laporan tutorial kelompok 7 · pdf fileapa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka...

28
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 LUKA BAKAR YANG DISERTAI TRAUMA INHALASI BLOK XX Tutor: dr. HANINA Dewi Paramita G1A108068 Reisa Maulidya G1A109105 Debbi Triyuni Desi G1A107052 Sulin Ziyati G1A109007 Yoshanda Krisna P. G1A109048 Arindia Wulandari G1A109019 Wely Wahyura G1A109032 M. Septian Saad G1A109053 Anita Rahayu Wijayanti G1A109009 Citra Utami Viollety G1A109010 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2012/2013

Upload: vuhanh

Post on 01-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7

LUKA BAKAR YANG DISERTAI TRAUMA INHALASI

BLOK XX

Tutor: dr. HANINA

Dewi Paramita G1A108068

Reisa Maulidya G1A109105

Debbi Triyuni Desi G1A107052

Sulin Ziyati G1A109007

Yoshanda Krisna P. G1A109048

Arindia Wulandari G1A109019

Wely Wahyura G1A109032

M. Septian Saad G1A109053

Anita Rahayu Wijayanti G1A109009

Citra Utami Viollety G1A109010

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI JAMBI

2012/2013

Page 2: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

2

SKENARIO

Seorang pria, Tn. R 33 th, dibawa ke UGD karena luka bakar disebabkan oleh kompor yang

meledak 2 jam yang lalu. Tn. R sadar namun tampak sangat sesak dan mengeluh kesakitan

dengan suara yang serak dan kalimat yang pendek-pendek. Sebagai dokter magang di UGD,

Anda meminta perawat menggunting pakaian Tn. R dan melihat bahwa terdapat eritema pada

wajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri Tn. R. Pada eritema tersebut

terdapat beberapa bula, beberapa bula sudah pecah dan berair. Alis Tn. R juga tampak

terbakar. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, N 98 x/menit, RR 32 x/menit, T 37,7 0C.

Dokter jaga senior di UGD mempersilakan Anda untuk menangani pasien ini. Dia

mengarahkan Anda untuk melakukan primary survey dengan memperingatkan Anda untuk

menangani masalah airway dan breathing yang terjadi pada pasien. Anda juga diminta

mencari tanda-tanda trauma inhalasi pada pasien dan menangani luas luka berdasarkan Rule

of Nines. Bagaimana Anda menangani pasien ini?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Luka bakar : Kerusakan jaringan tubuh oleh api baik secara langsung atau tidak

langsung, pajanan sinar matahari, listrik dan bahan kimia.1

2. Eritema : Kelaianan kulit yang berupa bercak-bercak kemerahan.2,5

3. Bula : Lesi menonjol melingkar dengan ukuran lebih dari 0,5 cm dan berisi

cairan serosa di atas dermis.2,6

4. Primary survey : Tindakan awal yang dilakukan dalam keadaan gawat darurat.8

5. Trauma inhalasi : Trauma luka bakar yang mengenai mukosa saluran nafas.1

6. Rule of Nines : Cara penilaian luas luka bakar pada permukaan tubuh pada orang

dewasa.8

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Luka bakar

a. Apa saja penyebab dari luka bakar?

b. Apa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini?

c. Bagaimana cara menentukan luas luka bakar Tn. R berdasarkan Rule of Nines?

d. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien luka bakar?

e. Apakah Tn. R perlu dirawat inap dan apa indikasinya?

f. Apa saja komplikasi dari luka bakar?

Page 3: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

3

g. Bagaimana patofisiologi timbulnya eritema dan bula pada luka bakar dan

komplikasinya?

2. Primary survey

a. Bagaimana primary survey dan pengelolaannya pada pasien luka bakar?

b. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada Tn. R?

3. Trauma inhalasi

a. Apa saja tanda-tanda trauma inhalasi?

b. Apa penyebab terjadinya trauma inhalasi?

c. Bagaimana klasifikasi trauma inhalasi?

d. Bagaimana patofisiologi timbulnya sesak, kesakitan, suara serak, dan kalimat

pendek-pendek pada trauma inhalasi?

e. Apa saja komplikasi dari trauma inhalasi?

f. Bagaimana tatalaksana terhadap pasien luka bakar yang disertai trauma inhalasi?

g. Bagaimana prognosis luka bakar disertai trauma inhalasi?

ANALISIS MASALAH

1. Apa saja penyebab dari luka bakar?8,9

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi:

Luka Bakar Termal

Luka Bakar Kimia

Luka Bakar Elektrik

Luka Bakar Radiasi

2. Apa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini?8

Tn. R mengalami derajat luka bakar derajat II. Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka

bakar tergantung pada derajat panas sumber penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh

penderita.

a. Luka bakar derajat I

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hiperemik berupa

eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik

teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

b. Luka bakar derajat II

Page 4: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

4

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai

proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Dibedakan atas 2 (dua) bagian :

Derajat II dangkal/superficial (IIA)

Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.

Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.

Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan

dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatrik.

Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan

epitel tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar

keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan

disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari

satu bulan.

c. Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai

mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan,

tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar

berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi

protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa

nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi

lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

3. Bagaimana cara menentukan luas luka bakar Tn. R berdasarkan Rule of Nines?10

Kepala dan leher : 9 %

Lengan kanan : 9 %

Lengan kiri : 9 %

Badan depan : 18 %

Punggung : 18 %

Tungkai kanan : 18 %

Tungkai kiri : 18 %

Perineum : 1 %

Page 5: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

5

Berdasarkan data di atas, luas luka bakar pada Tn. R adalah ± 31,5 %, yang terdiri dari

wajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri.

4. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien luka bakar?8

a. Hitung darah lengkap: peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi

sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.

b. Elektrolit serum: kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan

penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.

c. Alkalin fosfat: peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan

interstitiil/ganguan pompa natrium.

d. Urine: adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan

dalam dan kehilangan protein.

e. Foto rontgen dada: untuk memastikan cedera inhalasi

f. Scan paru: untuk menentukan luasnya cedera inhalasi

g. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.

h. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

i. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.

j. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

k. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan

l. Fotografi luka bakar: memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar

selanjutnya.

5. Apakah Tn. R perlu dirawat inap dan apa indikasinya?8

Tn. R perlu dilakukan rawat inap karena memenuhi kriteria atau indikasi untuk dirawat

inap. Adapun indikasinya adalah sebagai berikut:

Dewasa: luka bakar lebih dari 15 % (derajat II)

Anak-anak: luka bakar lebih dari 10 % (derajat II)

Luka bakar derajat III dan lebih dari 2 %

Luka bakar yang mengenai daerah yang penting, yaitu:

Muka dan leher

Genitalia

Ekstremitas

Page 6: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

6

6. Bagaimana patofisiologi timbulnya eritema dan bula pada luka bakar dan

komplikasinya?7,8

7. Apa saja komplikasi dari luka bakar?8,9

Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau

kematian

Page 7: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

7

Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga

timbul cerebrovascular accident, infark miokardium, atau emboli paru

Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi

kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta sindrom

distress pernafasan pada orang dewasa.

Gangguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung

Syok luka bakar dapat secara irreversible merusak ginjal sehingga timbul gagal

ginjal dalam 1 atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. Dapat terjadi gagal ginjal

akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis (obstruksi mioglobin pada tubulus ginjal

akibat nekrosis otot yang luas)

Penurunan aliran darah ke saluran cerna dapat menyebabkan hipoksia sel-sel

penghasil mukus sehingga terjadi ulkus peptikum

Dapat terjadi koagulasi intravaskular diseminata (DIC) karena destruksi jaringan

yang luas

Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma psikologis dapat

menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh diri. Gejala-

gejala psikologis dapat timgul setiap saat setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat

datang dan pergi berulang-ulang kapan saja seumur hidup.

8. Bagaimana primary survey dan pengelolaannya pada pasien luka bakar?8

a. Pembebasan jalan nafas (airway) dan kontrol C-spine

b. Penilaian pernafasan (breathing)

c. Penilaian sirkulasi (circulation)

d. Penilaian kesadaran (disability)

e. Kontrol lingkungan (exposure)

9. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada Tn. R?

No. Hasil Pemeriksaan Normal Interpretasi

1. TD 130/80 mmHg TDS < 120 mmHg

TDD < 80 mmHg

Prahipertensi

2. Frek. nadi 98 x/menit 60-100 x/menit Normal

3. RR 32 x/menit 14/20 x/menit Takipneu

4. T 37,7 0C 36,5 – 37,2

0C Hipertermi

Page 8: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

8

10. Apa saja tanda-tanda trauma inhalasi?8

Luka bakar pada wajah

Alis mata dan bulu hidung hangus

Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring

Sputum yang mengandung arang atau karbon

Wheezing, sesak dan suara serak

Adanya riwayat terkurun dalam kepungan api

Ledakan yang menyebakan trauma bakar pada kepala dan badan

Tanda-tanda keracunan CO (karboksihemoglobin > 10 % setelah berada dalam

lingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi, takipnea, sakit

kepala, mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps sampai koma.

11. Apa penyebab terjadinya trauma inhalasi?8

Gas Iritan

Bekerja dengan melapisi mukosa saluran nafas dan menyebabkan reaksi inflamasi.

Amonia, klorin,, kloramin lebih larut air sehingga dapat menyebabkan luka bakar

pada saluran nafas atas dan menyebabkan iritasi pada mata , hidung dan mulut. Gas

iritan yang lain yaitu sulfur dioksida, nitrogen dioksida, yang kurang larut dengan air

sehingga menyebabkan trauma paru dan distres pernafasan.

Gas asfiksian

Karbon dioksida, gas dari bahan bakar ( metana, etana, propane, asetilana), gas-gas

ini mengikat udara dan oksigen sehingga menyebabkan asfiksia.

