laporan praktikum air dan mineral kimia fisika sederhana & konduktivity

19
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS AIR DAN MINERAL Nama : Mey Sarah Ummul Habibah NIS : 120101017 Kelas : XII Kimia Analisis Tanggal Praktikum : 16 September 2014 I. Sub Judul : Analisis Air dan Mineral dengan Parameter pH, DHL sederhana, Conductivity, Kimia sederhana, dan Fisika sederhana II. Tujuan : Siswa dapat melakukan analisa air dengan parameter pH, DHL sederhana, Conductivity, Kimia sederhana dan Fisika sederhana. III. Dasar Teori : 1. Sumber Air Secara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air. Titik uap akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butirn air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah

Upload: meyy-sarrah

Post on 04-Oct-2015

279 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

analisis air

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMANALISIS AIR DAN MINERAL

Nama: Mey Sarah Ummul HabibahNIS: 120101017 Kelas : XII Kimia Analisis Tanggal Praktikum : 16 September 2014

I. Sub Judul : Analisis Air dan Mineral dengan Parameter pH, DHL sederhana, Conductivity, Kimia sederhana, dan Fisika sederhanaII. Tujuan : Siswa dapat melakukan analisa air dengan parameter pH, DHLsederhana, Conductivity, Kimia sederhana dan Fisika sederhana.

III. Dasar Teori:

1. Sumber AirSecara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air. Titik uap akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butirn air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah sehingga membentuk mata air, sumur, danau ataupun mengalir melewati sungai menuju lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerusSumber air secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:1) Air LautAir laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi, kadar garam murni sekitar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Saat ini teknologi yang dapat merubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi masih teknologi tinggi yaitu dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar sehingga hanya negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi penjernihan air laut.

2) Air Hujan Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi melainkan bersifat asam.

3) Air Permukaan Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.

4) Air tanah Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2. Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).

2. Persyaratan Fisika Secara fisik, kualitas air dapat diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa, penciuman, dan mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau.Standar uji fisika antara lain:

a) Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas minimal kekeruhan air layak minum menurut Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.

b) Tidak berbau dan tidak berasa Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau dan berasa mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi

c) Jumlah padatan terapung Perlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).

d) Suhu NormalAir yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.

e) Warna Warna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan kimia atau organic. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah 15 skala TCU.

3. Persyaratan Kimia Uji Analisa kualitas air secara kimia sederhana ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan kimia dalam sampel air . Dengan mata telanjang tidak dapat diketahui keberadan zat kimianya. Namun ini bisa dilakukan dengan uji sederhana yaitu membuat teh menggunakan sampel air yang akan diuji.Teh disini berfungsi sebagai penunjuk saja, jika sampel yang diuji mengalami perubahan warna, lendir atau terdapat minyak pada lapisan atas, maka air tersebut mengandung bahan kimiawi. Semakin cepat perubahan yang terjadi maka semakin tinggi pula kandungan kimia yang ada pada sampel tersebut. Bila perubahannya lambat atau baru berubah setelah pengamatan satu malam, kandungan kimiawinya lebih sedikit, namun tetap air itu kurang baik dikonsumsi. Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru. Standar baku kimia air layak minum meliputi:a. Derajat keasaman (pH) Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa.

b. Kandungan bahan kimia organic Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia organik namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi Karena bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan menimbulkan gangguan pada tubuh. Bahan kimia organic tersebut antara lain seperti: NH4, H2S, SO-42-, dan NO3-

c. Kandungan Bahan kimi anorganik Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).

d. Tingkat kesadahan rendah Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.

