lift edisi 27

12

Upload: lpm-solid-ft-ub

Post on 30-Mar-2016

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MERAJUT BAMBU SERIBU CANDI

TRANSCRIPT

Page 1: LIFT Edisi 27
Page 2: LIFT Edisi 27

2 Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

teras

Diterbitkan oleh: LPM SOLID FT UB|Pelindung: Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya|Penasehat: Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik|Pemimpin Umum: Hamdah Safiudin|Pemimpin Redaksi: Dwi Mashita|Ketua Divisi LIFT: Mufidz Akbar Rizqian|Tim Redaksi: Akbar, Rifqi, Umam, Krisna, Rahmi, Nurma, Nia, Nukha, Ridho, Mufidz, Ila, Yussi, Nova, Fatimah, Jawahirur, Vivit, Hamda, Yuri, Nizam, A.Fahmi, Wildan, A.Aditya, Ita, Inez, Winda |Editor: Dewi, Yussi|Layout dan Grafis: Rifqi, Yussi, Hamda|Dana:Nukha| Alamat Redaksi: Lt.2 Ged. Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Teknik UB, Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Telp: (0341) 585941| E-mail: [email protected]|Website: www.solid.or.id

Redaksi menerima kiriman tulisan yang berisi tentang informasi - informasi yang menyangkut Fakultas Teknik ataupun kegiatan kemahasiswaaan dilingkungan Fakultas Teknik. Panjang tulisan maksimal 3 (tiga) halaman A4 spasi ganda. Redaksi berhak mengedit tulisan bila dianggap perlu selama tidak merubah maksud penulis. Kiriman tulisan dapat dikirim langsung ke redkasi SOLID. Kiriman tulisan harus disertai dengan keterangan lengkap penulis.

ITIKADKami ucapkan syukur kepada Allah SWT, karena dengan

segala sumber daya yang terbatas akhirnya LIFT edisi 27 ini bisa terbit. LIFT merupakan media yang berfungsi untuk menyampaikan kabar yang faktual yang berada di lingkup Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Kami juga

selalu senantiasa berusaha memberikan yang terbaik demi kebanggaan Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

Tak terasa sudah 49 tahun Fakultas Teknik tercinta ini telah berdiri. Berbagai kegiatan dan kontribusi yang dilakukan

seperti kegiatan arsitektur Indonesia yang bertema Merajut Bambu Seribu Candi yang akan disajikan di dalam rubrik

FOKUS.

Untuk Rubrik warta teknik kali ini, akan membahas program kreatifitas mahasiswa dan pelatihan kader teknik.

Kegiatan yang ada di Fakultas Teknik cukup padat selama kurun waktu 6 bulan. Kami mencoba merangkum beberapa

event dari setiap jurusan yang akan disajikan di rubrik KAMPUS.

Kami menyadari bahwa media LIFT ini jauh dari kesempurnaan. Tetapi kami selalu berusaha menyediakan yang terbaik bagi anda. Kritik dan saran senantiasa kami

nantikan. Kami juga selalu menantikan kerjasama dari para pembaca, demi terwujudnya Fakultas Teknik yang lebih baik.

HIDUP TEKNIK !!!

Cover by Rifqi

FOKUS

3 Merajut Seribu Bambu

WARTEK5 Program Kreatifitas Mahasiswa

7 Pelatihan Kader Teknik

KAMPUS8 Lomba Launcher Jembatan

8 M-Games

9 BHATARA Sang Robot Cerdas

9 Ekspresi Air dari Sudut Lensa

10 Pameran Sebagai LPJ Kuliah Lapangan

Terpadu

10 Fantastic Eco-Logic PWK Fair 2012

10 Malam Keakraban Teknik Kimia

DAFTAR ISI

Page 3: LIFT Edisi 27

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012 3

FOKUS

Bambu merupakan material lokal di Indonesia yang terkadang dipandang sebelah mata. Hal ini disebabkan karena banyaknya material bua-

tan yang memudahkan pembangunan membuat generasi muda lupa akan potensi lokal. Inilah yang mendorong be-berapa arsitek Indonesia untuk memperkenalkan bambu pada generasi muda. Tanpa disengaja, terbentuklah keg-iatan kemanusiaan Merajut bambu Seribu Candi. Kegiatan ini sendiri berlangsung di sekitar Candi Borobudur dan berlangsung mulai tanggal 9-29 april 2012.

Di bentuknya kegiatan kemanusiaan ini berawal dari kesepakatan antara beberapa Arsitek, yaitu DR Galih W. Pangarsa (UB), Paulus Mintarga, Adi Purnomo (MamoStu-dio, Bogor), Yu Sing (Studio Akanoma, Bandung), Eko Pra-woto (Eko Prawoto Workshop, Jogjakarta), Bambang Supri-jadi (Undip, Semarang), MADcahyo (Surabaya), Budi Pra-dono (BPA, Jakarta), Yori Antar (PT Han Awal dan Partners Architect, Jakarta), dan Prof. Josef Prijotomo (ITS).

Sebenarnya beberapa arsitek tersebut tidak membuat organisasi resmi, mereka bergerak karena memiliki visi dan gagasan yang sama, dan dapat dikatakan memiliki ide-

alisme yang sama, yakni bambu merupakan material masa depan. Material masa depan itulah yang mendorong ter-bentuknya kegiatan kemanusiaan. Bisa dikatakan bahwa ini komunitas yang tidak terorganisasi.

“Saya ditanya banyak orang, ini organisasi apa pak? Saya bilang ini organisasi tanpa bentuk. Tapi karena ban-yaknya orang yang bertanya, ya sudahlah ini Komunitas Merajut Bambu.” ujar DR Galih W. Pangarsa, ketua Umum Merajut Bambu Seribu Candi.

Keakraban di antara para penggagas Merajut Bambu Seribu Candi tersebut selain hubungan pribadi, yaitu dari workshop Arsitektur Nusantara Kontemporer, acara rutin yang dilakukan jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya yang sebenarnya memiliki dampak sangat besar.

Melalui workshop Arsitektur Nusantara Kontemporer yang mengundang beberapa arsitek-arsitek terperangah di Indonesia terjalinlah hubungan yang baik. Hubungan ini-lah yang pada akhirnya menyatukan gagasan dan visi yang sama untuk arsitektur nusantara ke masa mendatang. Langkah awal ini adalah kegiatan kemanusiaan Merajut Bambu Seribu Candi.

DR Galih W. Pangarsa

Asal Mula Merajut Bambu Seribu Candi

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan lokalitas. Pada tiap daerah memiliki kebudayaan, adat istiadat maupun sumber material yang berciri khas. Material itupun

bermacam-macam, sebagai contohnya bambu. Apabila diteliti lebih jauh, bambu mampu digunakan sebagai alternatif material masa depan.

