laporan sedimen

33
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sedimen, yaitu pembentukan lapisan tanah karena pengendapan tanah yang berpindah dari tempat lain. Proses pembentukannya berasal dari berbagai sumber diantaranya dari pelapukan material batuan di daratan, sisa kehidupan organisme, luar angkasa, serta proses fisika, biologi, dan kimia lainnya. Walaupun batuan sedimen hanya berjumlah 0,029% dari total volume bumi, namun distribusinya di permukaan bumi amatlah luas, tidak hanya di daratan tetapi juga di lautan. Di daerah berbatuan beku dan metamorf, sedimen dijumpai sebagai endapan sungai atau danau. Batuan yang cenderung mengelompok berdasaekan proses dan lingkungan pengendapannya. Sedimen yang ada di bumi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran butirannya. Ada beberapa macam skala besar butir yang sering dipergunakan dalam analisa besar butir, antara lain: 1. Skala besar butir ”Udden dan Wentworth 2. Skala besar butir ”Attenberg” 3. Skala besar butir ”Enginering” 1

Upload: fadhli

Post on 20-Jun-2015

3.256 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan sedimen

TRANSCRIPT

Page 1: laporan sedimen

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sedimen, yaitu pembentukan

lapisan tanah karena pengendapan tanah yang berpindah dari tempat lain. Proses

pembentukannya berasal dari berbagai sumber diantaranya dari pelapukan material batuan di

daratan, sisa kehidupan organisme, luar angkasa, serta proses fisika, biologi, dan kimia lainnya.

Walaupun batuan sedimen hanya berjumlah 0,029% dari total volume bumi, namun

distribusinya di permukaan bumi amatlah luas, tidak hanya di daratan tetapi juga di lautan. Di

daerah berbatuan beku dan metamorf, sedimen dijumpai sebagai endapan sungai atau danau.

Batuan yang cenderung mengelompok berdasaekan proses dan lingkungan pengendapannya.

Sedimen yang ada di bumi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran butirannya. Ada

beberapa macam skala besar butir yang sering dipergunakan dalam analisa besar butir, antara

lain:

1. Skala besar butir ”Udden dan Wentworth

2. Skala besar butir ”Attenberg”

3. Skala besar butir ”Enginering”

Dalam mempelajari dinamika-dinamika yang terjadinya di lautan khususnya mengenai

kondisi geologi laut. Maka ilmu yang mempelajari tentang sedimen mutlak dipelajari.

Penguasaan sedimentologi berguna untuk mengetahui dinamika-dinamika pengendapan yang

terjadi dalam kurun waktu ratusan hingga ribuan tahun di laut. Sehingga nantinya informasi yang

didapat dari pengkajian sedimentasi mengenai suatu daerah dapat dimanfaatkan untuk ekloprasi-

eksloprasi mineral di bawah dasar laut.

1

Page 2: laporan sedimen

Pada tanggal 31 Mei – 1 Juni 2010 mahasiswa Ilmu Kelautan melakukan kunjungan

sekaligus praktikum lapangan di PPPGL Cirebon. Kunjungan sekaligus praktikum lapangan ini

diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa Ilmu Kelautan mengenai sedimentasi.

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktikum lapangan ini adalah untuk mengenalkan

kepada mahasiswa mengenai teknik - teknik pengambilan sampel sedimen di dasar laut dan juga

cara menganalisis sampel sedimen tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan kegiatan selama kunjungan sekaligus praktikum lapangan ini

adalah untuk menguraikan hasil kunjungan sekaligus praktikum lapangan di PPPGL Cirebon.

1.3 Manfaat

Berdasarkan tujuan dari penulisan laporan ini, maka diharapkan dari penulisan laporan ini

adalah dapat menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai

teknik-teknik pengambilan sedimen, instrumen-instrumen yang digunakan dalam pengambilan

sampel sedimen, hingga identifikasi partikel-partikel sedimen.

