las listrik.docx

15
LAS LISTRIK Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Teknik Perawatan Disusun oleh: Kelompok VIII (delapan) Lidya Lorenta S (NIM.101411018) Lilis Notiawati (NIM.111411019) M Fachrein R (NIM.111411020) Kelas 3A Dosen Pembimbing : Ir.Shoerya Sularta., MSc Tanggal praktikum : 23 Oktober 2013 Tanggal penyerahan laporan : 30 Oktober 2013

Upload: lilis-notiawati

Post on 26-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAS LISTRIK

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Teknik Perawatan

Disusun oleh:

Kelompok VIII (delapan)

Lidya Lorenta S (NIM.101411018)

Lilis Notiawati (NIM.111411019)

M Fachrein R (NIM.111411020)

Kelas 3A

Dosen Pembimbing : Ir.Shoerya Sularta., MSc

Tanggal praktikum : 23 Oktober 2013

Tanggal penyerahan laporan : 30 Oktober 2013

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2013

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui teknik pengelasan batang besi

Mengelas besi membentuk sebuah kerangka

II. DASAR TEORI

Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung dua bagian

logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai

macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan. Setiap metode

penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari metoda lainnya, sebab

metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi sambungan harus

disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi sambungan. Pemilihan

metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan harus dipertimbangkan

efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya: faktor

proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan sambungan, penggunaan

konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.

Salah satu teknologi penyambungan logam adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan

logam terbagi dalam dua kelompok besar,yaitu :

1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambungan logam yang

dapat dilepas kembali.

2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan

cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam

pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan. Proses

pengelasan terdiri dari las listrik dan las gas.

Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan

sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa

logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik

pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana

tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat

juga digunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat

lapisan las pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam reparasi

lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk

mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Oleh karena itu rancangan las dan cara

pengelasan harus memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan

kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu konstruksi sambumgam dapat dilihat pada

perakitan file cabinet. Metoda perakitan file cabinet yang digunakan adalah

metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan pemilihan ini  engingat proses

penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai kekuatan sambungan yang baik dan

hasil penyambungannya tidak menimbulkan cacat pada plat. Metoda-metoda penyambungan

yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya :

1. Metoda penyambungan dengan lipatan

2. Metoda penyambumgan dengan keling

3. Metoda penyambungan dengan solder

4. Metoda penyanmbungan dengan las titik

5. Metoda las busur

6. Metoda las oksi-asetilen

7. Metoda penyambungan baut dan mur

Masing-masing metoda penyambungan ini mempunyai proses pengerjaan yang berbeda-beda

Las listrik

Pengelasan dengan las listrik merupakan ikatan metalurgi antara bahan dasar yang dilas

dengan elektroda las yang digunakan, melalui energi listrik. Panas yang ditimbulkan dari

hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las.

Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000 sampai

3000 ºC. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara bersamaan

menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.

Pada prinsipnya beberapa teknik yang harus diketahui dan dilakukan seorang juru las dalam

melakukan proses pengelasan adalah:

1. Teknik Menghidupkan Busur Nyala

2. Teknik Ayunan Elektroda

3. Posisi-posisi Pengelasan

4. Teknik dan Prosedur Pengelasan pada berbagai Konstruksi sambungan.

 

Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta

tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las. Sumber tenaga

mesin las dapat diperoleh dari: Motor bensin atau diesel, atau gardu induk. 

Tegangan pada mesin las listrik biasanya: 110 volt, 220 volt, 380 volt. Busur nyala terjadi

apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan

ke benda kerja.

Jenis mesin las listrik

Transformator AC (arus bolak-balik)

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih rendah pada

lengkung listrik. Keuntungan – keuntungan mesin las AC antara lain :

- Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos padarigi-rigi las 

- Perlengkapan dan perawatan lebih murah

Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah

(DC) keluar. Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa

mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala. Keuntungan-keuntungan

mesin las DC antara lain :

- Busur nyala stabil

- Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut

- Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut

- Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP

- Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Teknik Dasar Pengelasan

Pembentukan busur listrik pada proses penyulutan

Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir

dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).Dari kutub positif mengalir partikel positif

(ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda

(benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan

dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion

positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka

arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi

jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah

elektroda). Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang

akandilas, berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus

listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda

kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda

kerja, dan dengan demikian tetap mengalir. Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan

segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Di dalam rentetan yang cepat

partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong

las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat

akibat pelelehan elektrodayang terus menerus menetes.

