laporan praktikum faal-altaf

47
Laporan Praktikum Departeman Faal “Mekanisme Sensorik” Disusun oleh: 1. Eko Satrio Bahari 1410211013 2. Fitria Hasanah S 1410211014 3. Althaf Dhaifullah N 1410211015 4. Annisa Utami 1410211018 5. Sani Rizky F 1410211019 6. Norma Junita 1410211020 7. Hana Muthia D 1410211021 8. Shahnaz Medina 1410211023 1

Upload: edwinantha

Post on 17-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

praktikum fisiologi fbs

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Departeman FaalMekanisme Sensorik

Disusun oleh:

1. Eko Satrio Bahari

1410211013

2. Fitria Hasanah S

1410211014

3. Althaf Dhaifullah N

1410211015

4. Annisa Utami

1410211018

5. Sani Rizky F

1410211019

6. Norma Junita

1410211020

7. Hana Muthia D

1410211021

8. Shahnaz Medina

1410211023

9. Made Listiani

1410211025

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTATAHUN AJARAN 2014/2015BAB I

PENDAHULUANLatar Belakang

Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit) (Chambell, 2004).1. Indra Penglihat (Mata).Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat.Mata merupakan indra penglihat yang menerima rangsang berupa cahaya (fotooreseptor).2. Indra Pendengar (Telinga)Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita.Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa suara (fonoreseptor). Selain berungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat keseimbangan.3. Indra Pembau (Hidung)Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).4. Indra Pengecap (Lidah)Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.5. Indra Peraba (Kulit)Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang peka terhadap rangsang fisik (mekanoreseptor). Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.Terdapat berbagai bentuk impuls yang dapat diterima oleh indra, yaitu:1. Rangsang Kimia diterima oleh KemoreseptorPada proses penerimaan rangsang kimia (kemoresepsi), terjadi interaksi antara bahan kimia dengan kemoreseptor membentuk kompleks bahan kimia-kemoreseptor. Kompleks tersebut mengawali proses pembentukan potensial generator pada reseptor, yang akan segera menghasilkan potensial aksi pada sel saraf sensoris dan sel berikutnya sehingga akhirnya timbul tanggapan (Villee, 1999).2. Rangsang Mekanik diterima oleh MekanoreseptorProses peneriman rangsang mekanik dinamakan mekanoresepsi. Mekanisme mekanoresepsi adalah sebagai berikut; Rangsang mekanik yang menekan reseptor menyebabkan membrane mekanoreseptor meregang. Peregangan membrane mekanopreseptor tersebut menimbulkan perubahan konformasi protein penyusun pintu ion Na+. Pintu ion Na+ terbuka diikuti terjadinya perubahan elektrokimia yang mendepolarisasikan mekanoreseptor (campbell, 2004).

Mekanoresepsi memiliki reseptor untuk menerima rangsang tekanan, suara, dan gerakan. Bahkan insekta juga mempunyai mekanoreseptor pada permukaan tubuhnya, yang dapat memberikan informasi mengenai arah angin, orientasi tubuh saat berada dalam ruangan, serta kecepatan gerakan dan suara. Variasai reseptor akan akan tampak semakin jelas apabila kita mengalami mekanoreseptor pada vertebrata (Subowo, 1992).3. Rangsangan Suhu diterima oleh TermoreseptorTermoresepsi adalah proses mengenali suhu tinggi dan rendah serta perubahan suhu lingkungan. Peningkatan suhu secara ekstrem akan mempengaruhi struktur protein dan enzim sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal. Hal ini dapat mengganggu penyelenggaraan berbagai reaksi metabolik yang penting dalam tubuh spesies. (Wijaya, 2007)4. Rangsang Cahaya diterima oleh fotoreseptorTanpa adanya cahaya kehidupan akan gelap gulita. Ini sama pentingnya dengan keberadaan inra untuk menangkap cahaya. Mulai mikroorganisme dan makroorganisme ternyata juga dapat mendeteksi cahaya. Struktur fotoreseptor berfariasi, dari yang paling sederhana berupa eye-spot hingga struktur yang rumit dan terorganisasi dengan baik seperti yang dimiliki vertebrata (Dellmann & Esther, 1992)..Setelah melakukan berbagai praktikum Faal, kali ini akan dilakukan kegiatan praktikum mengenai mekanisme sensorik,yang meliputi : perasaan subjektif panas dan dingin, titik-titik panas, dingin,tekanan dan nyeri pada kulit, lokalisasi taktil, diskriminasi taktil, perasaan iringan(after image), daya membedakan berbagai sifat benda, dan tafsiran sikap. Untuk dapat memahaminya, diperlukan pemahaman tentang neuron dan kontribusinya bagi tubuh. Seperti yang telah kita ketahui bersama, neuron merupakan suatu sel yang berfungsi mengirimkan sinyal-sinyal pada sel lain atau punpada sesamasel neuron.Neuron membentuk sistemsaraf. Sistem saraf adalah jaringan komunikasi utama di dalam tubuh manusia. Sistem sarafmelakukan kontrolnya terhadap hampir sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh, yang sebagian besar ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Dalam sistem sensorik, integrasi itu berarti terjadinya korelasi antara impuls-impuls saraf yang timbul sebagai akibat rangsangan pada permukaan atau bagian dalam tubuh jasad tersebut, sedangkandalamsistem motorik, integrasi itu meliputi koordinasi impuls-impuls motorik, sehingga kegiatan-kegiatan otot dan kelenjar dapat diatur secara harmonis dan efisien.Dari sistem-sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,bahasa, sensasi,dan gerakan. Jadikemampuan untuk dapat memahami, belajar,dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasidari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah lakuindividu. Dalam praktikum mekanisme sensorik ini, akan ditunjukkanbagaimanasaraf-saraf yang tersebar merata dalam tubuh manusia saling berkoordinasi dengan jaringan-jaringan tubuh lainnya dalam menerima rangsangan dan proses penanggapannya.

