lingkungan hidup kabupaten ketapang

204
 

Upload: ainulparmalo

Post on 15-Oct-2015

920 views

Category:

Documents


97 download

TRANSCRIPT

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang i

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan lingkungan hidup, tekanan yang terjadi terhadap lingkungan hidup dan permasalahan yang timbul, sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang akan diambil dalam menanggulangi permasalah tersebut.

    Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) ini merupakan sarana yang penting untuk mengkomunikasikan keadaan lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keadaan lingkungan serta membantu pengambil keputusan menentukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan.

    Penyusunan Laporan SLHD ini merupakan hasil pengkajian keadaan lingkungan hidup guna memberikan gambaran atas dampak kegiatan manusia dan alam yang terjadi terhadap lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Laporan SLHD ini selain sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah juga bermanfaat bagi masyarakat secara umum, bagi pelaku usaha, peneliti dan pemerhati lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Format penyusunan laporan SLHD ini mengikuti sistematika yang terlampir pada Lampiran II C Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 dengan dilakukan penyesuaian karakteristik daerah Kabupaten Ketapang.

    Atas diterbitkannya Laporan SLHD ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi dalam penyusunan Laporan SLHD ini. Semoga Laporan SLHD ini dapat menjadi bahan masukan yang baik bagi semua pihak yang memerlukannya.

    Ketapang, Oktober 2013

    BUPATI KETAPANG Drs. HENRIKUS, M.Si

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- i

    DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------- ii

    DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------- iii

    DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------------- v

    DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------ vi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

    A. Lahan dan Hutan ---------------------------------------------------------- 1 B. Keanekaragaman Hayati-------------------------------------------------- 11 C. Air ------------------------------------------------------------------------ 17 D. Udara --------------------------------------------------------------------- 35 E. Laut, Pesisir dan Pantai ------------------------------------------------- 38 F. Iklim ---------------------------------------------------------------------- 47 G. Kebencanaan ------------------------------------------------------------ 48

    BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

    A. Kependudukan ----------------------------------------------------------- 53 B. Pemukiman -------------------------------------------------------------- 57 C. Kesehatan ---------------------------------------------------------------- 59 D. Pertanian ----------------------------------------------------------------- 67 E. Industri ------------------------------------------------------------------- 78 F. Pertambangan ------------------------------------------------------------ 81 G. Energi -------------------------------------------------------------------- 87 H. Transportasi -------------------------------------------------------------- 88 I. Pariwisata ---------------------------------------------------------------- 91 J. Limbah B3 ---------------------------------------------------------------- 95

    BAB III UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    A. Rehabilitasi Lingkungan ------------------------------------------------- 98 B. Amdal -------------------------------------------------------------------- 101 C. Penegakan Hukum ------------------------------------------------------- 102 D. Peran serta Masyarakat ------------------------------------------------- 103 E. Kelembagaan ------------------------------------------------------------ 104

    BAB IV REKOMENDASI ------------------------------------------------------------ 105 DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------- 108

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang iii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1. Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang -------------------------- 2

    Tabel 1.2. Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang -------- 3

    Tabel 1.3. Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan -------- 4 Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 2010

    Tabel 1.4. Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten 6 Ketapang Tahun 2012

    Tabel 1.5. Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu di Kabupaten Ketapang Tahun 7 2010-2011

    Tabel 1.6. Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu ------- 8 Tahun 2007 2013

    Tabel 1.7. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------- 10 Tahun 2014 2016

    Tabel 1.8. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------- 10 Tahun 2012 2026

    Tabel 1.9. Sungai Utama di Kabupaten Ketapang --------------------------------- 19

    Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012 -------------- 22

    Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012 ------------ 23

    Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012 ------------ 25

    Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012 --- 27

    Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012 -------- 28

    Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012 -------------- 30

    Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012 ------------ 31

    Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012 ----------- 33

    Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012 ------------ 34

    Tabel 1.19. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien ------------------------------- 37

    Tabel 1.20. Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan ------ 39

    Tabel 1.21. Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang -- 41

    Tabel 1.22. Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman - 47 Ketapang Tahun 2012

    Tabel 1.23. Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang ------ 49

    Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012 53

    Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur --- 54 Tahun 2012

    Tabel 2.3. Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap ------------- 57

    Tabel 2.4. Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Sumber Air Minum ---- 58

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang iv

    Tabel 2.5. Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV AIDS -------------------------- 65

    Tabel 2.6. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 69

    Tabel 2.7. Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 ------- 70

    Tabel 2.8. Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan ------------- 71 Kabupaten Ketapang Tahun 2012

    Tabel 2.9. Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura -------- 72 Kabupaten Ketapang Tahun 2012

    Tabel 2.10. Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 73

    Tabel 2.11. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP Kabupaten 74 Ketapang Hingga Tahun 2013

    Tabel 2.12. Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang 80

    Tabel 2.13. Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang 81

    Tabel 2.14. Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang ----- 85 Hingga Tahun 2013

    Tabel 2.15. Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012 ------------------- 87

    Tabel 2.16. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km) ------ 89

    Tabel 2.17. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km) ---------------- 89

    Tabel 2.18. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di ------------ 90 Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012

    Tabel 2.19. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang 90

    Tabel 2.20. Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang -------------------------- 92

    Tabel 2.21. Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang ---------- 92 Hingga Tahun 2013

    Tabel 2.22. Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara ------------- 94 Tahun 2010 - 2012

    Tabel 2.23. Izin Pengelolaan Limbah B3---------------------------------------------- 96

    Tabel 3.1. Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah ----------- 101 Memperoleh Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang v

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1. Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang-------------- 5

    Gambar 1.2. Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012 ---------------- 7

    Gambar 1.3. Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang ----- 12

    Gambar 1.4. Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang ---- 15

    Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia ----------------------------------------- 40

    Gambar 1.6. Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang - 42

    Gambar 1.7. Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, --------- 46 Pulau Cempedak dan Pulau Sawi

    Gambar 1.8. Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang ---- 52

    Gambar 2.1. Grafik Jumlah Kasus HIV AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012 --------- 64

    Gambar 2.2. Grafik Kasus HIV AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan ------------- 64

    Gambar 2.3. Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang ------------ 83 Hingga Tahun 2013

    Gambar 2.4. Aktvitas Pertambangan Bauksit ---------------------------------------- 84

    Gambar 2.5. Aktvitas Pertambangan Emas Rakyat ---------------------------------- 84

    Gambar 2.6. Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI)----------------- 86 di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013

    Gambar 2.7. Diagram Alir Penanganan Limbah B3 ---------------------------------- 97

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) Hingga Tahun 2013

    Lampiran 2. Data Pemegang Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Di Kabupaten Ketapang

    Lampiran 3. Data Perusahaan Yang Memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) Di Kabupaten Ketapang

    Lampiran 4. Sebaran kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan KABUPATEN KETAPANG Tahun 2007 2013

    Lampiran 5. Daftar Luas Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang

    Lampiran 6. Data Potensi Perikanan Budidaya Kabupaten Ketapang Tahun 2013

    Lampiran 7. Potensi Kelautan Dan Perikanan Tahun 2013

    Lampiran 8. Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Mangrove

    Lampiran 9. Hasil Identifikasi Fauna Reptil dan Mamalia

    Lampiran 10. Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Aves

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 1

    KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

    Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang berada di

    Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0 1926,52 - 3 04 16,59

    Lintang Selatan dan 109 47 36,55 - 111 21 37,36 Bujur Timur. Kabupaten

    ini memiliki luas wilayah 31.588 km. Posisi geografis wilayahnya terletak di

    bagian Selatan Provinsi Kalimantan Barat sehingga cukup strategis sebagai pintu

    gerbang perdagangan keluar-masuk barang dari maupun ke daerah-daerah lain,

    terutama dari kota-kota besar di Pulau Jawa.

    Kabupaten Ketapang memiliki Luas Wilayah 31.588 Km2 atau kurang lebih

    21,52 % dari luas wilayah Kalimantan Barat dan merupakan kabupaten terluas

    di Kalimantan Barat. Selama tahun 2013, kondisi lingkungan hidup di Kabupaten

    Ketapang masih banyak mengalami tekanan. Kondisi lingkungan hidup

    Kabupaten Ketapang Tahun 2013 selengkapnya diuraikan pada pokok bahasan

    sebagai berikut.

    A. Lahan dan Hutan

    Di Provinsi Kalimantan Barat secara umum, termasuk di Kabupaten

    Ketapang, penunjukan kawasan hutan pada awalnya ditetapkan berdasarkan

    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12

    Oktober 1982 tentang Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan

    (RPPH) atau Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Terbitnya Rencana Tata

    Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Barat pada tahun 1995

    membawa konsekuensi dilakukannya pemaduserasian antara TGHK dengan

    RTRWP yang kemudian ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

    Kehutanan dan Perkebunan No. 259/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000

    tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Kalimantan

    Barat.

    Penataan batas kawasan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

    rangka memberikan kepastian hukum atas status, letak, batas, dan luas

    BAB I

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 2

    kawasan hutan. Kegiatan penataan batas kawasan hutan meliputi proyeksi

    batas, pemancangan patok batas, pengumuman, inventarisasi dan

    penyelesaian hak-hak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan

    pemetaan, serta pembuatan Berita Acara Tata Batas. Kawasan-kawasan

    hutan yang telah dilaksanakan penataan batas tersebut meliputi kawasan

    Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi (HP), serta Hutan Produksi yang dapat

    dikonversi (HPK).

    Areal berhutan di Kabupaten Ketapang memiliki luas 1.223.606 hektar atau

    sekitar 40,99% dari luas wilayah kabupaten. Areal berhutan tersebut terdiri

    dari Hutan Kering Primer, Hutan Kering Sekunder, Hutan Rawa Primer,

    Hutan Rawa Sekunder, Hutan Mangrove Primer, Hutan Mangrove Sekunder

    dan Hutan Tanaman. Untuk mengetahui luas lahan berhutan di Kabupaten

    Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.1.

    Tabel 1.1.

    Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang

    Penutupan Lahan Luas

    Jumlah (Ha) Persen (%) Dalam Kawasan Luar

    Kawasan Hutan Kering Primer 228.026 132 228.158 7,64

    Hutan Kering Sekunder 660.051 70.761 730.812 24,48

    Hutan Rawa Primer - - - - Hutan Rawa Sekunder 197.202 64.385 261.588 8,76

    Hutan Mangrove Primer - - - -

    Hutan Mangrove Sekunder

    245 2.802 3.048 0,10

    Hutan Tanaman - - - -

    Non Hutan 821.196 940.346 1.761.543 59,01

    Total Luas 1.906.722 1.078.427 2.985.149 100,00 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

    Sedangkan secara khusus untuk luas kawasan hutan dan perairan

    Kabupaten Ketapang memiliki luas 3.021.419,57 hektar, dengan rincian

    menurut fungsinya sebagai berikut :

    (1). Taman Nasional : 21.643,81 Hektar

    (2). Cagar Alam : 142.868,03 Hektar

    (3). Hutan Lindung : 275.876,44 Hektar

    (4). Hutan Lindung Gambut : 21.268,02 Hektar

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 3

    (5). Hutan Produksi Terbatas : 688.204,39 Hektar

    (6). Hutan Produksi Tetap : 616.858,15 Hektar

    (7). Hutan Produksi Konversi : 153.305,46 Hektar

    (8). Hutan Kota : 93,20 Hektar

    (9). Kawasan Konservasi Bernilai Tinggi : 1.528,40 Hektar

    (10). Areal Penggunaan Lain : 1.084.409,21 Hektar

    (11). Sungai dan Danau : 15.364,67 Hektar

    Kondisi lahan dan hutan yang terdapat di Kabupaten Ketapang sangat

    dipengaruhi oleh kebakaran hutan dan lahan serta alih fungsi lahan dan

    hutan. Sedangkan khusus untuk kondisi hutan di Kabupaten Ketapang

    sangat dipengaruhi oleh aktivitas penebangan liar (illegal logging) dan

    perambahan hutan. Untuk mengetahui luas kerusakan lahan di tiap

    kecamatan Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.2.

    Tabel 1.2. Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan

    Kabupaten Ketapang

    Kecamatan Luas (Ha)

    Kendawangan 243.760

    Manis Mata 18.403

    Marau 5.500

    Singkup 8.911

    Air Upas 8.200

    Jelai Hulu 25.000

    Tumbang Titi 15.500

    Pemahan -

    Sungai Melayu Rayak 598

    Matan Hilir Selatan 42.300

    Benua Kayong -

    Matan Hilir Utara 9.850

    Delta Pawan -

    Muara Pawan 8.500

    Nanga Tayap 45.000

    Sandai 15.300

    Hulu Sungai 75.000

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 4

    Kecamatan Luas (Ha)

    Sungai Laur 27.500

    Simpang Hulu 98.000

    Simpang Dua 57.522

    Total Luas 704.844 Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.

    Pembalakan Liar (Illegal Logging)

    Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah kegiatan

    penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak

    memiliki izin dari otoritas setempat. Kurun waktu 2006 hingga 2010,

    kegiatan operasi pengamanan hutan menemukan kayu yang ditenggarai

    hasil penembangan secara liar yang tidak dilengkapi dengan dokumen yang

    dipersyaratkan. Temuan kayu tersebut kemudian disita dan kemudian

    dilakukan pelelangan. Untuk mengetahui Operasi Pengamanan Hutan dan

    Tindak Lanjut Pengamanan Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006

    2010 dapat dilihat pada Tabel 1.3.

    Tabel 1.3.

    Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 2010

    Tahun Barang Bukti (M) Hasil Lelang (Rp)

    2006 KO 3.784,8985 4.647.444.000,00

    KB 11,03

    2007 KO 2.755,7600 2.228.530.480,00

    KB -

    2008 KO 2.201,4926 1.854.450.000,00

    KB -

    2009 KO 1.187,9926 1.484.800.000,00

    KB -

    2010 KO 200,8606 163.000.000,00

    KB - Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 5

    Gambar 2.1. Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 6

    Kebakaran Hutan dan Lahan

    Setiap tahun terutama pada saat musim kemarau sebagian besar wilayah

    Kabupaten Ketapang seringkali timbul kabut asap yang berasal dari kegiatan

    pembakaran lahan atau kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan

    lahan sangat sulit dihentikan, oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah

    tindakan pencegahan yang diarahkan untuk mengurangi jumlah titik api,

    sehingga tidak berdampak pada kualitas lingkungan di Kabupaten Ketapang.

    Data jumlah titik api (hot spot) dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kabupaten Ketapang disajikan pada Tabel 1.4.

    Tabel 1.4. Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan

    di Kabupaten Ketapang Tahun 2012 No Bulan Jumlah Titik Api

    1 Januari 47

    2 Februari 37

    3 Maret 27

    4 April 19

    5 Mei 19

    6 Juni 81

    7 Juli 85

    8 Agustus 685

    9 September 879

    10 Oktober 33

    11 November 3

    12 Desember 3

    Total Hotspot Tahun 2012 1896

    Sumber : Brigdalkarhut Manggala Agni Daops Ketapang, Tahun 2012.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 7

    Gambar 1.2.

    Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012

    Produksi Kayu

    Produksi kayu Kabupaten Ketapang dihasilkan dari 4 (empat) sumber kayu

    legal antara lain berasal dari Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Non HPH, Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI).

    Realisasi pemanenan kayu terbesar kurun waktu 2010 dan 2011 berasal dari HTI, kemudian diikuti HPH, HPHH dan Non HPH. Untuk mengetahui produksi kayu yang dihasilkan dari Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.5.

    Tabel 1.5. Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu

    di Kabupaten Ketapang Tahun 2010 - 2011

    Asal Kayu Tahun 2010 Tahun 2011 Target Realisasi Target Realisasi Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

    134.512,15 74.349,28 133.609,68 99.971,33

    Non HPH - - 12.031,60 3.981,92

    Hak Pemungutan Hasil Hutan

    14.722,00 9.835,00 3.835,00 7.788,34

    Hutan Tanaman 379.769,31 183.272,14 2.085.191,24 196.259,01

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 8

    Asal Kayu Tahun 2010 Tahun 2011 Target Realisasi Target Realisasi Industri

    Jumlah 529.003,46 267.484,30 2.234.667,52 308.000,60 Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.

    Rehabilitasi Hutan dan Lahan

    Rehabilitasi hutan dan lahan bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan

    dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga

    kehidupan tetap terjaga. Program rehabilitasi hutan dan lahan Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang telah memiliki rencana jangka panjang

    hingga Tahun 2026. Perencanaan program yang disusun per 5 tahun, Tahun 2007 2011, Tahun 2012 2016, Tahun 2017 2021 dan tahun 2022 2026. Sasaran program tersebut mulai dari Kawasan Hutan Lindung, Hutan

    Produksi, Hutan Lindung APL dan Kawasan Budidaya di APL (Areal Penggunaan Lain).

    Realiasasi kegiatan program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2007 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.6. Rencana program program rehabilitasi

    hutan dan lahan kurun waktu 2014 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.7. sedangkan perencanaan sasaran program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2012 2026 dapat dilihat pada Tabel 1.8.

    Tabel 1.6. Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

    Kurun Waktu Tahun 2007 2013

    Tahun Kecamatan Luas (Ha)

    2007 Nanga Tayap 1.100

    Sungai Melayu Raya 300

    Tumbang Titi 300

    Sandai 25

    Benua Kayong 100

    Total 1.825

    2008 Manis Mata 55

    Nanga Tayap 154

    Marau 835

    Matan Hilir Selatan 505

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 9

    Tahun Kecamatan Luas (Ha)

    Sungai Laur 70

    Total 1.619

    2009 Hulu Sungai 610

    Simpang Hulu 250

    Simpang Dua 685

    Jelai Hulu 60

    Kendawangan 150

    Total 1.755

    2010 Nanga Tayap 239

    Tumbang Titi 40

    Total 279

    2011 Sungai Laur 18

    Nanga Tayap 18

    Jelai Hulu 18

    Marau 20

    Kendawangan 3,3

    Benua Kayong 3,3

    Total 80,6

    2012 Marau 475,51

    Nanga Tayap 431,10

    Simpang Dua 7,32

    Hulu Sungai 298,62

    Sungai Laur 31.84

    Matan Hilir Selatan 481,29

    Kendawangan 1.611,04

    Matan Hilir Utara 294,36

    Total 4.833,53

    2013 Matan Hilir Selatan 94,24

    Marau 1996,69

    Nanga Tayap 1.011,03

    Matan Hilir Utara 1.203,58

    Simpang Dua 192,25

    Sungai Laur 3,73

    Tumbang Titi 22,65

    Total 4.476,91 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 10

    Tabel 1.7. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

    Kurun Waktu Tahun 2014 2016

    Kawasan Jumlah Lokasi (UTP) Luas (Ha)

    Tahun 2014

    HL 69 4.811,65

    HP - -

    Lindung APL 18 4.199,56

    Budidaya APL - -

    Total 87 8.931,22

    Tahun 2015

    HL 39 2.799,31

    HP 4 334,50

    Lindung APL 24 2.100,62

    Budidaya APL 13 2.373,32

    Total 80 7.587,74

    Tahun 2016

    HL - -

    HP 4 142,02

    Lindung APL 12 3.158,42

    Budidaya APL 13 4.516,93

    Total 29 7.817,36 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013. Keterangan : UTP : Unit Terkecil Pengelolaan

    Tabel 1.8. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

    Kurun Waktu Tahun 2012 2026

    Kawasan Jumlah Lokasi (UTP) Luas (Ha)

    Tahun 2012 - 2016

    HL 170 10.694,60

    HP 74 4.568,44

    Lindung APL 74 11.540,73

    Budidaya APL 28 6.943,00

    Total 346 33.746,77

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 11

    Kawasan Jumlah Lokasi (UTP) Luas (Ha)

    Tahun 2017 - 2021

    HL - -

    HP 145 15.935,01

    Lindung APL 41 3.857,92

    Budidaya APL 11 1.098,15

    Total 197 20.891,07

    Tahun 2022 - 2026

    HL - -

    HP - -

    Lindung APL - -

    Budidaya APL 85 16.319,78

    Total 85 16.319,78 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

    B. Keanekaragaman Hayati

    Keanekaragaman hayati merupakan bagian dari komponen yang secara

    ekologis berperan sebagai penentu keseimbangan ekosistem yang penting

    bagi kehidupan, terutama dalam penyediaan jasa lainnya. Dengan demikian

    keanekaragaman hayati merupakan salah satu penopang utama

    kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

    Keanekaragaman hayati adalah keadaan beragamnya ekosistem, jenis

    variabilitas genetika binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme yang

    hidup. Setiap individu organisme mengandung ribuan gen dengan kombinasi

    yang unik, sementara jenis atau spesies terdiri dari banyak organisme.

