laporan praktikum proyek anatomi dan fisiologi hewan - pencernaan

34
LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103) PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN DAN PARAMETER PENCERNAAN Mus musculus Tanggal Praktikum: 18 September 2013 Tanggal Pengumpulan: 11 Oktober 2013 Disusun oleh: Tyas Arum Widayati 10612031 Kelompok 13 Asisten: Stephani Satriyo 10610048 PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Upload: tyas-arum-widayati

Post on 21-Oct-2015

618 views

Category:

Documents


70 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI

HEWAN (BI-2103)

PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN DAN PARAMETER

PENCERNAAN Mus musculus

Tanggal Praktikum: 18 September 2013

Tanggal Pengumpulan: 11 Oktober 2013

Disusun oleh:

Tyas Arum Widayati

10612031

Kelompok 13

Asisten:

Stephani Satriyo

10610048

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini berat badan sering menjadi permasalahan, terutama

pada bidang kesehatan. Permasalahan berat badan ini dapat berupa

kekurangan ataupun kelebihan berat badan. Menurut Kahn (2012),

kekurangan berat badan atau kehilangan berat badan secara abnormal,

dapat mengindikasikan seseorang sedang dalam keadaan stres atau sedang

mengidap penyakit yang cukup serius. Kelebihan berat badan menurut

Azwar (2004) merupakan salah satu penyebab dari penyakit

kardiovaskuler dan diketahui dari Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun

1972, 1986, dan 1992, penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit

degeneratif yang menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

Banyak cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan berat

badan, baik secara alami maupun modern. Secara alami, digunakan ekstrak

Curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifolia untuk mengatasi masalah

ini. Guazuma ulmifolia digunakan sebagai pelangsing tubuh dan Curcuma

xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal (Heyne,

1987 dalam Fitrianingsih, 2011).

Perhitungan parameter-parameter efisiensi pencernaan seperti laju

konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan

pencernaan, serta efisiensi absorbsi dapat digunakan untuk mengetahui

permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti

kehilangan atau kelebihan berat badan. Penentuan parameter-parameter

tersebut penting untuk mengetahui apakah sistem pencernaan bekerja

dengan efisien atau tidak sehingga jika terdapat gangguan pada sistem

pencernaan dapat diketahui lebih dini.

1.2 Tujuan

Menentukan pengaruh Curcuma xanthorriza dan Guazuma ulmifolia

terhadap laju konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif,

efisiensi pakan dan pencernaan, dan efisiensi absorbsi pada Mus

musculus.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pencernaan Mamalia

Sistem pencernaan merupakan sistem yang mengatur asimilasi

nutrisi yang dibutuhkan untuk memperoleh energi serta pertumbuhan.

Sistem pencernaan pada vertebrata memiliki berbagai variasi. Keragaman

ini disebabkan oleh kebutuhan nutrisi tiap individu yang berbeda-beda dan

cara tiap individu untuk mengambil nutrisi yang dibutuhkannya dari

lingkungan (Stevens, 2004).

Sistem pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus.

Makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi dan proses pencernaan

ini juga berperan dalam pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh

tubuh. Setelah masuk melalui rongga mulut, makanan masuk ke esofagus

dan kemudian terjadi proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim

pencernaan (Stevens, 2008). Lambung adalah tempat diferensiasi terbesar

antara hewan ruminansia dan nonruminansia. Salah satu hal perbedaan dari

sistem pencernan hewan ruminansia dengan nonruminansia adalah

esofagusnya. Pada hewan ruminansia, esofagus memungkinkan makanan

untuk masuk kembali ke rongga mulut dan difermentasi (Baldwin, 1984).

Makanan lalu masuk ke usus halus. Pada usus halus,

penyerapan nutrisi dari makanan berlangsung. Nutrisi yang diserap oleh

usus halus kemudian disalurkan ke bagian tubuh yang membutuhkan

(Parsons, 2008). Setelah melewati usus halus, makanan masuk ke usus

besar. Di usus besar, terjadi proses penyerapan air sekitar 90%.

Selanjutnya, produk sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dikeluarkan

melalui anus (Wolin, 1981).

2.2 Curcuma xanthorrhiza

Berdasarkan data dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi

(2006), Curcuma xanthorrhiza berasal dari genus Curcuma, suku

Zingiberaceae, ordo Zingiberales, kelas Monocotyledonae, sub divisi

Angiospermae, dan divisi Spermatophyta. Habitusnya berupa semak

dengan tinggi ± 1,5 m.

