laporan praktikum kitosan

Upload: rizki-saladin-adistya

Post on 06-Jul-2015

871 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Membran merupakan suatu fasa yang berfungsi sebagai penghalang atau filter aliran ion atau molekul yang berada di dalam fluida yang menghubungkan permukaan yang satu dengan yang lain. Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi membran dalam bidang industri, kimia fisika, dan biologi juga semakin berkembang. Salah satu fungsi teknologi membran ini adalah untuk filtrasi. Teknologi membran memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknologi lain karena hemat energi, bersih, dan tidak memerlukan zat kimia pendukung. Salah satu potensi dalam teknologi membran ini adalah membran yang berasal dari makhluk hidup atau disebut juga membran alami. Komponen dari membran alami adalah protein dan lipid. Membran alami ini dapat dikembangkan untuk berbagai aplikasi seperti filtrasi. Beberapa contoh dari membran alami ini adalah membran kitosan dan membran kulit telur. Kitosan merupakan modifikasi dari senyawa kitin yang terdapat pada hewan kelompok Crustacea seperti udang-udangan dan kepiting. Senyawa kitosan ini memilki banyak manfaat, misalnya untuk bahan pengawet makanan, obat-obatan, dan lain-lain. Membran telur adalah selaput tipis yang terdapat pada telur dan menempel pada cangkang telur dengan sedikit rongga sebagai penghalang. Membran telur ini dalam kesehariannya disebut denga kerabang. Kualitas dari membran alami tersebut dipengaruhi oleh sifat dari membran tersebut seperti sifat listrik, termal, dan mekanik. Untuk mengetahui kualitas dari membran alami tersebut, diperlukan pengujian-pengujian dari sifat membran agar karakteristik dari membran-membran alami tersebut dapat diketahui sehingga potensi dari membran alami untuk diaplikasikan untuk teknologi dapat ditingkatkan. I.2 Tujuan 1. Menguji Sifat Reologi Membran Kitosan dan Membran Telur. 2. Menguji Sifat Listrik Membran Kitosan dan Membran Telur. 3. Menguji Karakteristik Arus-Tegangan Membran Kitosan dan Membran Telur. I.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Sifat Reologi Membran Telur dan Membran Kitosan? 2. Bagaimanakah Sifat Listrik Membran Kitosan? 3. Bagaimanakah Karakteristik Arus-Tegangan dari Membran Telur dan Membran Kitosan? I.4 Hipotesa

2

Membran kitosan yang dibuat dengan pelarut asam asetat dan membran telur memilki karakteristik sifat listrik dan reologi tertentu sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kitosan Kitosan merupakan produk alamiah yang merupakan turunan dari polisakarida kitin. Kitosan mempunyai nama kimia Poly D-glucosamine ( beta (14) 2-amino-2-deoxy-D-glucose), bentuk kitosan padatan amorf bewarna putih dengan struktur kristal tetap dari bentuk awal kitin murni. Kitosan mempunyai rantai yang lebih pendek daripada rantai kitin. Kelarutan kitosan dalam larutan asam serta viskositas larutannya tergantung dari derajat deasetilasi dan derajat degradasi polimer. Kitosan kering tidak mempunyai titik lebur. Bila kitosan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama pada suhu sekitar 100oF maka sifat kelarutannya dan viskositasnya akan berubah. Bila kitosan disimpan lama dalam keadaan terbuka (terjadi kontak dengan udara) maka akan terjadi dekomposisi, warnanya menjadi kekuningan dan viskositas larutan menjadi berkurang. Hal ini dapat digambarkan seperti kapas atau kertas yang tidak stabil terhadap udara, panas dan sebagainya. Kitosan dapat dimanfaatkan di berbagai bidang biokimia, obat-obatan atau farmakologi, pangan dan gizi, pertanian, mikrobiologi, penanganan air limbah, industri-industri kertas, tekstil membran atau film, kosmetik dan lain sebagainya. Dalam cangkang udang, kitin terdapat sebagai mukopoli sakarida yang berikatan dengan garam-garam anorganik, terutama kalsium karbonat (CaCO3), protein dan lipida termasuk pigmen-pigmen. Oleh karena itu untuk memperoleh kitin dari cangkang udang melibatkan proses-proses pemisahan protein (deproteinasi) dan pemisahan mineral (demineralisasi). Sedangkan untuk mendapatkan kitosan dilanjutkan dengan proses deasetilasi. Reaksi pembentukan kitosan dari kitin merupakan reaksi hidrolisa suatu amida oleh suatu basa. Kitin bertindak sebagai amida dan NaOH sebagai basanya. Mula-mula terjadi reaksi adisi, dimana gugus OH- masuk ke dalam gugus NHCOCH3 kemudian terjadi eliminasi gugus CH3COO- sehingga dihasilkan suatu amida yaitu kitosan (Wardaniati dan Setyaningsih 2009) . Reaksi Pembentukan Kitosan dari Kitin :

90 100oC+ NaOH +

Kitin

kitosan

Asam Asetat

3

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia (Anonim 2008). Membran Membran secara umum didefinisikan sebagai pemisah yang bersifat selektif berada di antara dua fasa yaitu fasa I (umpan) dan fasa II (permeat). Membran bisa tipis atau tebal dan strukturnya bisa homogen atau heterogen serta transpornya bisa aktif atau pasif. Perbedaan stuktur dari membran-membran yang ada saat ini bisa digunakan membedakan mekanisme pemisahan dan aplikasinya. Terdapat banyak sekali proses membran, dimana proses-proses tersebut didasarkan pada perbedaan prinsip pemisahan atau mekanismenya dan masalah spesifik yang dapat mencakup ukuran rentang dari partikel sampai molekul. Dalam bidang kedokteran, mikrobiologi, fisiologi dan biokimia, membran adalah suatu lapisan tipis yang memisahkan berbagai struktur selular atau organ. Membran berfungsi sebagai penghalang tipis yang sangat selektif diantara dua fasa, hanya dapat melewatkan komponen tertentu dan menahan komponen lain dari suatu aliran fluida yang dilewatkan melalui membran (Mulder 1996). Proses pemisahan pada membran terjadi karena adanya proses fisika-kimia antara membran dengan komponen yang akan dipisahkan serta adanya gaya dorong yang berupa gradient konsentrasi (C), gradient tekanan (P) dan gradient potensial (E). Membran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini. Berdasarkan gradient tekanan sebagai gaya dorongnya dan pemeabilitasnya, membran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

4

a. Mikrofiltrasi (MF), Membran jenis ini beroperasi pada tekanan berkisar 0,1-2 Bar dan batasan permeabilitas-nya lebih besar dari 50 L/m2.jam.bar b. Ultrafiltrasi (UF), Membran jenis ini beroperasi pada tekanan antara 1-5 Bar dan batasan permeabilitas-nya adalah 10-50 L/m2.jam.bar c. Nanofiltrasi, Membran ini beroperasi pada tekanan antara 5-20 bar dan batasan permeabilitas-nya mencapai 1,4 12 L/m2.jam.bar d. Reverse Osmosis (RO), Membran jenis ini beroperasi pada tekanan antara 10100 Bar dan batasan permeabilitas-nya mencapai 0,05-1,4 L/m2.jam.bar. (Mulder,1996) Aplikasi dari membran ini sangat beragam. Secara umum, membran digunakan dalam industri pengolahan air, baik pengolahan air bersih, air limbah, ataupun air minum. Selama ini, membran yang digunakan berasal dari polimer sintetis seperti polikarbonat, poliamida, PTFE (Teflon), polisulfon dan ester selulosa. Membran Kitosan Membran kitosan dibuat dan dikarakterisasi pertama kali oleh Muzarelli (1974). Membran dari polimer kitosan ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan membran sintesis. Diantaranya dari ketersediaan bahan baku. Kitosan merupakan biopolimer yang keberadaannya melimpah di alam setelah selulosa. Hal ini tentu saja menguntungkan dari segi biaya pembuatan membran yang berbahan dasar polimer kitosan. Membran kitosan dibuat dari larutan kitosan dalam asam format. Larutan ini dituangkan ke lempeng gelas dan diletakkan pada posisi mendatar di atas sebuah penangas air. Ketika semua asam format telah habis terevaporasi, sebuah membran terbentuk di atas lempeng kaca. Membran kitosan pada umumnya memiliki kapasitas yang lebih rendah daripada bubuk kitosan. Membran ini memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang kedokteran (salah satunya sebagai pembalut luka) maupun dalam bidang yang lain seperti proses pengolahan air dan limbah industri.(Mulder 1996). Membran Telur Membran telur adalah selaput tipis yang terdapat pada telur dan menempel pada cangkang telur dengan sedikit rongga sebagai penghalang. Dalam keseharian, membran telur dinamakan sebagai selaput kerabang, yaitu selaput yang berfungsi sebagai pelindung embrio atau putih telur dan kuning telur serta media lalu-lintas gas oksigen dan karbon dioksida. Membran telur dalam proses kehidupan makhluk hidup dikategorikan sebagai alat pencegah masuknya zat yang tidak diinginkan. Seperti halnya membran alami lainnya, komponen utama membran telur adalah lipid dan protein. Membran telur ini merupakan membran yang bermuatan netral. Efektifitas dari membran telur ini dipengaruhi oleh kualitas dari telur. Apabila kualitas telur baik, maka kualitas membrannya juga baik dan sebaliknya. (Mahrani 2008)

NaOH

5

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Greenwood & Earnshaw 1997).