Tujuan :

1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin.

2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit.

3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).

4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada perangsangan berturutan (suksesif).

5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (after image).

6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda :

a. Kekasaran permukaan

b. Bentuk

c. Bahan pakaian

7. Memeriksa daya menentukan sikap anggota tubuh.

8. Mengukur waktu reaksi.

9. Meyebutkan faktor-faktor yang menentukan waktu reaksi.

Daftar isi

Bab IPendahuluan.1

Daftar isi.......6Bab IIPerasaan subjektif panas dan dingin.7Menetapkan adanya titik panas, dingin, tekan dan nyeri.11Lokalisasi Taktil...13Diskrimnasi Taktil16Perasaan Iringan (After image)18Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda....19Tafsiran Sikap...22Waktu reaksi.25Kontraksi otot...28Bab IIISaran.32Daftar pustaka..33BAB III. PERASAAN SUBJEKTTIF PANAS DAN DINGIN

DASAR TEORIBagaimana merasakan dan reflek dari kulit dan atau pergerakkan kemampuan rasa pada permukaan kulit ari diatas kulit kulit yang lain . Kulit merupakan salah satu organus kacetus yang dimiliki manusia . Kulit selektif tidak bisa ditembus oleh air . Ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan masuknya air kedalam jaringan dan masuknya air kedalam jaringan tubuh epitel menghalangi indera pada struktur kulit dibawahmya karena menutup ujung akhir saraf sensorik didalam tubuh disimpan pada jaringan adiposa dibawah kulit .

ada empat modalitas perasaan pada kulit , yaitu : nyeri , raba , panas , dan dingin . Reseptor reseptor pada kulit itu adalah :

1. Corpscula raetus dan meissnerReseptor ini terutama terdapat pada pucuk pucuk jari , alat kemaluan dan puting susu ( papila mamanah )

2. Corpscula reffiriReseptor ini terletak dibatas subcuite dan mempunyai selubung yang berbentuk silinder , sedang rangsang yang diterima adalah rangsang panas .

3. Corpsculla bullboide krause

Reseptor ini berbentuk selubung bulat dan rangsangan yang diterima adalah rangsangan dingin .

4. Corpsculla lamellasa pacciniMerupakan akhiran sarf yang ditutupi oleh lapisan lapisan dan terdapat di subcuite . Rangsangan yang diterima oleh reseptor ini adalah tekanan . Coerpsculla lamellasa paccini ini dapat ditemukan pada dinding pencernaan seperti kandung kemih dan colon .

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara khusus berikut ini masing masing reseptor berdasar modalitasnya , yaitu :1. Rasa Nyeri

Organ indera nyeri adalah ujung ujung saraf kejaringan yang telah ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh . Impuls nyeri dihantarkan ke sistem saraf pusat melalui sistem tersebut .

Pada neuron dalam lamina I dan V pada corpus dorsalis . Impuls nyeri berjalan keatas melalui saetus spinothalamus lateral ke aukleus posteromodial ventral dan postro latbas dari lalamin . Selanjutnya impuls diteruskan ke gyrus postlenral dari korteks otak yang memperaba pusat perasaan rasa nyeri .2. Tekanan

Reseptor rasa ini dilayani oleh akhiran saraf kerusur , yang sebagian besar terletak dibawah dermis , pada permukaan yang terdapat pada hubungan atau jaringan transparan usus yang tergantung dibawah perut .3. Suhu

Indera dibedakan menjadi dua jenisa) Jenis yang berespon maksimal terhadap suhu yang diatas suhu tubuhb) Jenis yang berespon maksimal terhadap suhu yang sedikit dibawah suhu tubuh Tujuan : Untuk mengetahui adannya

reseptor, sentuhan, dingin, dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.Alat dan Bahan :1. 3 waskom dengan air bersuhu 20, 30, dan 40.