4. pHpH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air. Penentuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling sering digunakan pada kimia air. pH digunakan pada penentuan alkalinitas, CO2, serta dalam kesetimbangan asam basa. Pada temperatur yang diberikan, intensitas asam atau karakter dasar suatu larutan diindikasikan oleh pH dan aktivitas ion hidrogen. Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan warna. Pada proses pengolahan air seperti koagulasi, desinfeksi, dan pelunakan air, nilai pH harus dijaga sampai rentang dimana organisme partikulat terlibat.Asam dan basa pada dasarnya dibedakan dari rasanya kemudian dari efek yang ditimbulkan pada indikator. Reaksi netralisasi dari asam dan basa selalu menghasilkan air. Ion H+dan OH-selalu berada pada keseimbangan kimiawi yang dinamis dengan H2O berdasarkan reaksi pH = 7 menunjukkan keadaan netral 0 < pH < 7 menunjukkan keadaan asam 7 < pH < 14 menunjukkan keadaan basa (alkalis)Air minum sebaiknya netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi. Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, maka dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya. Berdasarkan SNI AMDK dan EC rules air yang baik ph-nya antara 6 sampai 8, air mineral 6,5 sampai 8,5 dan air demineral 5,0 sampai 7,5.Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus, kertas pH universal, larutan indikator universal (metode Colorimeter) dan pHmeter (metode Elektroda Potensiometri). Pengukuran pH penting untuk mengetahui keadaan larutan sehingga dapat diketahui kecenderungan reaksi kimia yang terjadi serta pengendapan materi yang menyangkut reaksi asam basa.5. DHL (Daya Hantar Listrik)Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk menghantarkan arus listrik (disebut jugakonduktivitas). DHL pada air merupakan ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta konsentrasi total maupun relatifnya.Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan padakonduktivitimeterberarti semakin besar kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.Konduktivitasdinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p Siemens/cm. Dalam analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah mhos/cm. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL sekitar 1 mhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 1500 mhos/cm (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter dengan satuan mhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang direkomendasikan adalah 28 hari. Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003) diketahui bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai berikut : Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi. Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion. Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air. Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air. Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

IV. Alat dan Bahan:Alat:NoNama alatSpesifikasiJumlah

1Tabung reaksiKaca, besar2

2Rak tabung reaksiKecil, kayu1

3Botol (you C)Kaca2

4Beaker glassKaca, 500 mL & 250 mL@1

5Conductivity meter-1

6pH meter-1

7PakuTidak berkarat2

8Kabel-secukupnya

9Baterai1,5 Volt1

10Botol Semprot500 mL1

11Lakban-secukupnya

Bahan:NoNama BahanSpesifikasiJumlah

1SampelAir isi ulang, air sumur & air PDAMsecukupnya

2Buffer pH 4, 7 dan 10secukupnya

3Teh celupSariwangi1

4Aquades Teknissecukupnya

V. Prosedur Kerja:a. Uji Fisika sederhana1. Disiapkan sampel yang akan diuji.2. Diamati kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa air yang akan kita uji.3. Dimasukkan sampel kedalam 2 tabung reaksi dengan volume yang sama.4. Ditutup, lalu didiamkan selama 7 hari.5. Apabila hasil analisis tidak menunjukan adanya perubahan, kemungkinan derajat pencemaran pada air cukup rendah dan dapat dijadikan bahan baku air minum. Namun apabila terjadi perubahan yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada air uji (ikuti tahapan selanjutnya).6. Tahapan selanjutnya, Ditambahkan air bersih (layak minum) ke dalam tabung reaksi sampel. Apabila dengan penambahan air bersih (layak minum), kekeruhan, warna, suhu menjadi normal, berarti tingkat pencemaran air sampel sedang. Apabila air sampel masih keruh dan tidak ada perubahan warna dan suhu, disimpulkan derajat pencemaran air sampel tinggi. Pada tahapan ini, jangan menguji bau dan rasa pada air sampel.

b. Uji Kimia sederhana1. Disiapkan sampel yang akan di uji.2. Dibuat teh dengan bahan baku sampel air.3. Didiamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan teh dalam keadaan tertutup selama 3 hari.4. Jika tidak terjadi perubahan, dilubangi tutup botol teh lalu didiamkan kembali selama 4 hari.5. Apabila terdapat perubahan warna, lendir dan lapisan minyak pada permukaan air disimpulkan kulitas air tidak dijadikan bahan baku air minum.

c. Uji DHL sederhana1. Disediakan gelas, 2 buah paku dan kabel 50 cm 2. Disediakan air contoh yang akan diperiksa atau di analisis 3. Dibuat rangkaian listrik 4. Diperhatikan setelah beberapa menit atau 1 jam 5. Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan banyak gumpalan pada paku

d. Mengukur pH 1. Disiapkan sampel yang akan dianalisa.2. Dikalibrasi alat Ph meter dengan buffer Ph 4,7 dan 10.3. Dibilas elektroda dan keringkan dengan tissue.4. Diukur Ph sampel yang dianalisa5. Dicatat hasil yang terbaca pada ph meter.

