laporan praktek pemesinan
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN
A. Pengertian Praktek Pemesinan
Praktek pemesinan adalah pengoperasian sebuah mesin perkakas terutama
mesin bubut untuk menyelesaikan benda kerja yang telah di tentukan oleh
instruktur atau dosen pengampu dengan mengikuti prosedur dan langkah-langkah
dari instruktur atau dosen pengampu sesuai job yang ditunjukkan dalam
gambar.Dalam hal ini praktek pemesinan dapat dilakukan di bengkel-bengkel atau di
sekolah-sekolah.
B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1. Standar Kompetensi :
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengoperasikan mesin perkakas
terutama mesin bubut secara baik dan benar.
2. Kompetensi dasar :
a. Bagian Mesin Bubut
Setelah mahasiswa mempelajari, mempraktekkan dan mengamati
bagian-bagian mesin bubut maka mahasiswa harus ;
Mengetahui :
Nama bagian utama mesin bubut beserta fungsinya.
Susunan roda gigi pada kepala tetap pada kotak roda gigi.
Susunan kepala lepas, eretan dan kelengkapannya.
Susunan roda gigi tukar atau pengganti.
Trampil :
Menggunakan mesin bubut dengan baik dan benar.
Menyebut bagian utama mesin bubut beserta fungsinya.
Dapat menyusun roda gigi dan kelengkapannya.
1

Bersikap :
Menyadari bahwa mesin bubut terdiri atas gabungan bagian-bagian
yang bekerja sama, maka sebelum menggunakannya perlu
pengontrolan bagian mesin bubut agar tidak terjadi kerusakan pada
bagian mesin bubut.
Yakin akan kemampuan sendiri untuk mengoperasikan mesin bubut
secara baik dan benar.
Hati-hati menggunakan setiap bagian mesin bubut agar tidak
mengalami kerusakan.
b. Pisau Bubut
Setelah mahasiswa mempelajari dan mengamati bentuk dan macam –
macam pisau bubut maka mahasiswa harus :
Mengetahui :
Macam-macam pembubutan.
Bentuk-bentuk pahat bubut.
Sudut-sudut penting pada pahat.
Bentuk-bentuk pemegang pahat.
Cara mengasah pahat bubut dengan benar.
Kegunaan pahat bubut dengan benar sesuai kegunaan pahat bubut.
Trampil :
Membedakan macam-macam pembubutan.
Memilih sudut pahat yang sesuai dengan keperluan.
Mengasah pahat menggunakan tangan.
Menggunakan pahat bubut sesuai kegunaannya.
Sikap :
Menyadari bahwa pemilihan, pengasahan dan penjepitan pahat
bubut harus mengikuti cara-cara yang telah ditentukan.
Yakin akan kemampuan sendiri dalam memilih, mengasah dan
menjepit pahat bubut dengan cara yang tepat.
2

Hati-hati dan cermat dalam memilih , mengasah dan menjepit pahat
bubut.
Merawat pahat bubut dan berhati – hati dalam menggunakannya
agar tidak mudah rusak.
c. Penjepit dan penyetelan
Setelah mahasiswa mempelajari dan mengamati penjepitan benda kerja
dan langkah penyetelan dalam mesin bubut maka mahasiswa harus :
Mengetahui :
Prosedur pemasangan dan penjepitan benda kerja pada kepala tetap.
Prosedur pemasangan dan penyetelan : pahat, kepala lepas, spindle
bor, pahat pada tool pos.
Trampil :
Memasang dan menjepit benda kerja pada kepala tetap.
Memasang dan menyetel : pahat, kepala lepas, spindle bor, pahat
pada tool pos.
Bersikap :
Menyadari bahwa pemasangan dan penyetelan benda kerja pada
mesin bubut, perlu mengikuti cara-cara yang telah ditentukan agar
tidak terjadi kerusakan pada mesin bubut dan benda kerja yang akan
dibuat.
Yakin akan kemampuan sendiri untuk memasang dan menyetel benda
kerja atau penjepit pada mesin bubut.
Hati-hati dan cermat memasang benda kerja pada mesin bubut.
Merawat bagian-bagian mesin bubut dan kelengkapannya (jangan
sampai merusakkannya).
3

