laporan praktikum respirasi · tumbuhan. pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi...

25
i LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI Oleh : Golongan F/Kelompok 1C 1. Sulam (161510501013) 2. Pungky Pramesta M. (161510501018) LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

i

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI

Oleh :

Golongan F/Kelompok 1C

1. Sulam (161510501013)

2. Pungky Pramesta M. (161510501018)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Respirasi merupakan suau proses pemecahan molekul-molekul gula

menjadi senyawa anorganik, dimana respirasi terjadi di dalam sel-sel makhluk

hidup. Respirasi dapat disebut juga proses pernafasan, tetapi jika pernafasan

menggunakan oksigen sebagai pemecah lain halnya dengan respirasi, proses dari

respirasi tidaknselalu melibatkan oksigen dalam prosesnya. Pemecahan molekul

gula maupun asam lemak dibantu dengan enzim beserta molekul-molekul

sederhana lainya. Reaksi dari respirasi yaitu berupa melepaskan energi, kemudian

di tangkap NADP yang kemudian membentuk ATP atau juga NADPH. Proses

respirasi dibagi menjadi 2 yaitu, Respirasi yang menggunakan oksigen sebagai

oksidatornya dinamakan respirasi aerob, sedangkan untuk respirasi yang tidak

menggunakan oksigen dinamakan respirasi anaerob.

Respirasi aerob merupakan suatu pemecahan molekul glukosa

dengan bantuan oksigen guna menghasilkan energi (ATP) yang digunakan

tumbuhan untuk melakukan aktivitas yang memerlukan suatu energi. Proses

respirasi aerob pada tumbuhan yaitu merubah glukosa menjadi senyawa sederhana

dengan melepas energi, proses tersebut dinamakan katabolisme. Proses respirasi

secara aerob dibagi menjadi 4 tahap yaitu, glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,

siklus krebs, dan transfer elektron, pada tahap glikolisi terjadi di sitoplasma,

sedangkan tahap lainya terjadi di mitokondria, organel inilah yang dinamakan

organel penghasil energi. Proses repirasi aerob banyak dilakukan oleh tumbuhan

tingkat tinggi yang memiliki anatomi lengkap, berupa daun, batang maupun akar.

Proses respirasi aerob sangat kompleks sehingga sangat diperlukan pla oleh

tumbuhan tingkat tinggi mengingat anatomi pada tumbuhan tingkat tinggi yang

lengkap mengharuskan tanaman memakan energi yang banyak dalam melakukan

aktifitas.

Proses respirasi anaerob merupakan suatu proses respirasi yang

unik dimana dalam prosesnya tidak menggunakan oksigen. Respirasi anaerob

merupakan suatu respirasi atau fermentasi dimana fermentasi glukosa merupakan

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

2

substrat awal pada tahap respirasi. Pada tahap respirasi anaerob glukosa dipecah

menjadi asam piruvat , NADH, dan ATP. Proses fermentasi tidak bisa melakukan

pemecahan glukosa secara sempurna menjadi air dan karbon dioksida, alhasil

ATP yang dihasilkan tidak terlalu banyak seperti respirasi aerob. Proses

fermentasi dibagi mejadi 2 yaitu, proses fermentasi alkohol yang dilakukan oleh

jamur, dan proses fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh hewan dan

manusia.

Respirasi pada tumbuhan terjadi di stomata dengan cara menyerap

oksigen, yang nantinya menjadi bahan oksidator dalam proses reaksi. Pada

tumbuhan tingkat tinggi, menggunakan proses respirasi aerob dengan cara

melepaskan energi dari makanan yang telah di oksidasi dalam sel tubuh

tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara

anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

suatu senyawa menjadi senyawa lanjutan dengan bantuan suatu enzim, dalam

respirasi anaerob dapat ditemukan adanya kandungan alkohol maupun asam laktat

pada senyawa lanjutan hasil pemecahan atau perubahan molekul. Respirasi pada

tumbuhan terjadi dsetiap bagian dari tumbuhan, mulai dari akar, batang, dan daun,