    Ekosistem merupakan kumpulan dari banyak spesies yang berinteraksi satu

    sama lainnya dan dengan lingkungan fisik.

    Atas dasar itu pelestarian keanekaragaman hayati menjadi penting demi

    termanfaatkannya keanekaragaman hayati secara benar dan berkelanjutan.

    Kenyataan sekarang pelestarian keanekaragaman hayati masih belum

    terlaksana dengan baik, mengingat ancaman yang dihadapi sangat rumit

    dan sangat sulit diatasi.

    Kabupaten Ketapang sebagai bagian dari Indonesia juga memiliki kekayaan

    alam berupa keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 12

    tersimpan dalam hutan hujan tropika basah dan ekosistem lainnya. Potensi

    dan keanekaragaman jenis pada dasarnya sangat banyak, akan tetapi

    hingga saat ini belum terpetakan dan terdokumentasi secara baik dan rinci.

    Untuk keanekaragaman hayati tumbuhan, secara umum Kalimantan memiliki

    flora yang terkaya di Kepulauan Sunda, baik jumlah kekayaan maupun

    keragaman jenisnya. Lebih dari 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis

    Dipterocarpaceae, yang merupakan kelompok pohon kayu perdagangan

    terpenting di kawasan Asia Tenggara; 58% jenis Dipterocarpaceae ini

    merupakan jenis endemik. Kalimantan memiliki 2.500-300 jenis anggrek dan

    1.000 jenis Pakis, dan merupakan pusat distribusi karnivora kantung semar

    (Nepenthes). Tingkat endemisme flora cukup tinggi, yaitu sekitar 34% dari

    seluruh tumbuhan, tetapi hanya 59 marga di pulau ini unik (dari 1.500

    marga seluruhnya).

    Beberapa jenis anggrek dan kantung semar di Kabupaten Ketapang masih

    dijumpai diantaranya anggrek alam seperti Phalaenopsis sp, Paphiopedilum

    sp, Cymbidium sp, Bulbophylum sp, Grammatophylum sp, Dimorphorchis sp

    yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman anggrek yang merupakan

    family Orchidaceae yang merupakan family terbesar dari tanaman berbunga

    yang meliputi 850 genus dan 20.000 species, diantaranya 2500 3000 jenis

    anggrek terdapat di hutan Kalimantan (Chairani dkk, 2005).

    Gambar 1.3.

    Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 13

    Fauna Kalimantan menggambarkan sejarah geologi dan hubungannya

    dengan daratan purba. Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia,

    misalnya, keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet dan kera, tupai, dan

    banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Kalimantan yang serupa dengan

    fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi keserupaan

    dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur hanya sedikit, karena

    komposisi faunanya agak berbeda.

    Babi Hutan (Sus Barbatus) Kelelawar (Pteropus vampyrus)

    Kancil (Tragulus napu) Landak (Hystrik brachyura)

    Trenggiling (Manis javanicus) Tupai (Rattus spp)

    Biawak (Varanus borneensis) Ular Phiton (Phyton raticulatus)

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 14

    Burung Kacer (Copsychus saularis) Burung Punai (Treron veman)

    Burung Tiung (Gracula religiosa) Kukang (Nycticebus coucang)

    Bunglon (Calotes jubatus) Belibis (Thalia delbata)

    But-But (Centropus sinensis) Burung Madu (Anthreptes sirigalensis)

    Camar Laut (Larus sp) Burung Gereja (Passer

    montanus)

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 15

    Kadal (Mabouya multifasciata) Burung Kedidi (Egretta sacra)

    Layang-Layang (Hurindo rustica) Raja Udang (Alcedinidae sp)

    Gambar 1.4. Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang

    Secara umum fauna Kabupaten Ketapang yang paling banyak dikenal adalah

    spesies orang utan. WWF 2009, menyebutkan bahwa Kabupaten Ketapang

    memiliki 2 (dua) Sub Spesies orang utan yaitu Pongo Pygmaeus Wurmbi dan

    Pongo Pygmaus Pygmaeus. Data beberapa jenis fauna yang dilindungi di

    Kabupaten Ketapang dapat dijumpai di dalam Kawasan konservasi yang ada

    di Kabupaten Ketapang, diantaranya :

    1) CAGAR ALAM MUARA KENDAWANGAN, cagar alam dengan Luas :

    149,049 Ha yang terletak di Kecamatan Kendawangan Kabupaten

    Ketapang (Penunjukan kawasan : Tahun 1982). Cagar Alam Muara

    Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan pantai, rawa air tawar dan

    tipe hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam

    kawasan diantaranya Cemara Laut (Casuarina equistifolia) dan Ketapang

    (Terminalia catapa), Bakau-bakauan (Rhizophora spp), Api-apian

    (Avisenia spp) dan Brugueira spp, bentangur(Callophyllum spp), Pulai

    (Alstonia spp) dan Jelutung (Dyera cosfulata), Ramin (Gonytylus

    bancanus), Pohon Gelam (Mellaleuca leucadendron) dan Kawi (Shorea

    belangeran) dan Medang (Litsea sp). Pada ekosistem pantai menjadi

    tempat bertelurnya Penyu Belimbing (Dermochellelys coriaceae),

    beraneka ragam burung pantai dan Kura Gading (Orlitia borneensis).

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 16

    Pada tipe hutan rawa air tawar menjadi habitat Bekantan (Nasalis

    larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya. Jenis fauna yang dijumpai

    di kawasan ini antara lain : Penyu Sisik (Eretmmochelys imbricata),

    Penyu Hijau (Celonia mydas), Penyu Belimbing (Dermochellys

    coreaceae), Tuntong (Batagurbaska) dan Kura-kura Galling (Orlitia

    bornensis), Bekantan (Nasalis larvatus) dan Orang Utan (Pongo

    pygmaeus), Kera Ekor panjang (Macaca pascicularis), Rusa Sambar

    (Cervus unicolor), Pelanduk Kerangas (Tragulus javanicus), Pecuk Ular

    (Anthinga melanogaster), Cikalang Besar (Fregata minor), Cangak Merah

    (Ardea purpurea), Kuntul Cina (Egreta eulophotes), Cangak Laut (Ardea

    sumatrana), Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul Karang (Egreta sarca),

    Bangau Hutan Rawa (Ciconia storms), Bangau Tongtong (Lepfoptilos

    javanicus).

    2) TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG, taman nasional dengan Luas :

    90.000 Ha yang terletak di Kabupaten Ketapang (Penunjukan kawasan :

    Tahun 1990). Taman Nasional Gunung Palung merupakan kawasan

    Taman Nasional pertama di Kabupaten Ketapang. Secara geografis

    berada pada 1o 00' - 1o 20' Lintang Selatan dan 109o 00' - 110o 25' Bujur

    Timur. Kekhasan dari Taman Nasional Gunung Palung adalah

    keanekaragaman ekosistem hutan yang ada didalamnya, mulai dari

    ekosistem pantai hingga ekosistem puncak pegunungan. Sehingga

    kawasan tersebut digolongkan sebagai salah satu kawasan yang memiliki

    vegetasi terlengkap di dunia. Jenis fauna yang menjadi primadona

    kawasan ini adalah dari golongan Primata, terutama jenis Orangutan.

    Selain itu terdapat pula beranekaragam jenis burung dan Mamalia besar.

    Potensi lainnya yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung adalah

    panorama alam dan peninggalan budaya masyarakat sekitar kawasan,

    sehingga memungkinkan untuk dijadikan objek kunjungan bagi para

    wisatawan disamping berfungsi untuk kawasan pelestarian, pendidikan,

    penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Taman Nasional

    Gunung Palung memiliki ekosistem terlengkap, mulai dari ekosistem

    pantai, hutan payau (Mangrove), rawa air tawar, rawa gambut, alluvial

    dataran rendah berpasir, dataran rendah berbatu, dataran tinggi dan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 17

    puncak pegunungan (hutan lumut). Didalam tipe-tipe habitat tersebut

    terdapat beranekaragam jenis tumbuhan dan satwa liar. Sebagian besar

    habitat didominasi oleh jenis-jenis dari family Dipterocarpaceae seperti

    Meranti (Shorea spp), Kruing (Dipterocapus spp) dan Kapur

    (Dryobalanops spp). Jenis-jenis lainnya juga terdapat berbagai pohon

    penghasil buah-buahan yang menjadi sumber makanan berbagai satwa,

    diantaranya jenis Durian (Durio carinatus), Rambutan hutan (Nephelium

    sp), Pluntan (Arthocarpus sp) dan berbagai jenis Ara (Ficus spp). Jenis

    fauna yang dapat dengan mudah dijumpai di dalam kawasan adalah dari

    golongan Primata seperti Kera (Macaca fascicularis), Owa (Hylobathes

    agilis), Kelasi (Hylobathes frontata) dan Orangutan (Pongo pygmaeus).

    Khusus untuk keberadaan Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung,

    telah dilakukan beberapa penelitian oleh Universitas Harvard Amerika

    Serikat di Stasiun Peneliti Cabang Panti. Jenis mamalia darat lainnya,

    terdapat jenis Beruang Madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis

    burung.

