laserasi palpebra superior

Upload: more-amo

Post on 07-Mar-2016

98 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sains

TRANSCRIPT

OD TRAUMA OCULI NON PERFORANS + LASERASI PALPEBRA SUPERIOR FULL THIKNES + RUPTUR CANALICULI SUPERIOR

LASERASI PALPEBRA SUPERIOR FULL THICKNESS + RUPTUR CANALICULI SUPERIOR

Oleh :M. Patri Nasir

PEMBIMBING :dr. SorayaSUPERVISOR :dr. Noro Waspodo, Sp.M

LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama : Tn. DUmur : 49 TahunJenis Kelamin : Laki- lakiPekerjaan : WiraswastaAgama: IslamAlamat: Batiling, Kab. PangkepNo. Register : 703176Suku/ Bangsa : Bugis/IndonesiaTgl. Pemeriksaan : 28 Februari 2015Pemeriksa: dr. S

ANAMNESAKeluhan Utama :Robek pada kelopak mata kananAnamnesa Terpimpin :Dialami sejak + 6 jam yang lalu akibat terkena pisau penjolok kelapa di kebun. Nyeri pada mata (+), riwayat keluar darah dari kelopak mata (+), riwayat air mata berlebih (+), riwayat keluar cairan seperti gel (-), riwayat kotoran mata berlebih (-). Penglihatan kabur (-), rasa mengganjal (-), rasa berpasir (-), riwayat penyakit mata sebelumnya (-). Riwayat kencing manis (-), dan riwayat tekanan darah tinggi (-).

TANDA VITALStatus Presence: Sakit sedang / Gizi baik / Compos MentisTD: 120/80 mmHgN: 86 x/ iP: 20x/ iS: 36, 6 CPEMERIKSAAN OFTALMOLOGIODOS1. PalpebraHematom (+), Edema (+), Laserasi (+) pada palpebra superior dengan ukuran 15mm x 3mm dan laserasi di daerah nasal ke arah pungtum dan mengenai kanalikuli superior.Hematom (-), Edema (-)2.Apparatus lakrimalisLakrimasi (+)Lakrimasi (-)3. SiliaSekret (-)Sekret (-)4. KonjungtivaHiperemis (+), Subkonjungtiva bleeding (+), Hiperemis (-)5. Bola MataNormalNormal6.Mekanisme Muskular7. KorneaJernihJernih8. Bilik Mata DepanNormalNormal9. IrisCoklatCoklat10. PupilBulat, sentralBulat, sentral11. LensaJernihJernih

INSPEKSIFOTO PASIEN

PALPASIODOSTensi okulerTnTnb. Nyeri tekan(+)(-)c. Massa tumor(-)(-)d. Krepitasi(-)(-)e. Gland.Pre-aurikulerPembesaran (-)Pembesaran (-)TONOMETERTOD : 6/5,5 = 14,6 mmHgTOS : 6/5,5 = 14,6 mmHg

VISUSVOD = 6/6VOS = 6/6

CAMPUS VISUAL: Tidak dilakukan pemeriksaanCOLOUR SENSE: Tidak dilakukan pemeriksaanLIGHT SENSE: Tidak dilakukan pemeriksaan

PENYINARAN OBLIK ODOSKonjungtiva

KorneaBilik mata depanIris Pupil Lensa Hiperemis (+), Sub konjungtiva bleeding (+),JernihNormalCoklat, kripte (+)Bulat, sentral, RC (+), RAPD (-)JernihHiperemis(-), Sub konjungtiva bleeding (-)JernihNormalCoklat, kripte (+)Bulat, sentral, RC (+), RAPD (-)JernihOFTALMOSKOPI: Tidak dilakukan pemeriksaan

SLIT LAMP :SLOD : Laserasi palpebra (+), Konjungtiva hiperemis (+),sub konjugtiva bleeding (+), kornea jernih,Tes fluorescent (+), bilik mata depan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC(+), RAPD (-), lensa jernih.SLOS : Edema palpebra (-), Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, tes fluorescent (-), bilik mata depan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat sentral, RC (+), RAPD (-), lensa jernih.

