lapsus kolik baru

51
LAPORAN KASUS KOLIK RENAL ET CAUSA BATU SALURAN KEMIH Pembimbing dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD NIP. 19590824 198511 1 001 Disusun oleh: Diah Ayu Priyatiningsih 1220221098 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Upload: hanny-novia-rini

Post on 30-Nov-2015

131 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Kolik Baru

LAPORAN KASUS

KOLIK RENAL ET CAUSA BATU SALURAN KEMIH

Pembimbing

dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD

NIP. 19590824 198511 1 001

Disusun oleh:

Diah Ayu Priyatiningsih

1220221098

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

2013

Page 2: Lapsus Kolik Baru

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

KOLIK RENAL ET CAUSA BATU SALURAN KEMIH

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian

Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun oleh :

Diah Ayu Priyatiningsih 1220221098

Fakultas Kedokteran UPN ”Veteran” Jakarta

Ambarawa, Agustus 2013

Pembimbing

dr B. Susanto Permadi, Sp.PD dr Hascaryo Nugroho, Sp.PD

NIP. 19590824 198511 1 001 NIP. 19600620 198803 1 003

Page 3: Lapsus Kolik Baru

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

laporan kasus dengan judul “Kolik Renal”. Laporan kasus ini merupakan salah satu

syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Bagian

Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.

Laporan kasus ini sedikit banyak membahas mengenai penyakit yang menjadi

masalah-masalah di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Hanya

sebagian masalah kecil yang penulis bahas, namun diharapkan laporan kasus ini bisa

memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca mengenai penyakit ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD dan dr. Hascaryo Nugroho,

Sp.PD selaku dokter pembimbing dan teman-teman Co-Ass yang telah membantu

dalam proses pembuatan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini banyak

terdapat kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis

mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga laporan

kasus ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan semua pihak yang berkepentingan

bagi pengembangan ilmu kedokteran. Amin.

Ambarawa, Agustus 2013

Penulis

Page 4: Lapsus Kolik Baru

BAB I

LAPORAN KASUS

I.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

No. RM : 38334-2013

Umur : 39 tahun

Status Marital : Menikah

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Alamat : Ngelo, 2/5 Wiru Bringin, Kab.Semarang

Tanggal masuk : 26 Juni 2013

I.2. DATA DASAR

ANAMNESA (Subyektif)

Autoanamnesa tanggal 26 Juni 2013

Keluhan Utama : nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri, hilang timbul sejak

2 minggu yang lalu

Page 5: Lapsus Kolik Baru

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dari IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa pada 26 Juni

2013 pukul 17.00 WIB. Pasien mengeluh nyeri hebat pada pinggang sebelah

kiri, hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan tajam seperti

ditusuk-tusuk terutama saat BAK dan menjalar sampai ke lipatan paha sebelah

kiri. Saat serangan, pasien merasa sangat lemas dan nyeri yang dialami pasien

hingga menggangu aktifitas. Nyeri berkurang jika pasien berbaring dan minum

air hangat. Pasien juga mengeluhkan anyang-anyangan dan BAK berdarah

sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun. Keluhan

tidak disertai mual, muntah dan demam. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi

air putih dan jarang berolahraga.

Riwayat Peyakit Dahulu :

Riwayat penyakit kencing manis : Disangkal

Riwayat penyakit jantung : Disangkal

Riwayat keluhan yang sama sebelumnya : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat penyakit kencing manis : Disangkal

Riwayat penyakit jantung : Disangkal

Riwayat penyakit ginjal : Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif)

Tanggal 26 Juni 2013

Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Page 6: Lapsus Kolik Baru

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, Nadi: 90x/menit

Suhu: 37 0C, RR: 24x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb.

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Page 7: Lapsus Kolik Baru

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke

pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

I.3. ANALISA KASUS

S : Pada tanggal 26 Juni 2013 pasien atas nama Ny. Siti Solekah berumur 39

tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa pukul 17.00

WIB dengan keluhan nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri, hilang timbul

sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan tajam seperti ditusuk-tusuk

terutama saat BAK dan menjalar sampai ke lipatan paha sebelah kiri. Saat

serangan, pasien merasa sangat lemas dan nyeri yang dialami pasien hingga

menggangu aktifitas. Nyeri berkurang jika pasien berbaring dan minum air

hangat. Pasien juga mengeluhkan anyang-anyangan dan BAK berdarah

sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien belum mengkonsumsi obat apapun.