Gas yang bersifat toksik sistemik

CO yang merupakan komponen terbesar dari asap hidrogen sianida merupakan

komponen asap yang berasal dari api , hidrogen sulfida. Gas-gas ini berhubungan

dengan pengangkutan oksigen untuk produksi energi bagi sel. Sedangkan toksik

sistemik seperti hidrokarbon halogen dan aromatik menyebabkan kerusakan lanjut

dari hepar , ginjal, oatak, paru-paru dan organ lain

Gas yang menyebabkan alergi

Dimana jika asap terhirup, partikel dan aerosol menyebabkan bronkoospasme dan

edema yang menyerupai asma.

12. Bagaimana klasifikasi trauma inhalasi?8

Trauma pada saluran nafas bagian atas ( trauma supraglotis)

Page 9: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

9

Trauma saluran nafas atas dapat menyebabkan ancaman hidup melalui obstruksi

jalan nafas sesaat setelah trauma. Jika proses ini ditangani secara benar, edema

saluran nafas dapat hilang tanpa sekuele beberapa hari.

Trauma pada saluran nafas bawah dan parenkim paru ( trauma subglotis)

Trauma ini dapat menyebabkan lebih banyak perubahan signifikan dalam fungsi

paru dan mungkin akan susah ditangani. Trauma subglotis merupakan trauma kimia

yang disebabkan akibat inhalasi hasil- hasil pembakaran yang bersifat toksik pada

luka bakar. Asap memiliki kapasitas membawa panas yang rendah, sehingga jarang

didapatkan trauma termal langsung pada jalan nafas bagian bawah dan parenkim

paru, trauma ini terjadi bila seseorang terpapar uap yang sangat panas.

Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas toksik seperti karbon monoksida (CO) dan

sianida

Inhalasi dari gas toksik merupakan penyebab utama kematian cepat akibat api,

meskipun biasanya trauma supraglotis, subglotis dan toksisitas sistemik terjadi

bersamaan. Intoksikasi CO terjadi jika afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar

dari afinitas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga ikatan Codan hemoglobin

membentuk suatu karbonsihemoglobin dan menyebabkan hipoksia.

13. Bagaimana patofisiologi timbulnya sesak, kesakitan, suara serak, dan kalimat pendek-

pendek pada trauma inhalasi?3,4

Trauma inhalasi terjadi melalui kombinasi dari kerusakan epitel jalan nafas oleh

panas dan zatkimia atau akibat intoksikasi sistemik dari hasil pembakaran itu sendiri.

Hasil pembakaran tidak hanya terdiri dari udara saja, tetapi merupakan campuran dari

udara, partikel padat yang terurai di udara ( melalui suatu efek iritasi dan sitotoksik).

Aerosol dari cairan yang bersifat iritasi dan sitotoksik serta gas toksik dimana gabungan

tersebut bekerja sistemik. Partikel padat yang ukurannya > 10 mikrometer tertahan di

hidung dan nasofaring. Partukel yang berukuran 3-10 mikrometer tertahan pada cabang

trakeobronkial, sedangkan partikel berkuran 1-2 mikrometer dapat mencapai alveoli.

Gas yang larut air bereaksi secara kimai pada saluran nafas , sedangkan gas yang

kurang larut air pada saluran nafas bawah. Adapau gas yang sangat kurang larut air

masuk melewat barier kapiler dari alveolus dan menghasilkan efek toksik yang bersifat

sistemk. Kerusakan langsung dari sel-sel epitel, menyebabkan kegagalan fungsi dari

apparatus mukosilier dimana akan merangsang terjadinya suatu reaksi inflamasi akut

yang melepaskan makrofagg serta aktifitas netrofil pada daerah tersebut. Selanjutnya

Page 10: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

10

akan di bebaskan oksigen radikal, protease jaringan, sitokin, dan konstriktor otot polos

(tromboksan A2,C3A, C5A). Kejadian ni mrnyebabkan peninfkatan iskemia pada saluran

nafas yang rusak, selanjutnay terjadi edema dari dinding saluran nafas dan kegagalan

mikrosirkulasi yang akan meningkatkan resistensi didding saluran nafas dan pembuluh

darah paru. Komplains paru akan turun akibat terjadinya edema paru interstitiil sehingga

terjadi edema pada saluran nafas bagian bawah akibat sumbatan pada saluran nafas yang

dibentuk oleh sel-sel epitel nekrotik, mukus dan se- sel darah.

14. Apa saja komplikasi dari trauma inhalasi?8

Trauma paru berat, edema dan ketidakmampuan untuk oksigenasi atau ventilasi

yang adekuat dapat menyebabkan kematian.

Keracunan CO dan inhalasi dari hasil pembakaran yang lain secara bersamaan dapat

menyebabkan hipoksemia, trauma organ dan morbiditas.

