laporan praktikum kimia fisika
DESCRIPTION
kimia fisika laporan prktikum fisikakimia kimiafisika semeter 3TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Kimia Fisika
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI (Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM
18 Maret 2014
Dosen Pembimbing : Fitri Khoerunnisa Ph.D.
Disusun oleh :Dinar Khairunisa
(1307218)
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul : Penentuan Perubahan Entalpi Pembakaran (Hc )
dengan menggunakan Kalorimeter Bom
B. Tanggal Praktikum : 18 Maret 2014
C. Tujuan Praktikum : Menentukan Entalpi Pembakaran (Hc ) Naftalena
menggunakan kalorimeter bom
D. Dasar Teori :
Salah satu aplikasi Hukum Pertama Termodinamika di dalam bidang kimia adalah
termokimia, yaitu ilmu yang mempelajari efek panas yang terjadi baik pada proses fisis
maupun dalam reaksi kimia.
Proses yang menyebabkan kalor dipindahkan dari sistem kelingkungan disebut
eksoterm, sedangkan jika sistem pada proses tersebut menyerap kalor (kalor dipindahkan dari
lingkungan ke dalam sistem) prosesnya disebut endoterm. Jenis kalor yang menyertai suatu
proses biasa dinamai dengan jenis proses tersebut, misalnya kalor pelarutan, yaitu kalor yang
menyertai proses perubahan fisik fasa zat terlarut ke dalam fasa pelarutnya (biasanya yang
dibahas berupa pelarut cair). Kalor pembakaran yaitu kalor yang dihasilkan dari reaksi
pembakaran suatu zat tersebut.(Mulyono, HAM. 2008:408)
Perubahan entalpi (Hc) menyatakan besarnya kalor yang menyertai suatu reaksi pada
tekanan tetap. Secara eksperimen , pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi tidak hanya
dapat dilakukan pada tekanan tetap tetapi dapat juga dilakukan pada volume tetap. Besarnya
kalor yang menyertai suatu reaksi yang diukur pada volume tetap dinyatakan sebagai
perubahan energi dalam (U). Suatu proses dapat berlangsung pada volume tetap dan tekanan
tetap. Jadi besarnya kalor reaksi bergantung pada kondisi reaksi.
Pada volume tetap , kalor yang menyertai proses tersebut merupakan perubahan energi dalam
Qv = U. Pada tekanan tetap, Q adalah perubahan entalpi, Qp = H.
Eksperimen di laboratorim lebih banyak dilakukan pada tekanan tetap sehingga kalor
yang dihasilkannya merupakan perubahan entalpi. ( Tim Kimia Fisika 2014)
2
Kalorimeter Bom
Pengukuran kalor yang menyertai perubahan fisika atau kimia disebut kalorimeter dan
alat yang digunakan untuk mengukur kalor adalah kalorimeter. Salah satu reaksi kimia yang
dapat ditentukan perubahan entalpinya dengan cukup mudah adalah reaksi pembakaran.
Cara terbaik penentuan perubahan entalpi pembakaran suatu cuplikan adalah dengan
menggunakan cara autoklaf (bom berthelot), suatu kalorimeter air klasik yang dilengkapi
dengan mantel yang bersifat isotherm.
Dalam Kalorimeter ini pembakaran cuplikan dilakukan dalam oksigen bertekanan
tinggi. Rancangan asli autoklaf yang digunakan sebagai tempat reaksi pembakaran telah
banyak mengalami meodifikasi. Selama pembakaran sampel dalam kalorimeter, keseluruhan
bejana berada dalam badan kalori meter yang berisi air. Kalor yang dilepaskan oleh reaksi
pembakaran ditentukan melalui pengukuran suhu air di badan kalorimeter.
Proses pembakaran yang berlangsung dalam kalorimeter bom terjadi pada volume tetap.
Sehingga, kalor reaksi yang terukur merupakan perubahan enegi dalam (U).
Dalam eksperimen ini dilakukan penetuan perubahan entalpi pembakaran. Suatu cuplikan
dengan menggunakan kalorimeter bom.
