laporan pusk kel2

Upload: afinna-cennas

Post on 31-Oct-2015

110 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

all about IKM

TRANSCRIPT

BAB I

LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS KAJORAN I KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE OKTOBER 2012

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan KlinikIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :

1.Dyah Anugrah Kirana ( 01.208. )

2.Lindawaty Ramli ( 01.208.5701 )

3.Melia Kusuma Wardani ( 01.208. )

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANGBALAI PELATIHAN KESEHATAN SALAMAN2012

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan Puskesmas Kajoran I Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai Balai Pelatihan Kesehatan Semarang di MagelangGuna melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Salaman, Oktober 2012Disahkan Oleh

Master Of Training Pembimbing I Pembimbing II

(, S.Pd) (Drg. Marsono, M.Kes) (Murcita, S.Pd, M.Kes)

Mengetahui dan menyetujui,Kepala Puskesmas Kajoran I

Drg. Doni Azahari

Mengetahui dan menyetujuiKepala BAPELKES Semarang

Subur Djati Prayugi, SKM, MPHNIP.195610281982011003KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan Manajemen Mutu Pelayanan Puskesmas Penyuluhan Bayi Yang Dapat ASI Eksklusif di Puskesmas Kajoran I Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang telah dilakukan pada tanggal 5-10 Oktober 2012.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang. Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas Penyuluhan Bayi Yang Dapat ASI Eksklusif di Puskesmas Kajoran I Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :1. Bp. Subur Djati Prayugi, SKM, MPH Kepala BAPELKES Semarang di Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang.1. Kepala Puskesmas, dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Kajoran I dan Kecamatan Salaman, atas kerjasama yang telah diberikan.1. Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang.1. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan ini agar lebih mendekati hasil yang optimal. Akhir kata kami berharap semoga laporan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas Penyuluhan Bayi Yang Dapat ASI Eksklusif di Puskesmas Kajoran I ini bermanfaat bagi semua pihak.

Salaman, Oktober 2012

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis terdepan dalam usaha pemerataan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, dan sejahtera. Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia adalah: (1) menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan; (2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, rata dan terjangkau; (4) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya. Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program program pra upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat, dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun 2015. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 upaya kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh. Enam upaya kegiatan pokok itu meliputi KIA/ KB, Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Promosi Kesehatan, Pengobatan. Upaya kegiatan pengembangan meliputi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan Pencatatan dan Pelaporan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan terdiri dari Usaha Kesehatan Perorangan meliputi kuratif dan rehabilitatif dan Usaha Kesehatan Masyarakat meliputi promotif dan preventif. Puskesmas Kajoran I memiliki visi Menjadikan Puskesmas Kajoran I terpilih dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Kajoran dan sekitarnya tahun 2020.. Adapun misinya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna dan profesional, bekerja dengan efektif dan memberikan kepuasan pada pasien, meningkatkan kualitas sumber daya manusia.. Menurut survey yang telah dilakukan di Puskesmas Kajoran I berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) didapatkan 12 masalah, kemudian menggunakan metode hanlon kuantitatif ditentukan 3 prioritas masalah. Berdasarkan daftar prioritas masalah tersebut, kelompok menyusun laporan dengan masalah adalah rendahnya cakupan penyuluhan bayi yang dapat ASI eksklusif sebesar 17,26% di Puskesmas Kajoran I periode Januari September 2012.

1.2. Perumusan Masalah Apakah manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas pada periode Januari September 2012 di Puskesmas Kajoran I Kabupaten Magelang terlaksana dengan baik?1.3. Tujuan1.3.1.Tujuan UmumMengetahui pelaksanaan manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.Tujuan Khusus1.3.2.1. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik) di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.2. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.3. Memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.4. Mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.5. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.6. Menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.7. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.1.3.2.8. Mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012. 1.3.2.9. Mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I Periode Januari September 2012.

1.4. Metodologi Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh selama 6 hari pada tanggal 5-10 Oktober 2012 di Puskesmas Kajoran I. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi lingkungan Puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di Puskesmas. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan sistem untuk mengetahui permasalahan. Kemudian dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan prioritas masalah dengan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah prioritas masalah ditentukan, dianalisis penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem dan Fishbone untuk melihat ketiga fungsi manajemen dan mutu. Data tersebut kemudian dianalisis dengan Paired Comparison untuk mengetahui urutan penyebab masalah yang akan dipecahkan, dilanjutkan dengan membuat diagram Pareto untuk menentukan penyebab masalah. Setelah itu penyebab masalah disusun alternatif pemecahan masalah. Pilihan alternatif ditapis dengan kriteria mutlak dan kriteria keinginan kemudian ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang paling mungkin untuk dilaksanakan, kemudian disusn POA.

