laporan tanah e1.docx

55
LAPORAN FIELDTRIP DASAR ILMU TANAH Ds. Kekep DisusunOleh: KELOMPOK E1 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 1

Upload: barik-el-farizi-rizqi

Post on 07-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN FIELDTRIPDASAR ILMU TANAHDs. Kekep

DisusunOleh:KELOMPOK E1

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2012

v

LAPORAN FIELDTRIP DASAR ILMU TANAHDs. KekepDisusun Oleh:KELOMPOK E1 (Jumat 09.15-11.00)Ketua Kelompok: Ahmad Fatoni Baihaqi125040200111162Nama Anggota:Vinda Avsy115040200111080Elisa Nur Halimah125040200111161Safira Chandra J125040200111163Yurita Puji Melani125040200111164Aminah Arifiati125040200111165Ardy Wahyu Bhaskoro125040200111166Shaori Diba PG125040200111167DewindaIka W125040200111168Suryahadi Widjayadjati125040200111169Maghfirah125040200111170Donny Setyo Arie Prabowo125040200111171Jauhar Syauqi125040200111172Dian Kamilah125040200111173Idayanti125040200111174Akhmad Subhan N125040200111175Yananda Adhe P125040200111176FebriIka C125040200111177Ryan Ananda Saputra125040200111178Annissa I125040200111179Puput Wulandari125040200111180Yohanes Douw125040200111004

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2012

KATA PENGANTAR

SegalapujidansyukurkehadiratAllah SWT, atassegalakeridhoan-NyalaporanakhirpraktikumDasarIlmu Tanah (DIT) inidapatterselesaikandengantepatwaktutanpahalangan yang berarti.LaporanakhirinitidakdapatterselesaikandenganbaiktanpabimbinganasistenpraktikumDasarIlmu Tanah yang telahmembimbing kami selamapraktikumhingga kami mendapatkanberagamilmupengetahuandanwawasan yang semakinmematangkanpemahaman kami atasmatakuliahini.Harapankami, denganterselesaikannyalaporanakhirinimerupakantanda kami telahberhasilmenyelesaikansertamemantapkanmateriDasarIlmu Tanah yang telahdiajarkan.Laporanakhirinimerupakansuatu review untuk kami terhadapkonseppemahamanmateriDasarIlmu Tanah yang telah kami terima. Denganditulisnyalaporanakhiriniseyogyanyamenjadibermanfaatuntukpembacakhususnyauntuk kami praktikanDasarIlmuTanah.Amin.

Malang, Desember 2012

PenulisDAFTAR ISIDAFTAR NAMA ANGGOTA iiLEMBAR PENGESAHANKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISIivDAFTAR TABELviBAB I PENDAHULUAN1.1 LatarBelakang 11.2 Tujuan 2BAB II METODOLOGI2.1 Tempat dan Waktu2.1.1 Tempat 32.2.1 Waktu 32.2 Alat, Bahan, dan Fungsi2.2.1 Pos Pedologi 32.2.2 Pos Biologi 32.2.3 Pos Kimia 42.2.4 Pos Fisika 42.3 Langkah-langkah Deskripsi Tanah 52.4 Klasifikasi Tanah 6BAB III KONDISI UMUM WILAYAH3.1 Kondisi Biofisik (Land Use, Land Cover, dan Tingkat Pengolahan)3.1.1 Land Use 93.1.2 Land Cover 93.1.3 Tingkat Pengolahan 93.2 Kondisi Fisiografis (Relief dan Lereng)3.2.1 Relief 103.2.2 Lereng 10BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN4.1 Hasil deskripsi Lingkungan (Fisika Tanah 114.2 Hasil Pengamatan Biodiversitas Tanah (Biologi Tanah) 124.3 Hasil Pengamatan Tingkat Kesuburan Tanah (Kimia Tanah) 134.4 Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil Tanah atau Pedologi 16

BAB V PEMBAHASAN5.1 Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Fisik Tanah 195.2 Hubungan Biofisik dan Fisiografi Terhadap Tingkat Biodiversitas Tanah 205.3 Hubungan Pengelolaan dan Penggunaan Lahan Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah 215.4 Analisa data hasil deskripsi dan klasifikasi profil tanah 225.5 Pengaruh sifat fisika, kimia, dan biologi serta morfologi terhadap bahaya erosi 23BAB VI KESIMPULAN 24DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

TabelPengamatanVegetasi 12TabelPengamatanSeresah 12TabelPengamatanMakroOrganisme 13TabelPengamatanKascing 13TabelPengamatanpadaTanamanWortel yang MenunjukkanGejalaKekurangandanKelebihanUnsur Nitrogen, fosfor, danKalium14