2. Gelas beaker dan termometer kimia.

3. Es.

4. Alkohol atau eter.

5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey + jarum

6. Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian.

7. Mistar pengukur waktu reaksi.Tata kerja1. Sediakan 3 waskom yang masing masing berisi air dengan suhu kira kira 20C , 30C dan 40 C.

2. Masukan tangan kanan kedama air bersuhu 20C dan tangan kiri kedalam air bersuhu 40C untuk kurang lebih 2 menit

3. Kemudian masukan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu 30Ca. Catat kesan apa yg saudara alamin

4. Tiup perlahan lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak kurang lebih 10cm

5. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti diatas.

a. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan pada sub. 4 dan 5

6. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alcohol atau eter. Kesan apa yang saudara alami?Hasil PercobaanDari suhu rendah (20) ke tinggi (30) terasa hangat.

Dari suhu tinggi (40) ke rendah (30) terasa dingin.

Hal ini terjadi karena pada saat waskom yang berisi air biasa ada pengurangan kalor pada tangankiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dinginsampai hangat). Pada kulit punggung tangan terasa lebih dingin setelah dibasahi dengan alcoholatau eter.KesimpulanKulit berfungsi sebagai thermoreseptor, terdapat perbedaan subyektif antara rasa panas dandingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui reseptorRuffinis dan untuk mendeteksi rasa dinginmelalui reseptor Krause.K Ketika tangan kanan dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air hangat, thermoreseptor mendeteksi adanya rasa panas (rufinis) dan terjadi pengurangan kalor pada tangan kanan ketika dimasukkan ke dalam air netral (dari hangat ke dingin). Begitu pula tangan kiri yang dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air dingin, thermoreseptor mendeteksi adanya rasa dingin (end krause) dan terjadi penambahan kalor pada tangan kiri ketika dimasukkan ke dalam air netral (dari dingin ke hangat).

Dan pada punggung kulit yang diberi cairan maka ada reeptor dingin pada kulit selain itu aston yang lebih dingin dibanding cairan lainnya hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang rendah sehingga ketika menganai kulit akan langsung menguap dan selama proses penguapan memerlukan kalor yang diambil dari tubuh maka kulit akan terasa dingin.II. TITIK PANAS, DINGIN, TEKAN DAN NYERI KULITTatakerja

I. Titik-titik panas, dingin, tekan, dan nyeri di kulit1. Letakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.

2. Pilih dan gambarkan ditelapak tanga itu suatu darah seluas 3 x 3 cm dan gambarkan pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas,

3. Tutup mata orang percobaan dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja.

4. Selidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air panas bersuhu 50C.

Tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.

5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada no. 4 dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es.

Tandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.

6. Selidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri dengan jarum

7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan tangan di kertas.

Hasil Pengamatan

KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa dalam kotak ukuran 3 x 3 cm pada telapak tangan memiliki lebih dari satu respon terhadap empatjenisrangsanganyang berbeda(panas,dingin, tekan dan nyeri)

Halinidapatterjadikarenapadatanganterutamapadabagiantelapaktanganterdapatbanyaksekalireseptordengan ujungsarafbebas.Reseptor -reseptor ini terletak pada titik -titik yang berbeda dan terpisah, selain itu reseptor - reseptor ini hanya bekerja sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, tidak semua dalam satu kotak tersebut memiliki semua respon dari keempat rangsang yang diberikan. Kulit mengandung tiga macam jenis reseptor sensorik, yaitu mekanoreseptor pada epidermis dan dermisnya (ujung saraf bebas, diskus Merkel, badan Meissner, badan Krausse, ujung Ruffini, dan badan Paccini); thermoreseptor dingin dan hangat; juga nosiseptor yang merupakan reseptor sensorik untuk rasa sakit.III. Lokalisasi Taktil

Dasar teori Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah terbatas di permukaan kulit sekitarnya; daerah ini dikenal sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor di daerah tersebut. Semakin dekat dengan penempatan reseptor jenis tertentu, semakin kecil daerah kulit yang dipantau oleh reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah, semakin besar ketajaman (acuity) atau kemampuan diskriminatif.

