laprak eldas 3

23
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT III SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI Nama : Arifin Galu Nomor Mahasiswa : 15/384921/TK/43583 Hari Praktikum : Jumat Tanggal Praktikum : 26 Februari 2016 & 4 Maret 2016 Kelompok : 10 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: ginanjarwr

Post on 14-Jul-2016

246 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan elektronika dasar unit 3sistem penyearah gelombang penuh

TRANSCRIPT

Page 1: laprak eldas 3

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASARUNIT III

SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI

Nama : Arifin Galu

Nomor Mahasiswa : 15/384921/TK/43583

Hari Praktikum : Jumat

Tanggal Praktikum : 26 Februari 2016 & 4 Maret 2016

Kelompok : 10

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016A. Pendahuluan

Page 2: laprak eldas 3

1. Tujuan Praktikan dapat merangkai rangkain elektronis berupa rectifier (penyearah gelombang) Prakikan dapat menganalis rangkaian elektronis yang telah dirangkai Mempelajari input dan output rangkaian penyearah gelombang

2. Dasar teori

Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply/catu daya yang berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply yaitu, penurun tegangan (transformator), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor). Urutannya sebagai berikut. Tegangan PLN (AC) transformator rectifier filter tegangan DC. Penyearah gelombang dibagi menjadi 2 jenis yaitu penearah setengah gelombang dan penyearah gleombang penuh.

Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier)

Penyearah setengah gelombang (half wave rectifer) hanya menggunakan 1 buah diode sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC dari transformator. Pada saat transformator memberikan output sisi positif dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias, sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan seperti terlihat pada gambar sinyal output penyearah setengah gelombang berikut.

Page 3: laprak eldas 3

Perhitungan pada penyearah setengah gelombang adalah

Vavg=VmπR

Penyearah gelombag penuh (full wave rectifier)

Pada penyearah gelombang penuh ini terdapat 2 macam yaitu menggunakan 4 diode dan 2 diode. Untuk penyearah gelombang penuh 4 diode digunakan transformator non-CT

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4.

Penyearah gelombang penuh dengan 2 diode menggunakan transformator dengan Center Tap (CT).

Page 4: laprak eldas 3

Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat bekerja karena menggunakan transformator dengan CT. Transformator dengan CT seperti pada gambar diatas dapat memberikan output tegangan AC pada kedua terminal output sekunder terhadap terminal CT dengan level tegangan yang berbeda fasa 180°. Pada saat terminal output transformator pada D1 memberikan sinyal puncak positif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak negatif, pada kondisi ini D1 pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse. Sehingga sisi puncak positif dilewatkan melalui D1. Kemudian pada saat terminal output transformator pada D1 memberikan sinyal puncak negatif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak positif, pada kondisi ini D1 posisi reverse dan D2 pada posisi forward. Sehingga sinyal puncak positif dilewatkan melalui D2.

Perhitungan pada penyearah geombang penuh adalah

Vavg=2Vmπ

Rangkaian penyearah dilengkapi dengan filter (kapasitor)Agar tegangan penyearahan gelombang AC lebih rata dan menjadi tegangan DCmaka dipasang filter kapasitor pada bagian output rangkaian penyearah.

Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan ripple (riak) yang terjadi dari proses penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current).

V DC=2Vmaxπ

Kemudian untuk mencari ripple tegangan menggunakan

V Ripple=I LoadfC

Page 5: laprak eldas 3

B. Alat dan Bahan

1. Solder2. Penyedot timah (attractor)3. Tang potong4. Tang kupas5. Trafo CT6. Osiloskop7. Multimeter8. Papan PCB9. Diode In 4002 2 buah10. Resistor 47 kΩ 1 buah

11. Resistor 22 kΩ 1buah12. Resistor 10 kΩ 1 buah13. Resistor 3 kΩ 1 buah14. Resistor 560 Ω 1 buah15. Kapasitor 220 µF/35 V 1 buah16. Kapasitor 47 µF/25 V 1 buah17. Transistor Fes 9013 1 buah18. Potensio mono 5 kΩ19. LED 1 buah20. Beberapa kabel jumper