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organic. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar serta media pengendali aliran air. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Karakteristik tanahataupunsifat tanahberbeda-beda antara jenis tanah subur dan juga kurang subur atau memiliki unsur hara sedikit. Tanah yang kaya akan unsur hara sangat baik untuk tanaman, sedangkan tanah tandus yang kurang subur biasanya hanya sesuai untuk jenis tanaman tertentu misalnya pohon jati.Sifat tanah yang memiliki kesuburan tinggi biasanya tanahnya coklat kehitaman dengan tekstur gembur. Tanah jenis ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Namun tidak sedikit juga tanah yang kurang subur seperti tanah dengan kadar batu kapur tinggi masih dapat dipakai untuk bercocok tanam. Sifat kimia tanah menyebabkan tanah mampu menahan unsur hara dan menyediakannya untuk tanaman serta menentukan perilaku bahan kimia yang ditambahkan ke tanah, misalnya: pupuk, limbah organic, kapur, pestisida, dan herbisida. Sedangkan sifat biologi tanah meliputu total mikroorganisme tanah, jumlah fungi Tanah, jumlah bakteri pelarut fosfat (P), dan total respirasi tanah.Dari berbagai penjelasan di atas, diketahui bahwa tanah sangat berpengaruh terhadap produktifitas tanaman, faktor-faktor yang diperhatikan dalam menunjang produktifitas tanaman yang meliputi kelerengan, landuse, landcover, fisika tanah, biologi tanah, kimia tanah, pedologi, dan lain-lain tersebut menjadi hal yang penting untuk dipelajari. Maka dari itu, ditulis dalam suatu laporan tentang berbagai hal yang dibahas sesuai dengan lahan pengamatan dengan judul Laporan Field Trip Dasar Ilmu Tanah di Ds Kekep.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap sifat fisik tanah2. Untuk mengetahui hubungan kondisi biofisik dan fisiografi terhadap tingkat biodiversitas tanah3. Untuk mengetahui hubungan pengelolaan dan penggunaan lahan terhadap tingkat kesuburan tanah4. Untuk mengetahui pengaruh sifat fisik, kimia, dan bilogi serta morfologi tanahterhadap bahaya erosi dan longsor.5. 2

8

BAB IIMETODOLOGI

2.1Tempat dan Waktu 2.1.1Tempat : Dsn. Kekep, Desa TulungrejoKecamatan Bumiaji, Kabupaten Malang2.1.2Waktu : Minggu 16 Desember 2012Pukul 08.00 10.35 WIB

2.2Alat, Bahan, dan Fungsi2.2.1Pos PedologiAlat : Sekop :Untuk membuat singkapan tanah Pisau lapang:Pembeda konsistensi, pembagi antar horizon dan mengambil sampel tanah Buku Munsell Colour Chart:Menentukan warna tanah Botol air :Wadah air Meteran 1,5 meter :Mengukur tinggi singkapan dan horizon Sabuk profil :Mengukur tinggi singkapan dan horizon Form pengamatan :Tempat mencatat hasil pengamatan Alat tulis :Alat untuk mencatat hasil pengamatan Kamera :Mendokumentasikan hasilBahan : Tanah :Bahan yang diamati Air :Mengkondisikan tanah agar lembab lapang

2.2.2 Pos BiologiAlat : Frame (Tali raffia):Untuk membuat plot berukuran 50x50 cm Cetok:Untuk menggali tanah Form pengamatan :Tempat mencatat hasil pengamatan Alat tulis :Alat untuk mencatat hasil pengamatan Kamera:Mendokumentasikan hasilBahan : Tanah pada frame 1 dan frame 2:Objek pengamatan

2.2.3 Pos KimiaAlat : Lakmus universal: Mengukur pH tanah Pial film:Wadah tanah yang dijadikan sampel Buku pedoman:Sebagai panduan menetukan kekurangan hara Form pengamatan :Tempat mencatat hasil pengamatan Alat tulis:Alat untuk mencatat hasil pengamatan Kamera:Mendokumentasikan hasilBahan : Tanah:Sebagai sampel untuk menentukan pH Tanaman wortel:Sebagai objek pengamatan kekurangan unsur hara

2.2.4Pos FisikaAlat : Klinometer:Untuk mengukur sudut kemiringanlereng Form pengamatan :Tempat mencatat hasil pengamatan Alat tulis :Alat untuk mencatat hasil pengamatan Kamera :Mendokumentasikan hasilBahan : Pohon disekitar lokasi pengamatan:Acuan untuk menentukan kemiringan lereng2.3 Langkah-langkah Deskripsi Tanah Penentuan Lokasi Deskripsi TanahDalam menentukan lokasi harus di tempat yang representative sesuai dengan tujuan kajian yang dilakukan. Beberapa hal yang penting dalam penentuan lokasi pembuatan minipit maupun profil yaitua. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atu bekas bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnyab. Berjarak > 50 m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan lainnyac. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profild. Pada daerah berlereng profil dibuat searah lereng Prosedur DeskripsiBeberapa hal yang perlu diperhatikan sebeblum melakukan pengamatan atau deskripsi profil tanah adalah sebagai berikuta. Sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungib. Hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada sinar matahari kurang terang (max pukul 4 sore)c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air (kondisi lembab)d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu pengamatan. Metode Deskripsia. Alat dan BahanAlat penggali-Cangkul-Sekop-Bor tanah (jika diperlukan)Deskripsi tanah-Pisau lapang-Buku Munsell Color Chart-Botol air-Meteran (roll meter) 1,5 meter-Sabuk profil (meteran berukuran lebar 3-5 cm, panjang 5 meter)-Pengukur pH-Form pengamatan-Meja dada (sebagai alas untuk menulis)-Alat tulis-KameraDeskripsi lokasi-Kompas-GPS-Klinometer-Stereoskop saku-Altimeter-Buku catatanb.Cara KerjaDalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan orientasi pada seluruh profil tanah dimulai dari bagian bawah, dan perhatikan perbedaan-perbedaan sifat tanah yang ada dalam setiap lapisan tanah. Tahap-tahap yang dilakukan :1. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna tanah.2. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu criteria untuk membedakan horizon profil.3. Apabila warna tanah, kepadatan, dan tekstur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redosimorfik dapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon.4. Setelah horizon ditentukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati.5. Selanjutnya lakukan diskripsi dan pencatatan hasil diskripsi pada kartu profil tanah.