BAB IIANALISIS SITUASI

2.1. Komponen Lingkungan2.1.1. Data Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Kabupaten Magelang2.1.1.1. Batas WilayahBatas batas Wilayah Puskesmas Kajoran I adalah : Utara :Kecamatan Kaliangkrik Selatan:Desa Ngendrosari wilayah Puskesmas Kajoran II Barat :Desa Krumpakan wilayah Puskesmas Kajoran II Timur:Kecamatan Tempuran2.1.1.2. Luas Wilayah Kerja Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I seluas 44,94 km2.2.1.1.3. Pembagian WilayahPembagian Wilayah Puskesmas Kajoran I terdiri dari 15 desa dan 74 dusun, meliputi: Kajoran Madugondo Banjaragung Sukomulyo Sukorejo Sutopati Sidowangi Sidorejo Sangen Pucungroto Bangsri Wadas Krinjing Banjaretno Sukomakmur 2.1.1.4. Keadaan Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I terdiri dari : Daerah dataran: 25 % Daerah pegunungan: 50 % Daerah bergelombang: 25% 2.1.1.5. Transportasi Jarak puskesmas - kota Magelang (RSU Tidar): 20 km Jarak puskesmas - kantor Dinas kabupaten: 25 km Jarak puskesmas - RSU kabupaten: 30 km Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4) Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum2.1.1.6. Sarana Komunikasi Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon.2.1.2. Demografi Penduduk ( tahun 2011 ) Jumlah Penduduk : 27.255 Jiwa Laki-laki: 13.744 Jiwa Perempuan : 13.511 Jiwa Jumlah KK: 7.548 KK Kepadatan Penduduk: 909 jiwa/km2 Jumlah Pasangan Usia Subur: 5075 pasangan Balita: 2160 jiwa

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2011No.Umur (th)Jumlah(%)

1.0-1 th4831,7%

2.1- 4 th16736,1%

3.5-6th7302,7%

4.7-15 th435316%

5.16-21 th25189,2%

6.22-59th14.98455%

760th keatas12.19644,7%

Total27.255100%

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas Kajoran I pada Tahun 2011 yang paling banyak (44,7 %) yaitu kelompok umur 60 tahun ke atas sedangkan jumlah yang paling sedikit (1,7 %) adalah kelompok umur 0 1 tahun.

Tabel 2. Komposisi Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2011NoDESALUAS WILAYAH (km2)JUMLAH PENDUDUDK

1Kajoran 3,113.645

2Madugondo 0,831.032

3Banjaragung1,491.521

4Sukomulyo4.191.966

5Sukorejo 2,231.316

6Sutopati 12,37.175

7Sidowangi 1,381.651

8Sidorejo2,551.758

9Sangen0,79745

10Pucungroto1,982.123

11Bangsri1,701.365

12Wadas1,65873

13Krinjing3,481.478

14Banjaretno2,131.424

15Sukomakmur6,105.288

Jumlah44,9433.360

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran I tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa luas wilayah kerja dari Puskesmas Kajoran I adalah 44,94 km2. Wilayah dengan luas tertinggi yaitu Sutopati seluas 512,3 km2 dan terendah yaitu Sangen seluas 0,79 km2. Sedangkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan desa lain yaitu Sidowangi sebesar 1197 jiwa/ km2 dan terendah yaitu Krinjing sebesar 425 jiwa/km2.

2.1.3. Sosial Budaya2.1.3.1. Sarana Peribadatan (2012) Masjid: 56 buah Gereja: - Pura: - Wihara: - Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana peribadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I hanya ada masjid sebanyak 56 buah.2.1.3.2. Agama dan Kepercayaan PendudukTabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran IAgamaJumlah%

Islam27.21999,86

Kristen Protestan60,02

Katolik210,08

Budha30,01

Hindu60,02

Total27.255100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I dominan memeluk agama Islam sebesar 27.219 jiwa.2.1.3.3. Tingkat PendidikanTabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran ITingkat PendidikanJumlah%

Tidak tamat SD5.17221,82

Tamat SD SLTP15.15963,95

Tamat SLTA269011,35

Tamat PT4741,99

Tidak sekolah 2060,87

JUMLAH23701100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan terbesar penduduk adalah tamatan SD SLTP sebesar 63,95 %.2.1.3.4. Sarana Pendidikan TK & PAUD: 29 buah SD/MI: 23 buah SLTP/MTS: 7 buah SLTA/MA: 2 buah Pesantren: 6 buah Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan terbanyak adalah TK dan PAUD yaitu sebesar 29 buah.

2.1.4. Sosial Ekonomi2.1.4.1. Mata pencaharianTabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas KajoranIMata PencaharianJumlah%

Petani433516,45

Buruh tani388014,72

Pengusaha5272,00

Buruh Industri14655,56

Buruh Bangunan10574,01

Pedagang12734,83

Angkutan5292,01

PNS/ABRI5312,01

Pensiunan2300,87

Lain-lain691826,25

TOTAL20745100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran I tahun 2012 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk terbanyak bermata pencaharian petani yaitu sebesar 4335 orang (16,45 %).2.1.4.2. Sarana perekonomian KUD: - Bank: 1 buah Pasar Umum: 4 buah Home Industry: 7 buah Warung makan: 6 buah Terminal: - Penggilingan padi: 1 buah Penggilingan tepung: 1 buah2.1.5. Kesehatan Lingkungan2.1.5.1. Sarana penyediaan air bersihTabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2011Sarana Air BersihJumlah SasaranJumlah Pemakai% Pemakai

