laporan praktikum kimia dasar

50
Laporan Praktikum Kimia Dasar "Identifikasi Gugus Fungsi" PERCOBAAN 12 I. Judul : Identifikasi Gugus Fungsi II. Hari/tanggal : Rabu/ III. Tujuan : Mengenal sifat fisik dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat, halida, senyawa nitrat dan eter. Melakukan Uji yang khas untuk gugus fungsi. IV. Pertanyaan pra praktek 1. Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbonyaitu : Alkohol -. Mudah larut dalam Air -. Titik didih Relatif lebih Tinggi -. Bereaksi dengan logam Na -. Bereaksi dengan KCl 3 Hidrokarbon -. Terdiri dari atom C dan H -. Tidak mudah Larut dalam air 2. Mengapa Alkohol Mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air -. Karena gugus Fungsi alkohol menggunakan gugus OH, yang merupakan ikatan hidrogen dan didalam karbon dapat atom C dan H. 3. A). Bagaimana cara membuat ester di laboratorium

Upload: krisnasuryanti

Post on 12-Apr-2017

2.214 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum kimia dasar

Laporan Praktikum Kimia Dasar "Identifikasi Gugus Fungsi"

PERCOBAAN 12

I.                                      Judul               : Identifikasi Gugus Fungsi

II.                                Hari/tanggal    : Rabu/

III.                          Tujuan            : Mengenal sifat fisik dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam

 karboksilat, halida, senyawa nitrat dan eter. Melakukan Uji yang khas untuk gugus fungsi.

IV.                          Pertanyaan pra praktek

1.            Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbonyaitu :

Alkohol

-. Mudah larut dalam Air

-. Titik didih Relatif lebih Tinggi

-. Bereaksi dengan logam Na

-. Bereaksi dengan KCl 3

Hidrokarbon

-. Terdiri dari atom C dan H

-. Tidak mudah Larut dalam air

2.            Mengapa Alkohol Mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air

-. Karena gugus Fungsi alkohol menggunakan gugus OH, yang merupakan ikatan hidrogen dan didalam karbon dapat atom C dan H.

3.            A). Bagaimana cara membuat ester di laboratorium

-. Mereaksikan asam karboksilat dan alkohol serta sedikit asam sulfat pekat.

Contoh            :

As. Asetat  +  etanol ------------ etil asetat + air

Page 2: Laporan praktikum kimia dasar

CH3COOH + C2H5OH ------------ CH3COOC2H5 + H2O

B). Bagaimana cara membuat asam karboksilat di laboratorium..??

-. Oksidasi alkohol primer dengan oksidator kuat

Example : CH3 --- CH2 OH ------- CH3 – COOH + H2O

4.            Tuliskan rumus molekul aldehid yang terbentuk dari oksidasi alkohol

-- Oksidasi alkohol primer

5.            Bagaimana membedakan asam organik dari basa organik..???

--  basa organik mengandung gugus fungsi NH2 dan pH-nya tinggi

-- asam organik bareksi cepat dengan NaHCo3 menghasilkan gas Co2 dan pH-nya rendah.

6.            Tulislah rumus asam yang terbentuk dari oksidasi alkohol.

Oksidasi kuat

C2H6O            CH3COOH 

V.                                Landasan  teori

Dalam senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa tersebut terbagi atas :

a.              Hidrokarbon alifatik

Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena, baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang maupun    .

b.            Hidrokarbon aromatik

Mengandung inti benzena, yaitu enam rantai kanan yang melingkar tapi stabil (Syukri, Kimia Dasar : 686:687)

Gugus fungsi senyawa karbon merupakan gugus atom/sekelompok atom yang menentukan sifat khas senyawa karbon tersebut. Gugus fungsi senyawa karbon

Page 3: Laporan praktikum kimia dasar

merupakan bagian yang aktif, sebab bila senyawa karbon tersebut bereaksi maka yang mengalami perubahan adalah gugus fungsinya. Senyawa karbon dikelompokkan menjadi alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester (Sudarmo, Unggul : 2006: 196).

Banyaknya ragam dalam senyawa organik adalah hasil dari keterubahan unsur ion/pengelompokkan atom-atom (gugus fungsi) dalam struktur hidrokarbon.

Alkana dibuat dari      H2 pada alkena/alkuna dan reaksi antara akil halida dengan Natrium.

Alkena dapat dibuat melalui reaksi eliminasi.

Alkuna yang penting yaitu asetilena. Dihasilkan melalui reaksi CaC2 dengan air (Petruci. 1987 : 287)

Senyawa nitro

Senyawa nitro sangat mudah direduksi oleh ferohidroksida, Fe (OH) 2, bahan pereduksi ini teroksidasi menjadi ferihidroksida, Fe (OH) 3.  Dengan senyawa nitro tereduksi menjadi menjadi senyawa amina.

Tak berwarna

Hijau

Tak berwarna

R---NO2 + 6 Fe (OH)2O ---- R-NH2 + 6 Fe (OH)2.  

Merah coklat

   

 (Penuntun praktikum kimia dasar, 2011 : 84).

Gugus fungsi adalah gugus atom dalam senyawa karbon yang memberi ciri dari senyawa memilikinya yang mengalami perubahan pada reaksi kimia.

Senyawa karbon turunan alkena adalah senyawa karbon yang atom H pada alkana diganti dengan atom atau gugus fungsi lain. Ada 5 gugus fungsi yaitu : alkohol, alkoksi, alkanol, alkana, alkanoat, ester, halogen, halogen,, alkana, dan amina. Dengan gugus fungsinya : -OH, -O-, -CHO, -C=O, -COOH, -COOR, -X, NH2 (Tim penulis olimpiade kimia : 2010 : 147)

IV.      Alat dan Bahan

1.            Alkohol

Identifikasi alkohol

Page 4: Laporan praktikum kimia dasar

Alat     :  Tabung reaksi 100 ml, Pipet tetes, bunsen.