d. Alat Ukur
Setelah mahasiswa mempelajari dan mengamati alat ukur yang digunakan
pada mesin bubut maka mahasiswa harus :
Mengetahui :
jenis alat ukur yang digunakan pada proses pembubutan.
Cara menggunakan alat ukur dengan baik dan benar.
Cara mengukur benda kerja yang akan dikerjakan misalnya
pengukuran ulir luar dan bentuk-bentuk pengukuran ulir supaya hasil
benda kerja sesuai yang diinginkan.
Trampil :
Menggunakan alat-alat ukur luar atau dalam : mistar, jangka sorong
dan lain-lain.
Mengukur ulir dan bentuk-bentuk pengukur ulir.
Mengukur benda kerja sesuai dengan job yang telah diberikan.
Bersikap :
Menyadari bahwa alat-alat ukur untuk pekerjaan membubut harus
digunakan sesuai dengan kegunaannya.
Yakin akan kemampuan sendiri menggunakan alat pada mesin bubut
dengan tepat.
Menjaga dan merawat alat-alat ukur dengan baik ( menghargai alat
ukur).
e. Pengoperasian Mesin Bubut
Kesatuan ini merupakan bagian yang terpenting dari semua isi
makalah.Karena Semua pembahasan ditujukan untuk menghasilkan
kemampuan melakukan operasi ini. Oleh sebab itu setelah selesai
mempelajari dan mempraktekkan setiap langkah dalam pengoperasian mesin
bubut mahasiswa harus ;
4

Mengetahui :
Prosedur persiapan dan pelaksanaan : membubut rata, menyenter
bor, mengebor, mengkartel, mengalur, membubut tirus, membubut
ulir.
Proses pengoperasian mesin bubut dengan baik dan benar sesuai
petunjuk yang di berikan.
Cara penggunaan perlengkapan mesin bubut dengan baik dan benar.
Trampil :
Dalam menyusun urutan pembubutan dari penyetelan pahat, benda
kerja, membubut rata, menyenter bor, mengebor, mengkartel,
mengalur, membubut tirus, membubut ulir.
Dalam mengoperasikan mesin bubut.
Dalam menggunakan perlengkapan mesin bubut.
Bersikap :
Menyadari bahwa sebelum melakukan pembubutan perlu disusun
urutan pelaksanaan pembubutan.
Yakin akan kemampuan sendiri untuk melakukan pembubutan
dengan tepat dan aman.
Hati-hati dan cermat dalam melaksanakan setiap operasi benda kerja
agar tidak terjadi kerusakan pada benda kerja dan mesin bubut yang
di gunakan.
C. Tujuan Praktek Pemesinan
Dalam praktek pemesinan kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan
pembubutan secara benar (dari penyetelan pahat, benda kerja, membubut rata,
menyenter bor, mengebor, mengkartel, mengalur, membubut tirus, membubut ulir )
dan mengikuti langkah-langkah instruktur dengan prinsip kehati-hatian dalam
menjaga alat maupun mesin bubut dari kerusakan akibat kecerobohan.
5

Mahasiswa juga diharapkan supaya menetahui tentang nama bagian-bagian
utama mesin bubut, susunan roda gigi pada kepala tetap dan pada kotak roda gigi,
susunan kepala lepas, eretan dan kelengkapannya, susunan roda gigi tukar atau
pengganti. Tetapi yang lebih utama mahasiswa mampu mengoperasikan mesin
bubut terutama untuk melakukakn pembubutan rata, muka, mengkartel, serta
membuat ulir sesuai langkah kerja yang telah diberikan oleh instruktur atau dosen
pengampu.
Tujuan praktek pemesinan adalah meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
mahasiswa khususnya dibidang pemesinan serta agar mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana proses produksi berlangsung sebagai bekal untuk masa depan.
6

BAB IIPEMBUATAN BENDA KERJA
A. Mesin dan Alat yang Digunakan
1. Mesin yang digunakanMesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja adalah mesin
bubut.
Gambar 1. Mesin bubut
7

Keterangan
1. handle untuk membalikkan
arah perputaran paksi utama
2. tuas untuk menggerakkan
paksi utama
3. poros potong bubut atau
sekrup hantar
4. chuck cakar tiga
5. handle untuk kunci mur
6. pemegang pahat
7. eretan atas
8. senter dalam kepala lepas
9. eretan melintang
10. alas mesin (landas eretan)
11. kepala lepas
12. roda tangan untuk
memindahkan kepala lepas
13. tuas untuk mengatur
jumlah perputaran poros
utama
14. tuas untuk poros utama
15. roda tangan untuk
memindahkan support
16. lemari kunci
17. tuas untuk menjalankan
catu awal lewat poros
utama
18. poros utama
Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak
utama berputar, tempat benda kerja di cekam dan berputar pada sumbunya,
sedangkan alat potong ( cutting tool ) bergerak memotong sepanjang benda
kerja, sehingga akan terbentuk geram. Mesin bubut merupakan mesin perkakas
serba guna.
2. Alat yang digunakan
a. Center
Center digunakan untuk mendukung benda kerja dilubang centernya
pada saat pembubutan. Ada dua jenis center yaitu center putar dan center
tetap.
8

