lapsus ius ppt

47
LAPORAN KASUS ENSEFALITIS + ATROFI OTAK + SUBDURAL HYGROMA Pembimbing : dr. ARIETA RACHMAWATI KAWENGIAN, Sp.A Oleh : SILVERIUS SEANTONI SABELLA NIM: FAA 110 044 KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-unpar PALANGKARAYA JUNI 2015 1

Upload: silverius-seantoni-sabella

Post on 02-Feb-2016

100 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sd

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ius Ppt

LAPORAN KASUSENSEFALITIS + ATROFI OTAK + SUBDURAL

HYGROMAPembimbing :

dr. ARIETA RACHMAWATI KAWENGIAN, Sp.A

Oleh :SILVERIUS SEANTONI SABELLA

NIM: FAA 110 044KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-unparPALANGKARAYA

JUNI2015 1

Page 2: Lapsus Ius Ppt

PENDAHULUAN

Ensefalitis

peradangan pada jaringan otak, epidemiologi

ensefalitis bervariasi sesuai faktor resiko yang

mempengaruhi

Penyebab ensefalitis virus, bakteri, jamur

dan penyebabnya tidak diketahui

Gejala : penurunan kesadaran, demam dan

kejang

gejala sisa berupa retardasi mental,

iritabel, emosi tidak stabil, halusinasi bahkan epilepsi

2

Page 3: Lapsus Ius Ppt

KASUS

3

Page 4: Lapsus Ius Ppt

ANAMNESIS

• KejangKeluhan Utama

• Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan kejang di rumah. Kejang tonik-klonik/seluruh tubuh. Lama kejang kurang dari 15 menit. Kejang terjadi sebanyak 1 kali di rumah. Kejang terjadi saat pasien bangun dari tidurnya. Setelah kejang, pasien segera menangis. Kejang baru pertama kali terjadi. Keluhan lain demam (+) sejak sore ±5 jam sebelum masuk rumah sakit. Demam muncul mendadak dan langsung tinggi, turun saat diberi obat penurun panas, tapi naik kembali. Demam disertai pilek. Batuk (-). Mencret (+) sebanyak 3 kali tadi siang sebelum mulai demam. BAB (+) berlendir, berwarna kuning, banyaknya ±1/4 gelas, darah (-). Riwayat trauma pada anak, disangkal oleh keluarga. Riwayat tidur dengan ayunan hanya sampai umur 3 bulan, berdasarkan pengakuan ibu

RPS

4

Page 5: Lapsus Ius Ppt

...Anamnesis

• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sama seperti sakit yang diderita saat ini.RPD

• Saat hamil, ibu pasien tidak memiliki sakit maupun keluhan apapun. Pasien dilahirkan secara spontan di rumah dengan bidan. Saat lahir langsung menangis. Ibu pasien mengaku umur kehamilan saat itu sesuai/ cukup. Bulan. BB, PB serta LK ibu pasien tidak ingat

Riwayat Antenatal

• Pasien belum bisa tengkurap tanpa dibantu oleh keluarga.• Bisa duduk tetapi harus dibantu. • Pasien belum bisa berdiri. • Belum bisa berbicara/ mengucapkan mamah/papah

Riwayat Perkembangan 5

Page 6: Lapsus Ius Ppt

...Anamnesis

• Pasien dan keluarga pasien tinggal di daerah RTA Milono. Di daerah tersebut pasien tinggal di rumah pribadi dan di daerah perumahan, tidak terlalu berdempetan. Rumah pasien jauh dari rawa-rawa, sungai ataupun tempat pembuangan sampah.

Riwayat sosial lingkungan

• Pasien sama sekali belum mendapatkan imunisasiRiwayat

Imunisasi

• Pasien diberikan ASI ad libitum. Selain itu, juga diberikan bubur tim/saring sebagai makanan pelengkap. Biasa diberikan 3 sampai 5 kali sehari dalam sehari.