Bahan  :  0.3 ml alkohol, air, 5 ml NaOH 10%, I2/KI 10%.

Oksidasi alkohol

Alat     : Tabung reaksi 150 ml, pengaduk.

Bahan  : 2 ml K2Cr2O4 0.1 M, 1 ml H2SO4 pekat

2.            Aldehid dan keton

Alat     : Tabung reaksi 150 mm, Pipet tetes

Bahan  : 1 ml aldehid, 3 ml Na H SO 40%, alkohol, air.

3.            Asam dan Basa

Keasaman

Alat     : Tabung reaksi 75 mm, kertas lakmus, pipet tetes

Bahan  : Asam organik dan Basa Organik, air suling, alkohol

Dekarboksilasi

Alat     : Tabung reaksi, pipet tetes

Bahan  : 0,1 gr kristal asam sulfat, 0,2 ml larutan asam, 2 ml NaHCO 3 10%

Oksidasi

Alat     : Tabung reaksi 150 mm, pengaduk

Bahan  : 2 ml 0.1 M KMnO4,  1 ml etanol

4.            Senyawa nitro

Alat     : Tabung reaksi 150 mm, tabung

Bahan  : 10 mg nitrobenzena, 1,5 ml fe (NH 4) = (SO4) = 15%, 1 ml KOH 15%

5.            Ester

Alat     : Tabung Reaksi, pipet tetes

Bahan  : H6C6H4COOH, H2SO4, Air, CH3OH

VI.                          Prosedur kerja

1.            Alkohol

Identifikasi Alkohol

Page 5: Laporan praktikum kimia dasar

-- . Digoyang (tambah NaOH 10%)

--. Diisi dengan akuades

--. Dibiarkan 10 menit

-- . Tambahkan I2/KI, selama 2 menit

-- . Didinginkan

--. Teteskan I2/KI 10% (warna cokelat)

--. Dipanaskan pada 60 0  C

--. dimasukkan

0.5 ml alkohol

5 ml Air

Tabung Reaksi

Pipet tetes

Bunsen

Tabung Reaksi

CHI3

   

Page 6: Laporan praktikum kimia dasar

Oksidasi Alkohol

-- . Ditambah 2 ml alkohol

--. Diaduk agar larut

--. Ditambah 1 ml H2SO4 Pekat

2 ml K2cr2O3 0.1 M

Tabung Reaksi

Pengaduk

Perhatikan

   

Page 7: Laporan praktikum kimia dasar

2.            Aldehid dan Keton

-- . Ditambah 3 ml air

-- . Ditambah alkohol terbentuk

--. dimasukkan

1 ml aldehid + 3 ml Na HSO 3  40%

Tabung reaksi

Senyawa padat

Amati

Ulangi percobaan dengan Menggunakan Keton

   

Page 8: Laporan praktikum kimia dasar

3.            Asam Basa

Keasaman

-- . diuji

-- . ditambahkan

Asam Organik dan Basa

0.1 g/1,2 ml air

Kertas Lakmus

   

Dekarboksilasi

-- . Ditambah 2 ml NaHCO3 10%

--. Dimasukkan

0.1 gr kristal asam salisilat

Tabung reaksi

perhatian

   

Page 9: Laporan praktikum kimia dasar

Oksidasi

-- . Ditambahkan 1 ml etanol

--. dimasukkan

2 ml 0.1 M KMnO 4

Tabung reaksi

Perhatikan

   

4.            Senyawa nitro

Page 10: Laporan praktikum kimia dasar

-- . Dilampirkan 1.5 ml fe (NH 4)2

-- . Ditambahkan 1 ml KI H 15%

--. Dimasukkan

10 mg nitro benzena

Tabung Reaksi

-- . Amati setelah 1 menit

   

5.            Ester

Pembuatan minyak gandapura

-- . Diambil 5 tetes H 2SO4

-- . 3 tetes air

-- . ¾ tetes CH 3OH

--. Diletakkan tabung reaksi

-- . Dimasukkan

HO C6H4  COOH

Tabung Reaksi

Pipet tetes

Penangas air suhu 60 0C

   

Page 11: Laporan praktikum kimia dasar

VII.                    Data pengamatan

1.            Alkohol

Iodoform

NO Nama Alkohol

Nama Golongan

Pengamatan Hasil Iodoform

1 Metanol Alkohol Tidak Tidak timbul

Page 12: Laporan praktikum kimia dasar

berwarna Coklat

kristal

2 Etanol Alkohol Tidak berwarna Coklat

Tidak timbul kristal

3 I-Propanol Alkohol Tidak Berwarna Cokelat

Tidak timbul kristal

4 T-Butanol alkohol Tidak Berwana Cokelat

Tidak timbul kristal

Kesimpulan Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan masih gagal. Artinya percobaan yang dilakukan tidak berhasil.

Oksidasi alkohol

NO Nama Golongan Pengamatan Hasil

1 Metanol Alkohol Terbentuk 3 lapisan (Orange, Hijau, biru muda), bau tidak menyengat

HCOH

2 Etanol Alkohol Hijau toska CH3COH

3 I-propanol

Alkohol Terbentuk 3 lapisan (orange, hijau, hijau muda)

CH3COCH3

4 T-butanol

Alkohol Terbentuk 3 Lapisan (orabge, hijau, biru muda, setelah diaduk menjadi hijau toska)

CH3CH2CH2COH

2.            Aldehid dan keton

Page 13: Laporan praktikum kimia dasar

Uji Natrium bisulfit

NO Nama senyawa Pengamatan Struktur kimia produk

1 aldehid Terbentuk 2 lapisan. Padat Kuning (atas), Cair bening (bawah)

CH3CH2COH

3.            Asam basa

pH

NO Nama senyawa Asam/Basa Struktur kimia

1 Asam salisilat Asam pH = 2

2 Asam benzoat Asam pH = 1

Uji Natrium bikarbonat

NO Nama Senyawa Pengamatan Struktur kimia Produk

1 Asam salisilat Timbulnya busa setelah dicampur larutan Na H CO3 adanya gelembung didinding tabung reaksi

HOC6H4COOH + NaHCO3

Oksidasi

--. Reaksi              : KMnO4 + CH3-CH2-OH--- KOH + CH3CH2 + MnO4

--. Pengamatan     : warna ungu semakin pekat dan semakin lama berubah menjadi merah dan berbau alkohol.