Keluhan tidak disertai mual, muntah dan demam. Pasien mengaku jarang

mengkonsumsi air putih dan jarang berolahraga.

O : Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas dengan kesadaran

compos mentis. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 90x/menit, suhu: 370C dan respirasi 24x/menit. Pada

Page 8: Lapsus Kolik Baru

pemeriksaan fisik kepala, wajah, hidung, telinga, mulut, leher, jantung,

pulmo dan ekstremitas tidak didapatkan adanya kelainan. Pada

pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar

ke pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+). Pada pasien

ini, disarankan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang berupa

pemeriksaan laboratorium darah rutin, kimia darah, USG abdomen dan

pemeriksaan BNO IVP.

A : Kolik renalis

P : - Inf RL 20 tpm

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- Inj Cefotaxim 3x1

PENGKAJIAN KOLIK RENALIS

1. Nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri sifatnya hilang timbul dan sangat

mengganggu aktifitas

2. Nyeri dirasakan tajam seperti ditusuk-tusuk terutama saat BAK dan menjalar

sampai ke lipatan paha sebelah kiri serta berkurang jika pasien berbaring

3. Keluhan anyang-anyangan dan BAK berdarah sekitar 1 minggu yang lalu

4. Jarang mengkonsumsi air putih dan jarang berolahraga

5. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar

ke pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)

I.4. PENELUSURAN (FOLLOW UP)

Tanggal 27 Juni 2013

S : nyeri pinggang kiri (+), tidur malam terganggu

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Page 9: Lapsus Kolik Baru

Tanda vital : TD : 130/90 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Page 10: Lapsus Kolik Baru

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke

pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

P : - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- cek laboratorium (darah rutin dan kimia darah)

Tanggal 28 Juni 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 130/90 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Page 11: Lapsus Kolik Baru

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

Page 12: Lapsus Kolik Baru

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan lumbal sinistra menjalar ke

pinggang kiri bagian belakang dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

P : - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin dan kimia darah :

Darah Rutin

Hb : 12,2 g/dl 12-16 g/dl

Ht : 37,2 % 37-43 %

Eritrosit : 4,22 juta 4,2 – 5,4 juta

Lekosit : 10 ribu 4,0 - 10 ribu

Trombosit : 275 ribu 200 - 400 ribu

MCV : 88,2 mikro m3 80-90 mikro m3

Page 13: Lapsus Kolik Baru

MCH : 28,9 pg 27-34 pg

MCHC : 32,8 g/dl 32-36 g/dl

RDW : 10,6 % 10 – 16 %

MPV : 7,8 mikro m3 7 – 11 mikro m3

Limfosit : 1,7 x 10*3/mikroL (L) 1,7 – 3,5 x 10*3/mikroL

Monosit : 0,6 x 10*3/mikroL 0,2 – 0,6 x 10*3/mikroL

Granulosit : 7,5 x 10*3/mikroL (H) 2,5 – 7 x 10*3/mikroL

Limfosit % : 19,0 % (L) 25 – 35 %

Monosit % : 7,5% (H) 4 – 6 %

Granulosit % : 73,5 % 50 – 80 %

PDW : 14,5 % 10 – 18 %

PCT : 0,213 % 0,2 – 0,5 %

Kimia Darah

Gula Darah Puasa : 85 mg/dl 74-105 mg/dl

Gula Darah 2jam PP : 72 mg/dl <120 mg/dl

Ureum : 28,0 mg/d 1-50 mg/dl

Kreatinin : 1,21 mg/dl (H) 0,6-1,1 mg/dl

SGOT : 17 u/L 15-40 u/L

SGPT : 14 u/L 10-40 u/L

Protein Total : 7,19 g/dl 6,4-8,3 g/dl

Page 14: Lapsus Kolik Baru

Albumin : 4,09 g/dl 3,4-4,8 g/dl

Globulin : 3,10 g/dl 2,0-4,0 g/dl

Urin Acid : 4,64mg/dl 4,4-7,6 mg/dl

Cholesterol : 177 mg/dl 158-276 mg/dl

Triglycerid : 30 mg/dl (L) 58-327 mg/dl

Tanggal 29 Juni 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Page 15: Lapsus Kolik Baru

