laporantransyt_ed1

Upload: niken-raharina

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    1/24

     

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL

    MENGGUNAKAN TRANSYT 11

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahTeori Lalulintas

    Dosen : Rizki Budi Utomo, S.T., M.T. 

    Disusun Oleh :

    SA’DUDDIN 

    YUSTINA NIKEN RAHARINA HENDRA

    PROGRAM PASCA SARJANA

    MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2013 

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    2/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page i

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Bagan Alir Tahapan Pemodelan Transportasi

    Gambar 1.2. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan

    Gambar 1.3. Sebaran Pergerakan Antar Dua Zona

    Gambar 1.4. Pemilihan Moda

    Gambar 1.5. Pembebanan Arus Lalu Lintas Pada Jaringan Jalan

    Gambar 1.6. Perencanaan Transportasi Empat Tahap

    Gambar 1.7.  Bagan Alir Tahap Pemodelan Transyt 1

    Gambar 1.8.  Penggambaran istilah offset  dan perbedaan dalam offset

    Gambar 1.9.  Kasus dengan Simpang Prioritas 

    Gambar 1.10.  Penomoran Link

    Gambar 2.1.  Total Performance Index Eksisting dan Hasil Optimasi

    Gambar 2.2. Grafik Perbandingan Nilai Performance Index Masing-Masing Link

    Gambar 2.3.  Perbandingan Derajat Kejenuhan Masing-masing Link

    Gambar 2.4.  Perbandingan Nilai Cost of delay Masing-masing Link

    Gambar 2.5.  Total Nilai Cost of delay 

    Gambar 2.6.  Nilai Cost of Stop Masing-Masing Link

    Gambar 2.7.  Total Nilai Cost of Stop 

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    3/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page ii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1.  Waktu Perubahan stage dan minimal hijau

    Tabel 2.1.  Hasil Simulasi Kondisi Eksisting

    Tabel 2.2.  Total Perfomance Index Kondisi Eksisting

    Tabel 2.3.  Hasil Simulasi Optimasi Green Time

    Tabel 2.4.  Total Performance Index Hasil Optimasi Green Time

    Tabel 2.5.  Hasil Optimasi Green Time dan Offset

    Tabel 2.6.  Total Performance Index Hasil Optimasi Green Time dan Offset

    Tabel 2.7.  Nilai Performance Index Eksisting dan Hasil Optimasi 

    Tabel 2.8.  Nilai Derajat Kejenuhan Masing-masing Link Pada Kondisi Eksisting dan

    Hasil Optimasi

    Tabel 2.9.  Nilai Cost of Delay Masing-masing Link  Pada Kondisi Eksisting dan Hasil

    Optimasi 

    Tabel 2.10.  Total Cost of Delay Pada Kondisi Eksisting dan Hasil Optimasi

    Tabel 2.11.  Nilai Cost of Stop Masing-masing Link Pada Kondisi Eksisting dan Hasil

    Optimasi

    Tabel 2.12.  Total Cost of Stop Pada Kondisi Eksisting dan Hasil Optimasi

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    4/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  PEMODELAN TRANSPORTASI

    Pemodelan transportasi merupakan salah satu cara penyederhanaan atau simplikasi dari

    kondisi transportasi yang terjadi di kenyataan lalu dilakukan simulasi dari simplikasi tersebut

    untuk mempresentasikan keadaan yang sesungguhnya dan kemungkinan yang akan terjadi

    terhadap sistem transportasi pada masa yang akan datang. Tahapan-tahapan dalam pemodelan

    transportasi terbagi menjadi 4 tahap, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1 di bawah

    ini

    Gambar 1.1. Bagan Alir Tahapan Pemodelan Transportasi

    1.  Bangkitan Perj alanan (Tr ip Generation)  

    Trip Generation (bangkitan perjalanan) dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalanan

    atau pergerakan lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per satuan waktu.

    Tujuan pemodelan bangkitan perjalanan adalah meramalkan jumlah perjalanan yang berasa

    dari (meninggalkan) suatu zona atau kawasan menuju ke zona atau kawasan tertentu per

    satuan waktu.

    Gambar 1.2. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan

    TRIP

    GENERATION

    TRIP

    DISTRIBUTION

    MODA

    SPLIT

    TRIP

    ASSIGNMENT

    d

    pergerakan yang berasal dari

    zona i

    pergerakan yang menuju

    ke zona d

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    5/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 2

    2.  Distri busi Perj alanan (Tr ip Distribution)  

    Distribusi perjalanan adalah mengestimasikan volume perjalanan orang antar zona (Tid)

     berdasarkan produksi perjalanan dari tiap zona i dan daya tarik dari zona d serta kendala antar

    zona (Fid). Masukan produksi dan tarikan diperoleh dari tahap bangkitan perjalanan.