Berdasarkan Hembing (2008), bagian rimpang dari Curcuma

xanthorrhiza digunakan sebagai obat. Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza

adalah menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, mengatasi gangguan hati

dan empedu, radang lambung, gangguan pencernaan, dan gangguan pada

saat menstruasi. Rimpang Curcuma xanthorrhiza mengandung kurkumin,

pati, protein, serat, glikosida, toluil, metil karbinol, 1-sikloipremirsen,

kalium oksalat, serta minyak atsiri yang terdiri dari felandren, kamfer,

borneol, turmerol, xantorizol, dan sineol. Rimpang Curcuma xanthorrhiza

berbau aromatik tajam, rasanya pahit dan agak pedas, khasiat lainnya

adalah antiinflamasi dan minyak atsirinya berfungsi fungistatik terhadap

jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella

sp. (Dalimartha, 2006).

Kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk

merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga

pemecahan lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga

memperlancar pengeluaran lemak ke usus. Pengolahannya dapat dilakukan

dengan merebus 15-30 g rimpang dan diminum air hasil rebusannya

(Hembing, 2008).

2.3 Guazuma ulmifolia

Guazuma ulmifolia merupakan tanaman dari genus Guazuma, suku

Stercuiiaceae, ordo Malvales, kelas Dycotiledonae, sub divisi

Angiospermae, dan divisi Spermatophyta (Departemen Kesehatan, 2000).

Nama umum dari Guazuma ulmifolia adalah Jati Belanda. Habitus dari

tanaman ini adalah pohon dengan tinggi ± 10 m. Daun Guazuma ulmifolia

ini berkhasiat untuk menurunkan kolesterol dalam darah dan menurunkan

berat badan. Buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk dan diare.

Berdasarkan Hembing (2008), tanaman Guazuma ulmifolia

mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, sterol, tanin, asam fenolat, dan

damar. Rasa yang ditimbulkan tanaman ini agak kelat, bau aromatiknya

lemah, dapat berfungsi sebagai pengelat (astringent), dan kandungan

taninnya mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi

penyerapan lemak dari makanan. Guazuma ulmifolia dapat diolah dengan

merebus 15—30 g daunnya, kemudian diminum air hasil rebusannya.

2.4 Dosis – Dosis Pendedahan

Menurut Fox (2007), sebelum melakukan pendedahan zat kepada

hewan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pH, sterilitas, sifat

kimia dari zat yang digunakan, dosis yang akan diberikan, frekuensi

pendedahan, volume yang akan didedahkan, dan jalur pendedahan. Dalam

pendedahan, terutama pendedahan zat kepada Mus musculus, terdapat

dosis-dosis tertentu yang perlu diperhatikan. Dosis-dosis tersebut adalah

sebagai berikut.

Tabel 2.1 Dosis pendedahan pada Mus musculus

2.5 Parameter – Parameter Terkait Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan, terdapat beberapa parameter yang dapat

diukur untuk melihat keadaan sistem pencernaan pada suatu hewan

(Sidhar, 2009). Parameter tersebut dapat diukur berdasarkan perhitungan

berikut:

Consumption Rate (CR) = makanan yang dikonsumsi per hari

Relative Consumption Rate = (makanan yang dikonsumsi per hari/

berat hewan rata-rata) x 100%

Growth Rate (GR)= Berat tubuh yang didapatkan per harinya

Relative Growth Rate = (Berat tubuh yang didapatkan per harinya/

berat tubuh rata-rata} x 100%

Food Conversion Efficiency = (Berat tubuh yang didapatkan per

harinya/makanan yang dikonsumsi per hari) x 100%

2.6 Kandang Metabolisme

Kandang metabolisme berperan penting dalam perkembangan ilmu

gizi. Dengan kandang metabolisme, eksperimen untuk menentukan

parameter-parameter seperti kebutuhan nutrisi hewan, kemampuan

mencerna nutrisi, ekskresi endogen, keseimbangan mineral dalam tubuh,

dan laju ekskresi urin. Prinsip kerja dari kandang metabolisme ini adalah

pengambilan data dari jumlah dan frekuensi hasil ekskresi yang

dikeluarkan oleh hewan tersebut (Hendriks, 1999).

