laporan praktikum biokimia 1

21
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DISUSUN OLEH : ERICA ALVIYANTI 06111010031 DOSEN PENGASUH : DRS. MADE SUKARYAWAN, M.SI. DESI, S.PD., MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: erica-alviyanti-bastiand

Post on 25-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO

DISUSUN OLEH :

ERICA ALVIYANTI

06111010031

DOSEN PENGASUH :

DRS. MADE SUKARYAWAN, M.SI.

DESI, S.PD., MT.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. NOMOR PERCOBAAN : I

II. JUDUL PERCOBAAN : UJI ASAM AMINO

III. TUJUAN : Untuk mengetahui uji positif dan negatif

terhadap asam amino dari protein.

IV. LANDASAN TEORI :

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.Asam amino

yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α

dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut

terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3

dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana Struktur asam amino adalah sebagai

berikut:.

Asam amino adalah prekusor dalam biosintesis nukleotida. Asam amino dan

nukleotida berhubungan satu sama lain, keduanaya adalah unit dasar di dalam biokimiawi

penurunan sifat. Nukleotida, unsur penyandi asam nukleat, bersifat esensial pada

pemeliharaan dan pemindahan informasi genetik. Asam amino, unit pembangunan protein

dibutuhkan untuk ekspresi informasi genetik. Lintas biosintetik yang menghasilkan ke-20

jenis asam amino protein dan 8 nukleotida asam nukleat, tidak hanya banyak jumlahnya,

tetapi juga kebanyakan bersifat agak kompleks. Karena masing-masing asam amino dan

nukleotida dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, aliran biosintetik yang melalui

sebagian besar lintas ini, yang manapun, tidak akan sebesar aliran biosintetik yang

menghasilkan karbohidrat atau lemak pada jaringan hewan. Sebaliknya karena asam amino

dan nukleotida yang berbeda harus dibuat dalam rasio yang benar dan pada waktu yang

tepat untuk sintesis protein dan asam nukleat, lintas biosintetiknya harus diatur dan

dikoordinasi satu sama lain.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

Ø KLASIFIKASI ASAM AMINO

Berdasarkan kemampuan tubuh dalam mensintesisnya :

Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam

amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino

yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui

makanan (lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan

arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh

melalui

perombakan senyawa lain.

Berdasarkan rantai samping dan kelarutannya :

Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus –R)

dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam

amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam

amino). Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

- Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin, Alanin, Valin, Leusin,

Isoleusin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH), (asam amino polar) :

Serin, Treonin, Tirosin.

- Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino polar) : Sistein dan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

metionin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amidanya (gugus R

bermuatan

negativ) : Asam aspartat, Aspargin, Asam glutamate, Glutamin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R bermuatan positif):

Arginin, lisin, Histidin

- Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin, Triptofan.

- Asam imino : Prolin.

SINTESIS ASAM AMINO

Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,

melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino

menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan

tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial

dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.

Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau

menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak.

Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu

asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik. Asam amino

glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat atau

intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino

ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino

kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino

yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau

asetoasetil KoA

Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan

tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3

kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka

karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan

H2O. Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga

harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino

esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam

amino ini dinamakan asam amino nonesensial.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

Ø SIFAT-SIFAT ASAM AMINO

1. Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non

polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam

karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang

terdiri dari beberapa atom karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam

pelarut organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam pelarut organik.

2. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam

karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC).

3. Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik), asam amino

dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negative (zwitterion)

atau ion amfoter. Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan. Bila ditambahkan

dengan basa, maka asam amino akan terdapat dalam bentuk :

Dan bila ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka asam amino yang

terbentuk :

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino

yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus – NH2 pada atom karbon α

dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut

terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut menentukan struktur 3

dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

V. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT :

1. pipet tetes

2. gelas ukur

3. beker gelas

4. neraca analitik

5. bunsen

6. tabung reaksi

7. rak tabung reaksi

8. pengaduk

9. kertas saring

10. corong

11. penjepit tabung

12. labu ukur

13. erlenmeyer

2. BAHAN:

1. telur mentah diambil kuning telur dan putih telurnya

2. reagen Millon

3. alanin 1%-10%

4. valin 1%-10%

5. asam aspartat 1%-10%

6. larutan Ninhidrin 0.1 %

7. ikan giling 1%-10%

8. triptopan

9. larutan formaldehid

10. H2SO4 pekat

11. HgCl2

12. aquadest

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Uji Millon

- Tambahkan 5 tetes reagen yang digunakan ke dalam 3 ml larutan protein

- Panaskan campuran baik-baik jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka

warna akan hilang pada pemanasan.

