lapsus 2 tht
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang teling sampai membran timpani. Daun
telinga terdiri tulang rawan elastin dan kulit. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga
terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat
terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai
kelenjar serumen. Karena itu bila terdapat infeksi pada telinga luar dapat menyebabkan
terbentuknya furunkel.7
Otitis ekterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Terdapat 2 jenis otitis ekterna yaitu otitis eksterna akut dan
otitis eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 jenis yaitu otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul) dan otitis eksterna difus.7
Otitis eksterna memiliki tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga,
deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Pengobatan amat
sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang
telinga.9
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya otitis eksterna seperti kelembaban,
penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan
trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%),
stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya
kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. 1,6
Otitis eksterna merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke
daun telinga, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi
pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna.5
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Anatomi Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang teling sampai membran timpani. Daun
telinga terdiri tulang rawan elastin dan kulit.7
Daun telinga berbentuk huruf ’S’ denga rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3
cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi
kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada
dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.7
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida sedangkan bagian
bawah disebut pars tensa. Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel
kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kuboit bersilia. Pars tensa memiliki satu
lapisan lagi ditengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang
berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalamnya. Banyangan penonjolan
bagian bawah maleus pada membran tempani disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu
reflek cahaya kearah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 utuk
membran timpani kanan. Membran timpani di bagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis
searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis umbo, sehingga
didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan, serta bawah-belakang yang dapat
digunakan untuk menyatakan letak perforasi membran timpani.7
2
Gambar II.1 Anatomi Telinga
Gambar II.1.1 Anatomi Daun Telinga
3
II.2. Otitis Eksterna
II.2.1 Batasan
Otitis ekterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Terdapat 2 jenis otitis ekterna yaitu otitis eksterna akut dan
otitis eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 jenis yaitu otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul) dan otitis eksterna difus.7
Otitis eksterna memiliki tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga,
deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Pengobatan amat
sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang
telinga.9
Gambar II.2.1 Otitis Eksterna
II.2.2 Etiologi
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa,
Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus, dan beberapa bakteri gram negatif. Serta dapat
juga disebabkan oleh jamur seperti Jamur golongan Aspergillus atau Candida sp.4
4
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 4,7
Derajat keasaman (pH)
Ph pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai protektor
terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa maka akan mempermudah terjadinya
otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.
Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah tumbuh.
Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan factor predisposisi
terjadinya otitis eksterna.
Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit liang telinga
dapat terjadi setelah terkena air.
II.2.3 Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit
yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan
cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong
sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.3
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air
yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembab pada
saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. 3
5
Gambar II.2.2 Patofisiologi Otitis Eksterna
II.2.4 Klasifikasi Otitis Eksterna
Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) adalah infeksi pada 1/3 luar liang telinga,
khususnya adneksa kulit, yakni pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar sebaseus) dan kelenjar
serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus & Staphyloccus albus. Otitis ekterna
sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.2
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat yang tidak sesuai denga besar bisulnya. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan ikat longgar di bawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat timbul spontan pada
waktu membuka mulut. Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan
menyumbat liang telinga. Rasa nyeri dapat juga makin hebat bila mengunyah makanan. Rasa
6
sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang
telinga.7,9
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta : 9
Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol
dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses
dan tampon larutan rivanol 0,1%.
Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.
Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg, eritromisin 250 mg. Anak-anak
diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg (dewasa). Antalgin 500 mg (dewasa).
Pemberian terapi dapat juga tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses,
di aspirasi secra steril untuk mengeluarkan nanahnya. Local diberikan antibiotic dalam bentuk
salep, seperti polomiksin B atau bacitracin, atau antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol).
Antibiotik dalam bentuk salep dapat diberikan dengan menggunakan tampon telinga, yang di
masukan secara hati-hati kedalam liang telinga dan diganti setiap hari. Kalau dinding furunkel
tebal, dilakukan insisi, kemudian di pasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya.7
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.9
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus
albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang
batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau
namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari
kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 2
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung
antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. 8
7
II.2.5 Gejala Klinis
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat,
serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga
sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang
rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga
gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang
telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.1
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.1
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit
yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa
penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.
Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.1
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.
Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada
otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan
kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.1
II.2.6 Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
Gejala awal dapat berupa gatal
Didapatkan riwayat faktor predisposisi
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi
penyakitnya (mis, pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama
ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.
8
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan
bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Pendengaran normal atau sedikit berkurang.
Pemeriksaan Fisik
Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE
penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.
Pada folikulitis akan didptkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.
Nyeri tragus (+)
Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.4
II.2.7 Komplikasi Otitis Eksterna
Perikondritis
Selulitis
Dermatitis aurikularis.4
9
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Dofir
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Perumnas
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal pemeriksaan di poli : 2 April 2011
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Sakit pada telinga kiri
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke poliklinik THT RSUP Mataram dengan keluhan sakit pada telinga kiri yang
dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri juga dirasakan ketika membuka mulut dan ketika
mengunyah makanan. Pasien juga mengeluhkan dari telinga kiri keluar cairan yang berwarna
kuning dengan konsistensi sedikit kental dan tidak berbau sejak satu hari yang lalu. Pasien
mengaku pendengaran pada telinga kiri dirasakan berkurang sejak timbul keluhan sakit pada
telinga.
10
Pasien mengaku badannya demam ketika awal keluhan dirasakan. Keluhan batuk, pilek,
telinga mendengung di sangkal oleh pasien. Keluhan pada tenggorokan dan hidung disangkal
oleh pasien.
Pasien memiliki kebiasaan mengkorek-koreng telinga.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien mengaku memiliki riwayat infeksi telinga pada telinga kanan sekitar tahun 1990.