Sumur gali1088513924

Sumur artesis---

Perlindungan mata air52767460

Perpipaan---

PDAM864402516

Total200416838100 %

Sumber data : Puskesmas Kajoran I tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sarana air bersih yang terbanyak adalah sumur gali yaitu sebesar 1.088 buah dengan 5.139 orang pemakai (19,4 %).2.1.5.2. Sarana jambanTabel 7. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2011Jenis JambanJumlah Sarana

Cemplung leher angsa835

Cemplung non- leher angsa3847

Septictank leher angsa7

Total4689

Sumber data : Puskesmas Kajoran I Tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis jamban yang paling banyak digunakan penduduk adalah cemploung non leher angsa yaitu sebesar 3.847.

2.2. Input2.2.1. Man atau Sumber Daya Manusia Tabel 8. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Kajoran ITempatTenaga KerjaJumlah

Puskesmas Induk

Dokter umum2

Dokter gigi1

Bidan5

Perawat6

Perawat gigi1

Sanitarian (SPPH)1

Gizi1

Tenaga laborat1

Pengelola obat1

Tenaga administrasi0

Petugas loket2

Pengemudi1

Penjaga malam0

Kasir1

Wiyata Bakti4

Puskesmas PembantuPerawat kesehatan1

Bidan di DesaBidan9

JUMLAH TOTAL36

Sumber Data: Puskesmas Kajoran I Tahun 20112.2.2. Material2.2.2.1. Sarana FisikPuskesmas Salaman II merupakan puskesmas rawat jalan. Puskesmas ini pertama kali berdiri tahun 1986. Luas tanah 897 m2, luas gedung 350 m2.Ruang pelayanan : Loket pendaftaran : 1 ruang UGD : 1 ruang BP Umum : 2 ruang Ruang EKG : 1 ruang Ruang tensi : 1 ruang BP Gigi : 1 ruang KIA : 1 ruang KB : 1 ruang MTBS : 1 ruang Imunisasi : 1 ruang Konseling Gizi : 1 ruang Konseling Sanitasi : 1 ruang Konseling TBC : 1 ruang Apotik : 1 ruang Laboratorium : 1 ruang Gudang Obat : 1 orang Ruang Kapusk: 1 ruang Ruang dokter : 1 ruang Ruang staf : 1 ruang Ruang komputer : 1 ruang Aula : 1 ruang Ruang lokmin : 1 ruang Mushola : 1 ruang Gudang barang : 1 ruang Kamar mandi/ WC : 4 buah Garasi ambulance : 1 ruang Dapur : 1 ruang Parkir sepeda motor Ruang tunggu2.2.2.2. Sarana kesehatan lain yang ada berupa :2.2.2.2.1. Pemerintah Puskesmas induk : 1 buah Pustu: 2 buah (Bangsri dan Sutopati) PKD : 11 buah Polindes : 2 buah Posyandu Balita : 73 pos Posyandu Lansia : 50 pos UKS : 36 sekolah2.2.2.2.2. Swasta Jumlah BP swasta : - Jumlah Dokter Praktek : 1 orang Jumlah Toko Obat : - Jumlah Apotek : -2.2.3. Money atau DanaSumber pendanaan Puskesmas Kajoran I berasal dari : Pendapatan puskesmas :Retribusi Askes Lain-lain PenerimaanDana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik.Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat.Dana dari JPKMM / Jamkesmas.2.2.4. Kebijakan Pemerintah Daerah dan PusatPeraturan yang mengatur Puskesmas: UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas di Kabupaten Magelang Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No 1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas2.3. Proses Manajemen2.3.1. Perencanaan (P1) Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas. Laporan memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan di Puskesmas Salaman II. Laporan akhir tahun di Puskesmas Salaman II disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara mendapatkannya dengan lokmin.2.3.2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut. Komponen tersebut meliputi :2.3.2.1. Pengorganisasian Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan seluruh staf puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun antara berbagai sektor yang terkait, antara lain : Pendidikan nasional (UKS) Kantor Urusan Agama (TT calon pengantin) Pertanian (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) Kependudukan dan catatan sipil (KB) Perekonomian dan kesra (ASKESKIN) Pembangunan desa (pemugaran perumahan)2.3.2.2. Penyelenggaraan Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Salaman II tetap memperhatikan azas penyelenggaraan puskesmas, berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya. Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada masalah.2.3.2.3. Pemantauan Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman II, bagaimana kendali mutu dan kendali biaya. Pengkajian eksternal secara Triwulanan (lokakarya mini triwulanan) bersama lintas sektoral tentang penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dalam telaah bulanan dan triwulanan.2.3.3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung (Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman II. Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan Imunisasi, penilaian hasil kegiatan adalah dengan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus. Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana (keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di dalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta pihakpihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.2.4. Keluaran Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan minimal bulan Januari April 2012. Lembar SPM (Standar Pelayanan Minimal) terlampir.2.5. Dampak Data kematianJumlah kematian penduduk dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 93 jiwa Data kelahiranJumlah kelahiran hidup dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 465 jiwaJumlah kelahiran mati dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 3 jiwa Data kesakitanJumlah kesakitan dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 3277 jiwa