--. Kesimpulan      : Etanol dapat memerahkan KMnO4

Page 14: Laporan praktikum kimia dasar

                             : etanol merupakan bahan pembuatan obat bius

VIII.              Pembahasan

Gugus Fungsi adalah atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa. Gugus fungsi merupakan ciri khas dari suatu homolog.

1.            Alkohol

Iodoform

Pada percobaan ini kami memasukkan 0.5 ml alkohol kedalam 5 ml air kedalam tabung reaksi 150 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 10% kedalam campuran tersebut sambil digoyang dan ditetesi dengan I2/KI sampai terlihat warna cokelat. Setelah semuanya tercampur baru kemudian dipanaskan sampai suhu ± 600C. Tahap selanjutnya adalah menambahkan KI kembali sehingga warna cokelat tua semakin terlihat jelas (pekat), tabung reaksi didinginkan kemudian ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% sambil tabung tersebut digoyang. Tujuan dari penambahan NaOH adalah untuk mengeluarkan I 2 yang berlebihan.

Kemudian isi tabung reaksi dengan akuades dan biarkan 10 metil kristal CHI3 akan timbul apabila jumlah alkohol sangat sedikit namun kami tidak mendapatkan kristal CHI3 pada percobaan ini.

Oksidasi alkohol

Pada percobaan ini didapat aldehid dan keton.

-                    Asam basa

a.              Keasaman

Pada percobaan ini menggunakan asam salisilat dan asam kedalam tabung 75 mm kemudian uji dengan lakmus didapat asam salisilat pHnya = 2 sedangkan asam benzoat pH nya = 1

b.            Uji Natrium bikarbonat

Pada percobaan ini digunakan asam salisilat yang dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan NaOH 10% pengamatan yang terjadi terdapat CO2

OH C6 H4 COOH + Na HCO3 –

Page 15: Laporan praktikum kimia dasar

 OH-C6H4 COO Na + H2O + CO2

c.              Oksidasi

Satu (1) ml KMnO4 dimasukkan ketabung reaksi lalu ditambahkan etanol (C2H5OH) Persamaan reaksinya

KMnO4 + CH3-CH2-OH --- KOH + CH3 CH2 + MnO4

Pengamatan    : warna ungu semakin Pekat dan semakin lama berubah menjadi warna merah dan berbau alkohol.

2.            Senyawa Nitro

10 mg nitro benzena dimasukkan kedalam tabung reaksi 150 mm kemudian dicampur dengan 1.5 ml Fe (NH4)2 (SO4)2 15% ditambahkan 1 ml KOH 15% dalam suasana alkohol. Aduk kuat pada saat dicampur dengan Fe (NH4)2 (SO4)2 nitrobenzena tidak menyatu dengan Fe (NH4)2 (SO4)2 dan nitrobenzena membentuk gelembung-gelembung.

3.            Ester

Ester dapat terbentuk dari reaksi asam anorganik/asam organik dengan alkohol, ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang tidak enak. Bau alami bunga-bungaan dan aroma buah-buahan merupakan salah satu beberapa ester.

Pengamatan minyak gandapura

Pengamatan          : Larutan Membeku

Kesimpulan          : Terjadi reaksi asam salisilat sehingga timbul bau mint.

IX.                          Diskusi

           Alkohol

Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon  dengan satu atom disubstitusikan dengan

satu gugus OH.

Alkohol terbagi tiga yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier.

Jika alkohol dioksidasi dengan misalnya K2Cr2O7, dihasilkan senyawa yang berbeda-beda yaitu aldehid dan keton. Dengan oksidasi kuat menghasilkan asam karboksilat.

Contoh      : -CH3OH + K2Cr2O7 ---- CH2 = O + Cr2 (SO4)3 + H2O

                          Metanol

Page 16: Laporan praktikum kimia dasar

-                    Etanol

CH3 CH2 OH + K2Cr2O7  +  H2SO4 ---CH3COH + Cr2 (SO4)3 H2O

           Asam dan Basa

Asam organik dapat diperoleh dengan oksidasi alkohol/aldehid dengan bahan pengoksida kuat misalnya KMnO4. Basa organik pada umumnya mengandung gugus fungsi NH2, pasangan elektron bebas pada nitrogen menujukkan sifatnya sebagai basa lewis.

           Uji Natrium Bikarbonat

OHC6H4COOH + NaHCO3 ----- OH-C6H4COONa + H2O + CO2

Adanya gelembung gas dan timbulnya bau. Gelembung gas adalah CO2.

           Oksidasi

C2H5OH ------ CH3COOH

-                    Warna lebih pekat

-                    Adanya bau bius

-                    Ada endapan

-                    Suhu naik

           Pembuatan Minyak Gandapura

OHC6COOH + H2SO4 + H2SO4 + CH3OH --- OH C6H4 COOCH3 + H2O + H2SO4

Hasil yang didapatkan terdapat uap air, minyak yang membeku.