2

Page 3: laporan sedimen

BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Sedimen dan Batuan Sedimen

Partikel sedimen adalah material yang berasal dari fragmentasi batuan yang bahan

utamanya merupakan hasil pelapukan dan pengikisan permukaan bumi. Kata sedimen berasal

dari bahasa latin “sedimentum” yang berarti endapan. Sedimentasi adalah suatu proses

pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.

Secara umum, material sedimen dapat berupa:

1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada.

2. Material organik.

3. Hasil penguapan dan proses kimia.

Dalam kehidupan sehari-hari kata sedimen banyak sekali pengertiannya disini

diterangkan tentang beberapa pengertian sedimen dan sedimentasi. Dalam kaitannya dengan

sedimen dan sedimentasi bebrapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian.

Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang

ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan

juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air

atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai

akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran

cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses

kimia yang terjadi di laut.

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau

batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk  atau asalnya pada

suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta,

estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal

3

Page 4: laporan sedimen

dari beberapa sumber yang menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat

yaitu :

1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil

erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik,

yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi

tertrransforkan telah melemah.

2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup

seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami

dekomposisi.

3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di

dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan

tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit,

phosphorit dan glaukonit.

4. Cosmogenous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke

laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar

angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material

yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan

jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus

berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang

bersal dari partikel didarat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana

proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat

musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam

jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain.

Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen.

Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman

laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam

laut. Setelah mencapai dasar lautpun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika

hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali

oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara

4

Page 5: laporan sedimen

butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung

penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.

2.2 Klasifikasi Sedimen

Sedimen dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok berdasarkan ketentuan

tertentu, di antaranya:

1. Ukuran partikel sedimen.

2. Asal sedimen.

3. Tekstur.

4. Bentuk butir dan komposisi material pembentuknya.

Dalam analisis besar butir (grain size analysis), ada beberapa macam skala besar butir

yang dipergunakan antara lain:

1. Skala besar butir ”Udden dan Wentworth

2. Skala besar butir ”Attenberg”

3. Skala besar butir ”Enginering”

Dari ketiga macam skala besar butir yang telah disebutkan diatas, dapat kita pergunakan

salah satu diantara ketiga macam skala besar butir yang tersebut di atas. Selain skala-skala

tersebut diatas, juga ada skala besar butir LBPN-LIPI. Skala besar butir yang sering digunakan

adalah skla besar butir berbentuk logaritma yang merupakan deretan angka-angka hasil minus

logaritma dan disebut dengan skala ’phi’.

π (phi) = -2 log d

dimana d adalah diameter menurut skala Wentworth.

Hal ini disebabkan karena lebih mudah dalam perhitungan dan data yang diperoleh dapat

di plot ke dalam kertas semi log atau kertas probabilitas atau kertas lainnya.

5

Page 6: laporan sedimen

Tabel 1. Skala besar butir berdasarkan Udden dan Wentworth

Jenis Batas Ukuran (mm)

Boulders/berangkal >256

Gravel/kerikil 2-256

Very coarse sand/

Pasir sangat kasar

1-2

Coarse sand 0,5-1

Medium sand 0.25-0,5

Fine sand/pasir

halus0,125-0,25

Very fine sand 0,0625-0,125

Silt/lanau/debu 0,002-0,0625

Clay/lempung 0,0005-0,002

Dissolved material <0,0005

6

Mud

Boulder, cobbles,

pebbles, granules

Sand

Page 7: laporan sedimen

Tabel 2. Skala besar butir berdasarkan Attenberg

Nama Batas Ukuran mm

Bongkah (Block) 2000 – 200 mm

Kerikil (Cobbles) 200 – 20 mm

Kerikil (Pebbles) 20 – 2 mm

Pasir Kasar (Coarse

sand)2 – 0.2 mm

Pasir Halus (Fine sand) 0.2 – 0.02 mm

Lanau (Silt) 0.02 – 0.002

Lempung (Clay) < 0.00 mm

7

Page 8: laporan sedimen

Tabel 3. Skala besar butir yang dipakai dalam analisa besar butir pada Lab.

