lapsus pelamonia fix

22
Tanggal masuk : 27-10-2015 Tanggal Pemeriksaan : 27-10-2015 1. IDENTITAS PASIEN (AUTOANAMNESIS) 1.I. Data identitas Nama : Tn. Fertinan Harianto Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Menikah Warga Negara : Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. S.Pareman no. 3 1

Upload: taufik-ghockil-zlaluw

Post on 01-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Pelamonia Fix

Tanggal masuk : 27-10-2015

Tanggal Pemeriksaan : 27-10-2015

1. IDENTITAS PASIEN (AUTOANAMNESIS)

1.I. Data identitas

Nama : Tn. Fertinan Harianto

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Menikah

Warga Negara : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. S.Pareman no. 3

1

Page 2: Lapsus Pelamonia Fix

II. RIWAYAT PSIKIATRI

II.1 Keluhan utama

Gelisah dan susah tidur

II.2. Riwayat penyakit sekarang

Seorang pasien laki-laki umur 45 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan gelisah. Hal

itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan susah untuk tidur.

Jadi pasien harus minum obat agar bisa tidur. Obat yang sering di komsumsi oleh pasien yaitu

alprazolam. Selain itu pasien sudah sering kontrol ke poli jiwa. Terutama jika obat yang

dikonsumsinya sudah hampir habis. Jika pasien tidak meminum obat tersebut, maka biasanya

dada pasien akan terasa nyeri. Pasien juga sering emosi dan mudah tersinggung kepada orang

lain tanpa sebab yang jelas, sehingga ada kemauan untuk memukul orang lain. Jadi untuk

mengatasi hal tersebut, pasien mengkomsumsi obat yang telah diberikan. Setelah mengkomsumsi

obat yang diberikan, maka pasien akan merasa tenang. Pada tahun 2010, pasien pernah di rawat

di RSKD DADI akibat menggunakan narkoba jenis ekstasi. Dari keterangan pasien, dia pernah

memakai obat terlarang tersebut dari tahun 1996-2009. Waktu itu, pasien mengkomsumsi obat

tersebut dikarenakan pengaruh lingkungan serta pergaulan orang-orang disekitarnya. Waktu di

rawat, pasien diberikan obat haloperidol dan chlorpromazine. Pasien keluar dari rumah sakit

setahun kemudian. Pasien tidak memiliki anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Nafsu

makan baik serta aktifitas keseharian baik. Pasien tidak memiliki masalah dengan anggota

keluarga maupun lingkungan sosial.

Hendaya /Disfungsi:

Hendaya sosial (+)

Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal

seperti sebelum sakit

Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa

malam

Faktor stressor psikososial

Pernah mengkomsumsi NAPZA jenis ekstasi dari tahun 1996-2009

2

Page 3: Lapsus Pelamonia Fix

II.3 Riwayat gangguan sebelumnya

Riwayat penyakit dahulu

Trauma ( - )

Infeksi ( - )

Kejang ( - )

Riwayat penggunaan zat psikoaktif:

Merokok ( + ) tetapi sudah berhenti merokok sejak menikah

Alkohol ( - )

NAPZA ( + ) pernah memakai narkotika jenis ekstasi dari tahun 1996-2009

II.4 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak 1996 yang lalu dan pernah di

rawat di RSKD DADI tahun 2010.

II.5 Riwayat kehidupan pribadi

a) Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir normal, cuup bulan dan ditolong oleh bidan

b) Masa kanak awal (1 s/d usia 3 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya

c) Masa kanak ( 4-5 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya

d) Masa kanak pertengahan (6-11 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya dan mulai masuk

sekolah dasar

e) Masa kanak akhir (pubertas s/d remaja)

Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya, sampai pasien tamat

SMA

f) Masa dewasa

Riwayat pekerjaan : ( + ) sebagai wirausaha

3

Page 4: Lapsus Pelamonia Fix

Riwayat pernikahan dan hubungannya : ( + ) sudah menikah dan telah memiliki 2

orang anak dan memiliki hubungan yang baik

Riwayat keluarga

Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara

Hubungan antar keluarga baik

Tidak ada keluarga pasien yang pernah sakit dengan gejala yang sama

Riwayat militer

Tidak ada

Riwayat pendidikan

Pasien tamat SMA

Riwayat keagamaan

Pasien cukup taat beribadah

Riwayat aktifitas sosial

Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai sosok yang tegas, mudah bergaul, dan dapat

bersosialisasi dengan masyarakat.