X.                                Petanyaan pasca praktek

1.            Tuliskan rumus molekul propanol dan isopropanol.

Propanol                 : CH3CH2CH2OH

Isopropanol            : CH3CH(OH)CH3

2.            Ester apa yang dikaitkan dengan bau dari (a). Nenas (b). Jeruk (c). Anggur

 Nanas                         : C3H7 COO CH3      metil butanol

Anggur            : H2NC6H4COOCH3

Page 17: Laporan praktikum kimia dasar

Jeruk                : CH3COOC2H5       etil etanoat

3.            Asam asetat dapat dibuat dengan mengoksidasi etanol dengan ion permanganat. Dalam suasana asam. Tulis reaksi yang terjadi

MnO4

   

      CH3CH2OH  CH3COOH (dalam suasana asam)

4.            Bagaimana anda dapat membedakan

a.             CH3NH2 dengan CH3OH

                          CH3NH2 (metil amina)   gugus amina CH3 - NH2

                          CH3OH (methanol)    alcohol/gugus hidroksil CH 3 –OH

b.             C2H6 dengan t-C4H9OH

C2H6 (etana)    hidrokarbon, tidak bereaksi dengan Na, PCl₃ & PCl₅, CH3 –CH                                                              t-C4H9OH (t-butanol)  alcohol, bereaksi dengan Na.                                                                                                                      

c.              CH3COH dengan CH3CH2OH

CH3COH (etanol)aldehid, tidak bereaksi dengan I 2  & NaOH, bereaksi dengan   Fehling                 &Tollen

CH3CH2OH   alkohol, bereaksi dengan I 2  & NaOH,tidak bereaksi dengan Fehling &Tollen

d.                                 CH3COOH dengan CH3CH3

CH3COOH  asam karboksilat, bersifat asam, bereaksi dgn alcohol membentuk ester

CH3CH3   hidrokarbon/ alkane, berwujud gas, tidak bereaksi dengan alcohol.

e .                                 CH3CH2Cl dengan CH3CH2CH3

CH3CH2Cl etil klorida, alkil halida, haloalkana                  

CH3CH2CH3   alkana, hidrokarbon.

f.                CH3CH2OH dengan CH3CH2CH2Cl

Page 18: Laporan praktikum kimia dasar

CH3CH2OH   propanol, bereaksi dengan fehling&tollen, dapat direduks

CH3CH2CH2Cl   propil klorida, tidak dapat direduksi, tidak bereaksi dengan   fehling&tollen.

XI.                  Kesimpulan

1.            Sifat fisis alkohol :

2.            Sifat Kimia aldehid

3.            Sifat fisis dan kimia keton

4.            Ester

5.            Asam karboksilat

6.            Dengan uji iodoform dapat membedakan  alkohol primer, sekunder dan Tersier.

-                    Asam organik  diperoleh dengan mengoksidasi alkohol/aldehid dengan pengoksidasi kuat (KMnO4)

-                    Ester dapat terbentuk dari reaksi asam organik dan asam anorganik dengan alkohol.

-                    Metil salisilat yang terkandung dengan minyak gandapura dibuat dengan mereaksikan metanol dengan asam salisilat.

DAFTAR PUSTAKA

Epinur, dkk. 2010 “ penuntun praktikum kimia dasar II” . Jambi : Universitas Jambi

Petrucci, Ralph. 1987 “ Kimia Dasar”.  Jakarta : Erlangga

Respati. 1986 “ Pengantar kimia organik “ Jakarta : Erlangga

Sudarmo. Unggul.2006 .” Kimia” Jakarta : Erlangga

Suhardi. 2008. “ Kimia Dasar”. Bandung : Yrama widya

Page 19: Laporan praktikum kimia dasar

Tim olimpiade kimia 2010 “kimia 3” Jakarta : PT. Graha Cipta Karya

                                     Percobaan 2

                                                  KINETIKA KIMIA

 I.            TUJUAN PERCOBAAN

Menjelaskan dan menghitung laju reaksi, tingkat reaksi dan mekanismenya

 II.      LANDASAN TEORI

1)            Laju Reaksi.

 Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi (kecepatan) reksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi yang diperoleh dari suatu eksperimen. Kecepatan reaksi bergantung pada banyak faktor. Konsentrasi reaktan memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat reaksi tertentu. Sebagaimana akan banyak reaksi yang sangat peka terhadap suhu, sehingga pengendalian suhu sangat penting untuk pengukuran kuantitatif dalam kinetika kimia. Akhirnya, bentuk fisik reaktan juga berperan penting dalam laju yang diamati. Sebuah paku besi sangat lambat teroksidasi menjadi besi oksida di udara kering, tetapi serat baja mudah sekali terbakar terutama karena adanya oksigen. Kajian kuantitatif atas reaksi heterogen (yang melibatkan dua fasa atau lebih, seperti antara solid dan gas) memang sulit, sehingga kita mulai dengan reaksi homogen (yang seluruhnya berlangsung dalam fasa gas atau larutan).

Eksperimen kinetik mengukur laju berdasarkan perubahan konsentrasi zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dari waktu ke waktu. Jika reaksi cukup lambat, kita dapat membuatnya berlangsung untuk waktu tertentu, kemudian secara mendadak menghentikannya dengan pendinginan cepat campuran reaksi tersebut pada suhu yang cukup rendah. Pada suhu rendah, kita mempunyai waktu untuk melakukan analisis kimia terhadap reaktan atau produk tertentu. Panjang gelombang cahaya yang diserap oleh molekul berbeda-beda, jika panjang gelombang tertentu di serap oleh salah satu reaktan atau produk, maka pengukuran jumlah cahaya yang diserap pada panjang gelombang itu oleh campuran reaksi dapat digunakan menentukan konsentrasi reaktan atau produk yang menyerapnya. Pengukuran dilakukan dalam rentang waktu tertentu, sering kali kilatan cahaya juga dapat digunakan untuk mengawali reaksi yang sangat cepat.

Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:

Page 20: Laporan praktikum kimia dasar

   

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi;

  

Jika konsentrasi diukur dalam moL L -1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L -1 s -1. Kita ambil contoh khusus dalam reaksi fasa gas:

NO2 (g) + CO (g) → NO (g) + CO2 (g)

NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO 2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:

      

Laju sesaat suatu reaksi diperoleh dengan menganggap waktu yang sangat kecil, ∆t, (dengan demikian nilai ∆[NO] yang semakin kecil). Sewaktu ∆t mendekati 0, laju menjadi lereng kurva pada waktu t.

Laju reaksi suatu kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:

A + B → AB

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis berikut:

r = k [A]m [B]n 

k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1.            Sifat dan ukuran pereaksi

2.            Konsentrasi pereaksi

3.            Suhu reaksi

4.            Katalis

2)             Sifat dan Ukuran Pereaksi.

Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat

Page 21: Laporan praktikum kimia dasar

yang  bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan.

Dari persamaan besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut;

Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + H2S2O3 (cepat)

H2S2O3              → H2SO3 + S (s )    (lambat)

Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + S (s )

Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel peraksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukkan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan sebagai berikut:

k = Ae -Ea/RT        atau      

dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energy aktivasi yang bersangkutan.

3)             Katalis

Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia yang mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen . Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia pembahasannya secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industri, banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan. Atau katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnys disebut katalisme.

Sifat katalis:

1.            Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan kimia selama reaksi.

2.            Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.

Page 22: Laporan praktikum kimia dasar

3.            Katalis tidak memulai reaksi tetapi hanya mempengaruhi lajunya.

4.            Katalis bekerja efektif pada saha optimum. Artinya, di atas atau di bawah suhu optimum kerja katalis berkurang.

5.            Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik. Berarti, katalis bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi, dan tidak untuk reaksi jenis lain.

Contoh:

                                            Al2O3

C2H5OH  (g )                                                  C2H4  (g ) + H2O  (g )

                                              ZnO

HCOOH  (g )                                                   CO2  (g ) + H2  (g )

6.            Keaktifan katalis dapat diperbesar zat lainyang disebut promoter.

Contoh:

                                              FeSO4

S2O32-  (aq) + 2I -                                                        I2  (s ) + 2SO4

2-  (aq)

Kerja katalis FeSO4 dapat dipercepat oleh CuSO4 sebagai promoter.

7.             Hasil suatu reaksi kadang-kadang dapat bertindak sebagai katalis, zat it disebut autokatalis, contohnya:

                                    As

2AsH3                                              2As = 3H2

As bertindak sebagai autokatalis.

8.            Katalis dapat bereaksi dengan zat lain sehingga sifat katalisnya hilang, contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hydrogen dan gas oksigen dengan katalis Pt, kerja katalis Pt dapat dinon aktifkan dengan adanya CO, H 2S, CS2.

9.            Katalis dapat memmperlambat reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor, contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen laju reaksi  dapat diperlambat dengan adanya I 2 dan CO.

4)            Penggolongan Katalis

Page 23: Laporan praktikum kimia dasar

Berdasarkan fasanya, katalis dapat dibagi menjadi dua yaitu katalis homogeny dan heterogen.

a)            Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi-reduksi.

TI+  (aq)  + 2Ce4+  (aq)  → TI3+  (aq) + 2Ce3+ (aq)

oleh ion perak dalam larutan. Reaksi langsung dari TI + dengan satu ion Ce4+ yang menghasilkan TI2+ sebagai zat antara berjalan lambat. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan ion Ag +, yang berperan dalam mekanisme reaksi dalam bentuk

Ag+ + Ce4+                                Ag2+ + Ce3+  (cepat)

TI+ + Ag2+                                TI2+ + Ag+  (lambat)

TI2+ + Ce4+                                TI3+ + Ce3+ (cepat)

Ion Ag+ tidak secara permanen diubah oleh reaksi ini, sebab yang terpakai habis dalam langkah pertama akan dihasilkan kembali pada langkah kedua; ion ini berperan sebagai katalis yang secara nyata mempercepat laju reaksi keseluruhan.

b)             Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V 2O5) sebagai katalis. Banyak katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat etana:

C2H4  (g ) + H2  (g ) → C2H6  (g )

Proses ini berjalan sangat lambat dalam fasa gas, kecuali diberi katalis permukaan platinum. Satu jenis katalis yang sudah banyak digunakan dalam aliran gas pembuangan mesin mobil untuk mengurangi emisi pencemar seperti hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, dan nitrogen oksida. Konverter katalik ini dirancang untuk sekaligus mengoksidasi hidrokarbon dan CO

CO, CxHy, O2 → CO2, H2O

dan mereduksi nitrogen oksida:   

Page 24: Laporan praktikum kimia dasar

NO, NO2 → N2, O2

Inhibitor memainkan peran yang berlawanan dengan peran katalis. Inhibitor memperlambat laju reaksi, sering kali dengan menaikkan energi aktivasi. Inhibitor juga penting dalam industri karena kemampuannya dalam mengurangi laju reaksi sampingan yang tidak diinginkan sehingga produk yang diinginkan terbentuk lebih banyak. Atau katalis heterogen ialah katalis yang mempunyai fasa berbeda dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan pereaksinya cair atau gas.

5)            Katalis enzim

Banyak reaksi kimia dalam sistem organik dilaksanakan dengan enzim yang berfungsi sebagai katalis. Enzim ialah molekul protein besar (biasanya dengan massa molar 20.000 g mol -1  atau lebih) yang dengan strukturnya mampu melakukan reaksi spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (disebut substrat) melekat pada daerah aktif enzim. Daerah aktif merupakan daerah pada permukaan enzim yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan substrat tertentu dapat melekat padanya lalu transformasi kimia dapat dikerjakan.

