lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/merged_2.pdfpeserta praktikum wajib melakukan...

138

Upload: hoangdan

Post on 24-May-2019

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n
Page 2: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n
Page 3: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n
Page 4: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n
Page 5: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

DAFTAR ISI

PERATURAN DAN SANKSI

PEMBATAS MODUL 1

MODUL 1 (SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE)

PEMBATAS MODUL 2

MODUL 2 (ARENA)

Page 6: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Telp. : +62-341-587710, 587711; Fax : +62-341-551430

http://industri.ub.ac.id E-mail : [email protected]

PERATURAN DAN SANKSI

Peraturan dan sanksi Praktikum Simulasi Semester Ganjil 2017/2018:

1. Tata Tertib Praktikum

a. Praktikan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum dimulai.

b. Praktikan berpakaian rapi dan sopan, menggunakan kemeja berkerah, bercelana

panjang (praktikan putri dapat menggunakan rok), dan bersepatu, untuk

keterlambatan akan mendapatkan sanksi yang telah ditentukan oleh

Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri.

c. Praktikan diwajibkan membawa kartu asistensi, modul, alat tulis dan flashdisk.

d. Sebelum pelaksanaan praktikum, praktikan sudah harus mempelajari modul

praktikum dengan baik demi memperlancar kegiatan praktikum.

e. Praktikan wajib mengisi absensi yang telah disediakan.

f. Praktikan tidak diperkenankan membuat kegaduhan di dalam ruangan selama

praktikum berlangsung.

g. Selama kegiatan praktikum, praktikan dilarang keras untuk makan, minum, dan

merokok didalam ruangan selama praktikum berlangsung.

h. Selama kegiatan praktikum, praktikan dilarang meninggalkan ruangan

laboratorium tanpa seijin asisten yang bertugas.

i. Praktikan diwajibkan menjaga segala sarana prasarana yang terdapat di dalam

laboratorium simulasi dan aplikasi industri, kerusakan alat praktikum menjadi

tanggung jawab praktikan

j. Handphone harap dimatikan selama kegiatan praktikum.

k. Jika tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum, praktikan harus mengajukan surat

ijin resmi kepada koordinator asisten yang ditujukan kepada kepala laboratoium

sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum praktikum dan harus mengganti

kegiatan praktikumnya. Jika tidak, maka praktikan akan dianggap gugur

keikutsertaannya dalam praktikum simulasi.

l. Praktikan yang menempuh KKN-P wajib menyerahkan surat keterangan

perusahaan dan surat ijin KKN-P kepada kepala laboratorium melalui asisten

laboratorium.

Page 7: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Telp. : +62-341-587710, 587711; Fax : +62-341-551430

http://industri.ub.ac.id E-mail : [email protected]

m. Peserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum,

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

n. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum dengan tertib dan sopan.

o. Peraturan yang tidak disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.

2. Tata Tertib Asistensi

a. Praktikan wajib berpakaian sopan (berkerah) dan bersepatu.

b. Praktikan wajib membawa kartu asistensi.

c. Asistensi pra praktikum dilakukan maksimal 1 (satu) hari sebelum praktikum

modul yang bersangkutan dilaksanakan.

d. Pengambilan nilai di setiap modul diwajibkan mengenakan kemeja berkerah.

e. Asistensi dosen dilaksanakan setelah mendapatkan ACC asisten pada setiap

modul.

f. Tidak diperkenankan untuk melakukan asistensi pada saat jam kuliah.

g. Waktu dan tempat asistensi dikoordinasikan dengan asisten masing-masing.

h. Jumlah praktikan harus lengkap pada waktu asistensi. Jika tidak lengkap dan

tidak ada keterangan, asistensi dibatalkan. Keterangan diberikan dalam bentuk

surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.

i. Praktikan wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tepat waktu.

j. Praktikan tidak diperbolehkan untuk makan, minum, dan merokok selama

asistensi berlangsung.

k. Pengisian jadwal praktikum dilakukan maksimal 24 jam setelah ditempel

l. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan HP dan Tablet saat asistensi

berlangsung kecuali sudah mendapatkan ijin dari asisten.

m. Peraturan yang tidak disebutkan di atas akan ditentukan kemudian.

Page 8: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Telp. : +62-341-587710, 587711; Fax : +62-341-551430

http://industri.ub.ac.id E-mail : [email protected]

3. Pelanggaran

NO PELANGGARAN SANKSI

PELANGGARAN RINGAN

1. Terlambat kurang dari 15 menit saat

praktikum / test project / assessment.

Pemotongan nilai modul terkait

sebesar 3 point dan dapat mengikuti

praktikum di shift selanjutnya apabila

shift dan kapasitas masih tersedia.

2. Terlambat asistensi lebih dari waktu

yang telah ditentukan.

Asistensi dibatalkan.

3. Tidak membawa kartu asistensi saat

praktikum / test project / assessment.

Tidak diperbolehkan mengikuti

praktikum / test project / assessment di

shift tersebut. Praktikan dapat

mengikuti praktikum / test project /

assessment di shift selanjutnya bila

tempat tersedia.

4. Tidak membawa kartu asistensi saat

asistensi

Asistensi dibatalkan

5. Menggunakan kaos saat asistensi

dengan asisten maupun dosen.

Asistensi dibatalkan

6. Tidak mematuhi tata tertib

praktikum.

Pemotongan nilai modul sebesar 3

point dan mengganti praktikum ke

shift selanjutnya.

7. Apabila melakukan 3 kali

pelanggaran ringan akan dihitung

sebagai PELANGGARAN

SEDANG

PRINT E-BOOK

E-book ditentukan oleh asisten LSAI

PELANGGARAN SEDANG

1. Terlambat daftar ulang dan saat

introduction

Review jurnal internasional tentang

simulasi 5 tahun terakhir dengan

Page 9: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Telp. : +62-341-587710, 587711; Fax : +62-341-551430

http://industri.ub.ac.id E-mail : [email protected]

deadline paling lambat 2 (dua) hari

setelah pelanggaran dilakukan.

Hasil review dipresentasikan saat

asistensi.

2. Tidak melakukan daftar ulang Review jurnal internasional tentang

simulasi 5 tahun terakhir dengan

deadline paling lambat 2 (dua) hari

setelah pelanggaran dilakukan.

Review disajikan dalam bentuk poster

A3.

3. Tidak mengikuti introduction dengan

ijin

Resume buku tentang simulasi yang

telah ditentukan oleh laboratorium

dengan deadline paling lambat 3 (tiga)

hari setelah pelanggaran dilakukan.

4. Terlambat lebih dari 15 menit saat

praktikum / test project / assessment

Pemotongan nilai modul sebesar 5

point.

5. Mengumpulkan tugas pra dan tugas

praktikum di luar deadline.

Pemotongan nilai modul sebesar 3

point.

6. Mengumpulkan laporan di luar

deadline

Pemotongan nilai modul sebesar 5

point.

7. Menghilangkan kartu asistensi Review satu jurnal tentang simulasi 5

tahun terakhir dengan deadline paling

lambat 3 (tiga) hari setelah

pelanggaran dilakukan.

Hasil review dipresentasikan di

laboraturium dengan membawa

audience minimal 5 orang.

Review dilakukan oleh semua anggota

kelompok.

Page 10: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JL. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Telp. : +62-341-587710, 587711; Fax : +62-341-551430

http://industri.ub.ac.id E-mail : [email protected]

Judul jurnal yang akan di-review

dikonsultasikan terlebih dahulu

dengan asisten yang bersangkutan.

8. Apabila melakukan 3 kali

pelanggaran sedang akan dihitung

sebagai PELANGGARAN BERAT

GUGUR PRAKTIKUM

PELANGGARAN BERAT

1. Tidak mengikuti introduction tanpa

ijin

GUGUR praktikum

2. Tidak mengikuti praktikum tanpa

ijin

GUGUR modul

3. Tidak mengikuti tes project maupun

assessment tanpa ijin

TIDAK DIBERIKAN nilai pada tes

project maupun assessment

4. Tidak mengikuti assessment dengan

ijin

Melakukan assessment susulan, atau

DIBERIKAN nilai minimal.

5. Menduplikasi laporan Praktikum

Simulasi terdahulu

GUGUR modul

6. Melakukan tindakan penipuan dan

kebohongan selama Praktikum

Simulasi

GUGUR praktikum

7. Tidak menghadiri test project dengan

dan tanpa izin

Nilai minimal sebesar 60 point

Apabila praktikan melakukan pelanggaran seperti diatas, maka akan

mendapatkan sanksi sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Laboratorium Simulasi

dan Aplikasi Industri.

Page 11: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

1

MODUL I

SIMULATION AND PROMODEL SOFTWARE

Sistem

Menurut Blanchard (1991:25), sistem adalah sekumpulan elemen yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contoh dari sistem adalah sistem lalu lintas, sistem

ekonomi dan sistem manufaktur.

Karakteristik Sistem

Sistem memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Kejadian (event), merupakan suatu peristiwa yang dapat merubah keadaan sistem.

2. Aktivitas (activity), merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam sistem

yang dapat mengubah atribut maupun entity.

3. Hubungan (relationship), merupakan kesinambungan interaksi antara dua objek atau

lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain.

4. Antarmuka penghubung (interface), merupakan media penghubung antar subsistem.

5. Elemen-elemen, merupakan komponen bagian dari sistem yang berupa entitas atau

subsistem:

a. Entitas: merupakan kumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai

karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya.

b. Subsistem:

6. Atribut, merupakan sebutan, sifat atau karakteristik yang memiliki elemen sistem.

Terdapat dua macam atribut, yaitu:

a. Parameter : merupakan suatu nilai yang besarannya dianggap tetap selam model

simulasi dijalankan.

b. Variable : merupakan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu sistem,

yang mengikat sistem secara keseluruhan sehingga semua entity dapat mengandung

variabel yang sama, dalam Promodel dikenal variable local dan global.

7. Batas sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi antar sistem atau

lingkungan luarnya.

8. Lingkungan luar (environment), merupakan kondisi ataupun entitas diluar dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem.

9. Masukan sistem (input), merupakan suatu energi yang dimasukan ke dalam sistem.

10. Pengganggu (disturbance/noise), merupakan faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kesalahan pada sistem.

11. Keluaran sistem (output), merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran.

Page 12: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

2

12. Umpan Balik (feedback), merupakan reaksidan respon stakeholder atas sistem yang

lakukan.

13. Ukuran performansi sistem dibagi menjadi dua:

a. Transient state : yaitu situasi awal setelah sistem dimulai atau diinisialisasikan

(start-up or warm-up period).

b. Steady state : yaitu keadaan stabil memiliki berbagai properti yang tidak berubah

dalam waktu.

14. Proses pengolahan (transformation process), merupakan suatu proses yang akan

merubah masukan menjadi keluaran.

15. Perilaku sistem (behaviour), merupakan perilaku dari sistem yang melibatkan masukan,

pengolahan, dan keluaran.

Elemen Sistem

Elemen-elemen (elements), mendefinisikan siapa, apa, dimana, kapan dan bagaimana

suatu entitas mengalami pemrosesan (Harrel, 2004:25).

Activities

Resources Control

Outgoing entities

System

Incoming entities

Gambar Elemen-elemen sistem Sumber: Harrel (2004:26)

a. Entitas: segala item yang diproses dalam sistem. Entitas dapat dibedakan

berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Entitas dibagi dalam beberapa tipe, yakni:

Human or animate (pelanggan, pasien)

Inanimate (dokumen)

Intangible (panggilan telepon, e-mail)

b. Aktivitas: kegiatan yang dilakukan dalam sistem yang dapat mempengaruhi sistem

secara langsung maupun tidak dalam pemrosesan entitas. Aktivitas dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Entity processing (check-in, inspeksi, fabrikasi)

Entity and resource movement (perpindahan forklift, berada di atas elevator)

Resource adjustments, maintenance, and repairs (pengaturan mesin, perbaikan

mesin)

c. Resources: bagian dari elemen sistem yang melakukan aktivitas. Resource

dikategorikan sebagai berikut:

Page 13: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

3

Human or animate (operator, dokter)

Inanimate (peralatan, lantai produksi)

Intangible (informasi, sumber listrik)

d. Kontrol: penyedia informasi dan berperan dalam pengambilan keputusan mengenai

bagaimana suatu sistem dioperasikan. Contoh dari kontrol adalah perencanaan

produksi, penjadwalan produksi, lembar instruksi, prioritas kerja.

Klasifikasi Sistem

Menurut Christoper (2004), sistem dapat diklasifikasikan berdasarkan dua hal sebagai

berikut:

1. Tipe Entitas

a. Discrete Event System

Suatu event terjadi di suatu waktu tertentu, dan antar kejadian dalam sistem tidak

terpengaruh oleh jumlah entitas yang masuk. Dalam discrete event system, waktu

kedatangan, waktu mulai proses dan waktu proses berakhir akan didefinisikan dalam

waktu yang diskret.

Contoh: toko, service centers, manufacturing facilities, transportation centers, ATM.

b. Continous Event System

Status dari suatu komponen dalam sistem akan berubah secara kontinyu seiring

perubahan waktu yang terjadi. Sistem ini biasanya merupakan sistem yang memproses

fluid atau fluid-like substance. Tipe material yang diproses akan diukur dalam satuan

berat atau volume.

Contoh: biji kopi yang diproses hingga menjadi bubuk kopi.

c. Combined Event Models

Model ini terdiri dari dua komponen, yakni komponen diskret dan kontinyu. Entitas

yang berada dalam model dapat dihitung maupun diukur.

Contoh: biji kopi yang diproses hingga menjadi bubuk kopi akan terhitung dalam

satuan gram, akan tetapi ketika akan didistribusikan, bubuk kopi tersebut akan

dimasukkan dalam plastik dan kopi dapat dihitung.

2. Kondisi Entitas ketika Sistem Berakhir

a. Terminating

Sistem yang tidak memperbolehkan entitas untuk tetap berada dalam sistem ketika

sistem berakhir.

Contoh: bank, restaurant, airline ticket counter.

b. Non-Terminating

Sistem tidak pernah berhenti, sehingga entitas akan selalu berada dalam sistem.

Contoh: manufacturing facilities, repair facilities, hospitals.

Page 14: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

4

Model

Menurut Harrel (2004:144), model merupakan representasi dari suatu sistem nyata,

dimana dalam melakukan pemodelan dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem yang akan

dimodelkan, serta kemampuan pemodel dalam mengoperasikan software yang digunakan.

Klasifikasi Model

Berikut ini adalah klasifikasi model menurut Pegden, Shannon dan Sadowski (1995),

Harrel, Gosh dan Bowden (2004).

1. Berdasarkan Struktur

a. Model Ikonis, yaitu model simulasi yang terlihat menyerupai sistem nyata dan sering

disebut sebagai simulator. Model ikonis sering digunakan untuk tujuan pelatihan.

Contoh: Flight simulator, driving simulator.

b. Model Simbolik, yaitu model simulasi yang mengkaji simulasi dalam bentuk

matematis maupun menggunakan simbol.

Contoh: Permodelan sistem menggunakan software.

2. Berdasarkan Fungsi

a. Model Deskriptif, yaitu model yang memberikan gambaran dari sistem nyata.

Contoh: Struktur organisasi, tampak atas tata letak fasilitas, laporan keuangan, peta,

dan daftar isi.

b. Model Prediktif, yaitu model yang digunakan untuk meramalkan hasil dari kondisi

tertentu.

Contoh: Analisis BEP, diagram pohon keputusan, antrian.

c. Model Normatif, yaitu model yang memberikan jawaban terbaik dari alternatif yang

ada.

Contoh: Model optimasi, PL, CPM/PERT, marketing mix.

3. Berdasarkan Acuan Waktu

a. Model Statis, yaitu model yang tidak memperhitungkan perubahan-perubahan karena

pengaruh waktu. Model statis terkadang disebut sebagai Monte Carlo Simulation.

Contoh: Model yang memberi informasi mengenai profit akhir tahun.

b. Model Dimanis, yaitu model yang memperhitungkan faktor waktu dalam

menggambarkan suatu sistem nyata.

Contoh: Model pertumbuhan populasi, model dinamis.

4. Berdasarkan Tingkat Ketidakpastian

a. Model Stokastik atau Probabilistik, yaitu model yang menghasilkan output yang

bersifat acak. Dalam menjalankan model stokastik, diperlukan beberapa replikasi

untuk mendapatkan estimasi performansi yang akurat.

Contoh: model laba, model persediaan Wilson.

Page 15: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

5

b. Model Deterministik, yaitu model yang selalu menghasilkan keluaran yang selalu sama

setiap kali model dijalankan.

Contoh: Diagram pohon keputusan, peta kendali mutu.

5. Model Tak Pasti, yaitu model yang dikembangkan untuk kondisi ketidakpastian mutlak.

Berdasarkan Derajat Kuantifikasi

a. Model Kualitatif, yaitu model yang menggambarkan suatu mutu pada suatu realita.

Model Kualitatif dibagi menjadi 2:

1) Model Mental, yaitu model yang menggambarkan proses berpikir manusia.

Contoh: Proses belajar manusia.

2) Model Verbal, yaitu model yang disajikan dalam bahasa sehari-hari.

Contoh: Definisi.

b. Model Kuantitatif, yaitu model yang variabelnya dapat dikuantifikasikan.

Model Kuantitatif dibagi menjadi 4:

1) Model Heuristik, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawaban baik tetapi

bukan yang optimum.

Contoh: Kesetimbangan lintasan produksi (line balancing).

2) Model Simulasi, yaitu model yang digunakan untuk mencari jawab baik yang

menguntungkan pada sistem yang sangat kompleks.

Contoh: model simulasi diskrit, pemograman dinamis.

3) Model Optimum, yaitu model yang digunakan untuk menentukan jawaban terbaik.

Contoh: Analisis marjinal, analisis incremental, model optimal algoritmik.

4) Model Statistik, yaitu model yang mendeskripsikan dan menyimpulkan data.

Contoh: Tabel mortalitas, peta kendali.

6. Berdasarkan Derajat Generalisasi

a. Model umum secara umum dapat diterapkan pada berbagai bidang fungsional.

Contoh: program linier, model antrian.

b. Model spesifik, hanya digunakan untuk masalah tertentu.

Contoh: model persediaan probabilistik.

7. Berdasarkan Acuan Dimensi

a. Model Dua Dimensi, yaitu model yang terdiri dari dua faktor penentu.

Contoh: Model pegas, regresi linier.

b. Model Multi Dimensi, yaitu model yang terditi dari banyak faktor penentu.

Contoh: Analisis regresi berganda, model multikriteria, prototype kapal.

8. Berdasarkan Acuan Lingkungan

Berdasarkan acuan lingkungan, model dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Model Loop Terbuka, yaitu model yang memiliki interaksi dengan lingkungannya.

Contoh: Model aksi reaksi, model sosial.

Page 16: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

6

b. Model Loop Tertutup, yaitu model yang tidak memiliki interaksi dengan

lingkungannya.

Contoh: model thermostat.

Stakeholder Pemodelan

Menurut Cleland dan Ireland (2000:175), tiap proyek mempunyai stakeholder.

Stakeholder meliputi semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam pengerjaan suatu proyek serta pihak yang terkena dampak dari adanya proyek.

Pemodelan sistem merupakan bagian dari proyek simulasi yang memiliki stakeholder dengan

klasifikasi sebagai berikut:

a. Internal Stakeholders

Merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pemodelan sistem. Pihak

yang termasuk dalam internal stakeholder antara lain pengumpul data, analis, serta orang

yang memodelkan sistem.

b. External Stakeholders

Merupakan pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung dalam pemodelan sistem.

External stakeholder adalah pihak yang menjadi objek pemodelan, misal suatu

perusahaan yang disimulasikan untuk menganalisis penyebab masalah yang terjadi di

dalam perusahaan tersebut.

Teori Antrian

Menurut Christoper (2000), teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau

kejadian garis tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yang

memerlukan layanan dari sistem yang ada. Komponen dasar antrian adalah:

1. Kedatangan

Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau panggilan

telepon untuk dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses input meliputi

sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya

kedatangan yang umumnya merupakan proses random. Terdapat 3 perilaku antrian,

yaitu:

a. Reneging (pembatalan) adalah meninggalkan antrian sebelum dilayani.

b. Balking adalah orang yang langsung pergi ketika melihat panjangnya antrian, menolak

untuk memasuki antrian.

c. Jockeying adalah orang yang berpindah-pindah dari satu antrian ke antrian lain

karena ingin dilayani lebih cepat.

Page 17: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

7

2. Pelayanan

Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu

atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya pada sebuah check out counter dari suatu

supermarket terkadang hanya ada seorang pelayan, tetapi bisa juga diisi seorang kasir

dengan pembantunya untuk memasukkan barang-barang ke kantong plastik. Sebuah bank

dapat mempekerjakan seorang atau banyak teller. Disamping itu, perlu diketahui cara

pelayanan diselesaikan, yang kadang-kadang merupakan proses random.

Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu:

a. Tersedianya Pelayanan

Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam

pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu

antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket

ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan istirahat

b. Kapasitas Pelayanan

Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah pelanggan yang

dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk

setiap saat, ada yang tetap, tetapi ada juga yang berubah-ubah. Karena itu, fasilitas

pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu

saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang

mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau sistem pelayanan

ganda.

c. Lamanya pelayanan

Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang

pelanggan. Lama pelayanan harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu

pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua pelanggan atau boleh juga

berupa variabel acak. Umumnya untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap

sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung

pada waktu kedatangan.

3. Komponen Antrian

Munculnya antrian tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu lain

yang penting dalam antrian adalah disiplin antrian. Disiplin antrian adalah aturan

keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri, misalnya datang awal dilayani dulu

yang lebih dikenal dengan singkatan FCFS, datang terakhir dilayani dulu LCFS, berdasar

prioritas, berdasar abjad, berdasar janji, dan lain-lain. Jika tak ada antrian berarti terdapat

pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.

Page 18: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

8

Prioritas Pelayanan Antrian

Menurut Christoper (2004), ada 4 bentuk prioritas pelayanan antrian yang biasa

digunakan, yaitu:

1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO)

Entitas yang pertama kali berada dalam antrian akan dilayani terlebih dahulu sebelum

entitas yang lain datang.

Contoh: pelanggan yang mengantri di teller bank.

2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO)

Entitas yang terakhir kali mendatangi antrian akan menjadi entitas yang pertama kali

dilayani oleh server.

Contoh: suatu toko yang menjual barang yang sama dengan harga beli yang berbeda di

waktu pembelian yang berbeda, barang dengan harga beli lebih tinggi akan terlebih dahulu

dijual meskipun waktu pembeliannya lebih akhir.

3. Shortest Processing Time (SPT)

Entitas yang membutuhkan pelayanan lebih cepat akan mendapatkan pelayanan lebih

dahulu.

Contoh: penumpang pesawat yang jadwal keberangkatannya lebih dahulu dibanding

penumpang yang lain, akan mendapatkan pelayanan terlebih dahulu di tempat check in

tiket.

4. Longest Processing Time (LPT)

Entitas yang memiliki kebutuhan pelayanan yang lebih rumit akan dilayani terlebih

dahulu.