Kandang metabolisme tersusun dari bagian atas dengan atapyang

terbuat dari bahan polikarbonat. Pada bagian luar, terdapat tempat pakan

yang ukurannya telah disesuaikan agar hewan tidak bersarang di

dalamnya. Tempat makan didesain dengan laci agar tidak ada kontaminasi

antara urin dengan pakan. Urin yang akan diukur dialirkan pada corong

bagian bawah kandang yang di bawahnya terdapat tabung utuk mewadahi

urin. Feses hewan dialirkan ke bagian corong lainnya yang dibawahnya

sudah tersedia tabung untuk mengumpulkan feses (Tarland, 2007).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Pada pengamatan sistem pencernaan Mus musculus ini, alat dan

bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Alat dan bahan

Alat Bahan

1. Kandang metabolisme

2. Sarung tangan (glove)

3. Timbangan digital

4. Syringe

5. Jarum gavage

6. Oven

7. Wadah penampung feses

8. Gelas penampung urin

9. Gelas kimia

1. Mencit (Mus musculus)

2. Pakan mencit

3. Akuades

4. Detergen

5. Alumunium foil

6. Curcuma xanthorriza

7. Guazuma ulmifolia

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Inisiasi

Mus musculus ditimbang dan dicatat berat badannya,

kemudian dimasukkan ke dalam kandang metabolisme yang telah

disiapkan. Dimasukkan pakan sebanyak 10% dari berat badan Mus

musculus ke dalam tempat pakan dan diberikan minum secara ad

libitum. Wadah penampung feses dan gelas penampung urin

ditimbang dan ditempatkan di bawah saluran feses dan saluran urin.

3.2.1 Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan

Selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan, dilakukan

penimbangan berat badan Mus musculus setiap hari. Mus musculus

dikeluarkan dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat badannya.

Setiap hari Mus musculus juga didedah, jarum gavage dipasang

pada syringe, lalu dimasukkan zat ke dalam alat gavage. Mus

musculus kemudian ditangkap dan diposisikan secara vertikal.

Dimasukkan alat gavage ke dalam kerongkongan mencit lalu zat

diinjeksi. Alat gavage dikeluarkan lalu dicuci dengan air keran, air

sabun, dan akuades secara berturut-turut dan Mus musculus

dikembalikan ke kandang.

Dilakukan juga penimbangan dan pemberian pakan setiap

hari. Tempat pakan dilepas dari kandang metabolisme. Ditimbang

pakan yang tersisa, dicatat beratnya, kemudian dibuang. Diberikan

kembali pakan baru yang sesuai dengan berat Mus musculus.

Tempat makan diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

Pemberian minum dilakukan setiap hari. Tempat minum

dilepas dari kandang metabolisme dan diisi air secara ad libitum,

kemudian diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Selain

itu, feses juga ditimbang setiap hari. Wadah penampung feses yang

telah diketahui beratnya diambil dari kandang, lalu ditimbang dan

dicatat berat fesesnya. Feses yang telah ditimbang dibungkus ke

dalam aluminium foil dan disimpan. Wadah penampung feses

diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Feses lalu dioven

selama 24 jam setiap dua hari. Setelah kering, feses ditimbang dan

dicatat beratnya.

Setiap dua hari dilakukan penimbangan urin. Gelas

penampung urin diambil dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat

urinnya. Gelas penampung kemudian diletakkan kembali pada

kandang metabolisme.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel data hasil pengamatan berat badan Mus musculus

Tabel 4.1 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi aquades

Perlakuan 1 = Aquades (Kandang 1-2)

Hari, tanggal

Berat pakan rata-rata per

mencit (sebelum

ditambah)

Berat pakan rata-

rata per mencit (setelah

ditambah)

Berat mencit rata-rata

Berat feses rata-rata per

mencit

Berat urin

rata-rata per

mencit

Rabu,25/9/2013

Kamis,26/9/2013

1.722 3.2 32.006 0.62 0.142

Jumat,27/9/2013

0.64 2.948 29.28 0.258 0.212

Sabtu,28/9/2013

1.53 2.839 28.394 0.18 0.284

Minggu, 29/9/2013

1.416 3.04 27.236 0.12 0.242

Senin, 30/9/2013

1.66 2.566 25.8 0.176 0.224

Selasa,1/10/2013

1.68 2.955 25.173 0.496 0.208

Rabu,2/10/2013

0.56 25.925 0.25 0.45

Tabel 4.2 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi Curcuma

xanthorrhiza

Perlakuan 2 = Curcumin (Curcuma xanthorrhiza) (Kandang 3-4)

Hari, tanggal

Berat pakan rata-rata per

mencit (sebelum

ditambah)

Berat pakan rata-rata

per mencit (setelah

ditambah)