6)            Orde reaksi

Laju reaksi kimia ke kanan bergantung pada konsentrasi reaktan. Hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi disebut rumus laju atau hukum laju, dan tetapan kesebandingan kdinamakan tetapan laju untuk reaksi tersebut. Seperti halnya tetapan kesetimbangan, tetapan laju tidak bergantung pada konsentrasi tetapi pada suhu. Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi. Reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut reaksi orde nol. Reaksi orde pertama sering menampakkan konsentrasi tunggal dan hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi dan laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu, untuk mendapatkan grafik garis lurus pada reaksi:

3H2C2O4( l ) + 2MnO4( l ) → 6CO2(g) + 3H2O ( l )  + MnO

Apabila reaksi ini merupakan reaksi orde p terhadap H 2C2O4 dan orde q terhadap MnO4 maka laju reaksi:

r = k[H2C2O4]p[MnO4]q         

p = orde parsial terhadap H 2C2O4

q = orde parsial terhadap MnO 4

Page 25: Laporan praktikum kimia dasar

Jika suatu reaksi mempunyai orde n terhadap suatu zat pereaksi maka kecepatan reaksi akan sebanding dengan konsentrasi pangkat n dan berbanding terbalik dengan waktu t, sehingga grafik C n terhadap l/t, selalu merpakan garis lurus dan orde reaksi dapat ditentukan dengan pertolongan grafik seperti ini;

Orde 1 : ditentukan dengan membuat grafik C terhadap l/t

Orde 2 : ditentukan dengan membuat grafik C 2 terhadap l/t

Orde 3 : ditentukan dengan membuat grafik C  terhadap l/t

Pangkat yang diberikan pada konsentrasi disebut orde reaksi untuk reaktan yang bersangkutan. Jadi, penguraian N 2O5 adalah orde pertama, sedangkan penguraian C2H6ialah orde kedua. Beberapa proses termasuk orde nol untuk jangkauan konsentrasi tertentu. Karena [A] 0 = 1, maka laju reaksi seperti itu tidak bergantung pada konsentrasi:

Laju = k (kinetika orde nol)         

Orde reaksi tidak selalu bilangan bulat; pangkat pecahan adakalanya dijumpai. Pada suhu 450 K, penguraian asetaldehida (CH 3CHO) dinyatakan dalam hukum laju sebagai :

laju = k [CH3CHO]3/2   

 III.            ALAT DAN BAHAN

A.        Alat

            Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu Erlenmeyer 100  mL, gelas kimia, labu takar, pipet volum atau pipet gondok dan karet penghisap, tabung reaksi, temperatur, dan corong.

B.          Bahan

      Bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah Na 2S2O3, HCl, H2O, KMnO4, H2C2O4, H2SO4, dan lain-lain.

 IV.            PROSEDUR KERJA

A.                    Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi

Page 26: Laporan praktikum kimia dasar

1.            Pengaruh Konsentrasi HCl

Tabung 1        Tabung 2        Tabung 3        Tabung 4        Tabung 5      Tabung 6

                               diisi    5 ml                                                                                                                                                      diisi    5 ml

                              dengan                                                               dengan  

Na2S2O3                       Na2S2O3                         Na2S2O3                               HCl                HCl              HCl

0,10 N             0,10 N            0,10 N               0,10 N            0,05 N          0,01 N                         

                    

-                    Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke tabung 6

-                    Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan

-                    Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3.

2.            Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na 2S2O3) 

Tabung 1        Tabung 2        Tabung 3        Tabung 4        Tabung 5      Tabung 6

                               diisi    5 ml                                                                                                                                                      diisi    5 ml

                              dengan                                                               dengan 

Na2S2O3                       Na2S2O3                         Na2S2O3                               HCl                HCl              HCl

0,10 N             0,10 N            0,10 N               0,10 N            0,05 N          0,01 N                         

                    

-                    Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke tabung 6

-                    Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan

-                    Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3.

B.                      Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi

Page 27: Laporan praktikum kimia dasar

1.            Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na 2S2O3

Tabung 1        Tabung 2        Tabung 3        Tabung 4        Tabung 5      Tabung 6

                               diisi    5 ml                                                                                                                                                      diisi    5 ml

                              dengan                                                               dengan 

   HCl                                          HCl                                            HCl             Na2S2O3         Na2S2O3                   Na2S2O3

0,10 N               0,10 N            0,10 N            0,10 N            0,10 N          0,10N                                                              masukkan ke dalam penangas air   selama 5-10 menit sesuai temperatur                                        

                                                     

kamar              500C               1000C             kamar              500C            1000C

 

-                    Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6

-                          Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.

2.            Pengaruh Temperatur pada reaksi H 2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam.

Tabung 1        Tabung 2        Tabung 3        Tabung 4        Tabung 5      Tabung 6

                               diisi    8 ml                                                                                                                                                      diisi    2 ml

dengan                                                               dengan 

H2C2O4                             H2C2O4                       H2C2O4            H2SO4            H2SO4                       H2SO4

0,1 N                 0,1 N              0,1 N              1,0 N              1,0 N            1,0 N                                                                  masukkan ke dalam penangas air selama 5-10 menit sesuai temperatur                                          

                     

kamar              500C               1000C             kamar              500C            1000C

 

Page 28: Laporan praktikum kimia dasar

-                    Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6

-              Teteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO 4 0,10 N

-              Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.

C.                      Pengaruh  Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi

1.            Adanya penambahan KMnO4  (katalis dari luar)

Tabung 1        Tabung 2        Tabung 3       

            diisi dengan

               6 ml                 

 H2C2O4          H2C2O4          H2C2O4                                                                                                                                                                                                       0,1 N                                                        0,1 N                0,1 N

           diisi dengan

                               2 ml

 H2SO4           H2SO4            H2SO4

 1,0 N              1,0 N              1,0 N                                                                                                                    

          diisi dengan                     diisi dengan

                                 4 ml                                                    1 ml

  KMnO4                             KMnO4                                   

  1,0 N               1,0 N

                                  

                  diisi dengan                   diisi dengan

                                     3 ml                                              4 ml

                        H2O                  H2O

Page 29: Laporan praktikum kimia dasar

-              kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO 4 0,10 N

-              Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.     