Data penyakit

Tabel 9. Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II, semua kelompok Umur Januari Desember 2011 berdasarkan ICD XNo.Nama PenyakitJumlah Penderita%

1.Infeksi Akut lain pada Sal. Nafas bagi atas 1.14841,46 %

2.Hipertensi Primer29510,65%

3.Diare dan Gastroenteritis non spesifik1987,15%

4.Nasopharingitis Akut ( Common Cold )1585,7%

5.Faringitis1274.58%

6.Rheumatoid arthritis lain873,14%

7.Penyakit kulit karena jamur792,85%

8.Gout782,81%

9.Conjungtivitis762,74%

10.Penyakit lain lain 52318,88%

TOTAL2769100

Sumber data : Puskesmas Salaman II 1 Januari 2011 31 Desember 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II yang paling banyak ditemukan adalah infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas yaitu sebesar 1.148 penderita.

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH

3.1. Analisis Hasil Dari hasil kegiatan Januari September 2012 di Puskesmas Kajoran I. Berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan masalah sebagai berikut : Tabel 10. Daftar Masalah, Pencapaian dan Besar masalahNoMasalahPencapaian (%)Besar Masalah (%)

1. Cakupan Kunjungan Bumil K-495.5 %4.5 %

2. Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamil43.6%56.4 %

3. Cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila98.4 %1.6 %

4. Cakupan ibu hamil yang diberi tablet Fe28.1 %71.9 %

5. TP2M memenuhi syarat8.4 %91.6 %

6. Jumlah penderita malaria yang diperiksa sediaan darahnya slide ACD 80,9%19,1%

7. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ ditangani (sesuai standar)15,5%84,5%

8. Cakupan suspek TB paru50,7%49,3%

9. Penderita TB BTA (+)47,8%52,2%

10. Rumah tangga sehat34,6 %65,4 %

11. Keluarga kadar gizi31,7 %68,3%

12. Posyandu purnama77,7 %22,3 %

13. Penyuluhan P3 Napza/ P3 Narkoba oleh petugas kesehatan0,0 %100 %

14. Pembentukan dokter kecil33,7 %66,3 %

15. Prabayar untuk gakin dan masyarakat rentan (jamkesmas)94.17%5.83%

3.2. Prioritas masalah Berdasarkan metode hanlon kuantitatif dapat ditentukan prioritas masalah sebagai berikut :3.2.1. Besar Masalah (Kriteria A)Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase pencapaian ( 100% - skor pencapaian ).Menentukan kelas dan interval : Jumlah kelas= 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 log 15= 4,88 pembulatan menjadi 5 kelasInterval kelas = nilai max nilai min jumlah kelas = 100 1,6 = 19,68 pembulatan menjadi 20 5Tabel 11. Kriteria A : Besar Masalah MasalahBesarnya Masalah Per 10.000 PendudukNilai

1-2021-4041-6061-8081-100

246810

Cakupan Kunjungan Bumil K-4X2

Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamilX6

Cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usilaX2

Cakupan ibu hamil yang diberi tablet FeX10

TP2M memenuhi syaratX10

Jumlah penderita malaria yang diperiksa sediaan darahnya slide ACD X2

Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ ditangani (sesuai standar)X10

Cakupan suspek TB paruX6

Penderita TB BTA (+)X6

Rumah tangga sehatX8

Keluarga kadar giziX8

Posyandu purnamaX4

Penyuluhan P3 Napza/ P3 Narkoba oleh petugas kesehatanX10

Pembentukan dokter kecilX8

Prabayar untuk gakin dan masyarakat rentan (jamkesmas)X2

3.2.2. Kegawatan Masalah (Kriteria B)Keterangan:Keganasan UrgencyBiaya yang dikeluarkan

1: Tidak ganas2 : Kurang ganas3 : Ganas4 : Sangat ganas5: Sangat ganas sekali1 : Tidak mendesak2 : Kurang mendesak3 : Mendesak4 : Sangat mendesak5 : Sangat mendesak sekali1 : Sangat mahal2 : Mahal3 : Murah4 : Sangat Murah5 : Sangat murah sekali

Tabel 12. Kriteria B : Kegawatan MasalahNoMasalahGanasTingkat kegawatanBiayaTotal

1Cakupan Kunjungan Bumil K-43328

2Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamil55313

3Cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila2248

4Cakupan ibu hamil yang diberi tablet Fe3228

5TP2M memenuhi syarat3317

6Jumlah penderita malaria yang diperiksa sediaan darahnya slide ACD 3429

7Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ ditangani (sesuai standar)3328