Menyikapi betapa pentingnya bambu, gabungan arsitektur Indonesia menggagas sebuah kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan tersebut bertemakan Merajut Bambu Seribu Candi dengan material pokok bambu. Sebuah gerakan kemanusiaan yang membuka jalan

untuk generasi muda mengenal potensi lokal negeri.

S eperti namanya, Merajut Bambu Seribu Candi, ke-giatan ini berlangsung di

sekitar Candi Borobudur, yakni Magelang. Lokasi tepatnya, keg-iatan kemanusiaan ini dilakukan di persimpangan antara jalan utama dan jalan desa, sepanjang jalur Wanurejo-Tegalarum. Pada sepanjang jalan ini akan di ban-gun street decoration yang me-makai material bambu yang ber-ciri khas Borobudur.

Mengapa lokasi di Magelang? Paradigma masyarakat secara umum bahwa Magelang hanya merupakan kota wisata berse-jarah ternyata salah besar. Dae-rah ini juga memiliki fungsi lain jika dilihat dari segi topografinya.

Magelang merupakan salah satu dae-rah potensi bambu yang cukup bagus di Jawa.

Jika kita menanam bibit bambu di daerah Magelang, maka kemung-kinan besar bambu tersebut dapat tumbuh dengan baik dan cepat. Hal itu disebabkan karena banyaknya gu-nung merapi yang berada di sekitar Magelang. Menurut riset, jika tanah berada di daerah gunung yang ma-sih aktif, maka tanah tersebut men-gandung unsur hara yang tinggi dan sangat baik untuk lahan pertanian. Selain Magelang, Wonogiri juga ter-masuk salah satu tempat yang berpo-tensi baik. Itulah sebabnya mengapa Magelang dipilih sebagai tempat untuk mengadakan event “Merajut Bambu Seribu Candi”.

Tempat ini merupakan salah satu daerah komunitas bambu yang cukup besar di Jawa. Antusiasme masyarakat setempat yang tinggi di-karenakan di sana adalah desa wisa-ta yang memiliki material lokal yaitu bambu .

Lahan yang digunakan pun lahan milik masyarakat sekitar. Panitia berkoordinasi dengan dusun, RT dan pejabat setempat untuk memakai lahan tersebut. Salah satu desa di Magelang yang digunakan sebagai tempat proyek tersebut adalah Desa Wanorejo. Insatalasi yang dibuat di Desa Wanorejo merupakan street decoration.

Lokasi Merajut Bambu Seribu Candi

Merajut Bambu Seribu Candi ini merupakan langkah kecil untuk membuka jalan menuju langkah besar

MERAJUT BAMBU SERIBU CANDI

Page 4: LIFT Edisi 27

4 Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

FOKUS

Merajut Bambu Seribu Candi, merupakan acara kemanusiaan. Sukarelawan pun berasal dari mahasiswa di berbagai

Universitas. Mahasiswa tersebut tidak hanya dari jurusan Arsitektur saja, akan tetapi dari jurusan lain, termasuk Seni Rupa, Sipil dan Sastra. Semua mahasiswa ini bergabung dalam satu visi dan misi dalam kegiatan kemanusiaan ini. Alhasil kegiatan ini juga tanpa sadar mampu menjalin hubungan akrab dan kebersamaan antara relawan, tanpa memandang asal maupun almamater.

Universitas Brawijaya sendiri mengirimkan su-karelawan yang berasal dari mahasiswa Arsitek-tur berbagai angkatan maupun alumni. Nelza, ma-hasiswa Arsitektur 2008, (sukarelawan sekaligus koordinator dari UB) menyebutkan karena terlalu banyaknya sukarelawa dari UB, maka keberang-katan ke Jogja dibuat dalam beberapa shif. 1 shift, 7 orang resmi sedangkan lainya tidak resmi, jadi keseluruhan kloter 20-30 orang dari UB. Idealnya

mereka di sana 3-4 hari. Tiap-tiap shift itupun me-miliki pengalaman yang berbeda-beda.

“Kita hanya membuat blog, twitter dan fb. Dari jejaring tersebut, siapapun yang ingin menjadi sukarelawan monggo, dan banyak yang mendaf-tar kira-kira 300an. Saya kagetnya, ternyata di Brawijaya paling banyak, lebih dari setengahnya sendiri,” ujar Pak Galih ketika ditanya mengenai sukarelawan.

Sukarelawan ini selain mengabdi secara su-karela, juga mendapatkan hal yang memiliki ni-lai positif yang tinggi. Hal itu karena kegiatan ini sungguh memberikan pengalaman luar biasa bagi para relawan yang hampir semuanya generasi muda. Mereka belajar membuat bahasa gambar, supaya bisa benar-benar terealisasikan dengan kesalahan seminimal mungkin.

Disana para relawan pertama-tama mengikuti workshop, yang menjelaskan tentang perancangan instalasi menggunakan bambu, pemakaian bam-

bu dengan benar, hingga cara pengawetan bambu. Setelah workshop selesai, peserta diharuskan mem-buat desain. Desain me-liputi Desain Balai Desa, Pagar, Balai Penjor, Balai Ajor, shelter dan gapura. Tentunya desain-desain ini tidak boleh lepas dari ciri khas kebudayaan yang ada di sekitar Candi Borobudur.

“Setelah desain ada, maka peserta wajib mem-presentasikannya di depan Arsitek senior Mas Evan dan Pak Budi Pradono. Kemudian beliau berdua yang akan memilih desain terbaik dan akhirnya akan langsung diaplikasikan pada sore harinya. Itu cara yang hebat,” jelas Nelza ketika ditanya pengalamanya di Jogja tersebut.

Melihat minat dan antusiasme masyarakat, mahasiswa dan berbagai kalangan, kemungkinan besar akan ada event selanjutnya. Menurut Pak Galih, pada event selanjutnya mungkin

dilaksanakan di Magelang kembali. Tetapi panitia tidak bisa menjamin jika event tersebut dapat berlangsung di Magelang kembali. Bisa saja di tempat lain, misalkan di luar Jawa. Kalaupun nanti akan dilaksanakan kembali

di Magelang, pelaksanaan proyek instalasi itu, sudah lebih terkonsep dan fungsional. Misalnya membuat berbagai fasilitas untuk desa wisata. Penggunaan materialnya pun akan diusahakan tetap memakai material lokal, yaitu bambu. Tetapi ke depannya masih belum teraba, apakah akan ada penambahan material lain atau tidak, misalnya sirap bambu yang kebanyakan dipakai di Lombok Utara. Di manapun kegiatan selanjutnya, material lokal-lah yang akan menjadi bahan utama. Untuk membangkitkan kembali generasi muda akan potensi lokal nusantara.

