laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

22
LAPORAN STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA Disusun Oleh: Kelompok 3 Mirza Ali Zelhas 2013340043 Firda Shabrina 2013340054 Masita Kirana A. 2013340070 Anne Meilida 2013340074 Ernando Vinalosa 2013340085 Jurusan Teknologi Pangan

Upload: firda-shabrina

Post on 08-Aug-2015

180 views

Category:

Education


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

LAPORAN STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Mirza Ali Zelhas 2013340043

Firda Shabrina 2013340054

Masita Kirana A. 2013340070

Anne Meilida 2013340074

Ernando Vinalosa 2013340085

Jurusan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Universitas Sahid Jakarta

2013

Page 2: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Judul : Stoikiometri dan Termokimia

Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2013

1. Tujuan

Untuk mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri

senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (stiokiometri reaksi).

Mengamati setiap reaksi kimia disertai perubahan energi dan perubahan kalor yang

dapat diukur.

2. Teori singkat

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein

(mengukur). Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut

bereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada perhitungan kimia secara

stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia, diantaranya:

Hukum kekekalan massa

Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antonio Laurent Lavoisier (1785) yang

berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama.

Hukum perbandigan tetap

Hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: setiap senyawa

terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap.

Hukum perbandingan ganda

“Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka

perbandingan massa salah satu unsur yang terikiat pada massa unsur lain yang sama,

merupakan bilangan bulat dan sederhana.”

Hukum perbandingan volume

“Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan

hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.”

Hukum Avogadro

“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah

partikel yang sama pula.”

Page 3: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia

atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam termokimia ada dua hal

yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan

lingkungan. Sistem adalah segala sesuat u yg menjadi pusat perhatian dalam mempelajari

perubahan energi tersebut, sedangkan lingkungan adalah hal-hal diluar sistem yang

membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem tersebut.

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke

lingkungan. Pada reaksi ini umumnya suhu sistem naik, adanya kenaikan suhu inilah yang

mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari

lingkungan ke sistem. Pada reaksi ini umumnya terdapat penurunan suhu, adanya

penurunan suhu inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.

Kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu.

Pengukuran perbedaan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut

kalorimeter. Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penuruhan

suhu) air yang terdapat didalam kalorimeter dirumuskan sebagai:

Dengan:

m = massa air dalam kalorimeter (gr)

c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J/g K atau J/g ℃)

ΔT = perubahan suhu (℃atau K)

3. Alat dan Bahan

Alat

Stoikiometri Termokimia

- Tabung reaksi + sumbat karet - Kalorimeter

- Erlenmeyer - Termometer

- Balon tiup - Gelas piala

- Pipet volumetrik - Tabung Reaksi

- Rak tabung reaksi - Rak tabung reaksi

- Bulb - Gelas ukur

- Corong - Sudip

Q= m × c × ΔT

Page 4: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

- Labu semprot plastik - Kaca arloji

Bahan

Stoikiometri Termokimia

- Na2CO3 - serbuk Zn

- HCl 1 M - CuSO4 1 M

- CaCl2 - HCl 2M

- Pita Mg - NaOH 2 M

- Air suling

4. Cara Kerja

Stiokiometri

Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas

1. Diiapkan 6 tabung reaksi dengan diameter yang sama dan yang dilengkapi dengan

sumbat karet yang baik.

2. Ditempatkan tabung – tabung tersebut pada arak tabung.

3. Dipipet 5ml larutan Na2CO3 masing – masing ke dalam tabung reaksi.

4. Ditambahkan 5ml larutan CaCl2 ke dalam masing – masing tabung dengan kosentrasi

1M ; 0,5M ; 0,5M ; 1M ; 0,1M ; 0,05M. Kemudian tabung segera ditutup dengan

sumbat karet. Dikocok kuat – kuat dengan jumlah pengocokan yang sama pada setiap

tabung (misal 20kali).

5. Didiamkan tabung pada rak selama 15-20 menit sampai semua endapan terkumpul pada

dasar tabung.

6. Dibandingkan endapan yang terbentuk dengan mengambil tabung no 3 sebagai

pembanding.