C. Analisa Gambar Rangkaian1. Sistem penyearah gelombang penuh

a. Pengujian gelombang sebelum tapis dipasang

Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan 2 diode. Tegangan input merupakan tegangan AC (tegangan PLN) yang dihubungkan dengan trafo step down, dengan nilai keluaran sebesar 12 V. Trafo ini merupakan trafo CT (Center Tap), dimana terdapat 2 keluaran input tegangan yaitu V1 dan V2 yang besar nilainya sama serta terdapat keluaran berupa ground yang berasal dari CT. Hasil keluaran dari trafo akan masuk ke diode, arus V1

masuk pada diode 1, arus V2 masuk pada diode 2. Dimana pada saat V1 positif arus akan dilewatkan oleh diode 1, V2 negatif arus akan ditahan oleh diode 2. Tetapi pada saat V2 positif arus akan lewat pada diode 2, V1 bernilai negatif arus akan ditahan oleh diode 1. Selanjutnya arus dari diode 1 dan diode 2 akan bersatu di satu titik dan mengalir ke beban resistor 10 kΩ.

b. Pengujian setelah tapis dipasang

Page 6: laprak eldas 3

Pada rangkaian ini terdapat penambahan 2 kapasitor yang berfungsi sebagai filter yang menghasilkan geombang riak, output gelombang riak dipengaruhi oleh besarnya nilai kapasitor yag dipasang, semakin besar nilai kapasitor yang digunakan maka akan semakin halus gelombang yang dihasilkan.

c. Pengujian dengan beban resistor

Untuk pengujian menggunakan beban resistor bentuk gelombang riak1 yang dihasilkan berupa gelombang bergerigi, karena resistor berfungsi sebagai tahanan, semakin besar nilai resistor maka akan semakin halus ripple(riak) yang dihasilkan.

2. Pengujian daya terkendalia. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 V

Pada rangkaian ini dengan adanya penyedia daya terkendali, kita dapat mengatur V output pada keluaran rangkaian sebesar nilai yang diinginkan. Pada rangkaian ini kita menginginkan V output sebesar 5 Volt. Kita dapat mengubah – ubah besar nilai keluaran V output dengan mengubah besar nilai potensiometer yaitu dengan memutar pemutar pada potensiometer. Dan diukur pada multimeter sampai menunjukkan angka 5 V.

b. Pengujian dengan beban resistor

Pada rangakaian ini untuk nilai beban tidak menggunakan nilai hambatan dari potensiometer, namun menggunakan nilai beban pada RL1, RL2 dan RL3.

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasi

Page 7: laprak eldas 3

Pada rangkaian ini kita merubah – rubah nilai potensiometer untuk mendapatkan nilai V output yang bervariasi. V output yang digunakan antara lain 3 V, 4 V, 6 V, 7V, 9 V, 10 V.

D. Hasil PengujianI. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh1. Pengujian Bentuk Gelombang sebelum Tapis dipasang

V1 = 22,5 V (CRO)V2 = 23,75 V (CRO)Voutput = 10,5 V (CRO)Voutput DC = 10,9 V (multimeter)Gambar gelombang V1 :

Gambar gelombang V2 :

Gambar gelombang Vout :

2. Pengujian Bentuk Gelombang setelah Tapis dipasangVout DC1 = 16,52 V (multimeter)Vout DC2 = 0,12 V (multimeter)VRiak 1 = 0,68 V (CRO)

Page 8: laprak eldas 3

VRiak 2 = 0,09 V (CRO)Gambar gelombang Riak1 :

Gambar gelombang Riak2 :

3. Pengujian Bentuk Gelombang dengan Beban Resistor- Dengan beban RL1

Vout DC1 = 7,53 V (multimeter)Vout DC2 = 5,4 V (multimeter)VRiak 1 = 7,6 V (CRO)VRiak 2 = 0,028 V (CRO)Gambar gelombang Riak1 :

Gambar gelombang Riak2 :

- Dengan beban RL2Vout DC1 = 15,6 V (multimeter)Vout DC2 = 14,9 V (multimeter)VRiak 1 = 0,8 V (CRO)VRiak 2 = 0,026 V (CRO)Gambar gelombang Riak1 :

