laporan praktikum kimia fisika 3
DESCRIPTION
Laporan pratikum in berdasrkan hasil pratikum yang dilaksanakan di Poltek Bandung 19 Januari 2012TRANSCRIPT
PERCOBAAN 5 : REAKSI HIDROLISIS
I. Tujuan Percobaan
a. Mempelajari reaksi hidrolisis ester dengan katalis basa.
b. Mempelajari reaksi asetilasi terhadap gugus fenol.
II. Dasar Teori
Minyak Gondopuro termasuk family Enicaceal yang terkenal sebagai
tanaman bat-obatan.di dalamnya terdapat senyawa metal salisilat yang
mrupakan bahan dasar sintesis pengawet bahan makanan dan bahan dasar
pembuatan obat sakit kepala (aspirin) sebesar 96-
99%,parafin,aldehid,keton,dan alkohol.Pada praktikum kali ini,akan
membuktikan reaksi hirolisis dari minyak gondopuro yang merupakan
metal salisilat.
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi
kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia.
Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang
dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth
polimerization).Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak
terpecah menjadi dua senyawa baru ( http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisis,
2011-05-03).
Pada reaksi hidrolisis ester oleh asam/basa maka hasilnya adalah suatu
asam karboksilat dan alcohol.Jika asam karboksilat dan alcohol dan dikatalis
oleh asam kemudian dipanaskan maka akan terjadi kesetimbangan antara
ester dengan air.Proses ini disebut esterifikasi Fisher yang berdasarkan teori
dari Emil Fisher.Walaupun reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan
namun dapat menggeser kesetimbangan ke kanan dengan mennghasilkan
ester dengan hasil yang tinggi(Vogel,161-162).
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-
ion garam dengan air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa
kemungkinan, yaitu :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-],
maka larutan bersifat asam.
Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan
tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam
reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila
menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera
terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam
dan basa pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal, yaitu :
1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah
4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat
(http://ekawijayanti97.blogspot.com/2009/06/pengertian-hidrolisis_22.html,
2011-05-03).
(http://users.stlcc.edu/mhauser/Hyd%20Methyl%20Sal.pdf, 2011-05-03)
III. Bahan dan Alat
III.1 Bahan
Adapun bahan - bahan yang digunakan dalam percobaan ini,
adalah sebagai berikut :
a. Minyak gondopuro
b. NaOH 5 M
c. Asam Sulfat 2 M
d. Aquades
III.2 Alat
Adapun alat - alat yang digunakan dalam percobaan ini, adalah
sebagai berikut :
a. Labu leher tiga yang dilengkapi pendingin balik
b. Termometer
c. Pipet
d. Spatula
e. Beaker glass
f. Penyaring Buchner
g. Desikator
h. Kompor elektrik
i. Alat timbang digital
IV. Prosedur Kerja
Adapun langkah langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini
adalah sebagai berikut :
- Dimasukkan sebanyak 10 gram ke dalam labu
leher tiga.
- Ditambahkan 25 ml larutan NaOH 5 N.
- Direfluks selama satu jam
- Didinginkan campuran yang telah direfluks
sampai mencapai suhu ruang
- Ditambahkan asam sulfat 2 M sambil diaduk
dan terbentuk endapan putih
- Disaring dengan penyaring buchner
- Dicuci dengan aquades sebanyak 100 ml
- Dikeringkan dalam desikator
- Ditimbang beratnya.