Situasi sekarang

Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua anaknya

Keadaan ekonomi cukup

Riwayat hukum

Tidak pernah menjadi korban, pelaku, maupun saksi dalam keterlibatan hokum.

Riwayat psikoseksual

Tidak ditemukan adanya gangguan

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

III. 1. Deskripsi Umum

Penampilan

tampak seorang laki-laki umur 45 tahun mengenakan kemeja biru serta celana kain

coklat. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai umur. Pembawaan tenang serta cara

berjalan biasa.

Kesadaran

4

Page 5: Lapsus Pelamonia Fix

Kuantitatif : GCS 15 (Kompos Mentis)

Kualitatif : komposmentis

Perilaku dan aktifitas psikomotor

Cukup tenang

Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

III.2. Keadaan afektif

Mood : eutimik

Afek : appropriate

Keserasian : cukup serasi

Empati : dapat dirabarasakan

III.3. Verbalisasi : baik

III.4. Fungsi intelektual (kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf pendidikan

2. Orientasi

Waktu : tidak terganggu

Tempat : tidak terganggu

Orang : tidak terganggu

3. Daya ingat

Jangka panjang : tidak terganggu

Jangka sedang : tidak terganggu

Jangka pendek : tidak terganggu

Jangka segera : tidak terganggu

4. Konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu

5. Pikiran abstrak : tidak terganggu

6. Bakat kreatif : tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

5

Page 6: Lapsus Pelamonia Fix

III.5. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : tidak ada

2. Ilusi : tidak ada

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

III.6. Pikiran

1. Preokupasi : tidak ada

2. Gangguan isi pikiran : tidak ada

III.7. Pengendalian Impuls : tidak terganggu

III.8. Daya Nilai Dan Tilikan

Norma sosial : cukup

Uji daya nilai : cukup

Penilaian realitas : cukup

Tilikan : derajat 6 ( pasien sadar dirinya sakit dan perlu

pengobatan)

III.9. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN

Status Internus:

Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36,2 0C

Nadi : 88x/menit pernapasan : 20x/menit

Status neurologis:

GCS E4M6V5 (Compos Mentis), pupil isokor 2,5 mm/2,5mm, RCL+/+, RCTL

+/+, Refleks patologis (-) pada keempat ekstremitas, sensorik dan motorik dalam

batas normal.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

6

Page 7: Lapsus Pelamonia Fix

Seorang pasien laki-laki umur 45 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan gelisah. Hal

itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan susah untuk tidur.

Jadi pasien harus minum obat agar bisa tidur. Obat yang sering di komsumsi oleh pasien yaitu

alprazolam. Selain itu pasien sudah sering kontrol ke poli jiwa. Terutama jika obat yang

dikonsumsinya sudah hampir habis. Jika pasien tidak meminum obat tersebut, maka biasanya

dada pasien akan terasa nyeri. Pasien juga sering emosi dan mudah tersinggung kepada orang

lain tanpa sebab yang jelas, sehingga ada kemauan untuk memukul orang lain. Jadi untuk

mengatasi hal tersebut, pasien mengkomsumsi obat yang telah diberikan. Setelah mengkomsumsi

obat yang diberikan, maka pasien akan merasa tenang. Pada tahun 2010, pasien pernah di rawat

di RSKD DADI akibat menggunakan narkoba jenis ekstasi. Dari keterangan pasien, dia pernah

memakai obat terlarang tersebut dari tahun 1996-2009. Waktu itu, pasien mengkomsumsi obat

tersebut dikarenakan pengaruh lingkungan serta pergaulan orang-orang disekitarnya. Waktu di

rawat, pasien diberikan obat haloperidol dan chlorpromazine. Pasien keluar dari rumah sakit

setahun kemudian. Pasien tidak memiliki anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Nafsu

makan baik serta aktifitas keseharian baik. Pasien tidak memiliki masalah dengan anggota

keluarga maupun lingkungan sosial.

Hendaya /Disfungsi:

Hendaya sosial (+)

Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal seperti

sebelum sakit

Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa malam

Dari pemeriksaan status mental didapatkan tampak seorang laki-laki umur 45 tahun

mengenakan kemeja biru serta celana kain coklat. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai

umur. Pembawaan tenang serta cara berjalan biasa. Kesadaran baik dan GCS 15, saat

dianamnesis pasien cukp kooperatif.