2.            Adanya Autokatalisator

    Tabung 1                         Tabung 2

                                        

                                                         diisi dengan

                                       5 ml        

 H2C2O4                             H2C2O4                                                                                                                                                                         

0,1 N                                   0,1 N

                          diisi dengan                                  

                                                           1 ml

 H2SO4                               H2SO4                                                                                             

 1,0 N                                 1,0 N                                                                                

               diisi dengan        

               3 ml

  H2O  

                  

                       

-              kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO 4 0,10 N

-              Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan  

      reaksi tersebut.

Page 30: Laporan praktikum kimia dasar

 V.      HASIL DAN PEMBAHASAN

A.        Hasil

A.1. Hasil pengamatan

        A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi

   1. Pengaruh Konsentrasi HCl

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2 3 4 5 6

1. Na2S2O3 0,10 N (ml)

5 5 5 - - -

2. HCl 0,10 N (ml)

- - - 5 - -

3. HCl 0,05 N (ml)

- - - - 5 -

4. HCl 0,01 N - - - - - 5

Page 31: Laporan praktikum kimia dasar

(ml)

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas

Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 41 detik.

2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat menuangkannya kembali ke tabung 6.

3. Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan

4. Melakukan cara yang sama untuk tabung ke-5 ke tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3.

2                Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na 2S2O3)

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2 3 4 5 6

1. HCl 0,10 N (ml)

5 5 5 - - -

2. Na2S2O3 0,10 N (ml)

- - - 5 - -

3. Na2S2O3 0,05 N (ml)

- - - - 5 -

4. Na2S2O3 0,01 N (ml)

- - - - - 5

Page 32: Laporan praktikum kimia dasar

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas

Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 17 detik.

2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat menuangkannya kembali ke tabung 6.

3. Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan

4. Melakukan cara yang sama untuk tabung ke-5 ke tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3.

B.          Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi

1.            Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na 2S2O3

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2 3 4 5 6

1. HCl 0,10 N (ml)

5 5 5 - - -

2. Na2S2O3 0,10 N (ml)

- - - 5 5 5

3. Temperatur (C0)

kamar 50 100 kamar 50 100

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi

Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu

Page 33: Laporan praktikum kimia dasar

sesuai tabel di atas suhu 50 0C pada tabung 1 dan 4 waktunya 1 menit 20 detik, tabung 2 dan 5 waktunya 32 detik, pada suhu 100 0C waktunya yaitu 27 detik.

2. Untuk mengatur temperatur reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam pemanas air sesuai temperatur reaksi selama 5-10 menit.

3. Mereaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6.

4. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.

2                            Pengaruh Temperatur pada reaksi H 2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam.

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2 3 4 5 6

1. H2S2O4 0,1 N (ml)

8 8 8 - - -

2. H2S2O4 0,1 N (ml)

- - - 2 2 2

3. Temperatur (C0)

kamar 50 100 kamar 50 100

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas.

Pada suhu 50 0C, pada tabung 1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit 44 detik, tabung 2 dan 5 waktunya yaitu 1 menit 7 detik

2. Untuk mengatur temperatur

Page 34: Laporan praktikum kimia dasar

reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam tabung pemanas air sesuai temperatur reaksi pada tabel di atas selama 5-10 menit.

(warnanya berubah menjadi bening). Sedangkan pada suhu 100 0C, pada tabung 3 dan 6 waktunya yaitu 45 detik (warnanya berubah lebih cepat), juga pada tabung 2 dan 5 yang dicampurkan dari warna ungu berubah menjadi warna bening.

3. Mereaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6.

4. Meneteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO4 0,10 N.

5. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.

C.                      Pengaruh  Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi

1.                        Adanya penambahan KMnO4  (katalis dari luar)

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2 3

1. H2C2O4 0,1 N (ml) 6 6 6

2. H2SO4 1,0 N (ml) 2 2 2

3. KMnO4 1,0 N (ml) 4 1 -

4. H2O (ml) - 3 4

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Mengocok setiap tabung reaksi, menambah 3 tetes KMnO4  0,10 N

Pada waktu 7 detik tabung 1 berubah menjadi warna ungu, pada waktu 8 detik tabung 2 warna ungu berubah menjadi warna ungu kemerahan dan 2. Mencatat perubahan warna

Page 35: Laporan praktikum kimia dasar

yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut.

adanya endapan, dan pada waktu 7 detik tabung 3 berubah menjadi warna ungu, 29 detik berubah menjadi warna merah, 37 detik berubah menjadi warna

2                             Adanya Autokatalisator

NO Pereaksi Tabung reaksi ke….

1 2

1. H2C2O4 0,1 N (ml) 5 5

2. H2SO4 1,0 N (ml) 1 1

3. H2O  (ml) 3 -

NO Prosedur kerja Hasil pengamatan

1. Mengocok setiap tabung reaksi, menambah 3 tetes KMnO4 0,10 N

Pada tabung 1 waktunya 1 menit 30 detik warnanya berubah menjadi warna ungu dan pada tabung 2 waktunya 57 detik warnanya dominan berubah menjadi warna ungu.

2. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut.

A.2. Perhitungan

Pengenceran

HCl → H+ + Cl -

Diket.

N1 (pekat) = 1 N

Page 36: Laporan praktikum kimia dasar

N2             = 0,1 N

V2             = 100 ml

V1             = ….?

Jawab:

N1 x V1 = N2 x V2

1    x V1 = 0,1 x 100

      V1    

Menghitung laju reaksi rata-rata (r) pengurangan konsentrasi A kemudian penambahan konsentrasi B.