15. Bagaimana tatalaksana terhadap pasien luka bakar yang disertai trauma inhalasi?8,9

a. Fase Akut

Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar

Nilai keadaan umum penderita:

Obstruksi jalan nafas (airway): bebaskan jalan nafas dengan melakukan

intubasi atau trakeostomi

Syok: segera lakukan pemasangan infus, tanpa memperhitungkan luas luka

bakar dan kebutuhan cairan (Ringer Laktat)

Tidak syok: segera lakukan pemasangan infus sesuai dengan perhitungan

kebutuhan cairan

Perawatan luka:

Dimandikan/ cuci dengan menggunakan air steril yang dicampur antiseptik

Jika bula berukuran kecil (± 2-3 cm), biarkan saja

Jika bula berukuran besar (> 3 cm), lakukan bulektomi (dipecah)]

Berikan obat-obat lokal (topikal) untuk luka, yaitu Silver sulfadiazine

(SSD) seperti Silvaden, Burnazine, Dermazine, dan lain-lain

Pemberian anibiotik bersifat profilaksis jenis spektrum luas, namun tidak

perlu diberikan jika penderita datang < 6 jam dari kejadian

Pemberian analgetik

Page 11: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

11

Pemberian ATS/ toxoid

Pasang kateter untuk memantau produksi urin

Pemasangan NGT (Nasogastric Tube), namun tidak dilakukan jika terdapat

ileus paralitik

Pedoman Pemberian Cairan

a. Per oral: penderita dengan luka bakar tak luas (kurang dari 15 % derajat II)

b. Infus (IVFD): pada luka bakar yang lebih dari 15 %

Rumus pemberian cairan elektrolit, Baxter/ Parkland (1968):

RL = 4cc x berat badan (kg) x % luka bakar

½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama post trauma, dan ½

jumlah cairan diberikan dalam 16 jam berikutnya

Untuk luka bakar yang lebih dari 50 % diperhitungkan sama dengan

luka bakar 50 %

Dewasa:

Hari I: RL = 4cc x berat badan (kg) x % luka bakar

Setelah 18 jam: dextran 500-1000 cc

Bila pasase usus baik (bising usus positif), mulai pemberian cairan

oral

Hari II: sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita

Anak-anak:

Resusitasi: = 2cc x berat badan (kg) x % luka bakar ...(a)

Kebutuhan faali: kurang dari 1 tahun BB x 100 cc, 1-3 tahun BB x

75 cc, 3-5 tahun BB x 50 cc ...(b)

Kebutuhan total = Resusitasi + Faali ... (a) + (b)

Diberikan dalam keadaan tercampur

RL : dextran = 17 : 3

8 jam pertama = ½ (a+b) cc

16 jam kedua = ½ (a+b) cc

Page 12: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

12

b. Fase Pasca Akut

Perawatan luka

Eschar (jaringan kulit yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah

kering): perlu dilakukan escharectomi

Gangguan AVN (arteri, vena, nervus) distal karena tegang, perlu dilakukan

escharectomi atau fasciotomi

Kultur dan tes sensitivitas antibiotik, untuk menentukan jenis antibiotik

yang diberikan

Dimandikan setiap hari atau 2 hari sekali

Jika perlu, berikan Human Albumin-Globulin

Pantau dan perbaiki keadaan umum

Pantau diet dan asupan cairan

c. Fase Rehabilitasi

Fase rehabilitasi adalah fase pemulihan dan merupakan fase terakhir dari perawatan

luka bakar.Penekanan dari program rehabilitasi penderita luka bakar adalah untuk

peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal.

Tindakan-tindakan untuk meningkatkan penyembuhan luka, pencegahan atau

meminimalkan deformitas dan hipertropi scar, meningkatkan kekuatan dan fungsi

dan memberikan support emosional serta pendidikan merupakan bagian dari proses

rehabilitasi.

16. Bagaimana prognosis luka bakar?8

Orang yang berusia sangat muda dan tua memiliki risiko mortaitas yang tinggi sesudah

mengalami luka bakar. Peluang untuk bertahan hidup lebih besar pada anak-anak yang

berusia di atas 5 tahun dan pada dewasa yang berusia 40 tahun atau kurang. Cedera

inhalasi yang menyertai luka bakar sendiri akan memperberat prognosis pasien. Berat

ringan luka bakar tergantung pada kedalaman luka bakar, luas luka bakar, agent, riwayat

penyakit, dan trauma.

Page 13: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

13

MIND MAPPING

Luka Bakar

Klasifikasi Trauma Inhalasi

Penyebab

Derajat dan Luas

Primary Survey dan

Pengelolaan

Patofisiologi

Komplikasi

Tanda-tanda

Prognosis

Patofisiologi Penanganan Lanjut

Page 14: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

14

SINTESIS

LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang

diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi,

cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang

berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi

yang terjadi akibat luka tersebut.8

Sedangkan cedera inhalasi disebabkan oleh jenis bahan kimia yang membakar dari

saluran pernapasan (tracheobronchitis). Bila cedera ini terjadi pada pasien dengan luka bakar

pada kulit wajah yang parah, luka tersebut akan membentuk edema dan menghambat jalan

napas dan memperbesar risiko kematian.8

Keracunan asap yang disebabkan oleh termodegradasi material alamiah dan materi

yang diproduksi. Termodegradasi menyebabkan terbentuknya gas toksik seperti hidrogen,

sianida, nitrogen oksida, hidrogen klorida, akreolin dan partikel-partikel tersuspensi. Efek

akut dari bahan kimia ini menimbulkan iritasi dan bronkokonstriksi pada saluran napas.

Obstruksi saluran napas akan lebih hebat akibat adalnya tracheal bronchitis dan edema.8,9

Etiologi8

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi:

1. Luka Bakar Termal

Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,

cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

2. Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau

basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar

menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya

karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan

rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian

dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar

kimia.