Tujuan merajut seribu bambu, Selain sebagai kegiatan kemanusiaan, Merajut Bambu Seribu

Candi merupakan upaya untuk mengenalkan bambu pada generasi muda. Membawa kembali kebangkitan bambu di kalangan generasi muda dan mendukung pelestarian Candi Borobudur. Selain itu kegiatan Merajut Bambu Seribu Candi ini merupakan langkah kecil untuk membuka jalan menuju langkah besar. (yussi, ila, nia/red)

Jika kita ketahui, sebenarnya tidak hanya batu bata yang menjadi ma-terial utama sebuah bangunan. Alam pun menyediakan banyak po-tensi yang dapat digali, salah satunya adalah bambu. Bambu yang kita

kenal selama ini hanya digunakan untuk membangun warung, gardu jaga, gubuk sawah ternyata juga bisa dijadikan sebagai material utama bangu-nan.

Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 160-an spe-cies bambu yang ada di alam tetapi kini hanya seki-tar 9 species bambu saja yang terkenal. Maka sebagai generasi muda haruslah melestarikan potensi alam yang ada agar tidak terbuah sia-sia dan punah.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa bambu sebagai material masa depan yang harus dile-starikan. Mengapa demikian? Pak Galih berendapat bahwa hutan yang ada di Kalimantan sudah hampir habis dan secara otomatis kayu yang akan diproduksi juga bertambah sedikit dan rakyat harus mempunyai material cadangan atau pengganti. Bambu merupak-an salah satu bahan material yang tumbuhnya cepat, yaitu berkisar antara 4 sampai 5 tahun.

Selain itu, banyak lagi kelebihan bambu. Bambu merupakan material yang murah apabila dibandingkan dengan material lainya seperti kayu dan bata. Masyarakat dari berbagai kalangan dapat menggunakan material ini tanpa takut tidak aman jika berada di dalamnya, karena bambu ini tarik dan tekanannya sama seperti baja dan apabila perawatanya benar bambu dapat bertahan lima puluh tahun lebih.

Sukarelawan Merajut Bambu Seribu Candi

Merajut Bambu Seribu Candi untuk KedepanBambu Material Masa Depan

Page 5: LIFT Edisi 27

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012 5

WARTEK

“ LINCAN (Low Infus Calling Nurse) : Inovasi Teknologi Detektor Volume Cairan Infus Berbasis Kapasitor dengan Metode Nirkabel Wireless)” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi (PKM-T)

Pada bulan Februari-Maret 2012 lalu, Universitas Brawijaya telah menyelenggarakan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diikuti oleh 483 kelompok dari seluruh fakultas. Dari 483 proposal yang masuk tersebut, yang lolos untuk dipresentasikan pada acara Final adalah sebanyak 325 proposal. Jenis PKM yang dilombakan tahun ini lebih bervariasi dari tahun sebelumnya, dimana selain PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) ada juga PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Penelitian (PKM-P). PKM Teknologi (PKM-T) dan PKM Karsa Cipta (PKM-KC). Tahun ini, Fakultas Teknik mengusulkan proposal terbanyak yaitu sebanyak 74 proposal, dan yang berhasil didanai oleh DIKTI sebanyak 17 proposal.

PKM

Sushi adalah makanan khas jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk unik

bersama sayur dan makanan laut. Jenis makanan inilah yang menjadi ide dasar dari konsep PKM Derry R. (Industri’2009) dan kelompoknya. Tentunya dengan konsep yang unik, yakni mencampurkan makanan khas Jepang dengan makanan khas Nusantara, sushi inipun diubah sesuai cita rasa Nusantara, yakni mengganti bahan pokok yang semula ikan salmon menjadi rendang yang dibentuk unik bersama nasi dan jagung. Inilah mengapa nama sushi buatan Derry dan kelompoknya adalah SushiCorn.

Sebenarnya SushiCorn ini bukanlah ide awal. Awal mulanya mereka menggunakan pisang yang ingin dihidangkan dengan berbagai macam rasa, akan tetapi setelah searching dari buku dan internet, melihat sushi itu mudah dibuat, maka makanan inilah yang akan di pakai. Selain itu makanan khas Jepang ini telah trend di kalangan masyarakat,

terutama anak muda.“Awalnya saya dan teman-

teman mencoba-coba mengikuti PKM dan menggunakan Sushi sebagai idenya. Kami memilih sushi karena mudah dan murah.” ujar Derry ketika ditanya mengapa mengambil ide tersebut.

Selama beberapa bulan penelitian, dari awal proses hingga finishing serta menghabiskan biaya cukup besar, membuat semua hasilnya tidak sia-sia. Selain lulus dari PKM, SushiCorn ini juga mudah diterima masyarakat. Orderan kini mulai muncul dan harapanya bisa membuat sebuah lapangan usaha. (yussi, yuri/red)

“Sushicorn : Pengaplikasian Nasi Jagung Untuk Diversifikasi Pangan dan Makanan Khas Nusantara Pada Sushi” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K)

Bagi Kalvin Winata Marpaung (E’2010) selaku ketua ke-lompok PKM-T, pengalaman

membuat karya tulis sudah dilakukan sejak SMA. Ide awal pembuatan PKM-T ini berasal dari masalah yang dialami oleh Rumah Sakit Madinah Tulungga-gung yaitu kelalaian perawat yang lupa mengganti cairan infuse pada pasien. Selain itu, juga ada proses diskusi den-gan dosen pembimbing sehingga mun-cul-lah ide dengan judul “LINCAN (Low Infus Calling Nurse) : Inovasi Teknologi Detektor Volume Cairan Infus Berba-sis Kapasitor dengan Metode Nirkabel Wireless). LINCAN adalah alat pende-teksi volume cairan infuse.

“Dalam tim kami terdiri dari 5 orang yaitu Reno Muktiaji H, Karina Survival Rofiq, Rizki Jumad, Sofi Nur Fitria, dan saya sendiri.” ungkap Kalvin. Kendala yang dialami saat pembuatan PKM ini, hanya pada pendanaannya. Awal mu-lanya dana didapat dari pinjaman pi-hak rektorat. Dana dari DIKTI sendiri, baru turun dua minggu sebelum moni-toring dan evaluasi, sedangkan pro-posal dikirim pada bulan November 2011 dengan pengajuan dana sebesar Rp.9.600.000,- kemudian disetujui oleh DIKTI sebesar Rp.8.600.000,-.

“Untuk alat-alatnya dilihat dari ke-butuhannya, dan kami mencari alat-nya sendiri. Dalam pembuatan alat ini kami masih belum sepenuhnya mem-buat sendiri, oleh kerena itu kami juga

dapat bantuan pembuatan alat dari dosen kami. Persiapannya 4 bulan dan dalam uji coba alatnya 1 bulan, jadi total persiapannya ada 5 bulan. LIN-CAN di uji coba di Rumah Sakit Madi-nah Tulunggagung,sempat mencoba Rumah Sakit yang ada di Malang, tetapi tanggapannya tidak mau menerima uji coba tersebut karena lebih fokus pada pelayanan masyarakat.” tambahnya

Setelah selesai dari pembuatan alat atau produk, tim ini melakukan uji coba ke Rumah Sakit selama 2 bulan. Tujuan dari uji coba tersebut untuk mengetahui efeknya apakah bisa men-gurangi angka kelalaian dari perawat.