Riwayat pemberian makanan

6

Page 7: Lapsus Ius Ppt

Status Gizi

7

Page 8: Lapsus Ius Ppt

Pemeriksaan Fisik

8

Page 9: Lapsus Ius Ppt

...Pemeriksaan Fisik

9

Page 10: Lapsus Ius Ppt

...Pemeriksaan Fisik

10

Page 11: Lapsus Ius Ppt

...Pemeriksaan Fisik

11

Page 12: Lapsus Ius Ppt

...Pemeriksaan Fisik

12

Page 13: Lapsus Ius Ppt

Pemeriksaan Laboratorium

• Hasil laboratorium pada tanggal 09 Mei 2015• Hb : 9.8 g/dL• Ht : 29.5%• Leukosit : 8.840 /uL• Trombosit : 109.000 /uL• Eritrosit : 3.54 x 106 /uL• GDS : 92 mg/dl• DDR : (-)/negatif

13

Page 14: Lapsus Ius Ppt

DIAGNOSIS

14

Page 15: Lapsus Ius Ppt

...Diagnosis

15

Page 16: Lapsus Ius Ppt

...Diagnosis

Diagnosa kerja• KDS• ISPA• Diare Akut• Delayed Development• Anemia

16

Page 17: Lapsus Ius Ppt

PENATALAKSANAAN• IVFD D5 ¼ NS 1050 cc/24 jam• Inj. Cefotaxim 3 x 350 mg (IV) (ST)• Inj. Gentamisin 2 x 30 mg (IV)• Inj. Metilprednisolon 3 x 12,5 mg (IV)• Inj. Phenobarbital 75 mg (IM)• Rhinos drop 3 x 0,5 m• Tiriz drop 1 x 0,5 ml• Sanmol syrup 3 x 1 cth• Phenobarbital 2 x 40 mg• Pasang NGT

17

Page 18: Lapsus Ius Ppt

Usul pemeriksaan• Pemeriksaan elektrolit. • Pemeriksaan Tinja lengkap• Pemeriksaan Lumbal Fungsi

18

Page 19: Lapsus Ius Ppt

Prognosis• Quo ad vitam : Ad bonam• Quo ad functionam : Dubia ad bonam• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

19

Page 20: Lapsus Ius Ppt

TINJAUAN PUSTAKA

20

Page 21: Lapsus Ius Ppt

DEFINISI

• Ensefalitis : infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme.

• Ensefalitis adalah peradangan pada otak yang biasanya disebabkan oleh virus.

• Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak, maka dari itu lebih tepat bila disebut meningoensefalitis

21Lazoff, M., et al. 2011

Page 22: Lapsus Ius Ppt

ETIOLOGI

Klasifikasi yang diajukan oleh Robin berdasarkan etiologi virus: a. Infeksi virus yang bersifat epidemik• Golongan enterovirus • Golongan virus ARBO b. Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simplex, Herpes zoster, Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic choriomeningitis.c. Ensefalitis pasca infeksi : pasca morbili, pasca varisela, pasca rubela, pasca vaksinia, pasca mononukleosis infeksious.

22Soedarmo, S.S.P., 2010

Page 23: Lapsus Ius Ppt

MANIFESTASI KLINIS

a. Trias ensefalitis yang terdiri dari :• Demam• Kejang • Penurunan kesadaran

b. bersifat akut dapat juga perlahan-lahan, masa prodormal 1-4 hari ditandai : demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri pada ekstremitas dan pucat, diikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung distribusi dan luasnya lesi pada neuron.

23Saharso, D., Hidayati, S. N. 2010.

Page 24: Lapsus Ius Ppt

... Manifestasi Klinis• Bayi : jeritan, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan

kejang-kejang yg dapat bersifat umum atau fokal atau hanya twitching, dapat berlangsung berjam-jam.

• Gejala serebrum misalnya paresis atau paralisis, afasia dsb.• Gejala batang otak : perubahan refleks pupil, defisit saraf

kranial dan perubahan pola pernafasan. • Tanda rangsang meningeal bila peradangan mencapai

meningen.