Sifat Reologi Reologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu pengetahuan), digunakan oleh Bingham dan Crawford untuk memberikan aliran zat cair dan deformasi zat padat. Setiap bahan memiliki sifat reologi tertentu. Sifat reologi setiap bahan berbeda-beda, tergantung bentuk dan bahan yang digunakan. Kekuatan bahan dapat ditinjau dari uji tarik, uji geser, uji tekan, dan sebagainya. Bahan yang telah diproduksi menjadi bentuk tertentu mempunyai beberapa suifat seperti kekuatan, kekerasan, keuletan, dan ketangguhan (Mahrani 2008). a. Kuat Tekan Kuat tekan didefinisikan sebagai gaya F (Newton) dibagi luas penampang uji A. Kekuatan bahan tidak lepas dari kata stress dan strain. Stress normal dapat dibedakan menjadi stress normal tekan (kompresi) dan stress normal tarik. Pemakaian stress tekan (kompresi) sama halnya dengan kuat tekan. Persamaan untuk menghitung kuat tekan diberikan sebagai: KT = Fmax / Ao (1) Fmax = gaya yang bekerja tegak lurus permukaan membran (Newton) Ao = Luas penampang membran yang ditekan (mm2) b. Kuat Tarik Perlakuan kuat tarik menginformasikan adanya kekuatan tarik dan perpanjangan patah. Kekuatan tarik biasanya didukung oleh sifat keelastisan bahan. Kuat tarik didefinisikan sebagai gaya F dibagi luas penampang benda uji A. Pada umumnya tegangan tarik ada di sepanjang materi. Pada proses kuat tarik, ada dua gaya yaitu: a) Gaya eksternal yang menggambarkan kegiatan dari benda yang lain.

6

b) Gaya internal yang menggambarkan gaya yang berasal dari dalm benda. Persamaan untuk menghitung kuat tarik adalah: KT = Fmax / Ao (2) KT = kuat tarik Fmax = gaya (Newton) Ao = Luas penampang awal membran (mm2) Sifat Listrk a. Impedansi Impedansi merupakan total dari resistansi dan reaktansi komponen pada suatu rangkaian AC. Impedansi disimbolkan oleh huruf kapital Z dan dihitung dalam satuan Ohm.. Impedansi bergantung pada frekuensi. Jika frekuensi itu bertambah, XL bertambah dan XC berkurang maka selalu ada frekuensi pada saat XL dan XC sama dan XL-XC adalah nol (Giancoli, 2001). Arus maksimum sama dengan (3)I max =

maxR2 + ( X L X C )2

=

max Z

(4)Z = R 2 + ( X L X C )2

Z = Impedansi (ohm) R = Hambatan (Ohm) XL = Reaktansi induktif (Ohm) XC = Reaktansi kapasitif (Ohm) Dengan menggabungkan hasil-hasil ini, kita peroleh (5)

I=

max cos( wt ) Z

b. Kapasitansi Sifat kelistrikan lain dari membran adalah kapasitansi. Kapasitansi didefinisikan sebagai konstanta pembanding yang menghubungkan perbedaan tegangan dan muatan yang melintasi dua titik atau kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Banyaknya muatan yang diberikan pada kapasitor sebanding dengan tegangan yang diberikan oleh sumber. Kapasitansi bergantung pada ukuran dan bentuk konduktor dan akan bertambah bila ada sebuah material pengisolasi atau dielektrik (Young dan Freedman, 2003). Untuk tinjauan kapasitor keping sejajar, faktor geometri yang menentukan adalah luas penampang keping sejajar dan jarak antara kepingnya, sedangkan sifat bahan dielektriknya ditentukan oleh nilai konstanta dielektrik bahannya (Sulastri, 2006). Banyaknya muatan yang diberikan pada kapasitor sebanding dengan tegangan yang diberikan oleh sumber dan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: C=QV (7) Dimana: C = kapasitansi (Farad)

7

Q = muatan yang diberikan pada keeping (Coulomb) V = tegangan yang diberikan (Volt) Besarnya arus (I) yang mengalir disebuah kapasitor berbanding lurus dengan laju perubahan tegangan terhadap waktu (t) di dalam kapasitor. (8)

I=

dQ dV =C dt dtBesarnya nilai kapasitansi kapasitor keping sejajar dinyatakan sebagai: (9)

C=

k o A d

dengan k adalah konstanta dielektrik, o adalah permitivitas ruang hampa (8,8 x 10-12 F/m), A adalah luas penampang keping sejajar (m2) dan d adalah jarak antar keping (m). Pada ruang hampa kapasitansi kapasitor dinyatakan sebagai : (10)

Co =

o A d

sedangkan jika diantara keping sejajar terdapat bahan dielektrik maka kapasitansinya sebesar: (11)

C=

A d

dengan = permitivitas bahan dielektrik (F/m) dn besarnya konstanta dielektrik diberikan oleh : (12)k=

C = o Co

Kenaikan kapasitansi disebabkan oleh melemahnya medan listrik di antara keping kapasitor akibat adanya bahan dielektrik (Tipler, 1991). Jika kedua ujumg pelat metal diberi tegangan Iistrik maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elekroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub positif karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. c. Konduktansi Konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi. Semakin kecil nilai resistansi, semakin besar nilai konduktansinya. Konduktansi disimbolkan dengan G dan satuannya dinyatakan dalam siemens (S), yang berasal dari nama seorang

8

penemu Eropa yang bernama Ernst von Siemens (Satuan yang ekivalen dengan siemens adalah mho yang merupakan satuan resistansi (ohm) yang dieja terbalik). Secara spesifik, nilai G berbanding terbalik terhadap R, atau G=1/R. (Grob 1984). d. Loss Coefficient Loss coefficient merupakan karakter yang menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menghamburkan atau melepaskan energi dan mengkonversinya menjadi panas. Sudut loss coefficient dibentuk oleh fasor arus total bolakbalikdengan arus pengisian Ic pada kapasitor seperti ditunjukkan pada gambar. Arus pada kapasitor idealnya melalui tegangan sebesar 90o sehingga loss coefficient dapat dinyatakan sebagai Loss Coefficient = 90o Sudut Fase () (13) Nilai loss coefficient akan bertambah besar dengan berkurangnya sudut fase akibat terjadinya kehilangan energi. Loss coefficient dapat dinyatakan dalam persamaan konduktansi sebagai berikut :

Tan = IR / IC = V /RvC = GC (14)Dimana adalah frekuensi angular dan C kapasitansi (Kusnadi 2007).