    C. Air Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi

    kehidupan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukannya,

    termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan

    kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan sumber daya air. Di

    lain pihak, ketersediaan sumber daya air semakin terbatas, hal ini

    disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencemaran, penggundulan hutan,

    kegiatan pertanian yang mengabaikan kelestarian lingkungan, dan

    perubahan fungsi daerah tangkapan air. Di banyak daerah terjadi

    kecenderungan penurunan kuantitas dan kualitas air. Walaupun ketersediaan

    air dari waktu ke waktu relatif tetap karena mengikuti daur hidrologi,

    keadaan dan kualitasnya yang kurang memenuhi syarat menyebabkan

    pemakaian dan pemanfaatannya menjadi terbatas. Dalam rangka memenuhi

    kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan, kelestarian sumber daya air perlu

    dijaga. Prinsip dasar yang berkaitan dengan pemanfaatan air yang efisien

    juga harus mempertimbangkan aspek daya dukung dan konservasi sumber

    daya air.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 18

    Melihat kepentingan dan ketergantungan masyarakat akan keberadaan

    sungai tersebut peranannya sangat tinggi, namun disisi lain perhatian

    terhadap kualitas dan kuantitas sungai beserta anak-anak sungainya kurang

    mendapat perhatian dalam pemanfaatannya. Akibatnya dapat menurunkan

    kualitas dan kuantitas air sungai tersebut yang pada gilirannya akan

    menurunkan nilai dan fungsi strategisnya, dan pada akhirnya akan

    menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

    Selain itu dalam pemanfaatannya, masyarakat sering melupakan untuk

    menjaga kelestarian fungsi badan air sungai, bahkan menjadikan sungai

    beserta anak sungainya sebagai tong sampah atau terminal akhir dari

    pembuangan limbah domestik dan limbah industri. Disamping itu, berbagai

    kegiatan lainnya secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas air

    sungai, seperti terjadinya penggundulan hutan, hilangnya tempat-tempat

    perlindungan air tanah serta daerah tangkapan air dan kegiatan pertanian

    yang menggunakan pestisida dan zat-zat kimia lain ke dalam sungai serta

    kegiatan lain yang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas air sungai.

    Wilayah Kabupaten Ketapang dialiri 10 sungai utama dan anak sungai,

    menyebabkan angkutan sungai dapat menjangkau ke tempat-tempat yang

    relatif jauh dari pusat kota. Karena itu pula angkutan sungai sangat penting

    peranannya untuk menjamin kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat.

    Secara umum manfaat sungai bagi masyarakat di Kabupaten Ketapang antara lain adalah:

    1. Sebagai sumber bahan baku air minum

    2. Sebagai sumber air bersih bagi keperluan rumah tangga dan industri

    3. Sebagai sumber protein hayati (perikanan) dan irigasi pertanian, pertambangan serta perkebunan

    4. Sebagai tempat rekreasi

    5. Sebagai sarana transportasi baik oleh penduduk maupun industri. Transoprtasi sungai bagi masyarakat pedesaan disamping sebagai alternatif, juga merupakan transportasi utama pada daerah tertentu (pedalaman).

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 19

    Tabel 1.9. Sungai Utama di Kabupaten Ketapang

    SWS Nama Sungai Luas DPS (km)

    Panjang Sungai (Km)

    Lebar Sungai

    (m)

    Pawan S. Pawan 13.400 228,50 110

    S. Semandang 3.090 103,00 60

    S. Tulak 840 51,50 40

    S. Pesaguan 2.860 138,00 130

    S. Tenger 358 35,50 45

    S. Kendawangan 3.380 130,00 120

    S. Simbar 630 23,70 50

    S. Air Hitam Besar 1.900 95,00 55

    S. Air Hitam Kecil 980 25,00 40

    S. Jelai 5.840 231,00 120

    Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, 2010.

    Pencemaran Air

    Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan hidup menyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah

    masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, hara, dan/atau komponen

    lain ke dalam lingkungan idup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui

    baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Di dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

    Pengendalian Pencemaran Air didefinisikan bahwa Pencemaran air adalah

    masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, hara dan atau

    komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehinga kualitas air

    turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat

    berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

    Dari definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna

    pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab

    atau pelaku dan aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung

    berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar

    terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 20

    Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan

    adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat diamati melalui : (1)

    Adanya perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi

    ion, (3) Adanya perubahan warna, rasa air, (4) Timbulnya endapan, koloid,

    bahan terlarut, (5) Adanya mikroorganisme, dan (6) Meningkatnya

    radioaktivitas air lingkungan.

    Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan untuk

    menentukan kualitas air, apakah air bersifat tidak tercemar, tercemar

    ringan, tercemar sedang atau tercemar berat. Diantaranya adalah metode

    fisik kimia, di mana metode ini merupakan penentuan kualitas air yang

    didasarkan pada Dissolved Oxygent (DO), Biologycal Oxygent Demand

    (BOD), Chemical Oxygent Demand (COD) dan sebagainya. Selanjutnya

    pemantauan kualitas lingkungan dapat menggunakan indeks diversitas

    dengan menggunakan kumpulan data makroinvertebrata bentos. Masuknya

    bahan pencemar ke dalam air permukaan merubah struktur komunitas yang

    hidup di dalamnya.

    Indikator atau tanda bahwa air pada lingkungan telah tercemar menurut

    Anonim (2008) terdiri dari tiga jenis, yaitu sumber pencemar yang berasal

    dari sumber fisik, sumber kimia dan sumber biologis. Sumber fisik berasal

    dari kegiatan rumah tangga, pasar jalan dan lain-lain yang biasanya

    membuang sampah di sembarang tempat. Sumber kimia berasal dari

    kegiatan-kegiatan yang membuang limbah industrinya yang mengandung

    bahan-bahan kimia tanpa pengolahan lebih lanjut, atau sudah diolah tetapi

    buangannya tidak sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan

    Pemerintah. Sedangkan sumber biologis berasal dari adanya kehidupan

    mikroba (jasad renik, mikroorganisme) seperti bakteri, fungi dan algae.

    Adanya kehidupan mikroba tersebut di dalam air, banyak menimbulkan

    kerugian, walaupun juga banyak mempunyai manfaat dan keuntungan.

    Sungai merupakan badan air mengalir (flowing water atau lentik). Lebih

    kurang 69% air sungai ini berasal dari ratusan air tanah (base flow) dan

    sisanya berasal dari hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan (surface

    run off). Kondisi kritis sungai dapat dinilai dari parameter kuantitas (debit)

    alirannya dan kualitas airnya.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 21

    Dampak dari polutan pada sungai sangat tergantung dari sifat alamiah

    polutan dan karakteristik dari sungai itu sendiri. Beberapa yang termasuk

    karakteristik sungai antara lain volume dan kecepatan air yang mengalir

    pada sungai, kedalaman sungai dan jenis dasar sungai. Secara teoritis

    transport dan polutan dalam lingkungan perairan dikontrol oleh pergerakan

    massa (advection) dan pencampuran atau difusi. Ketika massa bahan kimia

    dibuang ke sungai, pusat massa dari bahan kimia tersebut akan mengalir

    dengan kecepatan rata-rata aliran sungai. Bahan kimia yang mengalir akan

    tersebar dalam badan sungai, akibat difusi turbulen dan kecepatan yang

    tidak seragam sepanjang sungai. Kecepatan aliran air pada sungai biasanya

    bernilai maksimum di dekat pusat sungai dan di bawah permukaan,

    sedangkan air di dekat dasar dan di tepi sungai diperlambat oleh adanya

    friksi sehingga pencampuran akan semakin besar.

    Hasil Pemantauan Kualitas Air

    Sungai Laur

    Sungai Laur merupakan salah satu cabang sungai Pawan, sungai ini

    melintasi Kecamatan Sungai Laur dan Kecamatan Sandai, muara sungai Laur terletak di Desa Penjawaan Kecamatan Sandai. Di daerah aliran sungai laur

    terdapat kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani Sejati (PTS) dan PT. Swadaya Mukti Prakarsa (SMP).

    Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Laur selain kegiatan perkebunan kelapa sawit (yang berada di sekitar Desa Sungai Air Putih), antara lain adalah aktivitas dermaga, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Laur

    selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai

    Laur (mencuci, memasak, sanitasi). Pada daerah hulu Sungai Laur terdapat aktivitas kegiatan penambangan illegal (penambangan emas) Daerah Hulu

    dari Sungai Laur.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 22

    Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012

    No Parameter Uji

    Satuan Hasil Uji Kelas Air

    SL-1 SL-2 SL-3 SL-4 SL-5 SL-6 TK-1 TK-2 I II

    1 Temperatur C 29,9 30 30 30 30 30 25,3 25,4 3 3

    2 TDS mg/L 14,6 14,6 14,7 14,7 14,7 11,4 87,0 63 1000 1000

    3 TSS mg/L - - - - - - 7,62 8 50 50

    4 pH - 6,63 6,55 6,47 6,5 6,39 6,27 5,94 6,11 6 9 6 9

    5 DO mg/L - - - - - - 8,04 8,08 6 4

    6 Salinitas 0/00 0 0 0 0 0 0 - - - -

    7 DHL mS/cm 31,8 31,7 31,8 31,9 32 25 - - - -

    8 Turbiditas NTU - - - - - - 18,5 18,2 - -

    9 BOD mg/L 0,8 0,6 0,7 1,3 0,5 0,4 4,20 2,96 2 3

    10 COD mg/L 26 32 37 35 30 51 11,7 14,6 10 25

    11 Arsenic (As) mg/L - - - - - -

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 23

    Tingginya unsur-unsur kimia tersebut pada titik-titik pengambilan sampel air

    Sungai laur sangat dipengaruhi oleh kondisi alamiah dan kondisi non

    alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat berasal dari keadaan alam dimana

    keberadaan logam di alam juga dapat berpotensi untuk mempengaruhi

    lingkungan. Sedangkan kondisi non alamiah dapat bersumber dari

    kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok yang berada di sepanjang sungai

    yang dapat mencemari lingkungan.