Sedimentologi LGPN - LIPI

Mesh Bukaan (mm) Phi

4 4,670 -2,3

6 3,360 -1,7

8 2,380 -1,2

12 1,680 -0,7

16 1,190 -0,3

20 0,840 0,2

30 0,590 0,7

40 0,420 1,2

50 0,297 1,7

60 0,250 2,0

65 0,208 2,3

8

Page 9: laporan sedimen

100 0,149 2,7

120 0,125 3,0

150 0,104 3,3

200 0,074 3,7

230 0,062 4,0

270 0,053 4,2

325 0,044 4,5

Sisa

9

Page 10: laporan sedimen

BAB 3

Laporan Kegiatan

3.1 Waktu Dan Tempat Kegiatan

Kegiatan praktikum lapangan mata kuliah sedimentologi berupa kunjungan ke

laboratorium PPPGL Cirebon dan pengambilan sampel sedimen disekitar Perairan Kejawanan,

Cirebon selama 2 hari, yaitu pada tanggal 31 Mei – 1 Juni 2010 berlokasi di Kantor Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (PPPGL), Cirebon. Adapun rangkaian kegiatan yang

dilakukan selama praktikum lapangan mata kuliah sedimentologi di PPPGL Cirebon adalah

sebagai berikut:

Hari pertama tanggal 31 Mei 2010:

1. Pengenalan laboratorium PPPGL Cirebon

2. Pengambilan sampel di sekitar perairan Kejawanan

3. Kunjungan kekapal Geomarin III

Hari kedua tanggal 1 Juni 2010:

1. Perkuliahan di Kantor Pusar PPPGL Cirebon

2. Analisis hasil sedimen yang telah diambil di Lab. PPPGL Cirebon (Grain size Analyisis

dan Analisis Pipet)

3.2 Pengambilan Sampel Sedimen Dasar Laut

Kegiatan pengambilan sampel sedimen dasar laut dilakukan di sekitar Perairan

kejawanan, Cirebon. Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok.

Kedua kelompok tersebut melakukan pengambilan sampel secara bergantian.

10

Page 11: laporan sedimen

Pengambilan sampel sedimen dasar laut dilakukan dengan menggunakan sebuah kapal

nelayan di PPN Kejawanan Cirebon. Kondisi perairan pada saat itu bergelombang cukup tinggi

dan berangin kencang, hal ini disebabkan karena hari telah menjelang sore.

Peralatan yang digunakan pada saat itu adalah

1. Grab sampler

2. GPS (Global Positioning System)

3. Tali tambang

4. Wadah berupa ember untuk menampung hasil sedimen yang telah diambil

Berikut penjelasan singkat mengenai alat-alat yang digunakan:

3.2.1 Grab sampler

Untuk praktikum lapangan kali ini, grab sampler yang digunakan ialah yang berukuran

kecil. Grab sampler tersebut diikatkan pada tambang. Dan cara kerjanya secara manual, di mana

grab sampler tersebut diturunkan dan diangkat dengan tenaga manusia.

Gambar 1. Grab Sampler yang digunakan saat pengambilan sampel sedimen dasar laut

di sekitar perairan Kejawanan Cirebon

Grab sampler berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya

tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa

digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal. Berdasarkan ukuran dan

11

Page 12: laporan sedimen

cara operasional, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler berukuran kecil dan besar.

Grab sampler yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan dengan mudah, hanya

dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan.

Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara

menurunkannya secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu

sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus

diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling.

Grab Sampler yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti

winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besar. Alat ini

menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan

posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas

rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambil. Keuntungan pemakaian grab sampler

adalah lokasi sampel dapat ditentukan dengan pasti, prakiraan kedalam perairan dapat diketahui,

sedangkan kerugiannya adalah kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel teraduk,

dan beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin hilang.