IC

IR Gambar diagram fasor yang membentuk Loss Coefficient

e. Karakteristik I-V Rapat arus dari ion pembawa yang bergerak di dalam larutan yang menembus membran diberikan oleh persamaan berikut: (15)

J p = kT pJ n = kT n

dP dx

Pq p

d dx

(16)dN dx

Nq n

d dx

9

N, P adalah konsentrasi ion pembawa muatan negatif dan positif. T adalah suhu, J adalah rapat arus. masing-masing merupakan mobilitas p , n ion positif dan negatif dengan

adalah beda potensial ( beda tegangan). k merupakan fungsi dari x

adalah konstanta Boltzman. Variabel P, N dan

(koordinat normal dari membran) dan dihubungkan oleh persamaan Poisson sebagai berikut: (17)

d 2 dx 2

=

( x )

Dengan memperhatikan persamaan (17), dapat dipastikan bahwa arus dipengaruhi oleh besarnya beda tegangan dan beda konsentrasi muatan pembawa. Semakin besar beda konsentrasi muatan pembawa dan beda tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir pada membran. Bila konsentrasi muatan pembawa dibiarkan konstan maka dapat dibuat hubungan beda teganga n dan arus. Dengan memplotkan beda tegangan membran dan arus maka akan didapat karakteristik Arus-tegangan dari membran itu sekaligus persamaannya. Pada keadaan setimbang dan arus yang mengalir kecil sekali, maka konsentrasi pembawa muatan mengikuti persamaan distribusi MaxwellBoltzman, yaitu: (17) Pi = Po exp( q kTi ) N i = N o exp(q kTi )

Pada bidang batas Po = No = Co. Penurunan beda tegangan pada bidang batas gaya kepada O (konsentrasi ion negatif tidak bergerak) dan Co, yaitu berlakunya Pi = Ni + O, diberikan oleh persamaan berikut: (18)i = kT sinh q 1

( 2O ) Co

Untuk membran yang hanya dapat dilalui oleh satu jenis ion saja dan tidak ada sumber arus, maka beda tegangan diberikan oleh perasamaan Nernst berikut: (19)

i =

RT F

a iI i j ln( i a II i ) i ji

dengan ai adalah aktivitas ion,i j

adalah nisbah permiabilitas ion i terhadap ion j

yang harganya tidak larut larutan. Jika larutannya hanya terdiri atas satu jenis anion atau kation saja, maka beda tegangan ditulis sebagai berikut:

10

(20)

=

RT F

ln(

C+I II C+

)=

RT F

ln(

CI II C

)

dengan C menyatakan konsentrasi ion, indeks I dan II menyatakan larutan, sedangkan + dan menyatakan jenis muatan ion ( Noor, 1996 ) .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Biofisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor mulai bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitosan, telur, Asam asetat (CH3COOH), aquades, dan NaOH. Alat yang dipergunakan adalah cawan petri, gelas kimia, tabung reaksi, pipet volumetric, pengaduk (spatula), labu erlemenyer, plat kaca, aluminium foil, batang magnet, tissue, lap, gunting, penggaris, isolasi, kamera, alat tulis, stirrer, timbangan, gelas piala, PASCO C1-6746 untuk sensor gaya (Economi Force Sensor dan Stress Strain Apparatus) yang terhubung dengan komputer, PCB beserta penjepitnya, seperangkat alat karakteristik I-V, sumber tegangan, komputer, software keithley 2400, dan HIOKI 3522-50 LCR meter. Asam asetat digunakan sebagai pelarut karena asam asetat merupakan pelarut kitosan yang terbaik. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada membran kitosan dan membran telur. Untuk membran kitosan dibuat dengan teknik solution-casting, sedangkan membran telur diisolasi dari telur ayam yang telah direbus. Kedua membran ini di uji dengan menguji karakterisasi I-V, mengukur impedansi, kapasitansi, londuktansi, dan resistansi (uji listrik) dengan LCR meter yang dirangkaikan dengan plat kapasitor yang didalamnya terdapat membran serta menentukan sifat reologi dengan uji tarik membran tersebut.

11

Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan penelitian, persiapan eksperimen, eksperimen, analisis data, dilanjutkan dengan pembahasan dalam bentuk laporan. Persiapan Penelitian Sebelum pelaksanaan penelitian, pencarian literatur seperti artikel, skripsi, buku, dan sebagainya dilakukan untuk mempersiapkan dasar-dasar teori, perumusan fisika yang berhubungan dengan penelitian sebagai acuan. Persiapan Eksperimen Persiapan eksperimen yang akan dilakukan antara lain persiapan alat, penyediaan bahan dan perancangan sistem. 1. Persiapan alat Sensor gaya yang digunakan dalam penelitian ini sudah diatur langsung dan diubungkan dengan komputer.Plat kapasitor yang terbuat dari PCB berukuran (1 x 1,5) cm. Seperangkat LCR meter serta alat karakterisasi I-V dengan komputer dan dilengkapi dengan power supply untuk menentukan karakterisasi I-V. 2. Persiapan bahan Membuat membran dasar kitosan dengan konsentrasi 0,7 gram dan pelarut yang digunakan adalah asam asetat 96% dan membran telur yang telah direbus dan yang diambil adalah selaput kerabangnya. 3. Perancangan sistem Pengukuran karakterisasi I-V menggunakan alat karakteristikya. Pengukuran kapasitansi, impedansi, konduktansi, dan resistansi menggunakan peralatan utama LCR Hi-Terter Hioki 5322-50 dan plat kapasitor. pengukuran sensor gara dengan uji tarik menggunakan PASCO C1-6746 yang terhubung dengan komputer. Eksperimen 1. Proses sintesis membran a. Membran kitosan. Pada percobaan dilakukan pembuatan membran kitosan dengan teknik solution-casting. Bubuk kitosan dari kulit udang ditimbang sebanyak 0,7 gram. Tuangkan asam asetat (Ch3COOH) ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL dan aquades ke gelas kimia sebanyak 19 mL. Setelah itu, masukan kitosan kedalam labu erlemenyer beserta pelarutnya yaitu asam asetat, aduk sebentar kemudian campurkan dengan aquades dan jangan lupa masukkan pengaduk magnet kedalamnya, tutup labu erlemenyer dengan aluminium coil. Larutan membran tersebut di stirring dengan strirrer selama 1,5-2 jam agar larutan membran menjadi homogen. Sambil menunggu larutan membran di sterring, siapkan plat kaca yang berukuran (10 x 5) cm dan bagian sisinya dilapiskan dengan isolasi sebanyak 5 kali agar larutan membran yang akan dituangkan ke permukaan kaca tidak bocor. Setelah 1,5-2 jam disterring, diamkan sebentar larutan tersebut kira-kira 10 menit. Kemudian tuangkan larutan membran ke permukaan kaca dengan hingga

12

merata dengan ketebalan yang sama. Diamkan larutan membran selama 2 hari, membran tersebut dilepas dari cetakan dengan cara merendam dalam larutan NaOH 5% (aquades 300 ml) agar menjadi produk membran kitosan. b. Membran telur Telur direbus selama (10-20) menit agar didapatkan membran telur. Setelah itu kupas kulit telurnya namun jangan sampai kulit kerabangnya terkelupas. Dengan hati-hati, ambil kulit kerabang dengan menggunakan gunting atau cutter. Karakterisasi I-V Sebelum melakukan uji karakterisasi I-V, pengujian untuk membran kitosan dan membran telur adalah sama, dilakukan satu persatu.. Terlebih dahulu potong membrannya sebesar (1 x 1.5 ) cm, letakkan membrannya diantara dua plat kapasitor dari PCB dan jepit dengan penjepit. Permukaan membran yang efektif terletak diantara PCB (1 x 1.5) cm agar terhindar kontak membran dengan sambungan kabel. Setelah itu, lakukan karakterisasi I-V menggunakan I-V meter, software Keithley 2400, komputer. Pertama, hidupkan komputer yang telah diinstal programnya, hidupkan I-V meter dan hubungkan plat kapasitor yang telah tertempel membran. Didalam softwarenya, pilih karakteristik I-V dengan Vawal = -5V dan Vakhir = 5 V dengan Vstep 0,2 V. Arus yang diberikan sebesar 0,01 A dan speed 1s. Dari proses ini, akan didapatkan data besarnya tegangan dan arus pada membran.1.

2.

Menguji Sifat Listrik Sifat listrik diuji dengan LCR meter dengan mengatur frekuensi 15 kHz, CC 0,05 mA, dan delay 9,00 s. Pengukuran kapasitansi, impedansi, konduktansi, dan resistansi menggunakan alat LCR meter. Pertama, tekan power untuk menghidupkannya, lalu sentuh display frekuensi pada layar untuk mengatur frekuensi yang diinginkan (1, 50, 80, 100) KHz. Pilih parameter yang akan diukur pada bagian kiri: Cs untuk kapasitansi, Z untuk impedansi, G untuk konduktansi dan Rs untuk resistansi. Setelah itu tunggu sampai data ketiga agar menunjukkan nilai tertentu yang lebih stabil dan catat data tersebut. 3. Menguji Karakteristik Reologi Pengujian reologi dapat dilakukan salah satunya dengan uji tarik membran. Membran kitosan dan membran telur dipotong (1 x 1.5) cm masingmasing 3 sample. Nyalakan komputer dan siapkan alat-alat interface data studio. Pada data studio pilih force sensor, graph, dan table. Siapkan sensor gaya pada bagian box interface. Pasang membran yang akan diuji pada sensor gaya dengan cara menempelkan membran menggunakan lakban. Lakukan uji kekuatan patah ketika ditarik ( uji tarik). Pada saat membran siap ditarik klik star, kemudian setelah membran putus klik stop. Simpan nilai gaya setiap saat sebagai fungsi waktu pada software data studio. Lakukan pengulangan masing-masing 3 kali. Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada karakterisasi I-V yaitu menggambarkan grafik hubungan arus terhadap tegangan. Pada sifat listrik dengan menguji menggunakan LCR meter yaitu menggambarkan grafik hubungan kapasitansi terhadap frekuensi, konduktansi terhadap frekuensi, impedansi terhadap frekuensi.