8Cakupan suspek TB paru3339

9Penderita TB BTA (+)55212

10Rumah tangga sehat2327

11Keluarga kadar gizi3328

12Posyandu purnama2215

13Penyuluhan P3 Napza/ P3 Narkoba oleh petugas kesehatan2338

14Pembentukan dokter kecil2237

15Prabayar untuk gakin dan masyarakat rentan (jamkesmas)2237

3.2.3. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)Keterangan : 1 : Sangat sulit2 : Sulit 3 : Mudah4 : Sangat mudah5 : Sangat mudah sekali

Tabel 13. Kriteria C : Kemudahan Dalam PenanggulanganMasalah123456789Total

Cakupan Kunjungan Bumil K-433322

23122.3

Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamil1213342142,3

Cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila3433334333,2

Cakupan ibu hamil yang diberi tablet Fe3332343322,9

TP2M memenuhi syarat2114211311,7

Jumlah penderita malaria yang diperiksa sediaan darahnya slide ACD 3333332322.7

Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ ditangani (sesuai standar)4323111242,3

Cakupan suspek TB paru4222122242,3

Penderita TB BTA (+)4224433222,8

Rumah tangga sehat2224322322,4

Keluarga kadar gizi2224232322,4

Posyandu purnama3234322322,6

Penyuluhan P3 Napza/ P3 Narkoba oleh petugas kesehatan4433342343,3

Pembentukan dokter kecil4333334323,1

Prabayar untuk gakin dan masyarakat rentan (jamkesmas)3332323222,5

3.2.4. Kriteria D : PEARL FactorPenilaian PEARL meliputi propiety, economy, acceptability, resources, dan legality. Skor yang didapatkan :1 = setuju0 = tidak setuju

Table 14. Penilaian Faktor PEARL MasalahPEARLHasil kali

1111111

2111111

3111111

4111111

5111111

6111111

7111111

8111111

9111111

10111111

11111111

12111111

13111111

14111111

15111111

3.2.5. Penilaian Prioritas MasalahSetelah kriteria A, B, C, dan D didapatkan kemudian nilai nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut :Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x CNilai Prioritas total (NPT) = (A+B) x C x DMasalah 1= NPD = (2+8) x 2,3 = 23 NPT = 23 x 1 = 23Masalah 2= NPD = (6+13) x 2,3 = 46 NPT = 46 x 1 = 46Masalah 3= NPD = (2+8) x 3,2 = 25,6 NPT = 25,6 x 1 = 25,6Masalah 4= NPD = (10+8) x 2,9 = 52,2 NPT = 52,2 x 1 = 52,2Masalah 5= NPD = (10+7) x 1,7= 28,9 NPT = 28,9 x 1 = 28.9Masalah 6 = NPD = (2+9) x 2,7 = 29,7 NPT = 29,7 x 1 = 29,7Masalah 7= NPD = (10+8) x 2,3 = 41,4 NPT = 41,4 x 1 = 41,4Masalah 8= NPD = (6+9) x 2,3 = 34,5 NPT = 34,5 x 1 = 34,5Masalah 9= NPD = (6+12) x 2,8= 50,4 NPT = 50,4 x 1 = 50,4Masalah 10= NPD = (8+7) x 2,4 = 36 NPT = 36 x 1 = 36Masalah 11= NPD = (8+8) x 2,4 = 38,4 NPT = 38,4 x 1 = 41,6Masalah 12= NPD = (4+5) x 2,6 = 23,4 NPT = 23,4 x 1 = 23,4Masalah 13= NPD = (10+8) x 3,3 = 59,4 NPT = 59,4 x 1 = 59,4Masalah 14= NPD = (8+7) x 3,1 = 46,5 NPT = 46,5 x 1 = 46,5Masalah 15= NPD = (2+7) x 2,5 = 22,5 NPT = 22,5 x 1 = 22,5

Tabel 15. Penilaian prioritas masalahMasalahNPDPEARLNPTPrioritas

Cakupan Kunjungan Bumil K-423123XIV

Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamil46146V

Cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila27,2127,2XII

Cakupan ibu hamil yang diberi tablet Fe52,2152,2II

TP2M memenuhi syarat28,9128,9XI

Jumlah penderita malaria yang diperiksa sediaan darahnya slide ACD 29,7129,7X

Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ ditangani (sesuai standar)41,4141,4VII

Cakupan suspek TB paru34,5134,5IX

Penderita TB BTA (+)50,4150,4III

Rumah tangga sehat36136VIII

Keluarga kadar gizi41,6141,6VI

Posyandu purnama23,4123,4XIII

Penyuluhan P3 Napza/ P3 Narkoba oleh petugas kesehatan59,4159,4I

Pembentukan dokter kecil46,5146,5IV

Prabayar untuk gakin dan masyarakat rentan (jamkesmas)22,5122,5XV

Berdasarkan daftar prioritas masalah tersebut analisis penyebab masalah yang kami angkat adalah bayi yang dapat ASI eksklusif.3.3. Analisis Penyebab Masalah Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputi simple problem dan complex problem.