Riwayat DM (+), Hipertensi (-), astma (-).
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat keluarga dengan DM (-), Hipertensi (-), astma (-).
Riwayat alergi:
Alergi terhadap debu dan udara dingin disangkal. Alergi makanan dan obat-obatan (-).
Riwayat pengobatan:
Selama mengeluhkan sakitnya pasien belum memperoleh pengobatan.
PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal: 2 April 2011)
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu: 36,5 0C
11
Status Lokalis
Pemeriksaan telinga:
No. Pemeriksaan Telinga Telinga kanan Telinga kiri
1. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam
batas normal, nyeri tragus
(-), hematoma (-)
Bentuk dan ukuran dalam batas
normal, nyeri tragus (-),
hematoma (-)
2. Liang telinga luar Serumen (-)
Edema (-), hiperemi (-),
furunkel (-)
Serumen (-)
Edema (+), hiperemi (+),
furunkel (+), secret (+)
3. Membran timpani Intak, retraksi (-), bulging
(-), cone of light (-)
Sulit di evaluasi.
.Pemeriksaan hidung:
12
Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri
Hidung luar Bentuk (N), inflamasi (-), nyeri
tekan (-), deformitas (-)
Bentuk (N), inflamasi (-), nyeri
tekan (-), deformitas (-)
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi N, ulkus (-) N, ulkus (-)
Cavum nasi Sekret (-) purulen, mukosa
hiperemi (-)
Sekret (-) purulen, mukosa
hiperemi (-)
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), secret (-),
massa (-)
Mukosa hiperemi (-), secret (-),
massa (-)
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemia (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-),
perdarahan (-), ulkus (-)
Deviasi (-), benda asing(-),
perdarahan (-), ulkus (-)
Pemeriksaan Tenggorokan:
13
Mukosa Bukal berwarna merah muda, hiperemia (-)
Lidah Normal
Uvula Normal
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)
Faring Mukosa hiperemi (-), edema (-), granul (-), ulkus (-), neovaskularisasi
(-)
Tonsila palatine Hiperemia (-), ukuran T1-T1, kripte melebar (-), detritus (-)
DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Sirkumskripta Sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Swab telinga untuk dilakukan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab dan
sensitifitas terhadap antibiotik.
TERAPI
Aspirasi abses furunkel secara steril
Antibiotik :
- Salep antibiotik
- Oral : Amoxicillin 3 x 500 mg/ hari.
Analgetik : Parasetamol 3 x 500 mg/ hari
KIE :
Selalu jaga hygiene liang telinga
Menghilangkan kebiasaan mengkorek-korek telinga
Melakukan pemeriksaan ke polo penyakit dalam untuk DM yang diderita.
PROGNOSIS
- Bonam
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini diagnosis otitis eksterna sirkumskripta sinistra ditegakkan berdasarkan
anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis di dapatkan bahwa pasien
mengeluh sakit pada telinga kiri yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu, dimana sebelumnya
pasien memiliki kebiasaan mengkorek-korek telinga karena telinga terasa gatal. Hal ini yang
kemungkinan dapat menyebabkan trauma ringan sehingga terjadi perubahan pada kulit liang
telinga yang memudahkan terjadinya infeksi kuman, dimana pada sepertiga luar liang telinga
banyak mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen
sehingga dapat membentuk furunkel. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada telinga yang dirasakan
terutama ketika membuka mulut dan mengunyah serta rasa tidak enak pada telinga kiri dan
terdapat penurunan pendengaran yang dirasakan sejak keluhan utama muncul. Hal ini sesuai
dengan gejala otitis ekterna sirkumskripta yaitu nyeri hebat yang dirasakan tidak sesuai dengan
besar bisul, nyeri juga dapat timbul sepontan yaitu ketika membuka mulut, dan terdapat
gangguan pendengaran yang terjadi bila ukuran furunkel besar yang menyumbat liang teling.
Pasien juga mengeluhkan badan tersa demam yang dikeluhkan ketita awal serangan, yang
menandakan infeksi akut sedang terjadi.
Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya tanda-tanda peradangan
pada meatus akustikus telinga kiri yaitu terdapat edema, hiperemi, secret, dan terdapat furunkel.
Membran timpani tidak dapat dievaluasi akibat liang telinga yang menyempit karna adanya
furenkel dan secret.
Untuk pengobatan otitis eksterna membutuhkan kepatuhan penederita terutama dalam
menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga dengan mengkorek-korek telinga
dengan menggunakan benda yang dapat menimbulkan trauma tidak dianjurkan.
Penatalaksanaannya dapat diberikan antibiotik dalam bentuk tetes telinga atau dalam bentuk
salep yang mengandung neomisin, polimiksin B. dapat juga diberikan kortikosteroid untuk
mengurangi inflamasi dan dapat juga di berikan antibiotic secara oral atau sistemik.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep
Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from :
www.usudigitallibrary.com. Accessed : 2011, April 16.
2. Al-Fatih, M. 2007. Otitis Eksterna. Available from : http://hennykartika.wordpress.com.
Accessed : 2011 April 16.
3. Anonim. 2006. Otitis Eksterna. Available from : http://www.kalbe.co.id. Accessed :
2011, April 16.
4. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.
Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2011 April 16.
5. Carr, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http://www.
icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna. htm. Accessed : 2011, April 16.
6. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from : http:sav-ondrugs.
com/shop/templates/encyclopedia/ ENCY/ artcle/000622. asp. Accessed : 2011, April 16.
7. Soepardi, Iskandar, N., Bashiruddin, J., et al. (eds)., (2007), Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi Keenam, Jakarta : Gaya Baru.
8. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
9. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung
dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud.
Denpasar.
16