    Hal yang perlu diperhatikan adalah keruhnya air sungai laur di beberapa titik

    pengambilan sampel diakibatkan adanya aktivitas penambangan emas ilegal

    di dalam badan sungai dan anak sungai yang dilakukan oleh masyarakat

    setempat dan pendatang yang pada saat pengambilan sampel air masih

    ditemukan.

    Sedangkan Kadar COD dan fenol dapat disebabkan adanya faktor alamiah

    dan non alamiah. Faktor alamiah dapat berasal dari alam akibat adanya

    pelapukan tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan faktor nonalamiah dapat

    disebabkan adanya akivitas masyarakat disekitar sungai yang berasal dari

    adanya aktivitas masyarakat seperti pembukaaan lahan untuk perkebunan

    dan pertanian.

    Sungai Pawan

    Sungai Pawan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten

    Ketapang, dimana sungai ini melintasi Kecamatan Delta Pawan, Benua

    Kayong, Muara Pawan, Nanga Tayap, Sandai dan Hulu Sungai. Aktivitas

    yang berada di daerah aliran sungai Pawan antara lain Perkebunan Kepala

    Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. SMA, PT.

    GY Plantation), Logpond PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma), pemukiman

    penduduk dan pertanian penduduk.

    Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S. PW-1 S.PW-2 I II

    1 Temperatur C 25,6 25,5 3 3

    2 TDS mg/L 70 53 1000 1000

    3 TSS mg/L 29,5 32,2 50 50

    4 pH - 6,13 6,33 6 9 6 9

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 24

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S. PW-1 S.PW-2 I II

    5 DO mg/L 7,20 7,48 6 4

    6 Salinitas 0/00 - - - -

    7 DHL mS/cm - - - -

    8 Turbiditas NTU 37,6 17,9 - -

    9 BOD mg/L 2 2,72 2 3

    10 COD mg/L 23 16,4 10 25

    11 Arsenic (As) mg/L

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 25

    berpotensi untuk mempengaruhi lingkungan. Sedangkan kondisi non

    alamiah dapat bersumber dari kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok

    yang berada di sepanjang sungai yang dapat mencemari lingkungan.

    Sungai Keriau (Pawan Hulu)

    Sungai Keriau merupakan hulunya Sungai Pawan yang terletak di

    Kecamatan Hulu Sungai. Pada daerah sekitar sungai Keriau masih terdapat

    hutan sekunder dan khususnya daerah sempadan sungai sudah banyak

    ditanami pohon karet oleh masyarakat setempat. Aktivitas yang berada di

    daerah aliran sungai Keriau antara lain : pemukiman dan perkebunan

    masyarakat.

    Pada beberapa lokasi di Sungai Keriau masih terdapat kegiatan

    penambangan emas di dalam aliran sungai Keriau, dengan bentuk ponton

    terapung. Menurut informasi masyarakat setempat (masyarakat

    Menyumbung, Sandai dan sekitarnya) pada daerah hulu sungai Keriau masih

    beroperasi kegiatan penambangan emas ilegal yang dikelola oleh

    masyarakat lokal maupun pendatang.

    Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    HS -1 HS -2 HS -3 HS -4 HS -5 HS -6 HS -7 HS -8 I II

    1 Temperatur (T) C 27 27 27 27 26 26 26 26 3 3

    2 pH - - - - - - - - 6 9 6 9

    3 DHL mS/cm 40,0 33,7 84,7 87,5 28,4 27,5 19,49 18,5 - -

    4 TDS mg/L 18,5 15,6 40,0 41,4 13 12,6 8,8 8,4 1000 1000

    5 Salinity 0/00 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

    6 BOD mg/L 2,0 1,2 1,1 2,9 2,4 1,3 3,4 2,5 2 3

    7 COD NTU 20 24 23 26 23 21 41 33 10 25

    8 TC mg/L 5,4 4,6 5,6 5,0 5,3 5,6 7,8 6,3 - -

    9 IC mg/L 1,6 1,3 1,0 1,4 2,3 1,3 1,2 1,3 - -

    10 TOC mg/L 3,8 3,3 4,2 3,6 3, 4,3 6,6 5,0 - -

    11 Besi (Fe) mg/L 0,10 0,05 < 0,0096 <

    0,0096 <

    0,0096 <

    0,0096 0,04 0,02 0,03 -

    12 Cadmium (Cd) mg/L < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0048 0,007 0,0082

    0,01 0,01

    13 Tembaga (Cu) mg/L < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0051

    < 0,0048

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 26

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    HS -1 HS -2 HS -3 HS -4 HS -5 HS -6 HS -7 HS -8 I II

    15 Seng (Zn) mg/L < 0,0053

    < 0,0053

    < 0,0053

    < 0,0053

    < 0,0053

    < 0,0053

    < 0,0053

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 27

    bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bijih besi (PT. Putra

    Alam Lestari dan PT. Kendawangan Putra Lestari), penambangan pasir

    zirkon, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Kendawangan selain

    untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan

    sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Kendawangan

    (mencuci, memasak, sanitasi). Daerah hulu dari Sungai Kendawangan

    berada di Kecamatan Marau.

    Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.KDW -1 S.KDW -2 S.KDW -3 S.KDW -4 S.KDW -5 S.KDW -6 S.KDW-7 S.KDW-8 I II

    1 Temperatur C 29 29 29 29 29 29 25,5 25,4 3 3

    2 TDS mg/L 46 1582 4 17 4 28 13.140 71 1000 1000

    3 TSS mg/L - - - - - - 25,6 26,3 50 50

    4 pH - 7,95 6,37 6,24 6,89 7,61 8,09 6,58 6,46 6 9 6 9

    5 DO mg/L - - - - - - 6,68 5,96 6 4

    6 Salinitas 0/00 3,7 1,6 4,1 17,2 3,9 0 - - - -

    7 DHL mS/cm 69,3 3,09 7,5 28 7,15 44,5 - - - -

    8 Turbiditas NTU - - - - - - 19,8 13,9 - -

    9 BOD mg/L 0,3 0,2 0,4 0,7 1,2 0,7 4,76 3,24 2 3

    10 COD mg/L 4 62 8 69 53 23 71,3 56 10 25

    11 Arsenic (As) mg/L - - - - - -

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 28

    Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Kendawangan

    menunjukkan adanya beberapa parameter yang melebihi ambang batas

    yang ditetapkan, yaitu kadar COD, besi dan fenol di sebagian titik

    pengambilan sampel. Tercemarnya sungai ini diperkirakan akibat banyaknya

    aktivitas perusahaan pertambangan di daerah aliran sungai Kendawangan

    dan perkebunan kelapa sawit. Salinitas yang tinggi di beberapa titik

    pengamatan terutama di daerah yang dekat muara sungai menunjukkan

    bahwa sungai ini mempunyai debit air yang tidak besar sehingga air laut

    masuk ke badan sungai.

    Sungai Pesaguan

    Sungai Pesaguan berada di wilayah administrasi Kecamatan Tumbang Titi,

    Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak. Aktivitas yang

    berada di sepanjang Sungai Pesaguan adalah perkebunan dan ladang

    (Karet) yang dikelola oleh masyarakat sekitar, perkebunan kelapa sawit

    yang dikelola oleh perusahaan (Poliplant Group), dan kegiatan

    penambangan (emas, zirkon, maupun timah). Untuk masyarakat yang

    berada di daerah muara Sungai Pesaguan aktivitas yang dilakukan

    masyarakat.

    Daerah sekitar Sungai Pesaguan, sebagian besar kebun karet, semak

    belukar, dan hutan skunder. Untuk aktivitas kegiatan perkebunan masih

    pada tahap pembersihan lahan (land clearing).

    Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S. PSG-1 S.PSG-2 I II

    1 Temperatur C 26,9 26,8 3 3

    2 TDS mg/L 1.200 65 1000 1000

    3 TSS mg/L 33 39,2 50 50

    4 pH - 5,34 6,58 6 9 6 9

    5 DO mg/L 6,76 7,96 6 4

    6 Salinitas 0/00 - - - -

    7 DHL mS/cm - - - -

    8 Turbiditas NTU 100 46 - -

    9 BOD mg/L 1,24 1,28 2 3

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 29

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S. PSG-1 S.PSG-2 I II

    10 COD mg/L 49,8 7,29 10 25

    11 Arsenic (As) mg/L

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 30

    Sungai Jelai yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten

    Sukamara dan wilayah terdekat yang masuk di Kabupaten Ketapang adalah

    Sukaramai, yang bersebelahan langsung dengan Sukamara.

    Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Jelai di wilayah Kecamatan Manis

    Mata adalah kegiatan perkebunan kelapa sawit (PT. Harapan Sawit Lestari,

    PT. Harapan Hibrida Kalbar, PT. UAI), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO

    PT. Harapan Sawit Lestari yang berada di daerah Jambi. Untuk kegiatan

    yang berada di wilayah Kecamatan Jelai Hulu yaitu Perkebunan Kelapa Sawit

    (PT. Fangiono, di daerah Pangkalan Suka).

    Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    SJ-01 SJ-02 I II

    1 Temperatur C 27,4 27,5 3 3

    2 TDS mg/L 14 14 1000 1000

    3 TSS mg/L 3,25 7,57 50 50

    4 pH - 6,14 5,85 6 9 6 9

    5 DO mg/L 7,41 7,21 6 4

    6 Salinitas 0/00 - - - -

    7 DHL mS/cm - - - -

    8 Turbiditas NTU 3,74 6,92 - -

    9 BOD mg/L 1,92 1,46 2 3

    10 COD mg/L 5,94 3,92 10 25

    11 Arsenic (As) mg/L

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 31

    Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Jelai menunjukkan bahwa

    kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang

    batas. Walaupun untuk parameter besi hanya dipersyaratkan untuk baku

    mutu kelas I, yaitu untuk peruntukan air baku pengolahan air minum.

    Sungai Matan

    Sungai Matan yang bermuara di Kabupaten Kayong Utara (Kecamatan

    Simpang Hilir), merupakan sungai yang berada di dalam kawasan Taman

    Nasional Gunung Palong. Daerah Hulu Sungai Matan di berada di Desa

    Legong (Kecamatan Simpang Hulu).