LABORATORIUMDarah rutin: Dalam batas normalPT: 10,3APTT: 29,3GDS: 106RESUMESeorang laki-laki umur 49 tahun, masuk ke UGD RS Wahidin sudirohusodo dengan keluhan robek pada kelopak mata kanan yang dialami sejak + 6 jam yang lalu akibat terkena pisau penjolok kelapa di kebun. Nyeri pada mata (+), riwayat keluar darah dari kelopak mata (+), riwayat air mata berlebih (+), riwayat keluar cairan seperti gel (-), riwayat kotoran mata berlebih (-). Penglihatan kabur (-), rasa mengganjal (-), rasa berpasir (-), riwayat penyakit mata sebelumnya (-). Riwayat kencing manis (-), dan riwayat tekanan darah tinggi (-).RESUMEDari pemeriksaan oftalmologi di dapatkan : inspeksi OD hematom (+), edema (+), tampak laserasi (+) pada palpebra superior dengan ukuran 15mm x 3mm dan laserasi di daerah nasal ke arah pungtum dan mengenai kanalikuli superior, lakrimasi (+), perdarahan sub konjungtiva (+); OS dalam batas normal. Pada pemeriksaan slit lamp, didapatkan SLOD : Laserasi palpebra (+), Konjungtiva hiperemis (+),sub konjugtiva bleeding (+), kornea jernih,Tes fluorescent (+), bilik mata depan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC(+), RAPD (-), lensa jernih. SLOS : Edema palpebra (-), Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, tes fluorescent (-), bilik mata depan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat sentral, RC (+), RAPD (-), lensa jernih.DIAGNOSISLaserasi Palpebra Superior Full Thickness + Ruptur Canaliculi Superior

RENCANA TINDAKAN :Repair palpebra superior + Rekonstruksi canaliculi superior

LASERASI PALPEBRA SUPERIOR FULL THICKNESS + RUPTUR CANALICULI SUPERIORPENDAHULUANSejumlah mekanisme trauma tumpul dan tajam wajah dapat menyebabkan laserasi kelopak mata. Bahkan benda tumpul yang tampaknya tidak berbahaya di tempat kerja dapat menyebabkan laserasi kelopak mataCedera yang melibatkan kelopak mata dan daerah periorbital umumnya terjadi setelah trauma tumpul atau penetrasi pada wajah. Luka tersebut dapat bervariasi dari lecet kulit sederhana sampai kasus yang lebih kompleks yang menyebabkan kehilangan jaringan yang luas serta fraktur tulang-tulang wajah. INSIDENSTerdapat sekitar 3 juta trauma okuler dan orbita di Amerika setiap tahunnya, dimana 20.000 sampai 68.0000 dengan trauma yang mengamcam penglihatan dan 40.000 orang menderita kehilangan penglihatan yang signitifikan setiap tahunnya. Hal ini hanya di dahului oleh katarak sebagai penyebab kerusakan penglihatan di AS dan trauma merupakan penyebab paling banyak dari kebutaan unilateral.(4)

ANATOMI PALPEBRA

SISTEM LAKRIMALIS

MEKANISME TRAUMA1. TRAUMA TUMPUL :Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma tumpul. Pasien membutuhkan evaluasi biomikroskopik dan pemeriksaan fundus dengan pupil yang dilebarkan untuk menyingkirkan permasalahan yang terkain kelainan intraokular.

1I. TRAUMA BENDA TAJAM :Pengetahuan yang mendetail tentang anatomi palpebra membantu dokter ahli bedah untuk memperbaiki trauma tajam palpebra. Secara umum, penanganan trauma tajam palpebra tergantung kedalaman dan lokasi cedera.

Gambar 1.3 Echimosis dan edema akibat trauma tumpul

1II. LASERASI YANG TIDAK MELIBATKAN MARGO PALPEBRA :

Laserasi pada palpebra superficial hanya terdapat pada kulit dan otot orbicularis biasanya hanya memerlukan jahitan pada kulitnya saja.

Gambar 1.4 Laserasi palpebra tanpa melibatkan margo palpebra

1V. LASERASI PADA MARGO PALPEBRA :

Laserasi pada margo palpebra memerlukan jahitan untuk menghindari tepi luka yang tidak baik. Banyak teknik-teknik sudah diperkenalkan tapi pada prinsip pentingnya adalah aproksimasi tarsal harus dibuat dalam garis lurus.

Gambar 1.4 Laserasi pada margo palpebra

V. GIGITAN ANJING DAN MANUSIA :

Robekan dan trauma remuk terjadi sekunder dari gigitan anjing atau manusia. Laserasi palpebra pada sebagian kulit luar dan kulit secara menyeluruh, avulsi kantus, laserasi kanalikulus paling sering terjadi.

Gambar 1.6 Laserasi akibat gigitan anjing

DIAGNOSISDiagnosis trauma okuli dapat di tegakkan berdasarkan anamnesis, pemerksaan fisis dan pemeriksaan penunjang jika tersedia.Pemeriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat kedalam cedera di segmen anterior bola mata.Tes efluoresens dapat digunakan untuk mewarnai kornea, sehingga cedera kelihatan dengan jelas.Pemeriksaan tonometri perlu dilakukan untuk mnegetahui tekanan bola mata. TEKNIK SPESIFIKTeknik penanganan laserasi palpebra :

A. Partial-Thickness Eyelid InjuriePartial-thickness eyelid injuries, laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan margin palpebra dan yang sejajar dengan garis kulit dapat distabilkan dengan skin tape. Laserasi yang lebih besar dan tegak lurus dengan garis kulit memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dengan tepi kulit. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan benang ukuran 6-0 atau 7-0 yang absorbable atau nonabsorbable.