2.4 Klasifikasi TanahMenurut Sutanto (2005:143) bahwa, system klasifikasi tanah dapat dibedakan atas klasifikasi alami dan klasifikasi teknis. Klasifikasi alami yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia, dan mineralisasi tanah yang dimiliki masing-masing kelas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah. Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu. Misalnya, untuk menanam tanaman semusim, tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti: keadaan pengatusan, kelerengan, pH, dll. Demikian juga, jenis penggunaan yang lain telah disusun system klasifikasinya.Klasifikasi tanah dimulai dengan menentukan epipedon dan endopedon yaitu dengan melihat penciri utama dari profil tanah yang dideskripsikan. Kemudian menentukan ordo tanahnya. Menurut pengamatan yang kami lakukan epipedon, endopedon dan ordo tanah pada lahan tersebut yaitu :1. Epipedon(Horizon Permukaan)UmbrikMenurut Soil Taxonomy(1999), epipedon umbrik memiliki karakteristik sebagai berikut: Ketebalannya 10 cm jika menumpang pada batuan keras, 1/3 jika solum tidak tebal, 25 cm jika solum tebal, Tidak keras sekalipun kering(gembur-agak teguh) Warna gelap(value < 3, kroma < 3 pada kondisi lembab, dan value < 5 pada kondisi kering) KB rendah ( 1%, tetapi < 20% jika pasir, dan < 30% jika lempung Struktur berkembangnya nyata2. Endopedon (Horizon Bawah Permukaan)KambikMenurut Soil Taxonomy(1999), endopedon kambik memiliki karakteristik sebagaiberikut: Struktur granuler, gumpal atau tiang, bercampur dengan yang masih memperlihatkan struktur batuan induk Mengandung mineral terlapukka, termasuk alofan atau kaca volkan (vitrik) KTK di atas 16me% Belum ada iluviasi liat,dan BO Tidak tampak selaput liat pada gumpalan/butir tanah Memiliki tekstur dari pasir atau lebih halus lagi.3. OrdoInceptisolMenurut Soil Taxonomy(1999), ordo Inceptisol memiliki karakteristik tanah yang memiliki epipedon umbrik, mollik, atau plagen atau mempunyai horizon kambik. Dimana tanah ini merupakan tanah yang mulai mengalami perkembangan.

BAB IIIKONDISI UMUM WILAYAH

3.1 Kondisi Biofisik (Land Use, Land Cover, dan Tingkat Pengolahan)3.1.1 Land UseLahan yang menjadi objek observasi pada pengamatan lansekap pada lahan di desa kekep penggunaan lahan berupa monokultur dimana terdapat tanaman musiman berupa wortel. 3.1.2 Land CoverTanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.Tanaman penutup tanah berperan untuk menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, serta tanaman penutup melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.Pada lahan pertanian di Desa Kekep sebagai objek observasi terdapat banyak jenis rumput yang berperan sebagai tanaman penutup yang ditanaman pada lereng tengah, selain sebagai penahan erosi rumput juga digunkana sebagai pakan ternak milik warga sekitar.3.1.3 Tingkat PengolahanPengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisika, kimia, maupun biologi, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisika, perbaikan kimia dan biologis terjadi secara tidak langsung.Dalam upaya untuk melestarikan lahan di Desa Kekep petani melakukan perbaikan sifat sifat tanah terutama pengolahan lahan seperti pembajakan serta penggaruan.3.2 Kondisi Fisiografis (Relief dan Lereng)Hasil Pengamatan fisiologis pada saat pengamatan di desa Kekep curam, hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi erosi cukup besar. Sehingga lahan tersebut cocok dijadikan sebagai lahan hutan yang vegetasinya memiliki akar yang kuat, bukan dijadikan lahan tegalan yang rata rata vegetasinya memiliki akar yang lemah atau pendek. Kemiringan pada lereng di lahan tersebut sebesar 40%dan 20, data tersebut menunjukkan lahan tersebut curam.3.2.1 ReliefReliefadalah bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan. Relief daratan permukaan bumi terbentuk karena adanya proses proses geologi yang meliputi aktivitas tektonik (diastropisme), vulkanisme, dan seisme. Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah pegunungan. Pada relief di daerah desa Kekep termasuk dataran tinggi atau daerah pegunungan. Pada daerah tersebut kemungkinaan terjadinya erosi cukup besar. Karena di daerah tersebut berbukit atau detaran tinggi. Akan tetapi terjadinya erosi di daerah tersebut semakin kecil apabila ada vegetasi yang tinggi(Anonymous a, 2012).3.2.2 LerengLereng didefinisikan sebagai hasil beda ketinggian antara dua tempat (kedudukan) dengan jarak datarnya yang dinyatakan dalam persen, oleh karena itu suatu wilayah dapat dikelaskan berdasarkan lereng. Pada data yang di dapat di daerah desa Kekep kemiringannya sebesar 40% atau20, data tersebut menunjukkan lahan tersebut curam. Sehingga terjadinya suatu erosi di lahan tersebut termasuk cukup besar(Anonymous b, 2012).