13

dan resistansi terhadap frekuensi. Untuk pengujian reologi dengan uji tarik membran yaitu menggambarkan grafik hubungan gaya terhadap waktu dan menentukan momentum pada membrannya dengan menghitung luas dibawah kurva antara gaya terhadap waktu. Semua pengujian ini dilakukan dengan membran kitosan dan membran telur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Membran Kitosan dan Membran Telur a. Sintesis Membran Kitosan dan Membran Telur Membran kitosan dibuat dengan cara melarutkan 0.7 gram kitosan dengan menggunakan asam asetat sebanyak 1 ml dan aquades sebanyak 19 ml. Kemudian dilakukan proses stirrer selama 1.5 2 jam hingga terbentuk larutan kitosan. Larutan kitosan yang terbentuk ditempatkan di atas pelat kaca yang berukuran 5 x 10 cm yang bagian sampingnya ditempelkan lakban (solatip). Ketebalan solatip terhadap permukaan pelat kaca ini menentukan ketebalan membran kitosan yang terbentuk. Larutan kitosan yang terbentuk didiamkan selama kurang lebih 2 hari (48 jam) agar mengering. Larutan kitosan yang mengering tersebut akan berubah menjadi membran kitosan. Untuk melepas membran yang terbentuk dari kaca dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH. Sebanyak 19 ml NaOH ditambahkan ke dalam 300 ml aquades. Setelah itu masukkan membran yang melekat pada pelat kaca ke dalam larutan NaOH selama 15 20 menit. Setelah itu, membran dilepaskan dengan spatula. Pada proses ini larutan NaOH berperan sebagai non pelarut atau disebut juga dengan koagulasi. Kitosan yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini disebabkan oleh pigmen astaxanthin yang terdapat pada sample membran. Membran telur ayam didapatkan dengan cara merebus telur ayam. Cangkang telur ayam yang sudah direbus dikupas dengan hati-hati agar membran telur tidak rusak. Kemudian membran yang melekat pada putih telur dilepas dengan menggunakan cutter atau gunting. b. Uji Karakteristik I-V Uji karakteristik Arus-Tegangan (I-V) dilakukan pada kedua jenis membran dengan meletakkan membran diantara 2 pelat PCB yang dipotong dengan ukuran yang sama dengan membran (1 x 1.5 cm) yang dihubungkan

14

dengan kabel ke I-V meter,yang terhubung ke komputer yang telah diinstal softwar Keithley 2400.

Membran Kitosan Karakteristik arus tegangan dari membran kitosan dapat dilihat pada Gambar 1 sampai Gambar 3 berikut:Gambar 1. Grafik Karakteristik I-V pada Membran Kitosan 1

Gambar 2. Karakteristik I-V pada Membran Kitosan 2 Gambar 3. Karakteristik I-V pada Membran Kitosan 3

Karakteristik I-V membran membran kitosan dapat dilihat pada grafik yang terbentuk. Grafik yang terbentuk pada membran pertama memilki slope yang positif. Artinya semakin besar tegangan. Semakin besra juga arusnya. Pada membran kitosan yang kedua dan ketiga didapatkan hasil yang hampir sama yaitu memiliki slope yang positif tetapi masih terdapat noise yang menyebabkan bentuk grafik menjadi tidak teratur. Noise ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran seperti terjadinya kontak anatara dua pelat PCB. Membran Telur Karakteristik arus tegangan dari membran telur dapat dilihat pada Gambar 4 hingga Gambar 6 berikut:Gambar 4. Grafik Karakteristik I-V pada Membran Telur 1

Gambar 5. Grafik Karakteristik I-V pada Membran Telur 2

Gambar 6. Grafik Karakteristik I-V pada Membran Telur 3

Dalam uji I-V pada membran telur didapatkan grafik yang banyak memiliki noise. Dari grafik tidak dapat dilihat hubungan arus tegangan yang jelas dan bersifat acak seperti pada membran kitosan. Noise ini dapat terjadi akibat kesalahan pengukuran seperti kesalahan penempatan membran pada PCB dan karena adanya zat pengotor pada membran karena pada saat percobaan membran terjatuh ke lantai atau ditempatkan di tempat yang tidak steril (kotor). Karakteristik I-V yang terbentuk seharusnya sama dengan membran kitosan

15

dimana nilai slope grafik bernilai positif yang mana arus bertambah dengan bertambahnya tegangan.

c. Uji Sifat Listrik KonduktansiGambar 7. Grafik hubungan Konduktansi dengan Frekuensi pada membran Kitosan

Grafik hubungan konduktansi dengan frekuensi pada membran kitosan di atas menunjukkan bahwa nilai konduktansi dipengaruhi oleh frekuensi yang diberikan. Semakin besar frekuensi yang diberikan, nilai konduktansinya semakin kecil. Nilai konduktansi membran menurun secara cepat saat frekuensi yang diberikan antara 1 kHz dan 20 kHz. Hal ini bisa dilihat dari grafik dengan tampilan slope yang sangat besar antara nilai frekuensi tersebut. Sedangkan penurunan nilai konduktansi mulai melambat saat nilai frekuensi yang diberikan bernilai 80 kHz. Penurunan nilai ini tidak setajam penurunan pada frekuensi sebelumnya (1 kHz dan 20 kHz). Nilai penurunan ini berkurang lagi saat frekuensi yang diberikan bernilai 100 kHz. Penurunan antara frekuensi 80 kHz dan 100 kHz berlangsung sangat lambat. Hal ini dapat dilihat dari slope grafik yang landai. Nilai konduktansi ini akan menuju nol jika frekuensi teru ditambah.Gambar 8. Grafik hubungan Konduktansi dengan Frekuensi pada membran telur

Pada membran telur dapat dilihat dari grafik pada Gambar 8 bahwa nilai konduktansinya juga berkurang terhadap penambahan frekuensi sama halnya seperti pada membran kitosan. Pada sampel membran 1 dan 3, penurunan nilai konduktansi terjadi secara cepat terjadi pada nilai frekuensi 1 kHz dan 20 kHz. Nilai ini sama dengan nilai pada membran kitosan. Sedangkan penurunan nilai mulai melambat pada peningkatan nilai frekuensi selanjutnya. Dalam percobaan membran telur ini, sampel 2 menunjukkan penyimpangan perubahan nilai konduktansi dimana nilai konduktansinya hanya berkisar antara 0.1 kHz dan 0.8 kHz. Faktor pengukuran yang kurang baik dapat menjadi penyebab penyimpangan ini, misalnya karena adanya kesalahan dalam penempatan membran saat pengukuran. Selain itu, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh membran itu sendiri. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa konduktansi membran kitosan lebih tinggi dibandingkan membran telur pada nilai frekuensi yang sama. Artinya membran kitosan lebih baik dalam menghantarkan arus listrik atau muatan dibandingkan dengan membran telur. Resistansi

16

Gambar 9. Grafik hubungan Resistansi dengan Frekuensi pada membran Kitosan

Hubungan nilai resistansi dengan frekuensi pada membran kitosan dapat dilihat dari Gambar 9. Resistansi untuk ketiga sampel membran mengalami perubahan yang hampir sama seiring dengan perubahan frekuensi. Terjadi penurunan nilai resistansi secara drastis saat frekuensinya antara 1 kHz dan 20 kHz. Setelah itu terjadi sedikit kenaikan nilai saat frekuensinya antara 20 kHz hingga 50 kHz dan setelah itu nilainya cenderung tidak ada perubahan yang besar.Gambar 10. Grafik hubungan Resistansi dengan Frekuensi pada membran telur