3.2.2 Global Positioning System (GPS)

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning System (GPS),

yaitu perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara

langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern menggunakan peta sehingga

merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut, sungai dan danau serta

pesawat udara.

Secara umum, GPS banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, di antaranya:

Keperluan militer

Navigasi

Sistem Informasi Geografis

Sistem pelacakan kendaraan

12

Page 13: laporan sedimen

Pemantau gempa

Terdapat berbagai macam jenis GPS yang diproduksi saat ini. Adapun GPS yang

digunakan pada kegiatan pengambilan sampel ini adalah GPSMAP 230.

Gambar 2. GPS yang digunakan untuk penentuan titik lokasi pengambilan sampel GPS

yang digunakan adalah GPSMAP 230

3.2.3 Tali Tambang

Tambang pada kegiatan pengambilan sampel sedimen kali ini, selain digunakan sebagai

pengikat grab sampler juga digunakan untuk mengukur kedalaman titik pengambilan sampel.

Pengukuran dilakukan dengan menandai bagian tambang yang berada pada batas permukaan air

laut saat grab sampler dimasukkan ke laut. Pengukuran dengan tambang pada dasarnya kurang

akurat karena sifatnya hanya mengira-ngira. Dalam pengukuran kedalaman sebaiknya digunakan

alat echosounder yaitu sebuah alat pengukur kedalaman yang bekerja dengan prinsip

memancarkan gelombang akustik (pinging) dan menerima kembali pantulan gelombang tersebut

(echo) dari dasar laut dengan memanfaatkan karakteristik gelombang akustik dalam air.

13

Page 14: laporan sedimen

Gambar 3. Tali tambang yang digunakan untuk mengikat grab sampler dan juga

sebagai alat ukur kedalaman

3.2.4 Prosedur Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menurunkan grab sampler. Gab sampler harus

dalam posisi terbuka dan lurus setelah itu grab sampler diturunkan secara perlahan hingga dirasa

telah menyentuh dasar laut. Kemudian grab sampler sedikit digoyangkan agar mulutnya

menutup. Setelah itu, secara cepat grab sampler ditarik kembali ke atas perahu. Grab sampler

kemudian dibuka lalu sampel sedimen yang ada di dalam grab sampler dituangkan ke dalam

sebuah wadah berupa ember lalu air yang ada dalam ember dibuang sehingga yang tersisa adalah

sedimen. Kemudian sedimen tersebut dimasukkan ke kantung plastik dan diberi label.

Sampel sedimen dasar laut diambil dari tiga titik lokasi berbeda. Sampel pertama diambil

pada koordinat South = 06°43.542’ dan East = 108°35.395’ pada kedalaman 2 meter sebanyak

300 gram, sampel kedua diambil pada koordinat South = 06°43.332’ dan East = 108°35.231’

pada kedalaman 2,5 meter sebanyak 250 gram dan sampel ketiga diambil pada koordinat South =

06°43.730’ dan East = 108°35.317’ kedalaman 2 meter sebanyak 300 gram.

14

Page 15: laporan sedimen

Gambar 4. Proses pengambilan sampel sedimen dasar laut sekitar Perairan kejawanan

3.3 Analisis Hasil Pengambilan Sedimen

Kegiatan analisis sedimen dilakukan di laboratorium milik PPPGL Cirebon. Terdapat dua

metode yang yang dilakukan pada kegiatan ini, yaitu grained size dan analisis pipet. Metode

grained size dilakukan untuk menganalisis sedimen yang kasar, sedangkan analisis pipet

digunakan pada sedimen yang lebih halus.

Metode Grained Size

Dalam analisis skala besar butir digunakan metode grained size yaitu dengan menggunakan

ayakan. Adapun alat-alat yang digunakan selama analisis skala besar butir dengan metode

grained size adalah sebagai berikut:

1. Oven

Oven digunakan untuk mengeringkan sampel sedimen yang telah diambil.