Contoh: di bengkel mobil, ketika permintaan pelanggan lebih rumit dibandingkan

pelanggan lain, maka mobil pelanggan tersebut akan diprioritaskan untuk dilayani

terlebih dahulu.

5. Lowest Value First (LVF)

Sering digunakan untuk memodelkan penumpang di sistem transportasi, dimana

pelanggan akan dikategorikan dalam kelas pertama, kelas kedua dan kelas ketiga.

Pelanggan yang berada di kelas kedua akan mendapat pelayanan ketika sudah tidak ada

antrian pelanggan kelas pertama.

6. Highest Value First (HVF)

Dalam situasi ini, sistem pelayanan akan memprioritaskan pelanggan yang telah

melakukan lebih banyak transaksi di waktu sebelumnya.

Simulasi

Menurut Schriber (1987), simulasi adalah proses memodelkan proses atau sistem dengan

menggunakan komputer dengan tujuan untuk mengetahui respon dari tingkah laku suatu

Page 19: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

9

model yang didasari oleh sistem nyata pada waktu tertentu. Sedangkan menurut Harrel

(2000:5), simulasi merupakan tiruan dari sistem dinamis dengan menggunakan komputer

untuk mengevaluasi dan memperbaiki performansi sistem.

Software Simulasi

Dalam pemodelan simulasi dikenal dua software yang paling umum digunakan, yaitu

programming language dan simulation application.

1. Programming Language

Programming language adalah suatu bahasa ataupun tata cara yang dapat digunakan

oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer.

Secara umum programming language dibagi menjadi dua, yaitu: High Level Language

dan Low Level Language. High level language lebih mudah dipelajari karena semua

kalimat, kata ataupun aturan yang ada di dalam high level language juga merupakan

kalimat, kata ataupun aturan yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.

2. Simulation Application

Simulation application adalah suatu program (software) yang berfungsi untuk

menirukan/memodelkan suatu perilaku sistem nyata sehingga hasilnya dapat dianalisis

dan dipelajari. Secara umum simulation application dibagi menjadi dua, yaitu: General

Purposes Application yang dapat digunakan secara umum untuk berbagai macam

tugas/tujuan dan Special Purposes Application yang memiliki tugas/tujuan yang spesifik

dan lebih lengkap.

Metodologi Simulasi

Menurut Jerry Banks (1995:15), langkah-langkah perancangan simulasi dapat dilakukan

sebagai berikut:

1. Problem Formulation

Melakukan pendefinisian masalah dan memahami permasalahan yang akan menjadi

dasar untuk dilakukan analisis. Dalam tahap ini, diperlukan adanya pendefinisian asumsi

untuk mempermudah melakukan pemodelan.

2. Setting of objectives and overall project plan

Menentukan tujuan dari simulasi. Tujuan dapat diartikan sebagai pertanyaan yang dapat

dijawab oleh simulasi yang dilakukan. Project plan, meliputi skenario yang dipersiapkan

untuk perbaikan sistem nyata melalui simulasi.

3. Model conceptualization

Pembuatan model konseptual yang merupakan abstraksi dari sistem nyata. Model

konseptual merupakan algoritma yang menyatakan hubungan antara komponen sistem.

Page 20: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

10

4. Data collection

Pengumpulan data yang berhubungan dengan sistem yang akan dimodelkan.

5. Model Translation

Merupakan penerjemahan dari model konseptual menjadi model simulasi. Model

translation dilakukan dengan bantuan software simulasi.

6. Verifikasi

Melakukan perbandingan antara model konseptual dengan model simulasi.

7. Validasi

Proses penentuan apakah model merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan

sistem nyata.

8. Simulation analysis

Dilakukan analisis terhadap hasil simulasi untuk memperkirakan performansi dari

skenario simulasi yang telah dibuat.

9. Documentation and reporting

Dokumentasi dilakukan agar orang lain dapat mempelajari studi simulasi yang telah

dilakukan.

Petri Net

Petri net dikembangkan Carl Adam Petri sejak tahun 1962 dimulai dengan disertasinya.

Petri net merupakan model bipartite graph yang memiliki dua tipe node yaitu place dan

transition yang dipergunakan untuk menganalisis informasi penting mengenai struktur dan

perilaku dinamis dari sistem yang dimodelkan.

Simbol yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Lingkaran (location)

Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79)

Merepresentasikan aktivitas (pasif/aktif) atau kondisi/status (pre/post).

2. Segi empat (transition)

Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79)

Merepresentasikan kejadian atau saat perubahan/transisi kondisi.

Activity

Event

Page 21: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

11

3. Panah (flow relation)

Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79)

Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa node pendahulu

berlanjut menjadi node berikutnya.

4. Token (marking)

Sumber: Bause dan Kritzinger (2002:79)

Merepresentasikan pergerakan location atau perubahan kondisi yang dialami entitas.

Berikut ini adalah contoh petri net pembuatan kantong hias.

Gambar Contoh petri net

Sumber: Wil van der Aalst and Christian Stahl

Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, sampel didapat dari suatu populasi dengan harapan dapat

merepresentasikan populasi tersebut. Oleh karena itu, harus dilakukan pengujian untuk

mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan dapat dikatakan cukup dan representatif

atas populasinya.

Page 22: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

12

Uji Kecukupan Data

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, namun jika N’ > N, maka data tidak cukup dan perlu

dilakukan penambahan pengambilan data.

Fitting Data Into Distribution

Setelah melakukan pengujian kecukupan data dan data dianggap cukup, maka data-data

tersebut kemudian dibuat distribusinya menggunakan tools Stat::Fit yang terdapat pada

software ProModel dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menjalankan software ProModel

2. Pilih Tools pada toolbar, pilih Stat::Fit

3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada data tabel.

4. Klik Fit, kemudian Auto::Fit, pilih Continuous Distribution lalu Unbounded kemudian

OK.

5. Hasil akan ditampilkan berupa automatic filling. Untuk penggunaan distribusi pada

simulasi, pilih distribusi Acceptance: do not reject dengan rank tertinggi.

ProModel

Pengertian ProModel

Menurut Harrel (2000:66) ProModel merupakan software simulasi yang dirancang untuk

memodelkan sistem dengan proses discrete-event. Dalam ProModel, terdapat entities (item

yang diprosees), locations (tempat terjadinya proses), resources (sumber daya yang

digunakan untuk memproses dan memindahkan entitas), dan paths (jalan dan jalur yang

dapat dilalui entitas dan resource).

Pembuatan Model dengan ProModel

Langkah pembuatan model dengan ProModel, sebagai berikut:

1. Definisikan elemen model dasar yang akan digunakan dengan urutan:

a. Pendefinisian locations.

𝑁′ = [𝑘/𝑠√𝑁∑𝑥2 − (∑𝑥)2

∑𝑥]2

Di mana:

N’ = jumlah data teoritis

N = jumlah data pengamatan

k = indeks tingkat keyakinan

s = derajat ketelitian

x = data pengamatan

Keterangan:

k = 1 (tingkat keyakinan 0%-68%)

k = 2 (tingkat keyakinan 69%-95%)

k = 3 (tingkat keyakinan 96%-99%)

Page 23: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

13

b. Pendefinisian entities.

c. Pendefinisian path networks.

d. Pendefinisian resources.

e. Pendefinisian processing.

f. Pendefinisian arrivals.

g. Pendefinisian shift.

h. Pendefinisian attribute atau variable.

2. Pendekatan model dalam bentuk coding.

3. Menjalankan model.

4. Pembacaan model statistik dan report.

5. Pendefinisian skenario

6. Pemilihan skenario menggunakan Sim Runner

Elemen Dasar ProModel

1. Locations

Location mewakili tempat pada sistem yang akan dilewati oleh entitas ataupun untuk

tempat terjadinya aktivitas maupun pengambilan keputusan. Data-data yang diperlukan

dalam untuk mendefinisikan location, adalah:

a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk merepresentasikan suatu

location tertentu. Untuk merubah grafik location dilakukan dengan cara

menggunakan tools pada location graphic window.

b. Name: merupakan nama dari setiap location dengan panjang maksimal 80 karakter.

c. Capacity: kapasitas dari suatu location merujuk pada jumlah entitas yang dapat

ditahan atau diproses pada suatu location pada suatu waktu. Kapasitas maksimal

location adalah 999999.

d. Unit: jumlah dari unit yang ada pada suatu location. Jumlah maksimal unit pada suatu

location adalah 999.

e. Downtimes: untuk mendefinisikan downtimes yang terjadi pada suatu location

termasuk waktu setup mesin.

f. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu.

Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None artinya tidak ada

statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi dan rata – rata pada suatu

location yang dapat dikumpulkan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar

dan waktu terjadinya suatu keadaan pada suatu location dari waktu ke waktu.

g. Rules: menunjukan bagaiman location dipilih dari kedatangan entitas berikutnya.

h. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang location.

Page 24: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

14

Contoh penggunaan location, misalnya untuk memodelkan location manufaktur,

permesinan di manufaktur, dan pergudangan.

2. Entities

Entities adalah apapun yang diproses dalam suatu model. Data-data yang diperlukan

dalam untuk mendefinisikan entitas:

a. Icon: merupakan icon graphic yang digunakan untuk mewakili suatu entitas pada

animasi saat model dijalankan.

b. Name: merupakan nama untuk masing –masing entitas.

c. Speed: mendefinisikan kecepatan dari suatu entitas dalam proses, biasanya hanya

digunakan untuk entitas yang dapat bergerak sendiri atau entitas manusia. Pada saat

membuat entity baru ada nilai tetap 150 fpm yang ditetapkan oleh ProModel.

d. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu.

Terdapat tiga pilihan, yaitu none, basic, dan time series. None artinya tidak ada

statistik yang dikumpulkan. Basic berarti hanya utilisasi dan rata – rata pada suatu

location yang dapat dikumpulkan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar

dan waktu terjadinya suatu keadaan pada suatu location dari waktu ke waktu.

e. Notes: untuk menuliskan catatan apapun tentang location.

Contoh entities, yaitu dokumen pada bank, pelanggan pada restoran, maupun barang-

barang pada proses manufaktur. Entities dapat memiliki attribut dengan sifat tertentu.

3. Path network

Path network adalah jalur yang dilalui oleh resource maupun entitas. Data-data yang

diperlukan dalam untuk mendefinisikan path network:

a. Graphic: merupakan fungsi yang menampilkan pendefinisian dari warna path

networks.

b. Name: nama yang mengidentifikasi suatu path network.

c. Type: merupakan tipe path network dimana terdapat dua tipe yang dapat dipilih yaitu

passing dan non passing. Passing dapat dilewati entitas maupun resource. Non

passing tidak dapat dilewati oleh entitas maupun resource.

d. T/S: merupakan fungsi waktu atau (kecepatan dan jarak) adalah dasar untuk

mengukur pergerakan sepanjang network.

e. Paths: jumlah dari segment path pada network.

f. Interfaces: jumlah dari location-interface pada path network dimana entitas akan

diangkut maupun diturunkan pada location tertentu oleh resource.

g. Mapping: jumlah masukan dari mapping edit table dimana user dapat memetakan

tujuan dari network tertentu.

h. Nodes: merupakan titik yang dibuat secara otomatis ketika mendefinisikan path

segments.

Page 25: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

15

4. Resource

Resource adalah orang peralatan ataupun barang – barang yang digunakan untuk

melakukan beberapa fungsi tertentu, seperti pemindahan entitas membantu pelaksanaan

kinerja fungsi tertentu ataupun melakukan maintenance pada suatu location. Data-data yang

diperlukan dalam untuk mendefinisikan resource adalah icon, name, downtimes, stats, specs,

search, logic, pts, notes, dan units.

Contoh resource, misalahnya operator yang menjalankan mesin pemotong pada pabrik

peleburan besi.

a. Icon: merupakan graphic icon yang digunakan untuk merepresentasikan suatu

resource tertentu.

b. Name: merupakan nama dari resource.

c. Units: merupakan jumlah dari unit yang diwakili oleh resource tertentu. Resource

dapat berjumlah 0 sampai 999.

d. Downtimes: untuk mendefinisikan nilai downtimes pada resource tertentu.

e. Stats: level dari detail statistik yang harus dikumpulkan unutk location tertentu.

Terdapat tiga pilihan, yaitu none, summary, dan by units. None artinya tidak ada

statistik yang dikumpulkan. Summary berarti rata – rata utilitas dan aktivitas sesuai

waktu yang dikumpulkan untuk semua unit resource. By units berarti statistik hanya

dikumpulkan untuk masing – masing individual resource.

f. Spec: untuk menugaskan path network tertentu atau menentukan kecepatan resource

dan waktu pengambilan serta waktu simpan resource.

g. Search: digunakan untuk mendefinisikan pemilihan pekerjaan dan pemberhentian

resource maupun digunakan untuk pencarian path network tertentu yang telah

digunakan untuk resource.

h. Logic: untuk mendefinisikan jumlah nodes yang telah didefinisikan pada path

network tertentu maupun location masuk dan location keluar nodes tertentu.

i. Pts: digunakan untuk mendefinisikan posisi resource pada path network.

j. Notes : untuk menuliskan catatan apapun tentang resource.

5. Processing

Processing mendefinisikan routing dari entitas yang melalui sistem dan operasi yang

terjadi pada setiap location yang dimasuki entitas. Dalam mendefinisikan processing,

terdapat empat editing windows yaitu process edit table, routing edit table, tools windows,

dan layout window. Process edit table digunakan untuk medefinisikan logika operasi pada

setiap tipe entity dalam setiap location yang terdapat di dalam sistem. Untuk mempermudah

pembuatan model sebaiknya logika proses diurutkan sesuai dengan entitas atau location.

Routing edit table mendefinisikan output dari setiap proses yang didefinisikan oleh proses

edit table, walaupun tidak semua proses record memerlukan routing. Ketika pada process

Page 26: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

16

edit table ada penentuan perpindahan entitas ke location tertentu, maka routing edit table

akan mencari entitas yang berkaitan pada location yang dituju. Ketika telah didefinisikan pada

proses edit table ke location tujuan tidak ditemukan routing edit table atau pendefinisian

entitas pada location tersebut maka akan terjadi error.

Pada processing juga terdapat fungsi prioritas yang dapat digunakan ketika terdapat satu

downstream location yang tersedia dan dua atau lebih entitas dari upstream berkompetisi

untuk masuk ke downstream.

6. Arrivals

Arrival mendefinisikan waktu dimana entitas masuk pada sistem. Data-data yang

diperlukan dalam dialog box untuk mendefinisikan arrival:

a. Entity: nama dari entitas yang datang.

b. Location: nama location dimana entitas akan datang.

c. Quantity each: jumlah dari entitas yang harus datang pada suatu jarak waktu tertentu.

Harus diisi dengan bilangan tertentu antara 1 sampai 999999 kecuali untuk atribut

dan fungsi sistem non general.

d. First time: untuk memvariasikan secara dinamis waktu kedatangn pertama dari

entitas pada model yang telah dibuat, serta dapat dibuat penjadwalan kedatangan

pada interval tertentu.

e. Occurences: jumlah waktu persimulasi dimana ProModel harus memunculkan arrival

(1-999999). Ketika arrival dibentuk dalam suatu siklus maka jumlah occurences

merupakan jumlah waktu perulangan siklus.

f. Frequency: waktu antar kedatangan, dimana nilai berapapun dapat dimasukkan

kecuali untuk atribut dan fungsi sistem non general. Fungsi frequency akan dievaluasi

selama simulasi dijalankan dan akan berubah ketika hasil dari simulasi berubah.

g. Logic: untuk medefinisikan logika pilihan kedatangan tertentu, terdiri dari satu atau

lebih pernyataan tertentu yang akan dieksekusi pada saat entitas datang pada

kedatangan tertentu.

h. Disable: dapat diganti menjadi pilihan yes atau no ketika user ingin menonaktifkan

arrival secara temporer tanpa harus menghapus arrival tersebut.

7. Shift and break

Digunakan untuk menentukan shift dan break untuk location dan resource. Biasanya

disimpan dalam bentuk mingguan. Logika untuk shift dan break tidak wajib dan didefinisikan

pada empat logic window yang berbeda, dimana masing – masing logika akan dieksekusi pada

urutan tertentu selama simulasi dijalankan. Shift editor menu, sebagai berikut:

a. File: untuk membuka dan menyimpan data – data shift.

b. Edit: untuk menghapus shift ataupun break yang tidak diinginkan.

c. Option: untuk merubah warna yang merepresentasikan shift dan break tertentu.

Page 27: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

17

8. General information

Digunakan untuk menspesifikasikan informasi dasar dari suatu model termasuk nama

dari suatu model, satuan waktu, satuan jarak, dan library graphic. Data-data yang diperlukan

dalam dialog box untuk mendefinisikan general information:

a. Title: deskripsi, ataupun penjelasan singkat mengenai model yang sedang dibuat, title

akan dimunculkan pada caption bar.

b. Time Units: satuan untuk waktu pada model yang tidak dispesifikasikan, nilai terkecil

adalah 0,00001 detik dan nilai terbesar adalah satu hari.

c. Distance units: untuk menentukan satuan jarak yang akan digunakan pada model.

d. Model notes: untuk user-reference, dapat dibuat dengan menggunakan initialization

logic.

e. Graphic library file: untuk menentukan graphic library yang akan digunakan pada

saat pembuatan model.

f. Initialization logic: untuk membuat logika yang akan dijalankan pada saat memulai

pembuatan model.

g. Termination logic: untuk mendefinisikan kapan model akan berhenti dijalankan

ataupun kondisi pemberhentian simulasi.

9. Cost

Dapat digunakan untuk memonitor biaya yang berkaitan dengan location, entities, dan

resource selama simulasi dijalankan dan laporan statistik secara umum termasuk statistik

biaya. Terdapat 3 tipe pendefinisian biaya yang dapat digunakan pada ProModel, yaitu:

a. Locations: pendefinisian biaya berdasarkan lokasi yang terdapat pada model. Nilai

yang harus didefinisikan adalah operation rate dan per.

b. Resources: pendefinisian biaya berdasarkan tipe dan jumlah resource yang digunakan

pada model. Nilai yang harus didefinisikan adalah regular rate, cost per use dan per.

c. Entities: pendefinisian biaya berdasarkan nilai awal dari bahan baku (entitas) bahan

baku, nilai yang harus didefinisikan adalah: initial cost.

Advance Elements ProModel

1. Attributes

Attributes merupakan suatu tempat yang mirip dengan variable, tetapi terikat pada

location dan entitas dengan spesifikasi tertentu dan biasanya berisi informasi mengenai

location atau entitas tersebut. Attribute dapat berisi bilangan bulat atau bilangan riil. Selain

itu, attribute dapat ditugaskan untuk nama model elemen tertentu. Terdapat dua tipe attribut:

a. Entity attribute: merupakan tempat yang ditugaskan untuk entitas tertentu dan berisi

informasi numerik tentang entitas tersebut. Atribut entitas diidentifikasi berdasarkan

namanya dan dapat ditugaskan sebagai nilai atau model elemen.

Page 28: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

18

b. Location attribute: merupakan tempat yang ditugaskan secara langsung pada location

tertentu dan berisi informasi numerik tentang location tersebut. Atribut location

diidentifikasi berdasarkan namanya dan dapat ditugaskan sebagai nilai atau model

elemen.

2. Variables

Variable dapat berisi bilangan riil atau bilangan bulat termasuk nilai elemen indeks dan

biasanya digunakan untuk pembuatan keputusan maupun rekaman informasi. Variabel

terdiri atas dua jenis antara lain:

a. Variabel global, tempat yang didefinisikan oleh pengguna untuk mewakili perubahan

nilai numerik. Variabel global dapat direferensikan dimanapun fungsi numerik

diletakan pada suatu model. Contohnya, penggunaan tampilan work in process.

b. Variabel lokal, tempat yang hanya tersedia pada saat telah didefinisikan pada logika

tertentu. Contohnya, perusahaan manufaktur keran memiliki 10 produk keran dalam

ukuran berbeda-beda.

Data-data yang diperlukan dalam untuk mendefinisikan variable:

a. ID: merupakan nama variable.

b. Type: merupakan tipe variable baik bilangan riil maupun bulat.

c. Initial value: merupakan variable yang ditugaskan pada permulaan suatu simulasi.

Pada pengaturan awal nilai dari initial value adalah 0, tapi dapat berubah ketika user

mendefinisikan.

d. Stats: ProModel mengumpulkan statistik variable pada tiga level. Level dari detail

statistik yang harus dikumpulkan untuk location tertentu. Terdapat tiga pilihan, yaitu

none, basic, dan time series. None artinya tidak ada statistik yang dikumpulkan. Basic

berarti mengumpulkan statistik dasar seperti total perubahan, rata – rata waktu total

perubahan, dan nilai pada saat ini, serta rata – rata nilai. Time series, berarti

mengumpulkan semua statistik dasar ditambah dengan sejarah nilai berdasarkan

waktu operasi.

3. Macros

Macros akan memudahkan saat text, kumpulan statement, atau kode block akan

digunakan berkali-kali dalam model. Data-data yang diperlukan dalam untuk

mendefinisikan macro:

a. ID: merupakan nama macro.

b. Text: merupakan teks yang akan diganti dimana nama makro disebut. Teks ini dapat

berupa expression atau logic.

c. Option: Merupakan pilihan yang memungkinkan pemodel untuk menentukan makro

sebagai parameter runtime interface (RTI) atau memilih kelompok resource. Runtime

Interface (RTI) adalah fitur dimana pengguna dapat berinteraksi dengan supply

Page 29: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

19

parameter dari model tanpa menulis ulang. Setiap kali simulasi dijalankan, RTI

memungkinkan pengguna untuk mengubah parameter yang terdefinisi di RTI.

Konsep Pemodelan ProModel

Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem bekerja atau

komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat pemodelan ProModel dari suatu sistem

maka diharapkan kita dapat lebih mudah untuk melakukan analisis.

1. Batching Multiple Entities of Similar Type

Dalam suatu proses, memungkinkan untuk dilakukannya penggabungan beberapa entitas

yang memiliki tipe entitas yang sama atau sejenis. Menggabungkan beberapa entitas yang

mempunyai tipe yang sama tersebut dapat dilakukan dengan perintah group-ungroup dan

combine.

a. Temporary Batching Using Group/Ungroup

Pernyataan Group dan Ungroup adalah perintah yang saling berkaitan. Group adalah

langkah awal untuk mengelompokkannya dan ungroup adalah perintah lanjutan untuk

membatalkan perintah group atau memisahkan pengelompokkan yang telah dilakukan

sebelumnya.