Selain kepadatan reseptor, faktor kedua yang mempengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Kita dapat menyadari pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan permukaan kulit dengan ujung pulpen. Lapangan reseptif di bagian bawah ujung pulpen tempat rangsangan paling kuat segera terangsang, tetapi lapangan reseptif di sekitarnya juga terangsang walaupun dengan tingkat yang lebih rendah karena lapangan-lapangan tersebut tidak terlalu terdistorsi. Tujuan: Mengetahui letak atau lokasi taktil (sistem sensorik sentuhan)1. tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jarinya.

2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung sebuah pensil pula.

3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.

4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

p-27.4 apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh bagian tubuh? Tidak, pada tempat tertent deperti bibir dan ujung jari, kemampuan lokalisasi taktilnya lebih besar dibandingkan kulit dan lengan paha.

p-27.5 apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil? Topognosia

Hasil Percobaana. Percobaan pada Ujung Jari

Ujung Jari 1 : 0,4 cm

Ujung Jari 2 : 0,3 cm

Ujung Jari 3 : 0,4 cm

Ujung Jari 4 : 0,3 cm

Ujung Jari 5 : 0,3 cm

Jarak rata-rata yang dihasilkan: 0,34 cm

b. Percobaan pada Telapak Tangan

Titik 1 : 0,3 cm

Titik 2 : 0,7 cm

Titik 3 : 0,5 cm

Titik 4 : 0,7 cm

Titik 5 : 0,4 cm

Jarak rata-rata yang dihasilkan: 0,52 cm

c. Percobaan pada Lengan Bawah

Titik 1 : 0,9 cm

Titik 2 : 1,4 cm

Titik 3 : 1,5 cm

Titik 4 : 0,3 cm

Titik 5 : 1,3 cm

Jarak rata-rata yang dihasilkan: 1,08 cm

d. Percobaan pada Lengan Atas

Titik 1 : 2,2 cm

Titik 2 : 1,4 cm

Titik 3 : 1,5 cm

Titik 4 : 0,3 cm

Titik 5 : 0,2 cm

Jarak rata-rata yang dihasilkan: 1,12 cm

e. Percobaan pada Tengkuk

Titik 1 : 0,8 cm

Titik 2 : 0,6 cm

Titik 3 : 1,0 cm

Titik 4 : 0,6 cm

Titik 5 : 0,8 cm

Jarak rata-rata yang dihasilkan: 0,76 cmKesimpulan Perbedaan kemampuan lokalisasi taktil ini disebabkan karena reseptor sensoris pada bagian bibir dan ujung jari lebih banyak dan kecil- kecil sehingga jarak keduanya saling berdekatan. Ketajaman taktil relatif suatu daerah tertentu dapat ditentukan oleh uji diskriminasi ambang dua titik. Dengan mengubah jarak antara satu titik dengan titik berikutnya, seseorang dapat menentukan jarak antara titik yang satu dengan titik yang dirasakannya. Lapangan reseptif di bawah bagian tengah ujung pulpen tempat rangsangan paling kuat segera terangsang, tetapi lapangan reseptif di sekitarnya juga terangsang, walaupun dengan tingkat yang lebih rendah karena lapangan-lapangan tersebut tidak terlalu terdistorsi. Apabila informasi dari serat-serat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi daerah rangsangan ini sampai korteks, lokalisasi (TPL) ujung pulpen tersebut akan kabur.

Jalur sinyal yang paling kuat diaktifkan yang berasal dari pusat rangsangan menghambat jalur-jalur yang kurang terangsang yang berasal dari daetah sekitar pusat rangsangan. Hal ini terjadi melalui berbagai antarneuron inhibitorik yang berjalan secara lateral antara serat-serat asendens yang mempersarafi lapangan reseptif yang berdekatan. Penghambatan transmisi sinyal yang lebih lemah akan meningkatkan kontras antara informasi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, sehingga ujung pulpen dapat dengan tepat ditentukan. Kekuatan koneksi inhibisi lateral di dalam jalur-jalur sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memilki inhibisi paling lateral-sentuhan dan penglihatan - menghasilkan lokalisasi paling akurat.IV. Diskrimnasi Taktil

Tujuan: Mengetahui dan memahami diskriminasi taktil1. tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.

2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.

p-27.6 bagaimana cara saudara mengetahui bahwa jarak antara 2 ujung jangka dibawah ambang diskriminasi taktil? Bila perangsangan oleh ke 2 ujung jangka memberi kesan 1 titik

3. ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.

4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung jangka secara berturut- turut (suksesif)

5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik ujung jari,tengkuk,bibir,pipi dan lidah.

6. Berikan sekarang jarak kedua ujung jangka yang sebesar besarnya yang masih dirasakan oleh kulit pipi depan telinga sebagai satu titik. Dengan jarak ini, gerakkan jangka itu dengan ujungnya pada kulit kearah pipi muka, bibir atas dan bibir bawah. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka.