Gambar 2a Center putar Gambar 2b Center tetap
b. bor Bor digunakan untuk mengebor ( membuat lubang baru ) berbentuk
silinder, juga untuk memperbesar / memperdalam lubang atau memperhalus
lubang silinder yang telah ada pada benda kerja.
Gambar 3.pemegang bor
Pemegang bor merupakan alat bantu untuk mencekam mata bor.
Pada saat memegang bor dengan pemegang bor, bor harus berputar dengan
benar, karena bor yang berputar dengan salah akan mudah patah. Untuk
mata bor yang mempunyai kepala bulat lurus digunakan pemegang bor
otomatis ( universal ), bila kunci diputar, maka mulutnya akan membuka atau
menjepit dengan sendirinya.
c. Pahat
Pahat digunakan untuk menggikis dan menghaluskan benda kerja.
9

Macam macam pahat :
pahat bubut luar
Pahat ini digunakan untuk menggikis, menghaluskan, dan pekerjaan
bidang rata.
pahat bubut dalam
Pahat ini digunakan untuk mengikis dan menghaluskan lubang bor.
gambar4. macam-macam pahat
d. Chuck cakar tiga ( three jaw chuck ) :dapat memusat sendiri (universal)Chuck digunakan untuk mencekam ( mengikatkan ) benda kerja pada
mesin bubut.
Gambar 5.chuck
e. KartelKartel digunakan untuk membuatalur-alur kecil pada benda kerja supaya
tidak licin apabila di pegang dengan tangan
10

Gambar 6. Kartel
f. Jangka SorongJangka sorong digunakan Untuk mengukur benda kerja agar sesuai
dengan job yang di berikan oleh instruktur atau dosen pengampu
Gambar 7. Jangka sorong
g. Sikat KawatSikat kawat digunakan untuk membersihkan beram-beram pada benda
kerja
Gambar8.Sikat Kawat
11

h. KunciKunci merupakan perlengkapan mesin bor yang berfungsi untuk
memasang dan melepas baut yang digunakan untuk mengunci pahat.
Gambar 9.Kunci
B. Gambar dan dimensi benda
a. Bahan dasarBahan dasar dari besi yang berbentuk silinder
Gambar 10.benda kerja silinder
b. Benda Jadi
12

1 2 3 4 5 6 7 8Gambar 11.dimensi benda kerja nyata
Keterangan :1. Tirus sebesar 8,5 0
2. Alur diantara kartel dan bubut rata.3. Kartel.4. Alur diantara ulir dengan kartel.5. Ulir kanan.6. Alur diantara ulir dengan ulir.7. Ulir kiri.8. champer 45˚.
C. Langkah pengerjaan
1. Pembubutan muka atau sisiPada pembubutan muka ini di kekendaki benda kerja di bubut muka
kanan kiri sampai ke ukuran160 dengan pengerjaan atau penjelasan sebagai
berikut:
a. Penyetelan
Menjepit benda kerja sedekat mungkin pada cakar chuck untuk
mencegah getaran benda kerja dan oleng pada benda kerja.
13

Menjepit pahat sedekat mngkin pada tool pos untuk mencegah
lenturan pahat.
Miringkan pahat kira-kira 60atau sesuai keperluan.
Mengunci eretan ke meja.
b. Pembubutan muka atau sisi
Setelah dilakukan penyetelan seperti di atas, maka selanjutnya
adalah:
Memundurkan geseran lintang sampai pahat bebas dari benda kerja.
Menggerakkan eretan atas 0,127 mm (0,005”) ke kiri atau kearah
benda kerja. Jalankan pendingin. Hidupkan mesin dan lakukan
pemakanan ke depan sampai ke senter benda kerja. Setelah sampai
ke senter benda kerja mundurkan Geseran lintang sampai pahat
bebas dari benda kerja, kemudian berikan pengisian eretan atas lagi
sebesar 0,127 mm (0,005”) dan ulangi proses tersebut berulang –
ulang sampai mendapat ukuran yang diinginkan.
Gambar 12. Hasil pembubutan muka
2. Mengebor senterPada pengerjaan pengeboran ini pada ujung senter kepala lepas diganti
dengan bor, untuk ke dalamannya disesuaikan saja yaitu sampai masuk
bornya atau kedalamannya kira – kira sampai masuk kepala center pada
lubang tersebut. Di peroleh penjelasan sebagai berikut:
a. Persiapan
Ratakan ujung batang benda kerja yang akan dibor.
Pasang cak bor pada sarung kepala lepas.
14