Setiap entitas awal memiliki atribut dengan nilai tertentu yang melekat pada entitas

sebelum entitas digabungkan. Atribut dan nilai pada tiap entitas tunggal tidak akan

berpindah pada entitas yang sudah dikelompokkan. ProModel mempertahankan semua

identitas dan atribut dari entitas yang dikelompokkan dan memungkinkan mereka untuk

tetap menjadi entitas individu setelah perintah ungroup.

b. Permanent Batching Using Combine

Combine berfungsi untuk mengumpulkan dan mengkonsolidasikan entitas yang

sejumlah tertentu menjadi satu kesatuan, opsional dengan nama yang berbeda. Entitas

tersebut mungkin sejenis dan mungkin saja berbeda. Entitas gabungan kehilangan

identitas dan atribut mereka dan tidak dapat di ungroup nantinya. Ketika mendefinisikan

lokasi, kapasitas lokasi di mana Anda menggunakan pernyataan combine harus setidaknya

sama besar dengan jumlah gabungan.

2. Attachment Multiple Entities of Different Type

Dalam suatu proses, memungkinkan untuk dilakukannya penggabungan beberapa entitas

yang memiliki tipe entitas yang berbeda. Menggabungkan beberapa entitas yang mempunyai

tipe yang berbeda tersebut dapat dilakukan dengan perintah load-unload dan join.

a. Temporary Attach Using Load/Unload

Pernyataan Load-Unload digunakan untuk menggabungkan sejumlah tertentu entitas

secara sementara. Load adalah langkah awal untuk menggabungkan dan unload adalah

Page 30: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

20

perintah lanjutan untuk membatalkan perintah load atau memisahkan penggabungan

yang telah dilakukan sebelumnya. ProModel mempertahankan semua identitas dan

atribut dari entitas yang digabungkan dengan load dan memungkinkan mereka untuk

tetap menjadi entitas individu setelah perintah unload.

b. Permanent Attach Using Join

ProModel menggunakan pernyataan join untuk menggabungkan sejumlah tertentu

dari entitas menjadi satu kesatuan, opsional dengan nama yang berbeda, namun tidak

dapat dipisahkan lagi. Jika entitas dasar dan entitas yang akan digabung memiliki atribut

sebelum penggabungan terjadi, entitas yang bergabung akan memiliki nilai atribut dari

entitas dasar. Dengan kata lain, entitas dengan routing rule IF Join akan kehilangan

atributnya ketika terjadi penggabungan secara permanen.

3. Accumulation of Entities

Accumulation digunakan untuk mengumpulkan entitas dalam jumlah tertentu sebelum akhirnya akan di

proses satu per satu. Kapasitas dari location harus lebih besar sama dengan jumlah entitas yang di accum.

Accum bekerja seperti sebuah gerbang yang mencegah entitas dari pengolahan sampai jumlah

tertentu tiba. Setelah jumlah tertentu dari entitas telah dikumpulkan, entitas akan pergi

melalui pintu gerbang dan mulai memproses secara individual, independen satu sama lain.

Accum dapat digunakan untuk situasi model dimana beberapa entitas harus terakumulasi

sebelum mereka diproses. Misalnya pada sumber daya proses order di sebuah stasiun kerja,

mungkin lebih efisien untuk mengumpulkan beberapa perintah sebelum meminta sumber

daya.

4. Splitting of One Entity Into Multiple Entities

Dalam suatu operasi memungkinkan adanya pemisahan entitas menjadi beberapa entitas.

Splits As memisah entitas yang ada ke dalam sejumlah tertentu entitas baru (lebih dari satu)

dan sebagai pilihan menetapkan nama entitas yang baru (hasil proses split). Entitas yang

dihasilkan memiliki nilai atribut yang sama sebagai entitas asli. Setiap entitas yang ingin

dipisah harus melepaskan semua sumber daya yang dimiliki dengan menggunakan

pernyataan free.

5. Conditional Statement

Dalam suatu sistem, mungkin dilakukan eksekusi yang berbeda berdasarakan kondisi

tertentu. If... then... else mengeksekusi pernyataan atau blok pernyataan jika ekspresi Boolean

benar. Jika pernyataan else... disertakan dan ekspresi Boolean bernilai salah, pernyataan atau

blok pernyataan alternatif dieksekusi. Untuk pernyataan if... then... yang akan dipecah

menjadi lebih dari satu baris, item pertama pada baris berikutnya harus dimulai dengan then,

and, atau or.

Page 31: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

21

SimRunner

SimRunner merupakan sebuah tool pada ProModel yang digunakan sebagai alat bantu

untuk melakukan optimalisasi model existing. Model harus dipastikan telah berjalan sesuai

dengan sistem nyata sebelum dilakukan optimalisasi dengan SimRunner. Hasil optimal

diperoleh dengan cara menentukan fungsi tujuan terlebih dahulu, kemudian mendefinisikan

faktor input yang akan diubah sehingga menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsi tujuan

optimalisasi. (Maria, 1997)

Pilihan menu pada SimRunner:

1. Setup project: digunakan untuk mendefinisikan faktor input dan fungsi tujuan dari model

existing.

2. Analyze model: digunakan untuk menentukan jumlah replikasi yang diinginkan.

3. Optimize model: digunakan untuk optimalisasi model existing dari nilai faktor input.

Hasil optimalisasi dengan SimRunner berupa report yang disajikan dalam 3 tipe data,

yaitu:

1. Data report

Merupakan data berupa tabel yang ditampilkan pada SimRunner. Data report dapat di-

import ke dalam spreadsheet.

2. Analysis Report

Merupakan data berupa teks yang akan muncul apabila memilih ‘Final Report’ pada tab

‘Seek Optimum’ pada menu ‘Optimize Model’.

3. Chart

Merupakan grafik yang menggambarkan proses optimalisasi. Chart akan ditampilkan

apabila memilih ‘Performance Plot’ pada tab ‘Seek Optimum’ pada menu ‘Optimize

Model’.

Terminating Event

Terminating event merupakan kejadian dalam simulasi yang menyebabkan simulasi

tersebut berhenti. Kejadian ini dapat terjadi saat simulasi mencapai waktu atau kondisi

tertentu.

Perhitungan Replikasi

Jumlah replikasi yang diperlukan dalam simulasi biasanya bergantung pada half-width

yang diharapkan pada interval kepercayaan tertentu. Half-width menunjukkan

ketidakpastian dari hasil replikasi (Stokes, 2004).

Page 32: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

22

Generating Scenario

Generating Scenario merupakan tool pada ProModel untuk mengubah satu atau lebih

parameter dari sebuah model tanpa mengubah model secara langsung. Skenario harus

berdasarkan parameter yang telah ditentukan pada macros, dan nilainya berada dalam

rentang RTI. (Harrell, Ghosh, & Bowden, 2004, p. 653).

Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan validasi merupakan tahapan untuk menguji kredibilitas/kesesuaian sistem

nyata dengan model simulasi. Verifikasi adalah proses untuk menentukan apakah model telah

beroperasi sesuai yang diinginkan oleh programmer. Verifikasi berkaitan dengan melakukan

perbandingan antara model konseptual dengan model simulasi (Banks, Carson, dan Nelson,

1995). Verifikasi adalah proses pemeriksaan logika operasional model (program komputer)

sesuai dengan logika diagram alur (Hoover dan Perry, 1989). Validasi adalah proses

penentuan apakah model merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem

nyata (Hoover dan Perry, 1989).

Teknik Verifikasi

Menurut Harrel (2004:178), terdapat beberapa teknik dalam melakukan verifikasi,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap model, dapat dilakukan secara bottom-up yaitu

melakukan pemeriksaan satuan dan logika proses yang digunakan dalam model.

2. Melakukan pengecekan terhadap output yang dihasilkan pada masing-masing proses pada

model dengan menggunakan trace.

Trace adalah daftar kejadian yang akan terjadi sampai simulasi selesai. Daftar trace

dapat dilihat dalam berbagai cara, yaitu:

a. Off: digunakan untuk menghentikan trace.

b. Step: digunakan untuk membuat list trace dengan hanya satu kejadian dalam 1 kali

trace.

c. Continuous: digunakan untuk membuat list trace terus menerus.

𝑛′ = [(𝑧𝑎 2⁄ )𝑠

𝑒]2

Di mana:

n’ = jumlah replikasi

s = standar deviasi dari sampel yang diambil

e = absolute error

ℎ𝑤 =(𝑡𝑛−1,𝑎 2⁄ )𝑠

√𝑛

Di mana:

hw = half-width

n = jumlah replikasi

s = standar deviasi dari sampel yang diambil

Page 33: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

23

3. Mengamati animasi dari model yang dijalankan, apakah tingkah laku dari sistem telah

sesuai dengan model yang diinginkan.

4. Melakukan compile error atau debugging pada model simulasi.

Teknik Validasi

Menurut Harrel (2004:183), teknik validasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Mengamati animasi pada model yang dijalankan, membandingkan tingkah laku pada

model dengan tingkah laku pada sistem nyata menurut pengetahuan orang lain mengenai

sistem tersebut.

2. Membandingkan model dengan sistem nyata dengan cara menjalankan model dan sistem

nyata dalam kondisi yang sama.

3. Melakukan perbandingan antara output model dengan output pada sistem nyata.

4. Melakukan analisis sensitivitas, yakni dengan cara melakukan perubahan terhadap nilai

input untuk mengetahui akibat pada perilaku yang terjadi pada sistem atau pada output

sistem.

Page 34: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

24

Pengenalan Software ProModel

Studi kasus GROUP/UNGROUP

Perusahaan LID sedang melakukan proses pengisian botol kecap. botol akan datang

setiap 1 menit sebanyak 20 botol dengan kedatangan 25 kali, botol kecap tersebut akan masuk

pada mesin pengisian sebanyak 40 botol yang sebelumnya dikulmpulkan terlebih dahulu di

pengumpulan kecap dan akan di isi secara bersama-sama. Waktu pengumpulan botol

berdistribusi normal (5,1) menit. Setelah melalui proses pengisian selama 15 menit, botol

kecap akan satu persatu dimasukan ke dalam kardus. Buatlah simulasi selama 8 jam

menggunakan software ProModel.

Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model :

1. Buka software ProModel 2014.

2. Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut

Berikut ini adalah tabel location

Name Capacity Unit Kedatangan botol kecap INFINITE 1

Pengumpulan kecap 50 1 Pack kecap 40 1

Keluar INFINITE 1

3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network

4. Buat 1 path yaitu Net1

NET 1 : tarik garis dari kedatangan botol kecap ke pengumpulan kecap (dengan cara klik

kiri dari kedatangan botol kecap, tarik ke pengumpulan kecap kemudian klik kanan untuk

berhenti) lalu tarik dari pengumpulan kecap ke pack kecap dan klik kanan, kemudian tarik

dari pack kecap ke luar.

Untuk mendefinisikan interface , klik kolom interface , kemudian tarik garis dari setiap titik

ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus.

Page 35: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

25

5. Build entities dengn klik build -> entities

Name Speed Stats Botol kecap 150 Time series

Kecap isi 150 Time series Batch botol kecap 150 Time series

6. Build resources dengan klik build -> resources

Name Units Specs Operator pengumpulan 1 By Units, N3, Rtn Home

Mesin pengisian 1 By Units, N2, Rtn Home

Untuk kolom specs operator pengumpulan, pilih path network Net1 dan home N2, dan

centang return home if idle.

Untuk kolom specs mesin pengisian, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang

return home if idle.

7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut.

Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic

Botol_kecap Kedatangan_botol_kecap

Botol_kecap

Pengumpulan_kecap

FIRST 1

Botol_kecap Pengumpulan_kecap

Group 40 as batch_botol_kecap

Batch_botol_kecap

Pengumpulan_kecap

Use operator_pengumpulan for N(5,1) min

Batch_botol_kecap

Pack_kecap FIRST 1

Move with operator_pengumpulan then free

Batch_botol_kecap

Pack_kecap Use mesin_pengisian for 15 min

Batch_botol_kecap

Pack_kecap Ungroup

Botol_kecap Pack_kecap kecap_isi keluar Move with operator_pengumpulan then free

kecap_isi keluar kecap_isi EXIT FIRST 1

Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang

telah didefinisikan di build entities sebelumnya

Page 36: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

26

Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation,

dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut

b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan

8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build

9. Setting simulasi dengan cara sebagai berikut

10. Jalankan simulasi dengan klik Run

Page 37: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

27

Studi kasus SPLIT/ACCUM

Toko roti memproduksi roti dengan selai berbagai rasa. Satu buah roti datang setiap 5

menit sebanyak 20 kali. Satu roti akan dipotong menjadi 10 lembar roti oleh operator

pemotong roti selama waktu berdistribusi triangular (20,24,30) detik. Kemuadian lembaran

roti akan dikumpulkan dulu sebanyan 5 lembar roti untuk diberikan selai satu persatu selama

1 menit oleh operator pemberi selasi. Jalankan simulasi selama 8 jam.

Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model :

1. Buka software ProModel 2014.

2. Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut

Berikut ini adalah tabel location

Name Capacity Unit Kedatangan roti INFINITE 1

Meja 10 1 Pemakaian selai 5 1

Keluar INFINITE 1

3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network

4. Buat 1 path yaitu Net1

NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan roti ke meja (dengan cara klik kiri dari

kedatangan roti, tarik ke meja kemudian klik kanan untuk berhenti) lalu tarik dari meja ke

pemakaian selai dan klik kanan, kemudian tarik dari pemakaian selai ke luar.

Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke

lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus.

5. Build entities dengn klik build -> entities

Page 38: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

28

Name Speed Stats Roti 150 Time series

Lembar roti 150 Time series Lembar roti berselai 150 Time series

6. Build resources dengan klik build -> resources

Name Units Specs Operator Pemotongan roti 1 By Units, N2, Rtn Home

Operator Pemberi selai 1 By Units, N3, Rtn Home

Untuk kolom specs operator pemotongan roti, pilih path network Net1 dan home N2, dan

centang return home if idle.

Untuk kolom specs operator pemberi selai, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang

return home if idle.

7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut.

Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic

Roti Kedatangan_roti

Roti meja FIRST 1

Move with operator pemotongan_roti then free

roti Meja Split 10 as lembar_roti

Lembar roti

Meja Use operator_pemotong_roti for T (20,24,30) sec

Lembar_roti

Pemakaian_selai

FIRST 1

Move with operator pemotongan_roti then free

Lembar_roti

Pemakaian_selai

Accum 5 use operator_pemberi_selai for 1 min

Lembar roti berselai

keluar FIRST 1

Move with operator_pemberi_elai then free

Lembar roti berselai

Keluar Lembar_roti

EXIT FIRST 1

Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang

telah didefinisikan di build entities sebelumnya

Page 39: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

29

Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation,

dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut

b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan

8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build

9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut

10. Jalankan simulasi dengan klik Run

Studi kasus JOIN/COMBINE

CV. Cahaya adalah sebuah percetakan yangmelayanai pembuatan buku. Pada suatu

proses pembuatan buku kertas yang datang adalah sebanyak 30 sebnayak 11 kali dengan

Page 40: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

30

waktu berdistribusi eksponensial 15 menit dan kedatangan cover sebanayk 12 buah. Kertas

akan dikumpulkan sebanyak 30 lembar oleh oeprator penyusun kertas selama 2 menit

kemudian dilakukan proses penjilidan oleh operator penjilidan dengan waktu berdistribusi

normal (5, 0.75) menit dan menghasilkan buku jilid. Lakukan simulasi nselama 8 jam dalam

1 hari.

Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model :

1. Buka software ProModel 2014.

2. Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut

Berikut ini adalah tabel location

Name Capacity Unit Kedatangan kertas INFINITE 1

Penyususnan kertas 30 1 Penjilidan 2 1

Kedatangan cover INFINITE 1 Cover INFINITE 1

3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network

4. Buat 1 path yaitu Net1

NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan kertas (dengan cara klik kiri dari

kedatangan kertas, tarik ke penyusan kertas kemudian klik kanan untuk berhenti)

Untuk mendefinisikan interface , klik kolom interface , kemudian tarik garis dari setiap titik

ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus.

5. Build entites dengn klik build -> entities

Page 41: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

31

Name Speed Stats Cover 150 Time series kertas 150 Time series

Buku jilid 150 Time series Buku 150 Time series

6. Build resources dengan klik build -> resources

Name Units Specs Operator penyusun kertas 1 By Units, N2, Rtn Home

Operator penjilidan 1 By Units, N3, Rtn Home

Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N2, dan

centang return home if idle.

Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang

return home if idle.

7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut.

Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move logic Kertas Kedatangan_

kertas kertas Penyusunan

_kertas FIRST 1

Move with operator_penyususan_kertas then free

kertas Penyusunan_kertas

Combine 30 Use operator_penyususn_kertas for 2 min

buku penjilidan JOIN 1 Move with operator_penyususan_kertas then free

cover Kedatanagn_cover

cover penjilidan FIRST 1

Move with operator_penjilidan then free

cover penjilidan Join 1 buku Use operator_penjilidan for N(5, 0.75) min

Buku_jilid

keluar FIRST 1

Move with operator_penjilidan then free

Buku_jilid

keluar Buku_jilid

EXIT FIRST 1

Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang

telah didefinisikan di build entities sebelumnya

Page 42: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

32

Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation,

dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut

b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan

8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build

9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut

10. Jalankan simulasi dengan klik Run

Page 43: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

33

Studi kasus LOAD/UNLOAD

Toko Lancar Jaya menjual segala kebutuhan alat bangunan, toko tersebut melakukan

pemindahan semen dari gudang menuju toko menggunakan hand truck sebagai media

pemindahnya. Semen akan datang sebanyak 1 buah selama 50 kali dengan waktu kedatanagn

setiap 3 menit dan hand truck sebanyak 1 buah selama 20 kali dengan waktu kedatanagn 1

menit. Satu buah semen yang akan diangkat ke handtruck digudang oleh operator angkat

semne selama N93,4) menit. Setelah handtruck yang berisi semen berada di toko, semen akan

diturunkan oleh operator hand truck selama U(4,2) menit. Simulasikan dengan waktu 24 jam

dengan number of replication sebanyak 1 kali

Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model :

1. Buka software ProModel 2014.

2. Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut

Berikut ini adalah tabel location

Name Capacity Unit Kedatangan semen INFINITE 1 gudang 5 1 toko 50 1 Kedatangan handtruck INFINITE 1 keluar INFINITE 1

3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network

4. Buat 1 path yaitu Net1

NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan semen (dengan cara klik kiri dari

kedatangan semen, tarik ke penyusan gudang kemudian klik kanan untuk berhenti)

Untuk mendefinisikan interface, klik kolom interface, kemudian tarik garis dari setiap titik ke

lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus.

Page 44: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

34

5. Build entities dengn klik build -> entities

Name Speed Stats Semen 150 Time series Handttruck 150 Time series Handtruck_semen 150 Time series

6. Build resources dengan klik build -> resources

Name Units Specs Operator angkat semen 1 Net1, N2, Rtn Home

Operator handtruck 1 Net1, N5, Rtn Home

Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N2, dan

centang return home if idle.

Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N5, dan centang

return home if idle.

7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut.

Process Routing

Entities Location Operation Output Destina

tion Rule Move logic

Semen Kedatangan_semen

Semen Gudang Load 5 Move for 2 min

Handtruck Kedatangan handtruck

Handtruck Gudang FIRST 1

Move for 2 min

Handtruck Gudang Load 1 use operator angkat semen for N(3,4) min

Handtruck_semen

toko FIRST 1

Move with operator_handtruck then free

Handtruck_semen

toko Unload 1 use operator_handtruck for U(4,2) min

handtruck toko FIRST 1

Move with operator_handtruck then free

Semen toko Semen keluar FIRST 1

Move for 2 min

Semen keluar Semen EXIT FIRST 1

Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang

telag didefinisikan di build entities sebelumnya

Page 45: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

35

Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation,

dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut

b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan

8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build

9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut

10. Jalankan simulasi dengan klik Run

Page 46: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

36

Studi kasus IF THEN ELSE

Sebuah perusahaan X sedang melakukan proses pembubutan dengan kedatangan besi

sebanyak 2 buah selama 20 kali dengan waktu E (5) menit. Besi akan masuk ke antrean

pembubutan kemudian dilakukan proses bubut jika antrean bubut kurang dari sama dengan

5 maka akan di proses oleh worker selama 5 menit jika tidak maka akan diproses oleh

supervisor selama 4 menit. Simulasikan selama 8 jam.

Berikut adalah langkah-langkah pengerjaan pembuatan model :

1. Buka software ProModel 2014.

2. Klik build location dan buat lokasi-lokasi seperti gambar berikut

Berikut ini adalah tabel location

Name Capacity Unit Kedatangan besi INFINITE 1 Antrean bubut INFINITE 1

Bubut 10 1 keluar INFINITE 1

3. Buat path network, dengan cara klik build -> path network

4. Buat 1 path yaitu Net1

NET 1 : tarik garis dari kedatangan kedatangan besi (dengan cara klik kiri dari kedatangan

besi, tarik ke antrean bubut kemudian klik kanan untuk berhenti)

Untuk mendefinisikan interface , klik kolom interface , kemudian tarik garis dari setiap titik

ke lokasi yang dituju, nanti akan muncul garis putus-putus.

5. Build entities dengan klik build -> entities

Page 47: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

37

Name Speed Stats Besi 150 Time series

Besi jadi 150 Time series

6. Build resources dengan klik build -> resources

Name Units Specs worker 1 Net1, N3, Rtn Home

supervisor 1 Net1, N3, Rtn Home

Untuk kolom specs operator penyusunan kertas, pilih path network Net1 dan home N3, dan

centang return home if idle.

Untuk kolom specs operator penjilidan, pilih path network Net1 dan home N3, dan centang

return home if idle.

7. Build process dengan isi tabel proses dan routing sebagai berikut.

Process Routing Entites Location Operation Output Destination Rule Move

logic besi Kedatangan_bes

i Besi Antrean_bubu

t FIRST 1

Besi Antrean_bubut besi bubut FIRST 1

Move with worker then free

besi Bubut If CONTENTS (antrean_bubut) <=5 { Use worker for 5 min } Else { Use supervisor for 4 min }

Besi_jadi

keluar FIRST 1

Move with supervisor then free

Besi_jadi

Keluar Besi_jadi

EXIT FIRST 1

Untuk mengisi tabel entities, klik tulisan entities di kolom entities, kemudian pilih entitas yang

telah didefinisikan di build entities sebelumnya

Untuk tabel locations, caranya sama seperti pada pengisian tabel entities. Untuk operation,

dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

Page 48: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

38

a. Klik tulisan operation pada kolom operation, kemudian akan tampil gambar berikut

b. Klik tombol palu untuk memilih perintah yang akan digunakan

8. Build arrival dengan cara klik arrival pada menu bar build

9. Setting simulasi denga cara sebagai berikut

10. Jalankan simulasi dengan klik Run

Page 49: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

39

METODOLOGI PRAKTIKUM

Flowchart Praktikum

Diagram alir praktikum dapat dilihat pada gambar 1.1

MULAI

Studi Pustaka

Observasi

Lapangan

Identifikasi

Masalah

Penentuan

Tujuan Simulasi

Pembuatan Model

Konseptual (Petri Net)

Pengumpulan

Data

Pengolahan Data

Pemodelan Sistem

dengan software

Promodel

Dry Run

Verifikasi model

A

A

Terverifikasi?

Jalankan simulasi

ya

B

tidak

B

Validasi Model

Tervalidasi?