7. Catat apa yang saudara alami.

Hasil Percobaan Secara Serentak ( Simultan )

a. Percobaan pada ujung Jari

- Pada jarak 0,3 cm : 1 titik

- Pada jarak 0,5 cm : 2 titik

- Pada jarak 1 cm : 2 titik

- Pada jarak 2 cm : 2 titik

b. Percobaan pada Tengkuk

- Pada jarak 0,5 cm : 1 titik

- Pada jarak 1 cm : 1 titik

- Pada jarak 2,5 cm : 1 titik

- Pada jarak 3 cm : 1 titik

- Pada jarak 5 cm : 2 titik

c. Percobaan pada Pipi

- Pada jarak 0,5 cm : 1 titik

- Pada jarak 1 cm : 1 titik

- Pada jarak 2 cm : 2 titik

- Pada jarak 3 cm : 2 titik

Secara Berturut-turut ( Suksesif )

a. Percobaan pada Ujung Jari

- Pada jarak 0,2 cm : 1 titik

- Pada jarak 0,3 cm : 2 titik

- Pada jarak 0,5 cm : 2 titik

b. Percobaan pada Tengkuk

- Pada jarak 0,5 cm : 1 titik

- Pada jarak 1 cm : 2 titik

- Pada jarak 2,5 cm : 2 titik

c. Percobaan pada Pipi

- Pada jarak 1 cm : 1 titik

- Pada jarak 2 cm : 2 titik

- Pada jarak 3 cm : 2 titik

Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa OP memiliki kemampuan untuk menentukan tempat rangsang taktil yang biasa disebut Topognosia.V. Perasaan Iringan (After image)Dasar teoriSensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu reseptor.Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi beriringan ( after image ).

Ciri-ciri sensasi antara lain:1. Modalitas ( Modal )Cth: Alat indera, melihat cahaya modalnya mata.1. Kualitas ( Mutu )Cth: Mata mampu membedakan warna merah dan biru.1. 3. AdaptasitasCth: Wanita yang menggunakan anting beratnya menjadi konstan karna adpatasi.1. Intensitas ( Kekuatan )Cth: Membedakan antara merah muda dengan merah tua.1. Durasitas ( Lama )Cth: 1 bulan atau 1 tahun.

Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang timbul sebagai akibat perasangka suatu reseptor.

Syarat-syarat sensasi:

1.Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.

2.Adanya alat indera atau respon yang dapat mengadakan respon terhadap stimulus.

3. Ada syaraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak (sistem saraf pusat).

4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan implus menjadi sensasi.

Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya implus yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang datang serta mengabaikannya merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi. Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan dapat didasari kembali dasar memori.Tujuan: Mengetahui dan memahami apakah yang dimaksud dengan perasaan iringan.1. letakan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu selama saudara melakukan percobaan VI.

2. setelah saudara selesai dengan percobaan VI angkatlah pensil dari telinga saudara dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil?

p-27.7 bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan? Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.Hasil PercobaanHasil dari percobaan ini adalah setelah beberapa saat OP meletakkan sebuah pensil di antara kepala dan daun telinga, kemudian pensil itu diangkat, OP masih merasakan pensil itu masih berada di antara kepala dan daun telinganya. Hal ini terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.

VI.Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda.

Dasar teori

Reseptor secara cepat beradaptasi dengan tidak lagi berespons terhadap rangsangan yang menetap, tetapi jika rangsangan dihentikan, reseptor berespons dengan depolarisasi ringan. Reseptor-reseptor yang cepat beradaptasi antara lain adalah reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini cepat beradaptasi, kita tidak terus menerus menyadari bahwa kita sedang menggunakan baju yang berbahan kasar, halus, atau lembut. Sewaktu melepaskannya kita menyadarinya karena adanya off response.

Pada lapisan kulit bagian dermis terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut papilae yang keluar dari dermis kedalam lubang dari lapisan yang teramat kecil di dasar epidermis, papilae ini berisi ujung-ujung syaraf yang peka terhadap sentuhan. Jadi pada saat kita meraba maka papilae inilah yang bekerja karena papilae berisi syaraf yang sangat peka terhadap sentuhan. Yang membuat kita menyadari setiap benda yang kita sentuh baik itu kasar maupun halus.

Reseptor fisik penting saat dalam situasi-situasi penyampaian adanya perubahan intensitas rangsangan dan bukan penyampaian informasi stastus quo, reseptor-reseptor yang cepat beradaptasi antara lain adalah reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini cepat beradaptasi. Maka kita akan dengan mudah menebak semua barang-barang yang di sentuh tanpa harus melihatnya, karena kita sudah pernah mengingatnya sebelumnya.