Selain itu didapatkan mood eutimik, afek appropriate, empati dapat dirabarasakan

perilaku dan aktifitas psikomotor tenang. Pembicaraan spontan dengan intonasi sedang, suara

jelas dan lancar. Sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif,, taraf pendidikan, pengetahuan

7

Page 8: Lapsus Pelamonia Fix

umum dan kecerdasan sesuai tingkat pendidikan. Daya konsentrasi cukup, orientasi(waktu,

tempat dan orang) tidak terganggu. Tidak terdapat halusinasi auditorik. Tidak ditemukan

gangguan isi pikir. Pengendalian impuls dan daya nilai tidak terganggu. Serta didapatkan tilikan

6, pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan. Taraf dapat dipercaya, pasien dapat

dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL ( BERDASARKAN PPDGJ III)

Aksis I.

Berdasarkan Autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna dimana

pasien datang dengan keluhan gelisah, mudah tersinggung, cepat emosi, susah tidur. Hal ini

menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan keluarganya. Juga mengakibatkan

hendaya dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang, sehingga

dikatakan gangguan jiwa. Tidak ditemukan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan

visual pada pasien ini sehingga dikatakan gangguan jiwa non organik,. Pada pasien ini

ditemukan informasi bahwa pasien pernah mengkomsumsi obat-obatan zat psikoaktif sehingga

digolongkan kedalamam gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat. Zat

psikoaktif yang digunakan yaiu berupa ekstasi dimana dalam hal ini termasuk kedalam zat

halusinogen sehingga dikategorikan sebagai gangguan mental dan perilaku akibat

penggunanaan halusinogenika

Aksis II.

Dari hasil autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, tidak dapat dinilai karena

informasi yang didapatkan tentang riwayat masa kecil pasien minim.

Aksis III.

Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.

Aksis IV.

Pernah mengkomsumsi NAPZA jenis ekstasi dari tahun 1996-2009

Aksis V.

8

Page 9: Lapsus Pelamonia Fix

GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,

secara umum masih baik.

VII. PROGNOSIS

1. Faktor Penghambat :

Ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan

Onset yang lama

2. Faktor Pendukung :

Adanya keinginan pasien untuk berobat

Tidak ada kelainan neurologi

System support yang baik

Tidak ditemukan adanya riwayat keluarga (genetik) yang mengalami ganguan jiwa

Karena itu prognosis pasien dubia

VIII. DAFTAR MASALAH

- Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Tetapi karena terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter, maka diperlukan farmakoterapi.

- Psikologik : Ditemukan adanya hendaya ringan berupa hendaya dalam bidang

pekerjaan dan hendaya sosial yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien

memerlukan psikoterapi.

- Sosiologik : Ditemukan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang

sehingga memerlukan sosioterapi.

IX. RENCANA TERAPI

9

Page 10: Lapsus Pelamonia Fix

Psikofarmakoterapi:

R/ Alprazolam tab 1 mg no III

∫1 dd I

R Neurodex tab no III

∫1 dd I

R Sizoril tab 25 mg no III

∫1 dd I

Psikoterapi

Suportif :

Berupa

1. Ventilasi : awalnya membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.

2. Sugesti : secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien

atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.

3. Bimbingan : memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus sehingga pasien

lebih sanggup dalam mengatasi masalahnya misalnya cara mengadakan

hubungan antar-manusia, cara berkomunikasi dan cara bekerja yang efektif.

4. Terapi interpersonal.

5. terapi kognitif-perilaku.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga

dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.

X. DISKUSI

10

Page 11: Lapsus Pelamonia Fix

Berdasarkan PPDGJ III, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat  yg

bervariasi luas dan berbeda keparahannya (dari intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan yg

merugikan sampai gangguan psikotik yg jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh

karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif (dengan atau tanpa resep dokter). Identifikasi

dari zat psikoaktif yang digunakan dapat dilakukan berdasarkan: data laporan individu, analisis

objektif dari spesimen urin, darah dsb, bukti lain (adanya sampel obat yg ditemukan pada pasien,

tanda dan gejala klinis atau dari laporan pihak ketiga.