Saran untuk ke depannya, semoga di Fakultas Teknik semakin banyak yang ikut dalam kegiatan PKM, dan bisa membawa nama kebanggaan Fakultas Teknik di Universitas Brawi-jaya. Dengan mengikuti PKM, Kalvin mengatakan telah mendapatkan be-berapa pengalaman yaitu pengalaman menulis, pengalaman kerja, dan disini kita membawa nama sendiri bukan dari institusi seolah-olah kerja secara professional.

Kalvin berharap untuk kedepan-nya, dapat mengembangkan alat terse-but agar dibuat sesederhana mungkin, seefisien mungkin, dan seekonomis mungkin. Sehingga dapat dikomersil-kan ke rumah sakit yang membutuh-kan. (hamda/red)

Sushicorn LINCAN

Page 6: LIFT Edisi 27

6 Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

PKM merupakan salah satu proker dari laboratorium fluida Teknik Me-sin FT-UB. Setiap proker dipimpin

oleh masing-masing kordinator. Pada PKM tahun 2012, Syaiful Amri (M’2008) yang ber-tindak sebagai koordinator. Pada awal pem-buatan ide, pembuatan turbin tipe horizontal ini adalah berdasarkan dari nelayan. Nelayan melaut di malam hari maupun di siang hari. Pada malam hari nelayan butuh penerangan dalam pekerjaannya. Pada umumnya, nelay-an-nelayan sekarang dalam penerangan ma-sih menggunakan genset. Genset adalah pen-erangan yang dipakai seperti pada kendaraan bermotor. Genset ini masih menggunakan bahan bakar seperti bensin. Guna mengurangi pengeluar-an pada biaya bahan bakar BBM, maka mereka berinisiatif untuk meng-gunakan energi gratis dengan memasang turbin pada perahu. Energi ini diperoleh dari angin laut, membutuhkan kecepatan angin guna memutar baling-baling yang dipasang pada turbin. Setelah energi diperoleh, tidak langsung digunakan melainkan disimpan dalam aki terlebih dahulu. Dari aki, lalu dihubungkan terhadap alat pengubah arus menjadi AC dan baru bisa dipakai menjadi penerangan. Selain itu, diberi charger controller un-tuk membuat arus stabil dan agar terang cahaya seimbang.

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk karya tulis ini misalnya turbin, diperoleh dengan membeli dari perusahaan turbin tersebut. Harga turbin berkisar antara 10 jutaan. Sedangkan bahan-bahan yang lain sep-erti baling-baling mereka buat sendiri dari pipa paralon (PVC). Pipa ini dipotong sedemikian rupa dengan sudut kemiringan tertentu yang efektif untuk digunakan sebagai baling-baling.

Persiapan dari karya tulis ini memerlukan waktu satu semester sebelum PKM diadakan. Untuk pen-gujian telah dilakukan pada saat angin kencang dan putaran dari turbin sudah dapat menghasilkan lis-trik. Untuk kendala yang dihadapi kelompok PKM ini adalah jarak antara target lokasi penelitian ter-hadap Malang sendiri, karena lokasi tersebut bera-da di Tuban tepatnya di kecamatan Karang Agung. Tempat ini dipilih karena selain merupakan daerah asal mereka juga daerah ini dekat dengan pantai yang sangat cocok dengan tujuan karya tulis ini.

Kendala lain yang dihadapi kelompok ini adalah semua anggotanya berasal dari satu angkatan dan

sedang berada pada semester akhir. Sehingga pengerjaan PKM ini sedikit terganggu karena terbentur dengan kegiatan skripsi mereka, maka dibu-tuhkan kelihaian dalam membagi waktu antara mengerjakan PKM dan tugas skripsi. Untuk kendala proposal adalah dana yang mereka dapat kurang dari dana yang mereka ajukan. Sehingga mereka harus memutar otak untuk memenuhi kekurangan dana tersebut.

Saran dari kelompok ini bagi mahasiswa yang ingin mengikuti PKM, pertama harus mempunyai rencana yang matang dan harus mempertim-bangkan segala kendala yang akan dihadapi apabila PKM bertabrakan dengan kesibukan atau kegiatan yang sekarang kita alami. Harapan bagi kelompok ini tentunya bisa lolos, dan memperoleh pengalaman yang baik, serta berharap agar karya tulisnya ini bisa diterapkan pada nelayan khususnya di Tuban, sehingga bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain. (ridho, akbar/red)

“Saya terinspirasi dari apa yang terjadi di seki-tar lingkungan rumah saya. Perubahan yang ter-jadi di lingkungan tempat saya tinggal membuat saya tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi ide judul PKM.” begitulah jawaban Harlin-da Rukmana (PWK’2009) saat ditanya bagaimana mendapatkan ide PKM-nya. Perubahan yang ada di lingkungan rumahnya yaitu adanya alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun, dimana yang awalnya lahan tersebut diperuntukkan sawah ataupun lahan kosong saat ini sudah menjadi lahan terbangun diantaranya ruko dan perumahan. Kemudian adanya isu pen-emuan kandungan migas di perairan Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo, membuatnya untuk mengaitkan adanya isu tersebut terhadap perubahan guna lahan. Disini dia mencoba men-gangkat isu-isu yang ada saat ini di tempat asalnya melalui judul PKM yaitu Model Prototipe Penata-an Kawasan Pesisir terkait Temuan Kandungan Migas berbasis Geospasial dan Sistem Dinamis.

“Dalam pengerjaan PKM kelompok kami, yang kami butuhkan adalah data sekunder yaitu dian-taranya dokumen Kabupaten Situbondo dalam angka, Kecamatan dalam angka semua dokumen

tersebut saya peroleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Si-tubondo. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan software ArcGIS 9.3 dan STELLA.” Ujar Harlinda

Proposal PKM ini dipersiapkan oleh Harlinda beserta timnya mulai bulan Agustus dikarenakan pada bulan Oktober proposal PKM tersebut sudah harus dikumpulkan ke fakultas. Untuk pembua-tan PKM yaitu dimulai dari bulan Januari akhir sampai dengan pertengahan April.

Kendala yang dialami dalam proses pembua-tan proposal hingga akhir yaitu pertama mereka kesulitan dalam memperoleh peta potensi kand-ungan migas karena peta tersebut sifatnya sangat rahasia. Kedua, terkendala dalam hal pelaksaaan survei dikarenakan kegiatan masing-masing ang-gota yang sangat padat serta wilayah studi yang cukup jauh. Namun, kami mendapatkan bantu-an dari pembimbing PKM kelompok kami yaitu Bapak Adipandang Yudono, S.Si.,MURP. Ketika kelompok PKM kami mengalami kesulitan kami langsung berkonsultasi dengan pembimbing.