Page 9: laprak eldas 3

Gambar gelombang Riak2 :

- Dengan beban RL3Vout DC1 = 15,45 V (multimeter)Vout DC2 = 15,15 V (multimeter)VRiak 1 = 0,68 V (CRO)VRiak 2 = 0,025 V (CRO)Gambar gelombang Riak1 :

Gambar gelombang Riak2 :

II. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendali1. Pengujian tanpa Beban, dengan Tegangan Output diatur 5 V

VIn DC = 23 V (multimeter)VOut = 5 VVRiak In = 0,48 V (CRO)VRiak Out = 0,35 V (CRO)Gambar gelombang Riak In :

Gambar gelombang Riak Out :

Page 10: laprak eldas 3

2. Pengujian dengan beban resistor- Dengan beban RL1

V DC1 = 36 V (multimeter)V DC2 = 13 V (multimeter)VRiak 1 = 0,6 V (CRO)VRiak 2 = 0,02 V (CRO)Gambar gelombang Riak1:

Gambar gelombang Riak2 :

- Dengan beban RL2V DC1 = 18,07 V (multimeter)V DC2 = 15,03 V (multimeter)VRiak 1 = 0,08 V (CRO)VRiak 2 = 0,034 V (CRO)Gambar gelombang Riak1:

Gambar gelombang Riak2 :

- Dengan beban RL3V DC1 = 17,3 V (multimeter)V DC2 = 15,3 V (multimeter)VRiak 1 = 1,2 V (CRO)VRiak 2 = 0,035 V (CRO)

Page 11: laprak eldas 3

Gambar gelombang Riak1:

Gambar gelombang Riak2 :

3. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasiNilai komponen yang dipakai:

Potensio : 0,9 Ohm R Seri : 657 Ohm Kapasitor 1 : 28 µF/25 V Kapasitor 2 : 200 µF/25 V

Data pengamatan

V Out V In DC R1 (Ohm) R2 (Ohm)

3 V 2,75

4 V 3,05

6 V 5,87

7 V 8,1

9 V 9,23

10 V 12,03 600 Ω 2200 Ω

E. Analisa Hasil Pengujian1. Sistem penyearah gelombang penuh

a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasangInput trafo CT berupa tegangan AC yang berasal dari PLN, pada keluaran memiliki besar tegangan V1 dan V2 yang memiliki nilai yang sama besar. Dengan menggunakan CRO didapatkan nilai V1 = 22,5 V dan V2 = 23,75 V. Seharusnya nilai V1 dan V2 sama besar, mungkin ini disebabkan karena kesalahan perhitungan. Maka antara V1 dan V2

dicari nilai rata-ratanya yaitu (V1 + V2)/2 = 23,125 V Tegangan yang dihitung oleh CRO merupakan tegangan peak to peak ( Vpp ). Sehingga tegangan sebenarnya atau

Page 12: laprak eldas 3

tegangan dari peak to ground adalah VPP / 2. Tegangan ini disebut dengan tegangan V

max = Vpp

2 = 23,125

2 = 11,5625 V

Voutput = Vmax – 0,7 = 11,5625 – 0,7 = 10,8625 V

Pada hasil pengujian V output sebesar 10,5 V, hasil mendekati nilai perhitungan.

Untuk mencari V output DC digunakan, V out DC = 2Voutput

π = 21,7253,14 = 6,91 V

Hasil pengujian V output DC = 10,9 V, hasil cukup jauh dari nilai perhitungan.Pada hasil pengujian gambar gelombang V1 masih terlihat bentuk gelombang sinusoida yang memiliki fase positif dan fase negatif. Gambar gelombang V2 pun tidak jauh berbeda karena V1 dan V2 memiliki besar nilai yang sama. Untuk gambar gelombang output, pada nilai negatif ditahan sehingga hanya terlihat bagian positif saja.