Mekanisme terjadinya adaptasi berbeda-beda untuk reseptor yang berlainan dan belum sepenuhnya diketahui untuk semua jenis reseptor. Mekanisme adaptasi untuk corpus atau badan Pacini (pacinian corpuscle), suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui disebabkan oleh sifat-sifat fisiknya.

Ketika mencapai korda spinalis, informasi aferen memiliki dua kemungkinan tujuan akhir yaitu pertama, informasi tersebut mungkin menjadi bagian dari lengkung refleks, menyebabkan timbulnya respons efektor yang sesuai atau yang kedua informasi tersebut mungkin disampaikan ke atas otak melalui jalur-jalur asendens untuk pengolahan lebih lanjut dan memungkinkan individu menyadari benda apa yang disentuhnya.Tujuan Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda, serta bentuk-bentukbenda(stereognastik).A. Kekasaran permukaan benda

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan ampelas yang derajatkekasaran yang berbeda-beda.

2. Perhatikan kemampuan orang percobaanm untuk membedakan derajat kekasaran ampelas.Hasil praktikum

Dari 3 kain yang diberikan op dapat menyusun letak kebenaran dari kasar sampai ke yang halusdengan benar. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan derajat kekasaran pada opnormal.Kesimpulan

Kemampuan dapat membedakan berbagai sifat benda menunjukkan bahwa sifat sensoris baik.B. Bentuk benda1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil yangsaudara berikan.

2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu.Hasil praktikum

Dari 3 benda yang diberikan op dapat menyebutkan dan membedakan semua dengan benar.Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan bentuk benda pada op normal.Kesimpulan

Kita dapat membedakan benda-benda tanpa melihat bentuknya. Proses berperan adalah reseptorkinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulustaktil, ternyata mempunyaicorpuscullum tactus

.C. Bahan pakaian

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang saudaraberikan.

2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/bentuk benda-benda itu.

VII.8. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran,bentuk, berat, permukaan), apa kelainan neurologis yang dideritanya?Terjadi lesi pada lo

bus parietal yang tidak dominan gangguannya disebut agnosia

. Jikapasien mempunyai daya visus normal dan tidak dapat mengenali benda disebut agnosia visual. Jika ketidakmampuan seorang pasien mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik sebut agnosia taktil.

Hasil Praktikum

Dari 3 kain yang diberikan op dapat menyebutkan jenis/benda yang diberikan dengan benar.Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan pada op normal.Kesimpulan

Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran syarafyang mengelilingi foliculusrambut adalah reseptor taktil.VII.Tafsiran Sikap

Dasar teoriFungsi sistem saraf adalah:

1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh

2. Pusat kesabaran, memory, dan intelegensi.

3. Pusat highermental process.Reasoning, thinking, dan judge ment.Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen komponen tubuh yang terlibat dalam grak ini baik itu disadari maupun tidak disadari.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :Sel saraf sensorikSel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.Sel saraf MotorikSel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.Sel saraf penguhubungSel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok besar :Sistem saraf sadarAdalah sistem saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.

Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

Adalah sistem saraf yang mengatur mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.

Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :1. a. Saraf pusat terdiri dari :Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.b. Saraf Tepi:Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.Susunan saraf tak sadar:*Susunan saraf simpatis

*Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata.

2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah orang percobaan kedekat kepala, kedekatdadanya, kedekat lututnya dan akhirnya gantungkan disisi badannya.

3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan.

4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya denganperlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.

5. Perhatikan apakah ada kesalahan.Apabila pasien tidak mampu mengenali tubuh pasien sendiri disebut autopagnosia. Jikapasien tidak mampu melakukan suatu gerakan volunter tanpa adanya gangguan dalam kekuatan, sensasi atau koordinasi motorik disebut apraksia, dan jika pasien dapatmendengar dan memahami perintah tetapi tidak dapat mengintegrasikan aktivitas motorikyang akan melakukan gerakan itu disebut dispraksia.

Hasil Praktikum

Dari hasil percobaan, op dapat meniru atau mengsingkronkan gerakan dengan tangannya.Sehingga dapat disimpulkan tafsiran sikap pada op normal.Kesimpulan

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh tak lepas dari peranan sistem saraf. Jika tafsiransikap benar, maka daya menentukan sikap anggota tubuh baik.VIII.WAKTU REAKSI

TUJUANMemeriksa kepekaan seseorang terhadap respon yang ada melalui pengamatan mengenai waktu reaksi.ALAT DAN BAHAN Mistar pengukur waktu reaksi

Formulir pencataan hasilCARA KERJA Suruh orang percobaan duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangan kanannya di tepi meja dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap untuk menjepit.

Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan menempatkan garis tebal diantara dan setinggi ibu jari dan telunjuk OP tanpa menyentuh jari jari orang percobaan.

