lp tumor otak

23
A. Definisi Tumor Otak Neoplasma sistem saraf pusat (SSP) mencakup neoplasma yang berasal dari dalam otak, medulla spinalis, atau meningen, serta tumor metastatik yang berasal dari tempat lain. Neoplasma SSP primer sedikit berbeda dengan neoplasma yang timbul di tempat lain, dalam artian bahwa bahkan lesi yang secara hitologis jinak, dapat menyebabkan kematian karena penekanan terhadap struktur vital. Selain itu, berbeda dengan neoplasma yang timbul di luar SSP, bahkan tumor otak primer yang secara histologis ganas jarang menyebar kebagian tubuh lain (Kumar et al., 2007). Pada kasus kanker, terdapat sekumpulan sel normal atau abnormal yang tumbuh tak terkontrol membentuk massa atau tumor. Pada saat tumor otak terjadi, pertumbuhan sel yang tidak diperlukan secara berlebihan menimbulkan penekanan dan kerusakan pada sel-sel lain di otak dan mengganggu fungsi otak bagian tersebut. Tumor tersebut akan menekan jaringan otak sekitar dan menimbulkan tekanan oleh karena tekanan berlawanan oleh tulang tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar saraf. Sebagai hasilnya, tumor akan merusak jaringan otak (Cook & Freedman, 2012). Tumor otak intrakranial dapat diklasifikasikan menjadi tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna umumnya ektra-aksial, yaitu tumbuh dari meningen, saraf kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi otak. Meskipun dinyatakan benigna secara histologis, tumor ini dapat mengancam nyawa karena efek yang ditimbulkan. Tumor maligna sendiri umumnya terjadi intra-aksial yaitu berasal dari parenkim otak. Tumor maligna dibagi menjadi tumor maligna primer yang umumnya berasal dari sel glia dan tumor otak maligna sekunder yang merupakan

Upload: divyanisaavantikarahayu

Post on 07-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lp tumor otak

TRANSCRIPT

Page 1: LP Tumor Otak

A. Definisi Tumor Otak

Neoplasma sistem saraf pusat (SSP) mencakup neoplasma yang berasal dari

dalam otak, medulla spinalis, atau meningen, serta tumor metastatik yang berasal dari

tempat lain. Neoplasma SSP primer sedikit berbeda dengan neoplasma yang timbul di

tempat lain, dalam artian bahwa bahkan lesi yang secara hitologis jinak, dapat

menyebabkan kematian karena penekanan terhadap struktur vital. Selain itu, berbeda

dengan neoplasma yang timbul di luar SSP, bahkan tumor otak primer yang secara

histologis ganas jarang menyebar kebagian tubuh lain (Kumar et al., 2007).

Pada kasus kanker, terdapat sekumpulan sel normal atau abnormal yang tumbuh

tak terkontrol membentuk massa atau tumor. Pada saat tumor otak terjadi, pertumbuhan

sel yang tidak diperlukan secara berlebihan menimbulkan penekanan dan kerusakan

pada sel-sel lain di otak dan mengganggu fungsi otak bagian tersebut. Tumor tersebut

akan menekan jaringan otak sekitar dan menimbulkan tekanan oleh karena tekanan

berlawanan oleh tulang tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar

saraf. Sebagai hasilnya, tumor akan merusak jaringan otak (Cook & Freedman, 2012).

Tumor otak intrakranial dapat diklasifikasikan menjadi tumor otak benigna dan

maligna. Tumor otak benigna umumnya ektra-aksial, yaitu tumbuh dari meningen, saraf

kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi otak.

Meskipun dinyatakan benigna secara histologis, tumor ini dapat mengancam nyawa

karena efek yang ditimbulkan. Tumor maligna sendiri umumnya terjadi intra-aksial yaitu

berasal dari parenkim otak. Tumor maligna dibagi menjadi tumor maligna primer yang

umumnya berasal dari sel glia dan tumor otak maligna sekunder yang merupakan

metastasis dari tumor maligna di bagian tubuh lain (Ginsberg, 2011).