Percobaan 2. Hubungan antara Mol peraksi dengan Mol produk

1. Disiapkan 3 labu Erlenmeyer 125ml, dimasukkan 50ml larutan HCl 1M ke dalam

masing – masing Erlenmeyer. Digunakan corong agar leher labu tidak terbasahi.

2. Ditimbang 10cm pita Mg dan dihitung panjang pita yang diperlukan untuk

mendapatkan Mg sebanyak 0,15 gr ; 0,20 gr ; dan 0,25 gr.

3. Dililitkan pita – pita tersebut dan tempatkan dalam leher masing – masing Erlenmeyer

tadi. Hati – hati jangan sampai pita Mg bersentuhan dengan larutan HCl dalam labu.

Page 5: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

4. Diasang balon yang telah disediakan pada mulut masing – masing labu, dan agar

tertutup rapat pakailah pita perekat.

5. Didorong pita Mg yang 0,25 gr dari leher labu hingga masuk ke dalam larutan HCl.

Catatlah segala sesuatu yang dapat diamati. Setelah itu lakukan kembali yang sama

dengan pita Mg yang 0,20 gr dan 0,25 gr. Sekali – kali putar labu, sampai tidak terjadi

reaksi lagi. Catat semua pengamatan pada laporan sementara.

Termokimia

Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter

1. Dimasukkan 20 ml air ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5 menit,

berselang 1 menit.

2. Dipanaskan 20 ml air dalam gelas piala sampai kenaikan suhu kira-kira 10 C dari suhu

kamar. Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.

3. Dicampurkan air panas tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin. Dikocok

dan Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.

4. Di hitung tetapan kalorimeternya.

Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4

1. Dimasukkan 40 ml CuSO4 ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5

menit, berselang 1 menit.

2. Ditimbang 3 gr serbuk Zn.

3. Dimasukkan serbuk tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi larutan CuSO4. .

Dicatat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.

Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH

1. Dimasukkan 20 ml HCl 1 M ke dalam kalorimeter. Dicatat temperaturnya selama 5

menit, berselang 1 menit.

2. Diukur 20 ml NaOH 1 M dan dicampur larutan tersebut ke dalam kalorimeter yang

berisi larutan HCl.

3. Dicatat temperatur campuran tersebut selama 5 menit, berselang 1 menit.

Percobaan 3. Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH

1. Disiapkan padatan NaOH, Na2SO4, NaCl, (NH4)2SO4, CaCl2, KI.

2. Dimasukan 1 cm padatan tersebut ke dalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan air 5 cm ke dalam tabung reaksi yang suhunya sudah diketahui.

Page 6: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

4. Dikocok tabung tersebut selama 5 menit, kemudian diukur suhu larutan tersebut dan

dicatat didalam laporan tersebut.

5. Hasil Pengamatan

Stoikiometri

Percobaan 1. Banyaknya Reaksi yang Terbatas

No. Tabung

KonsensentrasiTinggi Endapan

(cm)mmol

Na2CO3

mmol CaCl2

mmol produk

(CaCO3)Na2CO3

(M)CaCl2

(M)1 1 1 0,9 5 5 9 x103

2 1 1 1,2 5 5 12 x103

3 1 0,5 1,0 5 0,25 10 x103

4 1 0,5 0,7 5 0,25 7 x103

5 1 0,1 0,3 5 0,5 3 x103

6 1 0,05 0,2 5 0,025 2 x103

Percobaan 2. Hubungan antara Mol Pereaksi dengan Mol Produk

Erlenmeyer

Volume HCl (ml)

Bobot Mg(gr)

Waktu reaksi Pengamatan

1 50 0,15 01.39.00 Saat bereaksi terdapat gelembung di dalam

larutan, balon menggembung

2 50 0,20 01.44.00

3 50 0,25 01.59.00

Termokimia

Percobaan 1. Penentuan tetapan kalorimeter

Ketentuan: Kalor jenis air (S): 4,2 JK-1g-1

Air biasa Campuran air biasa dan air panas

Air biasa Air panasMassa (gr) 20 20T awal (K) 29℃= 302 oK 39℃ = 312 oK

Waktu (menit)