Pada sampel membran telur didapatkan nilai resistansi yang berkurang secara drastis pada nilai frekuensi antar 1 kHz dan 20 kHz sama halnya seperti pada membran kitosan. Setelah itu, terjadi sedikit peningkatan pada frekuensi antara 20 kHz dengan 50 kHz dan setelah itu perubahan nilainya cenderung kecil. Sampel 2 pada membran telur ini memilki perubahan nilai yang berbeda dengan kedua sampel lain. Hal ini dipengaruhi oleh sifat membran itu sendiri . Impedansi

Gambar 11. Grafik hubungan Impedansi dengan Frekuensi pada membran Kitosan

Impedansi yang terukur akibat perubahan frekuensi pada membran kitosan dapat dilihat pada gambar 11. Peningkatan nilai frekuensi menyebabkan peningkatan nilai impedansi. Peningkatan yang terjadi pada ketiga sampel membran kitosan bernilai hampir sama. Hal ini dapat dilihat dari slope untuk masing-masing sampel yang hampir sama pada beberapa nilai frekuensi awal. Setelah nilai frekuensi ditambah antara nilai 50 kHz sampai 100 kHz, terjadi perbedaan nilai impedansi yang lebih besar dibandingkan dengan pada nilai frekuensi dibawah 50 kHz. Gambar 11 juga menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan tampak hampir linear.Gambar 12. Grafik hubungan Impedansi dengan Frekuensi pada membran telur

Pada membran telur, nilai impedansi juga mengalami peningkatan dengan bertambahnya frekuensi. Peningkatan yang terjadi pada sampel membran 1 dan sampel 3 mengalami peningkatan nilai yang lebih teratur dibandingkan dengan sampel 2. Pada sampel 2, nilai impedansi meningkat secara drastis saat frekeunsi yang diberiak benilai antara 1 kHz hingga 20 kHz dan mengalami penurunan saat nilai frekuensinya ditambah. Hal ini berbeda dengan kedua sampel lain yang mana nilai impedansinya tidak mengalami penurunan. Penyimpangan ini dapat terjadi

17

karena faktor dari sampel tersebut, misalnya seperti adanya kerusakan membran seperti sobek atau adanya kotoran pada membran. Kapasitansi

Gambar 13. Grafik hubungan Kapasitansi dan Frekuensi pada membran Kitosan

Perubahan kapasitansi pada membran kitosan akibat perubahan frekuensi dapat dilihat pada Gambar 13. Kapasitansi berkurang seiring penambahan nilai frekuensi. Nilai kapasitansi untuk ketiga sampel membran kitosan ini bernilai hampir sama. Hal ini dapat dilihat dari kurva ketiga sampel yang hampir berhimpitan. Perubahan nilai terjadi secara cepat antara frekuensi 1 kHz dan 20 kHz dan kemiringan mulai berkurang pada frekuensi 50 kHz hingga 100 kHz.

Gambar 14. Grafik hubungan Kapasitansi dengan Frekuensi pada membran telur.

Pada membran telur, sama halnya dengan pada sifat listrik lain (impedansi, konduktansi, dan resistansi), sampel 2 pada membran telur mengalami penyimpangan nilai jika dibandingkan dengan sampel 1 dan 3. Sampel 1 dan 3 menunjukkan penurunan tajam nilai kapasitansi untuk nilai frekuensi antara 1 kHz dengan 20 kHz. Setelah frekuensi ditingkatkan, nilai kapasitansi berkurang secara perlahan dan cenderung tidak berubah. Bisa dilihat dari Gambar 14 bahwa unuk nilai frekuensi 50 kHz dengan 100 kHz, grafiknya cenderung landai.

d. Uji Reologi Kuat Tekan Uji kuat tekan merupakan salah satu uji mekanik bahan yang dapat menentuakn kekuatan suatu bahan. Kekuatan dari suatau bahan dapat menjadi ukuran yang penting untuk menentukan kelayakan suatu bahan untuk digunakan, begitu pula untuk membran.Gambar 15. Grafik Uji Tekan pada Membran Kitosan

Gambar 16. Grafik Uji Tekan pada Membran Telur

Uji kuat tekan ini dilakukan pada tiga sampel untuk membran kitosan dan membran telur. Hasil dari uji tekan ini dapat dilihat pada Gambar 15 dan 16. Hasil uji tekan untuk membran kitosan dari Gambra 15 menunjukkan bahwa gaya tekan yang bekerja pada masing-masing sampel membran akan bertambah dengan bertambahnya waktu. Masing-masing membran mencapai nilai gaya tekan

18

maksimum yang menyebabkan membran putus (rusak). Grafik pada Gambar 15 menunjukkan bahwa sampel 1 dan 2 pada membran kitosan memilki nilai gaya maksimum yang hampir sama, tetapi pada sampel 1 waktu yang dibutuhkan untuk mencapai gaya maksimum, lebih lama dibandingkan dengan sampel 2. Sedangkan sampel 3 memiliki nilai gaya tekan maksimum yang paling rendah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar momentum (P) untuk sampel 1 bern nilai paling bsar dibandingkan kedua yaitu 101.35 kg.m/s, sedangkan sampel 2 dan 3 masing masing benilai 89.38 kg. m/s dan 64.35 kg.m/s. Pada uji kuat tekan pada membran telur, didapatkan bahwa gaya yang bekerja berbanding lurus dengan waktu. Sampel 1 pada membran telur mengalami gaya tekan yang paling besar agar membran putus. Sedangkan sampel 2 mengalami gaya tekan terendah saat membran putus. Nilai momentum (P) untuk masing masing sampel membran 1 sampai 3 adalah 23.26 kg. m/s, 16.58 kg.m/s, dan 12.34 kg.m/s. Artinya sampel 1 memilki kuat tekan yang lebih baik dibandingkan dengan sampel 2 dan 3. Kuat Tarik Kuat tarik ini juga merupakan sifat mekanik membran atau bahan yang menentukan kelayakan suatu membran atau bahan untuk digunakan. Hasil percobaan uji kuat tari dapat dilihat dalam Gambar 17 dan 18.

Gambar 17. Grafik Uji Tarik pada Membran Kitosan

Gambar 18. Grafik Uji Tarik pada Membran Telur

Hasil uji tarik untuk membran kitosan dapa dilihat dari gambar 17. Grafik tersebut menunjukkan bahwa sampel 3 pada uji tarik memiliki kuat tari paling besar dibandingkan dua sampel lain. Hal ini bisa dilihat dari besar gaya tarik yang diterima membran agar membran putus. Sedangkan sampel 1 memiliki kuat tarik yang paling kecil. Nilai momentum ketiga sampel membran mulai dari sampel 1 sampai 3 adalah 51.94 kg.ms, 211.78 kg.ms, dan 331.3 kg.m/s. Sedangkan hasil uji kuat tarik untuk membran telur dapat dilihat pada Gambar 18. Grafik pada Gambar 18 menunjukkan bahwa sampel 1 memiliki kuat tarik yang paling bersar dibandingkan dengan sampel 2 dan 3. Nilai momentum (P) untuk masing-masing sampel dari 1 hingga 3 adalah 18.14 kg.m/s, 13.82 kg.m/s, dn 18.4 kg.m/s. BAB V KESIMPULAN

19

Percobaan ini menunjukkan bahwa membran kitosan memilki beberapa sifat yang lebih baik dibandingkan dengan membran telur. Membran kitosan memiliki struktur berbeda dibandingkan dengan membran telur. Semakin banyak kitosan yang digunakan maka membran yang dihasilkan akan memulki sifat mekanik atau reologi yang makin baik. Membran kitosan memiliki sifat reologi yang lebih baik dibandingkan dengan membran telur. Membran kitosan memerlukan gaya tekan atau tarik yang lebih besar dibandingkan membran telur agar dapat putus. Pada membran kitosan dan membran telur, massa membran berpengaruh terhadap nilai kapasitansi, konduktansi, impedansi, resistansi, banyaknya arus yang mengalir serta tegangan yang dihasilkan pada membrannya. Kedua membran ini, arus yang mengalir sebanding dengan nilai tegangannya, kapasitansi berkurang dengan peningkatan frekuensi, konduktansi meningkat dengan peningkatan frekuensi, impedansi bertambah dengan peningkatan frekuensi, dan resistansinya berkurang dengan peningkatan frekuensinya. Momentum yang dihasilkan merupakan luasan dibawah kurva antara gaya tarik terhadap lamanya waktu. Dari kurva yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa membran kitosan memiliki momentum yang besar dibanding membran telur sehingga membran kitosan lebih kuat dan sukar putus dibanding membran telur.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Asam Asetat. http://pusakakimia.wordpress.com. [29 Mei 2011]. Azizah Fitri. 2008. Kajian Sifat Listrik Membran Selulosa Asetat yang Direndam dalm Larutan Asam Klorida dan Kalium Hidroksida. Skripsi. Jurusan Fisika. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Giancoli D. C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Greenwood N. N., Earnshaw A.. 1997. Chemistry of the Elements, 2nd ed., Butterworth-Heinemann, Oxford, UK.. Grob Bernard. 1984. Basics Electronics, Fifth Edition. USA. Mc Graw Hill Company. Kusnadi. 2007. Sifat Listrik Telur Ayam Kampung Selama Penyimpanan. Skripsi. Jurusan Fisika. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan. Mahrani Elly. 2008. Kajian Sifat Reologi Berbagai Jenis Membran Telur. Skripsi. Jurusan Fisika. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan. M. Mulder. 1996. Basic Principles of MembranTechnology. Netherlands. Kluwer Academic Publisher. Tipler P. A. 1991. Fisika Unnk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga Wardaniati R. A. , Setyaningsih Sugiyani . Pembuatan Chitosan Dari Kulit Udang dan Aplikasinya Untuk Pengawetan Bakso. Semarang. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip. Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