Saran dari kami untuk teman-teman yang akan ikut PKM tahun depan hendaknya mulai saat ini

sudah mempersiapkan judul yang akan digunak-an sebagai judul PKM, buatlah judul yang semen-arik mungkin, untuk isi proposal hendaknya jan-gan terlalu banyak tulisan namun lebih perban-yak gambar ataupun bagan. (hamda/red)

“Model Prototipe Penataan Kawasan Pesisir terkait Temuan Kandungan Migas Berbasis Geospasian dan Sistem Dinamis” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC)

Model Prototipe Penataan Kawasan Pesisir

Turbin Angin“Penerapan Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Sumber Energi Terbarukan Pada Perahu Nelayan di Desa Karangagung

Kabupaten Tuban” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M)

WARTEK

Page 7: LIFT Edisi 27

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012 7

WARTEK

Kegiatan di PKT itu ada dua, yaitu kegiatan indoor dan kegiatan outdoor. Kegiatan indoor berupa penyampaian materi dari lembaga dan senior. Selain penyampaian materi mengenai nilai-nilai, biasanya juga disampaikan materi mengenai motivasi. Kegiatan outdoor-nya diselenggarakan di luar kampus. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah outbond yang bertujuan untuk merekatkan mahasiswa Teknik yang berasal dari jurusan-jurusan yang berbeda.

Salah satu latar belakang mengapa diselenggarakan PKT adalah untuk mengumpulkan semua jurusan yang ada di Fakultas Teknik. Mahasiswa mampu menekan ego pribadi dan mewujudkan Satu Teknik. Sekarang ini dirasakan mahasiswa Teknik lebih mengedepankan jurusannya daripada Teknik. Dari sini diharapkan kegiatan ini dapat merekatkan Keluarga Besar Mahasiwa Teknik (KBMTI) secara keseluruhan.

Yang bertindak sebagai Steering Committee di kegiatan PKT kemarin adalah Lembaga BEM Teknik dan mahasiswa angkatan 2010 sebagai Operating Committee. Sasaran langsungnya adalah mahasiswa angkatan 2011 serta mahasiswa 2010 dan 2009 sebagai sasaran tidak langsung. Kegiatan pengkaderan yang dilakukan kemarin disesuaikan dengan proporsinya. Mahasiswa angkatan 2009 disiapkan sebagai calon lembaga, mahasiswa angkatan 2010 disiapkan sebagai pengurus inti dan 2011 disiapkan sebagai anggota baru.

Kegiatan indoor dari rangkaian kegiatan PKT diselenggarakan pada 1 April 2012 di Gedung Baru Arsitektur. Materi pertama

mengenai Pergerakan Mahasiswa yang disampaikan oleh Iden Robert dari Teknik Elektro angkatan 2005, materi kedua mengenai Manajemen Organisasi oleh BEM Teknik dan materi terakhir mengenai Mentalitas Mahasiswa yang disampaikan Affandi selaku Presiden BEM periode 2010-2011. Selain materi yang diterima oleh peserta, dari kegiatan indoor ini dimusyawarahkan mengenai Pemilihan Ketua Pelaksana Kongres Mahasiswa Teknik (KMT) dan Pemilihan Mahasiswa (PEMILWA) dari angkatan 2011.

Kegiatan outdoor diselenggarakan pada tanggal 28-29 April 2012 di Pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang. Kegiatan outdoor ini meliputi Malam Keakraban, Api Unggun, Outbond, dan masukan-masukan atau nasehat-nasehat yang disampaikan oleh Ketua Himpunan Jurusan yang ada di Fakultas Teknik.

Ketua Pelaksana PKT 2012 Danny Suryansyah (Industri’2010) berharap kegiatan PKT yang selanjutnya lebih bagus, lebih inovatif agar esensi yang disampaikan lebih mengena ke masing-masing kader. Kemudian, mahasiswa yang mengikuti PKT diharapkan memiliki kemauan dan loyalitas untuk memajukan Teknik di kemudian hari, bisa menjadi motor penggerak bagi teman-temannya. Untuk angkatan 2011, diharapkan setelah ini dapat bergabung menjadi Staff di BEM Teknik.

Sarannya, untuk panitia masih ada yang perlu diperbaiki dalam perencanaan dan pelaksanaan. Kemudian untuk kesiapan juga perlu diperhatikan karena PKT tahun ini memiliki konsep baru yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga perlu perhatian lebih. (vivit/red)

Pelatihan K

ader Teknik

WARTEK

PKT adalah Pelatihan Kader Teknik, yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM Teknik dengan tujuan untuk kaderisasi mahasiswa Teknik. Dari kaderisasi ini diharapkan mahasiswa baru Teknik dapat melanjutkan estafet kepemimpinan di Teknik. Salah satu kultur di Teknik adalah

kaderisasi. Setelah kegiatan Probinmaba selesai, kegiatan pengkaderan yang ada adalah PKT ini. Mahasiswa baru yang mengikuti PKT direkomendasikan dari masing-masing jurusan yang ada di Teknik. Diharapkan mahasiswa yang mengikuti PKT dapat menjadi mahasiswa yang loyal terhadap Fakultas Teknik, khususnya di kegiatan kemahasiswaan. PKT disini bisa dikatakan sebagai persiapan bagi mahasiswa Teknik yang akan berkecimpung di dunia organisasi.

SPACEFOR URADSj u s t c a l l 0 8 5 8 5 4 3 1 5 9 6 5

Page 8: LIFT Edisi 27

8 Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

KAMPUS

Ketika mendengar kata launcher, mungkin yang ada dibayangan kita adalah hal-hal yang berhubungan dengan roket ataupun sen-jata. Pernahkah terpikir untuk menemui istilah launcher dalam

dunia Teknik Sipil? Tentunya istilah ini jarang terlintas dalam benak kita, karena selama ini kita hanya tahu hasil akhir pembangunan jembatan tan-pa memikirkan bagaimana proses pemasangannya, padahal pada proses ini terdapat sebuah alat yang berperan penting yaitu launcher. Fungsi dari launcher ini sendiri adalah untuk menghantarkan bagian-bagian jembatan dari ujung jalan yang satu ke ujung jalan yang lainnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa launcher kurang dikenal oleh ma-syarakat bahkan pada mahasiswa Teknik Sipil sendiri, Amera Bridge Club, mengadakan “Launcher Bridge Design Competition 2012” dengan maksud untuk untuk mempublikasikan tentang apa itu launcher beserta kegunaan atau cara kerjanya di dunia nyata atau dunia kerja sebenarnya, disamping juga untuk menumbuhkan daya saing antar mahasiswa. Lomba ini sendiri diikuti oleh 16 tim, dengan 14 tim dari tuan rumah dan 2 tim dari Poli-

teknik Negeri Malang. Bertindak sebagai dewan juri pada lomba ini adalah Ibu Ir. Ristinah, MT

, Bapak Dr.Eng. Achfas Zacoeb, S.T, M.T , dan Ibu Retno Anggraini, S.T, M.T, yang ketiganya merupakan dosen ilmu struktur di jurusan Teknik Sipil Uni-versitas Brawijaya. Sarjono Anwar, Ketua Amera Bridge Club, menjelaskan bahwa lomba ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap seleksi proposal, dan tahap final, dimana peserta tahap final adalah 5 tim terbaik yang telah lo-los tahap seleksi proposal. Seleksi proposal sendiri diadakan pada tanggal 23-24 April 2012, dan tahap final diadakan pada tanggal 12 Mei 2012. Pada tahap final, peserta diminta untuk mempresentasikan hasil desain mereka dan juga mempraktekkan cara kerja dari launcher mereka.