15

1 2 3 4

5 6

Page 16: laporan sedimen

2. Ayakan

Ayakan ini terdiri dari berbagai tingkatan, dari mesh lapisan atas yaitu lapisan yang

dapat mengayak lapisan kasar hingga lapisan bawah yang paling halus. Tingkatan ayakan

(Grained size) yaitu dari -2 hingga 4.

3. Timbangan Digital

Alat ini digunakan untuk menimbang sampel sedimen yang sudah diayak sesuai besar

butir agar diketahui beratnya.

Analisis sedimen dengan metode grained size dilakukan melalui proses pengayakan.

Sedimen yang telah diambil kemudian diambil sebanyak 100 gram. Kemudian sedimen yang

diperoleh kemudian dikeringkan terlebih dahulu di dalam oven selama kurang lebih dua hari.

Metode grained size ini dilakukan dengan menggunakan metode ayakan yang terdiri atas 13

susun. Tiap ayakan memiliki ukuran (phi) yang berbeda-beda, yakni 4, 3.5, 3, 2.5, 2,

1.5, 1, 0.5, 0, -0.5, -1, -.1.5, dan -2. Proses pengayakan ini berkisar antara 10-15 menit.

Waktu yang diperlukan dalam analisa ayakan ini sangat perlu diperhatikan, terutama untuk

butiran yang sangat halus. Menurut penelitian, butiran-butiran yang berada di atas jala saringan

pada waktu diayak tidak akan masuk serentak pada lubang-lubang jala tersebut, tetapi secara

perlahan-lahan yang sangat tergantung waktu.

Setelah proses pengayakan dengan alat pengayak otomatis, maka akan terlihat butiran

sedimen yang paling kasar akan berada pada ayakan paling atas, sedangkan butiran sedimen

yang paling halus akan berada pada ayakan paling bawah. Setelah pengayakan selesai, maka

hasil ayakan tadi masing-masing dipindahkan ke wadah berupa mangkuk dan dipilah-pilah

berdasarkan ukuran butirannya (dari yang paling kasur hingga yang paling halus). Setelah itu,

sampel sedimen yang telah dipilah tadi ditimbang menggunakan timbangan digital.

16

Page 17: laporan sedimen

Gambar 5. Ayakan berlapis yang terdiri dari 13 susun dari tingkatan ayakan (Grained

size) -2 hingga 4.

Gambar 6. Alat untuk pengayak. Cara kerjanya selama proses pengayakan dilakukan secara otomatis

17

Page 18: laporan sedimen

Gambar 7. Timbangan Digital untuk menimbang sampel sedimen yang telah selesai

diayak

Analisis Pipet

Analisis sedimen dengan uji pipet ini bertujuan untuk memperoleh sedimen dengan tingkat

besar butiran yang lebih halus. Beberapa alat yang digunakan dalam uji ini di antaranya: gelas

ukur besar, gelas kimia, dan pipet besar.

Dalam uji pipet ini berfungsi untuk memilah kembali sedimen hingga ditemukan bentuk

yang lebih halus. Yakni dari ukuran 4 hingga 8. Alat yang digunakan dalam uji pipet ini yaitu

tabung ukur yang akan diisi sample sedimen, gelas kimia kecil untuk menyimpan hasil pipetan

dan pipet besar.

Prosedur Pengujian analisis pipet :

1. Sample diambil 20 gr dilarutkan dalam 1 liter air.

18

Page 19: laporan sedimen

2. Kemudian untuk menghilangkan gelembung, ditambahkan cairan kimia Na+ oksalat, dan

natrium karbonat agar sample tercampur atau teraduk dengan baik.

3. Kemudian sample yang sudah dilarutkan pada 1 liter air ini diaduk dan kemudian sample

nya dimabil setelah pengadukan selama 1 menit,dan diamkan selama 20 detik.