b. Memasang bor center pada chuck
Memilih ukuran bor senter yang cocok .
Pasang bor senter pada cak kepala lepas demngan penonjolan
seperlunya.
Kencangkan cak hati-hati dengan kunci yang betul.
c. Mengebor center benda kerja
Mengeser kepala lepas ke kedudukan bor senter rapat ke benda
kerja.
Menjepit kepala lepas pada kedudukan tersebut.
Menyetel putaran dan hidupkan spindel mesin.
Memajukan sorong kepala lepas sampai menyentuh titik bor senter
benda kerja.
Memberi pendinginpada pahat dan benda kerja.
Memajukan hati-hati bor senter ke permukaan benda kerja .
Mundurkan bor senter dan kepala lepas bila kedalaman telah dicapai.
Gambar 13.Hasil mengebor center benda kerja.
3. Membubut rataPada pembubutan ini semua bagian dari benda kerja yang akan dibubut
di ratakan sampai ukuran diameter23 hal ini dapat di jelaskan sebagi berikut:
a. Membubut bidang pertama
Memeriksa panjang benda kerja catat tebal atau diameter bahan
yang harus ditatal.
Menyetel benda kerja dengan peralaan jepit yang sesuai.
15

Mengadakan penatalan kasar sampai mendekati ukuran yang
sebenarnya atau ukuran akhirkemudian lanjutkan dengan penatalan
halus sampai selesai.
Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja.
Melepaskan benda kerja dari mesin.
b. Membubut bidang kedua
Memeriksa panjang benda kerja catat tebal atau diameter bahan
yang harus ditatal.
Menyetel kembali benda kerja ke mesin pada sisi yang lain.
Menyentuhkan pahat ke bidang kerja.
Menyetel kedalaman potong pada indeks eretan lintang.
Mengadakan penatalan kasar sampai mendekati ukuran yang
sebenarnya atau ukuran akhirkemudian lanjutkan dengan penatalan
halus sampai selesai jangan lupa memberi pendingin pada pahat dan
benda kerja.
lepaskan benda kerja dari mesin , periksa panjang benda kerja
Usahakan mengukur diameter benda kerja tanpa melepasnya.
4. Membubut AlurPada pembubuan alur ini harus melalui pembubutan rata terlebih dahulu,
dan setelah pembubutan rata selesai kemudian di bubut alur sampai ukuran
dimeter 21 dan dapat di jelaskan sebagai berikut :
a. Menyetel pahat
Memilih pahat kuku
Menyetel pahat setinggi senter dan siku ke diameter benda kerja
b. Menyetel kedudukan pahat
Gerakkan eretan lintang untuk menepatkan pahat mendekati kira-
kira 1/32” dari diameter benda kerja
Tekan mistar ke sisi pahat sejajar dengan benda kerja
menggerakkan eretan alas sepanjang tanda yang telah diberikan
pengukuran mistar ke ujung benda kerja
16

c. Menyetel kedalaman penatalan
Menyetel putaran dan hidupkan spindle
Mengggerakkan eretan melintang sampai menyentuh diameter
Memberi pendingin dan gerakan eretan melintang dengan kecepatan
pengisian tetap kedalaman yang di butuhkan pada indeks
memeriksa diameter alur dengan jangka sorong.
d. Memeriksa kedudukan alur
Memegang mistar memanjang benda kerja
Menempatkan ujung mistar ke tepi alur
Memeriksa skala mistar yang tepat pada ke dua ujung benda kerja
Menggerakkkan eretan alas untuk menyetel panjang jika di perlukan
e. Menatal Alur
Mengadakan penatalan kearah memanjang
memegang ujung mistar ringan ke tepi potongan pada puncak benda
kerja
Melepaskan pengisian bila panjang yang di butuhkan pada mistar
sudah cocok pada ujung alur
Menggerakkan pahat menjauhi ujung benda kerja
Menghentikan spindle dan memeriksa alur
Lakukan langkah tersebut berulang – ulang sampai mendapatkan
diameter yang diinginkan
Gambar 14.alur diantara kartel dan ulir
17