Lebih lanjut, Sarjono Anwar berharap agar lomba ini dapat menjadi salah satu icon dari Teknik Sipil UB kedepannya. “Semoga lomba ini bisa menjadi salah satu icon dari Teknik Sipil FTUB dan semoga bisa lebih berkembang lagi sampai ke provinsi dan sampai ke nasional”. (rifqi, mu-fidz, nukha/red)

Pagi pada tanggal 23 Mei 2012 ada yang berbeda dengan parkiran di belakang Gedung Mesin 2. Dua tenda berukuran kecil terpas-ang di bagian utara parkiran serta satu mobil putih dengan lam-

bang palang merah terparkir di depan gedung Himpunan Mahasiswa Me-sin (HMM). Pada hari itu, dilaksanakan kegiatan donor darah yang diada-kan oleh HMM yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Malang. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Kesma HMM yang ber-tujuan untuk menumbuhkan rasa solidaritas serta kepedulian mahasiswa terhadap mereka yang membutuhkan darah. Kegiatan ini tidak hanya un-tuk mahasiswa mesin saja, tetapi untuk mahasiswa dari jurusan lain serta umum.

Bersamaan dengan kegiatan sosial tersebut, juga sedang berlangsung acara M Games yang dimulai sejak 18 Mei 2012. M Games kali ini sedikit berbeda den-gan tahun-tahun sebe-lumnya dimana per-tandingan sepak bola diganti dengan mini soccer yang dimaink-an oleh 8 pemain. Hal ini dikarenakan lapan-gan Brawijaya yang bi-asanya dipakai untuk pertandingan sepak

bola, separuh bagian sudah dibangun gedung FISIP, sehingga meman-faatkan separuh lahan yang masih ada sebagai pertandingan mini soccer. Untuk pertandingan dan permainan yang lain masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu futsal, voli, basket, tenis meja, badminton, dotA, catur, karambol, PES, bakiyak, tarik tambang dan balap karung. Peserta

yang ikut berpartisipasi pada M Games adalah mahasiswa mesin dari ang-katan 2011, 2010, 2009 2008 serta 2007 keatas.

M Games kali ini mengambil tema “it’s not just a game, it’s family crest”. M Games kali ini bernuansa bukan hanya juara tetapi yang lebih penting yaitu kekeluargaan. Beberapa kendala dialami oleh panitia, misalnya ma-salah dana yang merupakan masalah utama karena tidak memiliki sponsor-ship. Terjadi miss komunikasi antara pihak jurusan dengan fakultas tentang pendanaan kegiatan. “Kegiatan ini sempat di-pending selama satu minggu karena kendala non teknis pada pertandingan mini soccer, tetapi kendala tersebut bisa diselesaikan dengan cepat dan M Games bisa dilanjutkan lagi walaupun konsekuesinya acara puncak molor.” ujar ketua pelaksana yang akrab dipanggi Oye ini. Acara puncak M Games dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2012 yang diawali dengan acara jalan sehat kemudian permainan balap karung serta tarik tambang. Selain itu, juga ada bazar yang stand-nya dibuka oleh angkatan 2011, 2010, 2009 dan 2008. Di akhir acara juga diisi dengan pengumuman juara dan pembagian hadiah yang kali ini juara umumnya diraih oleh angkatan 2008 serta untuk memeriahkan acara juga ada band performance dari tiap-tiap angkatan. (a.fahmi/red)

M GAMES dan Donor Darah

by Civil Engineering Brawijaya UniversityLAUNCHER BRIDGE COMPETITION

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

KAMPUS

Page 9: LIFT Edisi 27

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012 9

KAMPUS

Tim robot Bhatara yang berasal dari jurusan Elektro FT UB, telah menorehakan prestasi meraih juara tiga

pada pentas KRI (Kontes Robot Indonesia) pada 12 Mei 2012 lalu di ITS Surabaya. Pada pentas KRI ini Bhatara mengeluarkan 3 (tiga) robot, satu menggunakan driver, robot kolektor dan robot otomatis. Bhatara tidak hanya dipersiapkan dalam pentas KRI saja, namun juga disiapkan untuk pentas KRSI (Kontes Robot Seni Indonesi) dan juga KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia).

Bhatara yang digawangi 10 orang terdiri dari angkatan 2008 (Bagus Ilyas, Tunggul Widiamurti), angkatan 2009 (Ikhsan Santoso, Wahyu Suwito, Ryan Arta, Muhammad Rizal) dan

angkatan 2010 (Very Hendriawan, Basori, Dikma H). Pembagian pekerjaan dalam perancangan dan pembuatan robot dilakukan dengan memilih satu ketua dan membagi anggota menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu KRI, KRSI dan KRCI dimana tiga orang tiap bagian. Tiap anggota pada tiap bagian memiliki pekerjaan masing-masing yang terdiri dari mekanikal, programing dan juga elektronik. Hampir satu tahun waktu yang diperlukan untuk membuat semua robot yang diperlukan untuk mengikuti ketiga pentas. Kurangnya dana dan juga lahan untuk latihan membuat proses pembuatan menjadi lama.

Menurut salah satu anggota Bhatara Ikhsan Santoso, UB (Universitas Brawijaya) pernah

dipilih untuk menjadi tuan rumah kontes robot pada tahun 2010 namun “gagal” karena UB tidak memiliki lapangan dan gedung yang memenuhi standart untuk pagelaran kontes robot. Pihak Universitas Brawijaya sendiri juga sedikit kurang dalam memfasilitasi bagi mahasiswa yang berprestasi, salah satunya juga tim Robot. Contohnya saja saat pemberangkatan tim ke ITS dan kedatangn tim robot dengan membawa tittle juara tiga tida ada peyambutan dari pihak UB sendri. Dalam masalah pembiayaan juga sangat minim, menurut Ikhsan di bandingkan dengan ITS dan PENS. (nizam/red)

BHATARASang Robot Cerdas

Ekspresi Air dari Sudut Lensa. Tema itulah yang diangkat oleh mahasiswa jurusan Teknik Pengairan dalam Lomba Foto-

grafi se-Jawa Timur yang diadakan pada tanggal 22 April 2012 di air terjun Coban Jahe, Tumpang. Lomba yang baru pertama kali diadakan dalam rangkaian acara tahunan memperingati Hari Air Sedunia 2012 ini, dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Lomba tersebut diikuti oleh 19 orang peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa. Peserta yang berpartisipasi dalam lomba tersebut berasal dari Kota Surabaya, Sido-arjo, Pandaan, serta Kota Malang dan sekitarnya.