Reaksi pembakaran merupakan reaksi yang bersiat eksoterm. Sehingga, sesuai dengan
hukum konservasi energi, bahwa kalor yang dilepaskan oleh reaksi pembakaran sama dengan
kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu air dalam badan kalori meter ditambah dengan
kalor yang dserap oleh kalori meter secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Q lepas = Q serap
Q reaksi = Q serap (air dan kalori meter)
Q reaksi = ( Ck x U)
Pengukuran kalor dilakukan dengan menentukan perubahan suhu yang terjadi selama
proses perubahan kimia atau fisika berlangsung. Dalam semua kalorimeter, perubahan suhu
yang diukur adalah suhu kalorimeter beserta suhu seluruh isinya dan dari T dihitung jumlah
kalor yang terjadi akibat sistem melakukan reaksi atau sistem mengadakan perubahan
keadaan. Oleh sebab itu kapasitas kalor dari kalorimeter dan juga kapasitas kalor dari sistem
reaksi harus diketahui. Kapasitas kalor ini digunakan untuk menghubungkan perubahan suhu
terukur dengan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan, selama proses perubahan keadaan
3
berlangsung . Kapasitas kalor kalorimeter (disebut juga harga air kalorimeter, “Ck”, satuan
J/oC ) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 oC.
besarnya harga Ck dapat ditentukan salah satunya dengan kalibrasi kalorimeter.
(Tim Kimia Fisika : 2014)
Reaksi yang terjadi pada kalorimeter bom berada pada volume yang tetap karena bejana
bom tidak dapat membesar atau mengecil. Berarti bila gas terbentuk dalam reaksi ini, tekanan
akan membesar maka tekanan pada sistem berubah karena pada keadaan volume yang tetap
maka panas yang diukur dengan kalorimeter bom disebut panas reaksi pada volume tetap
(Raymond Chang 2003 : 114)
E. Alat dan Bahan
Alat : 1. Neraca analitik : 1 set2. Kalorimeter Bom : 1 set 3. Tang penjepit : 1 buah 4. Termometer : 1 buah 5. Stopwacht : 1 buah 6. Kain Lap : 1 buah 7. Jarum : 1 buah
Bahan : 1. Air ± 4 L 2. Gas Oksigen ± 60 atm (untuk 2 kali)3. Asam Benzoat 0,3378 gram 4. Naftalena 0,564 gram 5. Kawat ± 20 cm
F. Set Alat
4
G. Tabel Spesifikasi Bahan
No Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Asam Benzoat Wujud : padatan putih
Kristal, berbentuk jarum.
Rumus kimia : C6H5COOH
Massa molar : 122,12 g/mol
Hc = 6318 kal/g
Termasuk asam organik
Bahaya : Menyebabkan iritasi
Penanggulangan : hindari kontak langsung
2. Oksigen Wujud : Gas yang tidak
berwarna , gas yang tidak
berbau
Rumus Molekul O2
Golongan unsur halogen
Keelektronegatifan 3,44
Bahaya : Jika terlalu banyak, mudah terbakar.
Penanggulangan : jangan didekatkan dengan bahan
yang mudah terbakar
3. Air Wujud : Cairan tidak
berwarna dan tidak berbau
Ρ = 0,998 g/mL
C = 4,184 Joule
Rumus molekul H2O
Memiliki gaya
intermolekul yang kuat
( Ikatan Hidrogen )
Bahaya : Menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan
logam reaktif
Penanggulangan : Menjauhkan air dari kontak langsung
dengan logam – logam reaktif.
4. Naftalena Wujud : Padatan Putih
Hc teoritis = 5150 kj/mol
Rumus kimia C10H8
Merupakan senyawa
hidrokarbon aromatic
pengusir nyengat.
Sebagai bahan dasar
pembuatan resin.
Bahaya : jika berlebih merusak sel – sel darah merah,
paparan, kebingungan, mual, sakit kepala, penyakit
kuning.
Penanggulangan : aliri air pada bagian yang
terkontaminasi
5. Kawat Wujud : padat
Hc = 2,3 kal/cm
Bahan peralatan listrik.