Jawaban : nomor 1

a.              Diket:

t = 10 menit = 600 s

[A] = 0,800

[B] = 0,400

rA         =   

 =  = - 0,0013 m/s = - 1,3 x 10 -3

            rB         =    

                   =  = 6,7 x 10 -4

b.            Diket:

t = 20 menit = 1200 s

[A] = 0,667

[B] = 0,667

rA         =  10 -4  m/s

rB      =    10 -4  m/s

c.              Diket:

Page 37: Laporan praktikum kimia dasar

t = 50 menit = 3000 s

[A] = 0,444

[B] = 1,112

rA         =  10 -4  m/s

rB      =  =  10 -4  m/s

d.            Diket:

t1 = 10 menit = 600 s

t2  = 30 menit = 1800 s

[A1] = 0,800             

[A2] = 0,571

[B1] = 0,400

[B2] = 0,858

rA         =  

      =   = 1,1 x 10 -3  m/s

rB    =  

      =   = 3,8 x 10 -4  m/s

e.              Diket:

t1 = 20 menit = 1200 s

t2  = 50 menit = 3000 s

[A1] = 0,667             

[A2] = 0,444

[B1] = 0,667

[B2] = 1,112

rA         =  

      =   = 6,2 x 10 -4  m/s

rB    =  

Page 38: Laporan praktikum kimia dasar

      =   = 2,5 x 10 -4  m/s

Jawaban : nomor 2

A.        Hukum Arrhenius

k = Ae -Ea/RT    atau    

B.          ln  =  ﴾ ﴿ln  =  ﴾ ﴿

ln 0,4833 x 104=  ﴾ ﴿ln 4833 =  ﴾ ﴿8,483   = )

8,483   = 

2,593 x 10 -4  Ea = 70,528

                    Ea = 

                         = 27,199 x 104 J/mol

                         = 271,99 KJ/mol

Jawaban : nomor 3

a)            Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi-reduksi. TI+  (aq)  + 2Ce4+  (aq)  → TI3+  (aq) + 2Ce3+

 (aq)

b)                   Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V 2O5) sebagai katalis. Banyak katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu

Page 39: Laporan praktikum kimia dasar

diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat etana:

C2H4  (g ) + H2  (g ) → C2H6  (g )

Jawaban : nomor 4

Reaksi Kalium Permanganat dengan Asam Oksalat pada percobaan yaitu:

 KMnO4 + H2C2O4 → 2CO2 + H2O + KMnO

B.    Pembahasan

       Pada percobaan pengaruh konsentrasi HCl terhadap kecepatan reaksi yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 41 detik. Sedangkan pada pengaruh konsentrasi Tiosulfat (Na 2S2O3) yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 17 detik.

              Pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3 terhadap kecepatan reaksi yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu suhu 50 0C pada tabung 1 dan 4 waktunya 1 menit 20 detik, tabung 2 dan 5 waktunya 32 detik, pada suhu 100  0C waktunya yaitu 27 detik. Sedangkan pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam adalah pada suhu 50 0C, pada tabung 1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit 44 detik, tabung 2 dan 5 waktunya yaitu 1 menit 7 detik (warnanya berubah menjadi bening). Sedangkan pada suhu 100  0C, pada tabung 3 dan 6 waktunya yaitu 45 detik (warnanya berubah lebih cepat), juga pada tabung 2 dan 5 yang dicampurkan dari warna ungu berubah menjadi warna bening.

              Pada percobaan adanya penambahan KMnO 4  (katalis dari luar) terhadap kecepatan reaksi yaitu pada waktu 7 detik tabung 1 berubah menjadi warna ungu, pada waktu 8 detik tabung 2 warna ungu berubah menjadi warna ungu kemerahan dan adanya endapan, dan pada waktu 7 detik tabung 3 berubah menjadi warna ungu, 29 detik berubah menjadi warna merah, 37 detik berubah menjadi warna orange, 39 detik berubah menjadi warna kuning, dan pada waktunya 41 detik warnanya berubah menjadi bening. Sedangkan pada percobaan Adanya Autokatalisator adalah pada tabung 1 waktunya 1 menit 30

Page 40: Laporan praktikum kimia dasar

detik warnanya berubah menjadi warna ungu dan pada tabung 2 waktunya 57 detik warnanya dominan berubah menjadi warna ungu.

Reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut yaitu:

Na2S2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2S2O3

 VI.                        PENUTUP

A.        Kesimpulan

Pada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut yaitu:

☻Menjelaskan dan menghitung laju reaksi yaitu; Laju reaksi adalah perubahan besarnya konsentrasi zat pereaksi (reaktan) atau zat hasil reaksi per satuan waktu. Menghitung laju reaksi,v  = -  = +  atau v = k[A]a[B]b

Tingkat reaksi dan mekanismenya yaitu; perincian serangkaian reaksi Erlenmeyer, dengan laju yang digabungkan untuk menghasilkan reaksi keseluruhan.

☻Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu;   besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi yaitu; secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrehenius yang dinyatakan dengan persamaan,  k = Ae -Ea/RT    atau   . Sedangkan pengaruh katalis terhadap laju reaksi yaitu; katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.

B.          Saran

      Pada saat praktikum hendaknya asisten bisa lebih memberikan perhatian, arahan, dan bimbingan kepada praktikan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.  

Page 41: Laporan praktikum kimia dasar
Page 42: Laporan praktikum kimia dasar

                                                DAFTAR PUSTAKA        

Achmad, Hiskia. 1996. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates.

Charles. W Keenan, dkk. 1979.  Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Karelius, S. Si, M. Sc, dkk. 2010.  Penuntun Kimia Dasar II.  Palangka Raya:    Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Oktoby. W David, dkk. 1998.  Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Rosenberg. L Jerome, Ph. D. 1985.  Teori dan Soal-Soal Kimia Dasar.  Jakarta:  Erlangga.

Ralph. H Petrucci, dkk. 1987.  Prinsif dan Terapan Modern Kimia Dasar. Surabaya: Kendang Sari.

Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.