laporan praktikum kimia

5
Laporan Praktikum Kimia Judul Praktikum: Indikator Asam-Basa Hari/Tanggal Praktikum: Rabu, 30 Maret 2011 Tujuan Praktikum: Menguji larutan asam basa dengan menggunakan beberapa jenis indikator, baik indikator alami maupun buatan. Alat dan Bahan: Lumpang dan alu Tabung reaksi Plat tetes Kertas lakmus merah Kertas lakmus biru Indikator universal Gelas kimia Landasan Teori: Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik. Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan basa, diantaranya Arrhenius. Arrhenius adalah suatu teori yang mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hidrogen (Hx) sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-). Jadi reaksi netralisasi yang merupakan reaksi antara asam dan basa membentuk garam dan air, secara sederhana dapat ditulis : Rak tabung reaksi Bunga berbagai macam warna Fenoftalein Metil merah Metil jingga Bromtimol biru

Upload: ni-wayan-evasari

Post on 04-Jul-2015

1.438 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia

Laporan Praktikum Kimia

Judul Praktikum:Indikator Asam-BasaHari/Tanggal Praktikum:Rabu, 30 Maret 2011Tujuan Praktikum:Menguji larutan asam basa dengan menggunakan beberapa jenis indikator, baik indikator alami maupun buatan.Alat dan Bahan: Lumpang dan alu Tabung reaksi Plat tetes Kertas lakmus merah Kertas lakmus biru Indikator universal Gelas kimia

Landasan Teori:

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik.

Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan basa, diantaranya Arrhenius.

Arrhenius adalah suatu teori yang mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hidrogen (Hx) sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-). Jadi reaksi netralisasi yang merupakan reaksi antara asam dan basa membentuk garam dan air, secara sederhana dapat ditulis :

H+ + OH-→ H2O

Tetapi kelemahan teori Arrhenius adalah hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air, walaupun asam dan basa sebenarnya juga pada larutan dengan pelarut baku air :

Contoh : Misalkan reaksi yang berlangsung pada larutan dengan amonia cair sebagai pelarut :

NH4CL + NaNH2→ NaCL + NH3 Reaksi ionnya : NH4 + NH2→2NH3

Rak tabung reaksi Bunga berbagai macam warna Fenoftalein Metil merah Metil jingga Bromtimol biru

Page 2: Laporan Praktikum Kimia

Pada tahun 1922 – 1923 J.N Bronsted dan M Lawry mengusulkan sebuah teori baru yang lebih umum dari teori Arrhenius. Bronsted dam Lawry mendefinisikan asam sebagai senyawa yang dapat memberikan proton pada spesies lain. Pada tahun 1923 G. N Lewis menganjurkan konsep basa terhadap asam dan basa. Lewis mendefinisikan suatu asam sebagai senyawa yang dapat menerima sepasang elektron sedangkan basa adalah suatu senyawa yang dapat memberikan sepasang elektron.

Cara Kerja:A. Indikator alami (Bunga)1. Haluskan beberapa helai mahkota bunga berwarna dengan sejumlah air dalam

lumpang.2. Pindahkan ‘air bunga’ tersebut ke dalam 2 buah tabung reaksi.3. Tambahkan larutan cuka di tabung pertama dan air kapur pada tabung kedua.4. Guncangkan tabung, amati perubahan warna, dan catat.5. Ulangi dengan bunga yang lain.

B. Indikator buatan1. Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih. Tabung pertama di isi larutan cuka dan tabung

kedua diisi air kapur.2. Tambahkan 2-3 tetes indikator buatan fenoftalein.3. Guncangkan tabung, amati perubahan warna, dan catat.4. Ulangi untuk indikator yang lain seperti metil merah, metil jingga, dan bromtimol

biru

Hasil Pengamatan:

A. Indikator alami (Bunga)

No Bunga Warna Bunga Warna Air Bunga

Asam(air cuka)

Basa(air kapur)

1 Kamboja Merah muda Ungu Merah muda (pH=4)

Hijau tua(pH=8)

2 Mawar Putih Putih Putih susu(pH=3)

Kuning muda(pH=7)

Page 3: Laporan Praktikum Kimia

3 Matahari Kuning Kuning Kuning tua(pH=3)

Kuning kecoklatan(pH=8)

4 Bougenville Ungu Ungu Ungu(pH=5)

Kuning(pH=7)

5 Geranium Ungu Biru Pink pucat(pH=3)

Hijau(pH=10)

B. Indikator Buatan

No. Indikator Asam(air cuka)

Basa(air kapur)

1 Fenoftalein Bening Pink keunguan2 Metil merah Pink tua Kuning tua3 Metil jingga Oranye Kuning tua4 Bromtimol biru Kuning tua Biru tua

Bunga Kamboja Bunga Mawar Bunga Matahari

Bougenville Bunga Geranium

Page 4: Laporan Praktikum Kimia

Kesimpulan: Bunga yang paling bagus sebagai indicator asam-basa dalam penelitian kelompok kami adalah bunga mawar. Menunjukkan pH=3 pada air cuka dan pH=7 pada larutan air kapur.Perbedaan antara indikator alami dengan buatan adalah, pada indikator alami warna kurang terang dan kurang jelas perbedaan antara warna asam dan basa. Pada indikator buatan, warna lebih jelas dan lebih terang.

Metil Merah Bromtimol Biru