hal ini terjadi pada respirasi tanaman tingkat tinggi. Tumbuhan melakukan proses

respirasi untuk bertahan hidup dimana hasil dari respirasi menghasilkan suatu

energi yang digunakan untuk pertumbuhan, pembentukan protein, pengangkutan

mineral dan lain sebagainya. Respirasi pada tumbuhan sangat bergantung pada

beberapa faktor yang sangat berpengaruh bagi proses respirasi itu sendiri, yaitu,

ketersediaan substrat yang mempengaruhi laju reaksi respirasi, ketersediaan

oksigen yang dapat mempengaruhi laju rekasi namun tiap spesies tumbuhan

berbeda, tipe dan umur tumbuhan juga berpengaruh, dan suhu yang dapat

mengatur laju rekasi respirasi. Proses respirasi pada tumbuhan memiliki memiliki

perbedaan dengan fotosintesis, bila repirasi merupakan proses pembongkaran

yang dapat berlangsung optimal di malam hari (katabolisme) sebaliknya,

fotosintesis merupakan proses pembentukan atau penyusunan (anabolisme),

fotosintesis paling optimal dilakukan di siang hari. Proses respirasi sangat penting

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

3

bagi tumbuhan karena dengan melakukan respirasi, tumbuhan tetap hidup dan

dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.

1.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi

serta membukikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan suatu proses kebalikan dari fotosinstesis, dimana

dalam proses respirasi terjadi perombakan energi yang semula disimpan melalui

reaksi katabolisme dan asimilasi. Respirasi terdiri atas 2 (dua) macam yaitu

respirasi aerob dan anaerob. Kedua proses tersebut memiliki perbedaan yang

terletak pada bahan yang diperlukan. Respirasi aerob memerlukan bahan berupa

oksigen yang berasal dari udara, sedangkan respirasi anaerob tidak memerlukan

itu. Respirasi menimbulkan perbandingan seberapa banyak oksigen yang

dibutuhkan dalam menjalankan proses dengan karbondioksida yang diproduksi.

Perbandingan tersebut biasa dijuluki dengan kosien respirasi (K.R) yang didalam

proses tersebut menghasilkan air-air yang dilepaskan dan biasa dikenal dengan air

metabolisme (Dwidjoseputro, 1978).

Menurut Haryanti dan Budihastuti (2015), respirasi yang memerlukan

oksigen sangat dipengaruhi oleh tingkat tinggi rendahnya suatu kadar oksigen

tersebut. Oksigen yang terlalu rendah mampu menghambat proses respirasi yang

berlangsung, dimana pada proses tersebut energi yang diperlukan untuk enzim

dalam merombak karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana akan

melambat. Melambatnya perombakan tersebut akan berdampak pada ATP yng

dihasilkan ikut melambat pula. Proses respirasi pada dasarnya membutuhkan

oksigen dalam kondisi yang optimum sehigga tidak mempengaruhi ATP yang

dihasilkan pula.

Menurut Puspitanigrum dkk. (2012), resprasi juga dipengaruhi oleh suhu

di lingkungan sekitar suatu tanaman. Tingkat kecepatan atau laju respirasi

dianggap sebagai ukuran dalam mengkur laju metabolisme yang terjadi pada suatu

tanaman. Laju respirasi yang tergolong cepat berpengaruh terhadap konsumsi

oksigen yang dibutuhkan pada suhu ertentu. Suhu yang meningkat pada suatu

tanaman akan meningkatkan konsentrasi oksigen yang dibutuhkan dalam proses

respirasi. Laju respirasi berkorelasi negatif dengan umur tanaman ketika

disimpan. Artinya, tanaman yang memiliki laju respirasi tinggi akan membuat

tanaman tersebut berumur lebih pendek, alasannya adalah tanaman tersebut

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

5

mengeluarkan energi yang besar sehingga energi cepat habis da tanaman akan

mengalami kemunduran lebih cepat. Apabila dibandingkan dengan tanaman yang

berlaju respirasi rendah maka tanaman tersebut memiliki masa simpan yang relatif

lebih lama (Hermawan dkk., 2016).