    Salah satu anak sungai Matan yang mengalir ke Sungai Matan adalah Sungai

    Banjur (Hulu sungai Banjur berada di dalam kawasan Hutan Lindung).

    Aktivitas yang berada di Sekitar Sungai Matan adalah perkebunan kelapa

    sawit (yang dikelola perusahaan), pemukiman penduduk, perkebunan lokal

    yang dikelola oleh masyarakat sekitar.

    Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.MT-1 S.MT-2 S.MT-3 S.MT-4 S.MT-5 S.MT-6 S.MT-7 S.MT-8 I II

    1 Temperatur (T) C 27 27 26 27 26 26 25 25 3 3

    2 pH - 6,64 6,45 6,80 6,48 6,44 6,76 6,41 6,62 6 9 6 9

    3 DHL mS/cm 20,8 21,5 18,1 19,3 19 19,4 20,6 29 - -

    4 TDS mg/L 9,4 9,7 8,1 8,7 8,6 8,7 9,3 13,4 1000 1000

    5 Salinity 0/00 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

    6 BOD mg/L 1,5 1,1 1,2 0,8 0,3 0,8 0,6 0,7 2 3

    7 COD NTU 24 6 9 1 8 12 22 4 10 25

    8 TC mg/L 5,8 4,7 4,9 4,1 4 2,8 5,4 3,3 - -

    9 IC mg/L 2,4 2,2 2,2 2 2,2 1,5 1,2 1,6 - -

    10 TOC mg/L 3,4 2,5 2,7 2,1 1,8 1,3 4,2 1,7 - -

    11 Besi (Fe) mg/L 1,1 0,75 < 0,0096 0,6 0,7 0,5 0,9 0,6 0,03 -

    12 Cadmium (Cd) mg/L < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0048 0,007 0,0082

    0,01 0,01

    13 Tembaga (Cu) mg/L < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0051

    < 0,0048

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 32

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.MT-1 S.MT-2 S.MT-3 S.MT-4 S.MT-5 S.MT-6 S.MT-7 S.MT-8 I II

    17 Nitrit Sebagai N mg/L 0,10 0,07 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 0,03 < 0,01 0,06 0,06

    18 Fenol mg/L 1,92 0,96 0,5 0,82 0,7 0,7 < 0,1 1,28 1 1

    Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.

    Keterangan Kode Sampel

    S.MT-1 : Sungai Gerai (Jembatan Batang Gerai) S.MT-2 : Sungai Banjur (Desa Semandang Kanan) S.MT-3 : Sungai Simpang Dua (Desa Semandang Kanan) S.MT-4 : Sungai Banjur (Selantak) S.MT-5 : Sungai Banjur (Bukang) S.MT-6 : Sungai Karab (Bukang) S.MT-7 : Sungai Banjur (Desa Mekar Raya) S.MT-8 : Sungai Banjur (Jembatan Desa Mekar Raya)

    Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Matan dapat diketahui

    bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali

    kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang

    batas dan kadar fenol dibeberapa titik yaitu S.MT-1 dan S.MT-8 juga

    melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan

    logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam

    dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan

    baik diperairan atau didaratan. Melihat dari hasil uji laboratorium tersebut

    maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air Matan masih cukup baik.

    Sungai Kualan

    Sungai Kualan yang merupakan sumber aktivitas sehari-hari bagi

    masyarakat sekitar Ibu kota Kecamatan Simpang Hulu (Balai Bekuak) dan

    masyarakat sepanjang Sungai Kualan antara lain untuk aktivitas kehidupan

    sehari-hari seperti mandi, cuci, maupun kebutuhan air bersih. Berdasarkan

    informasi masyarakat yang berada di Balai Berkuak, di Sungai Kualan

    terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin yang berada di daerah hulu

    Sungai Kualan dan berdampak pada pencemaran air.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 33

    Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.H-1 S.H-2 S.H-3 S.H-4 S.H-5 S.H-6 S.H-7 S.H-8 I II

    1 Temperatur (T) C 26 26 26 27 26 27 27 27 3 3

    2 pH - - - - - - - - - 6 9 6 9

    3 DHL mS/cm 6,19 382 619 769 905 264 365 343 - -

    4 TDS mg/L 300 184 300 375 443 126,7 175,9 165,2 1000 1000

    5 Salinity 0/00 0,3 0,2 0,3 0,4 0,4 0,1 0,2 0,2 - -

    6 BOD mg/L 2,1 2,1 1,3 1,9 2,0 1,5 2,5 2,3 2 3

    7 COD NTU 19 20 19 27 20 44 35 24 10 25

    8 TC mg/L 6.4 5.7 6.2 5.4 5.6 4.4 5.2 4.2 - -

    9 IC mg/L 1,4 1,6 1,5 1,7 1,9 2,0 1,6 2,1 - -

    10 TOC mg/L 5,0 4,1 4,7 3,7 3,6 2,5 3,6 2,1 - -

    11 Besi (Fe) mg/L 0,93 0,23 0,82 1,4 0,89

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 34

    adanya aktivitas masyarakat disekitar sungai seperti perkebunan dan

    pertanian.

    Sungai Tayap

    Kecamatan Nanga Tayap merupakan salah satu kecamatan yang paling

    banyak memiliki aktivitas perusahaan di dalam kawasannya. Aktivitas

    perusahaan yang berada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap antara lain

    kegiatan Pemantaan Hasil Hutan Alam (PT. Sukajaya Makmur), Pemanfaatan

    Hasil Hutan Tanaman (PT. Wana Hijau Pesaguan), Perkebunan Kelapa Sawit

    (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. Sawit Makmur

    Abadi, BGA Group, PT. GY Plantation, dll), Kegiatan Pertambangan Bauksit

    (PT. Harita Prima Abadi Mineral) dan kegiatan lainnya.

    Selain aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut, pada anak-anak sungai

    Kayong dan Sungai Tayap yang merupakan sungai terbesar di Kec. Nanga

    Tayap sdelai sungai Pawan, banyak terdapat kegiatan penambangan emas

    tanpa ijin (PETI) dan penambangan pasir, antara lain terdapat di sungai

    Segagap dan Sungai Demit.

    Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.TY-1 S.TY-2 S.TY-3 S.TY-4 S.TY-5 S.TY-6 I II

    1 Temperatur (T) C 28 28 30 27 29 30 3 3

    2 pH - 7,26 6,05 6,65 6,48 7,26 6,08 6 9 6 9

    3 DHL mS/cm 17,55 26,7 24,9 19,3 25,4 21,9 - -

    4 TDS mg/L 8 12 11 11,5 12 10 1000 1000

    5 Salinity 0/00 0 0 0 0 0 0 - -

    6 BOD mg/L 1,3 1,7 0,4 0,4 0,6 0,3 2 3

    7 COD NTU 20 49 23 14 64 4 10 25

    8 TC mg/L 5,6 13,7 6,1 5,6 5,3 8,5 - -

    9 IC mg/L 2 2,5 2,6 2,7 2,4 2,2 - -

    10 TOC mg/L 3,6 11,2 3,5 2,9 2,9 6,3 - -

    11 Besi (Fe) mg/L 0,76 2,04 0,87 0,7 0,7 1 0,03 -

    12 Cadmium (Cd) mg/L < 0,0051 0,009 0,01 0,01 0,01 0,01

    0,01 0,01

    13 Tembaga (Cu) mg/L < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0048

    < 0,0051

    0,02 0,02

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 35

    No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Kelas Air

    S.TY-1 S.TY-2 S.TY-3 S.TY-4 S.TY-5 S.TY-6 I II

    14 Timbal (Pb) mg/L < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0051

    < 0,0053

    0,03 0,03

    15 Seng (Zn) mg/L 0,019 0,029 0,31 0,20 039 0,34 0,05 0,05

    16 Amoniak

    (NH3-N) mg/L < 0,02 0,13 < 0,02 < 0,02 < 0,02 0,02 0,5 -

    17 Nitrit Sebagai N mg/L 0,03 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 0,06 0,06

    18 Fenol mg/L < 0,1 0,2 < 0,1 0,61 0,42 0,51 1 1

    Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.

    Keterangan Kode Sampel

    S.TY-1 : Sungai Engkadin S.TY-2 : Sungai Segagap S.TY-3 : Jembatan Nanga Tayap S.TY-4 : Sungai Demit, Tepi Jalan Desa Sekembar S.TY-5 : Sungai Demit, Jembatan Desa Betenung S.TY-6 : Muara Sungai Kayung

    Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Nanga Tayap dapat

    diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas,

    kecuali kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi

    ambang batas. Sedangkan kadar COD dan fenol dibeberapa titik juga

    melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD pada titik S.TY-2 dan

    S.TY-5 dan kadar fenol pada titik S.TY-3 s.d S.TY-6. Adanya kadar besi ini

    disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang

    terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya

    mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Adapun kadar COD dan

    fenol dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan

    di daerah aliran sungai Nanga Tayap dan perkebunan kelapa sawit. Serta

    adanya pemukiman masyarakat disekitar sungai yang secara tidak langsung

    juga dapat memberikan kontribusi.

    D. Udara

    Udara yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,

    tidak bewarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih

    sudah sulit diperoleh, terutama di perkotaan yang telah terdapat aktivitas

    usaha dan kepadatan lalu lintasnya. Udara yang telah tercemar dapat

    merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 36

    lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya akan

    mengurangi kualitas hidup manusia.

    Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

    di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi

    udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam

    udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup

    lama, akan mengaggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

    Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak

    tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan

    sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang

    fungsinya sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dalam udara

    terdapat Oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses

    fotosintesis dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan atau

    komposisi udara bersih dan kering, antara lain :

    Nitrogen (N2) : 78,09 % Oksigen (O2) : 21,94 % Argon (Ar) : 0,93 % Kabondioksida (CO2) : 0,032 %

    Kualitas udara ambient diwilayah Kabupaten Ketapang masih tergolong

    alami dan belum mengalami pencemaran dari suatu usaha atau kegiatan.