    Prakiraan kendala antar zona untuk tahun rencana diperoleh dari spesifikasi rencana

    transportasi, diantaranya adalah jarak, waktu dan biaya perjalanan.

    Gambar 1.3. Sebaran Pergerakan Antar Dua Zona

    3.  Pemil ihan M oda (Moda Split)  

    Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan

    setiap moda dalam melakukan perjalanan. Model pemilihan moda dapat diklasifikasikan

    menjadi dua model yaitu: trip end model  digunakan sebelum tahap distribusi perjalanan, dan

    trip interchange model  digunakan setelah tahapan pemodelan distribusi perjalanan.

    Gambar 1.4. Pemilihan Moda

    4.  Pembebanan Per jalanan (Tr ip Assignment)  

    Tahap pembebanan perjalanan adalah pembebanan perjalanan dimana terfokus kepada

     pilihan perjalanan yang terbagi di antara beberapa zona oleh moda perjalanan dan dengan

    hasil dari arus jaringan transportasi. Dan pada tahap pembebanan perjalanan memerlukan

    data masukan berupa matrik asal dan tujuan perjalanan, kapasitas jalan, dan karakteristik

     jaringan seperti jarak dan waktu tempuh antar zona. Matrik yang dibebankan berbentuk

    di

     ANGKUTAN PIBADI

     ANGKUTAN UMUM

    di

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    6/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 3

     perjalanan perjam atau smp (satuan mobil penumpang) per jam. Bentuk keluaran dari proses

     pembebanan ini berupa arus kendaraan tiap ruas atau biaya dan waktu tempuh perjalanan.

    Gambar 1.5. Pembebanan Arus Lalu Lintas Pada Jaringan Jalan

    Gambar 1.6. Perencanaan Transportasi Empat Tahap

    (Sumber: Ofyar Z Tamin, 2000)

    i d

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    7/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 4

    B.  PEMODELAN MENGGUNAKAN TRANSYT 11

    Pada laporan ini akan dibahas penggunaan salah satu  software untuk melakukan pemodelan

    transportasi dalam analisis koordinasi simpang suatu jaringan jalan. Traffic Network Study

    Tools (Transyt ) merupakan suatu piranti lunak sederhana yang digunakan untuk keperluan

    menganalisis dan mendapatkan koordinasi simpang yang terbaik pada suatu jaringan jalan.

    Secara umum, metode analisis pada program ini terdiri atas 2 elemen dasar, yaitu:

      Analisis model lalulintas

    Upaya untuk memberi gambaran mengenai perilaku lalu lintas dan perkiraan nilai

    indeks kinerja pada jaringan jalan makro. Model ini memprediksi Performance Index 

    (PI) untuk setiap  Fix Time.  Performance Index  adalah ukuran total kemacetan lalu

    lintas yang diekspresikan sebagai total waktu tundaan dan berhenti ( stop) kendaraan.

      Optimasi setting lampu lalulintas

    Perbaikan pengaturan lampu lalu lintas dengan menggunakan model, untuk melihat

     perubahan yang dihasilkan. Apabila indeks kinerjanya mengalami penurunan maka

    optimasi yang dilakukan membuat kinerja jaringan jalan semakin baik.

    1.  Asumsi yang digunakan Transyt.

    Asumsi dasar yang digunakan dalam program Transyt 11 adalah sebagai berikut :

     

    Seluruh simpang utama dalam jaringan jalan merupakan simpang dengan pengaturan

     berupa lampu lalu lintas atau merupakan simpang prioritas.

      Seluruh  setting   lampu lalu lintas dalam jaringan jalan mempunyai waktu ulang yang

    seragam serta detail setiap fase dan periode minimum pada seluruh setting  diketahui.

      Volume lalu lintas yang melintas antar simpang, atau bergerak dalam simpang

    diasumsikan mempunyai laju yang tetap.

    Tahapan pengoperasian program Transyt 11:

    1) 

    Input data dari jaringan jalan dan volume lalulintas sesuai kondisi eksisting,

    2) 

    Setting  lampu lalu lintas eksisting,

    3)   Running program Transyt 1, 

    4)  Diperoleh Indeks Kinerja berupa total hambatan jumlah henti dalam jaringan yang

    dijadikan dasar untuk melakukan optimasi pengaturan  setting   lampu lalulintas yang

     baru,

    5) 

    Setting  lampu lalu lintas yang baru, kemudian running ,

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    8/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 5

    6) 

    Diperoleh Indeks Kinerja yang baru kemudian dibandingkan hasilnya dengan Indeks

    Kinerja sebelumnya.

    7)  Proses dari langkah 1 sampai langkah 6 diulang terus hingga mendapatkan hasil

    optimasi yang paling optimum.

