larvaa migran & nematoda darah jaringan

32
Larva migran Nematoda Darah & Jaringan

Upload: raftama-bestboy

Post on 22-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

explain about larva migran and nematoda

TRANSCRIPT

  • Larva migran Nematoda Darah & Jaringan

  • Pokok Bahasan

    Creeping eruption (A. Braziliense)

    Toxocariasis (Toxocara canis & cati)

    Subcutaneus & CNS Larva Migran (Gnathosoma

    spinigerum & Angiostrongylus cantonenesi)

    Filariasis (W. bancrofti, B. malayi & timori)

  • Creeping Eruption

    Cutaneus larva migran

  • A. braziliense

    Ciri-ciri:

    Zoonotik infection (bukan human hookworm)

    Panjang: Male 7,5 8,5; Female 9 10,5

    Gigi: sepasang gigi kecil sedang pada buccal capsul (pipi), dan

    gigi besar pada bagian luar (bibir)

    Larva stadium 1 ditemukan pada feses kadaluarsa (>24 jam)

    Telur:

    Ukuran: panjang 50 60 m; lebar 20 32 m

    Dindign tipis

    tidak berwarna

  • A. braziliense

    Patofisiologi:

    Telur (st 1) keluar dengan feses hewan (anjing)

    tumbuh menjadi larva (rhabditiform larva) (st 2) pd 1 2 hari

    larva (filariform larva) (st 3) pada 5 10 hari (merupakan

    bentuk invektif) dapat bertahan 3 4 minggu

    kontak dengan hewan (anjing) (masuk melalui kulit)

    terbawa aliran darah ke organ (jantung, paru) penetrasi ke

    alveolus, bronkus, faring, dan tertelan ke usus menjadi cacing

    dewasa di dan menempel di usus halus

    beberapa larva dewasa tetap di jaringan hewan, ada juga yang

    migrasi ke plasenta telur terbawa feses

  • A. braziliense

    Apabila filariform larva menembus kulit manusia, tidak dapat

    terbawa aliran darah, karena tidak dapat menembus lapisan

    kulit stratum germinativum manusia menyebabkan

    terjadinya creeping eruption (serpiginous)

  • A. braziliense

    Gejala (symptom):

    Papul kemerahan di kulit

    Gatal terutama malam hari

    Setelah 2 3 hari serpiginous membentuk garis

    berliku-liku bertambah panjang, dengan garis awal mulai

    sembuh dan garis baru masih inflamasi (cacingnya

    bergerak maju dan ga bisa mundur)

    Bila digaruk terus bisa timbul luka dan infeksi sekunder

  • Tanyakan pasiennya, awal munculnya di ujung mana dan mulai jalan ke arah mana (cacing di ujung yang baru)

  • A. braziliense

    Terapi

    Tiabendazol 25 mg PO BID (2x / hari) selama 2 5 hari

    Cloretyl spray (ethyl chloride) pada lesi (bagian ujung /

    kepala dari creeping eruption)

    Antibiotik bila ada infeksi sekunder

    Prevensi

    Hindari kontak dengan tanah terkontaminasi

    Obat cacing diberikan pada hewan peliharaan

  • Toxocariasis

  • Toxocariasis

    Ciri-ciri:

    T. Canis:

    Panjang : male 9 13 cm; female 10 18 cm

    Memiliki kepala dan ekor yang runcing, tercover kutikula berwarna kuning, pada bagian kepala terdapat 2 lateral alae (semacam membran / tepi tambahan)

    Telur: berbentuk oval, dengan permukaan bergranulasi, dinding tebal, ukuran 72 85 m

    T. Cati:

    Panjang: 10 cm

    Berwarna kuning kecoklatan / krem / kayak bronis

    Memiliki alae pendek, lebar, berbentuk runcing

    Telur: oval, ukuran 65 75 m

  • Toxocariasis

    Patofisiologi:

    Manusia tertular melalui telur

    Telur melekat pada usus larva st 2 sirkulasi darah

    berhenti pada organ tidak dapat tumbuh / mobile

    kembali (arrest) timbul granuloma pada jaringan

    Isi dari granuloma:

    Larva, eusonofil, limfosit, giant cell, lapisan fibrosa

  • Toxocariasis

    Patofisiologi:

    Telur yang infektif dari Toxocariasis tertelan oleh manusia

    lalu menetas dan masuk ke venule venule mesenterica

    atau saluran lymph lalu berhenti di kapiler paru atau

    jantung atau otak mata dll karena terbentuk granuloma

    yang menghambat peredaran nya

  • Toxocariasis

    Symptom:

    Kebanyakan asimptomatik

    Tergantung dari jumlah larva, durasi, dan site organ

    terinfeksi

    Gejala biasanya: batuk, demam, nyeri perut, mual,

    muntah, nyeri kepala

    Hepatomegali, lymphadenitis

    Dapat menyebabkan epilepsi / ensefalitis

  • Toxocariasis

    Terapi

    Tiabendazol 25 mg PO BID (2x / hari) selama 5 hari

    corticosteroid

    Prevensi

    Hindari kontak dengan tanah terkontaminasi

    Obat cacing diberikan pada hewan peliharaan

  • Subcutaneus & CNS Larva Migran

    Gnathosoma spinigerum

    &

    Angiostrongylus cantonenesi

  • Gnathostomiasis

    Ditemukan pada sebagian besar negara asia tenggara

    terutama Thailand dimana banyak manusia memakan ikan

    mentah

    Larva tidak dapat tumbuh dewasa pada tubuh manusia

    migrasi menyebabkan cutaneus & visceral larva migran

    Kulit, mata, otot temporal, otak, bibir

    Inflamasi lokal, nyeri, edema, leukositosis (>10.000),

    eusonofilia

    Tx: insisi lokal keluarkan larva, tidak ada obat spesifik

  • Angiostrongylus cantonensis

    Angiostrongylus cantonensis = parastrongylus cantonensis =

    The Rat Lung Worm

    Penyebab meningitis eusonofilik terbanyak di asia tenggara

    dan pasifik basin

    Cacing ini terdapat pada arteri pulmonal tikus menetas

    menjadi larva migrasi ke usus terbawa ke feses

    dimakan siput siput merupakan primary intermediate host

    Manusia merupakan incidental host akibat makan siput

    mentah / sayuran / air terkontaminasi larva terbawa aliran

    darah ke CNS eusiniphilic meningitis

  • Angiostrongylus cantonensis

    Symptom:

    Inflamasi cerebral & meningen

    Eosinophilia

    Gangguan N. Optikus

    Edema palpebra, exophtalmus

    Lumbal pungsi

    Diagnostic : Eosinofil in CNS >> 30 80%

    Treatment : Dekompresi

    Merupakan self limiting diseases (4 6 minggu), dan

    jarang menimbulkan sequele (gejala sisa) permanen

  • Nematoda Darah & Jaringan

    The Filarial Worms

    Kaki Gajah...

  • Filariasis

    Whuchereria bancrofti

    Brugia malayi

    Brugia timori

    Merupakan cacing yang menghambat / dapat menyumbat

    saluran limde dan jaringan subkutan

    Fenomena periodik mikrofilaria pada sirkulasi darah:

    Nocturnal microfilaria di darah pada malam hari

    Diurnal pada siang hari (loa loa)

    Nocturnal / diurnal sub periodic pada siang / malam dengan puncak

    pada salah satu siang / malam

    Non periodic

  • Filariasis

    Whuchereria bancrofti

    Panjang male 40 mm, female 6 10 cm

    Microfilaria:

    Sheat (+)

    scondary kink (-)

    Body nuclei tersebar / tidak overlapping

    Cephalic space ratio 1:1

    Terminal nuclei (-)

  • Filariasis

    Whuchereria bancrofti

    Mengenai pembuluh limfatik genetalia menyebabkan

    episodic funiculitis (inflamasi spermatic cord), epididimitis,

    dan orkitis

    Kronis hydrocele, lymphoedema, elephantiasis, &

    chiluria

    Bengkak meliputi kedua kaki, tangan, skorum, vulva, dan

    payudara

    Cairan hydrocele & chyluric dapat mengandung

    microfilaria walau di darah tidak ditemukan

  • Filariasis

    Brugia malayi

    Panjang male 23 mm, female 55 mm

    Microfilaria:

    Sheat (+) tercat ungu pada HE

    scondary kink (+)

    Body nuclei bertumpuk / overlapping

    Cephalic space ratio 2:1

    Terminal nuclei (+) 2

  • Filariasis

    Brugia timori

    Panjang male 23 mm, female 55 mm

    Microfilaria:

    Sheat (+) tidak tercat pink pada giemsa

    Body nuclei bertumpuk / overlapping

    Cephalic space ratio 3:1

    Terminal nuclei (+) 1

  • Filariasis

    Brugia malayi & timori

    Gejala hampir sama

    Jarang mengenai genital (kebalikan W. bancrofti)

    Limfa yang terinfeksi dapat menjadi abses dan fibrotic

    scarring

    Ciluria tidak terjadi pada infeksi brugian filariasis

  • Filariasis

    Ada 4 tipe pasien

    1. Symptomatic microfilaremic

    2. Symptomatic amicrofilaremic

    3. Asymptomatic microfilaremic

    4. Asymptomatic amicrofilaremic

    Pasien biasanya memiliki riwayat ke tempat endemik

    Spesimen darah thick smear ditemukan microfilaria

    Sampel darah diambil periodik, terutama malam hari

    Tx Diethylcarbamazine (DEC) 6mg/kg PO TID 12 hari

    Ivermectin 150 mch/kg PO single dose diulang 3-6 bln

    kemudian