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

Page 16: Lapsus Kolik Baru

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- cek USG abdomen

Hasil pemeriksaan USG abdomen:

Gambaran hidronefrosis ginjal

Tanggal 30 Juni 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Page 17: Lapsus Kolik Baru

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

Page 18: Lapsus Kolik Baru

A : Kolik renal

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

Tanggal 01 Juli 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 110/80 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Page 19: Lapsus Kolik Baru

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

Page 20: Lapsus Kolik Baru

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- Cek BNO IVP

Tanggal 02 Juli 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Page 21: Lapsus Kolik Baru

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

Page 22: Lapsus Kolik Baru

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

Hasil pemeriksaan BNO IVP:

BNO

Lesi opak pada cavum pelvis sinistra suspek ureterolithiasis sinistra 1/3 distal

IVP

Hidronefrosis sedang dan hidroureter bagian proksimal dan media et

causa sumbatan batu pada ureter bagian 1/3 distal (sumbatan parsial –

masih tampak kontras masuk pada ureter setelah sumbatan tersebut)

Fungsi ekskresi ginjal dextra dan sinistra normal

Vesika urinaria tidak tampak kelainan

Tanggal 03 Juli 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Page 23: Lapsus Kolik Baru

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Page 24: Lapsus Kolik Baru

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- Konsul dokter spesialis bedah

Tanggal 04 Juli 2013

S: nyeri pinggang kiri (+)

O : Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, Nadi: 80x/menit

Suhu: 36 0C, RR: 20x/menit

Kulit : Turgor kulit supel

Page 25: Lapsus Kolik Baru

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Wajah : Simetris, ekspresi wajar

Mata : Edama palpebra -/-, conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Bibir basah, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kgb

Thorak : retraksi suprasternal (-)

Pulmo : I : Normochest, dinding dada asimetris

P : Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris

P : Sonor di kedua lapang paru

A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor : I : Tidak tampak ictus cordis

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra

Batas bawah ICS V linea parasternal sinistra

Batas kiri ICS VI linea midklavicula sinistra

Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra

A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Page 26: Lapsus Kolik Baru

Abdomen : I : Datar

A : Bising usus (+)

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar & lien tidak teraba

membesar, terdapat nyeri tekan pinggang kiri bagian belakang

dan nyeri ketok CVA (-/+)

P : Timpani

Ekstremitas : Edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

A : Kolik renal

P: - Inf RL 16tpm

- Inj cefotaxim 3x1

- Vitamin B kompleks 3x1

- Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

- Inj Ketorolac 10 mg 3x1

- Dokter spesialis bedah merujuk pasien ke RS lain untuk terapi lebih lanjut.

Page 27: Lapsus Kolik Baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Nyeri

II.1.1. Definisi

Nyeri adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk

menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan.

Nyeri disertai oleh respons perilaku termotivasi (misalnya penarikan atau

pertahanan) serta reaksi emosi (misalnya menangis atau ketakutan).

(Sherwood, 2001)

II.1.2. Klasifikasi

1. Nyeri somatik superfisial

Merupakan nyeri yang berasal dari struktur superfisial kulit dan

subkutis. Etiologi dari nyeri ini biasanya berupa rangsangan mekanis,

suhu, kimiawi dan listrik. Sensasi nyeri berupa sengatan pada kulit

dengan rasa terbakar.

2. Nyeri somatik dalam

Merupakan nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligament, sendi dan

tulang. Etiologi dari nyeri ini biasanya berupa reaksi peradangan dan

cedera pada sendi. Sensasi nyeri bersifat difus dan menyebar dengan

rasa nyeri seperti tertusuk, kram, linu dan berdenyut.

3. Nyeri viseral

Merupakan nyeri yang berasal dari organ. Etiologi dari nyeri ini

biasanya berupa distensi (peregangan), iskemia dan reaksi inflamasi.

Sensai nyeri pada saraf otonom (viseral) biasanya mengacu pada

permukaan kulit, sedangkan pada saraf spinal somatik (parietal) timbul

tepat di atas daerah yang nyeri. Reseptor nyeri berada di otot polos

organ berongga dan kapsul organ padat.