Proses respirasi terjadi di sitoplasma dan mitokondria, dimana pada

kedua organel sel tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam melepas

energi potensial. Respirasi mengalami perluasan rantai hingga ke permukaan sel

yang berguna dalam mengurangi akseptor-akseptor elektron yang berasal dari luar

sel seperti halnya besi, besi oksida, dan mangan yang semakin lama semakin

banyak terungkap pada beberapa tahun terakhir. Perjalanan elektron dalam proses

respirasi dari membran sitoplasma berjalan melalui periplasma dan kemungkinan

pula terjadi pada membran luar (Ritcher et al., 2017).

Respirasi pada suatu tanaman merupakan fluks karbon besar yang

dikeluarkan oleh tanaman ke atmosfer, dimana yang menjadi kontrol utamanya

adalah evolusi pada siklus karbon global. Hal tersebut mendukung tingkat

perubahan iklim yang semakin pesat utamanya dalam hal kebutuhan bahan bakar

yang dibutuhkan oleh manusia yang berasal dari bahan bakar fosil. Pelepasan atau

penyimpanan karbon harus diperkirakan dan memprediksi laju respirasi yang

berfungsi untuk mengetahui ketergantungan suhu yang dibutuhkan ketika respirasi

serta kontrol yang berlaku secara universal yangterjadi pada metabolisme suatu

tanaman (Heskel et al., 2016).

Tahap dalam respirasi salah satunya adalah siklus calvin. Siklus calvin

mengandung beberapa enzim yang berperan aktif di dalamnya. Aktivitas enzim

yang terjadi pada siklus calvin sering kali membatasi tingkat fiksasi pada

kabondioksida yang dibutuhkan oleh tanaman serta menentukan ukuran yang akan

dibentuk oleh tanaman tersebut (Okegawa and Motohashi, 2015).

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

6

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agrobiosains dengan judul acara “Respirasi” dilaksanakan

pada hari sabtu, 13 oktober 2017 pukul 15.30 sampai 17.00 di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Erlenmeyer 250 cc

2. Kertas saring

3. Respirometer

4. Beaker glass

5. Neraca

6. Botol semprot

7. Alat suntikan

3.2.1 Bahan

1. Kecambah kacang hijau

2. Larutan CaCl2 0,2 N

3. Larutan NaOH 0,2 N

4. Larutan HCL 0,05 N

5. Indikator pp

6. Aquadest

7. Biuret

8. Vaseline

9. Tinta

3.3 Cara kerja

1. Memasukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam repirometer dan

memasukkan pula kassa ke dalam tabung objek. Menutup tabung objek

dengan tabung pengumpul.

2. Memasukkan kecambah, kacang hijau ke dalam tabung objek.

3. Mengisi alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.

4. Menyuntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengmpul

(sebaiknya tetes air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).

5. Melihat perubahan tetes air (menurun) dalam waktu beberapa lama pada pipa

ukur. Mengetahui volume oksigen yang terpakai oleh kecambah setelah

selang waktu tertentu.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

7

6. Menghitung volume oksigen yang terpakai dengan rumus: V= 3,14 x 0,75 x

0,75 x (perubahan posisi tetes air). Mengetahui hubungan antara berat sample,

waktu dan oksigen yang terpakai dari hasil tersebut.

3.4 Variabel Pengamatan

1. Volume oksigen yang diperlukan

2. Volume karbondioksida yang dihasilkan

3. Koesien Respirasi

3.5 Analisis data

Pada praktikum acara “Respirasi” menggunakan analisis data berupa

analisis kuantitatif.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

8

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Pengamatan respirasi kacang hijau