5. Membuat tirusPada bagian ini eretan paling atas di miringkan dulu sampai ukuran
8,50.maka supaya paham pelajari dulu pendahuluan sebelum masuk ke
langkah pengerjaan
Di bawah eretan atas terdapat skala busur. Apabila tanda garis 0
berhimpitan dengan 0 0 ,berarti poros eretan atas sejajar dengan meja
mesin.Untuk membubut tirus pendek, luar atau dalam maka eretan atas
dapat disetel sebesar derajad yang diinginkan terlebih dahulu melonggarkan
sekrup pengunci pada alas.
Setelah Eretan atas digeser ke sudut yang diinginkan maka sekrup harus
di kunci kembali pada kedudukannya.Pahat harus distel dengan sisi
potongnya tepat setinggi senter.Eretan harus di kunci kemeja dan pahat
harus bergerak menyilang benda kerja dengan menggunakan pengisian
tangan pada roda eretan atas.
Sudut ke tirusan
Tangen α =D-d
2L
Keterangan :
α : sudut ketirusan
D : diameter tirus terbesar
d : diameter tirus terkecil
L : panjang tirus
dalam perhitungannya
tan =23 - 20
2.10
= 8,50
Jadi ketirusannya 8,50
18

a. Langkah – langkah penggunaan pahat dalam pembubutan tirus i. Persiapan benda kerja
Menjepit benda kerja pada mesin, bagian yang di tirus harus
sedekat mungkin ke chack
Membubut selesai sampai panjang dan diameter tercapai
ii. Memilih bentuk pahat
untuk sudut-sudut standart 30 o , 45 o dan 60 obisaya sudah ada
pahat tersedia. Untuk sudut sembarang , pahat harus di bentuk
lebih dahulu.
Periksa bidang pahat apakah cukup panjang untuk membuat tirus
sampai selesai
iii. Menyetel pahat
Menyetel eretan atas siku.
Menyetel pahat setinggi senter dan tonjolan pahat sesuai yang
diinginkan.
Mengendorkan toolpos. Menyetel tepi penatalan ke sudut yang
dibutuhkan, mengunakan pengukur sudut atau protector, di
ukurkan dari cak permukan lain yag sesuai.
Kunci tool pos dan periksa kembali penyetelan.
iv. Membubut Tirus
Menghidupkan mesin pada kecepatan potong
Untuk menghasilkan tirus sampai diameter yang di perlukan :
Menyentuhkan sisi potong terluar pahat mengenai bidang
sudut benda kerja
Mengunci eretan atas
Menyetel eretan lintang pada indeks nol
memberi pendingin pada benda kerja dan pahat.
Mengadakan pengisian sampai diameter yang dibutuhkan
19

Untuk Menghasilkan tirus sampai panjang yang di butuhkan
Menyentuhkan sisi potong pahat mengenai sudut benda kerja
mengggunakan eretan atas
Mengunci eretan alas
Menyeteleretan ataspada indeks nol
memberi Pendingin pada pahat dan benda kerja.
Mengadakan pengisian ke panjang yang di perlukan
b. Membubut Tirus dengan eretan atas
Catatan : dengan cara ini dapat dibuat ujung yang runcing
i. Menyetel gerakan eretan atas sehingga cukup untuk di gunakan
sepanjang pembubutan tirus.
ii. menyetel sudut eretan atas
Mengendorkan skrup eretan atas
menyetel eretan atas sampai setengah sudut cakup tirus benda
kerja
menjepit kembali ertan atas dan periksa lai penyetelan
iii. Menyetel pahat
Setel pahat setinggi senter
catatan tidak akan dihasilkan tirus yang betul jika pahat distel di
atas atau di bawah senter.
Menempatkan pahat pada kedudukan kerja dan dengan
menggunakn retan atas. Menjamin panang penuh tirus dapat
dibubut tanpa halangan
keselamatan kerja:
Bila menyetel dalam kedudukan ini.Menjamin kebebasan
berputar sebelum di hidupkan. Menjaga tangan jauh dari chack,
bila eretan atas di pergunakan
20

iv. Membubut tirus
Menyetel eretan atas ke kedudukan paling belakang
Menempatkan eretan alas sampai panjang pahat terletak pada
bagian ujung yang akan di tirus
Kunci eretan alas pada ke dudukan ini
Menghidupkan mesin pada kecepatan potong yang normal
Menempatkan pahat untuk mengadakan sedikit penatalan
Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja
Mempergunakan eretan atas untuk mengadakan penatalan
Mengembalikan eretan atas kekedudukan belakang,adakan
penatalan sampai tirus tercapai kira-kira 2/3 dari panjang penuh
v. Memeriksa sudut tirus
Membuat garis kapur sepanjang tirus pada benda kerja
memegang pengukur tirus menyentuh bidang kerja dan putar
benda kerja kira-kira ¼ putaran
Perhatikan dimana garis kapur sudah tergeser. Bila sepanjang
garis tergeser berarti tirus salah
Apabila perlu, stel kembali eretanatas untuk memperbaiki
kesalahan. Adakan penatalan halus dan kemudian adakan
pemeriksaaan lagi
vi. Menempatkan pahat untuk penatalan akhir
Menempatkan panjang jng pahat sepanjang yang dibtuhkan dari
idang muka benda kerja
Mengunci eretan alas
Menyetel eretan lintang sampai pahat menjepit ringan bilah ukur
pada benda kerja
Melepaskan bilah ukur
Indeks pahat setebal bilah ukur
Menyetel eretan lintang ke titik nol
21