Temperatur(oK)

1 29℃ = 302oK2 29℃ = 302oK3 29℃ = 302oK4 29℃ =302oK5 29℃=302oK

Waktu (menit)

Temperatur (oK)

1 32℃ = 305oK2 31℃ = 304oK3 31℃ = 304oK4 31℃ = 304oK5 31℃ = 304oK

Page 7: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Percobaan 2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4

Data penimbangan Zn

Bobot Zn + kaca arloji = 22,609 gr

Bobot kaca arloji kosong = 19,608 gr

Bobot Zn = 3,001 gr

Suhu awal larutan CuSO4 Suhu campuran CuSO4 dengan serbuk Zn

Waktu (menit)

Temperatur (oK)

1 29℃ = 302oK2 29℃ = 302oK3 29℃ = 302oK4 29℃ =302oK5 29℃=302oK

Percobaan 3. Penentuan kalor Penetralan HCl-NaOH

Suhu awal HCl : 29℃ = 302oK

Suhu campuran HCl-NaOH

Percobaan 3. Penentuan kalor Pelarutan berbagai zat

Zat yang diamati

Temperatur air

( C )

Temperatur larutan( C )

Reaksi

NaOH 29 35 Na + H2O NaOH + H2

Na2SO4 29 30 Na2SO4 + H2O 2 NaOH + H2SO4

NaCl 29 31 NaCl + H2O NaOH + HCl(NH4)2SO4 29 30 (NH4)2SO4 + H2O 2 NH4OH + H2SO4

CaCl2 29 31KI 29 29

Waktu (menit)

Temperatur (oK)

1 31℃ = 304oK2 31℃ = 304oK3 31℃ = 304oK4 31℃ = 304oK5 31℃ = 304oK

Waktu (menit)

Temperatur (oK)

1 30℃ = 303oK2 29℃ = 302oK3 29℃ = 302oK4 29℃ = 302oK5 29℃ = 302oK

Page 8: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

6. Data perhitungan

Stoikiometri

Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas

Reaksi:

Na2CO3 + CaCl2 CaCO3 + 2 NaCl

- Perhitungan mmol CaCl2 larutan yang digunakan

mmol = konsentrasi CaCl2 x volume larutan yang digunakan

a. mmol = 1 M x 5 ml = 5 mmol

b. mmol = 0,5 M x 5 ml = 0,25 mmol

c. mmol = 0,1 M x 5 ml = 0,5 mmol

d. mmol = 0,05 M x 5 ml = 0,025 mmol

- Perhitungan mmol produk yang terbentuk (CaCO3)

gr produk = tinggi endapan x 1000

mol = gr produk / Mr CaCO3

a. Konsentrasi 1 M

gr produk = 0,9 x 1000 = 900 cm3 = 900 gr

mol = 900/100 = 9 mol = 9 x103 mmol

b. Konsentrasi 1 M

gr produk = 1,2 x 1000 = 1200 cm3 = 1200 gr

mol = 1200/100 = 12 mol = 12 x103 mmol

c. Konsentrasi 0,5 M

gr produk = 1 x 1000 = 1000 cm3 = 1000 gr

mol = 1000/100 = 10 mol = 10 x103 mmol

d. Konsentrasi 0,5 M

gr produk = 0,7 x 1000 = 700 cm3 = 700 gr

mol = 700/100 = 7 mol = 7 x 103 mmol

e. Konsentrasi 0,1 M

gr produk = 0,3 x 1000 = 300 cm3 = 300 gr

mol = 300/100 = 3 mol = 3 x 103 mmol

f. Konsentrasi 0,05 M

gr produk = 0,2 x 1000 = 200 cm3 = 200 gr

mol = 200/100 = 2 mol = 2 x 103 mmol

Page 9: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk

- Menghitung volume H2 yang terbentuk

Reaksi:

Mg2+ + 2 HCl MgCl2 + H2

mol HCl

mol = konsentrasi HCl x Volume HCl yang digunakan

= 1 M x 50 ml

= 50 mmol = 0,05 mol

mol Mg

mol = gr pita Mg / Mr Mg

a. mol = 0,15 gr / 24 = 0,00625

b. mol = 0,20 gr / 24 = 0,00833

c. mol = 0,25 gr / 24 = 0,01041

Volume H2 dapat dihitung dari reaksi dengan perbandingan koefisien dan bilangan

avogadro

Volume H2 = mol H2 x 22,4

a. mol H2 ¿11

×0,00625=0,00625

Volume H2 = 0,00625 ×22,4=0,14 l

b. mol H2 ¿11

×0,00833=0,00833

Volume H2 = 0,00833 ×22,4=0,18l

c. mol H2 ¿11

×0,01041=0,01041

Volume H2 = 0,01041 ×22,4=0,23 l

Termokimia

Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas

Air biasa

Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g

T awal = 29C = 302K

Air panas

Massa = 20 ml = 20 cm3 = 20 g

T awal = 39C = 312K

Page 10: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Penentuan tetapan kalorimeter

Kalor yang diterima air biasa

Q1 = m x S x T

= 20 x 4,2 x (305-302)

= 252 J

Kalor yang diterima air panas

Q2 = m x S x t

= 20 x 4,2 x (312-305)

= 588 J

Kalor yang diterim a kalorimeter

Q3 = Q2-Q1

= 588- 252 = 336 J

Tetapan kalorimeter

Tetaan kalorimeter ¿Q 3∆ T

=3363

=112 J K−1

Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4

Zn2+ + CuSO4 ZnSO4 + Cu2+

Massa serbuk Zn = 3,001 gr

Tetapan kalorimeter = 112 JK-1

Kalor jenis larutan CuSO4 = 4,00 JK-1 g-1

Massa jenis laruta ZnSO4 = 1,14 gr/cm3

Kalor jenis larutan ZnSO4 = 4,00 JK-1 g-1

Volume CuSO4 = 40 ml = 0,04 L

T awal CuSO4 = 29 C = 302 K

T akhir campuran = 31C = 304 K

T = T akhir – T awal = 304 – 302 = 2 K

Massa larutan ZnSO4

Massa jenis ZnSO4 x volume CuSO4 (ml) = 1,14 x 40 = 45,6 gr

Kalor yang diserap kalorimeter

Tetapan kalorimeter x T = 112 x 2 = 224 J

Kalor yang diserap larutan

Massa larutan ZnSO4 x Kalor jenis ZnSO4 x T = 45,6 x 4,00 x 2 = 364,8 J

Kalor reaksi

Page 11: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Kalor yang diserap kalorimeter + kalor yang diserap larutan = 224 + 364,8 = 588,8 J

Mol pereaksi CuSO4

M CuSO4 x Volume CuSO4 (L) = 1 x 0,04 = 0,04 mol

H reaksi (entalpi reaksi)

kalor pereaksimol pereaksi

=588,80,04

=14.720 J /mol

Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH

HCl + NaOH NaCl + H2O

Bj larutan = 1,02 g/cm3

Kalor jenis larutan = 4,02 JK-1 g-1

T awal HCl Tawal NaOH = 29 C = 302 K

Tawal campuran (menit ke 1) = 30 C = 303 K

T = T awal pencampuran – T awal HCl = 303 – 302 = 1 K

Massa larutan

Bj larutan x volume larutan = 1,02 x 40 = 40,8 gr

mol = massa larutan

Mr NaCl=40,8

58,5=0,70 mol

Kalor yang diserap kalorimeter (Q1)

Tetapan Kalorimeter x T = 112 x 1 = 112 J

Kalor yang diserap larutan (Q2)