e. Mengukur Daya Hantar Listrik dengan Conduktivity1. Dibuka tutup elektroda, lalu bilas dengan aquadest. 2. Dikeringkan ujung elektroda dengan tissue halus (lakukan dengan teliti, jika elektoda terbuat dari gelas) 3. Dimasukkan sampel kedalam beaker glass 100 ml 4. Dihidupkan alat. 5. Dipilih metoda (jika alat dilengkapi dengan pengukuran Suhu dan TDS. 6. Diukur temperatur sampel, jika Conductivity-meter dilengkapi dengan pengukur suhu, maka baca suhu yang tertera pada alat, catat temperatur pengukuran 7. Dicelupkan elektroda kedalam sampel, tunggu beberapa saat, baca nilai DHL yang tertera pada alat. 8. Diangkat elektroda dari sampel 9. Dibilas elektroda dengan aquadest, keringkan dengan tissue halus.10. Ditutup kembali elektroda dan disimpan seperti semula.

VI. Data Pengamatan:NoSampelUji fisika sederhanaUji kimia sederhanaUji DHL sederhana

1.Air sumur loktuanEnd. Coklat (kekuningan), keruhTerdapat endapanAda gelembung sedikit, keruh

2.Air PDAM sekolahAir beningSedikit endapanGelembung sedikit

3.Air sumur sekambingAir beningBanyak endapan-

4.Air PDAM tanjung lautAir KeruhSedikit endapan-

5.Air isi ulang sekolahAirBeningSedikit endapanGelembung sedikit

6.Air isi ulang tanjung lautAir BeningSedikit endapanGelembung sedikit

7.Air limbah PKTAir Keruh-Gelembung banyak

8.Air pendinginAir bening-Air keruh, banyak gelembung

NoSampelpH meterConductivity

1Air sumur loktuan7,337932 s 27,4

2Air PDAM sekolah6,815253 s 27,9

3Air PDAM tj. Laut--

4Isi ulang sekolah6,951253 s 27,7

5Isi ulang tj. Laut7,416483 s 27,6

6Air limbah PKT8,78243,8 s 27,6

7Air pendingin10,4103,79 s 26,7

8Air sumur sekambing--

Gambar 1.1Gambar 1.1 Sampel Air isi ulang sekolah dan air isi ulang T. Laut. (Uji Fisika)Bagian kanan sampel air Suling Sekolah dan kiri sampel Air Isi ulang T.Laut.

Gambar 1.2Gambar 1.2 Sampel Air isi ulang sekolah dan air isi ulang T. Laut. (Uji Kimia Sederhana) Pada hari ke tiga.

Sampel Air Isi Ulang Tanjung LautSampel Air Suling Sekolah

Gambar 1.3 Uji DHL sederhana

VII. PembahasanAir merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi. Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian kualitas air dengan sampel air isi ulang (air minum), air suling sekolah, air PDAM dan air sumur. Semua sampel yang akan dianalisa ini diuji dengan berbagai parameter, yakni; uji fisika sederhana, uji kimia sederhana, DHL sederhana, pengukuran pH dan DHL (conductivity).Pada uji fisika sederhana, beberapa sampel yang telah diuji ini dapat dinyatakan baik karena tidak teridentifikasi zat terlarut atau endapan yang muncul. Sampel juga tidak berubah warna, tidak keruh dan tidak pula berbau. Lain halnya dengan sampel air sumur loktuan, air PDAM Tanjung Laut, dan Air limbah PKT. Sampel-sampel tersebut memiliki warna air yang keruh, selain itu pada sampel air limbah PKT memiliki bau ammonia yang cukup menyengat dan air sumur loktuan, saat didiamkan selama satu minggu terdapat endapan kuning kecoklatan. Endapan kuning ini terbentuk dari ion ferro yang terlarut sehingga dapat teroksidasi menjadi ion ferri yang membentuk endapan, sehingga sampel air sumur loktuan ini sebaiknya tidak digunakan sebagai air minum.Reaksi :Fe(HCO)3 + O2 Fe(OH)2 +2CO2 + O2Fe(OH)2 + 2H2O + O2 Fe(OH)3 + H2O + O2 + H+