5
BAB II
ANALISIS DATA
A.Pengolahan Data
1. Tabel pengamatan suhu pada penentuan Ck
30 detik ke-
Suhu/ oC
1. 26,122. 26,123. 26,124. 26,135. 26,136. 26,137. 26,148. 26,149. 26,1410. 26,1411. 26,1412. 26,1413. 26,1514. 26,1515. 26,1516. 26,1517. 26,1618. 26,1619. 26,1620. 26,1621. 26,1622. 26,1623. 26,1624. 26,1625. 26,1726. 26,3127. 26,8128. 26,9029. 27,02
30. 27,1431. 27,2032. 27,2433. 27,2834. 27,3035. 27,3036. 27,3237. 27,3238. 27,3439. 27,3540. 27,3541. 27,3542. 27,3543. 27,3544. 27,3545. 27,3546. 27,3547. 27,3548. 27,3549. 27,3550. 27,3551. 27,35
Ket :
: Tombol penyulut ditekan
T awal Konstan : 26,16T akhir Konstan : 27,35
2. Tabel pengamatan suhu pada pembakaran naftalena
30 detik Suhu/ oC ke-
6
1. 26,502. 26,503. 26,504. 26,505. 26,506. 26,507. 26,508. 26,509. 26,5010. 26,5011. 26,8012. 27,6013. 27.9814. 28,2015. 28,4416. 28,5017. 28,6018. 28,6319. 28,6520. 28,68
21. 28,7022. 28,7123. 28,7124. 28,7225. 28,7226. 28,7227. 28,7228. 28,7229. 28,7230. 28,7231. 28,72
Keterangan :
: Tombol penyulut ditekan
T awal Konstan : 26,50T akhir Konstan : 28,78
3. Data yang telah diketahui dari Percobaan Pertama dan Kedua
a. Penentuan CK
- Hc Asam Benzoat (AB)= 6318 kal/g
- U pembakaran AB= 771554,16 kal/mol
- M Tablet Asam Benzoat = 0,4309 g
- Panjang awal kawat = 10 cm
- Massa awal kawat = 0,015 g
- Hc Kawat = 2,3 kal/cm
- Panjang akhir kawat = 9,05 cm
- Massa akhir kawat = 0,012 g
- V air yang dimasukan = 2 L
- T Awal Konstan = 26,16oC
- T Akhir Konstan = 27,35oC
- T = 1,19 oC
b. Pembakaran Naftalena
- M Tablet Naftalena = 0,564 g
- Panjang awal kawat = 10 cm
7
- Massa awal kawat = 0,013 g
- Hc Kawat = 2,3 kal/cm
- Panjang akhir kawat = 5,4 cm
- Massa akhir kawat = 0,011 g
- V air yang dimasukan = 2 L
- T Awal Konstan = 26,50oC
- T Akhir Konstan = 28,72 oC
- T = 2,22 oC
4. Menghitung Ck - Cara ke-1
q lepas=q terimaq Asam B enzoat+q kawat=qkalibrasi
( Hc AsamBenzoat xm )+( Hc kawat x l )=Ck x T
Ck=( Hc Asam Benzoat xm )+( Hc kawat x l )
T
Ck=(6318
kalg
x 0,430 g)+(2,3kalcm
x 0,95 cm¿)1,19o C
Ck=2116,74 kal+2,185 kal
1,19o C
Ck=2284,81kal℃
Ck=2284,81kal℃
X 4,184joulekal
¿ 9559,65J℃
9,6Kj℃
- Cara ke-2
Ck=U ( M
Mm)+Ckawat
T
Ck=771554,16 kal /mol ( 0,430 g
122,12 g/mol)+2,3
kalcm
x 0,95 cm
1,19℃
Ck=2284,81kal℃
8
5. Penentuan HcNaftalena
Hc=U−( PV )
U=Ck .T−CkawatM /mm
U=2284,81
kal℃
. 2.22℃−2,3kalcm
x 4,6 cm
0,5 64 g128 gmol
U =5072,27 8 kal−10,58 kal
4,40 .10−3 molU=1150384,091
kalmol
=1150,384=4813 ,206kj
mol
Hc=U−( PV ) diasumsikan mirip dengan gas ideal maka ;
Hc=U−(nRT )Hc=U−nRT
Hc=4813 , 206kj
mol−2 . 8,314
JK mol
.298 K
Hc=4813 , 206kj
mol−4,95
kjmol
Hc=4808,256Kj
mol
6. Menghitung Persen Kesalahan
% Kesala han=|hasil percobaan−data teoritisdatateori tis |x100 %
% Kesala han=|48 08,256Kj
mol−5150 , 09
kjmol
5150 , 09kj
mol|x 100 %
% Kesala han=|0,0627|x 100 %% Kesalahan=6,2 7 %
9
B. Pembahasan
Dalam percobaan penentuan perubahan entalpi pembakaran (Hc ¿Naftalena dengan
menggunakan Kalorimeter Bom, terlebih dahulu harus mengetahui kapasitas Kalorimeter
Bom, maka untuk menentukan kapasitas Kalorimeter Bom dilakukan kalibrasi, kalibrasi ini
menggunakan Asam Benzoat, karena Asam Benzoat telah diketahui pasti kalor
pembakarannya yaitu -6318 kal/g , ini memenuhi syarat senyawa yang digunakan untuk
kalibrasi kalorimeter bom, selain itu asam benzoat mudah ditemukan dalam bentuk murninya
dan dalam percobaan asam benzoat dibuat bentuk tablet agar mudah digantungkan pada
kawat.