11

BAB IVHASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil deskripsi Lingkungan (Fisika Tanah)Jenis-jenis erosi yang ditemukan di Desa Kekep yaitu :1. Erosi massa Erosi massa merupakan erosi yang paling banyak terjadi di area tersebut namun dengan tingkatan yang rendah. Erosi massa tersebut terjadi di ujung teras-teras yang telah dibuat oleh petani di area itu. Walaupun petani telah melakukan konservasi lahan berupa teras, namun hal ini tidak dapat membantu mengurangi terjadinya erosi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tanaman penguat di lahan tersebut. Sehingga apabila hujan turun dengan deras, terjadi runnoff dengan membawa partikel-partikel tanah. Laju partikel-partikel tanah tersebut tidak dapat ditahan dengan vegetasi yang ada. Akibatnya tanah akan terbawa arus ke bawah lagi. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan konservasi secara mekanis dan vegetatif. Secara mekanis yaitu dengan penggunaan mulsa plastik dan teras sistem rorak. Sedangkan secara vegetatif yaitu dengan penanaman tanaman tahunan yang berkanopi lebar dan penanaman NSV (natural strip cropping).

2. Erosi AlurErosi lain yang terjadi di area tersebut yaitu erosi alur. Pada tanah yang mengalami erosi ini terdapat bekas aliran air yang berukuran kecil dengan kedalaman beberapa sentimeter. Hal ini terjadi karena pada area tersebut berlereng terjal yang puncak dan cekungan tanahnya sudah tidak ada vegetasi lagi yang dapat menahan laju air. Erosi ini biasanya terdapat pada lahan bagian atas di area tersebut.Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan konservasi secara mekanis dan vegetatif. Secara mekanis yaitu dengan membuat saluran drainase agar aliran air teratur dan tidak memicu jalur-jalur air yang lain. Sedangkan secara vegetatif yaitu dengan penanaman tanaman penutup lahan (cover crop).4.2 Hasil Pengamatan Biodiversitas Tanah (Biologi Tanah)Tabel 1. Pengamatan VegetasiNoJenis VegetasiJumlah

Frame 1Frame 2

1Krokot4-

2Rumput17

3Rumput71

4Rumput-13

5Rumput16

6Babadotan-3

7Wortel-2

8Semanggi32

Interpretasi TabelBerdasarkan hasil pengamatan, pada frame 2 keanekaragaman vegetasi yang ditemukan lebih tinggi dibandingkan keanekaragaman pada frame 1. Selain itu bila dilihat dari jumlahnya, maka jumlah vegetasi pada frame 2 juga lebih banyak dibanding dengan jumlah vegetasi pada frame 1. Dengan adanya perbedaan vegetasi yang menutupi permukaan tanah ini, tentunya jg akan mempengaruhi variabel pengamatan biodiversitas tanah yang lain.

Tabel. 2 Pengamatan SeresahNoJenis SeresahJumlah

Frame 1Frame 2

---

Interpretasi TabelBerdasarkan hasil pengamatan, baik pada frame 1 maupun frame 2, keduanya tidak ditemukan adanya seresah. Meskipun pada frame 2 potensi dihasilkannya seresah lebih tinggi (karena lebih banyak vegetasi) daripada frame 1 namun pada frame 2 pun tidak ditemukan adanya seresah. Hal ini dipengaruhi oleh vegetasi yang didomonasi oleh gulma.

Tabel. 3 Pengamatan Makro OrganismeNoJenis Makro OrganismeJumlah

Frame 1Frame 2

1Cacing Tanah34

2Rayap1-

Interpretasi TabelBerdasarkan pengamatan makroorganisme tanah, pada frame 1 ditemukan 3 ekor cacing dan seekor rayap sedangkan pada frame dua ditemukan 4 ekor cacing. Pada frame yang bervegetasi, jumlah cacing yang ditemukan lebih banyak bila dibandingkan pada frame yang tidak bervegetasi.

Tabel. 4 Pengamatan KascingNoJumlah Kascing

Frame 1Frame 2

--

Interpretasi TabelPada frame pengamatan, tidak ditemukan adanya kascing baik pada frame 1dengan 3 ekor cacing maupun frame 2 yang di dalamnya terdapat 4 ekor cacing.

4.3 Hasil Pengamatan Tingkat Kesuburan Tanah (Kimia Tanah)Tabel Pengamatan padaTanaman Wortel yang Menunjukkan Gejala Kekurangan dan KelebihanUnsur Nitrogen, fosfor, dan KaliumNoPetak Ke-NitrogenFosforKalium