    Gambar 1.7. Bagan Alir Tahap Pemodelan Transyt 1

    2.  Jaringan Jalan

    Pada area yang diteliti, setiap persimpangan dengan lampu lalu lintas dinyatakan sebagai

    node  dan jaringan jalan yang menghubungkan node  dinyatakan dengan link   yang

    menggambarkan arah pergerakan arus lalu lintas menuju node.  Link   dapat menyatakan satu

    lajur lalu lintas atau lebih, dan lalu lintas pada satu lengan dapat dinyatakan oleh satu link  

    atau lebih. Secara umum satu link  diperlukan untuk suatu arus yang cukup berarti atau arus

    lalu lintas belok kanan dengan lampu terpisah.

    3. Cycli c F low Prof il es .

    Waktu siklus yang sama dari lampu dalam sejumlah interval yang sama disebut  steps,

    umumnya 1 sampai 3 detik. Semua perhitungan Transyt dibuat berdasarkan nilai rata-rata

    dari arus lalu lintas, pergerakan membelok, dan antrian, yang diharapkan terjadi setiap  step 

    dari waktu siklus.

    4.  Tingkah Laku dalam Pergerakan (Link )

    Perhitungan tingkah laku lalulintas di dalam suatu link didasarkan pada manipulasi dari tiga

     jenis cyclic flow profiles sebagai berikut:

    SETTING

    SINYAL BARU

    PROSEDUR

    OPTIMALISASI

    PI

    MODEL

    LALULINTAS

    SETTING

    SINYAL

    AWAL

    DATA

    JARINGAN,

    DATA ARUS

    TUNDAAN

    DAN STOP

    OPTIMALISASI

    DATA

    OPTIMUM

    SINYAL

    SETTING

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    9/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 6

    a. 

     In profile: pola lalu lintas yang akan mencapai garis stop pada akhir hilir dari link jika

    lalu lintas tidak terganggu oleh lampu pada garis stop.

     b.  Out profile: pola lalu lintas yang meninggalkan link .

    c.  Go profile: pola lalu lintas yang meninggalkan garis  stop  jika ada cukup lalu

    memenuhi hijau.

    5.  Tundaan

    Tundaan total pada suatu link merupakan jumlah tundaan seluruh kendaraan yang

    menggunakan link tersebut selama periode tertentu. Biasanya dinyatakan dalam smp-

     jam/jam. Pada program Transyt tundaan dapat dibedakan atas:

    a.  Uniform delay, yaitu tundaan yang seragam pada waktu memasuki link  tidak melebihi

    kapasitas (derajat kejenuhan

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    10/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 7

    Kriteria performance, dinyatakan dengan performance index, merupakan kombinasi

    dari tundaan dan jumlah stop dari semua link dalam jaringan, dan merupakan

     pengukuran biaya dari kemacetan. Performance index (PI) didefinisikan sebagai

     berikut:

     b.  Optimasi Signal Offsets (SO)

    Untuk melakukan koordinasi antar persimpangan dengan lampu perlu untuk

    mempunyai perjanjian yang menghubungkan waktu hijau dari suatu persimpangan

    dengan persimpangan lainnya di dalam jaringan jalan. Dengan cara ini offset  dianggap

    sebagai awal dari waktu siklus untuk node yang diperhatikan, dimana waktu siklus

    muncul dengan perubahan ke fase pertama dan terus sampai fase yang lain. Jika nilai

    offset   di suatu node dikurangi node yang berdekatan, perbedaan dalam offset

    menentukan awal dari waktu siklus di suatu node relatif terhadap yang lain dan juga

    menentukan koordinasi sepanjang link yang menghubungkan dua node.

    Untuk mencapai  performance index, minimal Signal offset   melakukan optimasi dari

    offset  dan fase dengan proses hill climbing . Pertama Transyt menghitung performance

    index dari jaringan untuk pengaturan waktu awal. Kemudian offset   diubah dengan

    satu satuan waktu dan hitung kembali  performance index  jaringan. Jika  performance

    index  berkurang, maka offset   diubah dengan arah yang sama deangan satuan waktu

    yang sama, sampai  performance index  tercapai. Jika perubahan awal meningkatkan

     performance index, offset   diubah dengan arah yang berlawanan sampai nilai

     performance index minimum dicapai. Perubahan offset   dilakukan untuk setiap node,

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    11/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 8

    secara beruntun dengan waktu yang sama, diulang beberapa kali untuk mendapatkan

     pengaturan lampu terakhir.

    Gambar 1.8. Penggambaran istilah offset  dan perbedaan dalam offset  

    Sumber: User Guide to Transyt (TRRL LR 888)

    c. 

    Optimasi Lampu Hijau

    Selama optimasi offset , semua waktu perubahan fase di node bergeser secara

     beraturan, dengan hasil bahwa waktu hijau yang ditetapkan untuk setiap fase diubah.