No Perlakuan Indikator Perlakuan

Volome O2 Volume CO2 KR

1 Imbibisi 1,47 5,94 4,04

2 24 Jam 0,65 1,55 2,38

3 48 Jam 2,72 2,56 0.94

Gambar 2. Grafik respirasi

Hasil dari pengamatan praktikum acara respirasi di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan menunjukan bahwa, dari perlakuan imbibisi diperoleh

volume O2 yaitu 1,47, volume CO2 yaitu 5,94 dan KR 4,04. Perlakuan 24 jam

diperoleh hasil volume O2 yaitu, 0,65, CO2 sekitar 1,55 dan KR 2,38. Perlakuan

48 jam diperoleh hasil Volume O2 berkisar 2,72, volume CO2 yaitu 2,56 dan KR

0,94. Perlakuan yang dilakukan berupa imbibisi biji yaitu merendam biji kacang

hijau kedalam air, lalu setelah itu biji kacang hijau yang telah di imbibisi diukur

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

9

volume CO2, O2, dan KR dengan bahan dan peralatan yang telah disediakan.

Perlakuan dengan durasi waktu 24 jam yaitu mengkecambahkan biji kacang hijau

di media kapas basah, perlakuan ini dilakukan -24 jam sebelum praktikum

berlangsung setelah itu diukur volume O2 dan CO2. Perlakuan dengan durasi

waktu 48 jam yaitu dengan cara mengkeambahkan biji kacang hijau dengan media

diatas kapas basah, perlakuan ini dilakukan 48 jam sebelum praktikum

berlangsung setelah itu diukur volume O2, CO2, KR.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum, ditemukan sejumlah data yang hasilnya

tidak sesuai dengan teori pada umumnya. Hal tersebut dapat diakibatkan karena

faktor eksternal yang mempengaruhinya baik berupa kontaminasi ataupun

kesalahan dalam melakukan metode praktikum. Pengukuran laju respirasi dapat

dilakukan agar mengertahui seberapa besar jumlah oksigen yang dibutuhkan pada

setiap tumbuhan dalam melakukan respirasi, selain itu juga mengethaui jumlah

karbondioksida yang dihasilkan oleh tanaman yang melakukan respirasi.

Praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan biji kacang hijau yang

di imbibisi. Ketika melakukan metode penyuntikan tinta ke ujung pipa ukur

mengalami beberapa masalah sehingga perlu melakukan ulangan sebanyak 3 kali

setelah pada proses pertama dan kedua gagal. Hal tersebut disebabkan karena

beberapa faktor diantaranya adalah masih adanya air yang ada di dalam pipa ukur

sehingga tinta tidak dapat merembes ke bawah sehingga perlu dilakukan

pengulangan dalam metode prakikum. Hal itu dilakukan agar diketahui volume

oksigen yang diperlukan dalam melakukan respirasi dan pada metode tersebut

pada kacang hijau yang diimbisi terjadi penurunan tinta hingga 100 ml, dengan

demikian dapat dihitung volume oksigen yang dibutuhkan kacang hijau pada

kondisi imbisi dalam melakukan respirasi sebesar 1,47 setiap 120 sekon

sedangkan pada kecambah 24 jam 48 jam ditemukan 0,65 dan 2,72.

Volume karbondioksida yang dibutuhkan dapat diketahui melalui

beberapa tahap yaitu NaOH yang dimasukkan ke dalam gelas beaker an

menambahkan larutan CaCl2 sebanyak 25 ml dan selanjutnya disaring sampai

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

10

menimbulkan endapan berupa CaCO3 pada kertas filter. Endapan tersebut

membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida. Selanjutnya

mencuci kertas saring dengan aquades 100 ml serta menambahkan indikator pp 2

tetes hingga berwarna pink dan dilakukan proses titrasi dengan HCl 0,05 N

sampai larutan pink tersebut berubah menjadi bening seperti air. Kemudian

melihat berapa banyak HCl yang digunakan serta menguranginya dengan volume

awal HCl tersebut sehingga dapat diketahui volume karbondioksida yang

dihasilkan dengan rumus, sehingga diperoleh hasil 5,94; sedangkan pada

kecambah 24 jam dan 48 jam ditemukan sebesar 1,55 dan 2,56.