B. Eyelid Margin LacerationJenis trauma adnexa membutuhkan pendekatan kelopak mata yang paling teliti, Semua bagian tarsal yang iregular di tepi luka harus dibuang untuk memungkinkan pendekatan tarsal-ke-tarsal yang lebih baik padamargin palpebra yang diperbaiki. Perbaikan dimulai dengan penempatan benang 6-0 pada bidang kelenjar meibom di margin palpebra, kira-kira 2 mm dari tepi luka dan dengan kedalaman 2 mm.C. Eyelid Injuries with Tissue LossLuka kelopak mata yang mengakibatkan kehilangan jaringan memberikan tantangan rekonstruksi yang lebih sulit. Dalam evaluasi pasien, sangat penting untuk mempertimbangkan kelopak mata sebagai struktur yang memiliki lamela anterior dan posterior, kulit dan muskulus orbicularis akan menjadi lamela anterior, sedangkan tarsus dan konjungtiva menjadi lamela posteriorD. Full-Thickness Eyelid LacerationLuka kelopak mata yang mengakibatkan kehilangan jaringan. Pada penanganan cedera ini memerlukan pemeriksaan lapis demi lapis pada luka untuk menilai integritas dari septum orbita, otot levator dan aponeurosis levator, konjungtiva, ototrektus, dan bola mata.Dalam melakukan penjahitan menggunakan polyglactin (Vicryl) ukuran 6-0 atau 7-0, namun, Dexon, silk, dan kromik dapat pula digunakan untuk penutupan tarsal.

Gambar 1.7 Teknik penjahitan pada laserasi yang melibatkan margin palpebraTepi dari palpebra,jahit dengan jahitan matras vertikal, benang melewati orificium kelenjar meibom.Jahitan plat tarsal dengan 2 atau 3 jahitan terputus.Jahitan pada tepi palpebra dengan matras vertical.Pentupan kulit

Cedera pada kanalikuli superior :

Cedera pada daerah ini jarang menimbulkan gejala bila fungsi kanalikuli inferior masih normal. Oleh karena itu cedera daerah ini tidak memerlukan metode khusus apapun untuk memperbaiki kanalikuli superior, karena potensi drainasinya lebih rendah jika dibandingkan dengan kanalikuli inferior. Selama operasi sebuah silicone tube halus (stent) diletakkan di saluran lakrimalis untuk menjaga bukaan pada sistem drainase air mata. Stent ini kemudian akan dilepas.

Gambar 1.8 Larerasi pada kanaliculus inferior

Gambar 1.9 Pemasangan stent dengan silicone stentPROGNOSIS.Tergantung pada banyak faktor, seperti :Besarnya luka tembus, makin kecil makin baikBentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asingBenda asing megnetik atau non megnetikDalamnya luka tembus, apakah tumpul atau luka gandaSudah terdapat penyulit akibat luka tembusDAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3; 2005. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pg. 259-276Asbur T, Sanitato JJ. Oftalmologi umum. Edisi 14; 1999. Jakarta. Widya Medika. pg. 383-387Lang GK. Ocular Trauma. In: Ophtalmology : a short text book. Theime Stuttgart. New York. 2000. P.507-35Khun F. Intraocular Foreign Body. Available at www.emidicine.medscape.com. Accesed : 2 Maret 2015Riordon-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophtalmology 16th Ed. London: McGraw-hill. 2004.Khuarana, AK. Anatomy and Developmentof the Eye. In: Comprehensive Opthalmology fourth edition. New Age International (P) Limited, Publisher: New Delhi. 2007.p.3-5Lang GK. Orbital Cavity. In: Ophtalmology : a short text book. Thieme stuttgart. New York.200. P .415-7Khuarana, AK. Ocular Injury. In:Comprehensive Opthalmology fourth edition. New Age International (P) Limited, Publisher: New Delhi. 2007. P. 401-16Blanch RJ, Scott RAH. Military Ocular Injury: Presentation, Assessment and Management. JR Army Med Corps 155 (4): 279-284Bord SP, Linden J. Trauma to tha Globe and Orbit. Emergency Medicine Clinics of North America. Emerg Med Clin N am 26 (2008) 97-123Khaw PT, Shah P, Elkington AR. Injuries to the Eyes. In: ABC of Eyes Fourth Ed. BMJ Books. London: 2005;p.29-32Nn,Birmingham Eye Trauma Terminology. In: American Societ of Ocular Trauma (Online) 2006, Available at http://www.opt.pasificu.edu/ce/catalog/10310-SD/Triage.html. Accesed : 2 Maret 2015