Page 28: Lapsus Kolik Baru

4. Nyeri neuropati

Merupakan nyeri akibat disfungsi SSP atau perifer di sepanjang traktus

sarafnya. Etiologi dari nyeri ini biasanya berupa lesi SSP dan lesi saraf

perifer. Sensasi nyeri berupa rasa terbakar, perih dan bertambah parah

saat stress emosi fisik serta membaik saat relaksasi.

5. Nyeri alih

Merupakan nyeri yang berasal dari salah satu daerah di tubuh, namun

terletak di daerah lainnya. Etiologi dari nyeri ini biasanya berupa

reaksi inflamasi dan iskemia. Sensasi nyeri dialihkan ke dermatom

yang dipersarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan

viskus nyeri.

II.1.3. Proses

1) Transduksi : penerimaan sinyal saraf nyeri

2) Konduksi : penghantaran impuls di akson

3) Transmisi : impuls merangsang neurotransmitter

4) Persepsi : impuls diterjemahkan di otak

5) Modulasi : respon dan efek yang dirasakan

II.1.4. Karakteristik

Nyeri Cepat Nyeri Lambat

Dibawa oleh serat A-delta Dibawa oleh serat C

Sensasi tajam menusuk Sensasi seperti terbakar, tumpul, pegal

Mudah ditentukan Lokasi tidak jelas

Muncul pertama kali Muncul kemudian, menetap lebih lama,

lebih tidak menyenangkan

Timbul pada rangsangan Timbul pada rangsangan terhadap

nosiseptor polimodal, termal dan mekanis

II.1.5. Nosiseptor

Nosiseptor merupakan saraf aferen primer yang bertugas menerima &

menyalurkan rangsangan nyeri. Jumlah terbanyak nosiseptor terdapat di kulit.

Terdapat tiga kategori reseptor nyeri: nosiseptor mekanis (berespons terhadap

Page 29: Lapsus Kolik Baru

kerusakan mekanis misalnya tusukan, benturan atau cubitan), nosiseptor

termal (berespons terhadap suhu yang berlebihan terutama panas), nosiseptor

polimodal (berespons setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak,

termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera.

(Sherwood, 2001)

II.1.6. Mekanisme

Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui

salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor

mekanis dan termal disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan

bermielin dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls

dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat C yang kecil dan tidak bermielin

dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur nyeri

lambat).

Serat-serat aferen primer bersinaps dengan antar-neuron ordo kedua di

tanduk dorsal korda spinalis. Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan

dari ujung-ujung aferen nyeri ini adalah susbtansi P, yang diperkirakan khas

untuk serat-serat nyeri. Berbeda dengan nyeri yang menyertai cedera perifer,

yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal untuk memberi peringatan

mengenai kerusakan yang sudah atau akan terjadi pada tubuh, keadaan nyeri

kronik abnormal diperkirakan disebabkan oleh kerusakan di dalam jalur-jalur

nyeri susunan saraf perifer atau pusat. Individu merasakan nyeri karena adanya

penyampaian sinyal abnormal dalam jalur-jalur nyeri walaupun tidak terdapat

cedera perifer atau rangsangan nyeri. Sebagai contoh, stroke yang merusak

jalur-jalur asendens dapat menimbulkan sensasi nyeri abnormal dan menetap.

(Sherrwood, 2001)

Page 30: Lapsus Kolik Baru

II.2. Batu Saluran Kemih

II.2.1. Definisi

Massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih

(kalkulus uriner) dan bisa menyebankan nyeri, perdarahan, penyumbatan

aliran kemih atau infeksi. (Purnomo, 2011)

II.2.2. Etiologi

a. Pre renal: peningkatan reabsorpsi kalsium di usus, kelainan metabolik

(kadar asam urat tinggi), dehidrasi

b. Renal: gangguan reabsorpsi ginjal, pH urin terlalu asam

c. Post renal: infeksi saluran kemih, gangguan aliran urin (stasis urin), lokasi

anatomis penyempitan saluran kemih

II.2.3. Posisi

a. Ginjal (Nefrolithiasis)

b. Ureter (Ureterolithiasis)

c. Vesika urinaria (Vesikolithiasis)

d. Uretra (Uretrolithiasis)

II.2.4. Proses

Gangguan keseimbangan antara zat pembentuk batu dan inhibitornya

(sitrat, magnesium, sulfat) yang bekerja pada proses reabsorpsi kalsium dalam

usus, proses pembentukan nukleasi, proses agregasi dan proses retensi kristal.

