laporan praktikum
DESCRIPTION
bnTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
ASPEK TANAH
Oleh:
Evi Yulia Elimawati
135040207111023
Kelas: B
Kelompok: Sawah
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia.Untuk mendapatkan
produksi yang optimal seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
bertani, diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani.
Kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pertambahan penduduk menuntut
perlunya penyediaan sumber daya untuk memenuhi konsumsi pangan dan areal pemukiman.
Untuk merealisasikannya perlu tindakan yang bijaksana agar tidak menimbulkan dampak
perubahan terhadap lingkungan. Masalah lingkungan yang terjadi seperti erosi tanah,
longsor, banjir dan kekeringan merupakan tanda-tanda terancamnya keseimbangan ekosistem
Agroekosistem terbentuk sebagai hasil interaksi antara sistem sosial dengan sistem
alam, dalam bentuk aktivitas manusia yang berlangsung untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat
berbagai komponen, dari yang abiotic sampai dengan yang biotik. Di dalam agroekosistem
juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain
yang apabila interaksi tersebut normal, akan terjadi sebuah keseimbangan ekosistem dan
sebaliknya apabila tidak normal, atau ada salah satu di ntara komponen tersebut yang
jumlahnya melampaui batas, missal meledaknya hama maka interaksinya akan terganggu dan
tidak akan seimbang.
Salah satu contoh agroekosistem yang ada adalah sawah. Lahan sawah adalah lahan yang
dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan
penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi. Yang membedakan lahan
ini dari lahan rawa adalah masa penggenangan airnya, pada lahan sawah penggenangan tidak
terjadi terus- menerus tetapi mengalami masa pengeringan ( Musa, dkk. 2006). Untuk lebih
memahami masalah yang terjadi saat ini pada salah satu contoh agroekosistem diatas
dilakukanlah pengamatan yang diharapkan bisa lebih mengetahui dan menangani lahan yang
kurang sehat.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui tingkat keseimbangan agroekosistem pada sawah yang diamati
2. Mengetahui akar masalah dari permasalahan yang terjadi pada sawah tersebut
3. Menegtahui solusi yang mampu menyelesaikan masalah tersebut
BAB II. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Survei atau pengamatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Maret 2015 pada pukul 16.10
WIB di Sawah Daerah Sigura-gura belakang UIN Malang.
2.2. Alat dan Bahan
Cetok : Untuk menggali tanah
Alat tulis : Mencatat hasil
Kamera : Medokumentasikan pengamatan
2.3. Metodologi:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Datang ke lahan
3. Lakukan pengamatan
4. Gali tanah dengan cetok untuk pengamatan aspek biologi tanah (makrofauna tanah)
5. Catat hasil pengamatan dan dokumentasi.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Parameter Hasil
Keanekaragaman Padi, rumput teki, pohon kersen,
pohon pepaya, lamtoro, putri malu,
ilalang
Vegetasi utama Padi, akar serabut
Jenis tutupan lahan dan perakaran -
Organisme cacing banyak
Organisme non cacing Semut : sedang
Keong mas: sangat sedikit
Katak: sedikit
Kascing Banyak
Ketebalan seresah -
Dokumentasi
3.2 Pembahasan
- Masalah
a. Ditemukannya tumbuhan lain yang bukan tanaman budidaya disekitar lahan
sawah. Populasi terbanyak didapatkan rumput liar yang ada dipinggir maupun
berada di antara tanaman budidaya.
b. Tidak ditemukannya seresah pada lahan ini. Hal ini dikarenakan padi merupakan
tanaman semusim.
c. selalu menggenang
- Akar masalah
a. Kurangnya perawatan tanaman budidaya
b. Kurangnya pengelolaan tanah. Dengan kata lain pengelolaan tanah kurang intensif
c. Sistem irigasi yang kurang baik
- Solusi
a. Dilakukan perawatan yang berkala bagi tanaman budidaya. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan pengambilan gulma atau bisa juga dengan pembenaman gulma
di dalam tanah yang tujuannya untuk menambah bahan organic tanaman ( pupuk
hijau ).
b. Dilakukan pengelolaan lahan sekunder maupun primer. Hal ini dimaksudkan agar
tanah benar-benar mampu bersifat sebagai media tanam yang baik dan mampu
menghasilkan hasil panen yang optimal.
c. Dilakukan pengelolaan irigasi yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan menutup
saluran irigasi disaat semua bagian lahan telah tergenang air. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari penggenangan air yang berlebih yang ditakutkan akan menjadi
tempat berkembang penakit.
d. Dilakukan sistem tanam SRI. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat
pengeluaran para petani. Dan juga mengoptimalkan hasilyang diperoleh.
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada lahan yang ada, serta beberapa
masalah yang ada dapat disimpulkan bahwa lahan yang berada di belakang UIN Maliki
Mlang tersebut tergolong pada lahan sawah yang sehat. Hal ini dikarenakan hasil padi
danbeberapa halyang mendukung lahan seperti adanya makrofauna serta bahan organic
tanah yag tersedia mampu mengendalikan masalah yang ada alaupun kurang maksimal.
Daftar Pustaka
Cyccu,M. 2000. Keanekaragaman hayati dan pengelolaan serangga hama dalam agroekosistem.
Pengukuhan Guru besar. Universitas Sumatera Utara.
Hairiah, Kurniatun, dkk. 2004. Ketebalan Seresah sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai
(DAS) Sehat. FP-UB. Malang.
Musa, dkk. 2006. Morfologi dan Klasifikasi Tanah Sawah. Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan, Universitas Pajajaran, Bandung