Jumlah oksigen dan oksigen yang telah diketahui selanjutnya dlakukan

penghitungan KR (Kosien Respirasi) yakni dengan membandingan jumlah

volume CO2 dengan O2. Koesien ketiga perlakuan pada imbibisi, kecambah 24 jam

dan 48 jam, ditemukan KR masing-masing sebesar 4,04; 2,38; dan 0,94. Menurut

Dwidjoseputro (1980), KR yang paling bagus pada respirasi tanaman adalah 1,

sehingga diantara ketiga perlakuan tersebut yang memiliki tingkat respirasi baik

adalah pada perlakuan 48 jam yaitu sebesar 0,94, dimana oksigen yang

dibutuhkan hampir seimbang dengan karbondioksida yang dihasilkan seimbang.

Penyimpangan pada KR dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya

adalah macam substrat yang menyusun, temperatur, kadar oksigen pada udara,

konsentrasi karbondioksida di udara, persediaan ai, luka, serta pengaruh bahan

kimia lain yang bersifat toksin. Macam substart yang dioksidasi tanaman dalam

respirasi sangat berpengaruh dalam koesien respirasi dimana pada heksosa

menghasilkan KR 1 karena jumlah C = 0, sedangkan pada tanaman yang

megandung substrat lain yang ikut teroksidasi maka KR yang dihasilkan akan

kurang dari 1 bahkan melebihi 1. Temperatur yang digunakan dalam respirasi

berpengaruh dalam KR yang dihasilkan, dimana pada temperatur 0◦ maka

karbondioksida yang dihasilkan sedikit, pada 30-40 ◦C respirasi dapat berjalan

optimal, apabila temperatur di atas 30◦ secara terus menerus maka respirasi juga

mengalami penurunan.

Konsentrasi oksigen dan karbondioksida di udara juga berpengaruh

terhadap proses respirasi sehingga pada kondisi tertentu akan menghasilkan KR

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

11

yang berbeda-beda. Selain itu ketersediaan air dan cahaya juga mempengaruhi

jalannya proses respirasi. Adapun faktor dari kondisi aringan tanaman yang juga

mempengaruhi jumlah KR yang dihasilkan. Pada tanaman yang terluka maka

respirasi akan berlangsung dengan cepat karena sel-sel parenkim akan berusaha

menutup luka tersebut, sehingga karbondioksida yang dihasilkan juga semakin

banyak. Penyimpangan KR juga dapat dipengaruhi adanya kontaminasi dari

senyawa lain yang bersifat toksin sehingga hasil perbandingan antara jumlah

oksigen yang dibutuhkan dengan karbondioksida yang dihasilkan menyimpang

terlalu sedikit maupun melebihi KR yang paling baik.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

12

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan praktikum acara respirasi dapat disimpulkan bahwa:

1. Respirasi merupakan suatu proses perombakan energi kimia untuk

menggerakkan proses metabolisme yang menghasilkan energi dalam bentuk

ATP

2. Respirasi terdiri atas dua macam yaitu respirasi aerob (membutuhkan

oksigen) dan anaerob (tidak membutuhkan oksigen).

3. Pada proses respirasi dapat diukur besar volume oksigen yang dibutuhkan

dan besar volume karbondioksida yang dibutuhkan, serta koesien respirasi.

4. Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya macam substrat,

temperatur, konsentari oksigen dan karbondioksida di udara, ketersediaan

air, luka jaringan, dan kontaminasi senyawa lain (toksin).

5. Pada ketiga perlakuan pada pengamatan, KR yang diketahui mendekati

benar adalah KR pada perlakuan kecambah 48 jam.

5.2 Saran

Pada praktikum kali ini, yang menghambat berlangsungnya acara adalah

kekurangan alat laboratorium sehingga waktu dalam pelaksanaannya molor

hampir 1 jam dikarenakan harus menunggu giliran alat dari kelompok lain.

Seharusnya asisten dapat meminimalisir agar kemoloran tidak berlangsung lama

khususnya ketka jadwal praktikum golongan telah usai.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

13

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Haryanti, S., dan R. Budihastuti. 2015. Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan

Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada

Naungan yang Berbeda. Anatomi dan Fisiologi, 28(1): 47-56.