Berat mencit

rata-rata

Berat feses rata-

rata per mencit

Berat urin rata-

rata per mencit

Rabu,25/9/2013

3.245 32.468

Kamis,26/9/2013

2.267 4.812 32.484 0.5 0.184

Jumat,27/9/2013

3 4.245 33.475 0.783 0.155

Sabtu,28/9/2013

1.035 3.665 30.97 0.45 0.61

Minggu, 29/9/2013

1.09 2,613 30.663 0.243 0.443

Senin, 30/9/2013

1.15 4.123 29.775 0.125 0.748

Selasa,1/10/2013

1.73 2.955 29.728 0.125 0.62

Rabu,2/10/2013

1.2 28.805 0.2 0.5

Tabel 4.3 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi slimming tea

(Guzuma ulmifolia)

Perlakuan 3 = Slimming tea (Guazuma ulmifolia) (Kandang 5-6)

Hari, tanggal

Berat pakan rata-rata per

mencit (sebelum

ditambah)

Berat pakan rata-rata per

mencit (setelah

ditambah)

Berat mencit rata-rata

Berat feses rata-

rata per mencit

Berat urin rata-

rata per mencit

Rabu,25/9/2013

3.82 38.212

Kamis,26/9/2013

2.5 3.869 38.682 0.644 0.04

Jumat,27/9/2013

1.28 3.684 36.856 0.4 0.08

Sabtu,28/9/2013

0.788 3.485 35.5 0.44 0.16

Minggu, 29/9/2013

1.033 3.363 33.58 0.36 0.25

Senin, 30/9/2013

0.992 3.353 33.525 0.238 0.225

Selasa,1/10/2013

0.79 3.305 33.295 0.5 0.275

Rabu,2/10/2013

0.655 32.71 0.225 0.198

4.1.2 Perhitungan parameter pencernaan

1. Perlakuan I (aquades), tanggal pengamatan 30

September 2013.

a) Laju konsumsi (CR)

¿ Ct=1,38

1=1,38 gram /hari

b) Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=25,8−27,236

1=−1,436 gram /hari

c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=25,8−27,23627,236

x100%=−0.05272%

d) Efisiensi pakan (FE)

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=25,8−27,236

1,38x100 %=−104.058 %

e) Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=1,38−0,176−0,2241,38

x 100 %=71.0145 %

f) Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 25,8−27,2361,38−0,176−0,224

x100 %=−146.531 %

2. Perlakuan II (curcumin), tanggal pengamatan 30

September 2013.

a) Laju konsumsi (CR)

¿ Ct=1,463

1=1,463 gram /hari

b) Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=29,775−30,663

1=−0,888 gram /hari

c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=29,775−30,66330,663

x100 %=−0,02896 %

d) Efisiensi pakan (FE)

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=29,775−30,663

1,463x 100 %=−60,6972 %

e) Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=1,463−0,125−0,7481,38

x100 %=40,3281 %

f) Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 29,775−30,6631,463−0,125−0,748

x 100 %=−150,508 %

3. Perlakuan III (slimming tea), tanggal pengamatan 30

September 2013.

a) Laju konsumsi (CR)

¿ Ct=2,371

1=2,371 gram /hari

b) Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=33,525−33,58

1=−0,055 gram /hari

c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=33,525−33,5833,58

x100 %=−0,00164 %

d) Efisiensi pakan (FE)

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=33,525−33,58

2,371x 100%=−2,3197 %

e) Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=2,371−0,238−0,2251,38

x100 %=80,4724 %

f) Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 33,525−33,582,371−0,238−0,225

x 100 %=−2,8826 %

Grafik 4.1 Perbandingan Laju Konsumsi

1 2 30

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Laju Konsumsi

Laju Konsumsi

Perlakuan

Laju

Kon

sum

si (g

ram

/har

i

Grafik 4.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan

1 2 3

-1.2000

-1.0000

-0.8000

-0.6000

-0.4000

-0.2000

0.0000

Laju Pertumbuhan

Laju Pertumbuhan

Perlakuan

Laju

Per

tum

buha

n (g

ram

/har

i)

Gambar 4.3 Perbandingan Laju Pertumbuhan Relatif

1 2 3

-0.04

-0.035

-0.03

-0.025

-0.02

-0.015

-0.01

-0.005

0

Laju Pertumbuhan Relatif

Laju Pertumbuhan Relatif

Perlakuan

Laju

Per

tum

buha

n Re

latif

(%)

Gambar 4.4 Perbandingan Efisiensi Pakan

1 2 3

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

Efisiensi Pakan

Efisiensi Pakan

Perlakuan

Efisie

nsi P

akan

(%)

Gambar 4.5 Perbandingan Efisiensi Pencernaan

1 2 30

1020304050607080

Efisiensi Pencernaan

Efisiensi Pencernaan

Perlakuan

Efisie

nsi P

ence

rnaa

n (%

)