24Saharso, D., Hidayati, S. N. 2010.

Page 25: Lapsus Ius Ppt

PENATALAKSANAAN

• suportif : hiperpireksia, keseimbangan cairan dan elektrolit, pe↑ TIK, serta tata laksana kejang. Pasien sebaiknya dirawat di ruang rawat intensif.

• Pemberian pengobatan dapat berupa antipiretik, cairan intravena, obat anti epilepsi, kadang diberikan kortikosteroid.

• Mencegah kejang berulang : fenitoin atau fenobarbital sesuai standar terapi.

• Pe↑ TIK diuretik osmotik manitol 0,5-1 gram/kg/kali atau furosemid 1 mg/kg/kali.

25Hom, Jeffrey. 2011

Page 26: Lapsus Ius Ppt

...Penatalaksanaan• Pada anak dengan neuritis optika, mielitis, vaskulitis inflamasi,

dan acute disseminated encephalomyelitis (ADEM) dapat diberikan kortikosteroid selama 2 minggu.

• Metil-prednisolon diberikan dengan dosis 15/mg/kg/hari dibagi setiap 6 jam salama 3-5 hari dan dilanjutkan prednison oral 1-2 mg/kg/hari selama 7-10 hari.

26Hom, Jeffrey 2011

Page 27: Lapsus Ius Ppt

Komplikasi• Ensefalitis virus berat bisa menyebabkan gagal nafas, koma

dan kematian. Ini juga membuat mental impairment termasuk kehilangan memori, ketidakmampuan bicara, kurang koordinasi otot, paralisis, atau defek dengan penglihatan dan pendengaran.

27

Kumar, V., Abbas, A., Fausto. 2007

Page 28: Lapsus Ius Ppt

Prognosis• Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%.• Pasien yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan

antivirus angka kematiannya tinggi bisa mencapai 70-80%.• Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut.

Penderita yang hidup 20-40% akan mempunyai komplikasi atau gejala sisa.

• Keterlambatan pengobatan yang lebih dari 4 hari memberikan prognosis buruk, demikian juga koma.

28

Kumar, V., Abbas, A., Fausto. 2007

Page 29: Lapsus Ius Ppt

DISKUSI

29

Page 30: Lapsus Ius Ppt

D mengalami kejang sebanyak 1 kali dirumah, <15 menit dan menangis setelah kejang, selain itu An. D juga mengalami demam tinggi ± 5 jam sebelum masuk rumah sakit, timbul mendadak

Saat dirawat di ruangan, mengalami kejang berulang, berlangsung lama serta mengalami penurunan kesadaran sehingga diduga mengalami ensefalitis, keluhan lain berupa pilek, dan BAB cair 3x berlendir.

Pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium : anemia normositik normokrom. CT scan tanpa kontras : Subdural Hygroma.

30

Page 31: Lapsus Ius Ppt

Kejang• An. D masuk dengan kejang didahului dengan demam

diagnosis awal di IGD adalah Kejang Demam Sederhana.• Berdasarkan definisinya, kejang demam adalah bangkitan

kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

• Diagnosis awal ini kemudian disingkirkan menjadi Suspek Ensefalitis karena terjadi pengulangan kejang setelah 24 jam, dimana kejang berlangsung lama saat di ruangan, kejang tonik-klonik, terjadi demam dan disertai dengan penurunan kesadaran. 31

Page 32: Lapsus Ius Ppt

Ensefalitis• Dicurigai ensefalitis apabila didapatkan gejala-gejala sebagai

berikut : demam bersifat akut, gangguan atau perubahan kesadaran, onset kejang yang baru atau ditemukannya tanda neurologis fokal.

• Pada pasien an. D ditemukan tanda berupa demam, perubahan kesadaran, serta onset kejang yang baru.

• Harus dilakukan pemeriksaan lumbal fungsi tetapi tidak dilakukan.