KelebihanKekuranganKelebihanKekuranganKelebihanKekurangan

110420027

220810030

330530133

440750024

550370019

660841037

770630041

880590034

990460026

10100820034

Berdasarkan data yang ada jelas pada daerah tersebut berpotensi untuk terjadi erosi. Pada dasarnya tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar. Jika vegetasi yang ada pada lahan tersebut kekurangan serapan unsure hara, maka hal ini juga akan berpengaruh pada perkembangan bentuk dan struktur tanaman khususnya akar tanaman. Penelitian menunjukkan, bahwa unsur tertentu diperlukan untuk pertumbuhan normal bagi tanaman.Unsur penting ini harus dalam bentuk yang dapat digunakan tanaman dan dalam konsentrasi optimum untuk pertumbuhan suatu tanaman.Terdapat14 unsur esensial yang diperoleh tanaman dari dalam tanah, enam diantaranya digunakan dalam jumlah yang relative besar; karena itu unsure inilah yang pertama-tama mendapat perhatian. Unsur tersebut ialah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Karena digunakan oleh tanaman dalam jumlah relative besar, untuk mudahnya mereka disebut unsure hara makro.Pertumbuhan tanaman dapat dihambat oleh unsure ini karena tidak tersedia, atau tersedia terlalu lambat, atau karena tidak seimbang dengan unsur-unsur lain (Buckman dan Brady, 1982).Tanaman yang kurang mendapat nitrogen akan tumbuh kerdil dan memiliki system perakaran terbatas. Daun menjadi kuning atau hijau kekuningan dan cenderung mudah jatuh (Buckman dan Brady, 1982). Sebaliknya jika kelebihan menurut Buckman dan Brady (1982) bahwa, diantara ketiga unsure pupuk, nitrogenlah satu-satunya unsur yang kalau diberikan agak berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman tertentu. Daun bewarna hijau tua, lunak, banyak berair merupakan petunjuk pemberian nitrogen yang berlebihan.Efek unsure ini yang mungkin dapat sangat merugikan ialah:1. Nitrogen dapat menghambat waktu masak karena peningkatan pertumbuhan vegetative yang berlebihan melebihi batas waktu menjadi masak yang normal2. Dapat melemahkan batang dan meningkatkan kehampaanbiji3. Dapat merendahkan kualitas ( ini terutama menonjol pada biji-bijian dan buah-buahan , seperti jawawut dan persik)4. Kadang-kadang dapat mengurangi ketahanan terhadap penyakitDengan mengecualikan nitrogen, tidak ada unsur lain yang begitu mutlak dalam pertumbuhan tanaman di lapangan seperti fosfor. Kekurangan unsure ini menimbulkan masalah karena ia dapat mencegah unsure hara lain untuk diperoleh tanaman(Buckman dan Brady, 1982).Pengaruh fosfor dalam tanamanMenurut Buckman dan Brady (1982), fosfor berpengaruh menguntungkan pada hal-hal sebagai berikut:1. Pembelahan sel dan pembentukkan lemak serta albumin2. Pembangunan dan pembuahan, termasuk pembuahan biji3. Apabila tanaman berbuah, pengaruh akibat pemberian nitrogen yang berelebihan akan menghilang4. Perkembangan akar, khussu akar lateral dan akar halus berserabut5. Kekuatan batang pada tanaman serelia, membantu menghindari tumbangnya tanaman6. Mutu tanaman, khusus rumput untuk makanan ternak dan sayuran7. Kekebalan terhadap penyakit tertentuDengan terdapatnya cukup kalium dalam tanah banyak hubungannya dengan pertumbuhan tanaman yang pada umumnya kuat dan lebat. Lagi pula, kalium menambah ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan system perakaran: kalium cenderung menghalangi efek rebah (lodging) tanaman dan melawan efek buruk yang disebabkan terlalu banyak nitrogen. Dengan tersendat kemasakan kalium bekerja berlawanan dengan pengaruh kematangan yang dipercepat oleh fosfor. Secara garis besar kalium memberikan efek keseimbangan, baik pada nitrogen maupun pada fosfor dan karena itu terutama penting dalam pupuk campuran. Kalium sangat penting untuk pembentukan pati dan translokasi gula (Buckman dan Brady, 1982).Daun tanaman menderita kekurangan kalium, tepinya menjadi kering dan berwarna kuning coklat sedang permukaannya mengalami khlorotik tidak teratur.Pada tanaman seperti red clover, alsike clover, alfalfa, dan sweet clover, gejala-gejala tersebut didahului oleh bercak-bercak kecil agak teratur disekitar tepi daun. Sebagai akibat dari kerusakan ini fotosintesa sangat terganggu dan sintesa padi boleh dikatakan menjadi berhenti (Buckman dan Brady, 1982).

4.4 Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil Tanah atau Pedologi1. Tekstur TanahTekstur tanah secara khusus menyatakan perbandingan relatif berbagai ukuran partikel (separasi/fraksi) dalam tanah, dinyatakan dalam % (Pandutama, 2003). Untuk mengetahui tekstur tanah di Desa Kekep, dilakukan analisis dengan menggunakan metode felling yaitu Dilakukan dengan meraba/merasakan (rubbing) tanah diantara ibu jari dan jari-jari lain. Umumnya tanah dibasahi lebih dulu untuk diperkirakan plastisitasnya secara lebih tepat. Karena ketika tanah digenggam dan diperas, mengeluarkan bentuk menyerupai pita kontinyu diantara ibu jari dan sela-sela jari, maka Hasil Tekstur tanah yang ditemukan di daerah pengamatan adalah tekstur lempung. Tekstur tanah lempung memiliki cirri-ciri seperti rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat serta melekat (modul praktikum, 2012).2. Struktur Tanah dan KonsistensiPartikel tanah tidak berdiri sendiri tetapi membentuk sekelompok partikel atau gumpalan yang disebut struktur tanah (Novizan, 2004). Sedangkan menurut Susanto (2005), Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan organik serta oksida, membentuk agregat skunder.3. Warna TanahWarna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue adalah warna spektrumyang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chromamenunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskanjuga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanyaperubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya (19).Hue dibedakan menjadi 10 warna, yaitu: (1) Y (yellow = kuning), (2) YR (yellow-red),(3) R (red = merah), (4) RP (red-purple), (5) P (purple = ungu), (6) PB (purple-brown), (7) B (brown = coklat), (8) BG (grown-gray), (9) G (gray = kelabu), dan (10)GY (gray-yellow). Selanjutnya setiap warna ini dibagi menjadi kisaran hue sebagaiberikut: (1) hue = 0 2,5; (2) hue = 2,5 5,0; (3) hue = 5,0 7,5; (4) hue = 7,5 10. Nilai hue ini dalam buku hanya ditulis: 2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; dan 10.Berdasarkan buku Munsell Saoil Color Chart nilai Hue dibedakan menjadi: (1) 5 R;(2) 7,5 R; (3) 10 R; (4) 2,5 YR; (5) 5 YR; (6) 7,5 YR; (7) 10 YR; (8) 2,5 Y; dan (9) 5 Y,yaitu mujlai dari spektrum dominan paling merah (5 R) sampai spektrum dominanpaling kuning (5 Y), selain itu juga sering ditambah untuk warna-warna tanahtereduksi (gley) yaitu: (10) 5 G; (11) 5 GY; (12) 5 BG; dan (13) N (netral).Value dibedakan dari 0 sampai 8, yaitu makin tinggi value menunjukkan warnamakin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Nilai Value pada lembar bukuMunsell Soil Color Chart terbentang secara vertikal dari bawah ke atas denganurutan nilai 2; 3; 4; 5; 6; 7; dan 8. Angka 2 paling gelap dan angka 8 paling terang.Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum makin meningkat. Nilai chromapada lembar buku Munsell Soil Color Chart dengan rentang horisontal dari kiri kekanan dengan urutan nilai chroma: 1; 2; 3; 4; 6; 8. Angka 1 warna tidak murni dan angka 8 warna spektrum paling murni. Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