Prinsip kerja kalorimeter Bom merupakan sistem terisolasi, dimana tidak ada pertukaran
materi maupun kalor dari sistem ke lingkungan, persamaan reaksi untuk pembakaran 1 mol
asam benzoat adalah
C6H5COOH (s) + 7 ½ O2 (g) 7 CO2 (g) + 3 H2O (g)
namun pada percobaan ini reaksi pembakaran asam benzoat berlangsung secara tidak
sempurna, hal ini ditandai dengan adanya karbon yang tersisa, apabila reaksi berlangsung
sempurna maka reaksi pembakarannya hanya dihasilkan gas karbon dioksidanya dan uap air,
tidak dihasilkan karbon. Adanya karbon tersisa ini atau reaksi berlangsung tidak sempurna
dikarenakan kurangnya O2 yang dimasukan kedalam sistem.
Akibat dari pembakaran ini kalor reaksi (kalor yang dikeluarkan alat bom (pembakaran
asam benzoat)) akan sama dengan kalor yang diterima oleh air dan kalorimeternya.
Hal ini, mengakibatkan terjadinya perubahan suhu (T ) selama proses berlangsung.
Proses perubahan suhu ini dilakukan pada 3 tahap, yaitu tahap pertama ( disebut periode awal)
yaitu tahap sebelum reaksi dilakukan, pengamatan perubahan suhu pada periode awal
dilakukan setelah suhunya menjadi konstan. Tahap kedua yaitu periode utama dimana reaksi
dalam kalorimeter berlangsung. Dan tahap ketiga yaitu periode akhir, dimana diperkirakan
reaksi telah selesai. Kenaikan suhu berlangsung diamati setiap 30 detik, pada percobaan
ketika reaksi pembakaran berlangsung, terjadi kenaikan suhu, sampai dengan reaksi selesai
10
(habis bereaksi) saat suhu konstan dan tidak mengalami perubahan, perubahan suhu yang
terjadi dari periode awal sampai dengan periode akhir sebesar T kalibrasi = 1,19oC.
Dari perubahan suhu tersebut dapat digunakan untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter
bom (Ck), dimana nilai dari Ck dapat digunakan untuk menentukan besarnya Hc Naftalena,
nilai Ck yang diperoleh dari perhitungan adalah 2284,81 kal/ oC yang artinya jumlah kalor
yang diperlukan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 oC adalah 2284,81kal.
Percobaan untuk menentukan kalor pembakaran (Hc) Naftalena tidak jauh berbeda
dengan percobaan penentuan kapasitas kalorimeter (Ck) pada saat menggunakan kalorimeter
bom untuk pembakaran asam benzoat, hanya saja pada saat pembakaran Naftalena terjadi
pembakaran sempurna, dan juga dilakukan pengamatan suhu pada tiga periode. Persamaan
reaksi :
C10H8 (s) + 12O2 (g) 10 CO2 (g) + 4 H2O (g)
Dari percobaan ini didapat T = 2,22 oC. dari perubahan suhu tersebut dan Ck yang telah
didapat tadi dapat menemukan kalor reaksi, dalam percobaan ini gas di asumsikan sebagai gas
ideal sehingga perubahan entalpi pembakaran naftalen dapat diketahui, dari hasil perhitungan
Hc Naftalena adalah 4808,256Kj
mol, dengan
% Kesalah an=6,27 % , dengan Hc teoritis adalah 5150,09 kj/mol
Analisis faktor kesalahan dalam praktikum kali ini dapat disebabkan karena kurang
telitinya dalam pembacaan suhu termometer, sehingga akan mempengaruhi nilai Ck maupun
Hc , selain itu dalam pengisian tekanan gas oksigen yang kurang akan menyebabkan reaksi
pembakaran berlangsung tidak sempurna, pengukuran sisa kawat yang terbakar, dapat
menjadi faktor kesalahan. Karena sisa kawat sudah tidak lurus lagi. Sehingga panjang kawat
sulit untuk ditentukan dengan hasil yang akurat.
11
12
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu Penentuan Perubahan Entapi
pembakaran Naftalena Menggunakan Kalorimeter Bom didapat nilai Hc (Kalor
Pembakaran) sebesar Hc=4808,256Kj
mol, dengan persen kesalahan sebesar 6,27%.