20

LAMPIRAN 1 GAMBAR PERALATAN EKSPERIMEN

LAMPIRAN 2 HASIL EKSPERIMEN

21

LAMPIRAN 3 DATA EKSPERIMEN 1. Membran Kitosan a. Uji Karakteristik I-V Membran Kitosan Membran Kitosan 1no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Voltage Current (V) (A) -5,00E+06 -1,86E+01 -4,80E+06 -1,81E+01 -4,59E+06 -1,50E+01 -4,39E+06 -1,69E+01 -4,19E+06 -1,24E+01 -3,98E+06 -1,41E+01 -3,78E+06 -1,15E+01 -3,57E+06 -1,00E+01 -3,37E+06 -1,05E+01 -3,17E+06 -7,97E+00 -2,96E+06 -8,88E+00 -2,75E+06 -5,02E+00 -2,55E+06 -5,68E+00 -2,35E+06 -6,08E+00 -2,14E+06 -2,16E+00 -1,94E+06 -5,09E+00 -1,74E+06 -2,68E+00 -1,53E+06 -3,90E+00 -1,33E+06 -3,67E+00 -1,12E+06 -1,88E+00 -9,19E+05 -1,39E+00 -7,16E+05 1,51E+00 -5,17E+05 -1,78E+00 -3,09E+05 -1,23E+00 -1,00E+05 2,02E+00 1,00E+05 1,89E+00 3,08E+05 2,63E+00 5,11E+05 1,17E+00 7,16E+05 4,80E+00 9,16E+05 3,80E+00 1,13E+06 3,43E+00 1,33E+06 6,79E+00 1,54E+06 3,65E+00 1,74E+06 5,29E+00 1,94E+06 7,53E+00 2,14E+06 4,13E+00

22

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

2,35E+06 2,55E+06 2,76E+06 2,95E+06 3,16E+06 3,37E+06 3,57E+06 3,78E+06 3,98E+06 4,18E+06 4,39E+06 4,60E+06 4,79E+06 5,00E+06

6,88E+00 7,39E+00 4,56E+00 7,33E+00 6,89E+00 5,11E+00 8,30E+00 6,55E+00 6,93E+00 9,50E+00 6,07E+00 8,48E+00 9,77E+00 7,06E+00

Membran Kitosan 2no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Voltage Current (V) (A) -5,01E+06 -4,47E+00 -4,80E+06 -3,46E+00 -4,59E+06 -4,01E+00 -4,39E+06 -4,36E+00 -4,18E+06 -1,51E+00 -3,97E+06 -3,76E-01 -3,78E+06 -1,05E+00 -3,57E+06 -3,26E+00 -3,37E+06 -2,89E+00 -3,17E+06 -1,65E+00 -2,96E+06 -1,96E+00 -2,74E+06 5,46E-01 -2,59E+06 -1,04E+00 -2,34E+06 1,08E+00 -2,15E+06 -2,70E+00 -1,94E+06 -1,12E+00 -1,74E+06 -1,44E+00 -1,53E+06 1,18E+00 -1,33E+06 -1,19E+00 -1,12E+06 -1,04E+00 -9,21E+05 1,72E+00 -7,20E+05 -1,69E+00 -5,13E+05 -1,63E+00 -3,04E+05 1,42E+00 -1,04E+05 6,19E-01 1,03E+05 1,67E+00

23

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

3,09E+05 5,10E+05 7,17E+05 9,19E+05 1,12E+06 1,33E+06 1,53E+06 1,73E+06 1,94E+06 2,14E+06 2,34E+06 2,57E+06 2,76E+06 2,96E+06 3,17E+06 3,37E+06 3,58E+06 3,78E+06 3,99E+06 4,18E+06 4,38E+06 4,59E+06 4,80E+06 5,00E+06

1,37E+00 2,25E+00 -1,35E+00 1,79E+00 5,61E-01 2,61E+00 2,21E+00 1,23E+00 3,02E+00 2,66E+00 1,12E+00 1,64E-01 6,58E-01 3,58E+00 2,84E+00 1,47E+00 4,80E-01 1,48E+00 3,71E+00 3,41E+00 1,43E+00 1,12E+00 3,91E+00 3,60E+00

Data Membran Kitosan 3no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Voltage Current (V) (A) -5,01E+06 -3,86E+02 -4,80E+06 -7,71E+01 -4,59E+06 -3,82E+01 -4,39E+06 -5,01E+01 -4,19E+06 -1,65E+01 -3,99E+06 -3,89E+01 -3,77E+06 -1,55E+01 -3,57E+06 -1,93E+01 -3,37E+06 -2,40E+01 -3,17E+06 -3,01E+01 -2,96E+06 -3,30E+01 -2,75E+06 -1,03E+01 -2,55E+06 -2,28E+01 -2,35E+06 -1,49E+01 -2,14E+06 -2,24E+01 -1,97E+06 -1,05E+01

24

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

-1,74E+06 -1,53E+06 -1,33E+06 -1,12E+06 -9,20E+05 -4,30E+05 -4,88E+05 -3,03E+05 -1,03E+05 1,04E+05 3,07E+05 5,11E+05 7,17E+05 9,16E+05 1,12E+06 1,33E+06 1,53E+06 1,74E+06 1,94E+06 2,14E+06 2,35E+06 2,55E+06 2,75E+06 2,96E+06 3,16E+06 3,37E+06 3,57E+06 3,77E+06 3,98E+06 4,19E+06 4,39E+06 4,59E+06 4,80E+06 5,01E+06

-1,55E+01 -1,09E+01 1,20E+01 -1,72E+01 1,12E+01 -1,05E+01 1,05E+01 1,40E+01 -1,05E+01 1,32E+00 2,98E+01 1,03E+01 3,66E+01 3,71E+01 3,29E+01 5,92E+01 3,88E+01 6,10E+01 5,11E+01 5,62E+01 1,01E+02 1,26E+02 1,07E+02 9,50E+01 1,05E+02 9,67E+01 1,27E+02 1,19E+02 1,30E+02 1,50E+02 1,40E+02 1,61E+02 1,44E+02 1,61E+02

Membran Telur Membran Telur 1no. 1 2 3 4 5 Tegangan (V) Arus (A) -5,00E+06 1,27E+00 -4,80E+06 -1,09E+00 -4,59E+06 1,32E+00 -4,39E+06 3,92E-01 -4,18E+06 1,51E+00

25

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

-3,98E+06 -3,78E+06 -3,57E+06 -3,37E+06 -3,16E+06 -2,96E+06 -2,75E+06 -2,55E+06 -2,35E+06 -2,15E+06 -1,94E+06 -1,74E+06 -1,53E+06 -1,33E+06 -1,12E+06 -9,23E+05 -7,12E+05 -5,11E+05 -3,07E+05 -1,04E+05 1,01E+05 3,07E+05 5,14E+05 7,13E+05 9,22E+05 1,16E+06 1,33E+06 7,19E+05 1,73E+06 1,94E+06 2,14E+06 2,35E+06 2,55E+06 2,76E+06 2,96E+06 3,16E+06 3,37E+06 3,63E+06 3,78E+06 3,98E+06 4,18E+06 4,39E+06 4,59E+06 4,80E+06