32

Page 33: Lapsus Ius Ppt

Diare• Diare didefinisikan sebagai buang air besar lebih dari tiga kali

sehari dengan konsistensi lembek atau cair. • Pada an. D didapatkan gejala perubahan pada konsistensi

feses. Pada hasil pemeriksaan FL positif jamur • Penyebab tersering diare karena jamur adalah Candida

albicans.

33

Page 34: Lapsus Ius Ppt

Delayed development• Delayed development atau keterlambatan perkembangan

adalah istilah deskriptif yang digunakan ketika perkembangan anak tertunda dalam satu atau lebih area dibandingkan dengan anak-anak lain.

• Dari anamnesis : anak D masih belum bisa berdiri, belum bisa tengkurap sendiri dan untuk duduk an. D harus dibantu, belum bisa mengucapkan kata seperti mamah/papah.

34

Page 35: Lapsus Ius Ppt

...development• Pada akhir tahun pertama anak : duduk tanpa bantuan,

mengoceh dengan berbagai suara, membuat suara khusus untuk menarik perhatian, mencari mainan, dapat membedakan orang asing dengan keluarga, menikmati permainan sederhana seperti ciluk-ba.

35

Page 36: Lapsus Ius Ppt

Subdural Hygroma• Karena pada An. D dicurigai mengalami ensefalitis dan Delayed

Development dan tidak dilakukannya lumbal fungsi, dilakukan CT Scan kepala.

• Hasil berupa Subdural effusion dengan atrofi parenkim serebri lobus frontalis, temporal, dan parietal kanan –kiri. Subdural Hygroma pada sulci gyri temporalis kanan, tentorium serebeli, fisura interhemisfer. Sehingga akhirnya pasien didiagnosis dengan Kejang e.c Atrofi otak + Subdural Hygroma.

36

Page 37: Lapsus Ius Ppt

... Hygroma• Subdural Hygroma adalah akumulasi cairan serebrospinal

(CSF) pada subdural, tanpa darah. • Dapat disebabkan oleh kebocoran CSF pada trauma minor

dalam pengaturan atrofi otak, mengikuti meningitis atau setelah shunting ventrikel.

• Pada an. D tidak diketahui faktor penyebab karena pada anamnesis tidak ditemukan riwayat trauma, infeksi pada otak atau tindakan/operasi pada kepala.

37

Page 38: Lapsus Ius Ppt

... Hygroma• Faktor yang berkontribusi belum diketahui, akan tetapi hal ini

mungkin didasari oleh adanya gangguan pada absorpsi CSF normal atau perubahan pada dinamika sirkulasi CSF.

• Teori lain : arakhnoid rupture, arakhnoid flap, kegagalan dari BBB, dan adanya atrofi otak.

• Kemungkinan penyebab terjadinya atrofi otak pada an. D adalah Subdural Hygroma.

38

Page 39: Lapsus Ius Ppt

OMSA• Dari pemeriksaan didapatkan hasil OMSA pada auricular

dekstra dan sisinistra.• Otitis media supuratif akut adalah suatu peradangan sebagian

atau seluruh mukosa telinga tengah dan durasi dari inflamasi tidak lebih dari 3 minggu.

• Gejala OMSA tergantung pada stadium dan usia pasien. Pada anak-anak : rasa nyeri ditelinga dan demam. Biasanya didahului riwayat batuk pilek.

• Pada An. D didapatkan gejala berupa batu pilek serta demam.

39

Page 40: Lapsus Ius Ppt

Bronkopnemonia• Bronkopnemonia yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya

infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, dikarenakan menurunnya sistem imunitas selama sakit dan menyebabkan rentannya tubuh anak. D untuk terinfeksi penyakit, walaupun pada anak tidak ditemukan trias bronkopnemonia yaitu, batuk, sesak demam, serta adanya ronki pada bagian paru terutama di area basal saat ekspirasi.

40

Page 41: Lapsus Ius Ppt

Tatalaksana• Terapi cairan berupa D5 ¼ NS merupakan cairan yang

dianjurkan pada pasien anak dengan rentang usia > 6 bulan dan < 2 tahun. Hal ini juga untuk memenuhi kebutuhan glukosa.