Gambar 2. Sistem manajemen mutu Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA yang meliputi simple problem dan complex problem.3.3.1. Pendekatan Sistem Berdasarkan Hanlon Kuantitatif tersebut diatas kami mengajukan asumsi penyebab masalah kepada pihak puskesmas Salaman II untuk dikonfirmasi dengan menggunakan analisis pendekatan system : Input (Man, Money, Material, Method, Mechine) Proses (P1,P2,P3) Faktor lingkungan

Tabel 17. Tabel Kemungkinan Penyebab Rendahnya Penyuluhan Bayi Yang Dapat ASI EksklusifKomponen Kelemahan

INPUT Man Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatan Penempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikan Belum ada pelatihan terhadap petugas Pelatihan kader hanya dilakukan setahun sekali

Money-

Methode Kurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak) Media promosi yang ada kurang efektif (seperti spanduk hanya ada satu per desa, pembuatan booklet tidak banyak dibaca oleh masyarakat)

Material Belum pernah ada SOP.

Machine -

PROSESP1 Petugas belum mampu membuat perencanaan kegiatan Sumber dana dari BOK terkadang turunnya terlambat sehingga mendapat pinjaman dari sub bagian lain Alokasi dana kurang memadai sehingga kegiatan kurang terlaksana secara maksimal Dana yang seharusnya untuk peromkes sering digunakan untuk bagian lain perencanaan penggunaan anggaran kurang baik

P2 Manajemen waktu penyuluhan kurang baik Kerja sama lintas program dan lintas sektor kurang baik

P3 Pengawasan oleh Kepala Puskesmas tidak dilakukan secara rutin, namun hanya saat diadakan lokmin Belum ada rencana tindak lanjut setelah penyuluhan

LINGKUNGAN-

3.3.2. Mutu Pelayanan Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan simple problem dan kompleks problem. Pada simple problem kami menggunakan Standar Operating Prosedur (SOP). Pada kompleks problem kami menggunakan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi mutu.3.3.2.1. Simple Problem SOP belum pernah ada pada bidang promkes (penyuluhan bayi yang dapat ASI eksklusif), sehingga simple problem tidak dapat dinilai. Dengan demikian dari tingkat kepatuhan petugas pada SOP rendah.3.3.2.2. Complex Problem Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan pada 5 pasien yang berkunjung di puskesmas. Berikut ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah berdasarkan instrumen jaminan mutu.

Tabel 19. Daftar Pertanyaan Dimensi Mutu (Complex Problem)QUESIONER 9 DIMENSI MUTUYNTB%

1Technical competence

a. Apakah petugas sering mengadakan penyuluhan?2360 %

b. Apakah petugas sudah menguasai materi penyuluhan tentang ASI eksklusif?4120 %

c. Apakah ada petugas turun langsung mendatangi rumah anda?5100 %

d. Apakah petugas saat berkunjung ke rumah, menjelaskan kepada anda tentang ASI eksklusif?

5100 %

2Access to service

Geografis :a. Apakah mudah bagi anda untuk mendapat informasi tentang ASI eksklusif?3240 %

b. Apakah jarak antara rumah dengan tempat penyuluhan mudah dijangkau?2360 %

c. Apakah alat transportasi untuk menuju tempat penyuluhan mudah ditemukan?3240 %

Sosial budaya:Apakah bahasa yang digunakan penyuluh mudah mengerti?4120 %

3Effectiveness

a. Apakah anda pernah mengikuti penyuluhan?50 %

b. Apakah anda bertambah informasi dengan adanya penyuluhan?4120 %

c. Apakah anda memahami materi penyuluhan?2360 %

d. Apakah penyuluhan dapat mengubah pola pikir atau perilaku anda?1480 %

4Effisiensi

a. Apakah ada media atau alat peraga yang digunakan untuk penyuluhan?2360 %

b. Apakah waktu untuk penyuluhan tidak mengganggu aktivitas masyarakat?2360 %

c. Apakah saat penyuluhan, petugas atau kader menerangkan tentang ASI eksklusif secara jelas?3240 %

d. Apakah petugas dalam memberikan informasi tidak bertele tele?3240 %

5Interpersonal relation

a. Sudah adakah penerapan senyum,salam,sapa,sopan,dan santun oleh petugas atau kader?50 %

b. Apakah audiens merasa leluasa untuk menyampaikan pendapat saat penyuluhan?50 %

c. Apakah petugas menanggapi pertanyaan dari audiens dengan baik?2360 %

d. Apakah antar petugas dengan kader bekerjasama dengan baik?50 %

6Continuity

a. Apakah ada kunjungan rumah secara rutin oleh petugas atau kader?

5100 %

b. Apakah ada pemberian informasi secara rutin oleh petugas atau kader?5100 %

c. Apakah ada penyuluhan berkelanjutan pada bulan mendatang di tempat yang sama?5100 %

d. Apakah dilakukan follow up pasca penyuluhan secara rutin oleh petugas atau kader?5100 %

7Amenities

a. Apakah tempat saat memberikan penyuluhan bersih dan nyaman?4120 %

b. Apakah petugas atau kader kooperatif terhadap audiens?2360 %

c. Apakah disediakan makanan atau minuman ringan saat penyuluhan?4120 %

d. Apakah anda puas dengan penyuluhan yang diberikan petugas?2360 %

8Safety

a. Apakah bangunan untuk penyuluhan layak digunakan?32

40 %

9Informasi

a. Apakah petugas memberikan informasi tentang manfaat ASI eksklusif?32

40 %

b. Apakah petugas memberikan informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar?2360 %

c. Apakah gambar atau pesan singkat tentang ASI eksklusif?3

240 %

d. Apakah sebelum melakukan kegiatan, petugas memberikan informasi pada masyarakat bahwa akan diadakan penyuluhan?