Minyak Gondopuro
Hasil
V. Hasil Percobaan dan Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu reaksi hidrolisis Metilsalisilat
dengan katalis basa. Dalam percobaan ini, minyak gondopuro sebanyak 10 gram
dimasukkan kedalam labu leher tiga dengan volume 250 ml dengan dilengkapi
dengan pendingin balik, termometer. Setelah itu ditambahkan NaOH 5 N
sebanyak 25 ml. Setelah terjadi pencampuran antara minyak gondopuro dan
NaOH, bahan uji berubah warna dari bening menjadi putih dan tampak seperti ada
endapan. Penambahan NaOH pada reaksi hidrolisis ini berfungsi untuk mengikat
salisilat . Berikut reaksinya
Setelah itu campuran yang telah dihasilkan sebelumnya di refluks selama
kurang lebih satu jam. Dengan adanya pemanasan pada suatu zat, maka akan
terjadi peristiwa percepatan reaksi pada kedua zat yang dicampurkan. Tujuan dari
perefluksan ini adalah agar dalam proses pemanasan dengan menggunakan suhu
tinggi, zat yang dipanaskan tidak mengalami pengurangan volume zat yang
terkandung didalamnya. Dari hasil perefluksan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil bahan uji yang berwujud cairan seutuhnya dan memiliki warna bening
kekuningan. Kemudian campuran hasil refluks tadi didinginkan selama 15 menit
atau sampai mencapai suhu kamar.
Selanjutnya, menambahkan asam sulfat 2 M pada bahan uji, disertai
dengan mengaduk secara perlahan sampai diperoleh endapan warna putih.
Penmbahan asam sulfat 2 M ini bertujuan agar memperoleh endapan dari bahan
uji agar menghasilkan aspirin. Kemudian disaring dengan menggunakan
penyaring Buchner, penggunaan penyaring Buchner ini bertujuan agar jika bahan
uji mengandung gas yang berbahaya, gas tersebut langsung bisa diembunkan.
Setelah itu, endapan putih dicuci dengan air sebanyak 100 ml. Pada pencucian ini,
H2O merupakan pelarut universal yang akan melarutkan alkohol dan berfungsi
sebagai zat untuk menghidrolisis garam. Pada saat menghidrolisis garam, akan
terbentuk suatu asam kuat, dan asam kuat tersebut akan divakumkan dalam
kondensor yang terdapat pada penyaring Buchner.
Setelah itu,hasil dari penyaringan tadi dikeringkan dalam desikator selama kurang lebih 24 jam,kemudian ditimbang beratnya sehingga menghasilkan rendemen. yakni penghitungan titik leleh dari rendemen yang berupa serbuk aspirin atau Kristal-kristal lembut berwarna putih dengan menggunakan alat penghitung titik leleh.
Pada percobaan didapatkan nilai titik lelehnya sebesar 160 derajat celcius. Jumlah ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan jumlah pada referensi yang ada yakni nilainya sebesar 159 derajat celcius. Mungkin ini disebabkan karena rendemen yang dihasilkan mengandung banyak campuran jadi tidak bersih secara sempurna sehinnga sulit untuk meleleh. Pada saat meleleh didapatkan butiran-butiran cairan dalam jumlah banyak. Selain itu dari percobaan yang telah dilakukan tersebut, rendemen yang dihasilkan berwarna putih bersih dan berbentuk kristal-kristal halus lembut .
Sedangkan untuk bau yang dihasilkan tidak menyengat seperti halnya pada minyak gondopuro. Aspirin yang dihasilkan tidak memiliki bau .
Berikut hasil rendemen :
Rendemen = Berat hasil (gram) x 100 %
Sampel (gram)
Rendemen = 55,38
VI. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan metil salisilat
dengan NaOH dan juga penambahan H2SO4.
Natrium digunakan sebagai katalis dalam reaksi.
Asam salisilat terbentuk setelah penambahan larutan H2SO4
2M.
Rendemen yang dihasilkan berupa butiran kecil halus
berwarna putih.
VII. Daftar Pustaka
Ralph J. Fessenden, 1993. Organic Laboratory Techniques ,Second
Edition, University of Montana .
Vogel, A E.1989.Text Book of Practical Organic Chemestry Longman
Book Co, London, pp 161-162
(http://ekawijayanti97.blogspot.com/2009/06/pengertian-
hidrolisis_22.html).
(http://users.stlcc.edu/mhauser/Hyd%20Methyl%20Sal.pdf)