Massa larutan x Kalor Jenis Larutan x T = 40,8 x 4,02 x 1 = 164,016 J

Kalor reaksi Q3

Q3 = Q1 + Q2 = 112 + 164,016 = 276,02 J

H penetralan

H penetralan = Q3n

=276,020,70

=394,30 J /mol

7. Pembahasan

Stoikiometri

Percobaan 1. Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas

Pada percobaan ini, setelah diamati banyaknya endapan CaCO3 yang terbentuk

berbeda-beda tergantung pada konsentrasi larutan tersebut. Yaitu pada konsentrasi 1 M

menghasilkan 9 mol dan 12 mol, konsentrasi 0,5 M menghasilkan 10 mol dan 7 mol,

konsentrasi 0,1 M menghasilkan 3 mol dan konsentrasi 0,05 M menghasilkan 2 mol

Page 12: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

CaCO3. Penambahan CaCl2 dengan volume yang sama tetapi konsentrasi yang berbeda

akan mempengaruhi terbentuknya endapan. Semakin pekat konsentrasi CaCl2 yang

ditambahkan maka endapan CaCO3 yang terbentuk akan semakin banyak dan begitupun

sebaliknya semakin encer konsentrasi CaCl2 yang ditambahkan maka endapan CaCO3

yang dihasilkan akan sedikit, yang menandakan bahwa hasil reaksi produk tersebut

terbatas pada konsentrasi tertentu.

Percobaan 2. Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk

Pada percobaan ini, setelah diamati pada reaksi tersebut reaksinya terjadi sangat

lambat. Hal ini dapat disebabkan konsentrasi larutan yang digunakan kurang pekat

sehingga reaksinya berjalan lambat. Karena konsentrasi mempengaruhi laju reaksi suatu

zat. Semakin pekat konsentrasi akan memepercepat laju reaksi dan begitupun sebaliknya

semakin rendah konsentrasi, maka akan memperlambat laju reaksinya.

Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk dapat dicari menggunakan

koefisien pada reaksi dan jumlah mol yang diketahui dalam reaksi. Seperti pada hasil

praktikum yang telah dilakukan, pita Mg dengan massa 0,15 gr dengan HCl 1 M dengan

reaksi:

Mg2+ + 2 HCl MgCl2 + H2

mula-mula 0,00625 mol 0,05 mol - -

reaksi 0,00625 mol 0,0125 mol 0,00625 mol 0,00625 mol

hasil 0 0,0375 mol 0,00625 mol 0,00625 mol

pada reaksi tersebut dapat dikatakan bahwa mol preaksi yang digunakan (Mg) sama

dengan mol produk yang dihasilkan (H2). hal tersebut sama dengan hukum avogadro yang

menyatakan, “pada suhu dan tekanan yang sama, gasa-gas yang volumenya sama

mengandung partikel yang sama pula.”

Termokimia

Percobaan 1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas

Pada percobaan ini, dilakukan penentuan tetapan kalorimeter dengan alat kalorimeter

yang berprinsip pada teori azas black, yaitu apabila dua benda yang suhunya berbeda dan

dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor ke benda yang

suhunya lebih rendah hingga suhu keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda

yang suhunya tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang suhunya

lebih rendah.

Page 13: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tetapan kalorimeter agar tetapan tersebut

dapat digunakan dalam perhitungan penentuan kalor berikutnya. Beberapa fungsi

perlakuan seperti, pengadukan larutan digunakan untuk menyebarkan kalor agar merata,

bukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Pemanasan air berfungsi untuk membandingkan

suhu air panas dengan suhu air dingin di dalam kalorimeter. Pencampuran dan pengukuran

berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter yaitu mempertahankan kalor. Grafik

tetapan kalorimeter dapat dilihat di lampiran.

Percobaan 2. Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4

Pada percobaan ini ditentukan kalor reaksi Zn – CuSO4 dengan cara mencampurkan

padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam kalorimeter. Dari menit awal hingga akhir

suhu campuran tersebut konstan hal itu dapat disebabkan reaksi antara Zn – CuSO4, sistem

dan lingkungannya sudah mengalami kesetimbangan sehingga suhu sistem tidak berubah.

Dan dari perhitungan tersebut didapatkan entalpi sebesar 14.720 J/mol. Nilai tersebut

positif, berarti reaksi tersebut adalah reaksi endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan

kalor. Grafik penentuan kalor reaksi dapat dilihat di lampiran.

Percobaan 3. Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH

Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor penetralan (Hn) adalah kalor reaksi

pada reaksi pembentukan 1 mol H2O. Hasil H yang didapatkan adalah 394,30 J/mol.