memundurkan pahat menjauh benda kerja menggunakan eretan
lintang
mengembalikan eretan atas ke kedudukan paling belakang
Mengindeks kembalieretan lintang ke kedudukan nol
adakan penatalan akhir.
tirus 8,5 0
Gambar 15.tirus
6. Membuat champer (450) Pada pembubutan champer 45 ini mudah ,mirip dengan pemubutan tirus
8,5 diatas dengan hanya memiringkan eretan atas pada sudut ke 45 derajad
a. Menggunakan Bentuk pahat
Persiapan benda kerja
Menjepit benda kerja pada mesin, bagian yang di champer harus
sedekat mungkin ke chack agar supaya benda kerja tidak oleng.
Membubut benda kerja sampai panjang dan diameter atau sudut
yang ditentukan
Memilih bentuk pahat
untuk sudut-sudut standart 30 o , 45 o dan 60 obisaya sudah ada
pahat tersedia. Untuk sudut sembarang, pahat harus di bentuk
lebih dahulu
Periksa bidang pahat apakah cukup panjang untuk membuat
champer sampai selesai
Menyetel pahat
Menyetel eretan atas siku
22

Menyetel pahat setinggi senter dan tonjolan pahat sependek
mungkin
Mengendorkan toolpos. Menyetel tepi penatalan ke sudut yang
dibutuhkan, mengunakan pengukur sudut atau protector, di
ukurkan dari chack permukan lain yag sesuai
Kunci tool pos dan periksa kembali penyetelan
Membubut champer
Menghidupkan mesin pada kecepatan potong
Untuk menghasilkan champer sampai diameter dan sudut yang di
perlukan :
o Menyentuhkan sisi potong terluar pahat mengenai bidang
sudut benda kerja
o Mengunci eretan atas
o Menyetel eretan lintang pada indeks nol
o memberi pendingin pada pahat dan benda kerja.
o Mengadakan pengisian sampai diameter yang dibutuhkan
Untuk Menghasilkan champer sampai panjang yang di butuhkan
o Menyentuhkan sisi potong pahat mengenai sudut benda
kerja mengggunakan eretan atas
o Mengunci eretan alas
o Menyeteleretan ataspada indeks nol
o Member Pendingin pada pahat dan benda kerja
o Mengadakan pengisian ke panjang yang di perlukan
b. Membubut champer dengan eretan atas
Catatan : dengan cara ini dapat dibuat ujung yang runcing
Menyetel gerakan eretan atas sehingga cukup untuk di gunakan
sepanjang pembubutan champer.
Menyetel sudut eretan atas
23

Mengendorkan skrup eretan atas
menyetel eretan atas sampai setengah sudut cakup tirus benda
kerja
menjepit kembali ertan atas dan periksa lai penyetelan
menyetel pahat
Setel pahat setinggi senter
catatan tidak akan dihasilkan champer yang betul jika pahat distel
di atas atau di bawah senter
Menempatkan pahat pada kedudukan kerja dan dengan
menggunakn retan atas. Menjamin panang penuh tirus dapat
dibubut tanpa halanga
keselamatan kerja:
Bila menyetel dalam kedudukan ini.Menjamin kebebasan
berputar sebelum di hidupkan. Menjaga tangan jauh dari chack
bila eretan atas di pergunakan
membubut Champer
Menyetel eretan atas ke kedudukan palin belakang
Menempatkan eretan alas sampai panjang pahat terletak pada
bagian ujung yang akan di chemper
Kunci eretan alas pada ke dudukan ini
Menghidupkan mesin pada kecepatan potong yang normal
Menempatkan pahat untuk mengadakan sedikit penatalan
Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja
Mempergunakan eretan atas untuk mengadakan penatalan
Mengembalikan eretan atas kekeduduka belakang,adakan
penatalan sampai champer tercapai kira-kira 2/3 dari panjang
penuh
Memeriksa sudut champer
Membuat garis kapur sepanjang champer benda kerja
24