    Transyt juga mampu mengoptimasi lamanya waktu hujau untuk berbagai fase dengan

    menggeser waktu perubahan fase secara individu, untuk mengurangi  performance

    index jaringan.

    d.   Initial Equisat Setting .

    Fasilitas ini ada jika diperlukan untuk menggantikan kebutuhan pemakai untuk

    menyediakan pengaturan waktu awal ini. Waktu hujau untuk berbagai fase node

    diatur oleh Transyt sehingga tingkat kejenuhan di titik pertemuan kritis adalah sama

    disebut  Equisat Setting . Offset   untuk perubahan waktu dari fase 1 diasumsikan nol

    kecuali ditetapkan.

    e.   Node group.

     Node  mungkin dikelompokkan dalam group sehingga offset nya diubah bersama dan

    tidak secara individu. Ini dapat digunakan jika area terlalu luas untuk dioptimasi

    dalam satu kali running komputer dan area harus dibagi ke dalam  sub area. Node

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    12/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 9

    diperbatasan antara sub area dan kemudian sebagai grup dalam optimasi dari sub area 

    yang berdekatan.

    C.  GAMBARAN UMUM KASUS

    Gambar 1.9. Kasus dengan Simpang Prioritas 

    Pada laporan ini akan dibahas mengenai pemodelan dari kasus simpang seperti yang telah

    ditunjukkan pada Gambar 1.9. Jaringan jalan yang terdiri dari 2 simpang utama dengan

     pengaturan lampu lalulintas yaitu Simpang 1 dan 2, serta 1 simpang prioritas yaitu

    Simpang 3. Besar volume lalu lintas di ruas jalan dengan arah pergerakan masing-masing

    serta arus kejenuhan awal ditunjukkan pada Gambar 1.9. Kecepatan kendaraan sebesar

    25 km/jam. Penomoran untuk masing-masing arah gerakan ditunjukkan pada Gambar

    1.10 

    Gambar 1.10. Penomoran Link

    500

    800 200 100

    700

    350500

    400

    200 300

    500

    200

    200

    700

    600 300

    So=2600So=2400

    So=2800So=3600

    So=2800

    So=3200

    So=3200

    So=2400

    So=2400

    1 23

    22

    21 23 24

    26

    253

    4

    6 5

    15

    16

    12

    11

    13 14

    So=2600So=2400

    So=2800So=3600

    So=2800

    So=3200

    So=3200

    So=2400

    So=2400

    1 231

    2

    80 m 8 m 120 m

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    13/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 10

    Pengaturan 2 simpang bersinyal terbagi dalam 3 fase dengan waktu perubahan tiap stage

    ditunjukkan pada Tabel 1.1.

    node jumlah

    faseurutan

    waktu

    perubahan

    stage

    (detik)

    min

    hijau+Intergreen(detik)

    1 3 fase

    Utara 0 12

    timur 20 12

     barat 45 13

    2 3 fase

    Utara 0 15

    timur 35 15

     barat 60 15

    Tabel 1.1. Waktu Perubahan stage dan minimal hijau

    Pada simulasi menggunakan Transyt 11 ini akan dilakukan optimasi terhadapa kondisi

    eksiting, Optimasi yang dilakukan adalah optimasi  green time  dan optimasi  green time 

    dengan offset .

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    14/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Setelah dilakukan simulasi terhadap kasus tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

    A.  PERFORMANCE INDEX

    Tabel 2.1. Hasil Simulasi Kondisi Eksisting

    LINK

    DEGREE -------DELAY--------

    COST

    PERFORMANCE

    OFUNIFORM

    RANDOM+COST INDEX.

    SAT OVERSAT OF OF WEIGHTED SUM

    (%)

    (U+R+O=MEAN Q) DELAY STOPS OF ( ) VALUES

    (PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    1 29 0.0 + 0.2 2.8 0.1 2.9

    2 43 0.0 + 0.4 5.3 0.1 5.4

    3 42 0.0 + 0.4 5.1 0.1 5.2

    4 33 0.0 + 0.2 3.5 0.1 3.6

    5 25 0.0 + 0.2 2.4 0 2.4

    6 29 0.0 + 0.2 2.8 0 2.8

    11 283 19.7 +227.0 999.9 14.3 3516.9

    12 81 2.3 + 1.9 59.6 2.1 61.8

    13 202 12.4 +152.4 999.9 12.9 2353.1

    14 101 3.3 + 9.4 181.1 4.7 185.7

    15 53 1.8 + 0.6 33.2 2.6 35.8

    16 21 0.6 + 0.1 9.8 0.8 10.6

    21 130 11.8 + 93.6 999.9 17.4 1513.4

    22 81 4.4 + 2.1 91.2 4.4 95.5

    23 58 1.4 + 0.4 36.9 1.7 38.6

    24 43 1.9 + 0.7 25.1 1.2 26.2

    25 100 2.1 + 0.5 36.3 2.2 38.6

    26 50 5.7 + 13.0 265.8 9.1 274.9

    Tabel 2.2. Total Perfomance Index Kondisi Eksisting

    TOTAL TOTAL MEAN TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL PENALTY TOTAL