Page 15: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

15

3. Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik

yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak,

tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

4. Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini

seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber

radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari

akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

Fase Luka Bakar3,4,7

1. Fase akut.

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami

ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation

(sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah

terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi

dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama

penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.

2. Fase sub akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau

kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:

a. Proses inflamasi dan infeksi.

b. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju

epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.

c. Keadaan hipermetabolisme.

3. Fase lanjut.

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan

fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit

berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

Page 16: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

16

Manifestasi Klinis7,8

1. Pada Kulit

Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka bakar

tergantung pada luas dan ukuran luka bakar. Untuk luka bakar yang kecil (smaller

burns), respon tubuh bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri.

Sedangkan pada luka bakar yang lebih luas misalnya 25 % dari total permukaan tubuh

(TBSA : total body surface area) atau lebih besar, maka respon tubuh terhadap injuri

dapat bersifat sistemik dan sesuai dengan luasnya injuri. Injuri luka bakar yang luas

dapat mempengaruhi semua sistem utama dari tubuh.

2. Sistem kardiovaskuler

Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi vasoaktif (catecholamine,

histamin, serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang mengalmi injuri.

Substansi-substansi ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga

plasma merembes (to seep) kedalam sekitar jaringan. Injuri panas yang secara langsung

mengenai pembuluh akan lebih meningkatkan permeabilitas kapiler. Injuri yang

langsung mengenai memberan sel menyebabkan sodium masuk dan potassium keluar

dari sel. Secara keseluruhan akan menimbulkan tingginya tekanan osmotik yang

menyebabkan meningkatnya cairan intracellular dan interstitial dan yang dalam keadaan

lebih lanjut menyebabkan kekurangan volume cairan intravaskuler. Luka bakar yang luas

menyebabkan edema tubuh general baik pada area yang mengalami luka maupun

jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan terjadi penurunan sirkulasi volume darah

intravaskuler. Denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap pelepasan

catecholamine dan terjadinya hipovolemia relatif, yang mengawali turunnya kardiac

output. Kadar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi dari

pengeluaran cairan intravaskuler. Disamping itu pengeluaran cairan secara evaporasi

melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan pengeluaran cairan

yang normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal perhari adalah 350 ml.

No. Rute Jumlah (ml) dalam suhu normal

1.

2.

Urine

Insensible losses

a. Paru

b. Kulit

1400

350

350

Page 17: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

17

3.

4.

Keringat

Feces

100

100

Total 2300

Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. Jika ruang

intravaskuler tidak diisi kembali dengan cairan intravena maka shock hipovolemik dan

ancaman kematian bagi penderita luka bakar yang luas dapat terjadi.

Kurang lebih 18-36 jam setelah luka bakar, permeabilitas kapiler menurun, tetapi

tidak mencapai keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah injuri. Kardiac outuput

kembali normal dan kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuhan hipermetabolik

tubuh kira-kira 24 jam setelah luka bakar. Perubahan pada kardiak output ini terjadi

sebelum kadar volume sirkulasi intravena kembali menjadi normal. Pada awalnya terjadi

kenaikan hematokrit yang kemudian menurun sampai di bawah normal dalam 3-4 hari

setelah luka bakar karena kehilangan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada

waktu injuri. Tubuh kemudian mereabsorbsi cairan edema dan diuresis cairan dalam 2-3

minggu berikutnya.

3. Sistem Renal dan Gastrointestinal

Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya

GFR (glomerular filtration rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus

juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi

gastrointestia pada klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.

4. Sistem Imun

Fungsi sistem immune mengalami depresi. Depresi pada aktivitas lymphocyte,

suatu penurunan dalam produksi immunoglobulin, supresi aktivitas complement dan

perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang

mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko

terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.

5. Sistem Respiratori

Dapat mengalami hipertensi arteri pulmoner, mengakibatkan penurunan kadar

oksigen arteri dan “lung compliance”.

Page 18: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

18

a. Smoke Inhalation.

Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali

berhubungan dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini diperkirakan

lebih dari 30 % untuk injuri yang diakibatkan oleh api.

Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB

yang mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau

nasopharynx, rambut hidung yang gosong, agitasi atau kecemasan, tachipnoe,

kemerahan pada selaput hidung, stridor, wheezing, dyspnea, suara serak, terdapat

carbon dalam sputum, dan batuk. Bronchoscopy dan Scaning paru dapat

mengkonfirmasikan diagnosis.

Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan

dengan berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.

b. Keracunan Carbon Monoxide.

CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu substansi organik

terbakar. Ia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, yang

dapat mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dari oksigen. Dengan terhirupnya

CO, maka molekul oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan dengan

hemoglobin sehingga membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan

dapat terjadi akibat penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran

oksigen dalam darah. Kadar COHb dapat dengan mudah dimonitor melalui kadar

serum darah. Manifestasi dari keracunan CO adalah:

No. Kadar CO (%) Manifestasi Klinis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

5 – 10

11 – 20

21 – 30

31 – 40

41 – 50

> 50

Gangguan tajam penglihatan

Nyeri kepala

Mual, gangguan ketangkasan

Muntah, dizines, sincope

Takipneu, takikardia

Koma, mati

Faktor yang Mempengaruhi Berat Ringannya Luka Bakar7,8,10

1. Kedalaman luka bakar

Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke dalam 4 kategori yang didasarkan pada elemen

kulit yang rusak.