Dengan tiba tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan dan orang percobaan harus menangkapnya selekas-lekasnya.ulangi percobaan ini sebanyak 5 kali.

Tetapkan waktu reaksi orang percobaan dan catat diformulir pencatatan hasil.HASIL PERCOBAANPercobaan menggunakan mistar :

PercobaanAngka yang ditunjuk

1

285

2

220

3

210

4

195

5

175

Menghitung rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh :

Jumlah keseluruhan 1085/5 : 217 (grade 2)

OP tersebut bisa dikatakan reaksi/responnya masuk dalam katagori sedang .Grade12345

-249248-203202-176175-151150-

PERTANYAANApa yang menentukan waktu reaksi seseorang :

Jawaban : yang menentukannya adalah bisa dilihat dari kecepatan hantar implusnya dan jumlah sinaps yang dilalui implus disamping faktor-faktor ekstern, contohnya : gaduh, suhu keliling dan lain-lain.KESIMPULANWaktu reaksi yang ditunjukkan OP semakin cepat dan stabil dengan rangsangan berulang yang diberikan kepadanya.IX. KONTRAKSI OTOTA. Dasar Teori

Jaringan otot berperand alam homeostasis dengan cara menimbulkan gerakan tubuh, misalnya mengedipkan mata, berlari, mengangkat beban yang berat, dan menari, menimbulkan gerakan berbagai zat di dalam tubuh, dan menghasilkan panas untuk memelihara suhu tubuh. Selain itu, otot berperan menstabilkan posisi tubuh. Melalui mekanisme kontraksi dan relaksasi, otot dapat menjalankan fungsi homeostasis tersebut.

Ada 4 sifat jaringan otot, yaitu :1. Electrical exitability (berespons terhadap rangsang dengan menghasilkan potensial aksi.2. Contractility (kemampuan menghasilkan kontraksi).3. Extensibility (kemampuan untuk diregangkan)4. Elasticity (kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah kontraksi atau ekstensi)

B. Tujuan praktikum

1. Mendeskripsikan mekanisme kontraksi otot dan relaksasi otot.

2. Menjelaskan sumber energi untuk kontraksi dan relaksasi otot.

3. Menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot.

4. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam berbagai sikap tubuh.

C. Bahan Praktikum

1. Dinamometer

2. Ban karet

3. Timbangan

4. Kawat baja untuk menarik timbangan

5. Alat tulis untuk mencatat hasil praktikum

D. Persiapan & Kegiatan Praktikum

1. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor :

a. Menyuruh orang percobaan duduk di pinggir meja dinamometer dengan membelakangi timbangan dan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.

b. Memasang ban karet pada salah satu pergelangan kaki dan menghubungkan timbangan melalui katrol.

c. Menyuruh orang percobaan meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan mencatat kekuatan kerutan otot ekstensor untuk setiap sikap berikut ini :

1. Duduk tegak

2. Duduk sambil membungkukkan badannya sejauh-jauhnya

3. Berbaring telentang

2. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor :

a. Menyuruh orang percobaan duduk di pinggir meja dinamometer dengan menghadap timbangan dan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.

b. Memasang ban karet seperti pada 1b.

c. Menyuruh orang percobaan membengkokkan tungkainya sekuat tenaga dan mencatat kekuatan kerutan otot ekstensor untuk setiap sikap seperti butir 1c.

E. Hasil Praktikum

Nama : Althaf D. Nurhakim

Umur : 19 tahun

TB

: 178 cm

BB

:78 Kg

Diameter Kanan (cm)Kiri (cm)

a. Paha (tengah)2828

b. Betis (1/3 proksimal)1414

KontraksiPosisi BadanKanan (Kg)Kiri (Kg)

EkstensiTegak

Membungkuk

Berbaring23,5

19

3525

15

35

FleksiTegak

Membungkuk

Berbaring17,5

22

8,517

21

9

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada berbagai sikap. Kekuatan kerutan otot yang paling besar untuk otot fleksor adalah pada sikap duduk membungkuk. Hal ini disebabkan karena dalam posisi duduk membungkuk, otot-otot pada femur bagian atas tidak tertarik oleh otot-otot abdomen sehingga otot-otot femur bagian bawah dapat berkontraksi dengan baik dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

Sedangkan untuk otot ekstensor, kekuatan kerutan otot yang paling besar adalah pada posisi berbaring. Karena pada posisi berbaring, otot-otot femur bagian atas tidak tertekan sehingga serabut-serabut otot di dalamnya dapat memendek dengan baik dan menghasilkan gerakan ekstensi dengan kekuatan yang lebih besar.