    DISTANCE TIME JOURNEY UNIFORM RANDOM+ COST COST FOR PERFORMANCE

    TRAVELLED SPENT SPEED DELAY OVERSAT OF OF EXCESS INDEX

    (PCU-KM/H)(PCU-

    H/H)(KM/H) (PCU-H/H

    DELAY DELAY STOPS QUEUES($/H)

    PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    770 601.2 1.3 67.3 503.1 8099.8 73.6 0 8173.4

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    15/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 12

    Diperoleh nilai total Performance Index dalam satuan ($/jam) untuk kondisi eksisting sebesar

    8173.4 $/jam. Selanjutnya dilakukan optimasi  green time terhadap kondisi eksisting dan

    didapatkan hasil sebagai berikut :

    Tabel 2.3. Hasil Simulasi Optimasi Green Time

    LINK

    DEGREE -------DELAY--------

    COST

    PERFORMANCE

    OFUNIFORMRANDOM+

    COST INDEX.

    SAT OVERSAT OF OFWEIGHTED

    SUM

    (%)

    (U+R+O=MEANQ)

    DELAY STOPS OF ( ) VALUES

    (PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    1 29 0.0 + 0.2 2.8 0.1 2.9

    2 43 0.0 + 0.4 5.3 0.1 5.4

    3 42 0.0 + 0.4 5.1 0.1 5.2

    4 33 0.0 + 0.2 3.5 0.1 3.6

    5 25 0.0 + 0.2 2.4 0 2.4

    6 29 0.0 + 0.2 2.8 0 2.8

    11 126 9.6 + 73.8 999.9 15 1199.1

    12 36 1.1 + 0.3 19.9 1.2 21.1

    13 159 9.5 +112.8 999.9 13.3 1749.4

    14 80 2.7 + 1.9 65.3 2.8 68.1

    15 109 5.5 + 26.2 450.4 9.1 459.5

    16 44 1.7 + 0.4 29.7 1.5 31.1

    21 99 6.4 + 12.8 272.5 9.9 282.4

    22 62 3.1 + 0.8 55.3 3.4 58.7

    23 94 2.4 + 4.5 98.4 2.8 101.2

    24 70 1.8 + 1.1 41.2 1.5 42.7

    25 51 2.1 + 0.5 37.7 2.3 39.9

    26 102 6.0 + 17.3 329.9 10 339.9

    Tabel 2.4. Total Performance Index Hasil Optimasi Green Time

    TOTAL TOTAL MEAN TOTAL TOTAL TOTALTOTA

    LPENALT

    Y TOTAL

    DISTANCE TIMEJOURNE

    YUNIFOR 

    MRANDOM

    + COST COST FORPERFORMANC

    ETRAVELLE

    D SPENT SPEED DELAY OVERSAT OF OF EXCESS INDEX

    (PCU-KM/H)(PCU-H/H) (KM/H) (PCU-H/H

    DELAY DELAY STOPS QUEUES

    ($/H)PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    770 336.6 2.3 51.9 253.8 4342.2 73.1 0 4415.3

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    16/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 13

    Diperoleh nilai total Performance Index dalam satuan ($/jam) untuk hasil optimasi green

    time sebesar 4415.3 $/jam. Terjadi penurunan total performance index setelah dilakukan

    optimasi green time, hal ini menunjukkan bahwa dengan dilakukan optimasi green time

    maka kinerja simpang semakin membaik. Selanjutnya akan dilakukan optimasi terhadap

    green time dan offset dan didapatkan hasil sebagai berikut :

    Tabel 2.5. Hasil Optimasi Green Time dan Offset

    LINK

    DEGREE -------DELAY--------

    COST

    PERFORMANCE

    OFUNIFORMRANDOM+

    COST INDEX.

    SAT OVERSAT OF OF WEIGHTED SUM

    (%)

    (U+R+O=MEANQ)

    DELAY STOPS OF ( ) VALUES

    (PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    1 29 0.0 + 0.2 2.8 0.1 2.9