Analisis Hasil

Simulasi

C

tidak

C

ya

Pembuatan Model

Perbaikan

Analisis Hasil

Perbaikan

Gambar 1.1 Diagram Alir Praktikum

Page 50: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

40

PROSEDUR PRAKTIKUM

Gambaran Sistem

CV Prima Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi gantungan

kunci. Gantungan kunci dibuat dari bahan logam dan diproses pada beberapa lokasi yang

berbeda. Proses produksi dimulai dengan kedatangan gantungan kunci polos sebanyak 1200

buah setiap 8 jam. Gantungan kunci ini kemudian dibawa per 1 lusin ke lokasi berikutnya

untuk dibersihkan selama waktu berdistribusi normal dengan rata-rata 1 menit dan

simpangan baku 0.25 menit, kemudian dipisahkan agar satu per satu, seorang pekerja

(packager B) akan beroperasi pada proses ini selama 25 detik. Proses pencetakan pola

dilakukan selama 1 menit dan dibantu oleh seorang pekerja lain (inspektor) selama 15 detik

tiap kalinya. Seorang pekerja yang bertugas sebagai inspektor terhadap gantungan kunci

selama waktu berdistribusi normal dengan rata-rata 10 detik dan simpangan baku 0.1 detik.

Berdasarkan data historis, gantungan kunci yang cacat mencakup 4.5% dari total gantungan

kunci. Gantungan kunci yang cacat akan dibuang. Gantung kunci yang lolos inspeksi

kemudian dibawa oleh inspektor menuju lokasi pengepakan awal. Di lokasi ini, gantungan

kunci dibungkus dengan plastik oleh seorang packager A selama waktu berdistribusi seragam

dengan rata-rata 1 menit dan simpangan baku 0.3 menit. Plastik pembungkus datang dalam

jumlah 1200 datang setiap 8 jam pada stasiun penyimpanan bahan baku packaging. Pada

stasiun yang sama, datang pula 100 karton yang setiap 120 jam. Kedua bahan packaging ini

kemudian dibawa ke bagian pengecekan dan kemudian akan menuju lini produksinya masing-

masing yang mana diantarkan oleh packager A dan packager B. Setelah dibungkus dengan

plastik, 12 gantungan kunci akan dikumpulkan bersama untuk digabung dengan 1 karton

menjadi 1 pak gantungan kunci. Pengepakan dengan karton dilakukan oleh packager B

selama waktu berdistribusi triangular dengan nilai bawah 3, nilai tengah 5, dan nilai atas 6

menit. Setelah dipak, pak-pak tersebut akan diantar oleh packager B menuju gudang

penyimpanan produk jadi.

CV Prima Utama mulai beroperasi dari pukul 08.00 hingga 17.00 dengan 1 jam istirahat

mulai pukul 12.00. Selain itu, data historis menunjukkan bahwa lokasi pencetakan pola

mengalami downtime dengan distribusi eksponensial dengan rata-rata 200 jam. Buat model

simulasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi pada proses produksi

gantungan kunci di CV Prima Utama, kemudian tentukan saran perbaikan terhadap

permasalahan tersebut.

Page 51: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

41

Berikut merupakan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Tabel 1.1 Daftar harga tiap entittas Entitas Harga Satuan

Gantungan kunci Rp 5.000,- Plastik pembungkus Rp 300,-

Karton Rp 500,-

Tabel 1.2 Daftar harga tiap tenaga kerja

Tenaga Kerja Biaya

Biaya/Jam Biaya/Pemakaian Inspektor Rp 10.000,- - Packager A Rp 10.000,- - Packager B Rp 15.000,- -

Algoritma

1. Mulai

2. Gantungan kunci, plastik pembungkus, dan karton tiba di stasiun kedatangan

3. Gantungan kunci dilakukan proses pemisahan

4. Proses pencetakan pola pada gantungan kunci

5. Inspeksi gantungan kunci dilakukan

6. Gantungan kunci yang lolos inspeksi dibungkus dengan plastik

7. Beberapa gantungan kunci digabung dan dipak menggunakan karton

8. Pak gantungan kunci keluar dari sistem dan menuju ke lokasi penyimpanan

9. Selesai

Page 52: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

42

Flowchart

Berikut merupakan flowchart dari studi kasus pada praktikum.

Gambar 1.2 Diagram Alir Program

Page 53: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

43

Petri Net

Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan Petri Net:

1. Identifikasi aktivitas yang ada dan susun aktivitas tersebut berdasarkan urutan.

Tabel 1.3 Daftar aktivitas

Aktivitas Deskripsi Entitas

A Tempat penyimpanan keychain Keychain

B Keychain di-separator oleh packager 2 Keychain, packager 2

C Keychain selesai di-separator oleh packager 2 Keychain, packager 2

D Keychain dibuat sebuah pattern oleh inspektor Keychain, inspector

E Keychain selesai dibuat sebuah pattern oleh

inspektor Keychain, inspector

F Keychain diinspeksi oleh inspektor Keychain, inspector

G Keychain selesai diinspeksi oleh inspektor Keychain, inspector

H Tempat penyimpanan plastik Plastik

I Tempat penyimpanan paperback Paperback

J Pengecekkan plastic Plastic

K Pengecekkan paperback Paperback

L Plastic selesai dicek Plastic

M Paperback selesai dicek Paperback

N Pengemasan keychain awal Keychain, plastic

O Keychain awal selesai dikemas Keychain, plastic

P Pengemasan keychain akhir Keychain, plastic , paperback

Q Keychain akhir selesai dikemas Keychain, plastic , paperback

R Keychain berada digudang Keychain

S Inspektor idle Inspector

T Packager 1 idle Packager 1

U Packager 2 idle Packager 2

2. Identifikasi kejadian (event) dan suusn berdasarkan urutan kejadian serta menentukan

pre-condition dan post-condition.

Tabel 1.4 Daftar kejadian

Kejadian Deskripsi Pre-condition Post-condition

1 Mulai proses separator A B

2 Selesai proses separator B C

3 Mulai proses membuat pattern C D

4 Selesai proses membuat pattern D E

5 Mulai melakukan inspeksi E F

6 Selesai melakukan inspeksi F G

7 Mulai proses pengecekkan H, I K, J

8 Selesai proses pengecekkan K, J L, M

9 Mulai proses pengemasan awal G, M N

10 Selesai proses pengemasan awal N O

11 Mulai proses pengemasan akhir M, O P

12 Selesai proses pengemasan akhir P Q

13 Mulai proses pemindahan Q R

Page 54: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

44

3. Gambaran node dalam Petri Net dan hubungkan menggunakan panah berdasarkan pre-

condition dan post-condition.

A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 9

J

K

N

8

H

I

7

L

M

10 O

11 P 12 Q 13 R

S

T U

Gambar 1.3 Petri Net

4. Berikan token untuk menggambarkan pergerakan entitas.

A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 G 9

J

K

N

8

H

I

7

L

M

10 O

11 P 12 Q 13 R

S

T U

Gambar 1.4 Petri Net dengan Token

PROMODEL SOFTWARE

Langkah-langkah Pengujian Distribusi Data dengan Stat:Fit:

Pengujian distribusi data dari data pengamatan yang telah ada dapat dilakukan

menggunakan software promodel, dengan tools Stat:Fit dapat dilakukan melalui langkah-

langkah berikut:

1. Menjalankan software Promodel.

2. Pilih tools pada tool bar, pilih Stat:Fit.

Page 55: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

45

Gambar 1.5 Membuka Stat::fit

Gambar 1.6 Tampilan Stat::Fit

3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada datatable. Misalnya : 4, 5, 7, 8, 9,

10, 6

Gambar 1.7 Memasukan data

4. Klik Fit, kemudian Auto::Fit, pilih continuos distribution klik OK.

Page 56: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

46

Gambar 1.8 Auto::Fit

5. Hasil akan ditambilkan berupa automatic filling. Untuk penggunaan distribusi pada

simulasi pilih distribusi dengan acceptance do not reject dan memiliki rank terbesar.

Gambar 1.9 Fit of distribution

Permodelan Sistem dengan Promodel Software:

Langkah-langkah untuk membuat permodelan sistem dengan software promodel

1. Menjalankan software Promodel.

2. Membuat Project Baru, dengan cara klik File-New atau memilih icon New, atau

menggunakan CTRL-N. setelah di pilih, File-new maka akan muncul kotak dialog General

Information, ketikkan judul project yang akan dibuat pada Title. Klik OK.

Gambar 1.10 General information

3. Setelah membuat project baru, langkah berikutnya adalah pembuatan background yang

berfungsi sebagai latar belakang permodelan sistem. Dengan cara klik Build pada toolbar

pilih Background Graphics pilih Behind Grid. Setelah itu klik Edit pilih Import Graphic,

pilih Tutorial Back klik Open.

Page 57: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

47

Gambar 1.11 Tampilan Promodel

Build location

4. Langkah berikutnya adalah pembuatan layout sistem produksi dimana proses akan

dilakukan. Pilih Build pada toolbar, klik Locations atau klik CTRL-L. Buat locations dengan

cara men-drag simbol locations yang diinginkan ke layout. Untuk mempermudah

pembuatan sebaiknya pembuatan layout dilakukan sesuai urutan proses produksi.

Sehingga yang pertama kali dibuat adalah entity spot keychain storage. Kemudian beri

nama pada masing-masing locations dengan cara klik Text pada kotak dialog Graphics

kemudian klik di lokasi yang diinginkan di layout, klik kanan pada kotak Text di layout pilih

Edit, ketikkan nama lokasi yang diinginkan klik OK.

Gambar 1.12 Tampilan build location

Tabel 1.5 Daftar lokasi

No. Location

Graphics Type Name Capacity DTs Rules

1 Entity Spot Keychain storage 1200 None Oldest

2 Entity Spot Plastic storage 1200 None Oldest

3 Lathe Separator 12 None Oldest

4 Table Inspection 12 None Oldest

5 CMM Patternator 1 Clock, (*) Oldest

6 Desk Primary packaging 100 None Oldest

Page 58: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

48

7 Lathe Second packaging 12 None Oldest

8 Conveyor Separator q INFINITE None Oldest, FIFO

9 Conveyor Pattern q INFINITE None Oldest, FIFO

10 Conveyor Inspect q INFINITE None Oldest, FIFO

11 Conveyor Pack1 q INFINITE None Oldest, FIFO

12 Conveyor Pack2 q INFINITE None Oldest, FIFO

13 Conveyor Plastic q INFINITE None Oldest, FIFO

14 Conveyor Paperback q INFINITE None Oldest, FIFO

15 Conveyor Out INFINITE None Oldest, FIFO

16 Conveyor Checking q INFINITE None Oldest, FIFO

17 Entity Spot Paperback storage 100 None Oldest

18 Turning Center Checking 100 None Oldest

(*) untuk No. 5 di isikan seperti berikut ketika sudah memilih Clock pada DTs: Frequency First Time Priority Scheduled Logic Disable

E(200) hr 99 No Wait N(5,1) hr No

Gambar 1.13 Tampilan layout model

Build Entities

5. Setelah pembuatan locations selesai sesuai sistem yang dimodelkan, langkah berikutnya

adalah pendefinisian entitas yang akan diproses. Klik Build klik Entities atau CTRL-E.

Pilih simbol entitas yang diinginkan, ganti nama entitas pada kotak dialog box name.

Untuk mengganti warna entitas di kotak dialog Graphics, pilih Edit, pilih Color klik OK

Page 59: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

49

pada dialog box color, klik OK pada library graphic. Untuk mengganti ukuran entitas

pilih Edit pada dialog box graphics, pada library graphics pilih Dimensions, masukkan

ukuran yang diinginkan, klik OK. Kemudian klik OK pada library graphic.

Tabel 1.6 Daftar entitas

No. Icon Name

1 Raw Material Keychain

2 Barre Plastic wrap

3 Gear Keychain wrap

4 Box Final pack 12

5 Barrel Good keychain

6 Pipe Pattern keychain

7 Raw Material Defect

8 Pallet Paperback

Gambar 1.14 Tampilan build entities

Build Path Network

6. Langkah berikutnya adalah pembuatan jaringan aliran produksi. Klik Build, pilih path

networks. Pilih kolom Path pada dialog box Path Networks. Pada layout klik kiri di sekitar

locations tertentu lalu tarik garis menuju location berikutnya klik kanan pada locations

tujuan kemudian lanjutkan lagi sesuai langkah di awal. Pada sistem ini terdapat 1 aliran

produksi, yaitu: Net1. Dengan jalur produksi sebagai berikut:

Gambar 1.15 Tampilan build path network

Page 60: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

50

Untuk pembuatan interfaces pilih kolom interfaces klik kiri pada locations yang dijadikan

awal proses kemudian klik pada locations. Ulangi semua langkah hingga seluruh tempat

proses produksi terhubung sesuai jalur dengan interfaces.

Build Resources

7. Untuk menambahkan resources yang akan digunakan klik Build pilih resources atau

CTRL-R. Tambahkan worker dengan memilih worker graphic, ganti nama worker

menjadi inspector. Klik menu Specs untuk membuka dialog box Resource Specification

pilih Path Network, pilih Net1. Lalu klik OK. Untuk menambahkan resource lain, tekan

ENTER dan tambahkan resources lain dengan memilih operator graphic, ganti nama

operator menjadi packager 1 langkah untuk mengganti resources specification pilih Path

Network, pilih Net 1.

Tabel 1.7 Daftar resource Name Units Dts Stats Specs

Inspector 1 None By Units, Time Series Net1, N7

Packager1 1 None By Units, Time Series Net1, N9, Rtn Home

Packager2 1 None By Units, Time Series Net1, N11, Rtn Home

Gambar 1.16 Tampilan build resource

Build processing

8. Tahap selanjutnya adalah menentukan logika proses. Klik Build pilih Processing atau

CTRL-P. Pada Processing terdapat dua jenis logika yaitu logika process layout dan routing

layout. Alur proses ditunjukan pada gambar, sebagai berikut:

Tabel 1.8 Daftar processing and routing

Processing Routing

Entity Location Operation Output Destinatio

n Rule

Move

Logic

A keychain keychain_s

torage

Inc

WIP_keychain

Group 12

keychain Separator_q FIRST 1

B keychain Separator_

q keychain Separator FIRST 1

C keychain Separator

Wait N(1, 0.25)

min

Use Packager2

For 25 sec

Page 61: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

51

Ungroup

D keychain Separator Keychain Pattern_q FIRST 1

E keychain Pattern_q Keychain patternator FIRST 1

F keychain patternator

Use Inspector

For 15 sec

Wait 1 min

Pattern_k

eychain Inspect_q FIRST 1

G Pattern_

keychain Inspect_q

Pattern_k

eychain inspection FIRST 1

H Pattern_

keychain inspection

Use Inspector For N(10,0.1) sec

Good_keychain

Pack1_q 0.955 1

Move With Inspector Then Free

Defect EXIT 0.045

I Good_ke

ychain Pack1_q

Good_keychain

Primary_packaging

Join 1

J paperba

ck Paperback_storage

paperback Checking_q FIRST 1

K Plastic_

wrap Plastic_storage

Plastic_wrap

Checking_q FIRST 1

L ALL Checking_q ALL checking FIRST 1

M ALL checking

If entity()=paperback Then Route 1 Else If entity()=plastic_wrap Then Route 2

Paperback Paperback_q

FIRST 1

Move With Packager2 Then Free

Plastic_wrap

Plastic_q FIRST 1

Move With Packager1 Then Free

N Plastic_

wrap Plastic_q

Plastic_wrap

Primary_packaging

FIRST 1

O Plastic_

wrap Primary_packaging

Join 1 good_keychain Use Packager1 For U(1,0.3) min

Keychain_wrap

Pack2_q FIRST 1

P Keychain_wrap

Pack2_q Keychain_wrap

Second_packaging

FIRST 1

Q Paperba

ck Paperback_q

Paperback Second_packaging

Join 1

R Keychain_wrap

Second_packaging

Dec WIP_keychain Combine 12 Join 1 paperback Use Packager2 for T(3, 5, 6) min

Final_pack_12

out FIRST 1

Move With Packager2 Then Free

S Final_pa

ck_12 out

Inc total_keychainpack

Final_pack_12

EXIT FIRST 1

Page 62: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

52

Build arrivals

9. Selanjutnya akan didefinisikan kedatangan entitas. Klik Build pilih Arrivals. Klik dialog

box entity, pilih kayu kaki klik OK. Untuk locations pilih kedatangan kayu kaki klik OK.

Kemudian masukkan data seperti pada tutorial.

Tabel 1.9 Daftar resource Entity Location Qty Each Occurance Frequency

keychain Keychain_storage 1200 inf 8 hr Plastic_wrap Plastic_storage 1200 inf 8 hr paperback Paperback_storage 100 inf 120 hr

Gambar 1.17 Tampilan build arrivals

Build shift

10. Setelah logika proses selesai, yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan shift. Klik Build

pilih Shift pilih Define. Setelah itu, shift kerja dari resource dapat didefinisikan sebagai

berikut: pekerja mulai bekerja pada pukul 08.00-12.00, kemudian istirahat pukul 12.00-

13.00, dan kembali bekerja pukul 13.00-18.00. Gunakan add work untuk mendefinisikan

jam kerja dan add break untuk mendefinisikan jam istirahat dimana warna biru

menunjukkan jam kerja operator, sedangkan merah adalah jam istirahat. Setelah

mendefinisikan shift kerja, selanjutnya simpan file.

Gambar 1.18 Tampilan build shift

Untuk menugaskan operator sesuai shift yang telah dibuat dapat dilakukan dengan Klik Build

pilih Shift pilih Assign. Maka akan muncul tabel shift assignment. Selanjutnya klik pada

resource untuk menambahkan resource yang akan didefinisikan shift kerjanya. Pilih Select

All klik OK.

Page 63: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

53

Gambar 1.19 Tampilan select resource

Selanjutnya definisikan shift files dengan attach shift kerja yang sudah disimpan. Klik Add

lalu pilih file yang sudah disimpan, kemudian klik Done.

11. Untuk pembuatan variable yang mendefinisikan fungsi tertentu seperti total produk, WIP

dan biaya produksi. Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: klik Build pilih

Variables atau klik icon V. Ketikkan ID yang diinginkan, untuk pertama ketikkan WIP.

Aktifkan ICON variable menjadi yes dengan klik variable WIP tempatkan pada layout

model yang telah dibuat.

Gambar 1.20 Tampilan build variable

12. Setelah membuat variable definisikan variable pada processing untuk WIP pada process

kedatangan kayu kaki, kedatangan kayu alas dan kedatangankayu bingkai dengan INC

WIP. Lalu pada process layout meja lipat bagus diberikan operation logic builder: INC

total_produk dan Dec WIP.

Page 64: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

54

Gambar 1.21 Tampilan pendefinisian INC dan DEC

Jalankan simulasi, klik Simulation pada toolbar. Pilih options, pada Run Length pilih

Calendar Date, kemudian masukan waktu mulai simulasi dan waktu simulasi berakhir sesuai

shift yang telah dibuat, yaitu mulai pukul 8.00-18.00. Hilangkan centang pada cost pada

replications ketikkan jumlah replikasi yang diinginkan. Klik tombol OK. Kemudian save

project, klik Run dan simulasi akan dijalankan.

Gambar 1.22 Tampilan pendefinisian waktu simulasi

Mencari Hasil Skenario Optimal dengan SimRunner

13. Setelah menjalankan simulasi, selanjutnya akan dibuat skenario untuk meningkatkan

output pigura selama seminggu. Berikut ini adalah langkah optimalisasi menggunakan

SimRunner dengan fungsi tujuan memaksimalkan dan membandingkan total exit.

a. Buat Macros baru dengan cara build-macros, selanjutnya isikan ID sesuai dengan

parameter yang mempengaruhi faktor input. Fungsi tujuan yang akan dioptimalisasi

adalah total exit, yang berkaitan dengan jumlah entitas tiap kedatangan sebagai faktor

input-nya. Definisikan jumlah kedatangan lembaran kayu, kaca dan karton sebagai

parameter pada macros. Berikut pendefinisian pada macros:

Gambar 1.23 Tampilan pendefinisian macro

Page 65: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

55

1) klik menu options -> scenario parameter -> define

2) Lalu pilih numeric range

3) Lalu isikan nilai range data yang diinginkan. Nilai range data harus mencakup

jumlah kedatangan yang diinginkan

4) Lalu pilih ok

Gambar 1.24 Numeric range macro

b. Ganti jumlah entitas tiap kedatanagn pada Arrivals dengan menggunakan ID baru

pada macros yang telah dibuat. Pada modul ini, ID untuk keychain dituliskan

add_keychain dan plastic_wrap ditulis add_plastic

Gambar 1.25 Tampilan pendefinisian macro pada kedatangan

Gambar 1.26 Tampilan pendefinisian macro pada resource

14. Selanjutnya, aktifkan SimRunner dengan cara pilih Simulation pada menu bar di

ProModel window, lalu pilih SimRunner. Setelah SimRunner diaktifkan, masukkan

model existing yang sebelumnya telah dibuat dengan cara: Setup Project > Select

Model/Project > Create New Project, Select Model > pilih model existing yang akan

dioptimalkan.

Page 66: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

56

Gambar 1.27 Tampilan pendefinisian SimRunner

a. Definisikan fungsi tujuan

Setelah model yang akan dioptimalkan terdefinisi, kemudian definisikan fungsi tujuan

dari model tersebut. Skenario ini bertujuan untuk memaksimalkan total exit pigura.

Langkah-langkah untuk mendefinisikan fungsi tujuan memaksimalkan total exit

pigura adalah sebagai berikut:

1) Klik define objectives pada menu setup project atau klik next.

2) Pada kotak Response Category pilih Entity.

3) Pada kotak Response Statistic pilih meja_lipat_bagus - Total Exits.

4) Klik icon untuk memasukkan fungsi tujuan ke kotak Response statistic selected

for objective function.

5) Tentukan apakah variable tersebut akan dimaksimasi atau diminimasi dengan

mengupdate objective for response statistic.

Page 67: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

57

Gambar 1.28 Respon statistic

6) Selanjutnya pilih menu Define inputs atau klik next. Pada kotak Macros Available

for Input, akan tersedia macros yang telah dibuat. Masukkan macros baru yaitu

add_keychain, add_plastic dan add_worker. Macros Selected as Input Factors

dengan menyorot macros yang diinginkan lalu mengklik tombol

Gambar 1.29 Define input

b. Definisikan run time dan ubah variabel terkait

Definisikan run time untuk pencarian nilai optimum. Run time didefinisikan sesuai

dengan total jam kerja perusahaan. Langkah pendefinisian Run time:

Page 68: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

58

1) Pilih menu Optimize Model pada SimRunner

2) Pilih sub menu Set options

3) Masukkan jumlah jam kerja pada kotak Run time jika simulasi tidak berbentuk

Weekly Time (dapat dilihat dari menu simulation option pada Run Length)

Gambar 1.30 Set option

c. Jalankan proses optimasi dengan memilih tombol Run pada menu Seek Optimum.

Gambar 1.31 Seek optimum

Pada Model ini, simulasi akan dijalankan selama 25 kali experiment, setelah berjalan

selama 25 kali experiment, SimRunner akan menampilkan variable-variable yang

selanjutnya diperlukan untuk optimalisasi.