Page 19: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

19

a. Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:

Hanya mengenai lapisan epidermis.

Luka tampak pink cerah sampai merah (eritema ringan sampai berat).

Kulit memucat bila ditekan.

Edema minimal.

Tidak ada blister.

Kulit hangat/kering.

Nyeri / hyperethetic

Nyeri berkurang dengan pendinginan.

Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam.

Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari.

b. Partial thickness (derajat II), dengan ciri sbb.:

Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superpicial partial

thickness dan deep partial thickness.

Mengenai epidermis dan dermis.

Luka tampak merah sampai pink

Terbentuk blister

Edema

Nyeri

Sensitif terhadap udara dingin

Penyembuhan luka :

Superficial partial thickness : 14 - 21 hari

Deep partial thickness : 21 - 28 hari

c. Full thickness (derajat III)

Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga mengenai

permukaan otot, dan persarafan dan pembuluh darah.

Luka tampak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai dengan coklat atau

hitam.

Tanpa ada blister.

Permukaan luka kering dengan tektur kasar/keras.

Edema.

Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri.

Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan.

Page 20: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

20

Memerlukan skin graft.

Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan

preventif.

d. Fourth degree (derajat IV)

Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang.

2. Luas Luka Bakar

Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar meliputi rule of

nine, Lund and Browder, dan hand palm. Ukuran luka bakar dapat ditentukan dengan

menggunakan salah satu dari metode tersebut. Ukuran luka bakar ditentukan dengan

prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari perhitungan

bervariasi menurut metode yang digunakan dan p\engalaman seseorang dalam

menentukan luas luka bakar.

Metode rule of nine mulai diperkenalkan sejak tahun 1940-an sebagai suatu alat

pengkajian yang cepat untuk menentukan perkiraan ukuran / luas luka bakar. Dasar dari

metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana setiap

bagian mewakili 9 % kecuali daerah genitalia 1 %.

Page 21: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

21

Selain dari metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu

mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas atau persentasi

luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari

permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.

Sedangkan pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi

bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih

akurat tentang luas luka bakar.

3. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)

Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar

yang mengenai kepala, leher dan dada seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner.

Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar

yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi

dan dapat menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau

ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen. Luka bakar yang mengenai daerah

perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang

Page 22: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

22

mengenai daerah torakdapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding dada dan

terjadinya insufisiensi pulmoner.

4. Kesehatan umum

Adanya kelemahan jantung, penyakit pulmoner, endocrin dan penyakit-penyakit

ginjal, khususnya diabetes, insufisiensi kardiopulmoner, alkoholisme dan gagal ginjal,

harus diobservasi karena semua itu akan mempengaruhi respon klien terhadap injuri dan

penanganannya.

Angka kematian pada klien yang memiliki penyakit jantung adalah 3,5 - 4 kali

lebih tinggi dibandingkan klien luka bakar yang tidak menderita penyakit jantung.

Demikian pula klien luka bakar yang juga alkolism 3 kali lebih tinggi angka kematiannya

dibandingkan klien luka bakar yang nonalkoholism. Disamping itu juga klien alkoholism

yang terkena luka bakar masa hidupnya akan lebih lama berada di rumah sakit, artinya

penderita luka bakar yang juga alkoholism akan lebih lama hari rawatnya di rumah sakit.

5. Mekanisme injuri

Mekanisme injury merupakan faktor lain yang digunakan untuk menentukan

berat ringannya luka bakar. Secra umum luka bakar yang juga mengalami injuri

inhalasi memerlukan perhatian khusus.

Pada luka bakar elektrik, panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan

kerusakan jaringan internal. Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi

kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad lebih luas, khususnya bila injury

elektrik dengan voltage tinggi. Oleh karena itu voltage, tipe arus (direct atau alternating),

tempat kontak, dan lamanya kontak adalah sangat penting untuk diketahui dan

diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbiditi.

Alternating current (AC) lebih berbahaya dari pada direct current (DC). Ini

seringkali berhubungan dengan terjadinya kardiac arrest (henti jantung), fibrilasi

ventrikel, kontraksi otot tetani, dan fraktur kompresi tulang-tulang panjang atau vertebra.

Pada luka bakar karena zat kimia keracunan sistemik akibat absorbsi oleh kulit

dapat terjadi.

Page 23: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

23

6. Usia

Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka kematiannya

(Mortality rate) cukup tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada

kelompok usia 0-1 tahun dan klien yang berusia di atas 65 th.

Tingginya statistik mortalitas dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka

bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti lambatnya

bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas), hidup

sendiri, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya. Disamping itu juga mereka lebih rentan

terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi athropi pada

bagian-bagian kulit lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan memasak dapat

menyebabkan terjadinya luka bakar.