Hermawan, W., A. Sapei, K. B. Seminar, D. Saputra, B. Purwantana, Y. A.

Purwanto, M. F. Syuaib, Salengke, A. S. Wijaya. 2016. Model Arenius

untuk Pendugaan Laju Respirasi Brokoli Terolah Minimal. Keteknikan

Pertanian, 4(1): 25-30.

Heskel, A. B., O. S. O’Sullivan, P. B. Reich, M. G. Tjoelker, L. K. Weerasinghe,

A. Penillarda, J. J. G. Egertona, D. Creek, K. J. Bloomfield, J. Xiang, F.

Sinca, Z. R. Stangl, A. M. L. Torrej, K. L. Griffink, C. Huntingford, V.

Hurry, P. Meira, M. H. Turnbull, and O. K. Atkin. 2016. Convergence in the

Temperature Response of Leaf Respiration Across Biomes and Plant

Functional Types. PNAS, 113(14): 3832-3837.

Okegawa, Y., and K. Motohashi. 2015. Chloroplastic Thioredoxin M Functions as

a Major Regulator of Calvin Cycle Enzymes during Photosynthesis in Vivo.

Plant, 8(5): 900-913.

Puspaningrum, M., M. Izzati, dan S. Haryanti. 2012. Produksi dan Konsumsi

Oksigen Terlarut oleh beberapa Tumbuhan Air. Anatomi dan Fisiologi,

20(1): 47-55.

Richter, K., M. Schicklberger, and J. Gescher. 2017. Dissimilatory Reduction of

Extracellular Electron Acceptors in Anaerobic Respiration. Applied and

Enviromental Microbiology, 12(1): 913-921.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

14

LAMPIRAN

Gambar 1.1 ACC Flowchart Pungky P

Gambar 1.2 ACC Flowchart Sulam

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

15

Gambar 2.1 ACC Lembar Kerja Pungky P

Gambar 2.2 ACC Lembar Kerja Sulam

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

16

Gambar 1,1 Mengambil 15 Biji Kacang hijau

Gambar 1.2 Mengolesi Respirometer dengan Vaseline

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

17

Gambar 1.3 Menyuntikkan Tinta kedalam Respirometer

Gambar 1.4 Menyaring dengan kertas saring

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

18

Gambar 1.5 Menambahkan 2 Tetes Indkator PP

Gambar 2.6 Mentitrasi dengan HCl

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

19

Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

20

Haryanti, S., dan R. Budihastuti. 2015. Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan

Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada

Naungan yang Berbeda. Anatomi dan Fisiologi, 28(1): 47-56.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

21

Heskel, A. B., O. S. O’Sullivan, P. B. Reich, M. G. Tjoelker, L. K. Weerasinghe,

A. Penillarda, J. J. G. Egertona, D. Creek, K. J. Bloomfield, J. Xiang, F.

Sinca, Z. R. Stangl, A. M. L. Torrej, K. L. Griffink, C. Huntingford, V.

Hurry, P. Meira, M. H. Turnbull, and O. K. Atkin. 2016. Convergence in the

Temperature Response of Leaf Respiration Across Biomes and Plant

Functional Types. PNAS, 113(14): 3832-3837.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

22

Okegawa, Y., dan K. Motohashi. 2015. Chloroplastic Thioredoxin M

Functions as a Major Regulator of Calvin Cycle Enzymes during

Photosynthesis in Vivo. Plant, 8(5): 900-913

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

23

Puspaningrum, M., M. Izzati, dan S. Haryanti. 2012. Produksi dan Konsumsi

Oksigen Terlarut oleh beberapa Tumbuhan Air. Anatomi dan Fisiologi,

20(1): 47-55.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI · tumbuhan. Pada respirasi tingkat rendah, proses respirasi berlangsung secara anaerob, anaerob sendiri dapat dikatakan fermentasi dikarenakan dapat mengubah

24

Richter, K., M. Schicklberger, and J. Gescher. 2017. Dissimilatory Reduction of

Extracellular Electron Acceptors in Anaerobic Respiration. Applied and

Enviromental Microbiology, 12(1): 913-921.