II.2.5. Faktor Risiko

1) Intrinsik

a. Herediter: penyakit ini diduga diturunkan dari orang tua

Page 31: Lapsus Kolik Baru

b. Usia: paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

c. Jenis kelamin: jumlah pasien pria tiga kali lebih banyak daripada wanita

2) Ekstrinsik

a. Iklim dan temperatur: daerah yang bersuhu panas menyebabkan tubuh

bayak mengeluarkan keringat yang akan mengurangi produksi urin dan

mempermudah pembentukkan batu.

b. Asupan air: kurangnya asupan air menyebabkan kadar semua substansi

dalam urin akan meningkat dan mempermudah pembentukkan batu.

c. Diet: diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terbentuknya

batu saluran kemih.

d. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada oramg yang pekerjaannya

banyak duduk atau aktifitas terbatas.

e. Infeksi atau obstruksi saluran kemih: ISK dapat menyebabkan nekrosis

jaringan ginjal dan menjadi inti batu. Infeksi oleh bakteri yang memecah

urea dan membentuk ammonium akan mengubah pH urin menjadi alkali

dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga mempercepat

pembentukkan batu.

II.2.6. Patofisiologi

Batu terdiri dari kristal-kristal yang terlarut dalam urin dan akan tetap

berada dalam urin (metastable) jika tidak mengalami presipitasi (pH urin,

GFR, korpus alienum pada saluran kemih) ---- kristal mengalami presipitasi

---- membentuk inti batu (nukleasi) ---- menarik bahan2x lain (agregasi) ----

kristal menjadi lebih besar ---- agregat kristal masih rapuh ---- agregat kristal

menempel pada epitel saluran kemih (retensi kristal) ---- mengendap ---

menyumbat saluran kemih.

Page 32: Lapsus Kolik Baru

II.2.7. Jenis

A. Batu kalsium oksalat dan fosfat

Secara epidemiologi, kristal ini paling sering dijumpai (70-80% dari

kasus batu saluran kemih). Kristal ini umum ditemukan pada spesimen urin

bahkan pada pasien yang sehat, biasa muncul setelah mengkonsumsi

makanan tertentu (asparagus, kubis dan lainnya). Adanya 1-5 (+) kristal Ca-

oxallate per LPL masih dinyatakan normal, tetapi jika jumlahnya >5 adalah

kondisi abnormal. Faktor pembentuk batu kalsium antara lain:

a) Hiperkalsiuria (kalsium dalam urin >300 mg/24 jam)

Absortif: kenaikan absorpsi kalsium dalam lumen usus

Puasa: kelebihan kalsium diduga dari tulang

Ginjal: kelainan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal

b) Hiperoksaluria (ekskresi oksalat urin >45 gram/hari)

Peningkatan sedikit ekskresi oksalat memacu proses presipitasi kristal

kalsium oksalat

c) Hiperurikosuria (asurat dalam urin >850 mg/24 jam)

Page 33: Lapsus Kolik Baru

Peningkatan sedikit asam urat dalam urin memacu proses nukelasi dan

presipitasi kristal kalsium oksalat

d) Hipositraturia dan hipomagnesuria

Kadar sitrat dan magnesium yang tinggi dapat menghambat proses

nukleasi dan presipitasi kristal

B. Batu struvit

Batu struvit disebut juga batu infeksi karena terbentuknya batu ini

disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini

adalah golongan pemecah urea yang dapat menghasilkan enzim urease dan

merubah urin dalam suasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak

seperti pada reaksi: CO(NH2)2 + H20 2NH3 + CO2. Bakteri yang

termasuk pemecah urea diantaranya adalah: Proteus, Klebsiella, Serratia,

Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus.