Pada pasien tumor otak yang berusia tua dengan atrofi otak, kejadian edema

otak jarang menimbulkan peningkatan tekanan intra kranial, mungkin dikarenakan ruang

intrakranial yang berlebihan. Hal ini dapat menjelaskan tidak adanya papiledema pada

pasien berusia tua. Muntah lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan

dewasa dan biasanya berhubungan dengan lesi di daerah infratentorial (Kaal & Vecht,

2004).

Page 2: LP Tumor Otak

B. Etiologi

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun

telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,

yaitu:

a Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali

pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-

anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat

dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial

yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat

untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

b sisa-sisa sel embrional ( Embrionic Cell Rest )

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan

yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada

kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas

dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi

pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

c Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat

mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu

terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah

timbulnya suatu radiasi.

d Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses

terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara

infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

e Substansi-substansi karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.

Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,

nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan

C. Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh

dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK).

Page 3: LP Tumor Otak

Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau

infasi langsung pada parenkim otak dengan  kerusakan jaringan neuron.

Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh

menyebabkan nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara akut

dan dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.

Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat

kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak. Peningkatan TIK

dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya massa dalam tengkorak,

edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema

dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang

menyebabkan penyerapan cairan tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan

oleh kerusakan sawar di otak, menimbulkan peningkatan volume intracranial dan

meningkatkan TIK.

Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat. Mekanisme

kompensasi memerlukan waktu berhari-hari ataupunn berbulan-bulan untuk menjadi

efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat.

Mekanisme kompensasi ini meliputi menurunkan volume darah intrakranial, menurunkan

volume CSS, menurunkan kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim

otak. Kenaikan tekanan yang tidak diatasi  akan mengakibatkan herniasi unkus

serebellum.

Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior

melalui insisura tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan

mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ke-3. Pada

herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh

suatu massa posterior.

Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan cepat.

Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah

bradikardia progresif, hipertensi sistemik,  dan gangguan pernapasan.( Batticaca,

Fransisca.B. 2008)

Page 4: LP Tumor Otak

D. Manifestasi Klinis

1. Gejala tumor otak secara umum

Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis

tumor otak, yaitu:

a Nyeri kepala

Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-

menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi

hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat

membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang

bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering

menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.

b Mual dan muntah

Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat

muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan

dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat

terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.

c Papil edema

Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan

pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi

(funduskopi), tanda ini mengisyaratkan terjadi tekanan TIK. Kadang disertai

gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks

(saat-saat di mana penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B. 2008)

2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

a Lobus frontal

1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian

2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral,

kejang fokal

3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia

4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy

5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia

Page 5: LP Tumor Otak

b Lobus parietal

1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym

2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus

angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

c Lobus temporal

1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang

didahului dengan aura atau halusinasi

2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese

3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala

choreoathetosis, parkinsonism.

d Lobus oksipital

1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan

2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang

menjadi hemianopsia, objeckagnosia

e Tumor di ventrikel ke III

Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala

menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian

tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur,

dan penurunan kesadaran

f Tumor di cerebello pontin angie

1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma

2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa

gangguan fungsi pendengaran

3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin

angel

g Tumor Hipotalamus

1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe

2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan

perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan

cairan dan elektrolit, bangkitan

h Tumor di cerebelum

1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi

disertai dengan papil udem

2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme

dari otot-otot servikal

Page 6: LP Tumor Otak

i Tumor fosa posterior

1) Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan

nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram

Al Azri:2013)

j Tumor batang otak

Tumor pada batang otak bisa menyebabkan mudah goyah dan kesulitan dalam

berjalan, otot-otot muka melemah, penglihatan buram, kesulitan berbicara, dan

menelan.

E. Komplikasi Tumor Otak

1. Edema Serebral

Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi

sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema

Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).

2. Hidrosefalus

Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam

rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada

aliran cairan serebrospinal akibat massa.

3. Herniasi Otak

4. Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.