Pada laporan kasus ini didapatkan data laporan penggunaan zat psikoaktif dari pasien itu

sendiri, yaitu pasien menggunakan ekstasi dari tahun 1996-2009. Selain itu, pasien pernah

dirawat di rumah sakit DADI akibat penggunaan zat tersebut. Berdasarkan PPDGJ III,

didapatkan diagnosis sebagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika

dalam hal ini ekstasi yang di gunakan oleh pasien di golongkan sebagai zat halusinogen. Dimana

dalam kepustakaan Kaplan & sadock edisi 2, disebutkan bahwa halusinogen adalah zat alami dan

sintetik yang disebut dengan berbagai istilah seperti psikedelik atau psikotomimetik karena

selain menginduksi halusinasi, halusinogen juga menyebabkan hilnagnya kontak dengan realitas

dan suatu pengalaman kesadaran yang meluas dan meningkat. Dalam kepustakaan tersebut

disebutkan bahwa salah satu jenis zat yang menyebabkan halusinogen yaitu MDMA atau

dirumuskan sebagai 3,4-metil-endioksimetamfetamin yang merupakan senyawa dari ekstasi yang

telah di konsumsi oleh pasien dahulu. Gejala-gejala pasien seperti sering mearasa cemas, gelisah,

tidak sabaran, mudah tersinggung, sulit untuk tidur merupakan gangguan ansietas yang

terinduksi halusinogen sehingga diberikan pengobatan sesuai dengan gejala pasien. Menurut

DSM IV, pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubungan dengan intoksikasi

halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan ( talking down). Pengobatan terbaik untuk

seseorang yang mengalami pengalaman yang sangat tidak menyenangkan adalah perlindungan,

pendampingan dan penentraman. Kadang-kadang suatu pemberian singkat obat psikoterapeutik

mungkin diperlukan, biasanya dengan antagonis reseptor dopamine untuk gejala psikotik atau

dengan benzodiazepin untuk gejala kecemasan. Pada pasien ini, diberikan obat anti kecemasan

berupa alprazolam untuk membantu menenangkan keadaanya saat terjadi serangan.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Lapsus Pelamonia Fix

1) Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi Kedua,

Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta,2010

2) Puri, B.K. dkk. Buku Ajar Psikiatri edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, 2011

3) Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2010

AUTOANAMNESIS

12

Page 13: Lapsus Pelamonia Fix

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 27-10-2015 pukul 14.30 WITA

DM (Dokter Muda); P (Pasien)

DM : Selamat siang pak.

P : selamat siang dok.

DM : Saya taufiq, dokter muda yang bertugas disini dan saya ingin menanyakan beberapa

pertanyaan kepada bapak.

P : Oh iya, boleh dok.

DM : siapa namanya bapak?

P : Fertinan Harianto, dok.

DM : siapa nama panggilannya bapak?

P : Biasa dipanggil pak fertinan.

DM : Umurnya berapa?

P : 45 tahun

DM : Alamat rumahnya dimana bapak?

P : Di Jl. S. Pareman no. 3

DM : Pendidikan terakhirnya apa pak?

P : SMA dok.

DM : Pekerjaan bapak apa?

P : wiraswsta dok.

DM : bapak sudah menikah?

P : Sudah dok

DM : Anaknya bapak berapa?

13

Page 14: Lapsus Pelamonia Fix

P : 2 orang dok.

DM : Keluhannya datang kesini karena apa pak?

P :begini dok, saya sering gelisah kalau di rumah, sering mondar-mandir, susah untuk tidur

terutama jika tidak minum obat,. Karena kebetulan obat yang saya konsumsi habis,

makanya saya datang kesini lagi dok.

DM : Sejak kapan bapak merasakan hal itu?

P : sudah lama dok, kira-kira beberapa tahun yang lalu.

DM : itu berarti bapak sudah sering datang kemari ya? Biasanya obat apa yang diberikan?

P : obat yang biasa diberikan yaitu alprazolam, sizoril dan neurodex dok. Obat itu diberikan

untuk 1 bulan dok.

DM : jadi, bapak harus minum obat agar bisa tidur ya pak?

P : iya. Terutama jika perasaan emosi saya lagi kambuh, biasanya ada dorongan untuk

memukul orang lain dok . jadi untuk mengatasi hal tersebut, saya harus mengkonsumsi

alprazolam agar hal-hal yang tidak diinginkan biasa diatasi dok.

DM : apa alasan bapak ingin memukul orang lain?

P : saya juga tidak tahu dok kenapa bisa seperti itu. Tiba-tiba saja ada dorongan seperti itu.

Dan hal itu terjadi terutama jika tiba-tiba muncul perasaan emosi, atau perasaan jengkel

terhadap orang lain. Jadi umtuk mengatasinya, saya harus mengkonsumsi obat yang

diberikan oleh dokter yaitu alprazolam. Apalagi kalau saya tidak mengkonsumsi obat

tersebut, dada saya biasanya terasa nyeri, seperti terasa sesak, dan pikiran saya menjadi

kacau dok. Kebetulan dimasa lalu, saya pernah menggunakan obat-obatan terlarang dok.

DM : obat-obatan terlarang yang bagaimana maksudnya pak?

