laporan praktikum kimia 3

15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR Disusun Oleh : FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER Nama : Trias Luhur Amengku NIM : 15/17788/BP Kelas : SPKS C Jurusan : Budidaya Pertanian Kelompok : X (Sepuluh) Acara III : Titrasi Co. Ass : I Putu Marta Susila

Upload: trias-light

Post on 03-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan kimia titrasi, praktikum kimia titrasi, hasil pengamatan titrasi, gambar titrasi kimia dasar, kelengkapan alat, praktikum, hasil pengamatan, pembahasan lengkap, kesimpulan, makalah, karya ilmiah, instiper jogja

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia 3

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Disusun Oleh :

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2015

Nama : Trias Luhur Amengku

NIM : 15/17788/BP

Kelas : SPKS C

Jurusan : Budidaya Pertanian

Kelompok : X (Sepuluh)

Acara III : Titrasi

Co. Ass : I Putu Marta Susila

Page 2: Laporan Praktikum Kimia 3

I. ACARA II : Titrasi

II. TANGGAL : 23 Oktober 2015

III. TUJUAN :

a. Untuk mengetahui cara titrasi yang benar.

b. Untuk mengetahui konsentrasi larutan HCL.

IV. DASAR TEORI

Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri, sedang untuk titrasi pengukuran

lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan –imertri. Kata metri berasal

dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. I dan O dalam hubungan

mengukur sama saja, yaitu dengan atau dari (with or off). Akhiran I berasal dari kata

latin dan O berasal dari kata Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jum-

lah asam ataupun pngukuran dengan asam (yang diukur dalam jumlah basa atau

garam). (Harjadi, W. 1990)

Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan

asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan

larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa tepat

habis bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan (asam atau basa) diketahui, maka

molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan. (Michael. 1997)

Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik, seba-

liknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun.

Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau seba-

liknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya meru-

pakan titik ekuivalen. (Michael. 1997)

Dalam pengertian titrasi asam basa di bagi menjadi tiga menurut para ahli yaitu :

a). Teori Arrhenius Pada tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari

Swedia menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam meru-

pakan zat yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa

didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam air.

Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja. Jika pelarutnya bukan air dan zat yang

terurai tidak mengandung hydrogen dan hidroksida, teori ini tidak berlaku. Contoh

reaksi yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Arrhenius yaitu : N —> H3 + HCl —

Page 3: Laporan Praktikum Kimia 3

> NH4Cl Reaksi tersebut tidak melibatkan adanya H+ dan OH-. Proses terurainya zat

menjadi ion-ion disebut ionisasi; b). Teori Bronsted dan Lowry Pada tahun 1923, Jo-

hannes Nicolaus Bronsted, seorang kimiawan dari Danmark dan Thomas Martin

Lowry, yang juga seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendefinisikan tentang

asam basa. Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberikan

(donor) proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai penerima proton

dalam suatu reaksi transfer proton. Teori Bronsted dan Lowry melengkapi konsep

asam basa Arrhenius. Ion hidroksida dalam teori Arrhenius tetap menjadi asam dalam

teori Bronsted dan Lowry. Ion hidroksida ini menerima ion hydrogen membentuk

H¬2O. Teori Bronsted dan Lowry ini memiliki keleman tidak dapat menjelaskan

reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton; dan c). Teori Lewis Pada

tahun 1923, Gilbert N. Lewis seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendfinisikan

asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam adalah penerima (ak-

septor) pasangan electron bebas. Sementara itu, basa adalah pemberi atau donor

pasangan electron bebas. Teori asam basa lewis lebih luas pengertiaannya diband-

ingkan dengan dua teori sebelumnya. Spesi apapun yang dapat menerima pasangan

electron bebas disebut asam Lewis. Contoh asam Lewis yaitu H+, B2H6, BF6, AlF6,

Fe2+, Cu2+, dan Zn2+. Suatu spesi tidak selalu menyediakan orbital kosong untuk

menjadi asam Lewis. Spesi beruba molekul atau ion yang mendonorkan pasangan

electron bebasnya disebut basa Lewis. Contoh ion halide (Cl-, F-, Br- dan I-), NH3,

OH-, H2O senyawa yang mengandung unsure N, O atau S senyawa golongan eter,

keton dan CO2. Pada tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari

Swedia menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam meru-

pakan zat yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa

didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam air.

Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja (Arham, 2013)

Kegunaan larutan asam Selain asam ada juga senyawa basa dikenal dalam ke-

hidupan sehari-hari seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida yang

terdapat pada obat maag dan kalsium hidroksida atau air kapur. Larutan asam dan

basa dapat dibedakan melalui pengujian dengan indikator. Indikator yang sering digu-

nakan adalah lakmus merah dan lakmus biru. Asam-basa juga dikenal di bidang per-

Page 4: Laporan Praktikum Kimia 3

tanian dan lingkungan hidup yaitu berkaitan dengan pH atau derajat keasaman tanah

atau air. Pengukuran pH dapat dilakukan dengan indikator universal. Kata ”asam”

berasal dari bahasa Latin “acidum” atau “acid” dalam bahasa Inggris. Kata asam ini

dikaitkan dengan rasa asam dari senyawa-senyawanya. Lawan dari asam yaitu ”al-

kali”, kata ini berasal dari bahasa Arab yang berarti abu tanam-tanaman. Senyawa al-

kali lebih dikenal dengan nama basa. basa dapat bereaksi dengan asam membentuk

garam. Banyak contoh garam yang digunakan dalam kehidupan. Yang paling sering

digunakan adalah garam dapur atau natrium klorida. Pada bahasan berikutnya akan

diuraikan tentang larutan asam, basa, dan garam serta indikator asam basa. Larutan

asam, basa, dan garam memiliki sifat yang berbeda. Hal ini dapat diamati melalui su-

atu percobaan dengan menggunakan indikator atau dengan mempelajari rumus dan

reaksi-reaksinya. Salah satu cara yang paling mudah untuk membedakan sifat larutan

asam dan basa yaitu dengan menggunakan lakmus merah dan lakmus biru.Selain

dengan indikator kertas lakmus, identifikasi larutan asam basa bisa digunakan fenolf-

talein. Dalam kehidupan sehari-hari basa sering digunakan sebagai bahan pembuatan

shampo (sampo) bersama-sama dengan lemak atau minyak. Selain itu di bidang kese-

hatan, Aluminium hidroksida digunakan sebagai bahan obat sakit perut (maag), mag-

nesium hidroksida untuk bahan obat pencahar. Sabun yang kita gunakan bisa dibuat

dari basa natrium hidroksida (Anonim, 2014)

V. ALAT DAN BAHAN :

A. Alat

1. Buret (statif dan penjepitnya) 50ml = 1 buah

2. Erlemenyer 100 ml = 3 buah

3. Pengaduk spatula = 1 buah

4. Gelas beaker 200 ml = 1 buah

Page 5: Laporan Praktikum Kimia 3

5. Corong = 1 buah

B. Bahan

1. Larutan NaOH 0,1 M = secukupnya

2. Larutan HCl 0,1 M = 10 ml

3. Indikator fenolptalen (pp) = 2-3 tetes

VI. CARA KERJA

1. Siapkan buret (ukurannya menyesuaikan) yang sudah bersih beserta kelengka-

pannya.

2. Isilah buret dengan NaOH 0,1 M (larutan standart).

3. Ambil 10 ml larutan HCl 0,1 M dan masukan ke dalam erlemenyer, lalu tam-

bahkan 3-4 tetes indikator fenolptalen (pp).

4. Buka kran buret secara pelan-pelan, teteskan titran ke dalam erlemenyer.

Page 6: Laporan Praktikum Kimia 3

5. Eerlemnyer digoyang-goyang secara perlahan. Titrasi dihentikan pada saat terjadi

perubahan warna menjadi merah muda dan tidak mau hilang saat penggoyangan.