Page 69: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

59

Gambar 1.31 Performance Measures Plot

Lakukan analisis hasil optimalisasi dengan memilih hasil yang paling optimum sesuai

dengan variable yang diinginkan. Misal diinginkan untuk memilih hasil yang paling

maksimal pada final_pack_12 Total Exit, maka dipilih jumlah add_keychain, add_plastic

dan add_worker yang menunjukkan hasil Total Exit yang paling besar. Dari hasil

SimRunner tersebut didapatkan bahwa jumlah add_keychain, add_plastic dan

add_worker adalah 630, 660 dan 3 dengan total exit paling besar yaitu 27 final_pack_12.

Membuat skenario pada Scenario Manager

15. Setelah melakukan eksperimen dengan menjalankan simulasi pada Sim Runner,

selanjutnya akan dibuat scenario dengan cara pilih Simulation pada menu bar di

ProModel window, lalu pilih Scenario Manager. Berikut akan dijelaskan langkah-

langkah membuat scenario:

a. Ketika mendefinisikan macro dan scenario parameter yang terdapat pada macro

maka scenario akan secara otomatis muncul pada Scenario Manager.

b. Klik tanda + untuk menambah scenario dan inputkan nilai yang diinginkan pada tiap

kolom scenario, lalu klik Run Scenarios

Page 70: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

60

Gambar 1.32 Scenario manager

c. Setelah dijalankan, centang semua skenario untuk menampilkan output semua

scenario.

Trace

16. Untuk memverifikasi model yang telah dibuat gunakan tools Trace dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Pilih Simulation pada menu bar di ProModel window, lalu pilih option, kemudian

centang pause dan trace pada kolom at start. Lalu klik Run.

Gambar 1.33 Menjalankan simulasi

b. Klik tombol Play pada tampilan menu. Kemudian Pilih options pada menu bar di

ProModel window, lalu pilih trace options. Pada trace options pilih Output to file

kemudian setelah memilih output to file ulangi kembali cara membuka trace option

lalu pilih cara trace yang diinginkan. Misal pilih trace continuous.

Page 71: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

61

Gambar 1.34 Trace continuous

Kemudian setelah dipilih trace continuous maka trace akan berjalan terus menerus sampai

simulasi berakhir.

Gambar 1.35 Tampilan trace

Page 72: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

63

MODUL 2 ARENA SOFTWARE

Activity Cycle Diagram

Activity cycle diagram (ACD) adalah bahasa grafik/gambar yang memodelkan

sistem dengan menunjukkan hubungan interaksi antar elemen dengan perubahan

secara diskrit terhadap waktu. Entitas di ACD ada dua, yaitu permanen dan sementara.

Sedangkan aktivitas pada ACD ada dua, yaitu pasif dan aktif. Simbol-simbol yang

dipergunakan pada ACD adalah:

1. Segilima ke kanan

Merepresentasikan menciptakan (create) atau membangkitkan (generate) entitas.

2. Segilima ke kiri

Merepresentasikan membuang (dispose) atau memberhentikan (terminate)

entitas.

3. Lingkaran (passive state)

Merepresentasikan aktivitas pasif.

4. Segi empat (active state)

Merepresentasikan aktivitas aktif

5. Panah (connect)

Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa

status/aktivitas pendahulu berubah/berlanjut menjadi status/aktivitas berikutnya

6. Belah ketupat (alternate)

Generate

Terminate

Passive

Active

Page 73: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

64

Merepresentasikan kondisi (condition) pilihan dua alternatif kemungkinan yang

perlu diputuskan (decide)

7. Trapesium kanan (assembly/batch)

Merepresentasikan aktivitas aktif yang melibatkan dua entitas (atau lebih) dan

bertransformasi menjadi satu entitas (lain)

8. Trapesium kiri (disperse/separate)

Merepresentasikan aktivitas aktif yang mentransformasikan satu entitas menjadi

dua entitas (atau lebih)

Berikut merpakan contoh ACD:

Alternate

Separate

Batch

Page 74: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

65

Kedatangan

Bahan L1

Kedatangan

Bahan L2

Kedatangan

Bahan L3

Kedatangan

Bahan L4

Kedatangan

Bahan L5

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Trolley

Idle

Proses

weighing

Antri

weighi

ng

Pekerja

weighin

g Idle

Apa Prod.

L1 atau L2?

Apa Prod.

L2?

Apa Prod.

L3?

Proses mixing

unimix

Antri

mixing

unimix

Pekerja

mixing

vakumi

x 2 idle

Proses stagingAntri

staging

Pekerja

Staging

Idle

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Trolley

Idle

Proses mixing

deomix

Antri

mixing

deomix

Pekerja

mixing

deomix

idle

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Trolley

Idle

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Trolley

Idle

Proses mixing

vakumix

Antri

mixing

vakumi

x

Pekerja

mixing

vakumi

xidle

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Trolley

Idle

Apa

vakumix

idle?

Apa unimix

idle?

Proses

transpor

Antri

transp

or

Pekerja

&

Handlift

Idle

Proses

transpor

Antri

transp

or

Pekerja

&

Handlift

Idle

Proses tappingAntri

tapping

Pekerja

& IBC

Idle

Proses tappingAntri

tapping

Pekerja

& IBC

Idle

Proses

transpor

Antri

transp

or

Pekerja

&

Handlift

Idle

Proses tappingAntri

tapping

Pekerja

& IBC

Idle

Kedatangan

Tangki IBC

Batch IBC

dan Fill

Batch IBC

dan Fill

Batch IBC

dan Fill

Proses

transpor

Antri

trans-

por

Pekerja

&

Handlift

Idle

Apa Prod.

L1?

Apa Prod.

L2?

Apa Prod.

L3?

Apa Prod.

L4?

Proses filling-

packing

Antri

fill-

pack

Pekerja

dan

Mesin

FMS

Idle

Seperate IBC

dan Fill

Proses filling-

packing

Antri

fill-

pack

Pekerja

dan

Mesin

Creme

Idle

Seperate IBC

dan Fill

Proses filling-

packing

Antri

fill-

pack

Pekerja

dan

Mesin

FMM

Idle

Seperate IBC

dan Fill

Proses filling-

packing

Antri

fill-

pack

Pekerja

dan

Mesin

Norden

Idle

Seperate IBC

dan Fill

Proses filling-

packing

Antri

fill-

pack

Pekerja

dan

Mesin

Fillpack

Idle

Seperate IBC

dan Fill

Kedatangan

Kemasan

Proses

transpor

Ke Fill-Pack

Line 1

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

troley

Idle

Proses

transporKe

Fill-Pack Line

2

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

troley

Idle

Proses

transpor Ke

Fill-Pack Line

3

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

troley

Idle

Proses

transpor Ke

Fill-Pack Line

4

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

troley

Idle

Proses

transpor Ke

Fill-Pack Line

5

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

troley

Idle

Apa

kemasan

Prod. L1?

Apa

kemasan

Prod. L2?

Apa

kemasan

Prod. L3?

Apa

kemasan

Prod. L4? TidakTidak Tidak

Ya

YaYa Ya

Proses box &

palleting

Antri

box & palleting

Pekerja

idle

Proses

transpor ke

gudang

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Proses box &

palleting

Antri

box & palleting

Pekerja

idle

Proses

transpor ke

gudang

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Proses box &

palleting

Antri

box & palleting

Pekerja

idle

Proses

transpor ke

gudang

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Proses box &

palleting

Antri

box & palleting

Pekerja

idle

Proses

transpor ke

gudang

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Proses box &

palleting

Antri

box & palleting

Pekerja

idle

Proses

transpor ke

gudang

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Batch 600

Batch 600

Batch 600

Batch 600

Batch 600

Dispose ke

Gudang

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Proses

transpor ke

lokasi IBC

Antri

trans-

por

Pekerja

dan

handlif t

Idle

Dispose

Tidak

Lokasi IBC

Gambar 1. Contoh ACD

Sumber: Putu Ambarisha K, 2015

Definisi ARENA

Arena adalah sebuah program penyusun model dan juga merupakan simulator.

Arena merupakan kombinasi antara kemudahan pemakaian yang dimiliki high level

program dan fleksibilitas/kelenturan yang menjadi ciri general purpose simulation

language (GPSL).

Arena masuk dalam kategori high level program karena ia bersifat sangat interaktif.

Pengguna dapat membangun sebuah model hampir sama mudahnya dengan membuat

poster dengan menggunakan Corel Draw atau membangun flowchart dengan Visio. Hal

yang membedakan hanyalah, dalam Arena dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem

yang akan diamati sebelum memodelkannya.

Arena juga termasuk software simulasi yang memiliki ciri general purpose

simulation language, dimana pengguna dapat membangun model, templates, bahkan

membuat sendiri modul jika diperlukan dengan mengunakan bantuan program seperti

Visual Basic, FORTRAN, dan C/C++. Dalam profesional edition, Arena memfasilitasi

pengguna yang ingin membangun sendiri modul dan templatenya.

Page 75: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

66

Orientasi dari Arena adalah memodelkan sistem dengan process orientation

danmemberikan informasi mengenai kejadian dalam sistem secara event orientation.

Dengan menggunakan Arena, pengguna mendapatkan :

1. Kemudahan dalam penggunaan terutama dalam pemodelan sistem dan analisa hasil

simulasi dengan interface-nya yang sangat interaktif

2. Fleksibilitas yang sangat besar dalam membangun model yang sesuai dengan sistem

sesungguhnya dengan menggunakan modul dan blok yang beragam

3. Kemudahan dalam memodelkan dan mensimulasikan sistem manufactur seperti

material handling, inventory, quality control, dan bottleneck analysis, maupun

industri jasa seperti perbankan, rumah sakit, dan order fulfillment.

Arena Home Screen

Berikut merupakan tampilan dari Arena pada saat awal program Arena dibuka.

Gambar 2 Arena home screen

(Tayfur Altiok & Benjamin Melamed, 2007:66)

Tampilan diatas adalah tampilan standar dari home screen Arena. Berikut adalah

toolbars yang ada di Arena:

1. Tittle Bar menunjukkan nama dari model yang dibuat.

2. Menu Bar yang terdiri dari menu yang umum dan menu spesifik dari Arena.

3. Project Bar digunakan untuk memilih modul yang digunakan untuk membangun

program menggunakan.

4. Flowchart View untuk membangun model di area.

5. Spreadsheet view untuk mengedit data dari modul-modul yang digunakan bisa

diedit menggunakan.

Page 76: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

67

Basic Process Panel – Flowchart Modules

Basic Process Panel pada Arena berisikan module-module yang digunakan untuk

memodelkan simulai sebuah sistem. Dalam Basic Process Panel dibagi menjadi 2

module, yaitu flowchart modules dan data modules. Berikut merupakan module yang

terdapat dalam Basic Process Panel – Flowchart Modules:

1. Create Module :

Modul ini sebagai titik awal untuk entitas dalam model simulasi.

Entitas dibuat menggunakan jadwal atau berdasarkan waktu

antara kedatangan. Entitas kemudian meninggalkan modul

untuk memulai proses melalui sistem.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Create Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Entity Type Nama dari entitas yang dibangkitkan. Type Waktu kedatangan yang dibangkitkan.

Terdapat 4 pilihan, yaitu: Random, Schedule, Constant dan Expression.

Value Untuk menentukan nilai rata-rata dari distribusi eksponensial (jika tipe random dipilih) atau waktu antar kedatangan (jika constant digunakan).

Schedule Name Identifikasi nama dari schedulle yang digunakan.

Expression Untuk memilih distribusi dan nilai dari waktu antar kedatangan.

Units Satuan yang digunakan. Entities per Arrival Banyaknya entitas tiap datang. Max Arrivals Jumlah maksimum entitas yang bisa

dibangkitkan. First Creation Waktu pertama kali entitas dibangkitkan di

sistem.

2. Dispose Module :

Modul ini sebagai titik awal untuk entitas dalam model simulasi.

Entitas dibuat menggunakan jadwal atau berdasarkan waktu antara

kedatangan. Entitas kemudian meninggalkan modul untuk memulai

proses melalui sistem.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Dispose Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Record Entity Statistics Menentukan apakah nilai dari entitas akan

dicatat atau tidak.

3. Process Module :

Process module digunakan untuk mendefinisikan langkah-langkah proses. Server dapat berupa sebuah resource atau transporter.

Dispose

0

Page 77: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

68

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Process Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Type Menentukan metode yang digunakan pada

proses. Terdapat 2 metode yaitu standard dan submodel.

Action Tipe dari proses yang akan terjadi dalam modul. Terdapat 4 tipe yaitu delay, seize delay, seize delay release dan delay release

Priority Prioritas dari entitas yang akan diproses jika resource yang digunakan dipakai pada modul lain.

Resources Daftar resource atau resource sets yang digunakan untuk memproses entitas

Delay Type Tipe distribusi yang digunakan sebagai parameter delay.

Units Satuan yang digunakan. Allocation Menentukan bagaimana waktu proses dan

biaya proses akan dialokasikan pada entitas. Report Statistics Menentukan apakah nilai dari entitas akan

tercatat dalam report database atau tidak untuk proses ini.

4. Decide Module :

Modul ini untuk pengambilan keputusan proses dalam sistem. Ini

termasuk pilihan untuk membuat keputusan berdasarkan satu atau

lebih kondisi atau berdasarkan pada satu atau lebih probabilitas.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Decide Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Type Keputusan untuk memilih berdasarkan suatu

kondisi. Terdapat 4 pilihan, yaitu 2-way by Chance, 2-way by Condition, N-way Chance, N-way by Chance

Conditions Menentukan satu atau lebih kondisi untuk memisahkan entitas.

Percentages Menentukan satu atau lebih persentase yang digunakan untuk memisahkan entitas.

Percent True Nilai yang akan digunakan untuk menentukan persentase entitas yang keluar di jalur yang benar.

If Tipe dari kondisi yang tersedia untuk evaluasi.

Named Nama dari variabel, attribut dan tipe yang spesifik ketika entitas masuk ke modul.

Page 78: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

69

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Batch Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Type Metode pengelompokan entitas. Batch Size Banyaknya entitas yang dikelompokan. Save Criterion Metode yang digunakan untuk menetapkan

nilai dari atribut setelah entitas digabungkan. Rule Menentukan bagaimana entitas yang masuk

akan di batch. Attribute Name Nama dari atribut yang sesuai yang akan di

batch.

6. Separate Module:

Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang masuk menjadi

beberapa entitas atau untuk membagi sebuah entitas sebelumnya

dibatch.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Separate Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Type Metode untuk memisahkan entitas yang

datang. Percent Cost to Duplicates Alokasi biaya dan waktu dari entitas yang

masuk untuk keluar di duplikat. # of Duplicates Jumlah entitas yang akan keluar dari modul

selain entitas yang diperbanyak. Member Attributes Metode untuk menentukan bagaimana

bagian-bagian dari atribut entitas tertentu bisa kembali ke entitas awal.

Attribute Name Nama spesifik dari atribut entitas yang ditetapkan untuk kembali ke entitas awal.

7. Assign Module:

Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang masuk menjadi

beberapa entitas atau untuk membagi sebuah entitas sebelumnya

dibatch.

5. Batch Module :

Modul ini sebagai mekanisme pengelompokan dalam model simulasi.

Batch dapat dilakukan dengan memasukkan sejumlah entitas atau

dapat dicocokkan bersama berdasarkan atribut.

Page 79: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

70

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Assign Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada

interface. Assignments Menentukan satu atau lebih perintah yang

dijalankan ketika entitas mengeksekusi modul.

Type Jenis tugas yang akan dibuat. Variable Name Nama variabel yang akan diberikan ketika

entitas memasuki modul. Attribute Name Nama atribut entitas yang akan diberikan

ketika entitas memasuki modul. Entity Type Nama yang baru dari entitas yang akan

diberikan ketika entitas memasuki modul. Entity Picture Tampilan gambar yang akan muncul di

modul ini ketika simulasi dijalankan. Other Identifikasi sistem variabel khusus yang akan

muncul ketika entitas masuk dalam modul. New Value Memberikan nilai dari atribut, variabel atau

sistem variabel lain.

8. Record Module:

Modul ini digunakan untuk mengumpulkan data statistik dalam model

simulasi. Berbagai jenis statistik observasional adalah waktu antara

keluar melalui statistik modul, entitas (waktu, biaya).

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Record Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Type Menghitung jumlah statistik yang akan

dihasilkan. Attribute Name Nama atribut yang akan digunakan untuk

statistik interval. Value Nilai yang akan tercatat ke dalam pengamatan

statistik. Tally Name Mendefinisikan nama simbol dari tally

dimana pengamatan dicatat. Counter Mendefinisikan nama simbol dari counter

untuk increment/decrement. Record into Set Check box untuk menentukan tally dan

counter set akan digunakan atau tidak Tally Set Name Nama tally set yang akan digunakan untuk

mencatat observasi. Counter Set Name Nama counter set yang akan digunakan untuk

mencatat jumlah jenis statistik. Set Index Indeks ke dalam tally atau counter set.

Basic Process Panel – Data Modules

Berikut merupakan module yang terdapat dalam Basic Process Panel – Data Modules:

1. Entity Module:

Modul data ini mendefinisikan berbagai tipe entitas dan nilai-nilai

awal mereka dalam simulasi. Informasi biaya awal entitas juga

ditetapkan.

Page 80: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

71

2. Queue Module:

3. Resource module:

Queue module digunakan untuk mendefinisikan elemen antrian,

menentukan apakah statistik pada panjang antrian dikumpulkan,

identifikasi jika antrian dibagi, dan spesifikasi tingkat ranking

antrian.

Modul ini mendefinisikan sumber daya dalam sistem simulasi,

termasuk informasi biaya dan ketersediaan sumber daya.

Sumber dapat memiliki kapasitas dalam jangka simulasi atau

dapat beroperasi berdasarkan jadwal.

4. Variable Module:

Modul digunakan untuk menentukan dimensi suatu variabel dan nilai

awal. Variabel dapat ditentukan dalam modul lain misalnya dalam

modul Assign, dan dapat digunakan dalam ekspresi apapun.

5. ScheduleModule:

Modul digunakan bersama dengan modul Resource untuk

menentukan jadwal operasi untuk sumber daya atau dengan

modul Create untuk menentukan jadwal kedatangan. Schedule

dapat digunakan untuk penundaan faktor waktu berdasarkan

waktu simulasi.

6. Sets Module:

Sets module mendefinisikan group-group dari elemen yang sama

yang dihubungkan melalui common name dan set index.

Process Analyzer

Process Analyzer membantu dalam mengevaluasi alternatif yang disajikan oleh

eksekusi model simulasi scenario yang berbeda. Hal ini berguna untuk pengembang

model simulasi, serta pembuat keputusan dimana tidak dikenal dengan model, namun

akrab disebut dengan menangani solusi model simulasi. Project items pada process

analyzer adalah

1. Scenario

2. Control

3. Response

4. Chart

Page 81: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

72

Teori Antrian

Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis tunggu

(waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari

sistem yang ada. Komponen dasar antrian adalah:

1. Kedatangan

2. Pelayanan

3. Antri komponen

Monte Carlo Simulation

Satu karakteristik dari beberapa sistem yang sulit dipecahkan secara analitis adalah

karena sistem tersebut terdiri dari variabel-variabel acak yang digambarkan oleh

distribusi probabilitas. Sehingga, banyak penerapan simulasi digunakan untuk model-

model probabilitas. Proses simulasi melibatkan keacakan-keacakan mulai dari input

sampai dengan output-nya. Untuk mendapatkan input simulasi maka perlu terlebih

dahulu mengetahui jenis distribusi probabilitasnya yang kemudian dengan distribusi

probabilitas tersebut dapat dilakukan sampling untuk mendapatkan variabel acak

seperti misalnya nilai waktu antar kedatangan, waktu pelayanan, dan lain-lain. Simulasi

Monte Carlo merupakan simulasi terhadap sampling yang bertujuan untuk

mengestimasi distribusi dari variabel output yang bergantung pada variable input

probabilistic. Teknik ini menggunakan bilangan random yang berdistribusi probabilitas

yang diinginkan untuk kemudian dikonversi menjadi distribusi probabilitas yang

diinginkan.

Langkah-langkah perhitungan manual dari metode simulasi Monte Carlo adalah:

1) Lakukan observasi terhadap parameter yang akan dimodelkan.

2) Hitung frekuensi tiap-tiap parameter.

3) Hitung distribusi frekuensi kumulatif dan distribusi probabilitas kumulatif.

4) Pasangkan nilai kelas dari tiap-tiap parameter dengan bilangan acak dengan

jangkauan 00-99.

5) Tarik suatu bilangan acak dengan menggunakan tabel random atau generate

random.

6) Dapatkan nilai parameter yang sesuai dengan memasangkan bilangan random yang

dihasilkan.

Arena Advanced

Software Arena Advanced memiliki modul yang lebih banyak dan bervariasi dalam

penggunaannya untuk memodelkan suatu sistem. Sistem simulasi yang akan diterapkan

Page 82: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

73

dalam praktikum Arena Advanced ini selain menggunakan Basic Process juga

menggunakan Advanced Process Panel dan Advanced Transfer Panel.

Advanced Process Panel

Advanced process panel adalah panel yang memiliki beberapa modul yang memiliki

fungsi dan aplikasi proses yang lebih bervariasi dari pada panel basic process. Panel

tersebut dibagi menjadi General Flowchart Modulee dan Data Modulee (User Guide

Arena, 2005:49).

General Flowchart Module

General flowchart module adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada

jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi. Berikut ini adalah beberapa

modul pada general flowchart module.

1. Hold Module : Modul ini akan menahan sebuah entitas dalam sebuah antrian

dengan beberapa pilihan, yakni: untuk menunggu sinyal,

menunggu untuk kondisi tertentu yang diinginkan kemudian

dilakukan pemindaian, atau tertahan selama waktu yang tidak

terbatas (menjadi hilang kemudian dengan Remove module).

Contoh: Saat menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau,

menunggu mengambil kue saat oven bunyi

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Hold Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama module yang ditampilkan pada interface. Type Menunjukkan alasan untuk memegang entitas karena sebuah alasan

tertentu atau antrian internal.Terdapat 3 pilihan, yaitu: Wait for Signal, Scan for Condition, Infinite Hold.

Wait for Value Kode sinyal untuk entitas yang menunggu. Hanya berlaku ketika Wait for Signal di gunakan pada Hold Module.

Limit Angka Maksimum dari entitas yang menunggu yang akan di lepaskan atas lepasnya signal module.

Condition Menentukan sebuah kondisi yang akan dievaluasi untuk menahan entitas di modul. Jika kondisi yang dievaluasi benar, maka entitas akan meninggalkan module, sedangkan tidak cocok dengan kondisi maka entitas akan menunggu.

Queue Type Membedakan jenis dari antrian yang digunakan untuk menahan entitas. Terdapat 5 pilihan, yaitu : Queue, Set, Internal, Attribute, Expression

Queue Name Didalam field ini hanya terlihat jika memilih queue, dan ini mendefinisikan nama sebuah antrian.