    2 43 0.0 + 0.4 5.3 0.1 5.4

    3 42 0.0 + 0.4 5.1 0.1 5.2

    4 33 0.0 + 0.2 3.5 0.1 3.6

    5 25 0.0 + 0.2 2.4 0 2.4

    6 29 0.0 + 0.2 2.8 0 2.8

    11 126 9.6 + 73.8 999.9 15 1199.1

    12 36 1.1 + 0.3 19.9 1.2 21.1

    13 159 9.5 +112.8 999.9 13.3 1749.414 80 2.7 + 1.9 65.3 2.8 68.1

    15 109 5.5 + 26.2 450.4 9.1 459.5

    16 44 1.7 + 0.4 29.7 1.5 31.1

    21 99 6.4 + 12.8 272.5 9.9 282.4

    22 62 3.1 + 0.8 55.3 3.4 58.7

    23 94 2.4 + 4.5 98.4 2.8 101.2

    24 70 1.8 + 1.1 41.2 1.5 42.7

    25 51 2.1 + 0.5 37.7 2.3 39.9

    26 102 6.0 + 17.3 329.9 10 339.9

    Tabel 2.6. Total Performance Index Hasil Optimasi Green Time dan Offset

    TOTALTOTA

    L MEAN TOTAL TOTAL TOTAL TOTALPENALT

    Y TOTAL

    DISTANCE TIMEJOURNE

    YUNIFOR 

    MRANDOM

    + COST COST FORPERFORMANC

    ETRAVELLE

    D SPENT SPEED DELAY OVERSAT OF OF EXCESS INDEX

    (PCU-KM/H)(PCU-H/H) (KM/H) (PCU-H/H

    DELAY DELAY STOPS QUEUES

    ($/H)PCU-H/H) ($/H) ($/H) ($/H)

    770 336.6 2.3 51.9 253.8 4342.2 73.1 0 4415.3

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    17/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 14

    Diperoleh nilai total Performance Index dalam satuan ($/jam) untuk hasil optimasi green

    time dan offset sebesar 4415.3 $/jam. Besar total performance index setelah dilakukan

    optimasi green time dan offset sama dengan total performance index setelah dilakukan

    optimasi green time tanpa optimasi offset, hal ini menunjukkan bahwa dengan dilakukan

    optimasi offset tidak memberi pengaruh terhadap kinerja simpang.

    Gambar 2.1. Total Performance Index Eksisting dan Hasil Optimasi

    Berikut besar performance index masing-masing link dengan kondisi eksisting dan

    optimasi :

    Tabel 2.7. Nilai Performance Index Eksisting dan Hasil Optimasi

    LINK

    PERFORMANCE

    INDEX.

    WEIGHTED SUM

    OF ( ) VALUES

    ($/H)

    EXISTINGOPTIMASI

    GREENTIME

    OPTIMASI GREENTIME DAN

    OFFSET

    1 2.9 2.9 2.9

    2 5.4 5.4 5.4

    3 5.2 5.2 5.2

    4 3.6 3.6 3.6

    5 2.4 2.4 2.4

    6 2.8 2.8 2.8

    11 3516.9 1199.1 1199.1

    12 61.8 21.1 21.1

    13 2353.1 1749.4 1749.414 185.7 68.1 68.1

    15 35.8 459.5 459.5

    16 10.6 31.1 31.1

    21 1513.4 282.4 282.4

    22 95.5 58.7 58.7

    23 38.6 101.2 101.2

    24 26.2 42.7 42.7

    25 38.6 39.9 39.9

    26 274.9 339.9 339.9

    0

    5000

    10000

    EXISTING OPTIMASI

    GREENTIME

    OPTIMASI

    GREENTIME DAN

    OFFSET   T   O   T   A   L   P   E   R   F   O   R   M   A   N   C   E

       I   N   D   E   X    (    $    /   H    )

    TOTAL PERFORMANCE INDEX

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    18/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 15

    Gambar 2.2. Grafik Perbandingan Nilai Performance Index Masing-Masing Link

    Gambar 2.2.  menunjukkan bahwa nilai  performance index  masing-masing link untuk

    simpang bersinyal mengalami penurunan setelah dilakukan optimasi. Dengan

    dilakukannya optimasi maka kinerja link/ ruas jalan semakin baik. Untuk link 1,2,3,4,5,

    dan 6 tidak mengalami perubahan nilai performance index karena link tersebut

    merupakan simpang prioritas tanpa pengaturan sinyal.

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    0 5 10 15 20 25 30

       P   E   R   F   O   R   M   A   N   C   E   I   N   D   E   X    (    $    /   H    )

    LINK

    PERBANDINGAN NILAI PERFORMANCE

    INDEX MASING-MASING LINK

    EXISTING

    OPTIMASI GREEN TIME

    OPTIMASI GREEN TIME

    DAN OFFSET

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    19/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 16

    B.  DERAJAT KEJENUHAN

    Berikut nilai derajat kejenuhan masing-masing link dengan kondisi eksisting dan optimasi

    :

    Tabel 2.8. Nilai Derajat Kejenuhan Masing-masing Link Pada Kondisi Eksisting

    dan Hasil Optimasi

    LINK

    DEGREE OF SAT

    (%)