Hasil yang kami dapatkan dalam fieldtrip tanah adalah:1. Warna tanah lapisan atas : 10YR 4/3, yang berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue = 10 YR, value = 4, chroma 3. 2. Warna tanah lapisan tengah : 10YR 3/3 , yang berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue = 10 YR, value = 3, chroma 3.3. Warna tanah lapisan bawah: 10YR yang berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue = 10 YR, value = 3, chroma 4.

18

23

BAB VPEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Fisik TanahDi daerah Kekep, penggunaan lahannya berupa monokultur di mana terdapat tanaman musiman berupa wortel. Dengan penggunaan lahan sedemikian rupa dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah baik sifat kimia, biologi, maupun sifat fisiknya. Di mana sifat fisik tanah sangat penting tekait dengan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman (Hanafiah, 2005).Penelitian yang telah dilakukan khasanah et al., (2004) menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kualitas struktur tanah sebagai akibat dari kegiatan alih guna lahan dari hutan menjadi perkebunan maupun lahan pertanian. Alih fungsi lahan hutan menjadi kebun menurunkan makropositas tanah dan infiltrasi permukaan, serta tekstur tanah berubah menjadi liat (Suprayogo et al., 2001).Pengaruh penggunaan lahan ini menyebabkan perubahan kondisi fisika tanahnya. Permukaan tanah yang lebih terbuka memungkinkan aliran air sulit ditahan oleh tanah sehingga dapat mengakibatkan aliran air di permukaan tanah lebih cepat. Ini disebabkan kanopi penutup tanah dari tajuk tanaman hutan sudah tidak ada dan digantikan dengan kanopi tanaman budidaya yang lebih sedikit jumlahnya, dalam hal ini ialah tanaman wortel.Stuktur tanah sangatlah berhubungan dengan agregat tanah. Agregat tanah yang kuat akan mampu mempertahankan struktur tanah tetap baik, sehingga sebaran pori-pori tanah tidak mudah rusak dan pada akhirnya membuat air dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh tanah (Juanda et al., 2003). Pada lahan bervegetasi, sebagai hasil alih fungsi hutan agregat tanahnya tidaklah semantap pada lahan hutan yang lebih kaya akan akar tanaman dan seresah sebagai sumber bahan organik. Namun dengan adanya penggunaan lahan yang ada, struktur tanah bisa lebih terjaga karna akar tanaman yang dibudidayakan tetap mampu menjaga agregat tanah agar lebih stabil.Permeabilitas tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah, semakin halus partikel tanah dan tidak setabilnya agregat tanah maka semakin rendah kemampuan tanah melewatkan air dibandingkan tanah bertekstur kasar dan stabil. Tekstur yang halus akan menyediakan partikel-partikel halus untuk mengisi pori, sedangkan agregat yang tidak stabil akan cenderung melepaskan partikel-patikel halus tersebut dari ikatannya di dalam agregat (Hermawan, 2003). Dengan demikian penggunaan lahan dengan budidaya tanaman di permukaannya dapat menjaga sifat tanah baik dari segi struktur maupun permeabilitasnya.Mengingat di desa Kekep bertopografi lereng, maka dengan adanya vegetasi akan dapat membantu menjaga kualitas tanah dari berbagai pengaruh seperti erosi yang amat berpengaruh terhadap sifat fisik tanah. Semakin panjang lereng dan kemiringan lereng maka kerusakan danpenghancuran atau berlangsungnya erosi akan lebih besar. Dimana semakinpanjang lereng pada tanah akan semakin besar pula kecepatan aliran air dipermukaannya sehingga pengikisan terhadap bagian-bagian tanah makin besar(Kartasapoetra, 1988). Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah. Kekuatanmenghancurkan tanah dari curah hujan jauh lebih besar dibandingkan dengankekuatan mengangkut dari aliran permukaan (Hakim, dkk, 1986).Suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau rimba yang lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi. Tetapi meskipun dalam usaha pertanian, jenis tanaman yang diusahakan memainkan peranan penting dalam pencegahan erosi(Arsyad, 1989).Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi (tergantung dari kerapatan dan tingginya vegetasi, makin rapat vegetasi yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi), menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi(penguapan air) melalui vegetasi(Hardjowigeno, 1995).