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasangPada pengujian sudah dipasang tapis C1 dan C2, tapis berfungsi untuk memangkas gelombang output dari diode yang berupa gelombang sinusoidal menjadi gelombang yang memiliki riak yang sekecil mungkin dan mirip dengan gelombang DC. Semakin besar nilai kapasitansi kapasitor maka waktu yang diperlukan kapsitor untuk mengosongkan muatan pada kapasitor itu sendiri semakin lama. Tetapi tegangan masukan sudah muncul kembali sebelum kapasitor berhasil mengosongkan semua muatannya, dan kemudian mengisi kembali muatannya, hal ini berulang – ulang pada rangkaian tersebut. Sehingga pada gambar gelombang output terlihat riak – riak gelombang yang dihasilkan oleh kapasitor.Pada pengujian rangkaian didapatkan besar nilai Vout DC1 = 16,52 Volt , sedangkan untuk nilai Vout DC2 = 0,12 Volt.Perbedaan nilai Vout DC dikarenakan ada drop tegangan pada resistor seri 1 kΩ.Pada pengukuran besar nilai Vriak 1 didapatkan nilai sebesar 0,68 V, sedangkan pada Vriak 2 didapatkan nilai sebesar 0,09V. Penurunan besar nilai Vriak pada output disebabkan oleh adanya kapasitor C2, dimana C2 berfungsi untuk memperhalus gelombang riak yang keluar dari C1.Vout DC1 = 16,52 V (sesuai hasil pengukuran)

Vriak 2 = XcR x Vriak 1

Xc = 1,3C =

1,347 = 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR x Vriak 1

= 27,651000 x 0,68 = 0,018 V

Page 13: laprak eldas 3

Hasil pengukuran sebesar 0,09 V, hasil cukup jauh berbeda.Hasil pengujian gambar pada Riak1 gelombang output masih memiliki besar nilai riak yang besar sehingga masih terlihat gelombang yang seperti gerigi. Sedangkan pada pengujian gambar pada Riak2 gelombang output sudah memiliki besar nilai riak yang lebih kecil.

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor Dengan beban RL1

Pada pengujian ditambahkan beban RL1 yang besarnya 3 kΩ, beban diparalelkan dengan kapasitor C2. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 7,53 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 5,4 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 kΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 7,6 V, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 0,028 V. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL1.

Vout DC1 = 7,53 V (sesuai hasil pengukuran)

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

= 3000

1000+3000 x 7,53 = 5,6475 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 5,4 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = 7,6 V (sesuai hasil pengukuran)

Xc = 1,3C =

1,347 = 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR x Vriak 1

= 27,651000 x 7,6 = 0,21 V

Hasil pengujian Vriak 2 = 0,028 V ( tidak mendekati hasil perhitungan )

Dengan beban RL2Pada pengujian ditambahkan beban RL2 yang besarnya 22 kΩ. Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 15,6 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 14,9 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout,

Page 14: laprak eldas 3

besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 kΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 0,8 V, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 0,026 V. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL2. V riak akan semakin mengecil bila nilai resistor semakin besar.

Vout DC1 = 15,6 V (sesuai hasil pengukuran)

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

= 22000

1000+22000 x 15,6 = 14,92 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 14,9 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = 0,8 V (sesuai hasil pengukuran)

Xc = 1,3C =

1,347 = 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR x Vriak 1

= 27,651000 x 0,8 = 0,022 V

Hasil pengujian Vriak 2 = 0,026 V ( mendekati hasil perhitungan )

Dengan beban RL3Pada pengujian ditambahkan beban RL3 yang besarnya 47 kΩ. Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1, RL2. Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 15,45 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 15,15 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 kΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 0,68 V, sedangkan Vriak 2 didapatkan sebesar 0,025 V. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL3. V riak akan semakin mengecil bila nilai resistor semakin besar.

Vout DC1 = 15,45 V

Vout DC2 = RLR+RL x Vout DC1

Page 15: laprak eldas 3

= 47000

1000+47000 x 15,45 = 15,12 V

Hasil pengujian Vout DC2 = 15,15 V ( mendekati hasil perhitungan)Vriak 1 = 0,68 V (sesuai hasil perhitungan)

Xc = 1,3C =

1,347 = 27,65 Ω

Vriak 2 = XcR x Vriak 1

= 27,651000 x 0,68 = 0,018 V

Hasil pengujian Vriak 2 = 0,025 V ( kurang mendekati hasil perhitungan )

Dari ketiga percobaan, didapatkan hasil gambar gelombang riak 1 maupun gelombang riak 2 yang masing – masing hampir sama, yang membedakannya hanya besar nilai amplitude gelombang output tersebut.