Set Name Kolom ini hanya terlihat jika memilih Queue Type Set, kolom ini hanya menampilkan deklarasikan nama dari Antrian Set tersebut

Page 83: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

74

Petunjuk Deskripsi Set Index Kolom ini hanya akan terlihat jika Queue Type Set, dan mendefinisikan

indeks ke queue set. Catatan bahwa ini adalah indeks ke set dan tidak nama dari antrian di set.

Attribute Kolom ini hanya ada jika memilih Queue Set Attributte. Sebuah Atribut akan di masukan ke dalam kolom ini yang akan diproses untuk menunjukan dimana antrian akan digunakan

Expression Kolom ini hanya ada jika memilih Queue Type Expression. Expression akan dimasukan kedalam kolom ini yang akan diproses untuk menunjukan dimana antrian akan digunakan.

2. Match Module :

Match module membawa beberapa entitas sekaligus untuk menunggu di antrian yang berbeda. Saat entitas datang pada Match Module, entitas akan tetap pada antriannya sampai terjadi kecocokan. Disaat ada satu kecocokan, satu entitas pada setiap antrian akan lepas dan bertemu. Entitas yang bertemu akan tersinkronisasi untuk meninggalkan modul. Contoh penggunaan: Mempertemukan produk yang bervariasi untuk pesanan pelanggan, Sinkronisasi pelanggan yang keluar dengan pesanan terisi.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Match Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama module yang ditampilkan pada interface. Number of Match Sebuah jumlah entitas yang akan dicocokan yang harus disatukan

didalam antrian yang berbeda sebelum sebuah penggabungan akan diselesaikan

Type Metode dari pencocokan dari entitas yang datang. Terdapat 2 pilihan didalamnya, yaitu Any Entities dan Based on Attribute.

Attribute Name Nama atribut yang akan digunakan untuk mengidentifikasi kedatangan dari pencocokan entitas. Hanya tampil jika memilih Based on Atribute

Condition Menenentukan sebuah kondisi yang akan dievaluasi untuk menahan entitas di modul. Jika kondisi yang dievaluasi benar, maka entitas akan meninggalkan modul, sedangkan tidak cocok dengan kondisi maka entitas akan menunggu.

3. Signal Module :

Signal module mengirimkan sebuah signal atau tanda untuk setiap hold module dalam model yang sedang menunggu sinyal untuk melepaskan entitas tertentu. Saat entitas datang ke signal module, sinyal dievaluasi dan kode sinyal dikirimkan. pada saat itu, entitas di Hold Module yang menunggu untuk sinyal yang sama akan hilang dari antrian. Contoh penggunaan: Memberikan tanda operator untuk menyelesaikan pesanan yang menunggu komponen lain.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Signal Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Signals Value Nilai dari sebuah signal untuk mengirim entitas didalam Hold

Module Limit Angka maksimum dari entitas yang akan di lepaskan dari Hold

Module ketika signal diterima

4. Delay Module : Delay module menunda sebuah entitas dengan spesifikasi waktu

tertentu. Saat sebuah entitas datang pada Delay module,

pernyataan waktu tunda dievaluasi dan entitas tetap pada modul

sampai periode waktu tertentu.

Contoh: Proses pengecekan di bank, melakukan proses mesin jahit

Page 84: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

75

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Delay Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Allocation Jenis dari kategori dimana entitas terjadi Delay time / waktu proses

dan biaya di masukan. Delay Time Membedakan nilai dari waktu proses dari entitas

Units Unit waktu yang digunakan untuk Delay time

5. Release Module : Release module digunakan untuk melepaskan beberapa

resource yang telah memproses entitas sebelumnya.

Contoh: Melepaskan pekerja Setelah menjahit dari kain.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Release Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama module yang ditampilkan pada interface. Type Jenis dari resource untuk releasing, baik menentukan resource

tertentu , maupun kumpulan dari resource. Resource Name Nama dari resource yang akan di released. Set Name Nama dari resource set yang akan di released. Attribute Name Nama dari attribute yang ditentukan dimana akan di released. Expression Nama dari Expression yang ditentukan dimana akan di released. Quantity Jumlah dari resource yang akan dilepaskan. Untuk set, nilai ini hanya

angka dari resource yang akan dilepaskan(berdasarkan resource kapasitasnya)

Released Rule Metode penentuan dari resource dengan sebuah set untuk melepaskan. Pilihannya ada 3 yaitu, last member seized, first member seized, dan Specific member.

Set Index Anggota index dari resource set yang akan dilepaskan

6. Seize Module Seize Module digunakan untuk mengalokasikan unit satuan atau lebih

resource menjadi entitas. Seize module dapat digunakan untuk

meraih, menangkap unit dari resource khusus, anggota dari resource

set, atau resource yang terdefinisi sebagai metode alternatif, seperti

atribut atau ekspresi. Saat entitas memasuki modul ini, entitas akan

menunggu di antrian sampai semua resource tertentu tersedia secara

serempak. Tipe alokasi dari resource dapat ditentukan.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Seize Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Allocation Menentukan pada kategori mana biaya penggunaan operator akan

dialokasikan untuk sebuah entitas melalui Seize Module.

Page 85: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

76

Petunjuk Deskripsi Priority Nilai prioritas dari entitas yang menunggu pada modul ini untuk

resource yang spesifik jika 1 atau lebih entitas dari modul lain sedang menunggu resource yang sama.

Type Tipe dari resource yang akan dipanggil, baik dari resource yang spesifik atau memilih dari sekumpulan resource (resource set).

Resource Name Nama dari resource yang akan dipanggil. Set Name Nama dari resource set dimana sebuah member akan dipanggil. Attribute Name Nama dari atribut yang menyimpan nama resource yang akan

dipanggil. Selection Rule Metode pemilihan dari resource yang tersedia dalam set. Save Attribute Nama atribut yang digunakan untuk menyimpan index number ke

dalam set dari member yang dipilih. Set Index Anggota index dari resource set yang akan dilepaskan Queue Type Menentukan tipe antrian yang digunakan untuk menahan entitas

ketika menunggu pemanggilan resource.

Data Module

Data module adalah kumpulan objek yang ada di tampilan lembar kerja dari model

yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen proses seperti advanced

set module dan Expression module. Berikut ini adalah bebrapa modul dalam data

module Advanced Transfer Panel.

1. Advanced Set Module

Advance set module menentukan set antrian, set storage, dan set-set

yang lain, dan masing-masing bagiannya.

Contoh: berbagai pintu keluar di toko (antrian).

2. Expression module

Expression module adalah ekspresi dan nilai-nilai yang berhubungan.

Contoh: Expression kompleks untuk waktu pesanan masuk.

Advanced Transfer Process

Advanced transfer panel adalah panel yang memiliki beberapa modul yang

memiliki fungsi dan aplikasi transfer atau tranportasi yang lebih bervariasi. Panel

tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu General Flowchart Module, Conveyor Flowchart

modules, Transporter Flowchart Modules, dan Data Modules (User Guide Arena,

2005:71).

General Flowchart Modules

General flowchart module adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada

jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi. General flowchart module

berwarna merah. Berikut ini adalah beberapa modul pada General flowchart module.

1. Station Module : Station module mendefinisikan sebuah station (atau

kumpulan station) yang cocok secara fisik atau logis lokasi

Page 86: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

77

dimana proses dilakukan. Jika station module terdefinisi

sebagai sebuah kumpulan station, maka secara efektif akan

menjadi lokasi yang multi proses.

Contoh penggunaan: Menetapkan area pembubutan,

menetapkan area persiapan makanan.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Station Module.

Petunjuk Deskripsi Name Nama module yang ditampilkan pada interface. Station Type Jenis dari stasiun yang akan didefiniskan, baik sebagai individual

station atau stasiun set Station Name Nama dari individual station Set Name Nama dari Set Station Parent Activity Area Nama dari area aktivitas induk

Associated Intersection

Nama dari tempat pertemuan dengan stasiun ini dalam sebuah tuntunan transporter network

Report Statistics Ketentuan acak atau bukan statistik akan otomatis akan dikumpulkan dan disimpan dalam database laporan dan yang sesuai daerah aktivitas.

Save Attribute Nama atribut yang digunakan untuk disimpan angka index sampai stasiun set dari member yang diilih

Station Set Members Nama dari stasiun yang menjadi member dari stasiun set Station Name Sebuah stasiun yang diberikan hanya dapat berada sekali dalam

model. Oleh karena itu, stasiun individu hanya dapat menjadi anggota dari satu stasiun set, dan bahwa stasiun individu mungkin bukan nama stasiun di modul lain.

Parent Activity Area Nama dari area aktivitas induk untuk anggota set stasiun Associated Intersection

Nama dari tempat pertemuan dengan stasiun ini dalam sebuah tuntunan transporter network

Report Statistics Ketentuan acak atau bukan statistik akan otomatis akan dikumpulkan dan disimpan dalam database laporan dan yang sesuai daerah aktivitas.

2. Route Module :

Route module mentransferkan entitas ke station tertentu atau

ke station selanjutnya di rangkaian station kunjungan tertentu

untuk entitas. Didalam route diasumsikan bahwa resource

tersedia setiap saat.

Contoh penggunaan: Mengirimkan part ke station proses

selanjutnya berdasarkan rutenya.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Route Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Route Time Waktu pengiriman dari lokasi entitas sekarang ke lokasi tujuan Units Unit waktu dari parameter route-time Destination Type Metode untuk menentukan tempat tujuan entitas. Pemilihan

berdasarkan By Sequence membutuhkan pendeklarasian terlebih dahulu di module assign

Station Name Nama dari stasiun yang akan dituju Transfer Type Menentukan bagaimana entitas akan ditransferkan keluar modul ke

destinasi tujuan Save Attribute Mendefinisikan nama dari atribut yang akan disimpan nama

stasiun yang dipilih

Page 87: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

78

Route Time Waktu pindah dari entitas dari stasiun awal ke stasiun yang ditentukan di modul

Units Waktu yang dibutuhkan untuk parameter route-time

Conveyor Flowchart Modules

Conveyor flowchart modules adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan pada

jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu

conveyor. Conveyor flowchart modules berwarna hijau (User Guide Arena,2005:79).

Berikut ini adalah beberapa modul pada conveyor flowchart modules.

1. Access Module :

Access module mengalokasikan satu atau lebih cell dari

conveyor ke entitas untuk pemindahan dari satu station ke

yang lain. Saat entitas dikendalikan dari cell pada conveyor,

kemudian dapat dibawa ke station selanjutnya. Saat entitas

datang ke Access module, entitas menunggu sampai jumlah

tepat dari cell yang berdampingan pada conveyor kosong dan

meluruskan dengan entitas lokasi station.

Contoh penggunaan: Part masuk dalam conveyor untuk

dikirimkan ke daerah pengecatan.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Access Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Conveyor Name Nama dari conveyor yang akan dibangkitkan # of Cells Jumlah sel conveyor yang dibutuhkan sesuai dengan entitas untuk

perpindahan dengan conveyor Queue Type Menentukan type dari antrian yangdigunakan untuk menahan

entitas. Terdiri atas Queue, Set, Internal, Attribute dan Expression Queue Name Nama dari antrian yang akan menahan entitas hingga conveyor

dibutuhkan Set Name Nama dari set antrian

Save Attribute Mendefinisikan nama dari atribut yang akan disimpan nama stasiun yang dipilih

Set Index Mendefinisikan dari index set antrian Attribute Name Mendefinisikan nama antrian dari atribut yang dikirim dimana

entitas akan di pindahkan Expression Mendefinisikan nama antrian dari Expression yang akan dikirim

dimana entitas akan dipindahkan

2. Convey Module

:

Convey module memindahkan entitas pada conveyor dari

lokasi tertentu ke station tujuan. Waktu tunda untuk

membawa entitas dari satu station ke selanjutnya berdasarkan

kecepatan conveyor jarak antar station.

Contoh penggunaan: Membawa part dari station pengisian ke

station proses menggunakan conveyor.

Page 88: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

79

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Convey Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Conveyor Name Nama dari conveyor yang akan digunakan Destination Type Metode dari spesifikasi tujuan entitas (Sequence, station, Attribute,

or Expression) Station Name Nama stasiun yang dideklarasikan Attribute Name Mendefinisikan nama antrian dari atribut yang dikirim dimana

entitas akan di pindahkan Expression Mendefinisikan nama antrian dari Expression yang akan dikirim

dimana entitas akan dipindahkan

3. Exit Module :

Exit module melepaskan entitas cell di conveyor tertentu. Jika

entitas yang lain menunggu dalam antrian conveyor di station

yang sama ketika cell itu lepas, entitas kemudian masuk ke

conveyor.

Contoh penggunaannya adalah part yang cacat dipindahkan

dari conveyor dan dibuang.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Exit Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Conveyor Name Nama dari conveyor yang akan dibangkitkan # of Cells Jumlah sel conveyor yang dibutuhkan sesuai dengan entitas untuk

perpindahan dengan conveyor

Transporter Flowchart Modules

Transporter flowchart modules adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan

pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus

yaitu transporter. Transporter flowchart modules berwarna biru (User Guide Arena,

2005:82). Berikut ini adalah beberapa modul pada Transporter Flowchart Modules.

1. Request

Module:

Sebuah unit transporter spesifik dapat ditentukan atau seleksi

berdasarkan aturan. Ketika entitas tiba direquest module,

maka entitas akan dialokasikan transporter ketika salah satu

tersedia. Entitas tetap pada request module sampai unit

transporter telah mencapai stasiun entitas. Kemudian entitas

bergerak keluar dari module Request.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Request Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Transporter Name Nama dari transporter untuk dialokasikan Selection Rule Peraturan untuk menentukan dimana transporter dialokasikan ke

dalam entitas. Terdiri atas Cyclical, Random, Preferred Order, Specific Member, Largest Distance, dan Smallest Distance

Page 89: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

80

Save Attribute Menandakan nama atribut yang akan disimpan unit member transporter terpilih

Unit Number Menentukan unit transporter spesifik dalam transporter yang diminta

Priority Nilai prioritas entitas menunggu didalam modul ini untuk segera dilakukan pemindahan jika menggunakan transporter yang sama

Entity Location Lokasi dimana transporter akan pindah Setelah dialokasikan Velocity Kecepatan transporter tersebut berjalan untuk memindahkan

entitas Units Satuan unit kecepatan Queue Type Jenis antrian yang digunakan untuk menahan entitas yaang

menunggu akses dari transporter. Terdiri atas, Queue, Set, Internal, Attribute atau Expression

Queue Name Nama dari antrian Set Name Nama dari set antrian Set Index Sebuah Index yang dimasukan kedalam set antrian Attribute Name Nama Atribut yang akan dievaluasi sesuai nama antrian Expression Expre

ssion yang dievaluasi sesuai dengan nama antrian

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Transport Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Transporter Name Nama dari transporter untuk dialokasikan Unit Number Menentukan unit transporter spesifik dalam transporter yang

diminta Entity Destination Type Menentukan metode untuk stasiun tujuan yang spesifik. Hanya

tampil jika memilih sequence Station Name Nama dari stasiun Attribute Name Nama dari atribut yang disimpan ke nama stasiun yang mana

entitas akan di route Expression Expression yang dievaluasi ke stasiun ke jaringan lokasi dimana

transporter di arahkan untuk bergerak Velocity Kecepatan transporter tersebut berjalan untuk memindahkan

entitas Units Satuan unit kecepatan Guided Tran Destination Type

Memungkinkan spesifikasi tujuan transporter yang berbeda beda dari tujuan entitas.

Station Name Mendefinisikan nama stasiun dengan sebuah hubungan dimana transporter akan bergerak

Attribute Name Mendefinisikan nama atribut yang menyimpan nama stasiun dengan hubungan terkait dimana transporter diarahkan akan bergerak.

Intersection Name Mendefinisikan nama dari perpotongan dimana transporter diarahkan agar bergerak.

Network Link Name Mendefinisikan nama dari network link dimana transporter diarahkan agar bererak

Zone Zona jumlah yang spesifik didalam Network Link Name

2. Transport Module

:

Transport module mentransfer entitas pengendali ke

stasiun tujuan. Setelah penundaan waktu yang diperlukan

untuk transportasi, entitas muncul kembali dalam model di

module Station.

Contoh penggunaan: Forklift mengangkut pallet dari part

ke stasiun pemrosesan selanjutnya

Page 90: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

81

3. Free Module :

Free module melepaskan entity yang terakhir dialokasikan di

transporter unit. Jika entitas lain sedang menunggu dalam

antrian untuk diminta atau mengalokasikan transporter,

maka transporter akan diberikan kepada entitas tersebut.

Contoh penggunaan: Part menunggu dilepaskan oleh forklift

untuk diletakkan di truk pengiriman.

Daftar elemen petunjuk yang terdapat dalam Free Module:

Petunjuk Deskripsi Name Nama modul yang ditampilkan pada interface. Transporter Name Nama dari transporter untuk dilepaskan Velocity Kecepatan dari conveyor saat mulai beroperasi. Nilai ini akan

menjadi kecepatan conveyor secara permanent, hingga masuk ke module trans lainnya

Units Number Menentukan dimana unit transporter didalam set transporter yang akan dibebaskan

Data Module Advanced Transfer Panel

Data module advanced transfer panel adalah kumpulan objek yang ada di tampilan

lembar kerja dari model yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen

proses. Berikut ini adalah beberapa data module advanced transfer panel.

a. Conveyor module

Conveyor module didefinisikan sebagai conveyor yang terakumulasi atau non-

terakumulasi untuk membantu gerakan entitas antara stasiun. Contoh

penggunaannya adalah bottling conveyor.

b. Segment module

Segment module menetapkan jarak antara dua stasiun pada set segmen conveyor.

Contoh penggunaannya adalah membawa part dari stasiun.

c. Transporter module

Page 91: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

82

Transporter module menetapkan perangkat free-path atau guided transporter

untuk menggerakkan entitas dari satu lokasi ke lokasi lain. Contoh penggunaannya

adalah forklift mentransfer part antar stasiun pemrosesan.

d. Distance module

Distance module digunakan untuk menetapkan jarak perjalanan antara semua

stasiun yang dapat diakses oleh free-path transporter. Contoh penggunaannya

adalah mendefinisikan jarak forklift berjalan antara stasiun pengolahan.

e. Failure module

Failure module digunakan untuk menetapkan kondisi saat resource mengalami

failure. Ketika terjadi failure, seluruh resource (termasuk kapasitasnya) berada

dalam kondisi tidak bias dioperasikan. Failure ini dapat digunakan pada 1 resource

dengan kapasitas tertentu atau dengan beberapa unit resource dengan kapasitas

berbeda dimana tiap unit resource mengalami failure di saat yang sama.

Process Analyzer

Process analyzer alat yang mendukung dalam mengevaluasi alternatif yang

disajikan oleh eksekusi model untuk membuat, menjalankan, dan membandingkan

skenario simulasi yang berbeda, dengan demkian dapat diamati efek dari skenario yang

telah diatur sebelumnnya. Hal ini berguna untuk pengembangan model simulasi, serta

pembuatan keputusan dimana tidak dikenal dengan model, namun akrab disebut

dengan menangani solusi model simulasi. Biasanya process analyzer untuk menentukan

skenario mana yang cocok sehingga bisa mendapatkan WIP yang minimum.

Project Item pada Process Analyzer

Project items pada process analyzer adalah sebagai berikut.

1. Skenario: Sebuah koleksi kontrol dan tanggapan yang diterapkan pada model

simulasi yang diberikan. Skenario yang digunakan merupakan hasil simulasi yang

berbentuk SIMAN report. (.p)

2. Control: Input yang dianggap mempengaruhi operasi dari model dengan carayang

dapat dipantau/dilihat dalam output dari model. Contoh: resources mesin rotary

dryer.

3. Response: Output yang mewakili ukuran bagaimana model dilakukan selama

menjalankan. Contoh : resources berupa hasil mixing WIP.

Page 92: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

83

4. Chart : diagram yang digunakan untuk menampilkan output hasil simulasi.

Chart yang ditampilkan dapat berupa Hi-LO dan dapat mengidentifikasikan

skenario terbaik.

Langkah-langkah Penggunaan Process Analyzer

Langkah-langkah penggunaan Process Analyzer pada Arena adalah sebagai berikut:

1. Ada dua cara memulai Process Analyzer.Pilih Start - Programs - Rockwell

Software - Arena - Program Analyzer. Atau buka Arena, pilih Tools - Process

Analyzer

2. Setelah Process analyzer dibuka, pilih File – New

3. Double click untuk menambahkan skenario. Skenario merupakan alternatif

yang digunakan untuk mengetahui perbaikan sistem

4. Pilih Browse dan cari file yang akan dianalisis dalam bentuk file (*.p). Pilih

OK.

Gambar 1 Process Analyzer untuk File yang akan digunakan

5. Selanjutnya, spesifikasi untuk Controls, Response, dan Scenarios.

a. Controls

1) Pilih Insert – Control.

2) Lalu perluas daftar kontrol Resource dan pilih Resource yang akan

dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.

3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.

4) Untuk lebih informatif dan spesifik, tambahkan jumlah replikasinya

dengan memilih Num Reps – OK. Maka akan muncul di default dan isi

replikasi yang dibutuhkan.

Page 93: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

84

Gambar 2 Scenario Properties

b. Response

1) Pilih Insert – Response.

2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan

dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.

3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.

4) Kotak Response kosong Arena belum dilakukannya replikasi.

Gambar 3 Scenario Controls

c. Scenarios

1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan

Duplikate Skenario.

2) Ulangi hingga 10 skenario.

3) Ganti nama, level kontrol, dan nomor replikasi sesuai dengan

keinginan untuk mengetahui yang paling efektif.

Page 94: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

85

Gambar 4 Contoh Scenario yang Digunakan

6. Jalankan skenario. Klik Run – Go. Pilih OK Setelah muncul kotak dialog, maka akan

terlihat respon dari masing-masing skenario.

7. Tampilkan chart dengan cara:

1) Blok kolom skenario yang akan ditampilkan chart.

2) Plih menu insert chart.

3) Pilih jenis chart yang ingin ditampilkan.

Gambar 5 Hasil Scenario

4) Klik Next.

5) Pilih Response yang akan dimasukkan Chart.

Page 95: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

86

Gambar 6 Cara Memilih Response yang Digunakan

6) Klik Next.

7) Aktifkan Identify Best Scenario dan pilih kategori yang diinginkan

Gambar 7 Chat Wizard

8. Klik Finish.

Page 96: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

87

METODOLOGI PRAKTIKUM

Diagram Alir Praktikum

Diagram Alir Praktikum dapat dilihat pada gambar 3.

Mulai

Studi Pustaka

Observasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Penentuan Tujuan

Simulasi

Pembuatan Model Konseptual

(ACD)

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Pemodelan Sistem dengan

software Arena

Dry Run

Verifikasi model

A

A

Terverifikasi?

Jalankan simulasi

ya

B

tidak

B

Validasi Model

Tervalidasi?