P : narkoba jenis ekstasi dok.

DM : sejak kapan bapak menggunakan obat-obatan tersebut?

14

Page 15: Lapsus Pelamonia Fix

P : itu sudah cukup lama dok, saya menggunakan ekstasi itu dari sekitar tahun 1996 sampai

tahun. Bahkan, saya pernah konsumsi pil ekstasi tersebut sampai 30 butir tiap harinya dok.

DM : bagaimana awalnya bapak sampai bisa menggunakan barang haram tersebut?

P :yah, awalnya cuma ikut-ikutan dari teman-teman dok. Tetapi lama kelamaan jadi

ketagihan akan barang tersebut. Oleh karena hal itulah yang membuat saya tidak bisa

berhenti.

DM : jadi sewaktu bapak menggunakan atau mengkonsumsi obat tersebut, bagaimana persaan

bapak waktu itu? apakah bapak pernah mendengar suara-suara ataupun melihat sesuatu

yang hanya bapak bisa melihatnya?

P : Iya dok,waktu itu saya merasakan sensasi yang luar biasa dok, kepala jadi ringan,

bersemangat, semua masalah waktu itu jadi hilang, selain itu saya sering mendengar

bisikan-bisikan di telinga saya pada saat saya menggunakan barang tersebut. Tetapi hal itu

terjadi pada waktu yang lalu dok. Sekarang sudah tidak lagi, karena saya memikirkan

bagaimana keluarga saya, istri saya, anak-anak saya jika hal tersebut terus berlanjut dan

tidak segera dihentikan. Oleh karenanya, pada saat itu keluarga saya membawa saya ke

rumah sakit untuk megatasi serta menyembuhkan apa yang telah saya perbuat pada saat itu.

DM : Jadi sebelumnya bapak pernah dirawat dimana?

P : pada tahun 2010, saya pernah dirawat di rumah sakit DADI kurang lebih sekitar satu

tahun dok.

DM : pada waktu bapak dirawat disana, siapa dokter yang merawat bapak? Lalu obat apa yang

diberikan sewaktu dirawat?

P : Selama di DADI, saya dirawat oleh dr theodorus dan diberikan obat haloperidol dan CPZ.

Obat tersebut saya konsumsi selama saya dirawat disana dok.

DM : iya pak. Jadi setelah bapak keluar dari rumah sakit tersebut, apakah bapak sudah tidak

mengkonsumsi obat itu lagi?

15

Page 16: Lapsus Pelamonia Fix

P : saya sudah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan itu lagi dok. Oleh karena itu, saya

berobat ke rumah sakit pelamonia ini untuk mendapatkan resep dari dokter novri. Karena

sebelumnya, saya pernah mencoba obat racikan dari salah satu teman dok, tetapi tidak

berhasil.

DM : Obat racikan sepeti apa itu pak?

P : saya juga kurang mengerti obat racikan tersebut dok. Karena sudah dicampur aneka

macam macam ramuan.Tetapi kata teman saya, obat itu bagus buat saya, jadi saya

mencobanya. Karena dia bilang saya sudah mengalami gangguan jiwa. Jadi saya mencoba

obat tersebut. Tetapi tidak berhasil dok.

DM : iya pak, selain sering gelisah, mudah tersinggung, serta sulit tidur, apakah bapak pernah

mengamuk atau membanting barang-barang di rumah?

P : kalau saya tidak minum obat dok, biasanya mengamuk, bahkan sampai membuat anak-

anak saya ketakutan dok. Oleh sebab itu, saya rutin mengkonsumsi obat yang diberikan,

terutama jika obat yang saya konsumsi tersisa sedikit, maka saya akan kembali ke rumah

sakit untuk meminta kembali resep obat yang diberikan oleh dr novri.

DM : iya pak, kalau boleh tahu, apakah ada masalah lain yang menyebabkan keluhan pada diri

bapak? Atau munkin ada pikiran yang membebani bapak selama ini?

P : tidak ada dok, semuanya baik-baik saja. Bahkan keluarga serta teman-teman mendukung

apa yang saya lakukan dok.

DM : iya pak, terima kasih banyak atas informasi yang di berikan pada saya

P : Iya dok sama-sama.

DM : cepat sembuh yah pak. sehat-sehat terus pak. jangan banyak dipikir pak. Mudah-mudahan

dengan apa yang kita lakukan serta usaha yang bapak kerjakan, dapat mendapatkan hasil

yang baik

P : iye dok. Makasih banyak dok

DM : selamat siang pak.

16