Patologi dan Patofisiologi3,4,7

Mikroskopik dari luka bakar pada prinsipnya nekrosis koagulasi. Di bawah jaringan

yang jelas hangus ada tiga zona. Pertama adalah zona koagulasi dengan tidak adanya aliran

darah kapiler. Tingkat keparahan ditentukan oleh suhu dan lama pemaparan. Zona kedua

adalah zona stasis, yang ditandai dengan aliran darah kailer lambat. Meskipun rusak, jaringan

belum digumpalkan. Stasis dapat terjadi lebih awal atau terlambat. Menghindari cedera

ttambahan dari gosokan atau perpanjangan kedalaman luka bakar. Pencegahan oklusi vena

penting karena dapat menyebabkan trombosis dan infark di zona ini. Zona ketiga adalah

“hiperemia”, yang merupakan respons peradangan biasa dari jaringan sehat untuk cedera

mematikan.

Kehilangan cairan intravaskular dan protein yang cepat terjadi melalui luka pada

kapiler yang terbakar. Kehilangan volume cairan terbesar terjadi dalam 6-8 jam pertama,

dengan integritas kapiler dapat kembali ke normal dalam waktu 36-48 jam. Selain itu, juga

terjadi peningkatan tekanan osmotik edema interstisial yang sangat menonjol sehingga

permeabilitas pembuluh darah meningkat meskipun pada jaringan yang tak ikut terbakar.

Primary Survey dan Pengelolaan Luka Bakar8,9

1. Airway (Jalan nafas)

Jika dicurigai seseorang dengan trauma inhalasi maka lakukan intubasi cepat untuk

melindungi jalan nafas sebelum terjadi pembengkakan wajah dan faring yang biasanya

terjadi 24-48 jam setelah kejadian , dimana jika terjadi edema maka yang diperlukan

adalah trakeostomi atau krikotiroidotomi jika intubasi oral tidak dapat dilakukan.

Page 24: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

24

2. Breathing (Penilaian Pernafasan)

Jika didapatkan tanda-tanda insufisiensi pernafasan seperti susah nafas, stridor, batuk,

retraksi suara nafas bilateral atau anda –tanda keracunan CO maka dibutuhkan oksigen

100% atau oksigen tekan tinggi yang akan menurunkan waktu paruh dari CO dalam

darah.

3. Circulation (Penilaian Sirkulasi Darah)

Pengukuran tekanan darah dan nadi untk mengetahut stabilitas hemodinamik. Untuk

mencegah syok hipovolemik diperlukan resusitasi cairan intravena. Pada pasien dengan

trauma inhalasi biasanya biasanya dalam 24 jam pertama digunakan cairan kristaloid 40-

75 % lebih bnayak dibandingkan pasien yang hanya luka bakar saja.

4. Dissability (Kesadaran Neurologik)

Pasien yang berespon atau sadar membantu untuk mengetahui kemampuan mereka untuk

melindungi jalan nafas dan merupakan indikator yang baik untk mengukur kesussesan

resusitasi. Pasien dengan kelainan neurologik seringkali memerlukan analgetik poten

5. Exposure pada Luka bakar

Periksa seluruh badan untuk mengetahui adanya trauma lain dan luka bakar. Cuci NaCl

kulit yang tidak terbakar untuk menghindari sisa zat toksik

6. Medikasi

a. Kortikosteroid: Digunakan untuk menekan inflamasi dan menurunkan edema

b. Antibiotik: Mengobati infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh

Staphylococus Aureus dan Pseudomonas Aeruginosa pada pasien-pasien dengan

kerusakan paru

c. Amyl dan sodium nitrit untuk mengobati keracunan sianida tetapi harus berhati-hati

jika ditemukan pula tanda-tanda keracunan CO kerena obat ini dapat menyebabkan

methahemoglobinemia. Oksigen dan sodium tiosulfat juga dapat sebagai antidotum

sianida, antidotum yang lain adalah hidroksikobalamin dan EDTA

d. Bronkodilator untuk pasien-pasien dengan bronkokontriksi. Pada kasus-kasus berat,

bronkodilator digunakan secara intravena.

Page 25: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

25

Pemeriksaan Penunjang pada Luka Bakar yang Disertai Trauma Inhalasi8

1. Laboratorium

a. Pulse Oximetry

Digunakan untuk mengukur saturasi hemoglobin yang meningkat palsu akibat ikatan

CO terhadap hemoglobin, sehingga kadar karboksihemoglobin seringkali diartikan

sebagai oksihemaglon.

b. Analisa Gas Darah

Untuk mengukur kadar karboksihemoglobin, keseimbangan asam basa, dan kadar

sianida. Sianida dihasilkan dari kebakaran rumah tangga dan biasanya terjadi

peningkatan kadar laktat plasma.

c. Elektrolit

Untuk memonitor abnormalitas elektrolit sebagai hasil dari resusitasi cairan dalam

jumlah besar.

d. Darah Lengkap

Hemokonsentrasi akibat kehilangan cairan biasanya terjadi sesaat setelah trauma.

Hematokrit yang menurun secara progresif akibat pemulihan volume intravaskular.