-1,67E+00 -7,08E-01 -1,07E+00 1,26E+00 8,23E-01 1,03E+00 -1,20E+00 1,07E+00 3,56E-01 1,33E+00 -1,82E+00 -4,29E-01 -1,09E+00 1,30E+00 6,02E-01 1,26E+00 9,42E-01 1,23E+00 6,26E-01 1,32E+00 1,66E+00 -1,68E+00 -3,32E-01 1,13E+00 -1,31E+00 1,05E+00 -1,18E+00 1,05E+00 1,33E+00 -1,82E+00 -5,54E-01 1,02E+00 -1,07E+00 1,31E+00 1,70E+00 -1,25E+00 -1,15E+00 1,05E+00 1,31E+00 -1,19E+00 -1,12E+00 1,31E+00 7,71E-01 1,61E+00

26

50

4,99E+06

-1,47E+00

Membran Telur 2no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tegangan (V) -5,01E+06 -4,80E+06 -4,59E+06 -4,39E+06 -4,19E+06 -3,98E+06 -3,78E+06 -3,58E+06 -3,37E+06 -3,16E+06 -2,97E+06 -2,75E+06 -2,55E+06 -2,36E+06 -2,14E+06 -1,94E+06 -1,74E+06 Arus (A) 1,42E+0 0 2,28E+0 0 2,89E+0 0 3,10E+0 0 1,95E+0 0 1,21E+0 0 2,96E+0 0 1,89E+0 0 2,95E+0 0 3,11E+0 0 1,85E+0 0 3,01E+0 0 3,13E+0 0 1,92E+0 0 3,02E+0 0 2,96E+0 0 1,56E+0 0

27

18 19 20

-1,53E+06 -1,33E+06 -1,12E+06

21 22 23 24

-9,19E+05 -7,13E+05 -5,08E+05 -3,08E+05

25 26 27 28

-1,08E+05 1,03E+05 3,06E+05 5,05E+05

29 30 31 32

7,14E+05 9,25E+05 1,12E+06 1,33E+06

33 34 35 36

1,53E+06 1,73E+06 1,94E+06 2,14E+06

37 38

2,34E+06 2,56E+06

1,75E+0 0 3,06E+0 0 3,08E+0 0 2,29E+0 0 2,86E+0 0 2,36E+0 0 2,67E+0 0 3,44E+0 0 2,27E+0 0 1,95E+0 0 2,76E+0 0 2,38E+0 0 2,16E+0 0 2,40E+0 0 2,85E+0 0 2,17E+0 0 2,73E+0 0 2,42E+0 0 2,73E+0 0 1,97E+0 0 -

28

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

2,76E+06 2,95E+06 3,17E+06 3,37E+06 3,57E+06 3,77E+06 3,98E+06 4,19E+06 4,39E+06 4,59E+06 4,80E+06 5,00E+06

3,22E+0 0 2,76E+0 0 1,18E+0 0 2,76E+0 0 1,89E+0 0 2,81E+0 0 2,25E+0 0 3,28E+0 0 1,61E+0 0 2,08E+0 0 3,69E+0 0 1,33E+0 0 2,46E+0 0

Membran Telur 3no. 1 2 3 4 5 6 7 8 Tegangan (V) -5,00E+06 -4,80E+06 -4,60E+06 -4,39E+06 -4,18E+06 -3,98E+06 -3,78E+06 -3,57E+06 Arus (I) 1,11E+0 0 2,02E+0 0 -6,72E01 1,85E+0 0 1,05E+0 0 2,43E-01 1,03E+0 0 1,80E+0

29

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

-3,37E+06 -3,16E+06 -2,94E+06 -2,76E+06 -2,56E+06 -2,35E+06 -2,15E+06 -1,94E+06 -1,74E+06 -1,53E+06 -1,33E+06 -1,13E+06 -9,22E+05 -7,16E+05 -5,11E+05 -3,14E+05 -1,04E+05 9,77E+04 3,08E+05 5,09E+05 7,14E+05

0 1,44E+0 0 1,30E+0 0 1,05E+0 0 1,19E+0 0 1,48E+0 0 1,72E+0 0 -5,17E01 1,70E+0 0 1,26E+0 0 1,29E+0 0 1,73E+0 0 -6,73E01 1,13E+0 0 1,32E+0 0 1,43E+0 0 1,69E+0 0 1,05E+0 0 1,42E+0 0 4,72E-01 1,40E+0 0 1,55E+0

30

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

9,42E+05 1,12E+06 1,32E+06 1,53E+06 1,73E+06 1,95E+06 2,14E+06 2,34E+06 2,55E+06 2,76E+06 2,96E+06 3,16E+06 3,36E+06 3,57E+06 3,77E+06 3,98E+06 4,19E+06 4,39E+06 4,59E+06 4,80E+06 5,03E+06

0 3,39E-01 1,04E+0 0 1,39E+0 0 1,25E+0 0 1,53E+0 0 1,31E+0 0 7,87E-01 1,42E+0 0 1,04E+0 0 1,26E+0 0 4,71E-01 1,94E+0 0 1,16E+0 0 -1,57E01 1,55E+0 0 1,00E+0 0 1,21E+0 0 5,34E-01 1,96E+0 0 1,43E+0 0 9,21E-01

b. Uji Sifat Listrik

31

Membran kitosan 1frekue nsi 1 20 50 80 100 Z 41,43 85,91 189,5 1 296,9 8 369,0 3 teta G D Cs 24,00 9,648 371,9 5,92 4 88 3 5,747 0,567 60,42 5 61 106,3 0,237 17,15 76,62 1,22 64 2 0,507 0,152 6,735 81,33 82 56 4 0,331 0,123 82,98 38 23 4,319

Membran kitosan 2frekue nsi 1 20 50 80 100 Z 40,34 88,79 199,1 7 313,0 2 399,7 3 teta 6,37 62,39 77,71 82,04 83,58 G D Cs 24,63 8,961 352,7 2 11 1 5,219 0,523 100,9 9 09 5 1,068 0,217 16,36 4 7 3 0,442 0,139 6,418 17 75 6 0,287 0,112 4,112 75 86 6

Membran kitosan 3frekue nsi 1 20 50 80 100 Z 45,01 95,46 211,7 2 332,3 6 413,0 8 teta G D Cs 22,09 9,485 337,3 6,02 1 46 2 5,056 0,551 95,54 61,14 6 17 5 0,229 15,44 77,08 1,056 39 9 0,438 0,147 6,058 81,63 16 19 5 0,288 0,119 3,881 83,16 33 96 4

c. Uji Reologi 1. Uji Tekan Membran Kitosan Membran Kitosan 1 (Ulangan 1)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 0,44 0,44 0 101,35

32

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6

0,58 1,1 1,4 1,77 2,19 2,51 2,69 2,87 3,27 3,35 3,48 3,66 3,54 3,74 3,55 3,45 3,33 3,6 3,49 3,91 4,15 4,39 5,02 4,82 4,91 5,58 5,89 6,07 0,77 -0,27 -0,25 -0,26 -0,27 -0,26 -0,26 -0,26

0,58 1,1 1,4 1,77 2,19 2,51 2,69 2,87 3,27 3,35 3,48 3,66 3,54 3,74 3,55 3,45 3,33 3,6 3,49 3,91 4,15 4,39 5,02 4,82 4,91 5,58 5,89 6,07 0,77 0,27 0,25 0,26 0,27 0,26 0,26 0,26

0,14 0,66 0,96 1,33 1,75 2,07 2,25 2,43 2,83 2,91 3,04 3,22 3,1 3,3 3,11 3,01 2,89 3,16 3,05 3,47 3,71 3,95 4,58 4,38 4,47 5,14 5,45 5,63 0,33 0 0 0 0 0 0 0

Membran Kitosan 2 (Ulangan 2)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 1,04 1,04 0 89,38 0,1 1,19 1,19 0,15 0,2 1,61 1,61 0,57 0,3 1,95 1,95 0,91

33

0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7

2,25 2,62 3,09 3,33 3,6 3,54 4 4,33 4,64 5,04 5,43 5,68 6,47 6,68 6,65 6,13 5,52 2,91 -0,3 -0,34 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26

2,25 2,62 3,09 3,33 3,6 3,54 4 4,33 4,64 5,04 5,43 5,68 6,47 6,68 6,65 6,13 5,52 2,91 0,3 0,34 0,26 0,26 0,26 0,26

1,21 1,58 2,05 2,29 2,56 2,5 2,96 3,29 3,6 4 4,39 4,64 5,43 5,64 5,61 5,09 4,48 1,87 0 0 0 0 0 0