    EXISTINGOPTIMASI

    GREENTIME OPTIMASI GREENTIME DAN OFFSET

    1 29 29 29

    2 43 43 43

    3 42 42 42

    4 33 33 335 25 25 25

    6 29 29 29

    11 283 126 126

    12 81 36 36

    13 202 159 159

    14 101 80 80

    15 53 109 109

    16 21 44 44

    21 130 99 99

    22 81 62 62

    23 58 94 94

    24 43 70 70

    25 100 51 51

    26 50 102 102

    Gambar 2.3. Perbandingan Derajat Kejenuhan Masing-masing Link

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 10 20 30

       D   E   G   R   E   E   S   A   T   U

       R   A   T   I   O   N    (   %    )

    LINK

    PERBANDINGAN NILAI DEGREE

    SATURATION MASING-MASING LINK

    EXISTING

    OPTIMASI GREEN TIME

    OPTIMASI GREEN TIME

    DAN OFFSET

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    20/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 17

    Setelah dilakukan optimasi, derajat kejenuhan untuk masing-masing link mengalami

     perubahan yang bervariasi. Terdapat link yang mengalami penurunan derajat kejenuhannya

    dan ada yang mengalami kenaikan derajat kejenuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

    dilakukan optimasi green time, pembebanan volume lalu lintas masing-masing link berubah.

    Beban lalu lintas dari link yang mengalami penurunan derajat kejenuhan berpindah ke link

    lain sehingga link tersebut mengalami kenaikan derajat kejenuhannya.

    C.  COST OF DELAY

    Berikut nilai Cost of Delay masing-masing link dengan kondisi eksisting dan optimasi :

    Tabel 2.9. Nilai Cost of Delay Masing-masing Link  Pada Kondisi Eksisting

    dan Hasil Optimasi

    LINK

    COST OF DELAY

    ($/H)

    EXISTINGOPTIMASI

    GREENTIME

    OPTIMASI GREENTIME DAN

    OFFSET

    1 2.8 2.8 2.8

    2 5.3 5.3 5.3

    3 5.1 5.1 5.1

    4 3.5 3.5 3.5

    5 2.4 2.4 2.4

    6 2.8 2.8 2.8

    11 999.9 999.9 999.9

    12 59.6 19.9 19.9

    13 999.9 999.9 999.9

    14 181.1 65.3 65.3

    15 33.2 450.4 450.4

    16 9.8 29.7 29.7

    21 999.9 272.5 272.5

    22 91.2 55.3 55.3

    23 36.9 98.4 98.4

    24 25.1 41.2 41.2

    25 36.3 37.7 37.7

    26 265.8 329.9 329.9

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    21/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 18

    Gambar 2.4. Perbandingan Nilai Cost of delay Masing-masing Link

    Setelah dilakukan optimasi, nilai Cost of Delay  untuk masing-masing link mengalami

     perubahan yang bervariasi. Terdapat link yang mengalami penurunan Cost of Delay dan ada

    yang mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dilakukan optimasi green

    time, pembebanan volume lalu lintas masing-masing link berubah. Beban lalu lintas dari

    suatu link yang mengalami penurunan tundaan berpindah ke link lain sehingga link tersebut

    mengalami kenaikan tundaannya. Cost of Delay merupakan biaya yang dikeluarkan karena

    kendaraan pada link  tersebut mengalami tundaan. 

    Tabel 2.10. Total Cost of Delay Pada Kondisi Eksisting dan Hasil Optimasi

    TOTAL COST OF DELAY

    ($/H)

    EXISTING OPTIMASI GREENTIME OPTIMASI GREENTIME DAN OFFSET

    8099.8 4342.2 4342.2

     Namun, setelah dilakukan penjumlahan untuk nilai Cost of Delay seluruh link diperoleh nilai

    Cost of Delay untuk kondisi eksisting sebesar 8099.8 $/jam dan setelah dilakukan optimasi

     green time diperoleh nilasi Cost of Delay sebesar 4342.2 $/jam. Hal ini menunjukkan dengandilakukan optimasi  green time,  besar nilai tundaan untuk keseluruhan link mengalami

     penurunan dan kinerja simpang secara keseluruhan semakin baik. Sedangkan untuk hasil

    optimasi green time dan offset menunjukkan terjadi penurunan untuk nilai Cost of Delay dan

     besar penurunannya sama dengan besar penurunan nilai Cost of Delay hasil optimasi  green

    time. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dilakukan optimasi offset  tidak memberi pengaruh

    terhadap kinerja simpang.