Gambar 4.6 Perbandingan Efisiensi Absorbsi

1 2 3

-140

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

Efisiensi Absorbsi

Efisiensi Absorbsi

Perlakuan

Efisie

nsi A

bsor

bsi (

%)

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan kali ini, perlakuan I dijadikan sebagai

kontrol. Diperoleh data bahwa perlakuan I (pemberian akuades

pada Mus musculus) laju konsumsi rata-ratanya adalah 1,19143

gram/hari, pada perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza)

2,02657 gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming

tea) adalah 2,40586 gram/hari. Hal ini menunjukkan bahwa laju

konsumsi Mus musculus paling besar adalah dengan pemberian

slimming tea. Berdasarkan Suharmiati et al. (2004), slimming tea

yang mengandung Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsinya

adalah menurunkan nafsu makan. Hasil pengamatan ini berbeda

dengan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh Mus musculus yang

diberi perlakuan III (slimming tea) melakukan aktivitas lebih

banyak dbandingkan Mus musculus pada perlakuan I dan II,

sehingga laju konsumsinya lebih besar.

Data perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus)

laju pertumbuhan rata-ratanya adalah -1,0315 gram/hari, pada

perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza) -0,52329

gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah

-0.786 gram/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian

Curcuma xanthorrhiza memberikan laju pertumbuhan rata-rata

yang paling besar.

Perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju

pertumbuhan relatifnya adalah -0.03389%, pada perlakuan II

(pemberian Curcuma xanthorrhiza) -0.01648%, dan pada

perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -0.02169%. Laju

pertumbuhan relatif paling besar adalah dengan pemberian

Curcuma xanthorrhiza.

Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan I (pemberian

akuades pada Mus musculus) adalah -65,6285%, pada perlakuan II

(pemberian Curcuma xanthorrhiza) -21,2695%, dan pada

perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -27,6313%.

Efisiensi pakan paling besar adalah pada pemberian Curcuma

xanthorrhiza.

Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan

literatur, menurut Hembing (2008), kandungan kurkumin dari

Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk merangsang sel hati untuk

memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak dapat

berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar

pengeluaran lemak ke usus. Dengan hal itu, pemberian zat ini dapat

meningkatkan laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan

efisiensi pakan.

Efisiensi pencernaan pada perlakuan I (pemberian akuades

pada Mus musculus) adalah 75,7227%, pada perlakuan II

(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 55,4203%, dan pada perlakuan

III (pemberian slimming tea) adalah 74,0454%. Hal ini

menunjukkan bahwa efisiensi pencernaan paling besar adalah pada

Mus musculus dengan perlakuan I (pemberian akuades).

Efisiensi absorbsi pada perlakuan I (pemberian akuades

pada Mus musculus) adalah 129,853%, pada perlakuan II

(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 36,976%, dan pada perlakuan

III (pemberian slimming tea) adalah 31,1415%. Efisiensi absorbsi

terbesar adalah pada variabel kontol, yaitu perlakuan I.

Data diatas menunjukkan bahwa Curcuma xanthorrhiza

dapat berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan sehingga laju

pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan

bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai seperti laju konsumsi,

efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi dapat disebabkan

karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.

BAB V

KESIMPULAN

Pada pengamatan ini, diperoleh bahwa:

1. Laju konsumsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian

slimming tea

2. Laju pertumbuhan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian

Curcuma xanthorrhiza.

3. Laju pertumbuhan relatif terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan

pemberian Curcuma xanthorrhiza.

4. Efisiensi pakan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian

Curcuma xanthorrhiza.

5. Efisiensi pencernaan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan

pemberian akuades.

6. Efisiensi absorbsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian

akuades.

Dapat disimpulkan bahwa Curcuma xanthorrhiza berfungsi dalam

peningkatan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan

relatif, dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai

seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi dapat

disebabkan karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Lodola, Alberto, Stadler, Jeanne. 2011. Pharmaceutical Toxicology in Practice: A Guide to Non-Clinical Development. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Stevens, G. Edward, Hume, Ian D.. 2004. Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive System. Cambridge: Cambridge University Press

Depkes RI (2000) : Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 85, 125Kahn, April. 2012. “Unintentional Weight Loss”.

http://www.healthline.com/health/weight-loss-unintentional (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 07.28 WIB)

Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jild 2. Jakarta: Trubus Agriwidya

Hembing W., H.. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolestrol. Jakarta: Niaga Swadaya

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. http://www.warintek.ristek.go.id/ (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 10.24 WIB)

Fox, J.G. et al.. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454

Hendriks, W. H., Wamberg, S., dan M.F. Tarttelin. 1999. A metabolism cage for quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in adult cats (Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition. 82: 94-105