B. Uji Hopkins-cole

- Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole

- Tambahkan sedikit-sedikit, kira-kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi

tabung

- Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu perlahan-

lahan tabung tersebut terbentuk sampai cincin bewarna

C. Uji Ninhidrin

- Tambahkan 0,5 ml larutan nihidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein

- Panaskan hingga mendidih

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

VII. HASIL PENGAMATAN

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

No

JUDUL PERCOBAAN

HASIL PENGAMATAN

1. UJI MILLON

1. ALANIN (-)

2. VALIN (-)

Alanin 1% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 1% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 2% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 2% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 3% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 3% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 4% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 4% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 5% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 5% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 6% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 6% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 7% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 7% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 8% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 8% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 9% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 9% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 10% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Alanin 10% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin dari 1% - 10% hasil ujinya negatif, artinya rekasinya tidak terdapat gugus hidroksilfenil atau tidak mengandung tirosin.

Valin 1% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Valin 1% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 2% + Millon Larutan tak berwarna(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3’

Valin 2% + Millon Larutan tak berwarna (tak berwarna) (tak berwarna)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

VIII. REAKSI KIMIA

Uji hopkins Cole

Uji Ninhidrin

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

IX. PEMBAHASAN

Percobaan uji asam amino ini menggunakan tiga reagen yakni reagen millon,

reagen hopkins-cole, dan reagen ninhidrin. Pada uji asam amino menggunakan reagen

millon tidak terjadi perubahan pada alanin, Asam aspartat, dan valin ini menunjukkan

bahwa ketiga asam amino tersebut bereaksi negative dengan regen millon karena larutan

tersebut tidak mengandung gugus hidroksil fenil. Akan tetapi terdapat endapan berwarna

putih pada saat kuning telur ditambahkan dengan reagen millon kemudian pada saat

larutan dipanaskan terdapat endapan berwarna merah bata, hal ini menunjukkan bahwa

terjadi reaksi positif terhadap reagen millon . Pengujian asam amino dengan reagen millon

akan menghasilkan reakski positif yang ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna

merah setelah campuran asam amino dan reagen millon dipanaskan. Endapan merah

terjadi karena reagen millon merupakan larutan merkuro dan merkuri nitrit dalam asam

nitrat yang bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan

membentuk endapan merah dengan pemanasan.

Pada percobaan uji asam amino terhadap hopkins-cole yang kemudian ditambah

H2SO4 pekat, diperoleh bahwa untuk asam amino tryptopan dan pada putih telur terjadi

perubahan warna yaitu warna larutan bagian atas berwarna coklat sedangkan bagian bawah

berwarna bening selain itu terdapat cincin coklat yang membatasi larutan asam amino

dengan asam sulfat tersebut dan tabung reaksinya panas (akibat asam sulfat pekat), hal ini

dikarenakan dari struktur tryptopan yang mengandung indol sehingga tryptopan

berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam dan membentuk kompleks berwarna.

Sama halnya pada putih telur, yaitu larutannya terdapat cincin yang membatasinya serta

tabung reaksi panas ini dikarenakan dalam albumin terdapat tryptopan yang mengandung

gugus indol. .Dengan demikian, tryptopan dan putih telur dikatakan reaksi positif terhadap

uji hopkins-cole.

Pada percobaan selanjudnya yakni uji asam amino terhadap reagen ninhidrin

didapatkan bahwa pada ikan giling , putih telur, kuning telur, dan triptofan setelah

dicampur dengan reagen ninhidrin kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna pada

larutannya menjadi ungu kompleks berwarna ungu ini dihasilkan dari reaksi ninhidrin

dengan hasil reduksinya yaitu ninhidrindantin dan ammonia, dan juga asam amino tersebut

mengandung gugus amino bebas .Semakin besar konsentrasi maka semakin pekat warna

ungu yang dihasilkan, sehingga dikatakan reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

X. KESIMPULAN

1. Pada uji Millon, reaksi positif jika terbentuk endapan merah bata akibat kandungan

gugus hidrosil fenil oleh asam amino.

2.  Reaksi positif pada uji millon ditunjukkan oleh kuning telur

3.Uji Hopkins-cole dikatakan positif terhadap asam amino jika terbentuk cincin ungu dan

larutan terdapat cincin coklat akibat gugus indol

4. Reaksi positif ditujukkan oleh putih telur dan tryptopan.

5.  Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan

berwarna ungu akibat adanya gugus  amino bebas.

6. Semua asam amino bereaksi positif dengan reagen ninhidrin

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

DAFTAR PUSTAKA

Colby, D. S., 1985, Ringkasan Biokimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lehninger, A. L., 1990, Dasar-Dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia, Jakarta.

Stanley, H., 1988, Kimia Organik, ITB, Bandung.

Tim Dosen Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

GAMBAR ALAT

Penjepit Kayu Pipet Tetes Kertas saring

Rak tabung reaksi Tabung Reaksi Batang Pengaduk

Gelas kimia Corong Spatula

Gelas Ukur Bunsen kawat kasa

Kaki tiga

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

LAMPIRAN

Uji Hopkins cole

Triptofan Putih telur