C. Batu asam urat

Secara epidemiologi, kristal ini ditemukan pada 5-10% dari kasus batu

saluran kemih. Sekitar 80% batu asam urat terdiri dari asam urat murni dan

sisanya merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak

diderita oleh pasien dengan penyakit gout, mieloproliferatif dan pasien denga

terapi antikanker. Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin

dan metabolisme endogen di dalam tubuh. Degradasi purin di dalam tubuh

melalui asam inosinat diubah menjadi hipoxantin. Dengan batuan enzim

xantin oksidase, hipoxantin diubah menjadi xantin yang akhirnya diubah

menjadi asam urat. Faktor yang menyebabkan terbentuknya kristal asam urat:

– Urine yang terlau asam (pH urine <6 )

– Volume urine yang jumlahnya sedikit (<2 liter/hari)

– Dehidrasi

– Hiperurikosuria

II.2.8. Gambaran Klinik dan Diagnosis

Page 34: Lapsus Kolik Baru

a. Tanda dan gejala: nyeri perut bagian bawah disertai nyeri pinggang (kolik

renalis) yang hebat, tiba-tiba, sering menjalar dan sifatnya hilang timbul.

Nyeri saat BAK & BAK disertai pasir atau darah.

b. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen bagian bawah dan

kostovertebral, nyeri ketok CVA (+), teraba ginjal pada sisi sakit akibat

hidronefrosis, terlihat tandatanda retensi urine dan jika disertai infeksi

didapatkan demam.

c. Pemeriksaan sedimen urine menunjukkan adanya lekosituria, hematuria dan

kristal-kristal pembentuk batu.

d. Pemeriksaan kultur urine menunjukkan adanya pertumbuhan kuman

pemecah urea.

e. Pemeriksaan kadar elektrolit

yang diduga sebagai faktor

penyebab timbulnya batu saluran

kemih (antara lain kadar :

kalsium, oksalat, fosfat maupun

urat di dalam darah maupun di

dalam urin.

f. Pemeriksaan USG menunjukkan

gambaran hidronefrosis pada ginjal dan saluran kemih yang mengalami

sumbatan.

g. Pemeriksaan BNO IVP dapat menilai anatomi dan fungsi ginjal, dapat

mendeteksi batu opak maupun non opak.

II.2.9. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa (NSAID)

b. ESWL (Extracorporeal Shockwave

Lithotripsy)

Alat pemecah batu menggunakan gelobang

kejut tanpa melalui tindakan invasive, batu

dipecah menjadi fragmen kecil sehingga

mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

Page 35: Lapsus Kolik Baru

c. Endourologi (tindakan invasiv minimal melalui alat yang dimasukkan

langsung ke dalam saluran kemih atau dengan insisi kecil pada kulit)

-PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy): yaitu mengeluarkan batu dengan

cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit.

Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.

-Litotripsi: memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam vesika

urinaria atau uretra. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.

-Ureteroskopi atau uretero-renoskopi: memasukkan alat ureteroskopi

peruetram untuk melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal.

d. Bedah laparoskopi: banyak digunakan untuk mengambil batu ureter.

e. Bedah terbuka: pielolitotomi atau nefrolitotomi (ginjal), ureterolitotomi

(ureter), vesikolitotomi (vesika urinaria), uretrolitotomi (uretra).

f. Nefroktomi dilakukan jika ginjal sudah tidak berfungsi dan infeksi disertai

pus (pionefrosis) akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi

dan infeksi menahun.

II.2.10. Pencegahan

• menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi

urine sebanyak 2-3 liter per hari

• diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batu

• aktivitas harian yang cukup

Diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan:

Rendah protein karena protein memacu ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam

Rendah oksalat

Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya

hiperkalsiuri

Rendah purin

Page 36: Lapsus Kolik Baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvia A. Price, Loraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit, edisi IV, buku II, alih bahasa dr. Peter Anugrah, Penerbit buku

kedokteran EGC, Jakarta, 1995

Page 37: Lapsus Kolik Baru

2. Mansjoer Arif, dkk. Kapita selekta kedokteran, edisi III, buku I, Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 2001

3. Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 2006

4. Iwan Darmansjah.Editor .Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000,DepKes

RI DirJen POM,Jakarta,Sagung Seto,2000.

5. Amir Syarif. Farmakologi dan Terapi, Departemen Farmakologi dan Terapeutik

Fakultas

6. Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 2008