Pengambilan kedua,sample diaduk lagi selama 1 menit,diambil sample 20 ml, diamkan

lagi selama 16 detik. Lalu pemipetan selanjutnya dilakukan pada aturan detik

selanjutnya.Proses pengadukan dan pengambila sample sudah diatur dalam tabel.

Pengambilan sampel pada uji pipet ini harus dilakukan dengan segera (berkelanjutan),

karena jika sampel terlalu lama diendapkan maka perhitungan menggunakan uji pipet

gagal dan harus diulangi kembali.

4. Setelah melakukan tahapan tersebut kemudian sedimen yang didapat dari hasil uji pipet

dikeringkan dalam oven kemudian ditimbang kembali.

Gambar 8. Analisis Pipet

19

Page 20: laporan sedimen

3.4 Hasil Dokumentasi di Lab. PPPGL Cirebon

Gambar 9. Kapal Peneliti Geomarin II

Gambar 10. Cold storage untuk tempat penyimpanan hasil sedimen yang telah diambil agar tetap awet dan tertulis nama penelitinya

20

Page 21: laporan sedimen

Gambara 11. Rak hasil sedimen yang telah dikeringkan. Tertulis nama peneliti dan tempat dimana sedimen tersebut diambil

Gambar 11. ROV (Remote Operating Vehicle) yaitu alat/wahana bawah air untuk alat bantu penelitian di dalam air dan dikendalikan dari kapal dengan remote

21

Page 22: laporan sedimen

Gambar 12. Monitor dan Power Supply, instrumen lainnya yang bekerja bersaman dengan ROV. Monitor untuk menampilkan gambar yang ditangkap oleh ROV dan

Power Supply untuk suplai tenaga ke ROV

Gambar 13. Kabel yang dihubungkan dengan ROV

22

Page 23: laporan sedimen

Gambar 13. Tabung udara, menembakkan udara ke dalam hingga menimbulkan bunyi yang keras yang kemudian bunyinya diterima kembali dan dianalisa oleh komputer yang ada di kapal. Digunakan untuk memetakan kondisi dasar permukaan laut. Cara

kerjanya seperti echosounder.

23

Page 24: laporan sedimen

BAB 4

Penutup

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Pengambilan sampel sedimen dasar laut dapat dilakukan dengan menggunakan grab

sampler.

2. Analisis skala besar butir yang kasar dapat digunakan metode ayakan sedangkan yang

lebih halu menggunakan analisis pipet.

3. Hal yang harus diperhatikan dalam proses pengayakan adalah waktu yaitu berkisar 5 – 10

menit.

4. sedimen yang telah diambil harus dimasukkan dalam cold storage agar kondisi sedimen

yang telah diambil tidak berubah sehingga dapat diteliti.

5. GPS merupakan suatu perlengkapan modern untuk navigasi yang dapat mengetahui posisi

koordinat secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit.

6. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu harus mengetahui koordinat posisi

pengambilan sedimen dengan menggunakan GPS.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya perencanaa. waktu telah dipersiapkan dengan

matang, sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan praktikum. Lalu, mahasiswa juga harus

berperan aktif selama praktikum berlangsung sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana

proses analisis setelah pengambilan sedimen sehingga mahasiswa terampil dalam analisis

sedimen dan tidak hanya menguasai teori ataupun melihat proses analisis di laboratorium.

24

Page 25: laporan sedimen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Echosounder. Diakses pada tanggal 1 Juni 2010.

Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompas. Diakses pada tanggal 1 Juni 2010.

Anonim. http://indrayaksa.wordpress.com/2009/10/05/pengertian-sedimen-pettijohn75-3/.

Diakses tanggal 1 Juni 2010

Anonim. http://k-o-n-inews.blogspot.com/2010/04/praktikum-mata-kuliah-sedimentologi.html.

Diakses tanggal 1 Juni 2010

Anonim. http://www.id.wikipedia.org.wiki/GPS. Diakses pada tanggal 1 Juni 2010.

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.

25