memegang pengukur tirus menyentuh bidang kerja dan putar
benda kerja kira-kira ¼ putaran
Perhatikan dimana garis kapur sudah tergeser. Bila sepanjang
garis tergeser berarti champer salah
Apabila perlu stel kembali eretanatas untuk memperbaiki
kesalahan. Adakan penatalan halus dan kemudian adakan
pemeriksaaan lagi
Menempatkan pahat untuk penatalan akhir.
Menempatkan panjang pahat sepanjang yang dibutuhkan dari
bidang muka benda kerja
Mengunci eretan alas
Menyetel eretan lintang sampai pahat menjepit ringan bilah ukur
pada benda kerja
Melepaskan bilah ukur
Indeks pahat setebal bilah ukur
Menyetel eretan lintang ke titik nol
memundurkan pahat menjauh benda kerja menggunakan eretan
lintang
mengembalikan eretan atas ke kedudukan paling belakang
Mengindeks kembalieretan lintang ke kedudukan nol
adakan penatalan akhir.
gambar16. Champer450
7. Mengkartela. Menyetel benda kerja
Menyetel benda kerja benda kerja dengan panjang minimum menojol
dari cak
25

Benda kerja yang panjang harus di dukung dengan senter kepala
lepasatau pendukung. catatan penyetelan harus sekaku mungkin
Bubut diameter yang akan dikartel kira-kira 0,010”lebih rendah dari
ukuran akhir yang dibutuhkan
b. Menyetel kartel
Memeriksa secara visual kartel bebas dari kotoran, bersihkan dengan
sikat jika perlu
Menyetel kartel setinggi senter
Menyetel secara visual kartel pada sudut kelonggaran untuk memberi
pengarahan
Mengencangkan karel perlahan-lahan pada tool pos
c. Mengkartel
Menyetel putaran rendah untuk mendapatkan hasil yang baik
Menghidupkan spindle mesin dan memberikan minyak ke kartel dan
benda kerja yang akan di kartel
Menggerakkan kartel ke benda kerja menggunakan tekanan sampai
terbentuk cetakan seperti intan
Mengadakan pengisian memanjang sampai diperoleh panjang yang
dibutuhkan tercapai
gambar 17. Hasil Kartel
8. Mengulir kanan dan kiriPada prinsipnya membuat ulir kiri maupun kanan sama dalam
pesiapannya hanya saja yang berbeda adalah bahwa ulir kiri itu penatalannya
26

dari kiri ke kanan sedangkan untuk ulir kanan penatalannya dari kanan kekiri.
Dalam ulir kiri maupun kanan dapat di lakukan sebagai berikut:
a. Persiapan
Membubut benda kerja sampai diameter luar
Menalur pada batas kiri ulir sedalam ulir dengan lebar kira-kira dua
kisar
b. Menyetel mesin untuk mengulir
Menyetel tuas-tuas pada kedudukan yang di perlukan sesuai dengan
table
Menentukan pada tuas mana ulir dapat di hubungkan
c. Menyetel pahat
Memeriksa bentuk pahat dengan mal pengukur yaitu bersudut 600
Menyetel eretan atas sejajar ke meja mesin dan di jepit
Menyetel pahat setinggi senter dan kencangkan dengan ringan
Menyetel ujung pahat tegak lurus sejajar ke garis sumbu benda kerja
dengan menggunakan mal pengukur yang dirapatkan ke bidang
bidang kerja. Mengetok pahat jika di perlukan dan memeriksa
kembali
d. Menempatkan pahat untuk penatalan pertama
Mengadakan sedikit pemunduran pada eretan atas dengan memutar
roda tangan dengan arah ke kiri
Menyetel indeks eretan atas pada nol
Menyetel mesin untuk putaran rendah
Mengadakan kecepatan pengisian rendah sampai menyentuh
diameter yang di ulir
Setuhan itu di tunjukkn oleh garis lingkaran halus
Menyetel indeks eretan lintang pada nol
e. Menatal percobaan
27

Menggerakkan eretan alas sampai pahat berada kira-kira 1/4” dari
ujung benda kerja
menyetelkembali eretan lintang ke indeks nol
Mengadakan penatalan 0,003”denga melihat pada indeks
Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja
Memberikan penekanan ringan ke tuas penngulir ke tuas pengulir
tepat pada kedudukanyang ditunjukkan garis dial penguliran
Catatan :Jamin bahwa tuas berhubungan penuh ke ulir pengantar
Melepaskan tuas pengulir ketika ujung pahat terlihat masuk ke
ulirpengantar
Memundurkan pahat dari benda kerja
Penatalan dan memundurkan pahat pada pembuatan ulir dilakukan
secara otomatis
f. Menatal ulir
mengembalikan pahat ke ujung benda kerja
indeks kembali eretan lintang untuk memperoleh penatalan 0,003”
indeks eretan atas ke muka 0,001
Catatan :menggerakkan ini menghindari tekanan pada tepi kanan
pahat. Setiap tiga kali jalan eretan lintang., lakukan pergeseran atas
sebesar 0,001”.
Menghubungkan tuas pengulir tepat pada penunjukan dial pengulir
Melepaskan tuas ketika mencapai alur batas
Memundurkan pahat dari benda kerja
engulangi operasi ini sampai kedalaman 0,005” mencapai kedalaman
penuh.
Penatalan dilakukan secara otomatis.
g. Memeriksa ulir
28

