan cardiac output-Penurunan cardiac output

-DisorientasiDisorientasi-GelisahGelisah-TakicardiaTakicardia-OliguriaOliguria-IleusIleus-TachipnoeTachipnoe

3232

Page 33: Luka Bakar

2. Renal2. RenalDimulai dari shunt blood dan penurunan GFRDimulai dari shunt blood dan penurunan GFR

OliguriaOliguria

GGA, GGKGGA, GGK

Hipoksi ginjalHipoksi ginjal

Renin angiotensin dilepasRenin angiotensin dilepas

Merangsang dilepasnya ADH, Merangsang dilepasnya ADH, cortisol, Glukagon, ACTHcortisol, Glukagon, ACTH

Stimulasi sistem Stimulasi sistem parasimpatikparasimpatik 3333

Page 34: Luka Bakar

3. GI Track3. GI TrackPenurunan perfusi GIPenurunan perfusi GI

Degenerasi hepar dan SCBADegenerasi hepar dan SCBA

Gangguan DetoksGangguan Detoks

Gangguan metabolismeGangguan metabolisme

HiperglikemiaHiperglikemia

Gangguan sintesisGangguan sintesis

Iskhemia, atropiIskhemia, atropi

-PerdarahanPerdarahan-Gangguan motilitasGangguan motilitas-Translokasi bakteriTranslokasi bakteri

3434

Page 35: Luka Bakar

3. Sistem immune LB> 25 % TBSA

Depressed immune fungtion- Immunoglob. - Lymphosit Activite - Complement Activite - Neutrophile & macrophage

Resiko infeksi35

Page 36: Luka Bakar

4. Sistem respirasi

a.Cidera inhalasi

Perubahan mukosa saluran nafas akibat terpapar suatu iritan dan menimbulkan gejala distress nafas

Mekanisme:

Menghirup asap panas, Toxic fume Mukosa mjd erythema, oedema, ulserasi, hipersekresi Inflamasi akut Disrupsi & maserasi epitel bercampur fibrin & sekret obstruksi distress nafas

36

Page 37: Luka Bakar

Cidera inhalasi

37

Page 38: Luka Bakar

b. Keracunan CO

Menghirup CO >>>

Penurunan ikatan O2 & Hb

Hipoksi jaringan: paling rentan CNS

Sakit kepala, koma, kematian

38

Page 39: Luka Bakar

c. Cidera pulmonal

Peningkatan permeabilitas kapiler

Oedema

Gangguan sistem, dgn 3 tahapan- Insufisiensi pulmonal akut (36 Jam I)- Oedema pulmonal (6-72 Jam)- Bronkhopnemonia (3-10 hari)

39

Page 40: Luka Bakar

d. Gangguan mekanisme bernafas

Adanya eskar di dinding thoraks

Gangguan ekspansi

Gangguan komplience paru dan penurunan volume

Gangguan O2 Exchange

Hipoksia

40

Page 41: Luka Bakar

5. Nervus

Luka Bakar

Trauma neuroGang. Fungsi cerebral

Inhalasi injuri

Gangguan kesadaranGangguan fungsi gerak

41

Page 42: Luka Bakar

6. MetabolikLuka Bakar

Me+ penggunaan energi Me+ kebutuhan nutrisi

Hipermetabolisme (Puncak H 7-17) Pe+ aliran glukosa (burn Pseudo

Diabet.) Pemecahan protein dan lemak

Perlu asupan nutrisi adekuat 42

Page 43: Luka Bakar

Mengingat sulitnya usaha untuk Mengingat sulitnya usaha untuk menolong klienmenolong klien

Tugas perawat

pencegahan

4343

Page 44: Luka Bakar

1. Mengurangi gang. Proses penyembuhan

Kolaborasi- Buang jaringan

kulit non vital- Skin grafting- Hindari infeksi

44

Page 45: Luka Bakar

2. Hindari terjadinya kontraktur- Pasang perban

tekan dan bidai- Elevasi daerah

oedema- Kolaborasi

corticosteroid cream

- Penggunaan lembar silicone

45

Page 46: Luka Bakar

3. Mengurangi Hipo/hiperpigmentasi• < iritasi• < baju serat kaku• Hindari UV• Medika mentosa

(vit A,C,D)

46

Page 47: Luka Bakar

Pertolongan ditempat Pertolongan ditempat kejadiankejadian• Mematikan apiMematikan api

• Mendinginkan luka Mendinginkan luka

• Melepas benda Melepas benda penghalangpenghalang

• Menutup lukaMenutup luka

• Irigasi LBIrigasi LB

• Tindakan ABCTindakan ABC

4747

Page 48: Luka Bakar

Perawatan umumAirway

BreathingCirculation

DefisitExpose

FreezingVital signHistory

Head to ToeIntake outputPaint control

IsolationBowel

Wound caremobilisation

48

Page 49: Luka Bakar

RESUSITASI PADA LUKA RESUSITASI PADA LUKA BAKARBAKAR

A.Tanpa syok•Baxter Dewasa : 4 cc/kgbb/% LB RLDiuresis: o,5-1 cc/kgbb/jam

Anak : 2 cc/kgbb/% LB RL

Diberikan 50 % 8 jam I sisanya 50 % 16 Jam berikutnya.

49

Page 50: Luka Bakar

b. Dengan syokb. Dengan syok

• Tidak berpedoman pada dasar formula tetapi pada kondisi klien.

• Utk mengatasi syok: cairan yang hilang X 3, diberikan < 8 Jam, terbaik 1-2 Jam

• Bila syok teratasi pemberian cairan selanjutnya mengacu pada formula yang ada.

50

Page 51: Luka Bakar

Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan1. Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

obstruksi tracheobronchial, oedema mukosa jalan nafas

2. Gangguan pertukaran gas b.d inhalasi CO3. Resti kurangnya volume cairan tubuh b.d blood loss,

status hipermetabolik, hiperevaporative4. Hipotermia b.d ganggan microsirkulas kulit dan

jaringan yang terbuka5. Resti infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan

primer6. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d discontinuitas

jaringan7. Gangguan integritas jaringan b.d luka bakar8. Resti gangguan perfusi jaringan….b.d penurunan

blood flow51

Page 52: Luka Bakar

52