5. Epilepsi

6. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)

F. Pathway (terlampir)

G. Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak

1. CT scan dan MRI

Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi

awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit

otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-

gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.

2. Foto polos dada

Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis

yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

3. Pemeriksaan cairan serebrospinal

Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi

pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak

Page 7: LP Tumor Otak

yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi

anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses

infeksi (abses cerebri).

4. Biopsi stereotaktik 

Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan

untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.

5. Angiografi Serebral

Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

6. Elektroensefalogram (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan

dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

(Nn:2013)

H. Penatalaksanaan Tumor Otak

1. Medis

Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis

a. Usia

b. General Health

c. Ukuran Tumor

d. Lokasi Tumor

e. Jenis Tumor

Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam

penatalaksaannya, yaitu

a) Surgery

Terapi Pre-Surgery :

1) Steroid adalah Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone

2) Anticonvulsant adalah Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti

carbamazepine

3) Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal

Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor.

Pembedahan pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan cara

Page 8: LP Tumor Otak

mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh

efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula

jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang

optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi

histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih

sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan

gejala-gelaja yang ada pada penderita.

b) Radiotherapy

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan

proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas

terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan

kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.

Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),

sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi

diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian

dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit jaringan

sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini

maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang

tinggi.

Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor

sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga

digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.

c) Chemotherapy

Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan

satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh

sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt.

Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam

waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai

empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah

tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak. (Febri : 2012)

2) Diet

Page 9: LP Tumor Otak

Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat yang

mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan makanan yang

disarankan beserta alasannya:

a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri) bermanfaat

dalam menguransi resistensi tumor pada terapi.  Omega-3 juga membantu

mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses

pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.

b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan

tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat

pengobatan tumor otak.

c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-kacangan

membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung mengkonsumsi

gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa

mengatur gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2

porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat menurunkan peluang

sembelit.

d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah menyebarnya

sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9

dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun

selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.

e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk membantu

pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di keluarga beri (strawberi,

rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik, apricot, bawang putih,

gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.

Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah Gula

dan karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan makanan utama sel

kanker. Pada saat pengobatan brain tumor and cancer, sel-sel kanker yang ada di

dalam tubuh akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula. Gula yang dikonsumsi akan

menjadi energy para sel kanker yang mempercepat perkembangan mereka.

(Nn:2012)

I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR OTAK

PENGKAJIAN

1.    Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan

Page 10: LP Tumor Otak

a. Riwayat keluarga denga tumor

b. Terpapar radiasi berlebih.

c. Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia

d. Kecanduan Alkohol, perokok berat

e. Terjadi perasaan abnormal

f. Gangguan kepribadian / halusinasi

2.    Pola nutrisi metabolic

a. Riwayat epilepsy

b. Nafsu makan hilang

c. Adanya mual, muntah selama fase akut

d. Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan

e. Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)

3.    Pola eliminasi

a. Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)

b. Bising usus negative

4.    Pola aktifitas dan latihan

a. Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran

b. Resiko trauma karena epilepsy

c. Hamiparase, ataksia

d. Gangguan penglihatan

e. Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)

5.    Pola tidur dan istirahat

Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur

6.    Pola persepsi kognitif dan sensori

a. Pusing

b. Sakit kepala

c. Kelemahan

d. Tinitus

e. Afasia motorik

f. Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral

g. Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan

Page 11: LP Tumor Otak

h. Penurunan memori, pemecahan masalah

i. Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual

j. Penurunan kesadaran sampai dengan koma.

k. Tidak mampu merekam gambar

l. Tidak mampu membedakan kanan/kiri

7.    Pola persepsi dan konsep diri

a. Perasaan tidak berdaya dan putus asa

b. Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan

8.    Pola peran dan hubungan dengan sesame

a. Masalah bicara

b. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara

pelo)

9.    Reproduksi dan seksualitas

a. Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas

b. Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas

10.  Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

a. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

b. Mekanisme koping yang biasa digunakan

c. Perasaan tidak berdaya, putus asa

d. Respon emosional klien terhadap status saat ini

e. Orang yang membantu dalam pemecahan masalah

f. Mudah tersinggung

11.  Sistem kepercayaan

Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    DP Pre-Operasi

Page 12: LP Tumor Otak

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker

b. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada

otak/mendesak otak.

c. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan

kelemahan.

d. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi

serebral.

e. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,

perubahan citra diri

f. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan

dengan kurangnya informasi

g. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

2.    DP Post-Operasi

a. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan

b. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,

perubahan citra diri.

c. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan

tentang sumber informasi

d. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang

tidak pasti.