Pada proses tersebut yang diukur adalah panas reaksi penggabungan ion H+ dan OH- yang

terjadi pada saat proses penetralan yang mengakibatkan suhu dapat meningkat hingga

reaksi tersebut selesai dan suhu konstan.

Dalam keadaan konsentrasi rendah asam kuat dan basa kuat dapat terionisasi

sempurna menjadi ion-ionnya. Begitupun dengan garam yang dihasilkan dari asam dan

basa kuat tersebut, di dalam larutan akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. Kalor

atau panas yang dihasilkan tidak bergantung dari sifat anion asam atau kation basanya,

karena ada beberapa asam dan asam yang tidak dapat terioninsasi dengan sempurna seperti

asam lemah dan basa lemah tetapi bergantung pada energi yang digunakan untuk proses

disosiasi dan netralisasi senyawa tersebut. Grafik penentuan kalor penetralan dapat dilihat

di lampiran.

Page 14: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Percobaan 4. Kalor pelarutan berbagai zat

Pada percobaan ini yang dimaksud dengan kalor pelarutan (Hp) adalah kalor reaksi

pada reaksi pelarutan 1 mol zat ke dalam pelarutnya. Pada pelarutan senyawa padatan

dengan air hampir semua larutan reaksinya bersifat eksoterm karena terjadi pelepasan

kalor dari sitem ke lingkungan sehingga terjadi perubahan suhu. Seperti contoh padatan

NaOH saat dicampur air dan dikocok larutan tersebut menjadi hangat dan suhunya setelah

dikocok adalah 35 C. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi eksoterm pada

larutan.

Pada padatan KI saat dicampurkan dengan air dan dikocok, larutan tersebut menjadi

dingin dan suhunya setelah di kocok menjadi 29 C. Hal tersebut dapat terjadi karena

adanya reaksi endoterm dimana terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang

ditandai dengan turunnya suhu larutan. Seharusnya suhu KI bisa lebih rendah hal ini bisa

saja terjadi karena panas tangan pada saat mengocok tabung reaksi dapat terserap oleh

larutan KI.

8. Pertanyaan

-

9. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan dapat sisimpulkan bahwa:

1. Stoikiometri adalah perhitungan kimia untuk mengetahui zat-zat yang ikut bereaksi

dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia. Pada pereaksi terbatas hasil reaksi produk

tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu. Semakin pekat konsentrasinya maka

produk yang dihasilkan akan semakin banyak dan begitupun sebaliknya. Dan

hubungan antra mol pereaksi dengan mol produk adalah mol pereaksi yang digunakan

dengan mol produk yang dihasilkan adalah sama.

2. Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia

atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Kalor tersebut dapat diukur

dengan alat kalorimeter dan percobaan ini berdasarkan pada azas black. Ada beberapa

jenis kalor reaksi diantaranya kalor penetralan dan kalor pelarutan. Pengukuran kalor

dilakukan agar dapat mengtahui kalor reaksi masing-masing reaksi dan reaksi tersebut

dapat digolongkan ke dalam reaksi eksoterm atau endoterm.

Daftar Pustaka

Page 15: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Usman, Ahma Y dan Siti Rohayati. 2010. Analisis Fisika Non Instrumental. Bogor:

Kementerin Perindustrian Pusdiklat Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor

Tanpa nama. 2012. Termokimia.

http://aboutche-mistry.blogspot.com/2012/06/termokimia.

html

Tanpa nama. 2013. Panas-netralisasi. http://ekaandrians.blogspot.com/2013/05/panas-

netralisasi.html

Page 16: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

Lampiran

1 2 3 4 5303

303.5

304

304.5

305

Grafik suhu penetapan kalorimeter

suhu campuran

waktu (menit)

suhu

(K)

1 2 3 4 5200

250

300

350

400

Grafik suhu penentuan kalor Zn-CuSO4

suhu campuran

waktu (menit)

suhu

(K)

Page 17: Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia

1 2 3 4 5301

301.5

302

302.5

303

Grafik kalor penetralan HCl-NaOH

suhu campuran

waktu (menit)

suhu

(K)