5.2 Hubungan Biofisik dan Fisiografi Terhadap Tingkat Biodiversitas TanahDalam perkembangan tanah yang ada di Desa Kekep, Kecamatan Bumiaji terjadi perubahan pada fungsi dari penggunaan dan pengolahan lahan. Meskipun tidak terjadi secara serentak, alih guna lahan terjadi dari hutan alami menjadi lahan pertanian berbasis monokultur yaitu tanaman yang ditanam sama atau sejenis. Perubahan fungsi tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi organisme yang ada dalam tanah. Semakin banyak macam vegetasi yang ada maka jenis organismenya juga akan Bergama. Karena secara tidak langsung vegetasi-vegetasi yang ada ini menjadi sumber makanan bagi organisme-organisme yang ada dalam tanah dalam bentuk seresah yang di olah oleh dekomposer. Juga sebaliknya jika vegetasi yang ada sedikit atau berbasis monokultur maka organisme yang ada di dalam tanah juga tidak akan beragam.

5.3 Hubungan Pengelolaan dan Penggunaan Lahan Terhadap Tingkat Kesuburan TanahDari data menunjukkan jika tanah di Desa Kekep masih menunjukkan gejala kekurangan hara. Hal ini dikarenakan sistem pengolahan lahan oleh petani yang masih kurang. Hal inisesuaidenganliteratur yang dikemukakanCahyono(2002),tentangciri-cirikesuburantanah. Kurangnya PemupukanApabila tanaman terlihat hijau dan pertumbuhannya subur dapat diartikan bahwa pemupukan yang dilakukan sudah cukup baik. Namun apabila tanaman memiliki kondisi sebaliknya, maka dapat dipastikan tanaman kekurangan unsur hara. Disini , mungkin pemupukan yang dilakukan kurang memenuhi syarat disebabkan kondisi lahan yang sulit dijangkau karena berada di daerah lereng yang sangat curam sehingga pemupukan tidak maksimal. Kurangnya Penambahan Pupuk OrganikPemupukan yang dilakukan dengan pupuk anorganik terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik tidak baik untuk tanaman dan tanah itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahwa bahan organik yang berada dalam tanah dan diserap terus menerus oleh tanaman lama kelamaan akan habis tanpa adanya penambahan lagi, sehingga pemberian pupuk organik pada masa sebelum tanam pada semua jenis tanaman penting karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman. Pengendalian Gulma yang kurangPada pengamatan tanaman ditemukan, banyak sekali gulma yang ada di bawah pertanaman wortel. Adanya gulma tentu saja menambah persaingan tanaman untuk mendapatkan unsur hara sehingga pengendalian gulma yang terpadu sangat diperlukan agar tanaman bisa tumbuh secara optimal. Sistem pertanaman monokulturDi lapangan dapat dilihat bahwa pertanian masyarakat sekitar masih menggunakan pola monokultur. Hal ini sangatlah tidak baik bagi kesuburan tanah karena setiap periode tanam, tanaman yang ditanam hanyalah satu jenis sehingga penyerapan unsur hara dalam tanah juga sama setiap tahunnya.

5.4Analisa data hasil deskripsi dan klasifikasi profil tanaha)Horizon 1 (0-29 cm, 0-37 cm). warna 10YR 4/3, struktur tipe gumpal membulat, ukuran sedang, tingkat cukup, konsistensi lepas pada keadaan lembab, lekat dan sangat plastis pada keadaan basah.b)Horizon 2 (29-49 cm, 29-55cm). Warna 10YR 3/3, stuktur tipe gumpal membulat, ukuran sedang, tingkat cukup, konsistensi sangat gembur pada keadaan lembab, tidak plastis dan tidak lekat pada keadaan basah.c)Horizon 3 (49-80 cm). warna 10YR 3/4, gumpal membulat, ukuran sedang, tingkat cukup konsistensi gembur pada keadaan lambab, agak lekat pada keadaan basa.Dari hasil analisa deskripsi lahan di atas menunjukkan ciri-ciri endopedon umbrik dan ciri-ciri epipedon kambik. Dari keberadaan endopedon umbrik dan epipedon kambik menunjukkan bahwa tanah di lahan tersebut masuk ke dalam ordo Inseptisol (Buckman dan Brady, 1982)

5.5 Pengaruh sifat fisika, kimia, dan biologi serta morfologi terhadap bahayaerosi Pengaruh sifat fisikSifat fisik tanah salah satunya adalah tekstur tanah,pada umumnya,apabila tanah pada umumnya bertekstur pasir memiiki daya konsistensi yang rendah sehingga akan sangat rawan terjadi erosi/longsor, dan sebaliknya, tanah yang bertekstur liat umumnya memiliki daya lekat antar partikel yang kuat sehingga resiko terjadi erosi sangat minim. Sehingga dapat di ketahui bahwa liat sangat kuat dan terjadinya suatu erosi sangat minim dari pada pasir.

Pengaruh sifat kimia Sifat kimia tanah yang dimaksud disini salah satunya adalah kandungan bahan organik didalam tanah, dimana bahan organik selain berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman, juga dapat berfungsi sebagai perekat antar partikel-partikel tanah sehingga tanah yang banyak mengandung bahan organik,partikel-partikelnya akan semakin kuat merekat dan erosi/longsor akan sulit terjadi.