Anemia berat biasanya terjadi akibat hipoksia atau ketidakseimbangan

hemodinamik. Peningkatan sel darah putih untuk melihat adanya infeksi.

2. Foto Thorax

Biasanya normal dalam 3-5 hari, gambaran yang dapat muncul sesudahnya termasuk

atelektasis, edema paru, dan ARDS.

3. Laringoskopi dan Bronkoskpi Fiberoptik

Keduanya dapat digunakan sebagai alat diagnostik maupun terapeutik. Pada bronkoskopi

biasanya didapatkan gambaran jelaga, eritema, sputum dengan arang, petekie, daerah

pink sampai abu-abu karena nekrosis, ulserasi, sekresi, mukopurulen. Bronkoskopi serial

berguna untuk menghilangkan debris dan sel-sel nekrotik pada kasus-kasus paru atau jika

suction dan ventilasi tekanan positif tidak cukup memadai.

Proses Penyembuhan Luka Bakar3,4,7

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan respons

vaskular, aktivitas seluler dan substansi mediator di daerah luka. Setiap proses penyembuhan

luka akan melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta

tergantung pada jenis dan derajat luka.

Page 26: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

26

Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau fase yaitu:

1. Fase inflamasi

Fase ini terjadi sejak terjadinya luka hingga sekitar hari kelima. Dalam fase

inflamasi terjadi respons vaskular dan seluler yang terjadi akibat luka atau cedera pada

jaringan yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan membersihkan daerah luka

dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri.

Pada awal fase inflamasi, terputusnya pembuluh darah akan menyebabkan

perdarahan dan tubuh akan berusaha untuk menghentikannya (hemostasis), dimana

dalam proses ini terjadi:

a. Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)

b. Agregasi (perlengketan) platelet/trombosit dan pembentukan jala-jala fibrin

c. Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah

Proses tersebut berlangsung beberapa menit dan kemudian diikuti dengan

peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh

darah, penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)

setempat yang menyebabkan edema (pembengkakan). Selain itu juga terjadi

rangsangan terhadap ujung saraf sensorik pada daerah luka. Sehingga pada fase ini

dapat ditemukan tanda-tanda inflamasi atau peradangan seperti kemerahan, teraba

hangat, edema, dan nyeri. Aktivitas seluler yang terjadi berupa pergerakan sel leukosit

(sel darah putih) ke lokasi luka dan penghancuran bakteri dan benda asing dari luka

oleh leukosit.

2. Fase proliferasi

Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, yang berlangsung sejak akhir fase

inflamasi sampai sekitar akhir minggu ketiga. Pada fase ini, sel fibroblas berproliferasi

(memperbanyak diri). Fibroblas menghasilkan mukopolisakarida, asam amino dan prolin

yang merupakan bahan dasar kolagen yang akan mempertautkan tepi luka. Fase ini

dipengaruhi oleh substansi yang disebut growth factor. Pada fase ini terjadi proses:

a. Angiogenesis, yaitu proses pembentukan kapiler baru untuk menghantarkan nutrisi

dan oksigen ke daerah luka. Angiogenesis distimulasi oleh suatu growth

factor yaitu TNF-alpha2 (Tumor Necrosis Factor-alpha2).

b. Granulasi, yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada

dasar luka dengan permukaan yang berbenjol halus (jaringan granulasi).

c. Kontraksi

Page 27: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

27

d. Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang disebabkan oleh

kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka. Proses ini kemungkinan

dimediasi oleh TGF-beta (Transforming Growth Factor-beta).

e. Re-epitelisasi

f. Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada permukaan

luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka mengisi permukaan luka. EGF

(Epidermal Growth Factor) berperan utama dalam proses ini.

3. Fase maturasi atau remodelling

Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan-bulan.

Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi

jaringan yang lebih kuat dan berkualitas. Pembentukan kolagen yang telah dimulai sejak

fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi menjadi kolagen yang lebih matang.

Pada fase ini terjadi penyerapan kembali sel-sel radang, penutupan dan

penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses

ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut

yang pucat dan tipis. Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka.

Selain pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim

kolagenase. Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan

antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen yang berlebihan akan

menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya

produksi kolagen yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka

tidak akan menutup dengan sempurna.

Page 28: LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil

28

DAFTAR USTAKA

1. Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia.

2004.

2. Dorlan,W.A.Newman; Alih Bahasa , Huriawati, Hartanto, Dkk ; Editor Edisi Bahasa

Indonesia, Huriawati, Hartanto, Dkk; Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:

EGC. 2002.

3. Guyton, C. Arthur dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi ke-11,

Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.

4. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (Edisi ke-6,

Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.

5. Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2007.

6. R.S. Siregar. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC

7. Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses Penyakit

Volume 1 (Edisi ke-6, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.

8. American Collage Surgeon. Penilaian awal dan pengelolaannya dalam Advanced

Trauma Life Support for Doctora. Edisi ke-delapan. Jakarta: IKABI. 2008.

9. Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan bencana. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong W, ed.

Buku Ajar ilmu Bedah. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 1997.

10. Rule Of Nines diaksestanggal 16 November 2012. Diunduh dari http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/rule+of+nines