Analisis Hasil

Simulasi

Kesimpulan dan

Saran

Selesai

C

tidak

C

Melakukan Skenario dengan

Process Analyzer

Menentukan

Skenario Terbaik

Gambar 3 Diagram alir praktikum

Page 97: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

88

Prosedur Praktikum

Prosedur yang dilakukan pada paraktikum ARENA Basic ini adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah Simulasi Monte Carlo dengan Spreadsheet Excel

Langkah-langkah simulasi monte carlo dengan spreadsheet excel adalah sebagai

berikut:

1. Menyiapkan alat-alat praktikum.

2. Buka Microsoft Excel dan isikan data input seperti dibawah ini:

3. Bangkitkan bilangan random pada Excel untuk mendapatkan data waktu proses

dengan formulasi “=RAND()”. Jumlah bilangan random 15 data.

Agar bilangan random tidak berubah maka blok bilangan random, klik kanan

Pilih Copy dan lakukan Paste dengan Klik kanan pada F4 Pilih Paste Special

centang Value Klik Ok.

4. Setelah membangkitkan bilangan random, masukkan pada kisaran permintaan

dengan menggunakan “=VLOOKUP()” seperti di bawah ini.

a. Beri nama “Lookup” pada sel B4:C10.

b. Masukkan Fungsi

Page 98: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

89

“VLOOKUP=(F4,Lookup,2)” pada sel G4.

5. Setelah diperoleh nilai-nilai variabel input tersebut maka akan didapatkan data

lengkap untuk input simulasi dan selanjutnya tinggal melakukan simulasi.

Page 99: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

90

PENGENALAN ARENA SOFTWARE

STUDY CASE 1

Suatu panggilan telepon datang mengikuti distribusi exponensial setiap 20

menit. Lalu akan dilakukan proses sortir panggilan oleh seorang customer

service 1 selama 1 menit. Probabilitas panggilan dilanjutkan kepada customer

service 2 adalah 80%. Jika panggilan telepon tidak dilanjutkan, maka panggilan

akan diputus. Jika disambungkan maka panggilan akan disambungkan kepada

customer service. Sambungan panggilan tersebut dilakukan secara bergantian

oleh 2 orang operator panggilan dengan lama proses berdistribusi normal yang

berata-rata 1 menit dan standard deviasi sebesar 0,2. Buatlah sistem simulasi

tersebut!

Langkah-langkah pembuatan:

1. Untuk memulai nya, pertama buka program Arena 14.

2. Drag and Drop Modul Create di Model Window Canvas.

3. Double click pada modul create yang sudah dibuat, lalu pengisiannya:

a. Name Panggilan datang

b. Entity Type call

c. Type Random (Expo)

d. Value 5

e. Units Minutes

f. Entities per Arrival 1

g. Max Arrivals Infinite

h. First Creation 0.0

4. Drag and Drop modul Proses di Model Window Canvas 5. Double click pada modul proses yang sudah dibuat, lalu pengisiannya:

a. Name Proses sortir panggilan b. Type Standard c. Action Seiza Delay Release d. Priority Medium e. Resources Klik Add, kemudian:

Type: Resources Resource Name: Customer Service

Quantity: 1 f. Delay Type Constant

g. Units Minutes

h. Allocation Value Added

i. Value 1

Page 100: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

91

6. Drag and Drop modul Decide di Model Window Canvas

7. Double click pada modul Decide yang sudah dibuat, lalu pengisiannya:

8. Drag and Drop modul Proses di Model Window Canvas

9. Double click pada modul proses yang sudah dibuat, lalu pengisiannya:

10. Drag and Drop modul Dispose di Model

Window Canvas

Name: Dispose 1

11. Drag and Drop modul Dispose di Model

Window Canvas

Name: Dispose 2

12. Definisikan set resource diatas. Klik pada

modul resource di basic process. Klik 0 rows

pada members di set pelayanan panggilan.

Isi resource name dengan nama operator

panggilan 1 dan operator panggilan 2.

a. Name Sortir panggil

b. Type 2-way by Chance

c. Percent True 80%

a. Name Sambungkan panggilan

b. Type Standard

c. Action Seiza Delay Release

d. Priority Medium

e. Resources Klik Add, kemudian:

Type: Set

Set Name: Set pelayanan panggilan

Quantity: 1

Selection Rule: Cyclical

Save Attribute:

f. Delay Type Normal

g. Units Minutes

h. Allocation Value Added

i. Value 1

j. Std Dev 0.2

Page 101: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

92

13. Klik Run – Run Setup:

a. Klik Replication Parameters

b. Number replications: 5

c. Replication Length: 8

d. Klik OK

14. Klik Icon Play pada toolbars, maka

simulasi akan berjalan

STUDY CASE 2

Buatlah model simulasi sederhana yang mengilustrasikan penggunaan Action

(Seize, Delay, Release) di dalam Modul Process dengan Modul Seize, Delay,

Release pada Advance Process berikut.

Model A

Terdapat dua proses yaitu proses 1 dan proses 2. Proses 1 dilakukan oleh dua

operator yaitu resource 1 dan resource 2. Sedangkan proses 2 dilakukan oleh

resource 2 saja. Simulasikan dalam waktu 30 menit. 1 Replikasi.

Page 102: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

93

Page 103: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

94

Model B

Terdapat tiga proses yaitu proses 1, proses 2 dan proses 3. Proses 1 dilakukan oleh

dua operator yaitu resource 1 dan resource 2. Proses 2 dilakukan oleh resource 1

saja. Proses 3 dilakukan oleh resource 2 saja. Simulasikan dalam 30 menit, 1

replikasi.

Page 104: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

95

Page 105: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

96

STUDY CASE 3

Perusahaan PT. X merupakan perusahaan di bidang pembuatan sparepart mesin

sepeda motor. Pertama, kedatangan mesin di stasiun permesinan yang

kedatangan setiap 10 menit, masing-masing terdapat 10 mesin yang masuk ke dalam

sistem. Mesin dijadwalkan akan terjadi 5 kali kedatangan. Setelah itu, mesin sepeda

motor dilakukan tester dengan menggunakan mesin tester dan operator tester

dengan waktu 3 menit. Setelah itu, operator tester melanjutkan proses

selanjutnya yaitu pembersihan mesin dengan waktu 2 menit yang menghasilkan mesin

siap rakit. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan

ke stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter. Lalu

dilakukan proses packing mesin yang dilakukan manual oleh operator

packaging dan mesin packaging selama 7 menit. Setelah itu sepeda motor jadi

dapat dikirim ke gudang.

Note: Diperhatikan penggunaan fungsi (seize, delay,release) dan proses module serta

diperhatikan penggunaan transport module.

1. Langkah-langkah Pembuatan Model Arena

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum ini adalah:

a. Membuka software Arena.

Page 106: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

97

b. Memulai project baru. Untuk memulai pembuatan file dilakukan dengan

membuat seebuah lembar baru dengan mengklik icon new atau file-new ( atau

CTRL + N). Secara otomatis akan diberi nama Model 1 dengan ekstensi .doe jika

disimpan. Nama tersebut dapat diubah pada saat menyimpan model. Tampilan

dapat diperbesar dengan menekan disudut kanan atas.

c. Pada toolbar sebelah kiri terdapat basic process panel yang secara otomatis akan

terbuka apabila Arena dijalankan.

d. Buatlah model seperti gambar dibawah ini:

e. Pertama, untuk membuat kedatangan mesin di stasiun permesinan yang

kedatangan setiap 10 menit , masing-masing terdapat 10 mesin yang masuk

kedalam sistem. Mesin dijadwalkan akan terjadi 5 kali kedatangan pakailah

create module.

Lalu setelah membuat create module buatlah station module untuk

mendeklarasikan stasiun permesinan dengan isi sebagai berkut:

f. Setelah itu, mesin sepeda motor dilakukan tester dengan menggunakan mesin

tester dan operator tester dengan waktu 3 menit. Setelah itu, operator

tester melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembersihan mesin dengan

waktu 2 menit yang menghasilkan mesin siap rakit.

Page 107: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

98

Maka pertama-tama kita harus memasukan resource terlebih dahulu

menggunakan seize module yaitu Mesin Tester dan Operator Tester.

Untuk memasukan waktu proses, kita akan menggunakan Delay Module.

Karena Operator Tester tetap melanjutkan proses Pembersihan, maka resource

yang harus dilepas adalah hanya Mesin Tester sedangkan operator masih harus

ada disistem. Maka menggunakan Release Module sebagai berikut.

Setelah itu, operator tester melanjutkan proses selanjutnya yaitu

pembersihan mesin dengan waktu 2 menit yang menghasilkan mesin siap rakit.

Karena Resource sudah ada di sistem, maka tidak perlu melakukan seize lagi.

Setelah proses Pembersihan telah selesai, maka kita perlu melepaskan semua

resource yang ada.

Page 108: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

99

Karena hasil dari proses diatas merupakan entitas baru, yaitu Mesin Siap

Packaging maka memakai Assign Module untuk mendeklarasikan entitas baru.

g. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan ke

stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter.

Maka pertama-tama kita harus mendeklarasikan access module untuk

mengalokasikan conveyor di sistem.

Lalu kita menggunakan Convey Module, untuk memerintahkan conveyor untuk

mengambil entitas tersebut dan mengirimkan ke stasiun yang dituju.

Note: untuk mengisi Station Name, untuk memudahkan, kita harus membuat

station tujuan terlebih dahulu untuk mengurangi peluang kesalahan.

Page 109: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

100

h. Setelah mesin sepeda motor telah dibersihkan, akan langsung dikirimkan ke

stasiun perakitan oleh conveyor dengan kecepatan 2 m/s sejauh 10 meter.

Sebelum melanjutkan, kita harus mengatur ketentuan-ketentuan yang ada di

conveyor yang terdapat pada Conveyor Data Module sebagai berikut. Lalu kita

atur kecepatan conveyor 2 m/s.

i. Setelah langkah tersebut kia juga harus mendeklaraskan berapa jarak dari

stasiun Permesinan dan stasiun Packaging dengan menggunakan Segment Data

Module. Beginning Station kita isikan Stasiun Permesinan, dan klik bagian Next

Station untuk tujuannya. Lalu isikan Station Packaging, dan Length nya sejarak

10 meter.

j. Lalu untuk melepaskan conveyor dari entitas maka kita perlu melepaskan

conveyor mengunakan Exit Module.

Page 110: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

101

k. Lalu dilakukan process packing mesin yang dilakukan manual oleh

operator packaging dan mesin packaging selama 7 menit.

l. Lalu kita perlu mendeklarasikan entitas barang jadi untuk dapat mengetahui

hasil analisis output dari produk jadi dengan mengunakan Assign Module.

m. Lalu Box Mesin Jadi dikirimkan ke gudang menggakan module dispose.

Page 111: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

102

PRAKTIKUM SOFTWARE ARENA

GAMBARAN SISTEM

Perusahaan PT Samodra Elektronik adalah suatu perusahaan yang bergerak pada

bidang manufaktur pembuatan televisi perusahaan ini beroperasi dari pukul 8 pagi

hingga pukul 5 sore dan istirahat pada pukul 12 hingga pukul 1 siang. Bahan yang

digunakan dalam pembuatan televisi adalah elektronik dan layar yang berada pada

station perakitan. Sedangkan untuk kedatangan frame berada pada station frame.

Setiap kedatangan elektronik terdapat 1 buah elektronik yang datang dalam selang

EXPO (1.27) menit dengan maksimal 225 kali kedatangan. Setiap kedatangan layar

terdapat 1 buah layar dalam selang EXPO (1.15) menit dengan maksimal 200 kali

kedatangan. Setiap kedatangan frame terdapat 1 buah frame dalam selang EXPO (1.2)

menit dengan maksimal 100 kali kedatangan.

Pada station perakitan untuk 1 perangkat elektronik terdiri dari 3 entitas elektronik

yang digabungkan di proses penyolderan selama 5 menit yang dilakukan oleh 1 operator

penyolderan dan 1 mesin solder. Mesin solder dapat beroperasi 60 menit sekali run-time

dan membutuhkan 5 menit untuk down-time agar dapat beroperasi lagi. Layar yang

datang di station perakitan terlebih dahulu akan dipisahkan dengan pembungkusnya

oleh 1 operator pemisahan selama Triangular (0.5,1,1.5) menit. Selanjutnya akan

digabungkan dengan perangkat elektronik dalam proses penggabungan oleh 2 operator

penggabungan secara bergantian selama 10 menit. TV setengah jadi tersebut kemudian

akan dikirimkan ke station subassembly menggunakan conveyor. Kecepatan conveyor

tersebut 1 m/sec. Jarak dari station perakitan ke station subassembly adalah 25 m. Pada

station frame terdapat kedatangan entitas frame, kemudian dikirim ke station

subassembly dengan forklift yang berkecepatan 1 m/sec ketika tidak memuat beban dan

0.5 m/sec ketika memuat beban. Jarak antara stasiun frame hingga station subassembly

adalah 10 meter. Entitas TV setengah jadi dan frame yang telah sampai di stasiun

subassembly kemudian digabung mejadi produk akhir TV jadi dalam proses

pemasangan oleh 1 orang operator dengan waktu Uniform (10,12) menit.

Setelah itu, produk jadi segera dikirim ke gudang secara manual material handling

dengan waktu sekitar 2 menit dari station subassembly ke station pergudangan. Pada

station pergudangan terdapat proses packaging TV dengan kardus, dimana dalam 1 hari

kerja tersedia 100 kardus. Proses packaging dilakukan oleh operator packaging dan

mesin packaging selama Triangular (4,5,6) menit yang kemuian disimpan di gudang.

Keuntungan 1 produk telesivi adalah Rp 250.000. Biaya operasional yang

dikeluarkan oleh perusahaan meliputi holding cost sebesar Rp 200, value added cost Rp

Page 112: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

103

500, waiting cost Rp 100, biaya operator sebesar Rp 50.000/jam dan biaya permesinan

Rp 30.000 setiap kali digunakan.

Tabel Daftar Aktivitas Sistem

No. Activity Time Resource Next Activity

1 Proses Penyolderan 5 menit

Operator

penyolderan dan

mesin solder

Proses

pemggabungan

elektronik dan layar

2 Proses Pemisahan TRIA(0.5,

1,1.5) menit Operator pemisahan

Proses

pemggabungan

elektronik dan layar

3

Proses

pemggabungan

elektronik dan layar

5 menit 2 Operator

penggabungan

Proses pemasangan

frame

4 Proses pemasangan

frame

UNIF(10,12)

menit

Operator

pemasangan Proses Packaging

5 Proses Packaging TRIA (4,5,6)

menit

Operator packaging

dan mesin

packaging

Selesai

Page 113: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

104

FLOWCHART SYSTEM

Mulai

Perangkat elektronik

Layar Frame

Penyolderan Pemisahan

Penggabungan elektronik dan layar

Pemasangan frame

Packaging

Selesai

TV siap jual

Kardus

ALGORITMA PROGRAM

1. Mulai

2. Kedatangan entitas elektronik (mengunakan modul create)

3. Kedatangan entitras layar (mengunakan modul create)

4. Pendefinisian station perakitan (menggunakan modul station)

5. Pemilihan jenis entitas, jika entitas elektronik maka ke dilanjutkan langkah 6 dan

jika entitas layar dilanjutkan ke langkah 12 (menggunakan modul decide)

6. Entitas masuk ke submodel (menggunakan submodel)

7. Dikumpulkan 3 entitas elektronik untuk dilakukan proses penyolderan

(menggunakan modul batch)

8. Entitas elektronik mengikat operator penyolderan dan mesin solder

(menggunakan modul seize)

9. Entitas elektronik mengalami proses penyolderan (menggunakan modul delay)

10. Entitas elektronik melepas operator penyolderan dan mesin solder (menggunakan

modul release)

Page 114: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

105

11. Pendefinisian entitas perangkat elektronik (menggunakan modul assign)

12. Entitas layar mengalami proses pemisahan (menggunakan modul process)

13. Definisi proses pemisahan (menggunakan modul separate)

14. Satu bagian menjadi layar LED (menggunakan modul assign)

15. Satu bagian yang lain menjadi pembungkus (menggunakan modul assign)

16. Pembuangan entitas pembungkus (menggunakan modul dispose)

17. Menggabungkan perangkast elektronik dengan layar LED (menggunakan modul

batch)

18. Proses penggabungan (menggunakan modul process)

19. Pendefinisian entitas TV setengah jadi (menggunakan modul assign)

20. Menugaskan unit conveyor untuk membawa entitas TV setengah jadi ke station

subassembly (menggunakan modul acces)

21. Memindahkan entitas TV setengah jadi ke stasiun subassembly (menggunakan

modul convey)

22. Kedatangan frame (menggunakan modul create)

23. Pandefinisian station frame (menggunakan modul station)

24. Menahan entitas frame dalam sebuah antrian (menggunakan modul hold)

25. Mengalokasikan transporter untuk pemindahan entitas frame ke station

subassembly (menggunakan modul request)

26. Memindahkan entitas frame menggunakan transporter ke station subassembly

(menggunakan modul transport)

27. Pendefinisian station subassembly (menggunakan modul station)

28. pemilihan jenis entitas (menggunakan modul decide )

29. Melepaskan entitas TV setengah jadi dari conveyor (menggunakan modul exit)

30. Melepaskan entitas frame yang dialokasikan pada transporter (menggunakan

modul free)

31. Melepaskan entitas frame yang ditahan (menggunakan modul signal)

32. Mencocokan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul match)

33. Menggabungkan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul batch)

34. Proses pemasangan frame dengan TV setengah jadi (menggunakan modul

process)

35. Pendefinisian entitas baru TV jadi (menggunakan modul assign)

36. Memindahkan entitas TV jadi dengan resource selalu tersedia menuju station

gudang (menggunakan modul route)

37. Pendefinisian station pergudangan (menggunakan modul station)

38. Kedatangan entitas kardus (mengunakan modul create)

Page 115: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

106

39. Inspeksi kardus, jika kardus baik maka dilanjutkan ke langkah 40 dan jika kardus

cacat dilanjutkan ke langkah 41 (menggunakan modul decide)

40. Menggabungkan TV jadi dengan kardus (menggunakan modul batch)

41. Pembuangan entitas kardus cacat (menggunakan modul dispose)

42. Proses packaging (menggunakan modul process)

43. Pendefinisian entitas baru TV siap jual (menggunakan modul assign)

44. Mengeluarkan entitas dari sistem (menggunakan modul dispose)

45. Selesai

LANGKAH PEMBUATAN

Langkah yang perlu dilakukan dakam pembuatan model ini, sebagai berikut :

1. Menjalankan Arena dan memulai project baru dengan CTRL + N atau file –

New akan membuka workspace yang baru.

2. Sipakan Advance Transfer Panel denganklik File -> Templete Attach, pilih

AdvancedTransfer.tpo dan AdvancedProcess.tpo.

3. Selanjutnya buat module create, station, process, seize, delay, release, assign,

batch, match, decide, request, transport, free, acsess, convey, exit, dan dispose.

Seperti gambar berikut :

Gambar xx Model simulasi pembuatan TV

4. Modul create

Perusahaan PT Samodra Elektronik adalah suatu perusahaan yang bergerak

pada bidang manufaktur pembuatan televise. Bahan yang digunakan dalam

pembuatan televisi adalah elektronik dan layar yang berada pada station

perakitan. Sedangkan untuk kedatangan frame berada pada station frame. Pilih

Page 116: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

107

modul create untuk mendifinisikan kedatangan. Pada modukl create, lengkapi

kolom dengan keterangan sebagai berikut :

a. Isi Name: kedatangan perangkat elektronik

b. Isi entity type : alektronik

c. Pada kolom time between arrivalsdiisi dengan keterangan sebagai berikut :

Type : Expression

Expression : EXPO(1.27)

Units : minutes

Entities Per Arrival : 1

Max Arrival : 225

First Creation : 0.0

d. Kemudian klik ok

Pada modul create kedatangan layar lengkapi kolom dengan keterangan sebagai

berikut :

a. Isi Name: kedatangan layar

b. Isi entity type : layar

c. Pada kolom time between arrivals

diisi dengan keterangan sebagai

berikut :

Type : Expression

Expression : EXPO(1.15)

Units : minutes

Entities Per Arrival : 1

Max Arrival : 225

First Creation : 0.0

d. Kemudian klik ok

Sedangkan pada modul create kedatangan frame lengkapi kolom dengan

keterangan sebagai berikut :

a. isi Name: kedatangan frame

b. Isi entity type : frame

c. Pada kolom time between arrivals diisi dengan keterangan sebagai berikut :

Type : Expression

Expression : EXPO(1.2)

Units : minutes

Entities Per Arrival : 1

Max Arrival : 100

First Creation : 0.0

Page 117: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

108

d. Kemudian klik ok

5. Modul station

Kedatangan perangkat elektronik dan layar berada pada station perakitan.

Maka pilih module station untuk mendifinisikan station. Lengkapi kolom yang

ada dengan keterangan sebagai berikut :

a. Isi: Name Station perakitan

b. Isi Station Type : Station

c. Isi Station Name : Station perakitan

d. Kemudia klik ok

Sedangkan frame berada pada station

frame. Lengkapi kolom yang ada dengan

keterangan sebagai berikut :

a. Isi Name : Station frame

b. Isi Station Type : Station

c. Isi Station Name : Station frame

d. Kemudia klik ok

6. Module decide

Untuk modul decide, klik dua kali pada modul terebut sehingga terlihat kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : Decide 1

b. Type : 2-way by Condition

c. If : Entity Type

d. Named : elektronik

e. Klik Ok

7. Submodel

Untuk melakukan penyederhanaan model, kemudian dimasukkan submodel ke

dala model arena dengan cara klik icon (submodel) pada toolbar standard di

jendela Arena. Kemudian, klik dua

kali pada submodel, kemudian

masukkan model yang akan dibuat.

Berikut ini merupaka layout dari isi

submodel 1.

8. Modul Batch

Untuk menggabungakn komponen elektronik menggunakan module batch. Isis

kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut :

Page 118: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

109

a. Name : Batch 3 elektronik

b. Type : Permanent

c. Batch size : 3

d. Save Criterion : last

e. Rule : any Entity

f. Representative Entitiy Type :

g. Klik Ok

9. Module seize

Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut :

a. Name : seize penyolderan

Allocation : Value added

b. Resources :

Tambahkan 2 resource berupa mesin

dan operator penyolderan pada

kolom resources dengan klik add.

Pada type pilih resource. Pada resource name isi dengan operator

mesin solder. Pada quantity isi 1. Kemudian klik add kembali, pada type

pilih resource. Pada resource name isikan dengan mesin solder,

dengan quantity 1. Klik Ok.

c. Priority : medium (2)

d. Queu Type : Queue

e. Queue Name : Seize penyolderan.Queue

f. Kemudian Klik Ok.

10. Module Delay

Waktu proses penyolderan memiliki waktu selama 5 menit. Pilih delay module

untuk mendifinisikan waktu proses penyolderan. Isi kolom tersebut dengan

keterangan sebagai berikut :

a. Name : delay penyolderan

b. Allocation : value added

c. Delay time : 5

d. Units : minute

e. Kemudian klik Ok

11. Module release

Setelah dilakukan proses penyolderan yang dilakukan mesin solder dan

operator penyolderan dilepas dari entitas. Maka menggunakan module release

Page 119: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

110

untuk melepaskan resource. Isi kolom tersebut dengan keterangan sebagai

berikut :

a. Name : Release penyolderan

b. Tambahkan 2 resource berupa

mesin dan operator penyolderan

pada kolom resources dengan klik

add. Pada type pilih resource.