    Beberapa parameter kualitas udara ambient penting yang dilakukan

    pengukuran antara lain : SO2 (Sulfur Dioksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), CO

    (Carbon Monoksida), Timbal (Pb), Hidrokarbon (HC) dan Debu (TSP/PM-10)

    sebagaimana yang diprasyaratkan dan tertera di dalam lampiran Peraturan

    Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

    Sedangkan tingkat kebisingan telah menjadi peningkatan pada jam-jam

    tertentu, karena disebabkan oleh mobilisasi kendaraan roda dua dan roda

    empat. Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan Keputusan

    Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu

    Kebisingan.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 37

    Tabel 1.19. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien

    No Parameter Satuan U1 U2 Baku Mutu Udara Ambien

    1. Sulfur Dioksida (SO2) g/m 1,94 0,2 365

    2. Carbon Monoksida (CO) g/m 5,33 2,75 10.000

    3. Nitrogen Oksid (NOx) g/m 0,4 0,3 150

    4. Hidrogen Sulfide (H2S) g/m 0,00 0,00 0,02

    5. Amonia (NH3) g/m 0,00 0,00 0,5

    6. Partikrel Debu (SPM) g/m 6,258 1,476 230 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Barat

    Pontianak, 2013.

    Keterangan Kode Sampel : UI dan U2 diambil di JL. D.I Panjaitan

    Kualitas Udara

    1. Sulfur Dioksida (SO2)

    Gas SO2 dapat berasal kegiatan pembakaran mesin yang menggunakan

    bahan bakar fosil seperti kendaraan bermotor sebesar 3,7%, industri

    sebesar 69,4%, dan proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh

    bakteri serta sumber lainnya (10%). Gas SO2 merupakan gas tidak

    berwarna, bila terjadi kontak dengan udara akan teroksidasi menjadi

    sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx) yang larut dalam

    lembab udara membentuk asam sulfat penyebab hujan asam. Sama

    halnya dengan gas NOx, menghirup udara yang mengandung gas SO2

    dalam kadar tertentu mengakibatkan sakit tenggorokan, batuk, sulit

    bernafas, bronkhitis dan pelumpuhan pernafasan, sedangkan efek pada

    tumbuhan merupakan Phytotoxic (keracunan pada tumbuhan) yang

    menyebabkan munculnya noda-noda berwarna putih hingga kekuning-

    kuningan di pinggir atau pada urat daun sehingga menurunkan

    produktifitas tanaman karena terganggunya proses fotosintesa.

    2. Karbon Monoksida (CO)

    Gas CO merupakan hasil pembakaran mesin yang tidak sempurna yang

    menggunakan bahan bakar fosil. Sumber utama gas CO saat ini ialah

    kendaraan bermotor dan industri. Gas CO merupakan gas racun, yang

    dapat terserap oleh darah melalui pernafasan membentuk

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 38

    carboxyhemoglobin (COHb) yang relatif stabil dan menghalangi

    penyerapan oksigen oleh darah sehingga penderita mengalami anoxia,

    yaitu kekurangan oksigen dalam darah. Gejala keracunan CO adalah

    pusing, koma, dan dapat mengakibatkan kematian bila konsentrasi

    mencapai 750 mg/L.

    3. Nitrogen Dioksida (NO2)

    Gas NO dapat berasal dari pembakaran mesin yang menggunakan bahan

    bakar fosil. Sumber lainnya adalah dari proses dekomposisi yang

    dilakukan oleh bakteri terhadap kandungan bahan-bahan organik yang

    mengandung unsur Nitrogen sehingga menghasilkan Nitrat dan Nitrit di

    dalam tanah kemudian dilepas ke udara. Sumber utama gas NO2 saat ini

    adalah dari aktivitas transportasi yaitu sebanyak 43% disusul industri

    32% dan proses alam 5%.

    4. Partikel Debu (SPM)

    Partikel debu merupakan bahan padat yang melayang-layang di udara

    dengan ukuran butir antara 0,002-500 mikron. Partikel debu dengan

    ukuran 2,5 10 mikrometer dinamakan partikel dengan SPM10. Partikel

    yang termasuk kedalam PM10 antara lain abu, debu dari pabrik, jalan dan

    debu yang berasal dari penggalian tanah dan batu.

    Sedangkan untuk partikel dengan ukuran < 2,5 mikrometer dinamakan

    PM2,5 antara lain logam berat, hasil pembakaran hutan dan proses industri

    logam. Sumber utama partikulat ini dari proses pembakaran diantaranya

    dari partikulat hasil proses pengembunan, abu atau partikel-partikel

    bahan bakar yang tidak terbakar dan jelaga dari bahan bakar yang

    terbakar sebagian. Partikel debu di udara dapat menyebabkan gangguan

    pernafasan seperti fibrosis dan abstraksi paru-paru. Sedangkan pengaruh

    terhadap tumbuhan yaitu menghambat sinar matahari sehingga dapat

    mempengaruhi proses fotosintesis.

    E. Laut, Pesisir dan Pantai

    Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Ketapang memiliki sumberdaya yang

    kaya, yang belum tergali secara optimal pemanfaatannya. Dengan garis

    pantai yang cukup panjang membentang dari utara sampai ke selatan.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 39

    Dengan 42 pulau-pulau kecil di mana 3 di antaranya berpenghuni dan 39

    pulau yang tidak berpenghuni. Banyaknya pulau-pulau kecil di perairan

    Kabupaten Ketapang memberikan indikasi bahwa perairan di wilayah ini

    menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna laut. Terdiri atas

    berbagai kawasan yang menyimpan berbagai kekayaan alam hayati dan non

    hayati yang sangat potensial dikembangkan bagi kesejahteraan dan

    kemakmuran masyarakat.

    Pada kawasan perairan umum (termasuk daerah rawa pasang surut) potensi

    yang telah dimanfaatkan baru sebesar 3.660 ton/tahun. Sedangkan perairan

    laut potensi yang telah dimanfaatkan baru sebesar 22.437,7 ton/tahun. Jadi

    masih terbentang peluang pemanfaatan potensi di wilayah perairan umum

    dan laut di Kabupaten Ketapang ini.

    Tabel 1.20. Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan

    No Kecamatan Berpenghuni Tak Berpenghuni Jumlah

    1 Kendawangan 3 33 36

    2 Delta Pawan - 4 4

    3 Matan Hilir Utara - 5 5

    Jumlah 3 42 45 Sumber : Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Ketapang Tahun 2012.

    Mangrove

    Ekosistem mangrove adalah salah satu tipe ekosistem hutan yang

    ditemukan di sepanjang pantai atau muara muara sungai yang dipengaruhi

    oleh pasang surut air laut. Daerah yang sangat ideal tumbuhnya hutan

    mangrove adalah daerah muara sungai besar dan daerah delta yang sangat

    kaya dengan endapan lumpur dan pasir campur lumpur. Mangrove memiliki

    fungsi ekologis, ekonomi dan sosial yang bermanfaat bagi manusia. Secara

    sederhana zonasi ekosistem mangrove dapat dibagi ke dalam daerah-daerah

    sebagai berikut:

    Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir,

    sering ditumbuhi oleh api-api (Avicennia sp). Pada zona ini biasa

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 40

    berasosiasi bogem/perepat (Sonneratia sp.) yang dominan tumbuh pada

    lumpur dalam yang kaya akan bahan organik.

    Lebih ke darat, ekosistem mangrove umumnya didominasi oleh bakau

    (Rhizophora sp). Dijumpai juga tancang (Bruguiera sp.) dan nyirih/siri

    (Xylocarpus sp).

    Zona berikutnya didominasi oleh tancang (Bruguiera sp.).

    Zona transisi antara ekosistem mangrove dengan hutan dataran rendah,

    biasa ditumbuhi oleh nipah (Nypa fruticans), dan beberapa spesies palem

    lainnya.

    Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia

    Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning

    grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan,

    udang, kerang-kerangan dan species lainnya. Selain itu serasah mangrove

    (berupa daun,ranting dan biomassa lainnya yang jatuh ke perairan menjadi

    sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan

    produktifitas perikanan perairan laut laut didepannya. Lebih jauh, hutan

    mangrove juga merupakan habitat (rumah) bagi berbagai jebis burung,

    reptilia, mamalia dan jenis-jenis kehidupan lainnya, sehingga hutan

    mangrove menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma

    nutfah (genetic pool) yang tinggi serta berfungsi sebagai sistem penunjang

    kehidupan. Jika mangroves tidak ada, maka produksi laut dan pantai akan

    berkurang secara nyata.Dengan sistem perakaran dan canopy yang rapat

    serta kokoh, hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 41

    gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gaya-

    gaya kelautan yang ganas lainnya.

    Secara ekonomi, hutan mangrove adalah salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) yang selama ini terlupakan.

    Padahal sumberdaya alam mangrove merupakan sumber daya alam yang dengan mudah dapat merecovery diri setelah dilakukan aktivitas

    pemanfaatan, yang sangat potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Bagian hutan mangrove yang dapat diimanfaatkan adalah kayunya

    (untuk bahan bangunan, arang (charcoal), dan bahan baku kertas ) dan non kayu (lebah madu, jasa lingkungan / ekotourisme dan perikanan ). Secara sosial, hutan mangrove juga merupakan tempat mencari nafkah masyarakat

    nelayan, penghasil oksigen, membuka lapangan kerja, dan yang tidak boleh dilupakan adalah multiplier efek dari seluruh kegiataan yang ada di

    dalamnya.

    Bedasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi Tim Fakultas Kehutanan IPB

    pada tahun 1999 total ekosistem mangrove potensial di Kabupaten Ketapang seluas 109.673,61 Ha (daerah pesisir Kabupaten Ketapang saat ini 2009, terdiri atas Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara). Dari total

    luas tersebut, 23.540,49 hektar merupakan kawasan hutan dan selebihnya 65.345,55 hektar terdapat di luar kawasan hutan.