Memeriksa untuk pengepasan menggunakan mal ulir atau
komponen yang memakai ulir
Keselamatan : Benda kerja harus diam ketika di periksa
h. Mengulir akhir sampai selesai
Mengadakan penatalan halus
memeriksa untuk pengepasan sesudah tiap sekali jalan sampai ukuran
dicapai
pada penyetelan kedalaman , indeks eretan atas dimundurkan sampai
ke dua sisi pahat memotong secara bersamaan
Memeriksa ulir
Meneruskan penatalan ulir sampai ukuran pas tercapai
catatan :untuk ulir kiri, putaran ulir pengantar di balik agar eretan alas
berpindah dari kiri ke kanan. Juga penatalan di mulai dari kiri ke
kanan. Pada ujung kiri perlu di buat alur. Hal ini juga berlaku untuk
ulir kanan
Gambar 18.Ulir kanan gambar 19. Ulir kiri
29

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas saya sebagai penulis menyimpulkan bahwa sebagai
mahasiswa pendidikan teknik mesin harus mampu mengoperasikan mesin perkakas
terutama melakukan pembubutan secarabaikdan benar dengan mematuhi aturan
k3 (keselamatan kerja). Diantaranya pembuutan tersebt meliputi : Mengebor senter,
Membubut rata, Membubut alur, Membubut tirus, Membubut champer (450),
Mengkartel, mengulir kiri dan kanan. Selain mampu membubut juga dituntut untuk
aktif dan kreatif dalam mengunakan alat-alat ukur maupun menggunakan
kelengkapan mesin bubut.
Dalam setiap proses pemubutan mahasiswa juga diharapkan paham bahwa
setiap proses pembubutan itu timbul asap atau panas karena terjadi gesekan.
Sehingga membutuhkan pendinginan supaya menjaga ke awetan dari pahat.
Jika ketika ragu-ragu ketika akan membubut dari pada salah maka di wajibkan
untuk bertanya dari mahasiswa sebaya yang dari smk atau bertannya pada
instruktur sebab jika tidak begitu, jika ada kesalahan akan berakibat fatal atau tidak
bisa di kembalikan maka kehati-hatian di perlukan.
Ketika membubut ada baiknya berhati-hati terhadap beram-beram yang
terlempar karena biasanya beram-beramnya dapat masuk ke mata atau mengenai
badan yang mengakibatkan luka bakar. Karena beran-beramnya sangat panas
Dari pelaksanaan praktek pemesinan yang telah dilakukan, maka penulis
mempunyai beberapa kesimpulan yakni:
30

a. Praktek pemesinan menumbuhkan sikap tanggung jawab, disiplin, dan mandiri
pada setiap mahasiswa.
b. Praktek pemesinan mampu membekali mahasiswa Pendidikan Tehnik Mesin
memasuki calon pendidik yang terampil.
B. SARAN
Semoga karya ini bermanfaat bagi adik-adik tingkat atau dapat memenuhi tugas
dalam praktek pemesinan.Jika ada saran –saran yang mendukung karya tulis ini kami
menunggunya demi tersempurnanya makalah yang telah saya buat.
Setelah melakukan praktek pemesinan penulis ingin memberikan saran yang baik
kepada mahasiswa. Semoga saran ini dapat memberi manfaat yang baik dalam
peningkatan mutu.
1. Saran untuk mahasiswa
a. Hendaknya lebih ditingkatkan tanggung jawab disiplin dan kemandirian
dalam melakukan praktek pemesinan.
b. Hendaknya dalam melaksanakan praktek pemesinan harus mengikuti
langkah – langkah yang telah di berikan oleh instruktur atau dosen
pengampu agar hasil yang dicapai sesuai job sheet yang telah diberikan.
31

DAFTAR PUSTAKA
1. Subakty.B.M dan Kasman Barus. 1983. Membubut. Jakarta : CV. Genap Jaya Baru
2. Laporan observasi teori pemesinan smester III
32