4

1

20 %

Dari tabel diatas ditemukan masalah complex problem yaitu pada dimensi mutu, karena adanya dimensi mutu yang persentasenya < 50%. 3.4. Konfirmasi Penyebab masalah Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman II, maka didapatkan penyebab masalah antara lain :1. Pendekatan sistem (input, proses, lingkungan) : Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatan. Penempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikan. Belum ada pelatihan terhadap petugas. Kerja sama lintas program dan lintas sektor kurang baik. Dana yang seharusnya untuk peromkes sering digunakan untuk bagian lain perencanaan penggunaan anggaran kurang baik. Petugas belum mampu membuat perencanaan kegiatan. Belum ada rencana tindak lanjut setelah penyuluhan. Belum pernah ada SOP. Kurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak).2. Simple problem : belum ada SOP tentang penyuluhan bayi yang dapat ASI eksklusif.3. Complex problem : Petugas tidak sering mengadakan penyuluhan. Petugas tidak turun langsung mendatangi rumah masyarakat. Petugas saat berkunjung ke rumah, tidak menjelaskan kepada masyarakat tentang ASI eksklusif. Jarak antara rumah dengan tempat penyuluhan sulit dijangkau. Audiens tidak memahami materi penyuluhan. Penyuluhan tidak dapat mengubah pola pikir atau perilaku masyarakat. Tidak ada media atau alat peraga yang digunakan untuk penyuluhan. Waktu untuk penyuluhan tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Tidak ada kunjungan rumah secara rutin oleh petugas atau kader. Tidak ada pemberian informasi secara rutin oleh petugas atau kader. Tidak ada penyuluhan berkelanjutan pada bulan mendatang di tempat yang sama. Tidak dilakukan follow up pasca penyuluhan secara rutin oleh petugas atau kader. Petugas atau kader tidak kooperatif terhadap audiens. Audiens tidak puas dengan penyuluhan yang diberikan petugas. Petugas tidak memberikan informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar.DIAGRAM FISH BONE

Simple problemMAN Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatanPenempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikanBelum ada pelatihan terhadap petugasINPUTPROSESBelum ada SOP tentang penyuluhan bayi yang dapat ASI eksklusifCakupan penyuluhan bayi yang dapat ASI rendah eksklusifP1Petugas belum mampu membuat perencanaan kegiatanPerencanaan penggunaan anggaran kurang baikMETHODKurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak) MATERIALBelum pernah ada SOPP3Belum ada rencana tindak lanjut setelah penyuluhanComplexTechnical competencePetugas tidak sering penyuluhanPetugas tidak mendatangi rumah Petugas saat berkunjung, tidak menjelaskan tentang ASI eksklusifAccess to serviceJarak rumah dengan tempat penyuluhan sulit dijangkau.EffectivenessAudiens tidak memahami materiPenyuluhan tidak dapat mengubah pola pikir atau perilaku Effisiensi Tidak ada media atau alat peraga penyuluhanWaktu untuk penyuluhan mengganggu aktivitas masyarakatInformasi Petugas tidak memberikan informasi tentang ASI eksklusif AmenitiesPetugas atau kader tidak kooperatif terhadap audiensContinuity Tidak ada kunjungan rumah secara rutinTidak ada pemberian informasi secara rutinTidak ada penyuluhan berkelanjutanTidak dilakukan follow up pasca penyuluhan secara rutin

3.5. Prioritas Penyebab Masalah Dari hasil inventarisasi penyebab penyebab permasalahan yang timbul pada manajemen dan dimensi mutu Puskesmas Salaman II ditelusuri dengan menggunakan Fish Bone Analysis lalu diurutkan berdasarkan prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison dan Diagram Pareto.

Tabel 20. Paired comparison123456789Total horizontal

1111111118

222222227

33333336

4444445

555554

66663

7772

881

90

Tabel 21. Tabel ParetoNo.PenyebabFrekuensiJumlah kumulatif% kumulatif

1Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatan.8822 %

2Penempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikan.71541 %

3Belum ada pelatihan terhadap petugas.62158 %

4Kerja sama lintas program dan lintas sektor kurang baik.526

72 %

5Dana yang seharusnya untuk promkes sering digunakan untuk bagian lain43083 %

6Petugas belum mampu membuat perencanaan kegiatan.33391,6 %

7Belum ada rencana tindak lanjut setelah penyuluhan.23597 %

8Belum pernah ada SOP.136100 %

9Kurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak).00100 %

Gambar 3. Diagram Pareto

80 % Dari hasil analisis pareto, maka penyebab potensial yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah : Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatan. Penempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikan. Belum ada pelatihan terhadap petugas. Kerja sama lintas program dan lintas sektor kurang baik. Kurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak).