    Tabel 1.21. Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang

    No Nama Lokal Nama Ilmiah Family

    1 Jeruju Acanthus ilicifolius Acanthaceae

    2 Piai Acrosthicum speciosum Pteridaceae 3 Tanjang Bruguiera cylindrica Rhizophoraceae 4 Tumuk Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae

    5 Tumuk busung Bruguiera sexangula Rhizophoraceae 6 Buta-buta Excoecaria agallocha Euphorbiaceae 7 Buah akar* Ficus sp1 Moraceae

    8 Teruntum Lumnitzera littorea Combretaceae 9 Nipah Nypa fruticans Arecaceae 10 Bakau Rhizophora apiculata Rhizophoraceae

    11 Nyirih Xylocarpus granatum Meliaceae 12 Nyirih batu Xylocarpus moluccensis Meliaceae Sumber : Hasil Identifikasi di Lapangan, 2013.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 42

    Jeruju (Acanthus ilicifolius) Piai (Acrosthicum speciosum)

    Tumuk (Bruguiera gymnorrhiza) Buta Buta (Excoecaria agallocha)

    Buah Akar (Ficus sp1) Nipah (Nypa fruticans)

    Nyirih (Xylocarpus granatum) Nyirih Batu (Xylocarpus moluccensis)

    Gambar 1.6. Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 43

    Terumbu Karang

    Ekosistem terumbu karang merupakan masyarakat organisme yang

    didominasi oleh hewan penyengat berbentuk polyp dimana berbagai jenis

    ikan dan biota laut lainnya berasosiasi di dalamnya. Biota terpenting dalam

    suatu ekosistem terumbu karang adalah karang batu (stony coral), tergolong

    scelactenia dimana kerangkanya terbuat dari kapur yang dihasilkan oleh

    polyp karang itu sendiri serta bantuan dari alga berkapur dan organisme lain

    yang menghasilkan kapur. Sebagai ekosistem yang khas di daerah tropik,

    ekosistem terumbu karang memiliki produktifitas yang sangat tinggi

    sehingga keanekaragaman biota yang berasosiasi cukup besar. Ekosistim

    terumbu karang ini umumnya terdapat pada perairan yang relatif dangkal

    dan jernih serta suhu yang hangat dan memiliki kadar karbonat yang tinggi.

    Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta

    jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar

    perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan

    kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan

    penyusun karang dan biota lainnya.

    Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium

    karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang

    adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum

    Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria. Karang (coral) merupakan

    individu yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan bahan kapur

    (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan

    organisme-organisme yang dominan hidup di terumbu karang adalah

    binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur dan alga yang

    banyak diantaranya mengandung kapur seperti organism dari Ordo

    scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas

    Hydrozoa.

    Berdasarkan geomorfologisnya ekosistem karang dibagi menjadi 3 (tiga)

    tipe, yaitu :

    1. Terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang terdapat

    di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter. Terumbu ini

    tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 44

    2. Terumbu karang penghalang (barrier reef), yaitu terumbu karang yang

    dipisahkan dari daratan atau berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh

    goba (lagoon) dengan kedalaman 4070 meter. Umumnya terumbu

    karang ini memanjang menyusuri pantai.

    3. Terumbu karang cicin/melingkar (atoll reff), yaitu terumbu karang yang

    melingkar atau berbentuk oval yang melingkari goba atau terumbu petak.

    Terumbu karang merupakan ekosistem air dangkal tropis yang tumbuh

    subur pada suhu 25C s/d 29 C, karena hewan penyusun terumbu karang

    memerlukan cahaya yang cukup dan kedalaman air < 30 meter untuk

    tumbuh dengan baik. Terumbu karang merupakan ekosistem beraragam,

    menunjang kehidupan kehidupan lainnya dari jenis tumbuhan dan hewan.

    Terumbu karang yang terdapat di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau

    Sawi pada umumnya terumbu karang pinggiran dan masih dalam kondisi

    baik. Produktivitas terumbu karang ini tinggi terutama karena aliran air yang

    membawa zat hara, pendaurulangan secara biologis yang effisien dan

    kemampuan yang tinggi untuk menyimpan zat hara. Fungsi utama terumbu

    karang sangat penting dalam melindungi pantai dari pukulan ombak

    merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut untuk berlindung, berpijah,

    beruaya dan tempat mencari makanan.

    Sebaran terumbu karang di Kabupaten Ketapang dapat ditemui di Pulau

    Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi. Kondisi karang dan terumbu karang

    di Kabupaten Ketapang secara umum mempunyai daerah penutupan yang

    masih bagus sampai sedang. Dibeberapa tempat banyak karang-karang

    yang rusak dan hancur akibat terkena bom yang dipakai oleh nelayan untuk

    mendapatkan ikan. Pada umumnya karang-karang yang rusak tersebut

    terletak agak jauh dengan pemukiman penduduk.

    Ekosistem terumbu karang di perairan Kendawangan tersebar dipesisir dan

    pulau-pulau kecilnya. Tipe terumbu karang tersebut umumnya terdapat

    pada kedalaman 1 5 m. Dilokasi ini pertumbuhan karang cukup baik.

    Kualitas tutupan karang mencapai 55,63% dan masih tergolong sangat baik.

    Genus karang yang mendominasi adalah Acropora (21,03%) dengan bentuk

    Acropora meja (16,63%) dan Acropora sp (4,4%). Sedangkan jenis karang

    batu dari non acropora adalah 34,60% yang terdiri dari karang masif

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 45

    21,93%, karang menjalar 7,50%, karang sub masif 5,03% dan karang

    bentuk daun 0,13%.

    Pada Pulau Gelam dapat ditemui spesies karang antara lain Montifera spp,

    Porintes spp, Merulina spp, Acropora spp, Favites spp, Favia spp, Euphyllia

    spp, Goniastrea spp, dan Symphillia spp.

    Di Pulau Cempedak, terumbu karang terdapat di bagian utara dan barat

    sedangkan pada bagian selatan hanya berupa gosong yang cukup luas. Pada

    bagian timur merupakan hamparan padang lamun. Terumbu karang di Pulau

    ini terdapat pada kedalaman 1 3 m, dan pada kedalaman >3 m sangat

    sedikit ditemui terumbu karang. Prosesntase tutupan karang hidup di Pulau

    Cempedak mencapai 44,57% dan didominasi oleh karang berbentuk daun

    (foliose) 23,43%, karang masif 8,80%, karang bercabang 6,57%, karang

    menjalar 4,07% dan karang berbentuk menjalar 1,40%. Kemudian didaerah

    ini juga banyak terdapat sponges dengan tutupan 16,73%. Kualifikasi

    karang di pulau ini termasuk kategori sedang. Beberapa karang batu yang

    hidup dan teridentifikasi adalah Stylophora pistillata, Turbinaria spp, Porites

    spp, Favites spp, Montasrea spp, Goniastrea spp dan Plathygyra spp.

    Pectina spp

    Acropora spp Acropora spp

    Acropora spp

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 46

    Gambar 1.7.

    Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi

    Lamun

    Lamun merupakan salah satu produsen yang paling tinggi produktivitasnya

    jika dibandingkan dengan karang, mangrove serta ekosistem lainnya di

    perairan pesisir dan laut dangkal. Lamun adalah tumbuhan air berbunga

    yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, memilki rimpang

    (rhizome), berakar yang berkembang biak dengan generative dan vegetative

    yang hidup disubtrat lumpur, pasir dan karang. Umumnya disekitar ekositem

    Lamun biasanya ditumbuhi hewan herbivora seperti ikan Baronang dan

    Penyu.

    Secara umum informasi data yang akurat mengenai kondisi dan luasan

    ekosistem Lamun di Kabupaten Ketapang relatif masih terbatas. Beberapa

    jenis lamun yang dapat ditemui diperairan Ketapang antara lain Jenis

    Thallasia hempreci dan Enchalus acroide. Catatan terakhir Tahun 2006 di

    Kabupaten Ketapang memiliki ekosistem Lamun seluas 2.500 Ha.

    Program Rehabilitasi Kawasan Pesisir

    Berkaitan dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di wilayah

    pesisir dan laut, kurun waktu 2 tahun terakhir Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kabupaten Ketapang memiliki program reahbilitasi kawasan pesisir antara

    lain :

    Acropora spp Soft Coral

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

    Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang 47

    1. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Dusun Pulau Cempedak Kecamatan Kendawangan sebanyak 250 modul di Tahun 2012.

    2. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Desa Pagar Entimun di Kecamatan Matan Hilir Sealatan, sebanyak 250 modul di Tahun 2013.

    3. Pemasangan Turap Beton di Kecamatan Matan Hilir Sealatan Tahun 2012

    4. Pembangunan SPDN (stasiun pengisian BBM untuk Nelayan) di Kecamatan Matan Hilir Sealatan Tahun 2012.

    5. Pemasangan rabat beton di Desa Sukabaru Kecamatan Benua kayong Tahun 2013.

    6. Pemasangan rabat beton di Desa Satong Kecamatan Matan Hilir Utara

    Tahun 2013.

    7. Perencanaan pembangunan Kawasan Konservasi Laut di Pulau Cempedak

    Kecamatran Kendawangan.

    F. Iklim

    Kabupaten Ketapang memiliki iklim tropis dengan temperatur harian

    berkisar antara 26,8 C - 30.5 C. Kondisi curah hujan dan hari hujan di

    Kabupaten Ketapang sangat bervariasi. Pada tahun 2012, curah hujan

    bulanan tertinggi yang tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman

    adalah pada bulan Desember mencapai 633,5 mm, sedangkan terendah

    terjadi pada bulan September mencapai 11,2 mm. Demikian juga banyaknya

    hari hujan tertinggi dan terendah terjadi di Stasiun Meteorologi Rahadi

    Usman yaitu tertinggi pada bulan Desember sebanyak 28 hari dan terendah

    terjadi pada bulan September yang tercatat selama 2 hari. Untuk

    mengetahui parameter iklim yang terdiri dari curah hujan, hari hujan,

    temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Tabel 1.22.

    Tabel 1.22.

    Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang Tahun 2012

    Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan

    (Hari)

    Temperatur (Rata-Rata)

    C

    Kelembaban (Rata-Rata)

    %

    Januari

    Februari