Pada uji analisa kualitas air secara kimia sederhana ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan kimia dalam sampel air . Dengan mata telanjang tidak dapat diketahui keberadan zat kimianya. Namun ini bisa dilakukan dengan uji sederhana yaitu membuat teh menggunakan sampel air yang akan diuji. Teh disini berfungsi sebagai penunjuk saja, jika sampel yang diuji mengalami perubahan warna, lendir atau terdapat minyak pada lapisan atas, maka air tersebut mengandung bahan kimiawi. Semakin cepat perubahan yang terjadi maka semakin tinggi pula kandungan kimia yang ada pada sampel tersebut. Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru. Pada semua sampel kecuali sampel air limbah dan air pendingin, dapat dikatakan cukup baik, karena tidak terdapat perubahan warna, lendir maupun minyak pada lapisan atas. Kedua sampel pun tetap seperti teh biasa atau teh pada umumnya.Pada uji DHL sederhana, sampel-sampel yang telah dianalisa menghasilkan buih buih atau gelembung yang menempel pada paku. Dalam waktu satu jam, paku tersebut tidak sampai ada yang berkarat. Gelembung yang terdapat disekitar paku ini menunjukkan bahwa larutan sampel mengandung unsur logam (zat terlarut), meskipun tidak terlalu banyak. Karena ditandai dengan sedikitnya gelembung yang muncul disekitar paku pada sampel. Sampel-sampel ini dapat dinyatakan cukup baik, karena dengan adanya unsur logam yang tidak terlalu banyak berarti juga terdapat mineral didalam sampel.Pada pengukuran pH, merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air. Penentuan pH merupakan tes awal yang paling sering digunakan pada kimia air. Berdasarkan SNI, untuk air yang baik ph-nya antara 6 sampai 8, untuk air mineral ph anatara 6,5 sampai 8,5 dan untuk air demineral 5,0 7,5. Sampel-sampel yang telah diuji dengan pH meter ini dapat dinyatakan baik, karena semua sampel pHnya tidak ada yang melebihi ambang batas 6 8.Pada pengukuran DHL ini digunakan alat konduktivity untuk mengukurnya, semakin tinggi nilai DHL maka semakin banyak pula zat-zat terlarut yang ada pada sampel tersebut. Pada sampel-sampel yang telah diuji, nilai DHL yang diperoleh termasuk baik karena tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan yaitu air suling (aquades) murni memiliki nilai DHL sekitar 1 mhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 1500 mhos/cm. Tetapi, pada air suling sekolah nilai DHL yang diperoleh adalah 253 s , ini disebabkan karena air suling sekolah bukan merupakan air aquades murni sehingga nilai DHL-nya bukan 1 mhos/cm tetapi tidak melebihi ambang batas yaitu 1500 mhos/cm.

VIII. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :1. Pada uji fisika, sampel-sampel yang dianalisa dapat dinyatakan cukup baik kecuali sampel air limbah PKT yang memiliki bau ammonia dan air sumur loktuan yang terdapat endapan kuning ini kurang baik.2. Pada uji kimia sederhana, sampel-sampel yang telah di uji cukup baik terdapat sedikit endapan, tidak berubah warna, tidak terdapat lender dan tidak terdapat minyak pada lapisan atas teh.3. Pada uji DHL sederhana, sampel-sampel yang dianalisa baik, karena hanya terdapat sedikit gelembung, yang berarti masih terdapat sedikit mineral pada sampel. Kecuali, pada sampel air limbah yang banyak terdapat gelembung ini kurang baik.4. Berdasarkan SNI, pada pengukuran pH, semua sampel yang dianalisa baik karena nilai pH yang diperoleh tidak ada yang melebihi ambang batas yaitu 6 sampai 8.5. Pada pengukuran DHL dengan menggunakan alat conductivity, semua sampel yang dianalisa juga baik, karena tidak ada yang melebihih ambang batas yakni 1500 mhos/cm.

IX. Daftar PustakaAlamsjah.2006. Alat Penjernih Air.Jakarta: Kawan Pustaka Cetakan I

Kusnaedi.2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya Cetakan INotoatmodjo, S. 2002.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Krisnandi, Y.K. 2009.Kimia Dalam Air.Bahan ajar. Jakarta: KBI Kimia Anorganik Universitas indonesia

Mulia.2005.Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Bontang , 20 September 2014

INSTRUKTURPRAKTIKAN

(WAHYU JULI HASTUTI, M.PD) (MEY SARAH UMMUL H.) NIP: 197607102000122005 NIS:120101017