3.6. Alternatif pemecahan masalah Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Daftar alternatif pemecahan masalahNoPenyebabTujuanSasaranAlternatif Pemecahan Masalah

1.Petugas hanya ada satu dan merangkap jabatan.Memaksimalkan program kegiatan yang telah ditentukan dengan jumlah SDM yang memadai.Petugas kesehatanMengadakan rekruitmen petugas di bidang promkes.

2.Penempatan petugas tidak sesuai latar belakang pendidikan.Petugas kesehatan lebih mengerti tugas dan tanggung jawabnya di bidang promkes.Petugas kesehatan Memperkerjakan petugas yang sesuai dengan kompetensinya.

3.Belum ada pelatihan terhadap petugas.Petugas lebih menguasai materi yang akan disampaikan pada masyarakat.Petugas kesehatanMengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali.

4.Kerja sama lintas program dan lintas sektor kurang baik.Memperlancar pelaksanaan program kegiatan.Puskesmas dan instansi lainMelakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan.

5.Kurangnya sarana prasarana dalam bidang penyampaian pada audiens terutama alat (laptop rusak).Memaksimalkan program kegiatan yang telah ditentukan dengan sarana dan prasarana yang memadaiMasyarakat Mengajukan proposal pada Kepala Puskesmas untuk pengadaan sarana prasana.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan alternatif pemecahan masalah meliputi : Mengadakan rekruitmen petugas di bidang promkes. Memperkerjakan petugas yang sesuai dengan kompetensinya. Mengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan. Mengajukan proposal pada Kepala Puskesmas untuk pengadaan sarana prasana.

3.7. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, dilakukan melalui delapan langkah yaitu :a. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis di atas.b. Menetapkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya tujuan.Kriteria mutlak : Man Dana Waktu Instrumen

Kriteria keinginan Mudah Berkesinambungan Efektif c. Menetapkan bobot kriteria keinginan Mudah: 40 Berkesinambungan: 20 Efektif : 30 Tiga bulan ada hasil atau berdaya ungkit: 10

d. Alternatif alternatif peningkatan penyuluhan adalah : Mengadakan rekruitmen petugas di bidang promkes. Memperkerjakan petugas yang sesuai dengan kompetensinya. Mengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan. Mengajukan proposal pada Kepala Puskesmas untuk pengadaan sarana prasana.e. Menguji alternatif dengan matriks kriteria mutlak & keinginan :Menguji alternatif-alternatif tersebut ke dalam :Matriks kriteria mutlak :Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan

Tabel 23. Daftar Matriks Kriteria MutlakAlternatifTenagaWaktuDanaMetodeL/TL

1 1101TL

21101TL

31111L

41111L

51101TL

Keterangan :Untuk jawaban Ya diberi Skor 1, jawaban Tidak diberi Skor 0, L = Lulus, TL = Tidak LulusMatriks kriteria keinginan : Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang ada Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria nilai yang bersangkutan Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan sementara

Tabel 24. Daftar Matriks Kriteria KeinginanAlternatif ProsesJumlah

Mudah (40)Efektif (30)Berkesinambungan (20)3 bulan ada hasil/berdaya ungkit (10)100 %

Pelatihan petugas2x40 = 805x30 = 1505x20 = 1004x10 = 40370 %

Kerjasama lintas program dan sektor5x40 = 2003x30 = 904x20 = 802x10 = 20390 %

f. Menetapkan keputusan sementara Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu : Mengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan.g. Inventarisasi konsekuensi, yaitu faktor-faktor penghambat dan pendorong keputusan sementara Mengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali.Pelatihan diikuti orang orang yang memiliki tujuan yang sama dan hasil ke depan jauh lebih bagus. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan.Kerjasama tidak mudah untuk dilakukan,karena setiap instansi memiliki visi dan misi yang berbeda sehingga hasil ke depan kurang memuaskan.h. Pengambilan Keputusan Berdasarkan kesepakatan dengan pihak puskesmas, maka diputuskan alternatif kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengadakan pelatihan untuk petugas kesehatan secara rutin minimal tiga bulan sekali.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di Puskesmas Salaman II maka didapatkan :1. Mahasiswa mampu mencari data data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik) di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.1. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari April 2012.

4.2.Saran Untuk meningkatkan penyuluhan ASI eksklusif oleh petugas promkes diwilayah Puskesmas Salaman II, kami menyarankan hal hal sebagai berikut:1. Promosi dilakukan bersamaan dengan kegiatan masyarakat yang rutin.1. Membuat jadwal kegiatan tetap untuk promosi kesehatan tentang penyuluhan ASI eksklusif.1. Membuat jadwal pelatihan dan pendidikan untuk petugas.1. Mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk petugas.

BAB VPENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan tentang manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam hal tenaga kesehatan, dana, sarana-prasarana penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu pula sebaliknya.Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Salaman II.