2. Pengujian penyedia daya terkendalia. Pengujian tanpa beban dengan tegangan output diatur pada 5 V

Pada pengujian ini diatur agar nilai Vout menjadi 5 V dengan mengubah besar nilai pada potensiometer. Sehingga didapatkan besar nilai V In DC sebesar 23 V, untuk Vriak In dengan menggunakan CRO didapat nilai sebesar 0,48 V, sedangkan untuk Vriak out didapatkan nilai sebesar 0,35 V. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak out menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak In.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.

b. Pengujian dengan beban resistor Dengan beban RL1

Pada pengujian ditambahkan beban RL3 senilai 3 kΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 36 V, untuk V DC 2 sebesar 13 V, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,6 V, untuk Vriak 2 sebesar 0,02 V. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Page 16: laprak eldas 3

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.

Dengan beban RL2Pada pengujian ditambahkan beban RL2 senilai 22 kΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 18,07 V, untuk V DC 2 sebesar 15,03 Volt, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,98 V, untuk Vriak 2 sebesar 0,034 V. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapsitor C2

Dengan beban RL3Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 47 kΩ. Menghasilkan V DC 1 sebesar 17,3 V, untuk V DC 2 sebesar 15,3 V, sedangkan pada besar nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 1,2 V, untuk Vriak 2 sebesar 0,035 V. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2

Dari ketiga besar nilai beban resistor didapatkan bahwa dengan adanya penambahan besar nilai resistansi pada beban RL semakin memperbesar nilai riak2 pada output.

c. Pengujian R1, R2 & V In DC dengan V Out bervariasiPada pengujian kali ini besar nilai Vout dirubah – rubah. Pada hasil pengujian didapatkan besar nilai Vin tetap konstan tidak dipengaruhi oleh besar nilai Vout yang berubah. Tetapi yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dengan R2. Tetapi pada percobaan ini hanya pada saat V Out 10 V nilai R1 dan R2 terukur, umtuk variasi V Out yang lain tidak sempat terukur karenaa keterbatasan waktu.

F. Kesimpulan

Page 17: laprak eldas 3

1. Pada sistem penyearah gelombang penuh dapat menggunakan 2 dioda atau 4 dioda, untuk penggunaan 4 dioda sering juda disebut bridge wave rectifier.

2. Pada dioda reverse bias, dioda akan menahan sinyal negatif yang dihasilkan, jadi pada output sinyal negatif tidak ditampilkan.

3. Pada penambahan kapasitor membuat sinyal pada dioda sebelumnya menjadi berriak (ripple), semakin besar nilai kapasitansi maka gelombang riak akan semakin kecil atau semakin halus.

4. Potensiometer digunakan sebagai pengatur nilai V output pada pengujian penyedia daya terkendali.

5. Hasil output dari rangkaian penyearah gelombang seharusnya sudah berupa tegangan DC

G. Lampiran 1. Besar nilai faktor riak sebelum tapis dipasang

r = Vr(rms)Vdc

x 100% = 7,410,9 x 100% = 67 %

Besar nilai faktor riak setelah tapis dipasang

r = Vr(rms)Vdc

x 100% = 0,0916,52 x 100% = 0,54 %

2. Sebelum tapis dipasang dioda berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada saat mode forward bias mengalirkan gelombang sinusoidal berfase positif, sedangkan pada saat mode reverse bias akan menahan gelombang sinusoida inputan berfase negatif. Sedangkan tahanan blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop tegangan pada diri tahanan blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian tidak short.

3. Kapastor berfungsi sebagai tapis(filter) sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor menghasilkan riak gelombang yang diinginkan kecil. R seri berfungsi sebagai drop tegangan sebelum arus hasil penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2. Potensiometer berfungsi sebagai pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan merubah besar nilai tahanan dirinya sendiri. Transistor berfungsi sebagai regulator tegangan.

4. Dengan merubah nilai Vout tidak mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan R2.

5.

β

Vout