• Terapi antibiotik, terapi antibiotik pada kasus ini diberikan karena adanya kemungkinan infeksi yang terjadi serta dimaksudkan sebagai pencegahan terjadinya infeksi sekunder lain. Diberikan antibiotik ceftriaxone, cefotaxim dan gentamycin karena merupakan antibiotik dengan spektrum luas.

41

Page 42: Lapsus Ius Ppt

... Tatalaksana• Metilprednisolon merupakan kortikosteroid diberikan untuk

mengurangi proses radang karena efek sebagai anti inflamasinya.

• Pada anak D. Didapatkan kejang sehingga diberikan stesolid 5 mg. Stesolid merupakan diazepam per rectal. Berdasarkan algoritma penatalaksanaan kejang, apabila didapatkan kejang penatalaksanaan yang utama adalah pemberian diazepam.

42

Page 43: Lapsus Ius Ppt

... Tatalaksana• Citicoline merupakan obat neuroprotektor. Citicoline dapat

meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigen di otak pada pengobatan gangguan serebro vaskuler .

• Obat piracetam merupakan obat golongan nootropik. Meningkatkan kerja dari neurotransmitter kolinergik dan juga memiliki fungsi memperbaiki mikrovaskular.

43

Page 44: Lapsus Ius Ppt

Pada anak ini perlu dilakukan edukasi terhadap keluarga, agar memahami kondisi anaknya yang mengalami perkembangan yang terlambat. Dikonsulkan ke ahli fisioterapi untuk berlatih, bicara, duduk, berdiri dan berjalan. Keluarga diedukasi mengenai persiapan dan tindakan bila anak mengalami demam serta kejang kembali.

44

Page 45: Lapsus Ius Ppt

PENUTUP• Demikian telah dilaporkan suatu kasus Ensefalitis + Subdural Hygroma +

Atrofi Otak, Delayed Development, Anemia, Diare akut, Bronkopneumonia dan OMSA pada seorang anak perempuan yang berusia 1 tahun yang dirawat di ruang anak (bangsal F) RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.

• Pasien datang dengan keluhan kejang, kejang sebanyak 1 kali dirumah, <15 menit dan menangis setelah kejang, demam tinggi ± 5 jam sebelum masuk rumah sakit, timbul mendadak. Saat di ruangan, An. D mengalami kejang kembali dan berlangsung lama serta, mengalami penurunan kesadaran sehingga diduga mengalami ensefalitis.

• Keluhan lain berupa pilek, dan BAB cair berlendir 3x. Selama dirawat pasien diberikan terapi untuk mengatasi kejang juga terapi simtomatik lainnya. Setelah tujuh belas hari dirawat, keluhan dan keadaan klinis anak terus membaik sehingga sudah boleh pulang

• Pada kasus ini harus dilakukan edukasi kepada keluarga mengenai penyakit yang dialami An. D. Anak juga harus menjalani pengobatan fisioterapi untuk membantu perkembangan anak yang terlambat.

45

Page 46: Lapsus Ius Ppt

DAFTAR PUSTAKA• Lazoff, M., et al, Encephalitis. Medscape Refference. 2011.

Available from http://emedicine.medscape.com/article/791896• Soedarmo, S.S.P., Herpes Simpleks. Dalam: Soedarmo,

S.S.P.,Garna H. Infeksi& Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI. 2010.143-154.

• Saharso, D., Hidayati, S. N., Japanese Ensefalitis. Dalam: Soedarmo, S.S.P.,Garna H. Infeksi& Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI. 2010.259-269

• Hom, Jeffrey. Pediatric Meningitis and Encephalitis. Department of Pediatrics/Emergency Service. 2011. New York University School of Medicine. Available from http://emedicine.medscape.com/article/802760

• Kumar, V., Abbas, A., Fausto, N., Robins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th Edition. Elsevier. 2007;1372-1374

46

Page 47: Lapsus Ius Ppt

TERIMAKASIH

47