“Acara ini diadakan sebagai sarana mengang-kat permasalahan air yang ada dalam visual gam-bar. Dalam lomba fotografi kemarin diwajibkan para peserta mengumpulkan tentang keindahan dan foto masalah air sebagai wadah kritik dari permasalahan air yang ada.”, jawab Mario Pengai-ran 2009 selaku penanggungjawab acara saat di-tanya mengapa acara ini diadakan sebagai salah satu rangkaian acara dalam memperingati Water Day 2012.

Acara lomba ini diawali dengan registrasi peserta pada pukul 07.30 WIB. Lalu acara dilan-jutkan dengan perjalanan menuju on the spot yaitu air terjun Coban Jahe. Kurang lebih pada pu-kul 13.00 WIB, peserta tiba di Coban Jahe. Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan hunting foto selama 1 jam. Pada acara tersebut, peserta di-wajibkan mengirimkan 2 foto untuk dilombakan dan 1 foto tentang permasalahan air yang ada. Setelah hunting foto, para peserta kemudian di-arahkan kembali ke Gedung Baru Teknik Univer-sitas Bwawijaya untuk melanjutkan acara beru-pa pengumpulan 3 foto tersebut dan mengikuti workshop tentang Landscape Fotografi. Pemateri dalam workshop tersebut berjumlah 5 yang diun-dang dari Warkop Malang. Mereka juga bertindak sebagai juri. Workshop berjalan seru dan penuh antusiasme dari para peserta. Hingga tiba saatnya pada akhir acara workshop ini, pemateri/para juri mengumumkan siapa saja pemenang dari lomba fotografi ini beserta penjelasan mengapa foto tersebut menjadi pemenang. Para pemenang dari lomba ini masing-masing mendapatkan thropy,

piagam dan uang sebesar 1 juta untuk pemenang pertama, 500 ribu untuk pemenang kedua dan 250 ribu untuk pemenang ketiga.

Saat ditanya bagaimana hasil dari acara lomba fotografi yang sudah dipersiapkan konsep dan jobdesk-jobdesknya selama kurang lebih 1 bulan sebelum acara, Mario mengatakan bahwa secara garis besar, acara ini telah sesuai dengan dengan apa yang sudah dikonsepkan panitia. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil-hasil foto dari para peserta dan pemenang lomba.

Harapan atas terselenggaranya lomba fotografi dari peringatan Water Day 2012 ini sendiri adalah agar kita lebih peduli terhadap keberadaan air. Bagaimana pentingnya air bagi kehidupan kita. Betapa indahnya bumi kita bila air tetap lestari seperti dulu. So, keep our water clean !! (nurma/red)

Kami atas nama:

1. Abhimata Pradipta

2. Farizal Aswin

Menyatakan Permohonan Maaf Sebesar besarnya atas kesalahan kami terhadap Keluarga Besar Mahasiswa Mesin UB (KBMM-UB). Kami menulis hal-hal yang tidak sewajarnya dilakukan di media jejaring sosial twitter. Semoga pihak yang bersangkutan dapat memaafkan kami dan semoga kejadian ini tidak akan terulang kembali. Terima kasih.

Farizal Aswin Abhimata Pradipta

Ekspresi Air dari Sudut Lensa

Permohonan Maaf

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

Page 10: LIFT Edisi 27

10 Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012

KAMPUS

Sebagai LPJ Kuliah Lapangan Terpadu

Jurusan Arsitektur FT-UB ‘melepaskan’ mahasiswa Arsitektur angkatan 2011 un-tuk mengikuti Kuliah Lapangan Terpadu

(KLT) di Bali yang berlangsung pada tanggal 23-28 April 2012. Sebagai gantinya, mahasiswa an-gkatan 2011 harus menghasilkan sesuatu yang

konkret, yaitu pameran yang diadakan pada tanggal 7-9 Mei 2012 di Gedung Baru Arsitektur lantai 1.

Ketua Pelaksana Kuliah Lapangan Terpadu Syaif Askaril Akbar mengatakan, pameran ini seperti LPJ dari Kuliah Lapangan Terpadu, kare-na apa yang ditampilkan dalam pameran itu adalah hasil-hasil dari kunjungan mahasiswa Ar-sitektur 2011 sewaktu di Bali. Kepanitiaan pam-eran ini dibawah kepanitiaan KLT, dananya pun diambilkan dari dana KLT. Maka dari itu, pan-taslah jika pameran ini sebut sebagai LPJ konkrit dari Kuliah Lapangan Terpadu.

Pameran Sketsa dan Foto dengan judul Reveal the Aesthetic of Architecture Bali ini berusaha untuk menghadirkan suasana pameran layaknya Bali secara keseluruhan, terutama yang berkai-tan dengan Arsitektur. Tujuan dekorasi tersebut pastinya untuk menyajikan sketsa-sketsa dan foto-foto yang dihasilkan saat Kuliah Lapangan dengan suasana yang mendukung. Hal ini akan menarik perhatian pengunjung, terutama KBMA, untuk sekedar melihat ataupun mengamati lebih detail.

“Dekorasinya sendiri mengambil stilasi dari bentuk pura yang ada di Bali, bentukan ini bisa dibilang sebagai icon pameran yang bertujuan untuk memperjelas bentukan pura. Konsep site-nya pun seperti pura aslinya,” jelas Daniel seb-agai Ketua Pameran Kuliah Lapangan Terpadu.

Tujuan dari pameran ini sebenarnya untuk menunjukkan hasil yang didapat saat Kuliah La-pangan Terpadu di Bali dan juga untuk menam-bah wawasan pengunjung tentang Bali terutama dari segi Arsitektur. Pameran ini juga sebagai bentuk penerapan dari berbagai mata kuliah yang sedang dijalani pada semester dua, teruta-ma Desain Arsitektur 1.