Membran Kitosan 3 (Ulangan 3)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 4,06 4,06 0 64,35 0,1 4,49 4,49 0,43 0,2 4,55 4,55 0,49 0,3 4,94 4,94 0,88 0,4 5,34 5,34 1,28 0,5 5,57 5,57 1,51 0,6 5,62 5,62 1,56 0,7 5,86 5,86 1,8 0,8 6,04 6,04 1,98 0,9 6,28 6,28 2,22 1 6,68 6,68 2,62 1,1 0,79 0,79 0 1,2 2,44 2,44 0 1,3 -0,28 0,28 0 1,4 -0,28 0,28 0 1,5 -0,28 0,28 0

34

1,6 1,7 1,8

-0,28 -0,28 -0,29

0,28 0,28 0,29

0 0 0

Membran Telur Membran Telur 1 (Ulangan 1)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -0,46 0,46 0 23,26 0,1 -0,27 0,27 0 0,2 -0,08 0,08 0 0,3 0,4 0,4 0 0,4 0,67 0,67 0,21 0,5 1,07 1,07 0,61 0,6 1,5 1,5 1,04 0,7 2,01 2,01 1,55 0,8 2,26 2,26 1,8 0,9 2,74 2,74 2,28 1 3,78 3,78 3,32 1,1 -1,32 1,32 0,86 1,2 -1,34 1,34 0,88 1,3 -1,34 1,34 0,88 1,4 -1,34 1,34 0,88 1,5 -1,34 1,34 0,88 1,6 -1,34 1,34 0,88

Membran Telur 2 (Ulangan 2)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P (kg. ) ) ) ) m/s 0 -1,07 1,07 0 16,58 0,1 -1,03 1,03 0 0,2 -0,92 0,92 0 0,3 -0,82 0,82 0 0,4 -0,71 0,71 0 0,5 -0,53 0,53 0 0,6 -0,27 0,27 0 0,7 -0,21 0,21 0 0,8 -0,18 0,18 0 0,9 -0,24 0,24 0 1 -0,03 0,03 0 1,1 0,17 0,17 0 1,2 0,49 0,49 0 1,3 0,61 0,61 0 1,4 1,09 1,09 0,02 1,5 1,59 1,59 0,52

35

1,6 1,7 1,8 1,9 2

-1,32 -1,31 -1,32 -1,33 -1,34

1,32 1,31 1,32 1,33 1,34

0,25 0,24 0,25 0,26 0,27

Membran Telur 3 (Ulangan 3)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -0,98 0,98 0 12,34 0,1 -0,49 0,49 0 0,2 -0,4 0,4 0 0,3 -0,37 0,37 0 0,4 -0,19 0,19 0 0,5 0,28 0,28 0 0,6 0,52 0,52 0 0,7 1,16 1,16 0,18 0,8 2,1 2,1 1,12 0,9 3,23 3,23 2,25 1 -1,31 1,31 0,33 1,1 -1,31 1,31 0,33

2. Uji Tarik Membran Kitosan Membran Kitosan 1 (Ulangan 1)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -3,66 3,66 0 51,94 0,1 -3,85 3,85 0,19 0,2 -4,18 4,18 0,52 0,3 -4,46 4,46 0,8 0,4 -4,43 4,43 0,77 0,5 -4,72 4,72 1,06 0,6 -4,84 4,84 1,18 0,7 -5,17 5,17 1,51 0,8 -5,31 5,31 1,65 0,9 -5,36 5,36 1,7 1 -5,39 5,39 1,73 1,1 -0,06 0,06 0 1,2 -0,07 0,07 0 1,3 -0,07 0,07 0 1,4 -0,06 0,06 0 1,5 -0,08 0,08 0 1,6 -0,08 0,08 0 1,7 -0,07 0,07 0

36

1,8

-0,08

0,08

0

Membran Kitosan 2 (Ulangan 2)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -3,28 3,28 0 211,78 0,1 -3,88 3,88 0,6 0,2 -4,7 4,7 1,42 0,3 -4,7 4,7 1,42 0,4 -4,8 4,8 1,52 0,5 -4,83 4,83 1,55 0,6 -4,79 4,79 1,51 0,7 -4,89 4,89 1,61 0,8 -5,01 5,01 1,73 0,9 -5,25 5,25 1,97 1 -5,55 5,55 2,27 1,1 -5,46 5,46 2,18 1,2 -5,59 5,59 2,31 1,3 -5,68 5,68 2,4 1,4 -5,8 5,8 2,52 1,5 -6,02 6,02 2,74 1,6 -6,1 6,1 2,82 1,7 -6,33 6,33 3,05 1,8 -6,15 6,15 2,87 1,9 -6,23 6,23 2,95 2 -6,5 6,5 3,22 2,1 -6,52 6,52 3,24 2,2 -6,71 6,71 3,43 2,3 -6,53 6,53 3,25 2,4 -6,63 6,63 3,35 2,5 -6,81 6,81 3,53 2,6 -6,84 6,84 3,56 2,7 -7,26 7,26 3,98 2,8 -6,91 6,91 3,63 2,9 -7,33 7,33 4,05 3 -7,07 7,07 3,79 3,1 -7,35 7,35 4,07 3,2 -7,48 7,48 4,2 3,3 -7,72 7,72 4,44 3,4 -7,97 7,97 4,69 3,5 -0,31 0,31 0 3,6 -0,11 0,11 0 3,7 -0,09 0,09 0 3,8 -0,12 0,12 0

37

3,9 4 4,1 4,2

-0,12 -0,12 -0,12 -0,12

0,12 0,12 0,12 0,12

0 0 0 0

Membran Kitosan 3 (Ulangan 3)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -4,73 4,73 0 331,3 0,1 -5,45 5,45 0,72 0,2 -5,68 5,68 0,95 0,3 -6,38 6,38 1,65 0,4 -6 6 1,27 0,5 -7,21 7,21 2,48 0,6 -7 7 2,27 0,7 -7,66 7,66 2,93 0,8 -7,54 7,54 2,81 0,9 -7,32 7,32 2,59 1 -7,35 7,35 2,62 1,1 -8 8 3,27 1,2 -7,87 7,87 3,14 1,3 -8,48 8,48 3,75 1,4 -8,74 8,74 4,01 1,5 -8,61 8,61 3,88 1,6 -9,21 9,21 4,48 1,7 -9,29 9,29 4,56 1,8 -9,63 9,63 4,9 1,9 -9,6 9,6 4,87 2 -9,67 9,67 4,94 2,1 -9,47 9,47 4,74 2,2 -9,77 9,77 5,04 2,3 -9,25 9,25 4,52 2,4 -9,89 9,89 5,16 2,5 -9,38 9,38 4,65 2,6 -9,79 9,79 5,06 2,7 -10,01 10,01 5,28 2,8 -10,22 10,22 5,49 2,9 -10,58 10,58 5,85 3 -10,47 10,47 5,74 3,1 -11,35 11,35 6,62 3,2 -10,83 10,83 6,1 3,3 -11,47 11,47 6,74 3,4 -11,81 11,81 7,08 3,5 -11,87 11,87 7,14

38

3,6 3,7 3,8 3,9 4 4,1 4,2 4,3

-12,73 -0,21 -0,09 -0,15 -0,13 -0,14 -0,13 -0,14

12,73 0,21 0,09 0,15 0,13 0,14 0,13 0,14

8 0 0 0 0 0 0 0

Membran Telur Membran Telur 1 (Ulangan 1)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -2,53 2,53 0 18,14 0,1 -2,83 2,83 0,3 0,2 -2,99 2,99 0,46 0,3 -3,27 3,27 0,74 0,4 -3,88 3,88 1,35 0,5 -0,25 0,25 0 0,6 -1,19 1,19 0 0,7 -1,2 1,2 0

Membran telur 2 (Ulangan 2)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -1,89 1,89 0 13,82 0,1 -2,22 2,22 0,33 0,2 -2,56 2,56 0,67 0,3 -1,2 1,2 0 0,4 -1,19 1,19 0 0,5 -1,19 1,19 0 0,6 -1,19 1,19 0 0,7 -1,19 1,19 0 0,8 -1,19 1,19 0

Membran Telur 3 (Ulangan 3)Time ( s Force ( N Force ( N Force ( N P ) ) ) ) (kg.m/s) 0 -2,53 2,53 0 18,4 0,1 -2,81 2,81 0,28 0,2 -3,05 3,05 0,52 0,3 -3,14 3,14 0,61 0,4 -3,3 3,3 0,77 0,5 -1,19 1,19 0 0,6 -1,19 1,19 0

39

0,7

-1,19

1,19

0