6. Catat volume terpakai larutan NaOH standart dengan melihat batas cairan dalam

buret (jika perlu hitung molaritas larutan yang dititrasi).

No V HCl(ml) Vo(ml) Vt(ml) Vt-Vo(ml)Perubahan Warna

Sebelum Sesudah

1 10 0 12 12 Bening Merah muda

2 10 0 11 11 Bening Merah muda

Page 7: Laporan Praktikum Kimia 3

VII. HASIL PENGAMATAN

a. Rumus :

b. Gambar hasil pengamatan

VIII. PEMBAHASAN

Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik, seba-

liknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun.

Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau seba-

liknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya meru-

pakan titik ekuivalen. (Michael. 1997)

Pada percobaan pertama, untuk memulai titrasi dipersiapkan 10 ml larutan HCl

(asam klorida) yang dimasukan ke dalam erlemenyer. Kemudian larutan HCl yang

berada pada erlemenyer tersebut di teteskan 2-3 tetes indikator fenolptalen (pp). sete-

Page 8: Laporan Praktikum Kimia 3

lah itu larutan NaOH dipersiapkan secukupnya, dan dimasukan ke dalam buret hingga

mencapai titik nol (0). Erlemenyer yang berisikan larutan HCl sebelumnya, di

letakkan di bawah buret. Lalu larutan NaOH yang ada dalam buret di teteskan ke er-

lemenyer secara perlahan. Perlu diketahui bila erlemenyer sudah mencapai 50 ml vol-

umenya, titrasi harus dihentikan. larutan HCl yang ada dalam erlemenyer akan

berubah warna menjadi merah muda saat diteteskan larutan NaOH dan digoyang-

goyangkan. Jika sudah berubah warna, hentikan titrasi dan catat volume yang telah di-

gunakan pada buret. Pada percobaan kedua, lakukan dengan cara yang sama seperti

percobaan pertama. setelah itu hitung rata-rata N HCl dengan menggunakan data dari

percobaan kesatu dan kedua.

Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam

atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang

telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui

konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat

habis bereaksi.Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik

ekuivalen.Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah

satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut titrasi asam-

basa.

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan meng-

gunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan

berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila meli-

batan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk

titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi

yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya dile-

takan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya dise-

but sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant

biasanya berupa larutan.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan

warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin

dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi

Page 9: Laporan Praktikum Kimia 3

maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat

dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan

dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna

indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

IX. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan dilaboratorium, maka dapat diam-

bil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan yang akan dititrasi.

2. Titrasi menggunakan prinsip asidimetri dan alkalimetri.

3. Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik.

4. Jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun.

5. Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar

larutan asam atau larutan basa.

Page 10: Laporan Praktikum Kimia 3

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa”. http://aayhunna.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktikum-kimdas-titrasi- asam.html. Diakses Senin, 26 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB.

Permata Sari, Nur. 2014. “Laporan Kimia Titrasi Asam Basa”. http://permatasarinur.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-titrasi- asam-dan-basa.html. Diakses Senin, 26 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB.

Munawar, Arrofath. 2014. “Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa”. http://arrofathtekperunib.blogspot.co.id/2014/10/laporan-praktikum- kimiatitrasi-asam-basa.html. Diakses Senin, 26 Oktober 2015 pukul 16.40 WIB.

Limbong, Graceby. 2013. “Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa”. https://www.academia.edu/9012312/Laporan_Praktikum_Kimia _Titrasi_Asam_basa. Diakses Senin, 26 Oktober 2015 pukul 17.00 WIB.

Page 11: Laporan Praktikum Kimia 3

Lukmana, Randy. 2014. “Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa”. http://kamibarampek.blogspot.co.id/2014/06/laporan-praktikum-kimia- titrasi-asam.html. Diakses Senin, 26 Oktober 2015 pukul 17.30 WIB.

Yogyakarta, 3 Oktober 2015

Praktikan

(Trias Luhur Amengku)

MengetahuiCo. Ass

(I Putu Merta Susila)