  

Proses Penyulutan 

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan

sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

Menyalakan busur listrik

Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arus (ampere) yang tepat sesuai

dengan tipe dan ukuran elektroda, Menyalakan busur dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara

yakni :

• Bila mesin Ias yang dipakai mesin Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan

menggoreskan elektroda pada benda kerja.

• Menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda hanya disentuhkan.

 

Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas.

Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam

induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda

dijauhkan dengan arah agak miring.

III. PERCOBAAN

Alat dan Bahan

1. Kawat las

2. Transformator

3. Alat Pelindung Diri

4. Elektroda

5. Pemegang elektroda

6. Kabel elektroda

7. Kabel tenaga

8. Kabel massa

Cara Kerja

IV. HASIL PERCOBAAN

Menyambungkan besi dan rangka dengan cara di las menggunakan elektroda dengan tanda adanya bunga api

pada gesekan ektroda dengan rangka

Menghubungkan penjepit (anoda) dari trafo ke rangka

Memasangkan elektroda pada penjepit (katoda)

Menyalakan Inverter

Memasangkan besi yang telah dipotong tadi pada rangka sampai tidak ada lagi pergeseran potongan besi.

Memotong besi sesuai dengan ukuran rangka yang akan di sambung

Persiapan Awal

Potongan besi

Elektroda

Penjepit elektroda (Katoda)

Penjepit besi (Anoda)

APD yang wajib digunakan saat pengelasan

Inverter

Proses pengelasan

Hasil Akhir

Percobaan pengelasan besiKerangka besi yang sudah di las

V. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini dilakukan penyambungan logam dengan cara las listrik. Proses

pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan karbon sesuai

struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan logam

tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi lempengan logam itu disatukan, terbentuklah

sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan

penyambung seperti kawat atau batang las. Penyambungan dilakukan dengan cara

menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.

Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang

menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.

Logam yang mencair tersebut akan menempel pada logam lain yang akan disambung

sehingga pada saat membeku logam tersebut sudah tersambung.

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan

tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan

energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Pada

las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi

antara benda kerja dan elektroda. Terdapat dua buah elektroda, yang satu disambungkan ke

logam yg akan disambung dan satu lagi disambungkan ke busur listrik yang akan

menghasilkan panas. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga

terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik

diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.

Percobaan pertama yang dilakukan adalah percobaan membuat lelehan logam pada

satu titik. Pada pengerjaan ini busur digesekan ke logam sehingga timbul bunga api lalu

diarahkan satu titik ke logam yang akan dilelehkan. Busur dijaga jaraknya dan tidak boleh

menempel pada logam karena akan sulit dilepas. Selanjutnya adalah pengelasan pada logam

dengan posisi tertidur setelah itu pengelasan pada logam dengan posisi berdiri. Pengelasan

logam dengan posisi berdiri lebih sulit daripada pengelasan logam posisi tertidur karena harus

memperhatikan kemiringan logam dan memastikan semua sisi sudah menempel dengan baik.

VI. KESIMPULAN

- Teknik pengelasan besi menggunakan las listrik dengan mendekatkan busur yang

dialiri arus listrik ke logam yang dilas.

- Kerangka besi berhasil dibuat menggunakan metode las listrik dan mampu bertahan

(tidak terjadi pelepasan).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Teknik Las Listrik dan Rangkaian Las Listrik. (Online).

(www.isidunia.com/2010/03/teknik-las-listrik-dan-rangkaian-las-listrik.html).

Diakses 29 Oktober 2013

Sutiyo, F. 2011. Teknik Las Listrik. (Online).

(http://repository.binus.ac.id/content/D0592/D059279733.doc. diakses 29 Oktober

2013).