Karya-karya yang dipamerkan dalam bentuk sketsa dan foto sebelumnya sudah diseleksi ter-lebih dahulu oleh panitia, kemudian diseleksi ulang oleh kakak tingkat, dan penyeleksian tera-khir oleh dosen-dosen hingga akhirnya mendapat peringkat 1, 2, dan 3 terbaik dari semua sketsa dan foto yang terkumpul. (nova, ima/red)

PAMERAN

PWK Fair merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati hari ulang tahun PWK yang ke 14 pada 28 maret

2012 lalu. Rangkaian kegiatan PWK Fair yang bertema Fantastic Eco-Logic tersebut meliputi pertandingan olah raga, pengabdian masyara-kat serta ditutup dengan pentas seni. Pertand-ingan olahraga yang digelar meliputi pertand-ingan futsal dan bulu tangkis yang diikuti oleh Keluarga Besar Mahasiswa PWK angkatan 1998-2011. Petandingan olahraga tersebut telah dilak-sanakan pada bulan April lalu. Pengabdian ma-syarakat menjadi rangkaian kegiatan lainnya, yaitu penanaman 1100 mangrove yang dilak-sanakan di Pantai Kondangmerak Desa Sumber-bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Kegiatan penanaman mangrove tersebut meru-pakan salah satu wujud nyata pelaksanaan tri

dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian ma-syarakat oleh mahasiswa PWK FT-UB.

Masyarakat di sekitar Pantai Kondang Mer-ak memberikan respon positif atas kegiatan penanaman mangrove tersebut. Penasehat ke-lompok nelayan, Made Edy, mengungkapkan penghargaan dan apresiasi atas kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PWK FT-UB ini. “Ternyata masih ada mahasiswa yang memiliki

kepedulian terhadap lingkungan di sekitar pan-tai. Bantuan seperti inilah yang kami harapkan bukan berupa uang atau bahan makanan yang akan segera habis ini (mangrove.red) akan lebih bermanfaat dalam jangka panjang”, kata beliau.

Penanggungjawab acara pengabdian ma-syarakat, Ratih Novi, menjelaskan bahwa keg-iatan penanaman mangrove ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 5 dan 6 Mei dengan peserta dari perwakilan Dinas Perhuta-ni Kabupaten Malang, Dosen pengajar PWK, dan 170 mahasiswa PWK.

Pengabdian masyarakat ini mengambil bibit magrove dari Pasuruan yang diantar langsung oleh seorang tokoh lingkungan yang telah mem-peroleh penghargaan kalpataru. Beliau berper-an untuk mengarahkan titik-titik lokasi penana-man mangrove yang tepat, dimana jarak antar tanaman ± 1 meter, sehingga nantinya tanaman tersebut dapat bertahan.

Ketua pelaksana PWK Fair 2012, Vicky Ad-itya Permana, berharap bahwa dengan adanya kegiatan penanaman mangrove ini mahasiswa dapat lebih menghargai alam dan meningkat-kan kepedulian terhadap lingkungan karena kita hidup di bumi dan bumi akan menghidupi kita. “Jurusan PWK FT-UB sudah memberikan yang terbaik untuk masyarakat Pantai Kondang Merak, semoga mangrove tersebut dapat ber-manfaat untuk masyarakat di sekitar Pantai Kondang Merak.”

Setelah penanaman mangrove, kegiatan ter-akhir yang digelar dalam rangkaian PWK Fair 2012 adalah acara pentas seni pada Hari Sabtu, 9 Juni 2012 dengan Tema The Diamon Distortion. Kegiatan pentas seni tersebut meliputi penampi-lan dari tiga angkatan termuda yaitu angkatan 2011, 2010 dan 2009. Acara tersebut juga dime-riahkan oleh penampilan Home Band PWK dan Home Band Teknik serta Guest Star yaitu My

Beautiful Life, Knee & Toes, The Cigarette, Hocus Pocus, Fine Tobaccos dan Time Portal. Dalam acara yang di gelar di lapangan parkir FTP UB tersebut juga tersedia stand second hand stuff seperti baju, jeans, tas dan stand ice cream serta makanan atau minuman lannya. Acara berlang-sung meriah hingga ditutup oleh penampilan dari My Beautiful Life yang menandakan be-rakhirnya acara pentas seni tersebut sekaligus menutup seluruh rangkaian kegiatan PWK Fair 2012. (ita/red)

Fantastic Eco-Logic PWK Fair 2012

KAMPUS

Page 11: LIFT Edisi 27

Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012 11

KAMPUS

Teknik Kimia yang merupakan jurusan baru di lingkungan Fakultas Teknik telah men-gadakan makrab yang bertujuan untuk

mengakrabkan seluruh mahasiswa Teknik Kimia. Acara ini lebih dikenal dengan nama KONEKSI (Konsolidasi Internal Eksternal Teknik Kimia). Ses-uai dengan namanya acara ini dikususkan untuk mengakrabkan internal maupun eksternal ma-hasiswa Teknik Kimia. Internal meliputi seluruh mahasiswa Teknik Kimia, eksternal meliputi ke-akraban antara mahasiswa Teknik Kimia dengan mantan panitia dan lembaga.

Acara ini terbentuk karena permintaan maha-siswa TekKim kepada lembaga Fakultas Teknik yang menjabat saat ini. Teknik Kimia saat ini merupakan angkatan yang pertama sehingga ma-hasiswa Teknik Kimia belum mempunyai kakak

angkatan maupun lembaga yang mewadahi selu-ruh mahasiswa Teknik Kimia, hal ini yang menjadi salah satu dasar terbentuknya acara KONEKSI ini. Acara ini mendapat dukungan sepenuhnya dari kepala jurusan Teknik Kimia yaitu Prof. Candra.

Tempat berlangsungnya acara ini ialah di Pan-tai Balaikambang, acara ini berlangsung selama 2 hari 1 malam. Banyak kegiatan yang dilaksanakan pada acara ini, antara lain api unggun, game dan sharing. Sharing diisi oleh lembaga Fakultas Teknik yang bertujuan untuk pemantapan PK2 Teknik Kimia kedepannya dan mempersiapkan jangka panjang pembentukan himpunan Teknik Kimia. Saat ini Teknik Kimia belum memiliki himpunan maupun organisasi, oleh sebab itu sharing ini juga bertujuan untuk membagi pengalaman pengurus BEM Teknik kepada mahasiswa Teknik Kimia agar

memudahkan pembentukan himpunan.Berdasarkan penjelasan dari ketua pelaksana,

Gregorius Bagas, dalam pelaksananya makrab Teknik Kimia atau lebih dikenal dengan KONEKSI ini terdiri atas 2 sesi, yaitu sesi outdoor dan sesi indoor. Dalam sesi outdoor dilaksanakan di Pan-tai Balaikambang sedangkan sesi indoor diada-kan pada tanggal 27 Mei 2012 di gedung PWK lt. 3 UB. Garis besar untuk acara indoor yaitu sharing dengan himpunan Teknik Kimia universitas lain (ITN dan Polinema) dan sharing dengan BKKMTKI (Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia). Hal ini bertujan memberikan gambaran tentang organisasi Teknik Kimia mau-pun tradisi-tradisi dari Teknik Kimia. (wildan, a.aditya/red)

Malam Keakraban Teknik Kimia

KAMPUS

Page 12: LIFT Edisi 27