Pengaruh sifat biologiPengaruh sifat biologi maksudnya adalah pengaruh ketersediaan biota terhadap terjadinya erosi/longsor.Biota yang dimaksud disini dapat berupa mikroorganisme dan makroorganisme.makroorganisme contohnya adalah vegetasi pohon-pohonan,dimana adanya pohon yang hidup dipermukaan tanah dengan sistem perakaran yang menancap ke dalam tanah dapat membantu mengikat/mempertahankan partikel tanah sehingga walaupun sering terjadi hujan partikel tanah tidak akan mudah terbawa air karena adanya suatu vegetasi yang dapat menahannya.

29

BAB VIKESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan yang ada dapat disimpulkan bahwa:1. Di daerah Kekep pengunaan lahannya berupa monokultur dimana terdapat tanaman musimanberupawortel. Hal ini akan berpengaruh pada kondisi fisik tanah dimana permukaan tanah yang lebih terbuka memungkinkan aliran air sulit ditahan oleh tanah sehingga dapat mengakibatkan aliran air di permukaan tanah lebih cepat dan terjadilah erosi massa. Hal ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya kanopi penutup.2. Tekstur tanah yang ada adalah tanah berlempung dan permeabilitas rendah. Semakin halus partikel tanah dan tidak stabilnya agregat tanah, maka semakin rendah kemampuan tanah melewatkan air. Kemiringan lereng yang ada adalah 40o dan 20%. semakin panjang lereng dan miring maka kerusakan dan penghancuran atau berlangsungnya erosi akan lebih besar karena kecepatan aliran air yang besar menyebabkan pengikisan semakin besar pula. Peristiwa ini disebut juga erosi alur.3. Defisiensi unsure hara (nitrogen, fosfor, dan kalium) berpengaruh pada terganggunya system perakaran tanaman. Dimana akar tanaman berfungsi untuk menyerap air sehingga air tidak jatuh langsung dipermukaan tanah dan mengikis tanah. Tanaman wortel yang ada di lahan tersebut menunjukkan gejala tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pemupukan baik sintetis maupun organic, kurangnya pengendalian gulma dan system pertanaman yang monokultur.4. Adanya mikroorganisme tanah yang ditemukan seperti cacing tanah dapat membantu kesuburan tanah, perbaikan tekstur dan struktur tanah, serta adanya rongga-rongga yang dibuat cacing membuat semakin mudahnya tanah menyerap air dan mengalirkannya ke bawah tanah sehingga memperkecil terjadinya erosi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa,2012.http://marduta.com/rangkuman-materi-ips-kelas-8/relief-daratan-indonesia. Diakses 20 Desember 2012Anonymous b, 2012. http:// balikpapan.go.id/ index.php?option=com_balikpapan &task = geografis&sectionid =geo5. Diakses 20 Desember 2012Anonymousc, 2012. http://rindawirarisma-bssoil10.blogspot.com/2012_09_01_archive.html. Diakses 20 Desember 2012.Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB, BogorBuckman, H. O. dan N. C. Brady. 1982. Dasar Ilmu Tanah. Bhatara Karya, JakartaCahyono, Bambang, 2002. Wortel, Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisus, Yogyakarta Hakim, N.,M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, A.M. Diha, G.B. Hong,Hanafiah. K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Hardjowigeno, S.1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.Hermawan B,, B. Gonggo, dan D. Anggraeni. 2003. Pengaruh jenis tanaman penutup dan pengolahan tanah terhadap sifat fisika tanah pada lahan alang-alan. JIPI 7(1):44-50Juanda, D., N. Assaad dan Warsana. 2003. Kajian Laju Infiltrasi dan Beberapa Sifat Fisik Tanah Pada Tiga Jenis Tanaman Pagar Dalam Sistem Budidaya Lorong. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 4(1):25-31Kartasapoetra, G., A. G. Kartasapoetra, M. M. Sutedjo, 1987. Teknologi Konservasi Tanahdan Air. Bina Aksara. Jakarta.Khasanah, N., B. Lusiana, Farida dan M.V. Noordwijk. 2004. Simulasi Limpasan Permukaan Dan Kehilangan Tanah Pada Berbagai Umur Kebun Kopi: Studi Kasus Di Sumberjaya, Lampung Barat. Agrivita (26):81-89.Suprayogo, D., Widianto, P. Purnomosidi, R. H. Widodo, f. Rusiana, Z.Z. Aini, N. Khasanah, dan Z. Kusuma 2001. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Sistem Kpi Monokultur: Kajian Perubahan Makroporositas TanahSutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah (konsep dan kenyataan). Kanisus. yogyakarta

LAMPIRAN

1. PosPedologi

Meletakkan sabukprofil pada bidang profil untuk mengetahui ukuran masing-masing horizonMenusuk bidang untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil

Mengamati dan Menentukan Stuktur Tanah

Menentukan Warna Tanah dengan Buku Munsell Colour Chart

Mengambil Sampel Tanah Pada Setiap Horizon untuk Menentukan Tekstur, Struktur dan Konsistensinya

2. PosBiologi

Frame 1Membuat frame pada lahan yang akan di amati

Frame 2

Makro organisme (rayap) yang di dapat pada frameMakro organism (cacing tanah) yang di dapat pada frame

3. Pos Kimia

Daun yang menunjukkan kekurangan Unsur PMengukur pH tanah dengan pH indikator

Daun yang menunjukkan kekurangan unsure N