DAFTAR PUSTAKA
13
HAM Mulyono (2008) Kamus Kimia Jakarta : Bumi Aksara
Imam Khasani (1998) MSDS : Lembar data Keselamatan Bahan Bandung : UPI
Tim Kimia Fisika (2014) Pedoman Praktikum Kimia Fisika Bandung : Jurusan
Pendidikan Kimia UPI
14
LAMPIRAN
15
Pra Lab
1. Jelaskan bagaimana cara menentukan perubahan suhu dalam percobaan yang anda
lakukan !
- Untuk menentukan suhu awal dilakukan dengan mencatat suhu setelah
pengaduk dalam kalorimeter bom dijalan dan sebelum tombol penyulut di
nyalakan. Suhu awal adalah suhu konstan pada selang itu (periode awal) dalam
percobaan minimal pada pengamatan suhu selama ± 5 menit pertama.
- Untuk menentukan suhu akhir ditentukan pada saat proses pembakaran terjadi,
suhu akhir ini adalah suhu maksimum . sebelum terjadi penurunan suhu ,
dalam kurva dilihat pada awal periode akhir.
- Melalui ektrapolasi
2. Sebutkan cirri-ciri suatu reaksi pembakaran yang berlangsung tidak sempurna
- Masih terdapat sisa cuplikan yang dibakar
- Suhu relative konstan
3. Jelaskan Bagaimana cara memperkecil kesalahan yang diakibatkan karena radiasi
kalor didalam kalori meter
Dengan menyimpan kalorimeter bom dalam penangas yang suhunya konstan
Post Lab
1. Jelaskan hubungan antara perubahan entalphi dan perubahan energi dalam untuk
reaksi yang tidak menghasilkan perubahan mol gas sebelum dan sesudah reaksinya!
H = U + PV
du = đq + đw
du = đq – P dV
Karena dilakukan pada V tetap, maka V = 0
du = đq – 0
du = đq
u = q
16
Hubungan perubahan entalpi
H = U+ P V + V P
Karena dilaksanakan pada Volume tetap, maka V = 0
H = U+ V P
Karena gas dianggap ideal P=nRTV
H = U + VnRT
V
H = U + nRT
Karena tidak menghasilkan perubahan mol, maka n = 0
H = U + 0
H = U
Jadi q = U + H
2. Carilah nilai kawat pembakaran yang dipakai dalam percobaan!
Jawab :
Dik :
- Kalorjenis kawat = 2,3 kal/cm
- Panjang kawat terbakar, saat pembakaran Asam Benzoat = 0.95cm
- Panjang kawat terbakar, saat pembakaran Naftalena = 4.6cm
-
Q kawat saat pebakaran Asam Benzoat (Penetuan CK) = L . C
= 0,95 cm.2,3 kal/cm
= 2,185 kal
Q kawat saat pebakaran Naftalena = L . C
= 4.6 cm.2,3 kal/cm
= 10,58 kal
3. Hitung Q pembakaran cuplikan
U=Ck .T−CkawatM /mm
17
U=2284,81
kal℃
. 2.22℃−2,3kalcm
x 4,6 cm
0,564 g128 gmol
U=5072,278 kal−10,58 kal
4,40 . 10−3 molU =1150384,091
kalmol
=1150,384kalmol
=4813 , 206kj
mol
Karena proses isohorik, maka U = q, sehingga q =1150,384kkalmol
4. Hitung Perubahan Entalpi pembakaran cuplikan
C10H8 (s) + 12O2 (g) 10 CO2 (g) + 4 H2O (g)
Hc=U−( PV ) diasumsikan mirip dengan gas ideal maka ;
Hc=U−(nRT )Hc=U−nRT
Hc=4813 , 206kj
mol−2 . 8,314
JK mol
.298 K
Hc=4813 , 206kj
mol−4,95
kjmol
Hc=4808,256Kj
mol
18
Dokumentasi
- Cuplikan sudah berbentuk tablet
-
- Melubangi Sampel
Mengukur panjang kawat
- Menimbang kawat
Tabung Oksigen
Set Alat : Kalorimeter bom
Tombol penyulut
alat pengepress
Memasang kawat penyulut
Set alat : memasukan gas oksigen ±30 atm
Memasukan bucket yang berisi air 2 L
19
Mengamati suhu
tempat
dikaitkannya cuplikan
Memasukan air ± 2 L
Mengaitkan cuplikan pada kawat
20