RENCANA KEPERAWATAN

1.    Diagnosa Keperawatan Pre-Operasi

a.    Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker

1)    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan

2)    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

3)    Rencana Tindakan :

a)    Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi

Rasional : mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

Page 13: LP Tumor Otak

b)    Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)

Rasional : dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk

mengurangi nyeri

c)    Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam

Rasional : tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

d)    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

Rasional : analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

b.    Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah dan tidak nafsu makan.

1)    Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan

2)    Hasil yang diharapkan:

a)    Nutrisi klien terpenuhi

b)    Mual berkurang sampai dengan hilang.

3)    Rencana tindakan:

a)    Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

Rasional : Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

b)    Kaji kebiasaan makan klien.

Rasional : Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan

klien.

c)    Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

Rasional : Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

d)    Timbang berat badan bila memungkinkan.

Rasional : Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

e)    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

Rasional : Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Page 14: LP Tumor Otak

c.    DP 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan

kelemahan.

1)    Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

2)    Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan

dilakukannya kembali aktifitas.

3)    Rencana tindakan :

a)    Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan

( 0-4 )

Rasional : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko

kecelakaan.

b)    Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena

tekanan.

Rasional : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.

c)    Bantu untuk melakukan rentang gerak

Rasional :Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi

d)    Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan

Rasional : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala,

keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.

e)    Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

d.    Dp 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi

serebral.

1)    Tujuan : Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di

ekspresikan

2)    Kriteria Hasil :

a)    Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi

Page 15: LP Tumor Otak

b)    Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan

c)    Menggunakan sumber-sumber dengan tepat

3)    Intervensi :

a)    Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau

mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri

Rasional : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi

dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.

b)    Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik

Rasional : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang

keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.

c)    Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana

Rasional : menilai adanya kerusakan motorik

d)    Katakan secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang

Rasional : menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan respon

pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.

e.    DP 5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,

perubahan citra diri.

1)    Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

2)    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.

3)    Intervensi:

a)    Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.

Rasional : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.

b)    Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.

Rasional : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.

Page 16: LP Tumor Otak

c)    Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di

rumah.

Rasional : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

d)    Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.

Rasional : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

f.      DP 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit

berhubungan dengan kurangnya informasi.

1)    Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan penyakit

setelah dilakukan tindakan keperawatan

2)    Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.

3)    Rencana Keperawatan:

a)    Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal dan

penanganannya.

Rasional  : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.

b)    Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman

klien.

Rasional  : Menambah pengetahuan pasien.

c)    Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat

penyakit.

Rasional : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.

Page 17: LP Tumor Otak

DAFTAR PUSTAKA

Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta.

The Oncology Group. 2003. Cancer Management : A Multidiciplinary Approach. Oncology.

News Interantional. New York.

Curr Top Med Chem. 2005. 5(12) : 1151-1170. Combining Cytotoxic and Immune-Mediated

Gene Therapy to Traet Brain Tumors.

Neuro-oncol. 2005. 10. 1215/S1152851704000584. Well-differentiated Neurocytoma : What

Is The Best Avialable Treatment?

Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System

Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System Persyarafan. Jakarta :

Salemba Medika.

Judha, Mohamad. 2011. Sistem Persyarafan dalam Asuhan Keperawatan. Yogyakarta :

Gosyen Publising.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Sylvia A. Price.1995.Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4. Jakarta :

EGC

Tucker, Susan Marti dkk. 2007. Standart Keperawatan Pasien Perencanaan Kolaborasi &

Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,

intervensi NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.