Tahapan terjadinya kontraksi otot diawali dengan pembebasan asetilkolin oleh akson neuron mototrik menyeberangi celah dan berikatan dengan reseptor/saluran di motor end plate. Terbentuk potensial aksi sebagai respon terhadap pengikatan asetilkolin dan potensial end-plate yang kemudian timbul disalurkan ke seluruh membran permukaan dan turun ke tubulus T sel otot. Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan dari retikulum sarkoplasma. Ion kalsium yang dibebaskan dari kantung lateral berikatan dengan troponin di filamen aktin. Menyebabkan tropomiosin secara fisik bergeser untuk membuka penutup tempat pengikatan jembatan silang di aktin. Jembatan silang miosin berikatan dengan aktin dan menekuk, menarik filamen aktin ke bagian tengah sarkomer, dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh ATP sehingga terjadilah kontraksi otot.

Kemudian, secara aktif diserap oleh retikulum sarkoplasma jika tidak ada lagi potensial aksi lokal. Dengan tidak lagi terikat ke troponin, tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan di aktin. Kontraksi pun berakhir. Aktin secara pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula. Terjadilah relaksasi otot.

Jembatan silang memiliki dua tempat khusus, tempat untuk mengikat aktin dan tempat ATPase. Yang terakhir ini adalah tempat enzim yang dapat mengikat pembawa energi adenosin trifosfat (ATP) dan memecahnya menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat inorganik (Pi), yang dalam prosesnya menghasilkan energi. Energi didapat dari perubahan ATP menjadi ADP. Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya tambahan persediaan oksigen maka pemecahan ini berlangsung aerobik dan menghasilkan karbondioksida dan air. Jika tidak tersedia cukup oksigen, maka glikogen hanya dipecahkan menjadi asam laktat dan kadar asam laktat dalam darah bertambah.

Penguraian ATP terjadi di jembatan silang sebelum jembatan berikatan dengan molekul aktin. ADP dan Pi terikat erat ke miosin, dan energi yang dihasilkan disimpan dalam jembatan silang untuk menghasilkan miosin berenergi tinggi untuk menarik aktin sehingga terjadi kontraksi otot. Aktin dan miosin tetap berikatan di jembatan silang sampai molekul ATP baru melekat ke miosin pada akhir power stroke yang memungkinkan jembatan silang terlepas yang mengembalikannya ke bentuk semula. ATP yang baru akan melekat pada miosin dan menggerakkan jembatan silang kembali, demikian seterusnya sampai tidak ada rangsangan atau pembentukan energi terhambat sehingga tidak dapat menggerakkan jembatan silang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan lebih kuat bila sedang regang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan kontraksi.

Kesimpulan :

Setelah melakukan percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa kekuatan otot fleksor maupun ekstensor kaki dipengaruhi oleh posisi tubuh dimana dalam percobaan yang dilakukan posisi duduk tegak, duduk membungkuk, dan berbaring. Untuk otot fleksor akan berkontraksi secara maksimal ketika dalam posisi duduk membungkuk sedangkan untuk otot ekstensor akan berkontraksi maksimal ketika dalam posisi berbaring.

BAB III

SaranSebaiknya perlengakapan lab diperbanyak sehingga dalam menjalankan praktikum dapatlebih baik lagi dan jika peralatan lab banyak tentu akan mempermudah dalam melakukan praktikum serta praktikum dapat dilakukan dengan cepat.Saran untuk kelompok kami untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan alat, dan melakukan percobaan, dan apabila praktikum memerlukan konsentrasi, maka konsentrasilah dan lakukan dengan tengan.DAFTAR PUSTAKAEBOOK GUNADARMA .Plotnik.R.(2005:127). Introduction to psychology 7th edition.Australia: thomson&wodsworth. Sherwood, Lauralee. (2001).Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC. Soewolo, dkk. (1999). Fisiologi Manusia. Malang: JICA Sugema, Sony. (2008). Diktat Kelas 3 SMU IPA. Bandung: SSC Atkinson, R.L,. Atkinson, R.C,.

Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael Adryanto. Jakarta. Erlangga. Anderson PD. Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia; latihan dan panduan belajar. Jakarta: EGC; 1996.

Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11st ed. Pennsylvania: Elsevier

Saunder,2006.

Corwin EJ. Patofisiologi: buku saku. Jakarta: EGC; 2009.

Corsini R. The dictionary of Phychology. New York: Brunner-Routledge; 2002Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II . Yogyakarta : fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan .

Gibson, Jhon. 1981. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: Buku Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC

Guyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and Mechanisms of Disease).Jakarta : EGC

Guyton dan Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Jakarta : EGC

Pearce,Evelyn.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gtamedia Pustaka Utama

Sherwood,Lauralee.2006.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta :EGCKedokteran EGC6