Pada resource name isi dengan

operator mesin solder. Pada

quantity isi 1. Kemudian klik add kembali, pada type pilih resource. Pada

resource name isikan dengan mesin solder, dengan quantity 1. Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok

12. Module assign

Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehinnga terlihat kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : assign perangkat elektronik

b. Assignments:

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Variable. Pada Variable Name

isikan dengan Perangkat elektronik

siap gabung. Dengan New Value

perangkat elektronik siap gabung

+ 1. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Attribute. Dengan Attribute Name penggabungan elektronik dan layar.

New value isikan dengan perangkat elektronik siap gabung. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan perangkat elektronik. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Van. Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok.

13. Module batch

Untuk modul batch, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog berikut dengan isian sebagai berikut:

a. Name: Batch elektronik dan layar LED

b. Type: Permanent

Page 120: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

111

c. Batch Size: 2

d. Save Criterion: Last

e. Rule: by attribute

f. Attribute Name: penggabungan

elektronik dan layar

g. Representative Entity Type:

h. Klik OK

14. Module Proses

Untuk modul process , klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut:

a. Isi Name: Proses Penggabungan

elektronik dan layar

b. Pada kolom type pilih standard

c. Pada kolom Logic, diisi sebagai

berikut:

Action: Seize Delay Release

Priority: Medium(2)

Resources: Klik Add, lalu akan

keluar kotak dialog Resources. Pada

pilihan Type, pilih Set. Pada Resource Name isikan dengan Operator

penggabungan 1, dengan quantity 1. Pada selection rule pilih cyclical. Lalu

klik Ok.

d. Delay Type: Constant

Units: Minutes Allocation: Value Added Value(Mean): 10

e. Centang Report Statistic

f. Klik OK

15. Module assign

Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehinnga terlihat kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : assign TV setengah jadi

b. Assignments:

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type, pilih

Entyty Type. Isikan entity type dengan

perangkat elektronik. Klik OK.

Page 121: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

112

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Van. Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok.

16. Module access

Setelah penggabungan elektornik dan layar menjadi TV setengah jadi, kemudian

akan dikirimkan ke station subassembky Untuk mendefinisikan conveyor

menggunakan module access. Klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat

kotak dialog dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian sebagai berikut.

a. Isikan Name: Access 1

b. Conveyor Name: Conveyor 1

c. #of cells: 1

d. Queu Type : Queue

e. Queu Name : Access 1.Queue

f. Lalu klik Ok

17. Module Convey

Setelah mendefinisikan access maka langkah

selanjutnya adalah mendefinisikan pengiriman entitas menggunakan conveyor

dan menentukan tujuannya menggunakan modul convey. Klik dua kali pada

modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog tersebut

dengan isian sebagai berikut.

a. Name: Convey 1

b. Conveyor Name: Conveyor 1

c. Destination Type: Station

d. Station Name: Station

subassembly

e. Klik OK

Setelah itu definisikan Data Modul Conveyor dan Segment. Pada Data Modul

Conveyor isikan tabel sebagai berikut.

a. Velocity: 1

Units: Per Second Sedangkan pada Data Modul Segment isikan tabel sebagai

berikut

b. Beginning Station: Station Perakitan

Page 122: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

113

c. Next Station: Station Subassembly

d. Length: 25

18. Module proses

Untuk modul process pemisahan , klik dua kali pada modul tersebut sehingga

terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai

berikut:

a. Isi Name: Proses pemisahan

b. Pada kolom type pilih standard

c. Pada kolom Logic, diisi sebagai

berikut:

Action: Seize Delay Release

Priority: Medium(2)

Resources: Klik Add, lalu akan

keluar kotak dialog Resources. Pada

pilihan Type, pilih Resource. Pada

Resource Name isikan dengan Operator pemisah, dengan quantity 1.

Lalu klik Ok.

d. Delay Type: Triangular

Units: Minutes Allocation:Value Added minimum : 0.5 Value(Most

likely): 1 Maximum : 1.5

e. Centang Report Statistic

f. Klik OK

19. Module separate

Untuk module separate , klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat

kotak dialog dan lengkapi kotak

dialog dibawah ini dengan isian

sebagai berikut:

a. Name : separate layar

b. Type : duplicate original

c. Percent cost to duplicates (0-

100) : 50

d. #of duplicates : 1

e. Lalu klik Ok.

20. Module assign

Setelah melakukan separate gunakan module assign pada arrow original.

Dengan melengkapi kotak dialog dibawah ini:

a. Name : assign layar LED

Page 123: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

114

b. Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada

pilihan Type, pilih Variable.

Pada Variable Name isikan

dengan Layar LED siap

gabung. Dengan New Value

Layar LED siap gabung + 1.

Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Attribute. Dengan Attribute Name penggabungan elektronik dan

layar. New value isikan dengan layar LED siap gabung. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Entyty Type. Isikan entity type dengan layar LED. Klik OK. Klik

Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan picture.Telephone.

Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok

21. Module assign

Setelah melakukan separate pada arrow original, kemudian definisikan module

assign pada arrow duplicate. Dengan melengkapi kotak dialog dibawah ini:

a. Name : assign pembungkus layar

b. Assigments

Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada

pilihan Type, pilih Entyty

Type. Isikan entity type dengan

layar LED. Klik OK. Klik Add,

lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type pilih entity picture. Pilih entity

picture dengan picture.Telephone. Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok

22. Module dispose

Selanjutnya pembungkus layar menuju

pembuangan dengan mendefinisikan

modul dispose. klik dua kali pada

modul tersebut sehingga terlihat kotak

Page 124: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

115

dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

a. Isikan Name: dispose pembuangan

b. Klik OK

23. Module hold

Setelah membuat kedatngan frame yang berada pada station frame kemudian

pilih module hold, dengan mengisi dialog box seperti dibawah ini :

a. Name: Hold 1

b. Type: Waif for Signal

c. Wait for value : 2

d. Limit : 2

e. Queue type : queue

f. Queue name : Hold1.Queue

g. Klik OK

24. Module request

Kemudian frame di kirim ke stasiun subassembly dengan menggunakan forklift.

Kecepatan dari forklift tersebut adalah 1 m/sec. Jarak antara stasiun pemanasan

hingga station pencetakan adalah 15 meter. Maka didefinisikan menggunakan

module request untuk memanggil agar transporter siap mengirimkan entitas. Isi

kolom tersebut dengan keterangan sebagai berikut:

a. Name isi dengan Request 1

b. Transporter Name isi dengan

forklift

c. Selection Rule pilih Cyclical

d. priority pilih High(1)

e. entity location : Entity.Station

f. Velocity: 1 dan pada kolom Units

pilih Per minute

g. Queue Type : Queue

h. Queue Name : Request1. Queue

i. Lalu klik Ok.

Setelah itu definisikan Data Modul Transporter dan Distance.

Pada Data Modul Transporter isikan tabel sebagai berikut.

a. Number of units: 1

b. Type: Free path

c. Velocity: 1.0

Page 125: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

116

d. Units: Per Second

25. Modul station

Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan

station pencetakan. Klik dua kali pada modul

tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan

lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian

sebagai berikut.

a. Isikan Name: Station Subassembly

b. Station Type: Station

c. Station Name: Station subassembly

26. Module decide

Selanjutnya membuat decide. Klik dua kali pada modul danlengkapi kotak

dialog tersebut dengan isian sebagai

berikut :

a. Name : Decide entitas TV

b. Type : 2-way by condition

c. If : entity type

d. Named : tv setengah jadi

e. Lalu klik ok.

27. Module exit

Pada arrow true definisikan module exit. Klik

dua kali pada modul dan lengkapi kotak dialog

tersebut dengan isian sebagai berikut :

a. Name : exit 1

b. Conveyor name : conveyor 1

c. Lalu klik Ok.

28. Module Free

Pada false definisikan module free. Klik dua kali pada modul dan lengkapi kotak

dialog tersebut dengan isian sebagai berikut :

a. Name : free 1

b. Transporter name : forklift

c. Lalu klik Ok.

Kemudian definisikan module assign, dengan

mengisi kotak dialog sebagai berikut :

a. Name : assign penggabungan TV

b. Assigments

Page 126: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

117

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type, pilih

Attribute. Isikan Attribute Name

dengan penggabungan tv dan frame,

dan new value dengan 1 Klik OK.

c. Kemudian klik Ok.

29. Module signal

Setelah mendifinisikan module exit, selanjutnya definisikan module signal. Klik

dua kali pada modul dan lengkapi kotak

dialog tersebut dengan isian sebagai berikut

:

a. Name : signal 1

b. Signal value : 1

c. Limit : 2

d. Kemudian klik ok.

30. Module assign

Klik dua kali pada modul assign dan lengkapi kotak dialog tersebut dengan isian

sebagai berikut :

d. Name : assign penggabungan TV

e. Assigments

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type, pilih

Attribute. Isikan Attribute Name

dengan penggabungan tv dan frame,

dan new value dengan 1 Klik OK.

f. Kemudian klik Ok

31. Module match

Setelah melakukan assign kemudian

klik dua kali pada module match

dengan mengisi kotak dialog sebagai

berikut :

a. Name : Match TV dan frame

b. Number of match : 2

c. Type : based on Attribute

d. Attribute Name : penggabungan TV dan frame

e. Lalu klik OK.

Page 127: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

118

32. Module batch

Setelah melakukan match kemudian klik dua kali pada kodule batch dengan

mengisi kotak dialog sebagai berikut :

a. Name : batch tv dan frame

b. Type : permanent

c. Batch size : 2

d. Save criterion : Last

e. Rule : any entity

f. Kemudian klik ok.

33. Module process

Setelah melakukan batch kemudian dilanjutkan dengan process, klik dua kali

pada module dan isi kotak dialog sebagai berikut :

a. Isi Name: Proses Pemasangan frame

b. Pada kolom type pilih standard

c. Pada kolom Logic, diisi sebagai

berikut:

Action: Seize Delay Release

Priority: Medium(2)

Resources: Klik Add, lalu akan

keluar kotak dialog Resources.

Pada pilihan Type, pilih

Resource. Pada Resource

Name isikan dengan Operator pemasangan, dengan quantity 1. Klik ok

d. Delay Type: Uniform

Units: Minutes Allocation:Value Added Minimum: 10 maximum : 12

e. Centang Report Statistic

b. Klik OK

34. Module assign

Setelah melalui proses pemasangan frame, klik dua kali pada module assign dan

isiakan kotak dialog sebagai berikut :

a. Name : assign tv jadi

b. Assignments:

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog

Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Variable. Pada Variable Name

isikan dengan TV siap pack Dengan

New Value TV siap pack + 1. Klik OK.

Page 128: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

119

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih Attribute. Dengan Attribute Name antri packaging. New value isikan

dengan TV siap pack. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih

Entyty Type. Isikan entity type dengan TV jadi. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Box. Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok.

35. Module Route

Kemudian klik dua kali pada module route dengan mengisi kotak dialog sebagai

berikut :

a. Name : Route 1

b. Route name : 2

c. Units : minutes

d. Destination type : station

e. Station name : station

pergudangan

36. Module station

Kemudian definisikan module statition

pergudangan. Klik dua kali pada module

kemudia isi sebagai berikut :

a. Name : station pergudangan

b. Station type : station

c. Station name : station pergudangan

d. Kemudian klik Ok.

37. Module create

Kedatangan kardus untuk packaging tv, klik dua kali kemudian isikan kotak

dialog sebagai berikut :

a. Name : kedatangan kardus

b. Entity type : kardus

c. Type : constant

d. Value : 1

e. Unit : days

f. Entities per Arrival : 100

g. Max Arrivals : 1

h. Kemudian klik Ok.

Page 129: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

120

38. Module decide

Setelah mendifinisikan kedatangan

kardus, kemudia dilakukan inspeksi

pada kardus, klik dua kali module

decide dan isikan kotak dialog sebagai

berikut :

a. Name : decide inspeksi kardus

b. Type : 2-way by Chance

c. Percent True (0-100) : 90

d. Kemudian klik Ok.

39. Module assign

Untuk kardus yang telah lolos inspeksi maka definisikan assign kardus baik,

klik dua kali module assign dan isikan kotak dialog sebagai berikut :

a. Name : assign tv jadi

b. Assigments :

Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada pilihan

Type, pilih Variable. Pada

Variable Name isikan dengan

kardus siap pack Dengan New

Value kardus siap pack + 1. Klik

OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan

Type, pilih Attribute. Dengan Attribute Name antri packaging. New

value isikan dengan kardus siap pack. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type,

pilih

Entyty Type. Isikan entity type dengan kardus baik. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Truck. Klik

Ok.

c. Kemudian klik Ok.

Kemudian untuk kardus yang tidak lolos inspeksi definisikan module dispose

klik dua kali pada module dan mengisikan sebagai berikut name : dispose

kardus cacat.

Page 130: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

121

40. Module batch

Setelah dilakukan assign kardus baik kemudian dilakukan batch dengan TV jadi

pada station pergudangan. Klik dua kali pada module batch dan isikan kotak

dialog sebagai berikut :

a. Name : batch 4

b. Type : permanent

c. Batch size : 2

d. Save criterion : last

e. Rule : by attribute

f. Attribute name : antri packaging

g. Lalu klik Ok.

41. Module process

Untuk modul process packaging, klik dua kali pada modul tersebut sehingga

terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai

berikut:

a. Name: Proses packaging

b. Pada kolom type pilih standard

c. Pada kolom Logic, diisi sebagai

berikut:

Action: Seize Delay Release

Priority: Medium(2)

Resources: Klik Add, lalu akan

keluar kotak dialog Resources.

Pada pilihan Type, pilih

Resource. Pada Resource Name

isikan dengan mesin packaging, dengan quantity 1. Lalu klik Ok. Klik

Add, lalu akan keluar kotak dialog Resources. Pada pilihan Type, pilih

Resource. Pada Resource Name isikan dengan operator packaging,

dengan quantity 1. Lalu klik Ok.

d. Delay Type: Triangular

Units: Minutes Allocation:Value Added minimum : 4 Value(Most

likely): 5 Maximum : 6

e. Centang Report Statistic

f. Klik OK

42. Module assign

Page 131: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

122

Setelah dilakukan proses packaging kemudian entitas di assign menjadi assign

packaging, klik dua kali pada modul assign dan isi kotak dialog sebagai berikut :

a. Name : assign packaging

b. Assigments :

Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada pilihan

Type, pilih Variable. Pada Variable

Name isikan dengan keuntungan.

Dengan New Value keuntungan +

2500. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada pilihan Type, pilih

Entyty Type. Isikan entity type dengan TV siap jual. Klik OK.

Klik Add, lalu akan keluar kotak dialog Assignments. Pada pilihan Type

pilih entity picture. Pilih entity picture dengan Picture.Envelope.

Klik Ok.

c. Kemudian klik Ok.

43. Module dispose

Selanjutnya TV siap jual dengan mendifinisikan module dispose, isikan name:

dispose siap jual. Lalu klik Ok.

44. Module create

Untuk module create, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : perhitungan

b. Entity type : Entity 1

c. Pada kolom Time Between Arrivals

dapat diisi debagia berikut :

Type : random(Expo)

Value : 1

Units : Hours

Entities per arrival : 1

Max Arrivals : 1

Page 132: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

123

First creation : tfin

d. Kemudian klik ok

45. Module assign

Untuk module assign, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : assign net profit

b. Assigments

Klik Add, lalu akan keluar kotak

dialog Assignments. Pada pilihan

Type, pilih Variable. Pada Variable

Name isikan dengan net profit.

Dengan New Value keuntungan –

total.systemcost. Klik OK.

46. Module record

Untuk module record, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul kotak

dialog dan lengkapi kotak dialog dibawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : record keuntungan

harian

b. Type : Count

c. Value : net profit

d. Counter Name : Record

keuntungan harian

e. Kemudian klik Ok.

47. Module dispose

Untuk module dispose, klik dua kali pada modul tersebut sehingga muncul

kotak dialog dan lengkapi kotak dialog

dibawah ini dengan isian sebagai berikut :

a. Name : dispose perhitungan

b. Kemudian klik Ok.

48. Mendefinisikan biaya

pada resources, pada

project bar terdapat

basic process panel,

kemudian klik resources,

Page 133: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

124

isikan biaya operator sesuai dengan biaya yang ditentukan untuksetiap operator

dan mesin yang ada.

Setelah itu mendefinisikan jam kerja

resource pada schedule spread sheet,

dimana pada project bar terdapat basic

process panel, kemudian klik

schedule,isikan Name sesuai dengan

gambar disamping, kemudian klik

durations maka akan muncul gambar

seperti disamping isikan sesuai capacity resources kosongkan pada kotak

kelima sesuai gambar. Lalu klik resources di basic process panel, klik tab type

Based on Schedule. Lalu klik tab Schedule Name “Schedule 1”.

49. Untuk melihat jumalh produk yang keluar dari sistem, maka pilih variable pada

toolbar, isikan :

a. Expression: Dispose.Siapjual.Numberout

b. Format: ****

c. Klik OK

50. Untuk melihat net profit, maka pilih variable pada toolbar, isikan:

a. Expression: Net proffit

b. Format: ****

c. Klik OK

51. Menampilkan animasi untuk resource, dengan klik icon resource pada toolbar

standard sepertidi samping ini.

Kemudian muncul jendela seperti di bawah ini, kemudian isikan :

Page 134: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

125

a. Identifier : Mesin Solder

b. Pada style, atur gambar yang

diinginkan untuk kondisi Idle,

Busy, Inactive, dan Failed.

c. Klik OK

Kemudian buat lagi animasi untuk

resource dengan cara seperti diatas.

a. Identifier : operator pemasangan

b. Pada style, atur gambar yang

diinginkan untuk kondisi Idle,

Busy, Inactive, dan Failed.

c. Klik OK

52. Failure

Mesin solder dapat beroperasi 60 menit sekali run-time dan membutuhkan 5 menit

untuk down-time agar dapat beroperasi lagi. Untuk mendefinisikan down-time

pada suatu resource, pada Advanced Process, pilih Failure dan isikan sebagai

berikut:

a. Isikan Name: Failure 1

b. Type: Time

c. Up Time: EXPO (60)

d. Up Time units: minutes

e. Down Time: EXPO (50)

f. Down Time units: minutes

g. Uptime in this state only : -

53. Menampilkan shortcut view dengan cara zoom bagian yang ingin ditampilkan,

pada toolbar pilih view, kemudian pilih named views, kemudian pilih add

untuk mengisikan shortcut.

Langkah-langkah Penggunaan Process Analyzer

Page 135: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

126

Sebelum melakukan langkah-langkah proses analyzer ubah terlebih dahulu type dalam

resource yang awalnya based on schedule ubah menjadi fix capacity.

Kemudian pada replication length ubah selama 8 jam. Run->Setup:

Langkah-langkah penggunaan Process Analyzer pada Arena adalah seagai berikut :

1. Untuk memulai Process Analyzer buka Arena, pilih Tools - Process Analyzer

2. Setelah Process analyzer dibuka, pilih File – New

3. Double click untuk menambahkan skenario. Skenario merupakan alternatif

yang digunakan untuk mengetahui perbaikan system

4. Pilih Browse dan cari file yang akan dianalisis dalam bentuk file (*.p). Pilih

OK.

Page 136: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

127

5. Selanjutnya, spesifikasi untuk Controls, Response dan Scenarios.

a. Controls

1) Pilih Insert – Control.

2) Lalu perluas daftar kontrol Resource dan pilih Resource yang akan

dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.

3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.

b. Response

1) Pilih Insert – Response.

2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan

dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.

3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.

4) Kotak Response kosong karena skenario belum dijalankan.

c. Scenarios

1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan

Duplicate Scenario.

2) Ulangi hingga 3 skenario.

3) Ganti nama dan level kontrol sesuai dengan keinginan untuk mengetahui

yang paling efektif.

6. Jalankan skenario. Blok seluruh tabel, Klik Run – Go. Pilih OK Setelah muncul kotak

dialog, maka akan terlihat respons dari masing-masing skenario.

Selain menggunakan Process Analyzer, untuk memperbaiki sistem juga dapat

membuat Program Baru dengan contoh sebagai berikut :

Membuat program PT Samodra Elektronik dari awal seperti sebelumnya, tetapi untuk

proses pemisahan terdapat perbedaan. Pada program baseline menggunakan operator

pemisahan, sedangkan pada program perbaikan menggunakan operator packaging dan

operator pemisahannya dihapus. Selain itu, dalam rancangan perbaikan sistem ini juga

ditentukan variabel response untuk dianalisis dan dibandingkan dengan program

baseline nya. Variabel response yang diamati yaitu scheduled utilization untuk operator

Page 137: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

128

packaging. Variabel diatas dipilih karena berhubungan dengan permasalahan awal

terkait dengan pembagian kerja yang kurang merata.

Page 138: lsai.ub.ac.idlsai.ub.ac.id/ID/wp-content/uploads/merged_2.pdfPeserta praktikum wajib melakukan konsultasi dan membuat laporan praktikum, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. n

DAFTAR PUSTAKA

Altiok, Tayfur; Melamed Benjamin. 2007. Simulation Modeling and Analysis with Arena. Academic

Press: Amsterdam.

Bradley, Allen. 2007. Arena Rockwell Software. Publication Arendg: USA.

Davis, Gordon B; Sistem Informasi Manajemen, PT. Pustaka Binaan Pressindo, Jakarta, 1984.

Harrington, H. James. 2000. Simulation Modelling Methods. McGraw-Hill: Singapore.

Harrell, Ghosh, & Bowden; Simulation Using Promodel, McGraw-Hill,New York, 2000.

Harrell & Tumay; Promodel Simulation Made Easy, Institute of Industrial Engineers.,New York, 1995.

Hoover, Stewart V dan Ronald F. Perry; Simulation: A Problem-Solving Approach,Boston: Addison-

Wesley Longman Publishing Co, 1989.

Kelton, W. David. 2003. Simulation With Arena edisi III. McGraw Hill: Singapore.

Law, A. M., Kelton, W. D. 2000. Simulation Modeling and Analysis, McGraw-Hill: Singapore.

McLeod, Raymond; Sistem Informasi Manajemen, Perenhalindo, Jakarta, 2001.

Pegden, Claude Dennis. Shannon, Robert. Sadowski, Randal. 1995. Introduction To Simulation Using

SIMAN, Second Edition. McGraw-Hill, Inc: Singapore

Satya, Bonett. 2007. Simulasi Teori dan Aplikasinya. Andi: Yogyakarta.

Singh, V, P. 2009. System Modeling and Simulation. New Age International (P) Limited: New Delhi.

System Modeling Corporation. 1994. Arena Template Reference Guide. System Modeling

Corporation: New York

System Modeling Corporation. 1995. Arena User’s Guide. System Modeling Corporation: New York