    0

    500

    1000

    1500

    0 10 20 30

       C   O   S   T   O   F   D   E   L   A   Y    (    $    /   H    )

    LINK

    PERBANDINGAN NILAI COST OF DELAY

    MASING-MASING LINK

    EXISTING

    OPTIMASI GREEN

    TIME

    OPTIMASI GREEN

    TIME DAN OFFSET

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    22/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 19

    Gambar 2.5. Total Nilai Cost of delay 

    D.  COST OF STOP

    Berikut nilai Cost of Stop masing-masing link dengan kondisi eksisting dan optimasi :

    Tabel 2.11. Nilai Cost of Stop Masing-masing Link Pada Kondisi Eksisting

    dan Hasil Optimasi

    LINK

    COST OF STOP

    ($/H)

    EXISTING OPTIMASI GREENTIME OPTIMASI GREENTIME DAN OFFSET

    1 0.1 0.1 0.1

    2 0.1 0.1 0.1

    3 0.1 0.1 0.1

    4 0.1 0.1 0.1

    5 0 0 0

    6 0 0 0

    11 14.3 15 15

    12 2.1 1.2 1.2

    13 12.9 13.3 13.3

    14 4.7 2.8 2.8

    15 2.6 9.1 9.1

    16 0.8 1.5 1.5

    21 17.4 9.9 9.9

    22 4.4 3.4 3.4

    23 1.7 2.8 2.8

    24 1.2 1.5 1.5

    25 2.2 2.3 2.3

    26 9.1 10 10

    0

    5000

    10000

    EXISTING OPTIMASI

    GREENTIME

    OPTIMASI

    GREENTIME

    DAN OFFSET

       T   O   T   A   L   C   O   S   T   O   F   D   E   L   A   Y

        (    $

        /   H    )

    TOTAL COST OF DELAY

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    23/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN TRANSYT 11 Page 20

    Gambar 2.6. Nilai Cost of Stop Masing-Masing Link

     Nilai Cost of Stop untuk masing-masing link mengalami perubahan yang bervariasi. Terdapat

    link yang mengalami penurunan Cost of Stop dan ada yang mengalami kenaikan. Penurunan

    Cost of Stop setelah dilakukan optimasi  greentime dan optimasi  greentime  dengan offset

    cukup signifikan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.10. Hal ini menunjukkan

     bahwa dengan dilakukan optimasi green time, pembebanan volume lalu lintas masing-masing

    link berubah. Beban lalu lintas dari suatu link yang mengalami penurunan tundaan berpindah

    ke link lain sehingga link tersebut mengalami kenaikan tundaannya. Cost of Stop merupakan

     biaya yang dikeluarkan saat kendaraan pada link  tersebut berhenti atau dipaksa stop. 

    Tabel 2.12. Total Cost of Stop Pada Kondisi Eksisting dan Hasil Optimasi

    TOTAL COST OF STOP

    ($/H)

    EXISTINGOPTIMASI

    GREENTIME

    OPTIMASI GREENTIME DAN

    OFFSET

    73.6 73.1 73.1

    Gambar 2.7. Total Nilai Cost of Stop 

    0

    5

    10

    15

    20

    0 10 20 30   C   O   S   T   O   F   D   E   L   A   Y    (    $    /   H    )

    LINK

    PERBANDINGAN NILAI COST OF DELAY

    MASING-MASING LINK

    EXISTING

    OPTIMASI GREEN TIME

    OPTIMASI GREEN TIME

    DAN OFFSET

    72,5

    73

    73,5

    74

    EXISTING OPTIMASI GREENTIME OPTIMASI GREENTIME

    DAN OFFSET

       T   O   T   A   L   C   O   S   T   O   F

       S   T   O   P    (    $    /   H    ) TOTAL COST OF STOP

  • 8/18/2019 laporantransyt_ed1

    24/24

    [MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI UGM]  TUGAS TEORI LALULINTAS

    BAB III

    KESIMPULAN

    1.  Optimasi  greentime  berdampak sangat baik pada kinerja simpang bersinyal,

    ditunjukkan dengan nilai total  performance index  yang turun signifikan dari 8173.4

    $/jam menjadi 4415.3 $/jam.

    2. 

    Optimasi  greentime dan offset  berdampak sama pada kinerja simpang bersinyal,

    ditunjukkan dengan nilai total performance index yang mengalami penurunan sebesar

    hasil optimasi greentime, yaitu dari 8173.4 $/jam menjadi 4415.3 $/jam.

    3.  Dengan dilakukan optimasi  greentime, semakin kecil besar tundaan dan kemacetan

    yang terjadi, ditunjukkan dengan nilai cost of delay dan cost of stop yang semakin

    menurun.

    4.  Pemodelan Transyt 11 sangat bermanfaat untuk simulasi koordinasi simpang

     bersinyal yang paling optimal yang bisa dilakukan dengan membandingkan besar nilaitotal performance index sebelum dan setelah optimasi.

    5. 

    Dengan menggunakan pemodelan Transyt 11, dapat membantu pengambilan

    keputusan untuk menentukan kebijakan penanganan simpang bersinyal yang tepat.

    Sebelum dilaksanakan di lapangan, bisa dilakukan simulasi terlebih dahulu.